i

SKRIPSI
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA
PT GIANT Tbk MAKASSAR

ST.AMINAH
105730489514





Program Studi Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2018

ii

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PERSDIAAN
BARANG DAGANG PADA PT GIANT Tbk MAKASSAR

SKRIPSI

ST. AMINAH
105730489514



Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Strata 1
Akuntansi



JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk orang tua ku tercinta terutama untuk
ayahandaku yang telah mendahuluiku menghadap sang ilahi, serta
kepada kakak kakaku yang telah banyak membantu, berkorban dan
mendoakan kesukesaanku


MOTTO HIDUP
Siapa saja yang mewakilkan urusannya kepada Allah maka dia akan
mencukupkan semua kebutuhan kita, karena barang siapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya dia akan membukakan jalan keluar baginya
(Q.S At-Talaq :2)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga , sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi “Analisis Sistem Pengendalian Internal
Persediaan Barang Dagang pada PT Giant Tbk Makassar “
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pembimbing yakni
Dr. H.Mahmud Nuhung, MA, selaku pembimbing I dan Ibu Muchriana
Muchran,SE.,Msi.AK.CA, selaku pembimbing II, yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga skripsi selesai dengan baik.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapkan terima kasih
kepada Ayahanda yang telah mendahuluiku menghadap sang pencipta Alm.
Abu dan ibunda yang tercinta Saerang, yang senantiasa memberi harapan,
semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-
saudara ku yang tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan
semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

viii

pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan
penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepaad
penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis meyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat
kepada :
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Isamil Badollahi,SE.,M.Si,AK. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah
5. Segenap Staf Dan Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2014 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
7. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulis Skripsi ini.

ix

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan arahan, dan
kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii sabilil Haq, Fastabiqul khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar ,.......2018

St.Aminah

x

ABSTRAK
St. Aminah, Tahun 2018 Analisis sietem pengendalian Internal Persediaan
Barang Dagang Pada PT. Giant Tbk Makassar, Skripsi Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing
oleh pembimbing I H. Mahmud Nuhung, dan Pembimbing II Muchriana Muchran.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai keefektifitas pengendalian internal
persediaan barang dagang PT Giant Tbk Makassar. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Data yang diolah adalah hasil wawancara dan obserfasi langsung pada
PT Giant Tbk Makasassar. Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Menganalisis komponen-komponen sistem pengendalia n internal
persediaan perusaahaan, sudah sesuai dengan tepri yang ada, kemudian
menarik kesimpulan dan uraian dari penjelasan yang telah dilakukan. PT Giant
Tbk Makassar dapat disimpulkan bahwa Pengendalian Internal persediaan
barang dagang sudah efektif karena telah memenuhi Komponen –komponen
pengendalian dari COSO(commite of sponsoring organisation).
Kata Kunci : Pengendalian Internal, Komponen Coso

xi

ABSTRACT
St. Aminah. Year 2018 Analysis of Internal Control system of supplies
Merchandise At PT. Giant Tbk Makassar, the Thesis Accounting Study Program
Faculty of Economics and Business University Muhammadiyah Makassar.
Guided by consultant I H. Mahmud Nuhung MA and consultant II Muchriana
Muchran.
This research is aims to assess the effectiveness of internal control of
supplies merchandise of PT Giant.tbk Makassar. The type of this research is
used A case study with qualitative descriptive approach. The Data is processed
from the result of interview and direct observation at PT Giant Tbk Makassar.
Analysis Techniques used in this study is to analyze the components of the
company's internal inventory control system, it is already accordance with the
existing theory, and then make it conclusion, descriptions and explanations that
have been done. PT Giant Tbk Makassar can be concluded that the internal
control of supplies merchandise has been effective because it has been fullfilled
the control components of the COSO (committee of sponsoring organization)
Keywords: internal Control, COSO

xii

DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
ABSTRAK BAHASA INDONESIA .............................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
A. Landasan Teori ........................................................................... 5
1. Pengendalian ......................................................................... 5
2. Komponen pengendelian internal COSO................................ 9
3. Persediaan ........................................................................... 16
4. Efektivitas ............................................................................. 24
B. Tinjauan Empiris ....................................................................... 25
C. Kerangka Pikir .......................................................................... 28
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ......................................................... 29
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 29
B. Fokus Penelitian ..................................................................... 29
C. Pemilihan Lokasi dan Situs penelitianl .................................... 29
D. Sumber Data .......................................................................... 29
E. Pengumpulan Data ................................................................. 30
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 31

xiii

G. Teknik Analisis ....................................................................... 32
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ................................. 35
A. Sejarah berdirinya PT Giant Tbk Makassar............................... 35
B. Struktur Organisasi ................................................................... 39
C. Uraian tugas dan tanggung jawab ............................................ 40
D. Visi dan Misi ............................................................................. 43
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA N
E. Hasil penelitian ........................................................................ 43
F. Pembahasan ............................................................................ 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 64
A. Kesimpulan ............................................................................... 64
B. saran ......................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 66
DAFTAR LAMPIRAN

xiv

DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 1 Kerangka Pikir .............................................. 29
Gambar 2 Struktur Organisasi PT. Giant Tbk ............. 39
Gambar 3.1 Flowcahrt Bagian Gudang ........................... 55
Gambar 3 .2 Flowchart Bagian pembeliaan .................... 57
Gambar 3.3 Flowchart Bagian penerimaan ..................... 59
Gambar 3.3 Flowcahart Bagian Keunagan ...................... 59
Gambar 3,4 Flowchart bagian kartu persediaan ........... 61
Gambar 3.5 Flowchart Bagian penjualan ........................ 62

xv

DAFTAR LAMPIRAN
1. Pertanyaan Wawancara
2. Surat keterangan penelitian

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak perusahaan di Indonesia yang mengalami kebangkrutan
akibat tidak terkendalinya suatu persediaan barang dagang, dengan demikian
harus adanya pengendalian yang lebih lanjut guna untuk menghindari bahwa
suatu saat perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
pasar, karena setiap perusahaan pasti bertujuan untuk menghasilkan laba
optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan
serta mengembangkan usahanya ketingkat yang lebih tinggi dan mampu
bersaing dalam pasar global.
Persaingan yang ketat dengan maraknya bisnis online dan adanya
pasar bebas ASEAN mengharuskan perusahaan untuk mengelolah semua
sumber daya yang dimiliki seoptimal mungkin supaya perusahaan dapat
menghasilkan dan menawarkan produk yang dibutuhkan dan diinginkan
konsumen dengan kualitas tinggi dan harga yang memadai, dalam hal ini
perusahaan harus kreatif dan inovatif guna menghadapi persaingan dunia
bisnis yang dari waktu ke waktu kian kompetitif.
Persediaan barang dagang merupakan salah satu sumber daya
penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dagang. Karena disamping
merupakan asset yang paling besar aktiva lancar lainnya dalam neraca
perusahaan, juga sebagai sumber utama pendapatan perusahaan.
Persediaan pada perusahaan umumnya terdiri dari beraneka ragam jenis
barang dengan jumlah yang relative banyak.

2

Persediaan sangat rentan terhadap kerusakan maupun pencurian.
Pengendalian intern juga bertujuan melindungi harta perusahaan dan juga
agar informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya, pengendalian
barang dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan untuk
mencegah teradinya kerusakan, pencurian, maupun tindakan penyimpangan
lainnya.
PT Giant Tbk Makassar, yang beralamat di jalan Sultan Alauddin
Makassar merupakan salah satu bentuk bisnis yang turut memberikan
sumbangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, karena pasar swalayan
ini menjual berbagai macam barang dari berbagai merek, bentuk, harga dan
sifatnya yang berbeda-beda, sehingga rentan terhadap kerusakan,
keusangan, kelebihan maupun kekurangan persediaan, maka perusahaan
harus mempunyai satu sistem persediaan yang efektif. Aktivitas pengelolaan
persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan persediaan secara
wajar mulai dari pengadaan, penyimpangan, sampai pengeluarannya.
Persediaan harus ada pada waktu yang diperlukan, dengan kuantitas dan
kwalitas yang memadai, pada tempat yang tepat dan harga yang wajar.
Pengabaian salah satu tanggung jawab yang menyangkut persediaan akan
membawa dampak negatife bagi kelancaran usaha operasi perusahaan.
Pengendalian internal yang baik dan teratur dalam mengelola
persediaan barang dagang, akan membantu pimpinan perusahaan
memperoleh laporan-laporan yang bermanfaat untuk meningkatkan efektifitas
perusahaan, juga membantu dalam mengambil kebijakan keputusan maupun
pertanggung jawaban dalam memimpin perusahaan. Pengendaliaan internal
atas persediaan barang dagang dapat menciptakan aktivitas pengendalian

3

terhadap perusahaan yang efektif dalam menentukan jumlah persediaan
optimal yang dimiliki perusaahan. Mencegah berbagai tindakan yang dapat
merugikan perusahaan, serta memberikan pengamanan fis ik terhadap
persediaan.
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dilihat betapa pentinggnya
pengendaliaan internal persediaan barang dagang dalam usaha
melancarkan operasi perusahaan. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk
mengadakan penelitian guna memperoleh gambarang tentang Analisis
sistem pengendalian internal barang dagang dengan mengangkat judul
yaitu:
"ANALISIS SISTEM PENGEND ALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG
DAGANG PADA PT. GIANT Tbk MAKASSAR”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian
ini adalah apakah sistem pengendalian internal persediaan barang dagang
pada PT. Giant Tbk Makassar sudah efektf.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal persediaan
barang dagang pada PT. Giant Tbk Makassar sudah efektif.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan penulis terhadap masalh yang diteliti dan
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu akuntansi.

4

2. Manfaat Praktis
Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan bagi:
a. Penulis
Diharapkan mampu memberikan pemahaman lebih mendalam tentang
akuntansi pertanggungjawaban pusat laba sebagai alat perencanaan
investasi.
b. Pembaca
Diharapkan penelitan ini dapat dijadikan sumber informasi dan referensi
bagi penelitian selanjutnya.
c. Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bermanfaat bagi
PT. Giant Tbk Makassar dalam mengendalikan persediaan internal
barang dagang.

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LandasanTeori
1. Pengendalian
1.1 Pengertian Pengendalian
Menurut Krismiaji (2015; 220), pengendalalian (control) adalah
proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas sebuah obyek,
organisasi, atau sistem.
Menurut Garrison, et al, (2000; 5) pengendalian (control) meliputi
langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk memperbesar
kemungkinan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahap
perencanaan, dan juga untuk memastikan bahwa seluruh bagian
organisasi berfungsi sesuai tujuan organisasi.

1.2 Pengertian sistem pengendalin intern
Pengertian sistem pengendalian intern, dibakukan oleh the
American institute of certified public accountns (AICPA), sebuah
organisasi profesi akuntansi yang cukup kuat di Amerika serikat.
Pengertian sistem pengendalian internal:
“Rencana organisasi dan semua ukuran dan metode terkordinasi
yang diterapkan dalam suatu perusahaan untuk melindungi aktiva,
menjaga keakurasian dan keterpercayaan data akuntansi, meningkatkan
efisiensi dan meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen.”

6

Apabila dilihat bagian-bagian penting dari definisi diatas ada
beberapa komponen yang harus benar-benar dipahami oleh perancang
sistem diantaranya adalah:
a. Rencana organisasi berarti pengendalian harus direncanakan dan
dirancang dengan sengaja oleh manajemen perusahaan. Rencana ini
meliputi struktur organisasi yang baik, penyelenggaraan system
informasi yang baik dan tersedianya system pengawasan yang baik.
b. Ukuran dan metode terkordinasi untuk melsakukan pengawasan,
perusahaan harus menerapkan ukuran yang objektif dan mudah diukur
oleh siapa saja. Sebagai contoh dalam suatu proses produksi, ada
beberapa bahan yang terbuang percuma.
c. Untuk melindungi aktiva (dan seterusnya ), merupakan tujuan yang
hendak dicapai dengan diterapkannnya system pengendalian intern.
Empat tujuan tersebut sudah disebut secara tegas, sehigga manajemen
perusahaan harus merancang system yang dapat mencapai keempat
tujuan tersebut
Mulyadi (2008:163), menyatakan sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode, ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen”.
Romney (2015:226), Pengendalian internal adalah proses yang
dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan
pengendalian berikut telah di capai.

7

a. Mengamankan ass et mencegah atau mendeteksi perolehan,
penggunaan, atau penempatan yang tidak sah
b. Mengolah catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan asset
perusahaan secara akurat dan wajar.
c. Memberikan informasi yang akurat dan realibel
d. Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan
e. Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional
Menurut Hery (2008:156), pengendalian internal adalah seperangkat
kebijakan dan prosedur untuk melindungi aktiva atau kekekayaan
perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan,menjamin
tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan
bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/ undang-undang serta kebijakan
manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaiman mestinya oleh
seluruh karyawan perusahaan.
Adapun konsep-konsep yang ditekankan oleh Hery (2008:156) pada
pengendalian intern yaitu:
a. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan
tertentu. Pengendalian intern sendiri bukan merupakan suatu rangkaian
tindakan yang bersifat pervasive dan menjadikan bagian yang tidak
terpisahkan, bukan hanya sebagian tambahan dari infrastruktur entitas.
b. Pengendalian intern dilakukan oleh manusia, pengedalian intern bukan
hanya terdiri dari pedoman kebijaksanaan dan formulir, namun
dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi serta orang-orang
yang berperang didalamnya.

8

c. Pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan perusahaan.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan bawahan yang melekat kedalam
semua system pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan
pengorbanan dalam tujuan pencapain pengendalian.
d. Pengendalian intern disesuaikan dengan pencapaian tujuan dalam
pelaporan kategori keuangan, kepatuhan dan operasi yang saling
melengkapi.
penerapan sistem pengendalian internal secara ketat maka
diharapkan bahwa seluruh kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan
dengan baik menuju tercapainya maksimaslisai profit. Bahkan tidak hanya
dari segi operasional saja yang berjalan dengan tertib dan baik sesuai
prosedur, akan tetapi dari segi finansial perusahaan juga dapat lebih
termonitor dengan baik. Pada dasarnya, factor efisiensi dan efektivitas
unit/perusahaan merupakan dua hal yang juga merupakan sasaran dari
diterapkan pengendalian internal, maka kemungkinan besar (hamper dapat
dipastikan ) akan timbul yang namanya efisiensi (pemborosan sumber daya),
yang pada akhirnya tentu saja hal ini hanya membebani tingkat profabilitas
(keuntungan perusahaan).

1.3 Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan pengendalian intern adalah menjamin perusahaan/organisasi/entitas
agar:
a. Aktiva yang dimiliki oleh perusahaan telah diamankan sebagaimana
dan hanya digunakan untuk kepentingan perusahaan semata, bukan
untuk kepentingan individu (perorangan) oknum karyawan tertentu.

9

Dengan demikian, pengendalian internal diterapkan agar supaya
seluruh aktiva perusahaan dapat terlindungi dengan baik dari tindakan
penyelewengan, pencurian, dan penyalahgunaan yang tidak sesuai
dengan wewenangnya dan kepentingan perusahaan.
b. Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan dapat
diandalkan ini dilakukan dengan cara memperkecil resiko baik atas
salah saji laporan keuangan yang disengaja (kecurangan) maupun
yang tidak disengaja (kelalaian).
c. Karyawan taat hukum dan peraturan
Salah satu hal yang paling sering ada d lam pengendalian internal
adalah kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Kecurangan
karyawan ini adalah tindkan yang disengaja dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan pribadi.

1.4 Komponen pengendalian Internal Menurut COSO
The Commite of sponsoring Organisation mengidentifikasi sistem
pengendalian Internal yang efektif meliputi lima komponen yang saling
berhubungan untuk mendukung pencapaian tujuan entitas, yaitu
1. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
Merupakan pondasi dan komponen lainnya dan meliputi beberapa
faktor diantaranya :
a. Integritas dan Etika
b. Komitmen untuk meningkatkan kompetensi
c. Dewan komisaris dan komite audit
d. Filosofi manajemen dan jenis operasi
e. Kebijkakan dan praktek sumber daya manusia

10

COSO menyediakan pedoman untuk mengevaluasi tiap faktor tersebut
diatas. Misal filosofi manajemen dan jenis operasi dapat dinilai dengan
cara menguji sifat dari penerimaan risiko bisnis, frekuensi interaksi dari
tiap subordinat , dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan.
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Terdiri dari identifikasi resiko dan analisis resiko. Identifikasi resiko
meliputi pengujian terhadap faktor-faktor eksternal seperti
perkembangan teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi. Faktor
internal diantaranya kompetensi karyawan sifat dari aktivitas bisnis,
dan karakteristik pengelolaan sistem informasi. Sedangkan analisis
Risiko meliputimengestimasi signifikansi resiko, menilai kemungkinan
terjadinya risiko, dan bagaimana mengolah risiko.
3. Aktivitas pengendalian (Control Aktivities)
Terdiri dari kebijakan dan prosedur yang menjamin karyawan
melaksanakan arahan manajemen. Aktivitas pengendalian meliputi
review terhadap sistem pengendalian, pemisahan tugas dan
pengendalian terhadap sistem informasi. Pengendalian terhadap
sistem informasi meliputi dua cara
a. General controls, merupakan control terhadap akses, perangkat
lunak, dan system development.
b. Appplication Ciontrols, mencakup pencegahan dan deteksi
tranksaksi yang tidak terotorisasi. Berfungsi untuk menjamin
kelengkapan, akurasi, otorisasi and validasi dari proses tranksaksi

11

4. Informasi dan komunikasi
COSO menyatakan perlunya untuk mengakses informasi dari dalam
dan luar, mengembangkan strategi yang potensial dan system
sterintegritas, serta perlunya data yang berkualitas. Sedangkan diskusi
mengenai komunikasi berfokus kepada menyampaikan permasalahan
pengendalian internal, dan mengumpulkan informasi pesaing
5. Pengawasan (Monitoring)
Karena pengendalian internal harus dilakukan sepanjang waktu, maka
COSO menyatakan perlunya manajemen untuk terus melakukan
pengawasan terhadap keseluruhan sistem pengendalian internal
melalui aktivitas yang berkelanjutan dan melalui evaluasi yang
ditunjukkan terhadap aktivitas atau area khusus

1.5 Unsur pokok sistem pengendalian
Menurut Mulyadi (2008:166), sistem pengendalia memiliki unsur-unsur
pokok sebagai berikut:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
Tanggung jawab fungsional ini dipisahkan berdasarkan prinsip-prinsip
berikut:
a. Adanya pemisahan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi. Fungsi operasi merupakan fungsi yang
mempunyai wewenag untuk melaksanakan suatu kegiatan misalnya
pembelian, sedangan fungsi penyimpanan merupakan fungsi yang
memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan.

12

b. Suatu fungsi yang tidak boleh diberi sebuah tanggung jawab penuh
untuk melaksanakan semua tahap suatu traksaksi.
Empat hal yang harus diperhatikan dalam pemisahan tanggung jawab
yaitu:
a. Bagian penyimpanan aktiva harus dipisahkan dari bagian akuntansi
b. Bagian yang melakukan otorisasi harus dipisahkan dengan bagian
yang menyimpan
c. Adanya pemisahan fungsi operasi dan pencatatan
d. Pemisahan dalam bagian pencatatan akuntansi yang cukup terhadap
kekayaan, utang, pendapatan dan biaya
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya.
Dalam suatu organisasi setiap tranksaksi hanya terjadi atas
otorisasi dari pejabat yang berwewenag untuk menyetujui terjadinya
tranksaski tersebut. Oleh karena itu dalam suatu organisai perlu dibuat
sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya setiap tranksaksi. Sistem otorisasi diharapkan
dapatmenjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat
dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi
proses akuntansi. Prosedur pencatatn yang baik akan menghasilkan
informasi yang telitidan dapt dipercaya mengenai kekayaan, utang,
pendapatan, dan biaya suatau organisasi.
3. Praktik yang sehat dalam melakasanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.

13

Praktik yang sehat sering diartikan sebagai pelaksana aturan-aturan yang
telah ditentukan dalam lingkungan perusahaan. Praktik yang sehat juga
dapat diartikan sebagai alat untuk menerapkan suatu rencana yaitu suatu
hal yang harus dilaksanakan agar rencana yang telah dibuat dapat
dicapai. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang
dan prosedur pencatatn yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana
dengan baik jika tdak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang
sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara perusahaan dalam
mencapai praktik yang sehat antara lain:
a. Penggunaan formulir urut tercetak yang pemakaiannnya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwewenang
b. Pemeriksaan mendadak (surpised audit). Pemeriksaan mendadak
dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang
akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur
c. Setiap tranksaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh suatu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur dari
orang atau organisasi lain.
d. Perputaran jabatan (job rotation)
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak
f. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur pengedalian internal yang lain.
g. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik antara kekayaan dan
catatan.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

14

Unsur karyawan yang sesuai dengan mutunya sesuai dengan tanggung
jawabnya memegang peranan penting sebab pelaksana dari sistem
pengendalian internal ini nantinya dalah karyawan, jadi jika perusahaan
memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur penegendalian yang
lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum perusahaan tetap
mampu menghasilkan pertanggungjawabn keuangan yang andal. Suatu
sistem dikatakan baik apabila sistem yang ada itu memadai dan didukung
manusia yang menjalnakan sistem tersebut. Karena itu dalam penarikan
tenaga kerja harus diarahkan agar mendapat calon pegawai yang
memadai yaitu melalui prosedur pengujian yang ketat. Pendidikan dan
latihan yang cukup serta pengukuran prestasi agar tanggungjawab yang
diberikan.

1.6 Prinsip-prinsip pengendalian internal
Ada tiga prinsip pengendalian internal yaitu:
a. Penetapan Tanggung jawab
Karakteristik yang paling penting dalam pengendalian internal adalah
penetapan tanggung jawab ke masing-masing karyawan secara
spesifik, penetapan tanggung jawab disini agar supaya masing-
masing karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugas tertentu yang
telag dipercayakan kepadanya.
b. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas disini maksudnya adalah pemisahan fungsi atau
pembagian kerja. Ada 2 bentuk yang paling umum dari oenerapan
pemisahan tugas ini yaitu:

15

1) Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan
yang berbeda pula
2) Harus ada pemisahan tugas antara karyawan yang menangani
pekerjaan pencatan aktiva dengan karyawan yang menangani
langsung aktiva secara fisik (operasioanal).
c. Dokumentasi
Dokumentasi memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau
peristiwa ekonomi telah terjadi. Dengan membubuhkan atau
memberikan tanda tangan kedalam dokumen, orang yang bertanggung
jawab atas terjadinya sebuah tranksaksi atau perintiwa yang dapat
diidentifikasikan dengan mudah..

1.7 Keterbatasan Pengendalian intenal
Tidak ada suatu sistem pun yang dapat mencegah secara
sempurnah semua pemborosan dan penyelewengan yang terjadi pada
suatu perusahaan, karena pengendalian internal setiap perusahaan
memiliki keterbatasan bawaan. Keterbatasan bawaan yang melekat pada
pengendalian interbal yaitu:
a. Kesalahan dalam pertimbangan
Seringkali, manajemen dan personel lain dapat salah dalam
mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam
melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya infrmasi,
keterbatasan waktu, dan tekanan lain.
b. Gangguan
Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjdi
karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat

16

kesalahn atau kelalaian, tidak adanya perhaatian, atau kelelahan.
Perubahan bersifat sementara tau permanent dalam personal atau
dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.
c. Kolusi
Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut
kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal
yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak
terungkapnya ketidakberasan atau terdeksinya kecurangan oleh
struktur pengendalian yang dirancang .
d. Pengabaian oleh manajemen
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah
diterapkan untuk tujuan yang tidak sah. Seperti keuntungan pribadi
manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau
kepatuhan semu.
e. Biaya lawan Manfaat
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan struktur pengendalian
internal tidak boleh meleihi manfaat yang diterapkan dari pegendalian
internal tersebut, karena pengukuran secara cepat baik biaya
maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan. Mnajemen harus
memperkirakan dan mempertimbangkan baik untuk mengevaluasi
biaya dan manfaat suatu struktur pengendalian.
Berdasrkan uraian diatas, bahwa keefektifan pengendalian
internal tergantung dari orang-orang yang melaksanakan dan juga perlu
diperhatikan manfaat yang dihasilkan.

17

2. Persediaan
2.1 Pengertian Persediaan
Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menegah
maupun perusahaan besar, persediaan sangatlah penting bagi
kelansungan hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat
memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya. Persediaan yang
dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh
terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan
untuk persediaan tersebut.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 14, hal 14.1 s/d 14.2,
2002, persediaan adalah asset:
1) yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau
3) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses atau pemberian jasa.
Menurut Hendra (1999; 131) persediaan didefinisikan sebagai
barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode
mendatang. persediaan dapat berbentuk bahan baku yang disimpan
untuk diproses, komponen yang diproses, barang dalam proses pada
proses manufaktur, dan barang jadi yang disimpan untuk dijual.
Menurut Mulyadi (2001;553) Dalam perusahaan manufaktur
persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam
proses,persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan
bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang, dalam perusahaan

18

dagang persediaan hanya dari satu golongan saja yaitu persediaan
persediaan barang dagangan,
Dari beberapa pendpat diatas tampak bahwa untuk perususahaan
industri, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan
produk dalam proses , persediaan bahan baku, persediaan bahan
penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku
cadang, dalam perusahaan dagang persediaan hanya dari satu
golongan saja yaitu persediaan persediaan barang dagangan, adalah
persediaan barang dagangan yang siap untuk dijual.
Persediaan dalam operasi normal setiap perusahaan merupakan
komponen yang sangat aktif, yang dibeli dan dijual kembali secara terus
menerus. Pada perusahaan dagang biasanya persediaan barang dalam
bentuk yang siap pakai untuk dijual kembali kepada pembeli dan
melaporkan harga perolehan dari barang dgangan yang belum terjual
sebagi persediaan.
Persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu:
1) Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi,
2) Untuk menyeimbangkan produksi dan distribusi
3) Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena
membeli dalam jumlah yang banyak ada diskon
4) Untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga
5) Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi kerena
cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidatepatan pengiriman.

19

6) Untuk mejaga kelangsungan operai dengan cara persediaan dalam
proses
Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang
langsung maupun yang tidak langsung, yang berhubungan dengan
pembelian, persiapan, dan penempatan persdiaan untuk dijual. Biaya
persediaan bahan baku atau barang diperoleh untuk dijual. Biaya
persediaan bahan baku atau barang diperoleh untuk dijual kembali,
biaya termasuk harga pembeliaan, pengiriman, penerimaan,
penyimpangan dan seluruh biaya yang terjadi sampai barang siap untuk
dijual.
Masalah penentuan persediaan besarnya sangatlah penting bagi
perusahaan karena persediaan memiliki efek langsung terhadap
keuntungan perusahaan kesalahan dalam menentukan besarnya
investasi (yang ditanamkan) dalam persediaan akan menekankan
keuntungan perusahaan.
Adapun biaya yang timbul karena persediaan:
1) Biaya penyimpanan
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan.
Terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi langsung dengan kuantitas
persediaan.
2) Biaya pemesanan
Setiap kali suatu bahan baku dipesan, perusahaan harus menanggung
biaya pemesanan. Biaya pemesanan total perperiode sama dengan
jumlah pesanan yang dilakukan dalam satu periode dikali biya
perpesanan.

20

3) Biaya penyiapan
Biaya penyiapan diperlukan apabila bahan-bahan tidak dibeli tetapi
diproduksi sendiri.
Biaya penyiapan total perperiode adalah jumlah penyiapan yang
dilakukan dalam satu periode.
2.1 Jenis-jenis persediaan
Jenis-jenis persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau
skegiatan normal usaha perusahaan tersebut. Berdasarkan bidang usaha
perusahaan dapat berbentuk perusahaan industry ( manufacture),
perusahaan dagang, atupun perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri
maka jenis persediaan yang dimiliki ada;ah persediaan bahn baku (raw
material), barang dalam proses (work in process), persediaan barang jadi
(finished goods), serta bahan pembatu yang akan diguanakan dalam
proses produksi. Dan perusahaan dagang maka persediaanya hanya satu
yaitu barang dagangan.
Untuk dapat memenuhi perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap
jenis persediaa tersebut maka dapat dilihat dari penggolonfan persediaan
secara garis besar yaitu:
1) Persediaan bahan baku (raw material), merupakn barang-barang yang
diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan
baku diperoleh dari sumber-sumber alam, akan tetapi lebih sering bahan
baku diperoleh dari perusahaan lain yang menerapkan produk akhir
pemasok bahan baku. Sebagai contoh kertas cetak, merupakan bahan
baku dari perusahaan percetakan. Meskipun istilah bahan baku dapat
digunakan secara luas untuk mencukupi seluruh bahan baku yang

21

digunakan dalam produksi, namun sebutan ini seringkali dibatasi untuk
barang-barang yang secara fisik dimasukkan dalam produk yang
dihasilkan.
2) Barang dalam proses (goods process), bahan baku yang sudah mulai
diolah kedalam proses produksi akan tetapi bahan baku ini belum
dikerjakan. Misalnya kain yang baru selesai digunting atu dijahit
kerahnya pada industri garmen, atau papan yang sudah diserut pada
industri perabot.
3) Persediaan barang jadi (finished good), barang-barang yang sudah
selesai diproses menjadi barang dagangan yang siap dijual kepada
konsumen. Misalnya baju dan celan bagi industi garmen atau lemari,
kursi, sofa, bagi industri perabot.
Biaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, biaya
masuk dan pajak lainnya, baya pengangkutan dan biaya lainnya yang
secara langusng dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi dan
barang dagangan. Potongan pembeliaan (trade discountI), rabat dan
pos lain dapat dikurangkan kedalam nilai perolehan persediaan yang
bersangkutan.
a. Sistem pencatatan persediaan
Metode system pencatatan persediaan barang dagangan yang
biasa kita pelajari dalam metode periodik, dimana pembeliaan barang
dagagan dicatat pada rekening pembelian disebelah debet dan jika menjual
barang dagangan dicata pada rekening penjualan disebelah k redit.

22

Sedangkan system pencatatan persediaan barang dagangan adalah
metode perfectual atau permanen.
1) Sistem perfectual
Sistem persediaan perfectua (perfectual inventory system) secara
terus menerus melacak perubahan akun persediaan. Yaitu, semua
pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat secara langsung
keakun persediaan pada saat terjadi.
Karakteristik akuntansi dari sistem persediaan prfectual adalah
a) Pembelian barang dagangan untuk dijual atau pembelian bahan baku
untuk produksi didebet kepersediaan dan bukan kepembelian
b) Biaya transprtasi masuk, retur pemeblian dan pengurangan harga
serta diskon pemeblian didebet persediaan dan bukan keakun
terpisah.
c) Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan, dan
mengkredit persediaan
d) Persediaan merupakan akun pengendalian yang didukung oleh buku
besar pembantu yang berisi catatan persediaan individual. Buku
besar pembantu memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis
persediaan yang ada ditangan.
Sistem persediaan perfectual menyediakan ca tatan yang
berkelanjutan tentang saldo baik dalam akun persediaan maupun dalam
akun harga pokok penjualan .
2) Sistem periodic
Menurut system persediaan periodic (perioik inventory system),
kuantitas persediaan ditangna ditentukan, seperti yang tersirat oleh

23

namanya, secara periodic. Semua pemebelian persediaan selama
periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian, Total
akun pemeblian pada akhir periode akuntansi ditambahkan kebiaya
persediaan ditannga pada awal periode untuk menentukan total biaya
barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan.
Menurut Soemarso (2009 : 387 ), dalam skripsi Fitriani : 2014,” ada beberapa
metode penilaian persediaan yang umumnya digunakan, yaitu identifikasi
khusus, masuk pertama, keluar pertama,(FIFO), masuk terakhir, keluar terakhir,
dan biaya rata-rata (Average).”
a) Identifikasi khusus
Pada metode ini biaya dapat dialokaskan kebarang yang terjual
selama satu periode berjalan dan barang yang ada ditangan pada akhir
periode berdasarkan biaya actual dari unit tersebut. Metode ini diperlukan
untuk mengidentifikasi biaya historis dari unit persediaan. Dengan
identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik
barang.
b) Metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO)
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual
barang yang terlebih dahulu masuk, fifo dapat dianggap senagai sebuah
pendekatan yang logis dan realistis terhadap aris biaya ketika
penggunaan metode identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau
tidak praktis, FIFO mengasumsikan bahawa arus biaya yang mendekati
parerel dengan arus fisik dari barang yang terjual. FIFO memberikan
kesempatan kecil untuk memanifulasi keuntungan karena pembebanan
biaya ditentukan oleh urutan terjadinya biaya. Selain itu, didalam FIFO

24

barang yang tersisa pada persediaan akhir adalah barang yang paling
akhir di beli, sehingga biaya yang dilaporkan akan mendekati atau sama
dengan biaya penggantian akhir periode
c) Metode masuk terakhir, keluar terakhir (LIFO)
Metode diasumsikan bahwa barang yang paling barulah yang
terjual. metode lifo sering dikritik secara teoritis tetapi metode ini adalah
metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan pendapatan.
Apabila metode LIFO digunakan selama periode inflasi atau harga naik,
LIFO akan menghasilkan harga pokok yang lebih tunggu, jumlah laba
kotor yang lebih rendah da.n persediaan akhir yang lebih rendah, karena
pada saat terjualnya kenaikan LIFO mengaitkan biaya yang tinggi saat ini
dalam perolehan barang-barang dengan harga jual yang meningkat
dengan menggunakan metode LIFO, p ersediaan dilaporkan denag
menggunakan biaya dari pembeliaan awal. Jika LIFO digunakan dalam
waktu yang lama, maka perbedaan antara nilai persediaan saat ini
dengan biaya LIFO yang akan semakin besar
d) Metode biaya rata-rata (Average)
Metode ini membebankan biaya rata-rata yang sama kesetiap barang.
Metode ini didasrkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya
dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah
unit yang dibeli pada tiap harga. Metode rata-rata mengutamakan yang
mudah terjangkau untuk dilayani, tidak peduli apakah barang terseut
masuk pertama atau masuk terakhir.

25

b. Tujuan internal persediaan barang dagang
Secara umum telah disebutkan bahwa tujuan pengendalian internal
dalam suatu perusahaan adalah untuk memberikan kepastian yang layak
kepada manajemen bahwa tujuan tertentu dari perusahaa akan terc apai.

3. Pengertian Efektivitas
Sastradiepora (1989:126), mengatakaan efektivitas adalah suatu
keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan
manajemen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa efektivitas lebih
menitik beratkan titik keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan penilian efektivitas didasarkan atas sejauh mana tujuan
suatu organisasi dapat dicapai. Jadi, efektvitas merupakan derajat tingkat
keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditentukan.

B. Tinjaun Empiris
Penelitian Fitriani (2014), meneliti tentang analisis sistem pengendalian
persediaan barang dagangan dan efektivitasnya dalam menunjang usaha
retail pada PT Hero Supermarket Tbk./Giant Makassar dengan metode
penelitian menggunakan metode pendekatan deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sistem pengendalain persediaan barang dagangan yang
diterapkan di PT. Hero Supermarket Tbk./Giant Makassar telah efektif.
Penelitian Nindy Inggar Kusuma (2015), meneliti tentang Aktivitas
pengendalian persediaan barang di Toko Pertani Boyolali, dengan metode
penelitian menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitannya meliputi
kebijakan dan prosedur yang dibuat dalam sistem pengendalian persediaan

26

barang telah dilaksanakan. Namun masih terdapatkelemahan yaitu belum
ada pemisahan tugas yang cukup jelas pada setiap bagian atau kegiatan
yang berkaitan dengan persediaan barang. Dalam membuat catatan
akuntansi dengan sistem manual tak jarang terjadikesalahan pencatatan,
karena terjadi perangkapan tugas maka sulit mendeteksi kesalahan dan
ketidak-beresan pelaksanaan tugas yang dilakukan karyawan.
Penelitian Aprilia Makisurat, Jenny Morasa dan Inggriani Elim (2014),
yang meneliti tentang Penerapan sistem pengendalian intern untuk
persediaan barang dagangan pada Cv.Multi Media persada Manado ,dengan
metode penelitian menggunakan metode kualitatif analissi deskriptif. Hasilnya
menunjukkan bahwa Sistem informasi akuntansi atas prosedur penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran barang dagangan sudah efektif karena
dijalankan sesuai dengan komponen sistem informasi akuntansi yang ada.
Penelitian Widya Tamodia (2013), yang meneliti Evaluasi penerapan
sistem pengendalian intern untuk persediaan barang dagangan pada Pt. Laris
manis utama cabang Manado, dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif analisis deskriptif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Sistem
pengendalian persediaan barang daganggan telah efektif, karena penerimaan
dan penyimpanan barang, pencatatan, dan otorisasi dilakukan oleh fungsi
yang berbeda.
Penelitian Cynthia Amanda Jullie J. Sondakh Steven J. Tangkuman
(2015), yang meneliti Analisis Efektivitas Sistem Pengendaliani Internal atas
persediaan barang dagang pada Grand Hardware Manado, dengan
menggunakan metode penelitian yaitu metode deskriptif. H asilnya

27

menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal atas persediaan barang
dagang di Grand Hardware sudah efektif.
Peneitian Antonio Careca Hariyanto (2015), Yang Meneliti Tentang
Analisa Pengendalian Internal atas Sistem Persediaan Barang Dagang pada
Toko Bintang Timur Bangkit Mulia Semarang, dengang menggunakan
metode penelitian kualitatif analis deskriptif. Hasilnya menunjukkan bahwa
analisi sistem pengendalian internal persediaan barang dagang nya belum
efektif.
Penelitian Siti Nurjannah (2014), yang meneliti tentang Analisis Sistem
Pengendalian Internal Persediaan Pada Toko Wulan Salatiga, yang
menggunakan metode penelitian kualitatif dan hasilnya menunjukkan bahwa
sistem pengendalian internal pada toko Wulan Salatiga belum efektif karena
lemahnya prosedur dalam sistem pengendalian internal persediaan yang
mereka gunakan.
Penelitian Siska dan Lili syafitri (2014), yang meneliti tentang Analisis
Sistem Pengendalian Persediaan Barang Dagang pada Pt. Sungai Budi di
Palembang, dengan menggunakan metode penelitian analisis data deskriptif
hasilnya menunjukkan bahwa Prosedur permintaan, pemesanan
dan penerimaan serta prosedur pengeluaran barang dagangan pada
PT.Sungai Budi di Palembang sudah baik karena telah dilakukan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rida Fariyanti (2014), yang meneliti
tentang Analisa keefektifan pengendalian internal sistem persediaan pada pt.
Cassanatama naturindo, yang emnggunakan metode penelitian kualitif
analisis deskriptif dan hasilnya menunjukkan bahwa Analisa keefektifan

28

pengendalian internal sistem persediaan pada pt. Cassanatama naturindo
belum efektif karena masih banyak komponen pengendalian yang belum
diterapkan oleh perusahaan.
Penelitian Natasya Manengkey (2015) yang meneliti tentang Analisis
sistem pengendalian intern persediaan barang dagang dan penerapan
akuntansi pada pt. Cahaya mitra alkes,yang menggunakan metode penelitian
analisis deskriptif dan hasilnya hasilnya menunjukkan bahwa secara
keseluruhan sistem pengendalian intern persediaan barang dagang berjalan
efektif, dimana manajemen perusahaan sudah menerapkan konsep dan
prinsip-prinsip pengendalian intern.

C. Kerangka Konsep
Pada PT.Giant Makassar terdapat pengendalian yang berfokus
terhadap internal persediaan barang dagang, kemudian persediaan barang
dagang inilah di analisis atau dievaluasi, dari hasil analisis inilah sehingga
dapat ditarik kesimpulan efektif atau tidak, dengan demikian Manajemen
dapat memperoleh informasi atau laporan yang bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan.

29

PT. Giant Tbk Makassar

Pengendalian Internal
Persediaan barang
dagang
Analisis dan evaluasi dengan
Menggunakan komponen
COSO










Gambar 1 : Kerangka Konsep


Efektif/ Tidak efektif

30

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode ini akan menganalisi sistem
pengendalian internal atas persediaan barang dagang.

B. Fokus penelitian
Penetapan masalah yang menjadi pusat perhatian penelitian ini
adalah fokos terhadap sistem pengendalian internal persediaan barang
dagang pada PT. Giant Tbk Makassar.
C. Pemilihan Lokasi dan Situs penelitian
Untuk memperoleh data dalam pembahasan, maka penulis memiliki
objek penelitian pada PT. Giant Tbk Makassar yang terletak di Jalan Sultan
Alauddin. Penelitian ini dilakukan mulai dari Bulan Juni sampai Bulan Juli
2018.

D. Jenis Dan Sumber data
1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan pendekatan deskriptif, kualitatif adalah meramu sendiri data
atau mencari sendiri data dengan melakukan observasi langsung
pada objek yang diteliti.
2. Sumber data yang akan dianalisis dalam penulisan dan penyusunan
proposal ini bersumbe dari:

31

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
wawancara dengan pimpinan perusahaan, staf perusahaan serta
jumlah karyawan yang dapat menunjang pembahasan skripsi ini.
b. Data sekunder, yaitu data yang dip eroleh dengan jalan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang berupa sejarah singkat
perusahaan, visi dan misi serta struktur organisasi perusahaan.

E. Pengumpulan data
Tehnik penelitian yang digunakan untuk memperoleh data adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian lapangan (Filed Researc )
Yaitu untuk memperoleh data primer dengan cara penelitan langsung ke
PT. Hero Supermarket Tbk./ Giant Makassar sebagai objek penelitian, yaitu
dengan cara:
a. Observasi, adalah peneliti melakukan pengamatan dan meninjau kegiatan
perusahaan untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai operasi
perusahaan.
b. Wawancara, adalah dengan melakukan Tanya jawab dengan pihak yang
bertanggung jawab untuk memberikan data dan tanggung jawab
2. Study keperpustakaan (Library Researc)
Pengumpulan data sekunder yang dilakukan untuk mem peroleh
keterangan dan data literature, yaitu berupa buku, majalah, makalah, yang
relevan dengan landasan teori atas masalah yang sedang diteliti agar
diperoleh suatu pemahaman yang mendalam serta menunjang proses
pembhasan mengenai masalah-masalah yang telah diidentifikasi.

32

F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat dalam menggali data atau
indikator penelitian yaitu dengan menggunakan komponen pengendalian
menurut COSO yang biasa dijadikan alat ukur perusahaan dalam menerapkan
sistem pengendalian, dan penelitian ini dapat dikatakan efektif apabila telah
sesuai dengan Komponen pengendaialn internal COSO yaitu :
1. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
Merupakan pondasi dan komponen lainnya dan meliputi beberapa faktor
diantaranya :
a. Integritas dan Etika
b. Komitmen untuk meningkatkan kompetensi
c. Dewan komisaris dan komite audit
d. Filosofi manajemen dan jenis operasi
e. Kebijkakan dan praktek sumber daya manusia
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Terdiri dari identifikasi resiko dan analisis resiko. Identifikasi resiko
meliputi pengujian terhadap faktor-faktor eksternal seperti perkembangan
teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi. Faktor internal diantaranya
kompetensi karyawan , sifat dari aktivitas bisnis, dan karakteristik
pengelolaan sistem informasi. Sedangkan analisis Risiko
meliputimengestimasi signifikansi resiko, menilai kemungkinan terjadinya
risiko, dan bagaimana mengolah risiko.
3. Aktivitas pengendalian (Control Activities)
Terdiri dari kebijakan dan prosedur yang menjamin karyawan
melaksanakan arahan manajemen. Aktivitas pengendalian meliputi review

33

terhadap sistem pengendalian, pemisahan tugas dan pengendalian
terhadap sistem informasi. Pengendalian terhadap sistem informasi
meliputi dua cara:
a. General controls, merupakan control terhadap akses, perangkat lunak,
dan system development.
b. Appplication Ciontrols, mencakup pencegahan dan deteksi tranksaksi
yang tidak terotorisasi. Berfungsi untuk menjamin kelengkapan,
akurasi, otorisasi and validasi dari proses tranksaksi
4. Informasi dan komunikasi
COSO menyatakan perlunya untuk mengakses informasi dari dalam dan
luar, mengembangkan strategi yang potensial dan system terintegritas,
serta perlunya data yang berkualitas. Sedangkan diskusi mengenai
komunikasi berfokus kepada menyampaikan permasalahan pengendalian
internal, dan mengumpulkan informasi pesaing
5. Pengawasan (Monitoring)
Karena pengendalian internal harus dilakukan sepanjang waktu, maka
COSO menyatakan perlunya manajemen untuk terus melakukan
pengawasan terhadap keseluruhan sistem pengendalian internal melalui
aktivitas yang berkelanjutan dan melalui evaluasi yang ditunjukkan
terhadap aktivitas atau area khusus.

6. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif. Menurut kriyantono ( Indahyani 2009:78)
menyatakan bahwa metode deskriptif kualitatif adalah yang digunakan untuk
mengemukakan gambaran bahwa dalam melaksanakan penelitian data yang

34

diperoleh mula-mula dikumpulkan, disusun, dijelaskan, serta dianalisis. Dengan
demikian penelitian ini peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas, sehingga
tujuan dalam penelitian ini akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Tahapan tahapan dalam menganalisis data yaitu:
1. Mengumpulkan data dan informasi tentang internal persediaan barang
dagang berdasarkan hasil wawancara .
2. Mempelajari dan mengkaji data dan informasi tentang internal persediaan.
3. Menganalisis komponen-komponen sistem pengendalian internal
persediaan perusaahaan, apakah sudah sesuai dengan indicator
penelitian
4. Menarik kesimpulan dan uraian dan penjelasan yang telah dilakukan.

35

BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah PT Giant. Tbk Makassar
PT Giant merupakan industri retail pasar swalayan (supermarket) yang
memulai kegiatan usahanya sejak tahun 1951 dengan nama Hero. Untuk
memperlancar usahanya, pada tahun 1954 toko Hero Mendirikan CV Hero yang
banyak mengimpor makanan dan minuman dari luar negeri.
PT. Hero Supermarket didirikan pada tanggal 5 Oktober 1971,
berdasarkan Akta Notaris Djojo Mulyadi. SH, No.19 tanggal 15 agustus 1972
akta pendirian ini disahkan oleh menteri kehakiman Republik Indonesia dalam
surat keputusan NO.J.A 5/169/11 serta dimuat dalam tambahan lembar Negara
No.390 dan Berita Negara Republik Indonesia NO.83 tanggal 13 Oktober 1972.
Beberapa bulan setelah pendirian dibukalah gerai (outlet) di jl. Falatehan
1 No.23 Kebayoran Baru Jakarta selatan, dengan luas gedung kurang lebih 251
M atau lebih tepatnya disebut Toko Swalayan dengan nama Hero mini
supermarket yang terbesar di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pendirian
perseroan melihat adanya potensi pasar produk impor yang semakin besar dan
kebutuhan tempat berbelanja bagi keluarga modern dan bagi orang dijakarta
pada waktu belum memadai. Pendiri perseroan juga berpandangan bahwa pasar
swalayan merupakan konsep berbelanja masa depan dimana pembeli a tau
konsumen daoat menemukan hamper segala bentuk kebutuhan disemua tempat.
Pada tahun 1987 kantor pusat hero supermarket berpindah tempat,
dengan benrdirinya kantor pusat yang baru dijalan jenderal Gatot Subroto No.177
kav. 64 Jakarta Selatan. Dan ditahun 1991 anngaran dasar perusahaan telah

36

mengalami perubahan, antara lain akta notaris Imas Fatimah SH. NO.33 Tanggal
7 juni 1971 mengenai perubahan nama perusahaan menjadi PT Hero
supermarket dan mengenai perluasan usaha, maksud dan tujuan telah disahkan
oleh mentee kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C2-
5041.HT.01.Tahun 1991 Tanggal 22 September 1991.
Hingga pada agustus 2005 PT Hero Supermarket Tbk memiliki gerai-
gerai yang tersebar luas yaitu 95 gerai Hero Supermarket, 54 gerai Star Mart
covinience store, 95 Gerai Guardian toko kecantikan dan apotik dan sebelas
gerai Giant(Hypermarket).
Seiring dengan berjalannya waktu akhirnya PT Hero supermarket
memperluas usahanya dengan membangun cabang usahanya di Makassar
yang diberi nama Giant (hypermarket). Giant terbentuk pada tanggal 28 Agustus
2010 yang dibawah pimpinanya bapak Irfan yang terletak di Jl. Sultan Alauddin.
Adapun kunci kesuksesaaan PT. Giant Tbk Makassar adalah
menyediakan mutu produk dan pelayanan yang terabaik kepada
pelangggangnya sehigga mereka dapat berbelanja dengan puas. PT Giant Tbk
Makassar merupakan jenis perusahaan dagang yang bergerak dalam
perdagangan eceran (retail) yang menjual barang langsung kepada konsumen
akhir.
Barang-barang yang dijual adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari
yang sesara garis besarnya digolongkan menjadi tiga bagian yang ditangani
oleh masing-masing karyawan sesuai bagiannya yaitu:
1. Bagian food, barang-barang yang termasuk bagian ini antara lain
makanan ringan, susu, mie instant, minuman dan kue.

37

2. Bagian nonfood, barang-barang yang termasuk bagian ini antara lain:
kosmetik, sabun, pasta gigi, peralatan dapur DLL.
3. Bagian Fresh, barang-barang yang termasuk bagian ini anatar lain:
sayuran, buah-buahan,masakan, ikan dan daging.

B. Struktur Organisasi
Setiap perusahaan memiliki suatu organisasi dimana organisasi tersebut
melaksanakan kegiatan yang ada dalam perusahaan. Organisasi merupakan
wadah kegaiatan sekelompok orang dan berusaha mencapai tujuan yang dicita-
citakan. Dalam wadah kegiatan ini setiap orang harus jelas apa tugasnya,
tanggung jawabnya dan wewenang dari masing-masing karyawan yang ada
dalam perusahaan tersebut.
Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah
dirumuskan setiap perusahaan sangat memerlukan adanya suatu struktur
organisasi.Hal ini dikarenakan bahwa struktur organisasi merupakan dasar
pembagian aktivitas kerja yang memberikan gambaran mengenai hubungan
antara bagian dan posisisi yang ada dalam suatu perusahaan serta dapat
digunakan untuk menjelaskan mengenai mekanisme kerja kelompok dalam
organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan dalam organisasi semakin
banyak pula hubungan yang mungkin terjadi dalam menjalankan aktivitas
perusahaan, maka dibuatlah bagan organisasi yang meng gambarkan
hubungan antar bagian dan fungsi yang ada dalam perusahaan. Bagan
organisasi merupakan visualisai dan struktur organisasi yang menjelaskan
hubungan antara masing-masing kegiatan perusahaan. Struktur organisasi

38

memberikan.. gambaran yang jelas mengenai masing-masing wewenang,
tanggung jawab dan kewajiban setiap bagian dalam organisasi.
Berikut ini menunjukkan struktur organisasi PT Giant Tbk Makassar.

1

RECEIVING
&STORAGE
1.SUTIKNO
2.RUSTAM
TEKNISI
1.RIFKI
ANSHARI



STRUKTUR ORGANISASI PT GIANT ALAUDDIN MAKASSAR










STORE MANAGER
HAMKA TALLAR HANAFI
Sec.Manager.FRES
ASRI SUSILAWATI
Sec. Manager. GROCERY
EDY HARMIN
Sec. Manager ADMINISTRASI
PRODUCE
1.HAMKA
2.ZAINAL ABIDIN
3.M.ARIF
BAKERY
1.ISWANDI P
2.MUHAMMAD
RAFI
DAIRY & DAILY
1,RAHMATULLAH






MEAT
1.IRSAN
2.SYAMSUDDIN






FOOD
1.MUH.IRWAN
2.GATHA ANGGARA
3.RAHIMATUL H
MARKETING/GAPC
HECK
1.MUH.DARWIS



N.FOOD
1.BRURY
AFRIANK
2.KURNIAWAN
3.MUH.ICHSAN




KEPALA KASIR
1.NURJANNAH
2.KASMIATI
KASIR
1.HUSNA
2.HASBIANTI
3.HERIANTI
4.AISYAH
5.RISKA
6.ULFIANI
7.ASYHARI
8.FUJI
9.ASRIANI DJALIL
10.MINARTIWAT
Y
11.SYARIFAH
CRO
1.HASNAWATI
2.HARTILLAH
3.HASRY INDAH





ADM.SPM
1.HERAWATI
HRD
1.INDAHYANI





39

40

C. Uraian Tugas dan tanggung jawab
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan
pada struktur organisasi di atas sebagai berikut:
1. Store Manager
Bertugas dan berwewenang memimpin outlet dan mengkoordinir serta
mengawasi pelaksana operasional dari semua divisi di supermarket tersebut.
a. Mempertanggung jawabkan pekerjaan kepada direktur utama
b. Menyusun rencana kerja perusahaan cabang yang yang dipimpinnya
c. Bekerja pada divisi-divisi yang ada dibawahnya dan menyusun anggaran
keuangan perusahaan cabang.
d. Mengawasi dan Mnegevaluasi pelaksaan kerja serta anggaran keuangan
yang telah ditetapkan
e. Menciptakan dan membina hubungan kerja yang harmonis diantara
karyawan perusahaan yang dipimpinnya
f. Menciptakan dan membina hubungan kerja yang harmonis diantara
karyawan dan oimpinan perusahaan
g. Berhak menetapkan dan mengubah kebijakan perusahaan cabang
h. Memiliki perusahaan cabang untuk menjalin hubungan kerja sama untuk
mecapai kepentingan operasi perusahaan, serta menjalin kerja sama
dengan perusahaan cabang lainnya.
i. Berhak mengangkat dan memberhentikan bawahannya jika di anggap
perlu.
j. Berhak meminta laporan pertanggungjawaban dari berbagai bagian yang
ada dibawah pimpinannya

41

2. Sec. Manager FRES
Bertanggung jawab untuk merencanakan, menyusun, mengkoordinasi,
dan mengontrol semua aspek operasional termasuk melatih dan mengawasi
karyawan yang terbagi dalm beberapa bidang yaitu:
a. Produce yang bertanggung jawab dalam mengkoordinir buah-buahan.
b. Bakery yang bertanggungjawab dalam mengkoordinir pembuatan roti
c. Dairy dan Daily yang bertanggung jawab dalam mengkoordinir produk
sosis
3. Sec. Manager GROCER
Bertanggung jawab untuk merencanakan, menyusun, mengkoordinasi,
dan mengontrol semua aspek operasional termasuk melatih dan
mengawasika karyawan yang terbagi dalam beberapa bidang yaitu:
a. Food yang bertanggung jawab dalam megkoordinir berbagai produk
makanan.
b. Noon food yang bertanggung jawab dalam mengkoordinir berbagai
produk noon makanan.
c. GMS yang bertanggung jawab dalam mengkoordinir berbagai alat
rumah tangga dan elektronik.
4. Sec. Manager ADMINISTRASI
Bertanggung jawab untuk merencanakan, menyusun,
mengkoordinasi, dan mengontrol semua aspek operasional termasuk
melatih dan mengawasi karyawan yang terbagi dalam beberapa bidang
yaitu:
a. Kasir yang bertanggung jawab dalam pelayanan custumer dan
penitipan barang

42

b. CRO yang bertanggung jawab dalam mengkoordinir penerimaan
barang masuk .
c. Adm. Spm dan Adm. POS bertangung jawab dalam menginput faktur
dan data perusahaan lainnya.
d. HRD yang bertanggung jawab dalam mengatur perfomence barang.
D. Visi dan Misi
1. Visi perusahaan
Menjadi pengecer terkemuka di Indonesia dari segi penjualan dan
penciptaan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentigan.
2. Misi Perusahaan
a. Kami memiliki 5 MEREK TOKO (Hero Supermarket, Guardian,
Starnart, Giant Ekstra dan Giant Ekspres) yang dapat memuaskan
semua segmen pelanggan dan kami akan mengembanggkannya
secara menguntungkan di seluruh Indonesia, dengan memperkuat
penawaran masing-masing merek toko.
b. Kami meningkatkan dan memotivasi talenta lokal terbaik dalam
Perseroan.
c. Kami berusaha keras menjadi yang terbaik bagi pelanggan, lebih
sederhana bagi karyawan, dan lebih murah bagi Perseroan
d. Kami, sebagai PELAPOR ritel di Indonesia akan melanjutkan bekerja
sama untuk tumbuh seiring dengan perkembangan Negara kami,
menunjukkan Perseroan kam i dan kami meningkatakan
kesejahteraan para pemangku kepentingan

43

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
PT Giant Tbk merupakan salah satu perusahaan yang dalam menilai
keefektivitasan pengendalian internal persediaan barang dagang
berpedoman pada komponen sistem pengendalian internal persediaan barang
dagang berdasarkan standar penilaian COSO. Beberapa komponen dari
COSO tersebut antara lain:
1. Lingkungan pengendalian barang dagang
Lingkungan pengendalian barang dagang PT. Giant Tbk terhadap
persediaan barang dagang dapat dinilai efektivitasnya berdasarkan
beberapa bagian yaitu:
a. Integritas dan nilai etika
Integritas dan nilai etika yang dilaksanakan di PT. Giant Tbk
Makassar telah memadai. Seluruh karyawan pada umumnya telah
mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.
Pelaksanaan integritas dan nilai etika yang memadai terbukti dapat
mengurangi tindakan yang tidak jujur dari karyawan sehingga
karyawan berperilaku sopan sesuai dengan etika. Prosedur
penerimaan tenaga kerja yang baik pada PT Giant Tbk Makassar
mendukung kualitas sumber daya manusia dilingkungan perusahaan,
pegawai benar- benar mengerti lingkungan kerja manakah yang dapat
diterima dan bagaimana yang tidak melalui kode etik yang diberikan

44

oleh perusahaan dan para pegawai mengerti bagai mana menangani
permasalahan yang mungkin terjadi .
b. Komitmen pada Kompetensi
Manajemen yang diterapkan oleh PT.Giant Tbk Makassar
dalam merekrut karyawan dengan tujuan untuk mendapatkan
karyawan yang benar-benar memiliki kemampuan yang baik untuk
melaksanakan tugas-tugas yang akan dikerjakannya.
Agar pelaksanaan kegiatan kerja berjalan sebagaimana
mestinya pihak manejemen menekankan bahwa personil perusahaan
harus memiliki kemampuan dan pelatihan yang cukup untuk tugas
yang mereka laksanakan dan dengan demikian pihak manajemen
mengadakan pelatihan kerja bagi karyawan agar uraian tugas setiap
departemen berjalan yang dilaksanakan oleh karyawan baru tersebut
dapat dimengerti dan dillaksanakan dengan baik, disamping itu
manajemen menentukan tingkat kompetensi yang dibutuhkan untuk
pekerjaan tertentu dan mengaplikasikannya dalam pengetahuan dan
keahlian yang dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan.
c. Filosofi dan gaya manajemen
Filosofi menunjukkan seperangkat keyakinan dasar yang
menjadi parameter perusahaan dan karyawan, yaitu menetapkan
tujuan perusahaan, pelaksanaan bisnis perusahaan, serta hal-hal yang
harus dilakukan dalam bisnis. PT Giant Tbk Makasssar mempunyai
filosofi yaitu:
1. Manajemen mencontohkan sikap dan tindakan yang mencermikan
lingkingan penegndalian yang sehat dan komitmen terhadap nilai

45

nilai etika termasuk pelaoran keuanagan yang berkaitan dengan
jalan keluar yang sesuai apabila ada pereslisihan penerapaan
perilaku akuntansi
2. Eksekutif jelas memahami tanggung jawab dan otoritas untuk
kegitatan bisnis dan bagaimana mereka berhubungan dengan
entitas secara keseluruhan . Eksekutif harus memiliki pengalaman
yang diperlukan dan tingkat pengetahuan untuk benar
melaksanakan posisis mereka.
d. Peran direksi, dewan komisaris/ komite audit
Komite Audit bertemu secara pribadi dengan petugas akuntansi
kepala,auditor internal dan auditor eksternal untuk membahas
kewajaran pelaporan proses sistem keuangan, pengendalian
internal, komentar dan rekomendasi yang signifikan, dan kinerja
manajemen.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada PT Giant Makassar sudah bagus
karena sudah ada pemisahan tugas yang jelas dan kewajiban dari
setiap bagiannya, diantaranya bagian Manager, sekertaris,
administrasi, produce, kasir dan Hrd, namun masih ada yang perlu
diperbaiki terutama bagian persediaan barang dagang.
3. Pelaksanaan weweang dan tanggung jawab
Pelimpahan wewenang dan tnggung jawab pada PT Giant
Makassar diatur oleh sebuah struktur yang tertulis dalam uraian
perusahaan. Dengan demikian Karyawan diseluruh entitas ditugaskan

46

dan diberi wewenang dan tanggung jawab terkait dengan fungsi
mereka.
4. Kebijakan dan prosedur di sumber daya Manusia
PT Giant Makassar menetapkan dan melaksanakan standar
untuk mempekerjakan orang yang paling berkualitas dengan
penekanan pada latar belakang pendidikan, pengalaman kerja
sebelumnya, prestasi masa lalu, dan bukti integritas dan perilaku etis.
Sebuah proses pelatihan berkelanjutan memungkinkan orang
untuk secara efektif menangani perkembangan lingkungan bisnis dan
pembntukan kader dapat memberikan kesempatan bagi tenaga kerja
untuk mengembangkan kemampuan yang didapat dari pengalaman
untuk memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya.

2. Penentuan Resiko
PT Giant Tbk selalu berusaha dalam menangani dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan dalam menghadapi dan menyelesaikan
resiko yang mungkin timbul dalam perusahaan. Langkah-langkah tersebut
yaitu:
a. Tujuan entitas
Pengelolaan yang dilakukan untuk mencapai rencana bisnis
memiliki anggaran dengan tujuan yang realistis dan adanya insentif
untuk pencapaian yang seimbang dan manajemen telah membentuk
dan jelas mengkomunikasikan misis strategi bisnis perusahaan.
b. Tingkat Aktivitas
Sumber daya yang d imiliki perusahaan cukup untuk
pencapaian tugas dalam fungsi bisnis utama, dan perencanaan untuk

47

penambahan sumber daya tambahan telah ada diperlukan.
Manajemen mengidentifikasikan apa yang benar atau dimana
kegagalan harus di hindari untuk pencapaian tujuan perusahaan.
c. Idetifikasi Resiko dan manajemen
Dalam mengatasi resiko dan manajemen PT Giant Makassar
memiliki mekanisme untuk mengidentifikasi resiko bisnis untuk
memasuki pasar baru, bidang usaha atau penawaran akan produk dan
layanan baru. Disamping itu tanggung jawab dan harapan untuk
kegiatan usaha da identifikasi penerimaan resiko bisnis jelas
dikomunikasikan kepada para eksekutif yang bertanggung jawab atas
fungsi yang terpisah.

3. Aktivitas Control
Aktivitas control di PT Giant Makassar meliputi adanya kebijakan
prosedur-prosedur yang dijalankan dalam perusahaan yang dapat
menjamin bahwa sistem tersebut telah berjalan efektif. Aktivitas Control
PT Giant Mkassar meliputi:
a. Otoriasi tranksaksi dan kegiatan yang memadai
Perusahaan membuat peraturan tertulis yaitu kebijakan yang
diikuti oleh para pegawai dan memberdayajkan mereka untuk
melaksanakannya. Otorisasi didokumentasiakn dengan tanda tangan,
pemberian paraf aau kode otorisasi atas dokumen hanya bisa
diberikan sesuai dengan bagian yang dibutuhkan.
b. Pemisahan tugas
Struktur organisasi merupakan rangkaian pembagian tugas
kegiatan pokok perusahaan, tujuan pemisahan fungsi ini adallah

48

untuk mencegah kesalahan dan agar dapat dilakukannya deteksi
segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam pelaksanaan tuga
syang dibebankan kepada seseorang. Pemisahan tugas yang
dilakuan oleh PT Giant Makassr yaitu :
1. Tanggungjawab pemiliharan aktiva terpisah dari tanggung jawab
pencatatan
2. Hanya personil yang sah saja yang memiliki akses ke aktiva
perusahaan
3. Terdapat strukturasi sehingga dapat meminimalkan kolusi.
c. Desain dan penggunaan dokumentasi serta catatan yang memadai
Terdapat pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh
data tranksaksi yang terjadi. Jejak audi memfasilitasi pelacakan
ketiap tranksaksi melalui sistem, perbaikan kesalahan dan verifikasi
output sistem.
d. Penjagaan asset dan pencatatan yang memadai
Penjagaan asset dan dan pencatatan yang memadai dilakukan
dengan cara:
1. Tugas disupervisi dan dipisahkan secara efektif
2. Catatan asset dan informasi dipelihara secara fisik
3. Catatan dan dokumen dilindungi denga baik
e. Pemeriksaan independent atas kinerja
Pada PT. Giant Tbk Seluruh transaksi dipastikan telah diperoses
secara akurat dan terpercaya.

49

4. Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi yang ada pada PT Giant Tbk Makassar
berjalan dengan lancer. Informasi yang diperluukan untuk pimpinan
disajikan untuk pihak yang berkepentingan untuk mengidentifikasi
tindakan yang dilakukan.
a. Tersedianya informasi
Sistem informas yang tersedia haruslah sangat tinggi agar
menguntungkan bagi perusahaan. Supaya informasi dapat berguna
bagi pihak yang berkepentingan maka analisis sitstem harus
menegetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya,
yaitu:
1. Manajemen memonitor informasi eksternal yang relevan dan
mempertimbangkan dampak pada entitas.
2. Informasi eksternal yang didapatkan untuk mendukung manajemen
dengan laporan yang diperlukan untuk menilai kinerja entitas dalam
pencaaian tujuan
3. Manajemen dan personil lain memiliki informasi yang diperlukan,
secara cukup rinci, untuk melakasanakan tanggung jawab mereka
da nada mekanisme di tempat untuk memastikan perubahan
kebutuhan terpenuhi.
b. Keandalan sistem informasi
Keandalan sistem informasi bagi PT Giant Makssar merupakan
sesuatu yang sangat penting. Informasi yang dibutuhkan pemakaia
biasanya didokumentasikan dalam perjanjia tingkat pelayanan atau
dokuemn perusahaan lainnya. Perusahann harus memiliki sebuah

50

proses formal untuk mengidentifikasi dan meninjau seluruh perubahan
hukum, peraturan, kontrak atau perjanjian tingkat pelayanana lainnya
yang dapat mempengaruhi kebutuhan pemakai. Keandalan sistem
Informasi PT Giant Tbk dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Manajemen memiliki rencana strategis untuk sisem TI yang terkait
dengan strategi keselruhan.
2. Prosedur-prosedur memberikan keyakinan bahwa informasi
diidentifikasi telah relevan, ditangkap, diproses, dan dilaporkan
oleh sistem TI dengan cara yang sesuai dan tepat waktu.
3. Ada pertanggung jawaban bagi individu yang
mengimplementasikan, mendokumentasikan, menguji, dan
meyetujui perubahan program computer dan sistem.
4. Terdapat sarana komunikasi untuk melaporkan kejanggalan dalam
proses bisnis dan manajemen mendukung pemnafaatan sasran
tersebut.
b. Komunikasi
1. Manajemen melakukan tindak lanjut yang efektif dan tepat waktu
terhadap komunikasi yang diterima dari pelanggan, vendor,
regulator dan pihak eksternal lainnya.
2. Komunikasi di seluruh organisasi memadai, lengkap dan tepat
waktu untuk memungkinkan orang untuk melakukan tanggung
jawab mereka secara efektif.
3. Terdapat sarana komunikasi untuk melaporkan kejanggalan dalam
proses bisnis dan manajemen mendukung pemanfaatan sarana
tersebut.

51

5. Pengawasan
Bagi PT Giant Tbk. Makassar pengawasan merupakan faktor
yang sangat penting bagi untuk kemajuan perusahaan. Pengawasan
dan penindak lanjutan adalah suatu proses menilai kualitas pelaksanaan
pengendalian barang dagang yang dilakukan pada PT Giant Tbk
Makassar. Proses pengawasan biasanya dilakukan oleh store manager
dibantu oleh bagian internal auditor dari kantor pusat dengan jalan
pemantauan atas aktivitas yang terjadi, melakukan penilaian secara
terpisah, serta mengadakan perbaikan yang diperlukan. Upaya yang
dilakukan perusahaan mengenai pelaksanaan pemantauan dalam
kaitannya dan pelaksanaan pengendalian internal persediaan barang
dagang cara mengamati langsung apakah prosedur-prosedur yang
mempengaruhi persediaan dan pem bayaran telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan, selain dari terpenuhinya unsur-unsur pengendalian
yang dilaksakan perusahaan untuk mengetahui sejauh mana sistem
pengendalian internal.
Apabila terjadi kehilangan barang dagang baik ditoko maupun
digudang akan disusut sampai tuntas. Untuk kasus kehilngan barang
dagang di toko menjadi tanggung jawab pramuniaga yang selanjutnya
menjadi tanggung jawab supervisor. Supervisor yang akan melaporkan
ke store manager guna dilakuakn pengusutan lebih lanjut. Begitupun
dengan kasus barang yang hilang digudang akan menjadi tanggung
jawab bagian gudang. Supervisor dan kepala gudang akan membuat
laporan kehilangan barang sebagai laporan pertanggung jawaban
kepada store manager .

52

A. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis yang berdasar pada
wawancara dan observasi secara langsung ke obyek penelitian, PT Giant Tbk
Makassar sudah efektifitas dalam sistem pengendalian barang dagangnya,
hal itu terbukti dengan terpenuhinya indikator penilaian COSO dalam sistem
pengendalian barang dagang PT Giant.
PT Giant Tbk Makassar telah menerapkan pengendalian internal
persediaan barang dagang secara efektif. Hal ini tercermin dari pelaksanaan
komponen-komponen pengendalian barang dagang yang memadai yaitu:
a. Lingkungan pengendalian pada PT Giant telah memadai baik dari segi
integritas dan nilai etika yang memadai terbukti dapat mengurangi
tindakan yang tidak jujur dari karyawan sehingga karyawan berperilaku
sopan sesuai dengan etika. Prosedur penerimaan tenaga kerja yang baik
pada Giant Tbk Makassar mendukung kualitas sumber daya manusia
dilingkungan perusahaan. Struktur organisasi PT Hero Giant Makassar
hubungan antara atasan dan bawahan dilakukan secara langsung.
Dengan demikian pegawai bertanggung jawab kepada atasan sesuai
dengan bidangnya. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab bersifat
langsung pada pihak yang terkait dan jelas sehingga karyawan merasa
dihargai dan dipercayai.
b. Penilain resiko
Dalam mempekerjakan tenga kerja, PT Giant Makassar
mengadakan proses pelatihan terlebih dahulu. Hal ini dilaksanakan untuk
mencegah resiko dan kesalahan yang dilakukan oleh tenaga kerja
tersebut dalam melaksanakan pekerjaan nya. Dalam menjalankan

53

fungsi-fungsi sistem informasi telah menggunkan bantuan komputer untuk
memproses tranksaksi mengenai persediaan barang dagang.
c. Aktivitas Pengedalian
Dalam melaksanakan kegiatan pengendalian, PT Giant Makassar
telah menerapkan pemisahan fungsi pengendallian baik dimana fungsi
pembelian, pembayaran, dan pencatatan dilakukan oleh bagian yang
terpisah sedangkan untuk fungsi penerimaan dan penyimpanan barang
dilakukan oleh bagian yang sama yaitu bagian penerimaan barang.
d. Informasi dan komunikasi
Setiap informasi yang diperlukan disampaikan kepada pimpinan
untuk menentukan tindakan yang harus dilaksanakan. Terdapatnya
komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan dengan tujuan untuk
mendiskusikan masalah yang timbul agar penyelesaian terbaik dapat
tercapai.
e. Pengawasan
Pengawasan dilakukan agar dapat membantu manajemen untuk
mengetahui ketidakefektifan pelaksanaan komponen -komponen
pengendalian yang lain. PT Giant Makassar melakukan pengawasan
persediaan barang dagang untuk memenuhi perkembangan permintaan
konsumen, serta memperhatikan keluhan-keluhan pelanggang. Evaluasi
agar penyimpanagn yang ditemukan juga merupakan tanggapan yang
baik dan mencerminkan adanya kesadaran pentingnya pengendalian
yang tertanam dalam diri manajemen. Jadi secara tertulis aktivitas
pemantauan yang dilakukan sudah cukup baik dalam mendukung

54

terciptanya pengendalian persediaan barang dagang yang memadai
dalam perusahaan.
Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu penelitian
Cynthia Amanda Jullie J. Sondakh Steven J. Tangkuman (2015), berjudul
Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal atas persediaan barang dagang
pada Grand Hardware Manado, dengan menggunakan metode penelitian yaitu
metode deskriptif. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal
atas persediaan barang dagang di Grand Hardware sudah efektif dan penelitian
Natasya Manengkey (2015), meneliti tentang Analisis sistem pengendalian
intern persediaan barang dagang dan penerapan akuntansi pada Pt. Cahaya
mitra alkes,yang menggunakan metode penelitian analisis deskriptif dan hasilnya
menunjukkan bahwa secara keseluruhan sistem pengendalian intern persediaan
barang dagang berjalan efektif, dimana manajemen perusahaan sudah
menerapkan konsep dan prinsip-prinsip pengendalian intern. Seperti halnya pada
PT Giant Tbk pada penelitian ini memberikan hasil bahwa Pengendalian Internal
persediaan barang dagang sudah efektif karena telah memenuhi komponen-
komponen pengendalian dari COSO(commite of sponsoring organisation).

55

Bagan Alir Sistem Persediaan Barang Dagang PT Giant Tbk
Bagian Gudang


Mulai
Membuat
surat
pembelian
2
Surat 1
permintaan pembeliaan

6
Laporan 3
penerimaan barang
Kartu
gudang

1
Sumber : Data olahan
Gambar 3.1

56

Bagian Gudang memulai mengecek persediaan barang dagang yang kurang
atau persediaan yang perlu dibeli, setelah melakukan pengecekan bagian
gudang membuat surat permintaan pembelian. Kemudian membuat dokumen
surat permintaan pembelian, dokumen pertama dikirim ke bagian pembelian dan
dokumen kedua akan di jadikan arsip bagian gudang.
Bagian Gudang juga akan menerima dokumen dari bagian penerimaan,
setelah menerima dokumen tersebut, bagian gudang akan menginput ke sistem
informasi sebagai kartu gudang dan juga akan disimpan sebagai diarsip.

57

Bagian Pembelian
Dari Pemasok











dikirim ke pemasok




1
Surat 1
permintaan
pembeliaan
Membuat
surat order
pembelian
2
3
5
Laporan 1
penerimaan barang
Faktur

Membandingkan
Mengirim Faktur
LPB
Faktur
4

7
Sumber : Data olahan
Gambar 3.2

3

2

1
Surat Order
pembelian

58

setelah menerima surat permintaan pembelian dari bagian gudang, bagian
pembelian membuat surat order pembelian barang atau persediaan dengan
membuat beberapa dokumen:
dokumen 1. Dikirim ke pemasok
dokumen 2. Dikirim ke bagian penerimaan
dokumen 3. Dikirim kebagian keuangan/utang
dokumen 4. Disimpan sebagai arsip.
Bagian pembelian juga akan menerima dokumen dari bagian penerimaan
yaitu dokumen laporan penerimaan barang dan juga menerima faktur dari
pemasok. Selanjutnya bagian pembelian akan membandingkan faktur dan
laporan penerimaan barang untuk mengecek kesesuian, kemudian bagian
pembelian mengirim dokumen yaitu dokumen LPB akan diproses sebagai arsip
bagian gudang dan faktur akan dikirim ke bagian utang.

59

LPB 4
Bagian Penerimaan Bagian Keuangan


2
Surat order
pembelian
Menerima
barang
dari
pemasok
Membua
t laporan
penerim
aan
barang
4
3
Surat order
pembelian
3 7
Laporan
penerimaan
faktur
membanding
kan
memproses
Registraasi bukti
kas keluar
3
2
Laporan 1
penerimaan
barang
FAKTUR
2
Bukti kas keluar 1
Sumber : Data olahan
Gambar 3.3

4
5
6

8
Arsip bukti kas keluar
yang belum dibayar

60

Bagian penerimaan, setelah menerima surat order pembelian dari bagian
pembelian dan juga menerima barang dari pemasok, bagian penerimaan
selanjutnya membuat laporan penerimaan barang dengan beberpa dokumen
antar lain:
1. Dokumen pertama akan dikirim ke bagian
2. Dokumen kedua akan dikirim dan diproses ke bagian pembelian
3. Dokumen ketiga akan dikirim kebagian gudang
4. Dokumen keempat akan disimpan sebagai arsip bagian penerimaan

Bagian Utang, setelah menerima dokumen order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur yang dikirim pemasok, selanjutnya bagian utang
melakukan perbandingan terhadap ketiga dokumen untuk mengetahui
kesesuaian dokumen tersebut, setelah membandingkan bagian utang akan
memproses beberapa dokumen antara lain:
1. Dua dokumen untuk bukti kas keluar, dokumen pertama akan
diregistrasikan pada bukti kas keluar dan akan dijadikan sebagai arsip,
dokumen kedua akan dikirim kebagian kartu persediaan.
2. Dokumen ketiga yaitu faktur yang akan dijadikan arsip perusahaan
3. Dokumen ke empat yaitu LPB yang diterima dari bagian penerimaan dan
juga akan diarsip sebagai arsip bukti kas keluar yang belum dibayar.

61

Bagian Kartu persediaan
8
Bukti kas keluar 2
Kartu
persediaan
selesai

Sumber : Data olahan
Gambar 3.4

62

2
Setelah menerima dokumen bukti kas keluar dari bagian keuangan, bagian
kartu persediaan menginput bukti kas keluar dikartu persediaan dan dijadikan
sebagai arsip.
Bagian Penjualan
mulai
Menginput nama
barang yang terjual
Faktur penjualan 1
tunai
Faktur penjualan
tunai
Menerima
kas dari
konsumen
Konsumen
Data olahan
Gamabr 3.5

63

Bagian penjualan atau kasir menginput kesistem nama barang yang
dibeli konsumen, kemudian membuat faktur penjualan tunai sebanyak dua
rangkap dokumen. Sebelum faktur dicetak kasir menerima kas dari konsumen,
kemudian sistem mencetak faktur tersebut, kemudian bagian kasir menyerahkan
barang ke konsemen beserta faktur penjualan tunai.

64

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis
sistem pengendalian barang dagang serta menganalisis data yang dilandasi
teori yang relevan dengan masalah yang diteliti pada PT Giant Makassar,
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa analisis sistem pegendalian
internal persediaan barang dagang pada PT Giant Tbk Makassar sudah
efektif dengan didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang menyusun lingkungan pengendalian internal dan nilai
etika dengan baik, dan kejujuran karyawan dalam bekerja. Struktur
organisasi dan uraian tugas yang jelas, pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab yang sesuai dengan setiap unit kerja perusahaan.
2. Penilaian resiko yang memadai hal ini dilihat dari adanya antisipasi dari
pihak perusahaan dalam mengahadapi lingkungan operasi dan
melakukan perubahan secara struktural, sistem informasi secara
komputerisasi menghasilkan data-data yang lengkap. Akurat dan tepat
waktu serta pembinaan hubungan yang baik dengan pelanggang untuk
mencapai pertumbuhan usaha.
3. Aktivitas pengendalian dilakukan secara memadai, ditandai dengan
adanya pengawasan langsung dan terdapatnya pemisahan tugas yang
cukup.
4. Informasi dan komunikasi dinilai memadai karena adanya laporan-
lapoaran yang diperlukan serta kendala-kendala yang dihadapi
perusahaan selalu dikomuikasikan untuk mencapai keputusan yang baik

65

5. Pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan secara rinci oleh masing-
masing bagian atau dibidangnya masing-masing dan selalu dilaporkan
kepada pemimpin.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran pada PT
Giant Tbk Makassar yang mungkin bermanfaat dalam mengatasi masalah
yang terdapat dalam sistem pengendalian persediaan barang dagang dan
juga kepada mahasiswa yang ingin meneliti selanjutnya.
Adapun saran-saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut
1. Sebaiknya faktor-faktor yang mendukung lingkungan perusahaan lebih
dimaksimalkan lagi.
2. Aktivitas pengendalian harusnya lebih ditingktatkan lagi agar
persediaan- persediaan yang ada di perusahaan dapat terkontrol dengan
baik.
3. Informasi dan komunikasi sebaiknya lebih dipergunakan dengan sebaik
baiknya agar informasi atau laporan yang didaptkan lebih handal dan
lebih terpercaya.
4. Semoga penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya yang
ingin meneliti tentang sistem pengendalian internal persediaan barang
dagang dengan menambahkan variabel-variabel yang berhubungan
dengan persediaan internal yang pantas dan bagus untuk diteliti.
5. Semoga penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dan
mahasiswa khususnya prodi akuntans kedepan.

67

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,S, 2016, Auditing, Edisi Empat, Buku satu, Salemba Empat: Jakarta
Amanda, C.,Sondakh, J. J., Tangkuman, J. S. 2015. Analisis efektifitas sistem
Pengendalian Internal atas Persediaan Barang Dagang pada Grand
HardwareManado.,(Online),Vol.3(https://download.portalgaruda.org/arti
cel.php, diakses 6 Desember 2017)
Fariyanti, R. 2014. Analisis Keefektifan Pengendalian Internal Sistem Persediaan
pada PT.Cassanatama Naturindo (Online http : // eprints . dinus . ac .
id /8691/1/17112/1/jurnal 13206.pdf, diakses 16 Desember 2017
Fitriani, 2014, Analisis sistem pengendalian persedian barang dagangan dan
efektifitasnya, Skripsi tidak diterbitkan, Unismuh Makassar.
Garrison,H.Ray;Eric W. Nooren. 2000, Manajemen Biaya dan Pengendalian,
Edisi pertama, Salemba Empat: Jakarta
Hery, 2008, Pengantar Akuntansi 1, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:
Jakarta
Krismiaji, 2015, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keempat, UPP STIM YKPN:
Yogyakarta
Kusuma, I. N. Analisis Sistem Pengendalian Internal Persediaan pada Toko
Pertani Boyolali. (Online), ( http://eprints.dinus.ac.id17112/1/jurnal
1546.pdf, diakses 09 Desember 2017 )
Kusuma,H, 1999, Manajemen Produksi, C.V Andi Offset: Yogyakarta
Maksurat, A., Morasa, J., Ellim, I.2014. Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Unruk Persediaan Barang Dagangan pada CV. Multi Media Persada
Menado.(Online)Vol.2,(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/arti
cle/view/451, diakses 09 Desember 2017 )
Manengkey, N. 2014. Analisis Sitem Pengendalian Intern Persediaan Barang
Dagangan dan Penerapan Akuntansi pada PT. Cahaya Mitra Alkes.
(Online Vol. 2 ( https : ejournal .unsrat .ac .id /index .php /emba /article
/view/ 5065 , diakses 17 Desember 2017 )
Moleong,Lexy J.(2007) Metodologi penelitian kualitatif, penerbit PT Remaja
Rosdakarya Offset: Bandung
Mulyadi, 2001, Auditing, Edisi enam, Salemba Empat: Jakarta
Mulyadi, 2008, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, cetakan keempat, Salamba
empat: Jakarta

68

Nurjannah, S. 2014. Analisis Sistem Pengendalian Internal Persediaan pada
Toko Wulan Salatiga. ( http : / / mahasuswa . dinus. Ac . id / docs /
skripsi /jurnal/12315, diakses 16 Desember 2017 )
Romney,B,M.,dan Steinbart J.P,Sistem Informasi Akuntansi,Edisi tiga belas,
Salemba empat: Jakarta
Sastradiepora, 1989. Manajemen Teori dan Praktek. Penerbit Sinar Baru :
Bandung
Siska. Syafitri, L. 2014. Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Barang
Dagang pada Pt. Sungai Budi di Palembang. (http: //eprints. mdp. ac. Id
//1161/1/,diakses 17 Desember 2017 )
Soemarso.2009. Akuntansi suatu pengantar, Edisis kelima, Salemba empat :
Jakarta
Suwardjono, kriyantono 2003. Analisis sistem informasi akuntansi penjualan dan
penerimaan kas pada Apotek Diva Sejahtera Blitar
Tamodia, W. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern untuk
Persediaan Barang Dagangan pada Pt. Laris Manis Utama Cabang
Manado.( https://media.neliti.com/media/publication/1513, diakses 09
Desember 2017 )
Komponen pengendalian COSO (http: / / wahyunidewi77 .blogspot. co .id/ 2014/
11/ pengendalian-internal-coso.html/, diakses 11 januari 2018)

LAMPIRAN

Komponen pengedalian COSO
NO Lingkungan pengendalian Apakah kontrol ini
ada ?
Apakah vontrol berjalan dengan
efektif ?
Kegiatan yang menggambarkan
keefektifitasan operasi
1 Integritas dan nilai etika √ √ Pegawai benar-benar mengerti lingkungan
kerja bagaimanakah yang dapat diterima,
dan bagaimana yang tidak melalui kode etik
yang diberikan oleh perusahaan dan para
pegawai mengerti bagaimana menanganai
permasalahan yang mungkin terjadi.

2 Komitmen pada kompetensi √ √ Personil perusahaan memiliki kemampuan
dan pelatihan yang cukup untuk tugas yang
mereka laksanakan,



Manajemen menentukan tingkat
kompetensiyang dibutuhkan untuk
pekerjaan tertentu dan mengaplikasikannya
dalm pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan.


3 Peran direksi, dewan
komisaris/ komite audit
√ √
Komite Audit bertemu secara pribadi
dengan petugas akuntansi kepala, auditor
internal dan auditor eksternal untuk
membahas kewajaran pelaporan proses
sistem keuangan,
pengendalian internal, komentar dan
rekomendasi yang signifikan, dan kinerja
manajemen.


4 Filosofi dan gaya √ √ Manajemen mencontohkan sikap dan

manajemen tindakan yang mencerminkan lingkungan
pengendalian yang sehat dan komitmen
terhadap nilai-nilai etika termasuk pelaporan
keuangan yang berkaitan dengan jalan
keluar yang sesuai papabila ada
perselisihan penerapan perlakuan
akuntansi.



Eksekutif jelas memahami tanggung jawab
dan otoritas untuk kegiatan bisnis dan
bagaimana mereka berhubungan dengan
entitas secara keseluruhan. Eksekutif harus
memiliki pengalaman yang diperlukan dan
tingkat pengetahuan untuk benar
melaksanakan posisi mereka.


5 Struktur organisasi √ √

Adanya pemisahan tugas yang jelas




6. pelaksanaan wewenang
dan tanggung jawab
√ √
Karyawan di seluruh entitas ditugaskan dan
diberi wewenang dan tanggung jawab
terkait dengan fungsi mereka.

7. Kebijakan dan prosedur
disumber daya manusia
√ √ Manajemen menetapkan dan melaksanakan
standar untuk mempekerjakan orang yang
paling berkualitas dengan penekanan pada
latar belakang pendidikan, pengalaman
kerja sebelumnya, prestasi masa lalu, dan
bukti integritas dan perilaku etis


Sebuah proses pelatihan berkelanjutan
memungkinkan orang untuk secara efektif
menangani perkembangan lingkungan
bisnis



Pembentukan kader dapat meberikan
kesempatan bagi tenaga kerja


KOMPONEN COSO
NO PENENTUAN RESIKO Apakah Kontrol ini ada? Apakah Kontrol berjalan efektif? Kegiatan yang menggambarkan
keefektivitasan operasi
1. Tujuan Entitas √ √
Pengelolaan yang dilakukan untuk
mencapai rencana bisnis memiliki
anggaran dengan tujuan yang
realistis, dan adanya insentif untuk
pencapaian yang seimbang

2. Tingkat Aktivitas √ √ Sumber daya yang dimiliki
perusahaan cukup untuk
penencapaian tujuan dalam fungsi
bisnis utama, dan perencanaan untuk
penambahaan sumber daya tambahan
telah ada diperlukan.
Manajemen mengidentifikasikan apa
yang benar atau di mana kegagalan
harus dihindari, untuk pencapaian
tujuan perusahaan.





3 Idetifikasi resiko dan
manjemen
√ √
Manajemen memiliki mekanisme
untuk mengidentifikasi risiko bisnis
untuk memasuki pasar baru, bidang
usaha atau penawaran akan produk
dan layanan baru.


Tanggung jawab dan harapan untuk
kegiatan usaha dan identifikasi
penerimaan risiko bisnis, jelas
dikomunikasikan kepada para
eksekutif yang bertanggung jawab
atas fungsi yang terpisah.

KOMPONEN PENGENDALIAN COSO
NO AKTIVITAS CONTROL APAKAH CONTROL INI
ADA?
APAKAH CONTROL BERJALAN
DENGAN EFEKTIF?
KEGITAN YANG MENGGAMBARKAN
KEEFEKTIVITASAN
1 Otorisasi tranksaski dan
kegitan yang memadai
√ √ Manajemen membuat kebijakan untuk
diikuti oleh para pegawai dan
memberdayakan mereka untuk
melaksanakannya

Otorisasi didokumentasikan dengan
tandatangan, pemberian paraf, atau
kode otorisasi atas dokumen atau
catatan.




2 Pemisahan Tugas √ √

Tanggung jawab pemeliharaan aktiva
terpisah dari tanggung jawab
pencatatan

3 Desain dan penggunaan
Documentasiserta catatan
yang memadai
√ √

Jejak audit memfasilitasi pelacakan ke
tiap transaksi melalui sistem,
perbaikan kesalahan dan verivikasi
output sistem



4 Penjagaan asset dan
penctatan yang memadai
√ √
Tugas di supervisi dan dipisahkan
secara efektif.

Catatan aset dan informasi dipelihara
secara fisik.

Catatan dan dokumen dilindungi
(diarsip) dengan baik.



5 Pemeriksaan yang
independen
√ √
Seluruh transaksi dipastikan telah
diperoses secara akurat.

Merekonsiliasi dua rangkaian catatan
yang dipelihara secara terpisah

KOMPONEN PENGENDALIAN COSO
NO INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
Apakah contrl ini ada ? Apakah control berjalan efektif? Kegiatan yang menggambarkan
keefektivitasan
1. Tersedianya informasi √ √ Manajemen memonitor informasi
eksternal yang relevan dan
mempertimbngkan damak pada
entitas

Informasi eksternal yang didapatkan
untuk mendukung manajemen dengan
laporan yang diperlukan untuk menilai
kinerja entitas dalam pencapaian
tugas

Manajemen dan personil lain memiliki
informasi yang diperlukan secra cukup
rinci,


2 Keandalan sistem informasi √ √

Manajemen memiliki rencana strategis
untuk sistem IT

Prosedur-prosedur memeberikan
keyakinana bahwa informasi
didientifikasikan telah relevan,
ditangkap, diproses, dan dilaporkan
oleh sistem IT

Ada pertanggungjawaban bagi
individu yang mengimplementasikan,
mendokumentasikan, menguji dan
menyetujui perubahan program
Komputer dan sistem

Terdapat sarana komunikasi untuk
melaporkan kejanggalan dalam proses
bisnis dan manajemen mendukung
pemanfaatan





Komunikasi √ √

Manajemen melakukan tindak lanjut
yang efektif dan tepat waktu terhadap
komunikasi yang diterima dari
pelanggan, vendor, regulator dan
pihak eksternal lainnya.

Komunikasi di seluruh organisasi
memadai, lengkap dan tepat waktu
untuk memungkinkan orang untuk
melakukan tanggung jawab mereka
secara efektif.

Terdapat sarana komunikasi untuk
melaporkan kejanggalan dalam proses
bisnis dan manajemen mendukung
pemanfaatan sarana tersebut.




NO Pengawasan Apakah control ini ada? Apakah control berjalan efektif? Kegiatan yang menggambarkan
kefektvitasan
1. Apakah Pemeriksaan
barang dagang dilakukan
secara rutin ?
√ √

Pemeriksaan barang dagang
dilakukan secara rutin oleh masing-
masing karyawan, kemudian
pengawasan lebih lanjut biasanya
dilakukan oleh store manager dibantu
oleh bagian internal auditor dari kantor
pusat dengan jalan pemantauan atas
aktivitas yang terjadi, melakukan
penilaian secara terpisah, serta
mengadakan perbaikan yang
diperlukan

2 Bagaiman sistem yang
diterapkan diperusahaan?
√ √ Sistem yang diterapkan diperusahaan
sesuai dengan prosedur. Untuk kasus
kehilngan barang dagang di toko
menjadi tanggung jawab pramuniaga
yang selanjutnya menjadi tanggung
jawab supervisor. Supervisor yang
akan melaporkan ke store manager
guna dilakuakn pengusutan lebih
lanjut





3 Bagaimna Pemeriksaan
stock persediaan pada
Perusaan ?
√ √

Pemeriksaan stock persediaan
dilakukan secara berkala

BIOGRAFI PENULIS
St. Aminah, biasa dipanggil Aminah, lahir di
Bantaeng pada tanggal 02 juli 1996 kabupaten
Bantaeng. Buah hati dari ayahanda Alm. Abu dan
Saerang. Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti
yaitu SD 37 Pa’rasangan Beru dan lulus pada
tahun 2008, pada tahun yang sama penulis
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di
SMP 4 Bissappu dan lulus pada tada tahun 2011.
Dan kembali melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Bantaeng dan menyelesaikan
studi pda tahun 2014. Pada tahun tersebut pula penulis melanjutkan studi
keperguruan tinggi swasta di Makassar, penulis pun terdaftar sebagai mahasisw
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berkat karunia Allah SWT dan iringin dari ke 2 orang tua beserta orang2
terdekat selama menjalani segala aktivitas akademik diperguruan tinggi
Universitas Muhammmadiyah Makassar , penulis akhirnya menyelesaikan studi
pada tahun 2018 dengan judul “Analisis sistem pengendalian internal barang
dagang pada PT Giant Tbk Makassar”.