JOURNAL OF AGRICULTURAL AND RURAL ECONOMY
Vol 1 No 1 pp17-23, e-ISSN: 3025-8138, https://agrejournal.org/
CARA MENSITASI: Jaya, A. H. I., Syamsari, Dullah, A. A. M., Lestari, I. and Andriani, I. 2023. Strategi
Keberlanjutan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Takalar. Journal of Agricultural
and Rural Economy 1(1):17-23. DOI: 10.11594/agre.v1i1.17-23
Copyright © 2023 by Authors. This work is licensed under a Creative Commons
Attribution 4.0 International License. Open Access
STRATEGI KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN SAMPAH
DI KABUPATEN TAKALAR
A Hadi Indra Jaya
1*
, Syamsari
1
, Arif Atul Mahmuda Dullah
1
, Ika Lestari
2
, Irma
Andriani
3

1
Pusat Studi Pengelolaan Limbah, Institut Teknologi Pertanian, Takalar, Indonesia
2
Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar, Takalar, Sulawesi Selatan, Indonesia
3
Departemen Biologi, FMIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian tentang penentuan strategi keberlanjutan pengelolaan sampah untuk mendukung
kemajuan pengelolaan sampah di suatu daerah yang ditandai dengan perolehan penghargaan
sangat dibutuhkan. Ketidakjelasan strategi keberlanjutan menyebabkan daerah tersebut tidak
dapat mempertahankan prestasi yang telah diraih. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli sampai
agustus 2023 di Kabupaten Takalar. Penentuan kabupaten Takalar sebagai lokasi penelitian
karena Takalar telah meraih dua kali penghargaan Sanitasi Total Berbasis masyarakat (STBM).
Data primer diperoleh dari wawancara dan pengisian kuisioner oleh pakar dan 100 orang
responden di Kabupaten Takalar. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur. Data dianalisis
dengan menggunakan Analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada system
analisis faktor strategi internal, aspek kekuatan lebih dominan daripada aspek kelemahan dan pada
system analisis faktor strategi eksternal, aspek peluang lebih dominan dari aspek ancaman,
sehingga posisi faktor internal dan eksternal berada pada kuadran 1. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa strategi keberlanjutan pengelolaan sampah di Kabupaten Takalar adalah strategi agresif,
yaitu mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan secara maksimal peluang yang
tersedia.

KATA KUNCI: keberlanjutan, pengelolaan sampah, strategi, takalar
Pendahuluan
Sampah telah menjadi masalah di semua wilayah karena volumenya terus bertambah
namun daya tampung tempat pembuanagn akhir (TPA) terbatas (Rimantho, D & Tamba, 2021;
Winahyu, D., Hartoyo, S., & Syaukat, 2019). Persoalan sampah akan semakin kompleks karena
pengelolaan sampah yang tidak tepat dan tidak efisien serta tingkat kemampuan mendaur ulang
sampah masih rendah (Shershneva, n.d.). Efeknya adalah sampah tidak hanya menumpuk di
tempat pembuangan akhir (TPA) tapi akan menumpuk di berbagai lokasi diluar TPA (Nizar, M.,
Munir, E., Munawar, E., & Irvan, 2017; Yunita, Y., Adrianshyah, M., & Amalia, 2021). Sampah
organic dan anorganik yang tidak dikelola akan menjadi media berkembangnya sumber penyakit
(Astuti, F. D., & Rokhmayanti, 2019). Sampah plastic dan yang tidak mudah terurai akan
mencemari tanah dan perairan darat maupun laut sehingga mengganggu aktivitas budidaya
pertanian, perikanan maupun wisata (Muahiddah, 2023; Setyowati, R., & Mulasari, 2013). Oleh
karena itu, sampah yang tidak terkelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan berefek
negative terhadap kesehatan dan perekonomian (Akbar, 2023; Sahwan, 2004).
Sumber sampah jumlahnya banyak, diantaranya rumah tangga, industri, pusat pelayanan
public, pusat perbelanjaan, pusat aktivitas pertanian, peternakan dan berbagai aktivitas manusia
lainnya (Hemidat et al., 2022; Jotaworn et al., 2021). Rumah tangga adalah salah satu penghasil
sampah yang besar namun hanya 1,2 persen dari total rumah tangga di Indonesia yang terlibat di
dalam daur ulang sampah (Alfitri, A., Helmi, H., Raharjo, S., & Afrizal, 2020a). Pengurangan
sampah dari sumbernya masih jarang ditemukan (Syamsari, S., Ramaditya, M., Muditomo, A.,

A. H. I. Jaya et al. | Journal of Agricultural and Rural Economy 1(1):17-23
18 | AGRE

Nasrullah, N., & Hasbullah, 2023). Penggalangan komunitas dan stakeholder lainnya untuk
terlibat aktif dalam mengelola sampah belum optimal (Fauzan et al., n.d.). Dalam kondisi seperti
itu maka upaya untuk mencapai zero waste di Indonesia merupakan tantangan yang berat, karena
sampai saat ini Indonesia adalah negara penghasil sampah plastik terbesar kedua didunia, dan
belum ada strategi yang optimal untuk mengurangi sampah plastik tersebut (Alfitri, A., Helmi,
H., Raharjo, S., & Afrizal, 2020b; Setyono, A. E., & Sinaga, 2021; Syamsari, 2022).
Berbagai keterbatasan yang dihadapi oleh pemerintah menyebabkan jumlah sampah
yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir hanya maksimal 70 persen dari sampah yang ada
(Nizar, M., Munir, E., Munawar, E., & Irvan, 2017). Masing-masing pemerintah daerah berupaya
menghadapi masalah sampah tersebut dengan menciptakan kebijakan dan kegiatan yang
disesuaikan dengan kemampuan dan tantangan yang dihadapi (Adi & Rarasati, n.d.). Ada
kegiatan yang mendukung 3R (Reduce, Reuse dan recyle), penguatan kelembagaan, penambahan
sarana dan prasarana serta kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat terutama
pada pembentukan perilaku peduli sampah (Winahyu, D., Hartoyo, S., & Syaukat, 2019). Setiap
daerah memiliki kekhasan, oleh karena itu strategi yang diterapkan pun bisa berbeda
(Abdulwakeel & Bartholdson, 2018).
Beberapa kabupaten dan kota di Indonesia berhasil membangun strategi pengelolaan
sampah yang lebih baik, dan ada kabupaten kota yang berhasil meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah. Oleh karena itu daerah tersebut memperoleh penghargaan
dari pemerintah pusat melalui kementrian teknis diantaranya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) Award (Soedjono, S., Setiawan, S., & Sugiharto, 2018). Penghargaan tersebut
mendukung Sustainable development Goal di Indonesia khususnya pada poin 6 yaitu Air Bersih
dan Sanitasi Layak (Wulandari, F., & Hasanuddin, 2023). Kabupaten dan kota tersebut perlu
mempertahankan penghargaan yang telah diraih sehingga dapat menjadi contoh bagi daerah
lainnya (Odagiri et al., 2017; Sukwika, T., & Noviana, 2020). Meskipun demikian, prestasi yang
telah diraih seringkali tidak dapat dipertahankan karena tidak ada strategi keberlanjutan yang
disepakati, sehingga pelaksanaan di lapangan tidak beraturan (Purwanta et al., n.d.). Oleh karena
itu penelitian tentang strategi keberlanjutan pengelolaan sampah yang mendukung STBM Award
sangat diperlukan. Penelitian sebelumnya telah ada yang membahas tentang penentuan strategi
dalam pengelolaan sampah namun belum ada yang menghubungkan dengan keberlanjutan STBM
Award yang diberikan kepada suatu daerah.

Metode Penelitian
Penelitian ini diadakan pada bulan Agustus 2023 di Kabupaten Takalar. Pengambilan data
dilakukan melalui survei, wawancara dan pengisian kuisioner oleh pakar dan masyarakat umum.
Data tersebut diolah dan dianalisis menggunakan Analisis SWOT (Rimantho, D & Tamba, 2021).
Lokasi penelitian adalah Kabupaten Takalar karena Takalar adalah salah satu kabupaten yang
berhasil meraih dua kali Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM) Award dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia yaitu tahun 2021 dan 2022 STBM Award Sustainability, demand
creation. Penghargaan ini diperoleh karena pengelolaan sampah tidak hanya menjadi fokus
pemerintah daerah namun mendapat dukungan sampai ke pemerintah desa dan kelurahan serta
sebagian besar warga Takalar telah berpartisipasi pada program pengelolaan sampah yang
dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Takalar (Syamsari, S., Ramaditya, M., Muditomo, A.,
Nasrullah, N., & Hasbullah, 2023).

Hasil dan Pembahasan
Penentuan strategi keberlanjutan pengelolaan sampah di Kabupaten Takalar menggunakan
analisis SWOT ini terdiri dari sistem analisis faktor strategi internal dan eksternal. Sistem analisis
faktor strategi internal terdiri dari faktor kekuatan dan kelemahan. Sistem analisis faktor eksternal
terdiri dari faktor peluang dan ancaman (Rimantho et al., 2022). Tabel 1 menunjukkan beberapa
aspek yang dinilai pada faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Aspek tersebut
dibobot oleh pakar dan selanjutnya dirating oleh responden. Bobot dan rating dari setiap aspek

A. H. I. Jaya et al. | Journal of Agricultural and Rural Economy 1(1):17-23
19 | AGRE

dikalikan untuk memperoleh nilai total dari masing-masing faktor kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman.

Tabel 1. Sistem Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal
No Faktor Bobot Rating BobotxRatin
g
ANALISIS FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN
1 Perda tentang Retribusi pelayanan persampahan 3 3 9
2 SDM Teknis dan Anggaran tersedia dari APBD Kab 3 3 9
3 Memperoleh DAK setiap tahun 3,5 3 10,5
4 Memperoleh bantuan peralatan dari pusat namun sifatnya
insentil, tidak rutin setiap tahun
1,5 3 4,5
5 Dukungan dari pemerintah desa dalam bentuk kerja bakti
kebersihan dan kader kebersihan
3,5 4 14
6 Budaya bersih disetiap instansi 2,5 4 10
7 Budaya bersih di sekolah 3 4 12
8 Penyuluhan rutin budaya hidup bersih dan sehat kepada
masyarakat yang diselenggarakan oleh dinas Kesehatan
dan pemerintah desa
1,5 4 6
9 Jadwal pengangkutan sampah secara rutin setiap hari 4 4 16
10 Tersedia TPA 3,5 4 14
11 Ada Komunitas peduli sampah 3,5 4 14
12 Sudah mulai Ada pemilahan sampah organik dan
anorganik
3 4 12
13 Tersedia mobil angkutan dan peralatan pendukung lainnya 3 4 12
14 Sudah ada pengusaha mikro dan menengah yang berbisnis
sampah plastic dan logam
3 4 12
15 ada MoU dengan Perguruan tinggi untuk pengolahan
sampah organic menjadi magot dan kompos
3 3 9
16 Keharusan membuat AMDAL sesuai peraturan
perundangan
2 3 6
17 Ada Gerakan masyarakat yang dicanangkan oleh
pemerintah daerah seperti Gerakan Masyarakat Takalar
yang sehat dan gammara (indah)
4 4 16
18 TOTAL KEKUATAN 186
KELEMAHAN
Penggunaan teknologi pengolahan sampah masih rendah 4 3 12
1 Belum ada industry daur ulang sehingga usaha mikro dan
menengah hanya mengumpulkan dan menjual sampah ke
industry daur ulang di luar Takalar
3 3 9
2 Belum banyak stakeholder yang berpartisipasi dalam
pengelolaan sampah
2 3 6
3 Pengelolaan retribusi masih konvensional sehingga banyak
tunggakan retribusi
4 3 12
4 Kegiatan kerja bakti masih insidentil/Tidak rutin 2,5 3 7,5
5 Manajemen SDM tenaga teknis kebersihan masih lemah 2,5 3 7,5
6 Tidak ada Pelatihan khusus untuk mendidik tenaga teknis
kebersihan dalam mengelola sampah
2,5 3 7,5
7 Belum ada stratgeis/SOP pengelolaan sampah secara
tertulis, disepakati dan disosialisasikan
2,5 3 7,5
8 Peralatan angkut dan container masih kurang dibanding
dengan jumlah yang harus dilayani
4 3 12
9 TPS3R tidak berjalan 3,5 3 10,5

A. H. I. Jaya et al. | Journal of Agricultural and Rural Economy 1(1):17-23
20 | AGRE

10 Belum ada penyuluhan di media digital/media social
terutama tentang budaya memilah sampah dari sumbernya
seperti rumah tangga, warung makan, kantor, pasar serta
tempat berkumpul lainnya
4 3 12
11 Dukungan dari semua pejabat pembuat kebijakan belum
maksimal
2 3 6
12 Belum ada pusat data sampah yang menyebutkan produksi
sampah harian, per desa dan titik-titik tumpukan sampah
2 3 6
13 Belum ada Kerjasama khusus pengolahan sampah dengan
Lembaga internasional
2,5 3 7,5
14 Belum ada regulasi pemerintah daerah tentang pengelolaan
sampah organic dan an organic serta pemanfaatannya
2 3 6
15 Inovasi tentang pengelolaan sampah yang mendatangkan
manfaat ekonomi masih kurang
4 3 12
16 Belum ada reward yang jelas bagi warga atau entitas yang
melakukan pengolahan sampah yang baik
2,5

3 7,5
TOTAL KELEMAHAN 148,5
Total Faktor Internal = kekuatan-kelemahan 37,5
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL
PELUANG
1 Kerjasama KKN dengan Perguruan Tinggi dapat
diarahkan untuk membantu kampanye hidup bersih dan
sehat serta menghidupkan budaya kerja bakti kebersihan
9 3 27
2 Kebijakan Nasional menuju Indonesia Zero waste 7 3 21
3 Adanya peluang untuk mendapat dukungan dari sektor
swasta terutama BUMN
8 3 24
4 Penghargaan Kabupaten Sehat dan STBM Award
meningkatkan koordinasi dengan seluruh stakeholder
9,5 3 28,5
5 Berkembangnya teknologi pengolahan sampah misalnya
pemanfaatan mikroorganisme untuk mengurai sampah
organic
8,5 3 25,2
6 Berkembangnya Gerakan dan praktek ekonomi sirkular 9 3 27
7 Adanya aturan tentang AMDAL 9 3 27
TOTAL PELUANG 169,5
ANCAMAN
1 Masuknya sampah dari kabupaten sekitar 6,5 3 19,5
2 Masuknya sampah melalui laut, irigasi dan aliran sungai 6 3 18
3 Bertambahnya jumlah sampah karena Takalar adalah jalur
jalan nasional dan provinsi
6,5 3 19,5
4 Bertambahnya jumlah penduduk baik karena kelahiran
ataupun karena perpindahan domisili ke Takalar
5 3 15
5 Takalar adalah salah satu destinasi untuk wisata, berobat
dan keperluan lainnya
4 3 12
6 Meningkatnya harga BBM dan suku cadang armada
pengangkut sampah dan peralatan kebersihan lainnya
4 3 12
7 Masih banyak masyarakat yang membuang sampah
disembarang tempat
6 3 18
8 Perilaku hidup bersih dan sehat belum menjadi budaya
masyarakat.
5,5 3 16,5
TOTAL ANCAMAN 130,5
Total Peluang-Total Ancaman 39

Nilai faktor internal adalah total nilai faktor kekuatan dikurangi dengan total nilai faktor
kelemahan. Nilai faktor eksternal adalah total nilai faktor peluang dikurangi dengan total nilai

A. H. I. Jaya et al. | Journal of Agricultural and Rural Economy 1(1):17-23
21 | AGRE

faktor ancaman. Nilai faktor internal dan faktor eksternal jika dimasukkan ke diagram kartesius
maka posisi pengelolaan sampah di Kabupaten Takalar berada pada kuadran satu sebagaiaman
ditunjukkan pada Gambar 1.


Gambar 1. Diagram SWOT Strategi Keberlanjutan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Takalar

Pada system analisis faktor strategi Internal menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebib dominan
dibanding faktor kelemahan. Pada system analisis faktor strategi eksternal, faktor peluang lebih
dominan dibanding ancaman. Berdasarkan perhitungan antara faktor internal dan eksternal maka
strategi keberlanjutan pengelolaan sampah berada di kuadran satu, yaitu strategi agresif . Pilihan
strategi agresif sebagai strategi keberlanjutan pengelolaan sampah di Kabupaten Takalar berarti
faktor kekuatan yang dimiliki harus dioptimalkan dan peluang yang tersedia harus dimanfaatkan
secara maksimal. Strategi agressif diwujudkan melalui beberapa program yaitu peningkatan
kompetensi dan pengelolaan sumberdaya aparatur sipil dan tenaga teknis, optimalisasi
penggunaan sarana dan prasaran penunjang, peningkatan kerjasama dengan stakeholder terutama
dalam pemilahan sampah dan pengolahannya, pemanfaatan teknologi pengolahan sampah,
peningkatan koordinasi antar institusi, penguatan ekonomi sirkular, serta penegakan aturan.
Kesimpulan
Perhitungan bobot dan rating pada analisis SWOT menemukan bahwa pada system analisis faktor
strategi internal, kekuatan lebih dominan daripada kelemahan dan pada system analisis faktor
strategi eksternal, peluang lebih dominan dari ancaman. Posisi faktor internal dan eksternal berada
pada kuadran 1 sehingga disimpulkan bahwa strategi keberlanjutan pengelolaan sampah di
Kabupaten Takalar adalah strategi agresif, yaitu mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan
memanfaatkan secara maksimal peluang yang tersedia.

Referensi

Abdulwakeel, S. A., & Bartholdson, O. (2018). The governmentality of rural household waste
management practices in Ala Ajagbusi, Nigeria. Social Sciences, 7(6).
https://doi.org/10.3390/SOCSCI7060095.
Adi, F. E., & Rarasati, A. D. (n.d.). Modelling of operational costs (tipping fees) and incentives
to improve solid waste management services in Indonesia. https://doi.org/10.1088/1757-
37.5; 39
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
-50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50
x
Peluang
Ancama
n
Kekuata
n
Kelema
han
I III
IV II

A. H. I. Jaya et al. | Journal of Agricultural and Rural Economy 1(1):17-23
22 | AGRE

899X/1098/2/022016.
Akbar, A. (2023). Dampak Pencemaran Lingkungan Di Wilayah Pesisir Makassar Akibat Limbah
Masyarakat. SENSISTEK: Riset Sains Dan Teknologi Kelautan.
Alfitri, A., Helmi, H., Raharjo, S., & Afrizal, A. (2020a). Dinamika, Problematika, Dan Implikasi
Kebijakan Pengelolaan Sampah Plastik Di Daerah. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 15(1),
11–24.
Alfitri, A., Helmi, H., Raharjo, S., & Afrizal, A. (2020b). Sampah Plastik sebagai Konsekuensi
Modernitas dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Sosiologi Andalas, 6(2), 122–130.
Astuti, F. D., & Rokhmayanti, R. (2019). Pengelolaan sampah sebagai pencegahan penyakit tular
vektor (Vol. 1, No. 1, pp. 273-276). Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, 273–276.
Fauzan, D., Balai, D., Pengembangan, B., Dan, S., Komunikasi, P., Makassar, I., & Basalamah,
J. A. (n.d.). Shaping and maintaining anti-littering behavior of the community in Indonesia.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/575/1/012212.
Hemidat, S., Achouri, O., Fels, L. El, Elagroudy, S., Hafidi, M., Chaouki, B., Ahmed, M.,
Hodgkinson, I., & Guo, J. (2022). Solid Waste Management in the Context of a Circular
Economy in the MENA Region. Sustainability 2022, Vol. 14, Page 480, 14(1), 480.
https://doi.org/10.3390/SU14010480.
Jotaworn, S., Nitivattananon, V., Kusakabe, K., & Xue, W. (2021). Partnership towards
synergistic municipal solid waste management services in a coastal tourism sub-region.
Sustainability (Switzerland), 13(1), 1–25. https://doi.org/10.3390/SU13010397.
Muahiddah, N. et al. (2023). Pengelolaan Lingkungan Pesisir Melalui Gerakan Bersih Pantai
Upaya Mengurangi Sampah Lingkungan Pondok Prasi, Kota Mataram. BERNAS: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 1294–1298.
Nizar, M., Munir, E., Munawar, E., & Irvan, I. (2017). Manajemen Pengelolaan Sampah Kota
Berdasarkan Konsep Zero Waste: Studi Literatur. Jurnal Serambi Engineering, 1(2).
Odagiri, M., Muhammad, Z., Cronin, A. A., Gnilo, M. E., Mardikanto, A. K., Umam, K., Asamou,
Y. T., Doa Ayalon, B., Tengah Utara, A., Alor, K., Tenggara Timur, N., Profesor Yohannes,
J. W., & Selatan, A. (2017). Enabling Factors for Sustaining Open Defecation-Free
Communities in Rural Indonesia: A Cross-Sectional Study. International Journal of
Environmental Research and Public Health 2017, Vol. 14, Page 1572, 14(12), 1572.
https://doi.org/10.3390/IJERPH14121572.
Purwanta, W., Augustine, T., Octivia, R., Fani, A. M., & Rifai, A. (n.d.). Study of circular
economy potential in the Bantargebang waste -to-energy plant.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/1017/1/012031.
Rimantho, D & Tamba, M. (2021). Usulan Strategi Pengelolaan Sampah Padat di TPA
Burangkeng Bekasi dengan Pendekatan SWOT dan AHP. Jurnal Ilmu Lingkungan, 19(2),
383–391.
Rimantho, D., Hidayah, Y., Saputra, A., Chandra, A., Rizkiya, A. N., Nazhifah, G., Milenia, D.,
Wesha, P., & Fitriyani, P. (2022). Strategi pengelolaan sampah melalui pendekatan SWOT:
studi kasus Pondok Pesantren Qur’an Al-Hikmah Bogor. Jurnal Pengelolaan Lingkungan
Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management), 6(2), 126–138.
https://doi.org/10.36813/JPLB.6.2.126-138.
Sahwan, F. L. (2004). S. pengelolaan sampah di kawasan K. S. (2004). Strategi pengelolaan
sampah di kawasan Kepulauan Seribu. Jurnal Teknologi Lingkungan, 5(1).
Setyono, A. E., & Sinaga, N. (2021). ZERO WASTE INDONESIA: PELUANG, TANTANGAN
DAN OPTIMALISASI WASTE TO ENERGY. Eksergi, 17(2), 116–124.

A. H. I. Jaya et al. | Journal of Agricultural and Rural Economy 1(1):17-23
23 | AGRE

Setyowati, R., & Mulasari, S. A. (2013). Pengetahuan dan perilaku ibu rumah tangga dalam
pengelolaan sampah plastik. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National
Public Health Journal), 7(12), 562–566.
Shershneva, E. G. (n.d.). Analysis of Correlation between Waste Accumulation and Countries
Welfare Level. https://doi.org/10.1088/1755-1315/988/2/022034.
Soedjono, S., Setiawan, S., & Sugiharto, S. (2018). Peningkatan Akses Sanitasi Masyarakat
melalui Promosi, Penguatan Wirausaha Sanitasi, dan Mikro Kredit Sanitasi. IPTEK Journal
of Proceedings Series.
Sukwika, T., & Noviana, L. (2020). Status keberlanjutan pengelolaan sampah terpadu di TPST-
Bantargebang, Bekasi: Menggunakan rapfish dengan R statistik. Jurnal Ilmu Lingkungan,
18(1), 107–118.
Syamsari, S., Ramaditya, M., Muditomo, A., Nasrullah, N., & Hasbullah, H. (2023). Analysis of
community participation in waste management that supports the agricultural sector in
Takalar. International Journal of Research in Business and Social Science (2147-4478),
12(3), 525–529. https://ssbfnet.com/ojs/index.php/ijrbs/article/view/2559/1808.
Syamsari. (2022). Merdeka Sampah.
Winahyu, D., Hartoyo, S., & Syaukat, Y. (2019). Strategi Pengelolaan Sampah pada Tempat
Pembuangan Akhir Bantargebang, Bekasi. Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah, 5(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.29244/jurnal_mpd.v5i2.24626.
Wulandari, F., & Hasanuddin, T. (2023). Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melalui Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Seminar Nasional Ilmu
Lingkungan (SNAIL) III.
Yunita, Y., Adrianshyah, M., & Amalia, H. (2021). Sistem Informasi Bank Sampah dengan
Model Prototype. INTI Nusa Mandiri , 16(1), 15–24.
https://doi.org/https://doi.org/10.33480/inti.v16i1.2269.