73
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KIMIA BAHAN ALAM
MELALUI METODE PENGENALAN POLA

Nurbaity
FMIPA Universitas Negeri Jakarta (e-mail: [email protected];
HP. 081310581409)

Abstract: Improving the Quality of the Natural Chemical Substance Lesson
through the Pattern Recognizing Method. This study aims to improve the
quality of the natural chemical substance lesson through the pattern
recognizing method. This study was an action research study consisting of two
cycles, each of which involved three meetings. The first cycle presented the
polyketide topic and the second cycle the terpenoid topic. The instruments were
questionnaires, observation sheets, and evaluation sheets. The final stage of the
second cycle showed that: 1) the quality of the assignments involving natural
substances and the number of chemical found in the references improved,
which made it easier to move to further steps, 2) the students’ activities and
participation increased, indicated by the group presentation in which each
group had a chance to raise questions, 3) the quality and quantity of questions,
especially high level ones, increased, and all of them were written and
submitted, and 4) the students’ learning achievement improved, indicated by
the percentage of students achieving scores above 60 (84%).

Keywords: natural chemical substance, pattern recognizing method


PENDAHULUAN
Dalam proses pembelajaran, se-
ringkali dihadapkan pada masalah
yang berkaitan dengan kualitas pem-
belajaran. Kualitas pembelajaran ber-
gantung pada kemampuan dosen/
guru sebagai pendidik dalam me-
nyiapkan kegiatan pembelajaran yang
baik sehingga dapat dicapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efi-
sien. Untuk mencapai tujuan tersebut,
dalam kegiatan pembelajaran terda-
pat dua aspek penting yang harus
diperhatikan. Pertama, aspek proses
belajar, yakni sejumlah pengalaman
intelektual, emosional, dan fisik pada
diri siswa. Kedua, aspek hasil belajar,
yakni perubahan perilaku pada diri
siswa (Dimyati,2006:136). Bertitik to-
lak pada pendapat tersebut, tujuan po-
kok penyelenggaraan kegiatan pem-
belajaran secara operasional adalah
membelajarkan siswa agar mampu
memproses dan memperoleh penge-
tahuan, keterampilan dan sikap bagi
dirinya sendiri. Oleh karena itu, un-
tuk meningkatkan kualitas pembe-
lajaran selama kegiatan belajar meng-
ajar, dosen/guru diharapkan meran-
cang pengalaman belajar dan mencari
model mengajar yang sesuai dengan

74

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1
karakteristik materi dan tujuan pem-
belajaran.
Kimia bahan alam merupakan ba-
gian terpenting dari ilmu kimia or-
ganik yang mempelajari berbagai je-
nis senyawa dari sumber-sumber or-
ganik, baik tumbuhan, hewan, mau-
pun mikroorganisme. Tujuan mata-
kuliah Kimia Bahan Alam adalah agar
mahasiswa mampu memahami pro -
ses terjadinya senyawa organik dalam
makhluk hidup, khususnya senyawa
golongan metabolit sekunder dan me-
ngerti kerangka strukturnya, sifat ki-
mia, dan aktivitas biologisnya. Senya-
wa-senyawa bahan alam ini tergolong
metabolit sekunder yang berasal dari
metabolit primer. Dalam perkembang-
an kimia bahan alam, terutama tertuju
pada pembentukan struktur dan me-
nyelidiki sifat-sifat metabolit sekun-
der seperti terpenoid, poliketida, fla-
vonoid, steroid, dan alkoloid, mela-
kukan pemisahan, memurnikan, dan
akhirnya menganalisis senyawa-se-
nyawa yang dihasilkan dari sel-sel hi-
dup, serta menentukan struktur mole-
kul dari senyawa-senyawa yang diha-
silkan. Struktur molekul dari senya-
wa-senyawa tersebut mempunyai va-
riasi yang luas. Senyawa-senyawa ki-
mia bahan alam mempunyai pola-
pola tertentu, keteraturan ditinjau
dari segi kimia organik, dari golongan
senyawa bahan alam tertentu dapat
digunakan untuk mengembangkan
pola berpikir yang terarah, sistematik,
dan logis.
Berdasarkan hasil angket tentang
pelaksanaan proses pembelajaran ki-
mia bahan alam, mahasiswa menyata-
kan bahwa metode yang digunakan
selama ini belum sesuai dengan yang
diinginkan (75%), penyampaian ma-
teri belum sistematis (78,9%), materi
terlalu banyak (65%) sehingga kesulit-
an dalam mempelajari kimia bahan
alam (63,1%). Menyadari akan ciri-ciri
kimia, khususnya kimia bahan alam
yang dikemukakan di atas, dosen per-
lu mencari metode mengajar yang se-
suai dengan karakteristik materi dan
tujuan pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran
kimia yang dapat membantu dosen
dalam pencapaian tujuan pembelajar-
an dan meningkatkan kualitas pem-
belajaran kimia bahan alam adalah
metode pengenalan pola. Metode pe-
ngenalan pola dalam pengembangan
kimia didasarkan kepada hipotesis
bahwa ilmu kimia mempunyai lebih
dari sekedar struktur ilmu, tetapi di-
akui mempunyai pola sejumlah fakta
unsur-unsur serta hubungannya da-
lam sistem periodik. Semua itu terda-
pat di alam, semua itu objektif dan sah
untuk segala situasi belajar (Tresna
S.,1988:101). Di samping pola untuk
unsur-unsur dalam sistem periodik
pola serupa, dimungkinkan pula di-
punyai oleh senyawa-senyawa kimia,
khususnya senyawa bahan alam. Jum-
lah variabel di sini lebih besar dan
jumlah kombinasi yang dimungkin-
kan amat banyak.
Pokok pikiran mempelajari kimia
melalui pengenalan pola dilakukan de-
ngan mendorong mahasiswa untuk
mencoba mempelajari senyawa-se-
nyawa dan reaksi kimia dengan cara
yang lebih terorganisasi dan lebih be-
bas untuk mencapai tingkat kognitif
yang lebih tinggi melalui proses ber-

75

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia Bahan Alam
pikir tingkat tinggi. Menurut Lauren
Renick (Arends, 2007:44), berpikir ting-
kat tinggi melibatkan nuanced judg-
ment dan interpretasi, self regulation
proses-proses berpikir, dan imposing
meaning (menentukan makna), mene-
mukan struktur dalam sesuatu yang
tampak tidak beraturan, dan bersifat
kompleks.
Model pengenalan pola dalam
pembelajaran kimia mempunyai be-
berapa keuntungan, antara lain: (1)
mengembangkan kemampuan maha-
siswa untuk mengorganisasaikan da-
ta, menemukan dan menggolongkan
parameter, pelacakan keteraturan, sis-
tem dan pola, menggunakan berbagai
sumber data dan menilai serta mem-
bandingkan; (2) memotivasi mahasis-
wa dengan jalan mencari informasi
secara mandiri, produktif dalam pe-
lacakan keteraturan organisasi data;
dan (3) mahasiswa dapat mengorga-
nisasikan belajar pada proses kognitif
yang lebih tinggi, seperti tingkat me-
nganalisis, mengevaluasi dan mencip-
takan.
Sebelum mata kuliah kimia bahan
alam dipelajari, mahasiswa telah be-
lajar tentang senyawa-senyawa kimia,
struktur kimia yang jumlah dan va-
riasinya sangat banyak, yang mem-
punyai sifat-sifat fisika, sifat kimia,
mekanisme reaksi kimia yang terjadi
dalam makhluk hidup, biosintesa, ser-
ta manfaatnya. Berdasarkan karakte-
ristik kimia bahan alam, penggunaan
metode pengenalan pola diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembe-
lajaran kimia bahan alam sehingga da-
pat membantu mahasiswa dalam me-
ningkatkan proses dan hasil belajar
mereka.
Kualitas pembelajaran erat kait-
annya dengan penggunaan metode
mengajar yang optimal untuk menca-
pai tujuan pembelajaran. Hal ini ber-
arti untuk mencapai kualitas pembe-
lajaran yang tinggi, materi perkuliah-
an harus diorganisasi dengan strategi
pengorganisasian yang tepat. Selan-
jutnya, materi disampaikan kepada
mahasiswa dengan strategi penyam-
paian yang tepat pula. Pembelajaran
harus mampu membuat materi yang
diajarkan menarik dan tidak sebalik-
nya sehingga akan mempengaruhi
proses dan hasil belajar mahasiswa.
Pelaksanaan belajar melalui pe-
ngenalan pola dapat dilihat pada lang-
kah-langkah di bawah ini (Tresna S.,
1988:101-104).

76

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1
Tabel 1. Langkah-langkah Belajar melalui Pengenalan Pola
LANGKAH HASIL
 Pengumpulan data con-
toh: data tentang struk-
tur, reaksi, sifat senyawa
untuk lingkup batas.
Pencarian data, mula-mula terbimbing, kemudian bebas,
dalam berbagai sumber; buku, jurnal, monograf, dan se-
bagainya.
 Analisa data, penentuan
kriteria sebagai tetapan
dan variabel.
Memperbandingkan data dapat melihat penyimpangan.
Siswa menentukan ketelitian menurut kualitas sumber,
dan perincian data berikutnya untuk pengecekan.
Dalam suatu pendekatan analisis ditentukan tetapan dan
variabel serta antar hubungan.
 Penentuan urutan hierar-
ki kriteria, dari yang
umum menuju khusus.
Mulai membangun struk-
tur pohon yang akan di-
lengkapi dalam langkah
berikutnya.
Siswa mengembangkan kemampuan untuk menganalisis
struktur, bukan menghafal struktur.
Siswa juga mengenal sejumlah data yang minimum
diperlukan untuk analisis struktur.
Mengembangkan kemampuan dan mengevaluasi data
berdasarkan sifat-sifat umum dan khusus untuk mem-
bangun struktur pohon.
 Merancang matriks untuk
berbagai kombinasi krite-
ria yang mungkin.
Dalam suatu pendekatan analisis siswa berusaha menen-
tukan pola untuk setiap pohon.
Hal ini akan mendukung sintesis data, hipotesis untuk
meramal.
Perumusan pengetahuan lebih terorganisasi dan pengem-
bangan pemikiran abstrak didukung.
 Mensahihkan pola ran-
cangan
Siswa membangun matriks untuk merancang pohon un-
tuk membuktikan apakah kriteria ditentukan secara
tepat.
Hal ini memungkinkan siswa mengenal gambaran yang
lebih jelas perihal antar hubungan data, dan membawa
keteraturan lebih banyak kepada pengetahuanya.
Membangun pohon dan belajar struktur linier dan
polidimensi juga membantu pendidikan penggunaan
komputer dalam ilmu kimia.
 Menggunakan pola untuk
meramal.
Siswa mendiskusikan apa yang masih kosong dalam
matriks dan pola.
Mula-mula mencari informasi baru kimia dalam berbagai
sumber. Kemudian mempelajari senyawa/reaksi tertentu
dari segi stereokimia, penggunaan model, cara-cara
biosintesis, termodinamika, atau kinetika, untuk men-
duga kemungkinan kehadiran senyawa/reaksi di alam
atau kemungkinan secara sintesis.
Siswa terlibat dalam penelitian, merancang jalan meng-
ikuti hasil penelitian, dan membangun pola menuju pe-
nyelesaian. Metode ini mendukung penyusunan hipotesa
dan rancangan penelitian lanjutan.

77

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia Bahan Alam
Revisi taksonomi Bloom (Ander-
son, et al, 2001:28) diberi nama tak-
sonomi untuk belajar, mengajar, dan
mengases (taxonomy for learning, teach-
ing. dan asessing). Taksonomi ini ber-
sifat dua dimensi. Pertama, dimensi
pengetahuan (pengetahuan faktual,
konsep, prosedur, dan metakognitif).
Kedua, dimensi proses kognitif (cara
berpikir) berisi domain kognitif yang
dikategorikan ke dalam 6 jenjang ke-
mampuan, yaitu: 1) mengingat, ber-
arti mengambil informasi yang re-
levan dari ingatan jangka panjang; 2)
memahami, berarti mengonstruksikan
makna dari berbagai pesan instruk-
sional; 3) menerapkan, berarti melak-
sanakan atau menggunakan suatu
prosedur; 4) menganalisis, berarti me-
nguraikan suatu materi ke dalam ba-
gian konstituen dan menentukan ba-
gaimana hubungan bagian yang satu
dengan bagian yang lain, kemampuan
jenjang analisis ini menunjukkan ting-
kat intelektual yang lebih tinggi dari-
pada kemampuan jenjang pemaham-
an maupun penerapan karena me-
rupakan akumulasi kemampuan pe-
ngetahuan, pemahaman dan aplikasi;
5) mengevaluasi, adalah kemampuan
untuk memberikan keputusan berda-
sarkan standar dan criteria, yang me-
liputi kemampuan memeriksa (check-
ing), memutuskan (judging), dan meng-
kritik (critiquing); 6) menciptakan, ada-
lah kemampuan untuk meletakkan
unsur-unsur untuk membentuk hu-
bungan atau keseluruhan fungsi,
mengorganisasikan kembali unsur ke
dalam peta atau struktur yang baru.
Mengevaluasi dan menciptakan ber-
arti membuat judment berdasarkan
kriteria dan menyatukan berbagai ele-
men untuk membentuk sebuah pola
atau struktur baru (Anderson, et al.
2001:32).
Atas dasar uraian di atas, pem-
belajaran kimia bahan alam melalui
model pengenalan pola dengan meng-
aplikasikan langkah-langkah pelaksa-
naannya diharapkan dapat mening-
katkan kualitas pembelajaran kimia
dalam proses maupun hasil belajar.

METODE
Penelitian ini merupakan peneli-
tian tindakan kelas yang terdiri atas
dua siklus. Rancangan penelitian ini
mengikuti dasar penelitian tindakan
kelas model dari David Kember (2000:
26) yang berbentuk spiral dan meng-
ikuti siklus, mulai dari tahap peren-
canaan (planing), tindakan (acting), ob-
servasi (observing), dan refleksi (reflect-
ing). Hasil refleksi siklus I sebagai
dasar untuk merencanakan tindakan
pada siklus berikutnya sehingga di-
peroleh keberhasilan sesuai dengan
indikator yang ditentukan.
Penelitian dilaksanakan di Jurus-
an Kimia FMIPA Universitas Negeri
Jakarta (UNJ) pada semester ganjil
tahun ajaran 2005-2006 melalui dua
siklus. Subjek penelitian adalah maha-
siswa Program Studi Pendidikan
Kimia yang mengambil matakuliah
Kimia Bahan Alam sejumlah 26 orang.
Prosedur penelitian dimulai dari pe-
rencanaan tindakan pada siklus I de-
ngan kegiatan: (1) kegiatan pendahu-
luan, membagi angket pada mahasis-
wa untuk memperoleh informasi dan
persepsi mahasiswa tentang pelaksa-
naan perkuliahan kimia bahan alam,

78

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1
dan harapan mahasiswa terhadap per-
kuliahan tersebut; (2) menganalisis ha-
sil angket tersebut; (3) mengemuka-
kan rencana mengatasi masalah dan
metode yang akan dilakukan dalam
perkuliahan kimia bahan alam; (4)
menentukan tujuan, materi, dan me-
rancang skenario pembelajaran yang
akan dilaksanakan dalam perkuliah-
an; (5) menyiapkan perangkat pem-
belajaran yang diperlukan.
Pelaksanaan tindakan berdasar-
kan rencana yang sudah disepakati.
Pembelajaran menggunakan metode
pengenalan pola dengan kegiatan ber-
diskusi dalam kelompok kecil (4-5
orang) mengerjakan tugas yang telah
ditentukan, mempresentasikan tugas
dan berdiskusi. Selama tindakan dila-
kukan pengamatan menggunakan lem-
bar pengamatan untuk mengevaluasi
keaktifan mahasiswa dan mengana-
lisis pertanyaan-pertanyaan yang di-
jukan selama diskusi serta memberi
tes hasil belajar kemampuan kognitif
untuk mengetahui daya serap atau pe-
nguasaan materi pada siklus I. Selan-
jutnya, dilakukan refleksi dengan cara
menganalisis hasil pengamatan selama
pembelajaran dari lembar observasi
maupun catatan lapangan, dan jawab-
an tes tertulis dari mahasiswa. Kemu-
dian, mengevalusi kelemahan dan ke-
kuatan yang ada pada siklus I dan
mencari alternatif upaya mengatasi
kelemahan tersebut.
Kriteria keberhasilan yang ingin
dicapai pada penelitian ini adalah ada-
nya peningkatan kualitas pembelajar-
an kimia bahan alam dengan metode
pengenalan pola. Indikator kualitas
pembelajaran berupa peningkatan pe-
mahaman mahasiswa mengaplikasi-
kan langkah-langkah pengenalan pola
(hasil tugas kelompok), peningkatan
keaktifan mahasiswa pada diskusi di
kelas, peningkatan hasil belajar maha-
siswa, khususnya kemampuan kogni-
tif tingkat tinggi (menganalisis, meng-
evaluasi, dan berhipotesis untuk me-
ramal).
Hasil refleksi dari siklus I diguna-
kan sebagai dasar untuk merencana-
kan tindakan pada siklus II yang di-
mulai dengan (1) menentukan strategi
perkuliahan berdasarkan hasil refleksi;
dan (2) menyiapkan materi, lembar
pengamatan, serta instrumen tes un-
tuk siklus II. Pelaksanaan tindakan di-
lakukan menggunakan metode yang
telah disepakati, yaitu pengenalan po-
la. Selama pelaksanaan tindakan dila-
kukan pengamatan menggunakan lem-
bar pengamatan untuk melihat aktivi-
tas mahasiswa dan memberi tes ter-
tulis untuk mengetahui penguasaan
mahasiswa pada materi yang diberi-
kan pada siklus II. Refleksi dilakukan
dengan cara menganalisis hasil peng-
amatan dari lembar observasi dan ca-
tatan lapangan, serta hasl tes tertulis
dari mahasiswa, mengevaluasi kele-
mahan dan kekuatan yang ada, dan
mencari jalan keluar untuk mengatasi
kelemahan tersebut.
Instrumen penelitian terdiri dari
kuesioner atau angket analisis kebu-
tuhan tentang persepsi mahasiswa
pada perkuliahan kimia bahan alam,
lembar penilaian hasil tugas kelom-
pok, lembar pengamatan pelaksanaan
pembelajaran, lembar penilaian pelak-
sanaan presentasi dan diskusi, serta
catatan lapangan, instrumen tes hasil

79

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia Bahan Alam
belajar setiap akhir siklus, dan angket
untuk menjaring pendapat mahasis-
wa pada akhir siklus tentang pem-
belajaran kimia bahan alam meng-
gunakan metode pengenalan pola.
Analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif kualitatif .

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian setiap siklus da-
pat dikemukakan sebagai berikut.

SIKLUS I
Perencanaan
Dari hasil angket analisis kebu-
tuhan pada mahasiswa dan hasil wa-
wancara menunjukkan mahasiswa
mengalami kesulitan mempelajari ki-
mia bahan alam karena ruang lingkup
materi terlalu banyak, penyajian tidak
sistematis dan metode yang diguna-
kan belum sesuai dengan harapan.
Mahasiswa kurang termotivasi dalam
mengikuti perkuliahan, terlihat dari
aktifitas dan kesiapan mereka pada
waktu diskusi dan tanya jawab pada
saat pembelajaran berlangsung.
Dalam upaya meningkatkan kua-
litas pembelajaran kimia bahan alam,
agar mahasiswa mampu memahami
proses terjadinya senyawa organik da-
lam makhluk hidup, khususnya meta-
bolit sekunder, mengerti kerangka
strukturnya, sifat kimia, dan aktifitas
biologisnya. Perlu dicari alternatif me-
tode pembelajaran yang sesuai de-
ngan karakteristik materi dan tujuan
pembelajaran. Salah satu metode yang
sesuai dan dapat memenuhi harapan
mahasiswa dalam mempelajari kimia
bahan alam adalah metode pengenal-
an pola. Metode ini disepakati untuk
diterapkan dalam pembelajaran meta-
bolit sekunder. Materi yang dipilih
adalah metabolit sekunder golongan
poliketida. Pada tahap perencanaan di-
lakukan langkah-langkah sebagai be-
rikut.
 Membuat skenario pembelajaran
yang menarik dan mudah dipaha-
mi, yaitu dengan cara menjelaskan
dan memberi contoh langkah-lang-
kah pengenalan pola untuk mem-
buat tugas yang akan dikerjakan
dalam kelompok meliputi: (1) pe-
ngumpulan data, mencari data dan
menemukan berbagai struktur se-
nyawa-senyawa kimia golongan po-
liketida dari literatur atau jurnal
minimal 10 data; (2) analisa data,
menganalisis struktur senyawa ki-
mia dari data yang diperoleh se-
hingga dapat menyimpulkan bah-
wa senyawa-senyawa poliketida
yang ditemukan mempunyai bagi-
an umum yang tetap atau menen-
tukan kriteria sebagai tetapan dan
variable; (3) penentuan urutan hi-
rarki kriteria, dari yang umum me-
nuju khusus, yakni yang lebih ba-
nyak dipunyai oleh poliketida, yang
lebih spesifik untuk sekumpulan
rumus, mengembangkan dan meng-
evaluasi data berdasarkan sifat
umum dan khusus untuk mem -
bangun struktur pohon; (4) meran-
cang matrik untuk berbagai kom-
binasi kriteria yang mungkin se-
hingga dapat menentukan pola un-
tuk setiap pohon; (5) mensahihkan
pola rancangan, mahasiswa akan
menemukan setiap matrik dengan
koleksi data; (6) menggunakan pola
meramalkan kemungkinan adanya

80

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1
senyawa-senyawa golongan police-
tida yang belum ditemukan. Apa-
kah sifat-sifat senyawa poliketida
yang diperoleh dari hasil kombi-
nasi yang mungkin? Bagaimanakah
sifat bioaktifitas senyawa-senyawa
tersebut? Bagaimanakah biosinte-
sisnya?
 Mengerjakan tugas dalam kelom-
pok kecil (setiap kelompok terdiri
4-5 mahasiswa) diluar jam tatap
muka (tugas terstruktur).
Setiap kelompok mempresentasi-
kan hasil tugas kelompok di depan
kelas dan mendiskusikannya. Tugas
setiap kelompok dikumpulkan untuk
dinilai. Selanjutnya, membuat lembar
observasi dan instrumen penilaian
diskusi kelompok, instrumen penilai-
an hasil tugas kelompok, serta in-
strumen tes akhir siklus.

Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran meng-
gunakan metode pengenalan pola
berdasarkan 6 langkah yang diawali
dengan mengerjakan tugas pengenal-
an pola pada materi pokok poliketida
dalam kelompok kecil (4-5 orang).
Pada pelaksanaan diskusi, salah se-
orang anggota kelompok memapar-
kan hasil tugas kelompok, mahasiswa
yang lain menanggapi, dan mengaju-
kan pertanyaan yang berkaitan de-
ngan materi yang dibahas. Kelompok
penyaji menjawab pertanyaan. Dosen
sebagai fasilitator mengawasi diskusi
yang berjalan dan membantu mem-
beri arahan dan masukan dalam men-
jawab pertanyaan. Anggota tim pene-
liti yang lain sebagai observer, meng-
amati jalannya diskusi menggunakan
lembar observasi dan catatan lapang-
an. Pada akhir diskusi, dosen dan ma-
hasiswa menyimpulkan tugas yang
telah dikerjakan. Selanjunya, maha-
siswa mengerjakan tes akhir siklus.

Observasi
Observasi siklus I pada pelaksa-
naan pembelajaran kimia bahan alam
dengan metode pengenalan pola da-
pat dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, pengamatan pada pema-
haman mengaplikasikan langkah-
langkah pengenalan pola pada materi
poliketida ( hasil kerja kelompok kecil
yang dipresentasikan).
Langkah 1: Pengumpulan data,
pada contoh berikut ini ditemukan 22
data struktur senyawa kimia golong-
an poliketida.

81

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia Bahan Alam






























Langkah 2: Analisis data, penen-
tuan tetapan dan variabel. Berdasar-
kan hasil analisis dari rumus kimia di
atas mahasiswa sudah dapat menyim-
pulkan bahwa semua poliketida mem-
punyai bagian umum yang tetap, ya-
itu cincin benzokuinon.
Rumus umum:
Langkah 3: Penentuan urutan
hierarki kriteria, membangun pohon
poliketida turunan quinone mem-
punyai sistem cincin sebagai berikut.







O
O

82

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1















Mahasiwa meramalkan kriteria
mana yang lebih umum, yaitu yang
lebih banyak dipunyai oleh polike-
tida, yang lebih spesifik untuk sekum-
pulan rumus. Disimpulkan bahwa po-
liketida mempunyai sistem cincin satu
(benzoquinon); cincin dua (naptha-
quinon) dan cincin tiga (anthraquinon).
Seperti terlihat pada senyawa di atas
variasi R pada masing-masing cincin
mempunyai banyak kemungkinan
kombinasi.
Langkah 4: merancang matrik un-
tuk kombinasi yang mungkin. Ke-
mungkinan matrik untuk dua cincin
naphthaquinone.

R1/R2 OH Cl CH3 H
OH K1 K2 K3 K4
Cl K5 K6 K7 K8
CH3 K9 K10 K11 K12
H K13 K14 K15 K16

Dari matrik tersebut, diperoleh 16
jenis kombinasi senyawa poliketida.
Langkah 5: pensahihkan pola ran-
cangan kombinasi poliketida (contoh)
K4 = 2-hidroksi Napthaquinone
K6 = 2,3-Dikloro aphthaquinone
K12= 2-Metil Naphthaquinone
K16= Naphthaquinone
Langkah 6: menggunakan pola un-
tuk meramal. Adakah poliketida dari
semua kombinasi pada contoh di atas
terdapat di alam? Bagaimana sifat-si-
fat senyawa tersebut? Bagaimana bio-
sintesisnya?
Penilaian tugas kelompok ini ber-
dasarkan pada langkah-langkah pe-
ngenalan pola seperti berikut. Per-
tama, pengumpulan data, jumlah data
dari berbagai struktur senyawa poli-
ketida yang ditemukan dari berbagai
literatur atau jurnal. Dari 6 kelompok,
2 kelompok menemukan data lebih
dari 10 rumus senyawa, bahkan ada
satu kelompok menemukan 22 data, 4
kelompok lainnya di bawah 10. Ke-
dua, analisis data, penentuan kriteria
sebagai tetapan dan variabel. Bagai-
mana mahasiswa menganalisis rumus
senyawa-senyawa yang ditemukan
sehingga dapat menyimpulkan bah-
wa golongan poliketida ini mempu-

83

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia Bahan Alam
nyai bagian umum yang tetap. Berda-
sarkan hasil tugas kelompok, secara
umum mahasiswa telah mampu meng-
analisis dan menyimpulkan bagian
umum yang tetap dari rumus se -
nyawa-senyawa yang ditemukan. Ke-
tiga, penentuan urutan hierarki krite-
ria membangun pohon. Semua kelom-
pok telah mampu menentukan krite-
ria tingkat tertinggi rumus umum
yang telah ditetapkan. Keempat, me-
rancang matrik untuk berbagai kom-
binasi kriteria yang mungkin. Pada
tahap ini, mahasiswa sudah mampu
berpikir tingkat tinggi, yaitu mengha-
silkan hipotesis untuk meramal. Pada
umumnya, semua kelompok telah me-
mahami dan dapat merancang matrik
untuk kombinasi yang mungkin. Ke-
lima, mensahihkan pola rancangan.
Dari hasil tugas terlihat bahwa tidak
semua kelompok dapat membuat ba-
gaimana mensahihkan kombinasi dari
matrik kombinasi yang mungkin, se-
bagian kelompok belum dapat meng-
gunakan pola untuk meramal.
Berdasarkan kriteria penilaian ha-
sil tugas pengenalan pola, 2 kelompok
memperoleh nilai A, 2 kelompok men-
dapat nilai B, dan 2 kelompok men-
dapat nilai C. Bila dikaji pada lang-
kah-langkah dalam menyelesaikan tu-
gas menggunakan metode pengenal-
an pola tersebut, mahasiswa telah me-
miliki pengetahuan sebagaimana yang
dikemukan oleh Thomas L. Good
(1990:191), yaitu pengetahuan (1) de-
klaratif, adalah cara menerangkan
pengetahuan yang benar; (2) penge-
tahuan prosedural adalah aturan-atur-
an dan aplikasi dari ilmu pengetahu-
an, termasuk mempelajari aturan-atur-
an yang mempergunakan suatu ke-
satuan informasi yang lebih luas; (3)
pengetahuan konseptual adalah pe-
ngetahuan yang meliputi mengkate-
gorikan informasi yang berhubungan
ke dalam ide yang teratur. Dari di-
mensi proses kognitif atau proses ber-
pikir menurut Anderson telah men-
capai proses berfikir tingkat tinggi.
Kedua, presentasi dan diskusi tu-
gas kelompok. Berdasarkan lembar
observasi, proses diskusi belum ber-
jalan lancar, belum semua kelompok
aktif bertanya, hanya 2 kelompok saja
yang aktif bertanya. Dari kelompok
yang aktif tersebut, hanya 1 atau 2
orang saja yang bertanya. Belum ter-
lihat adanya pertanyaan-pertanyaan
yang berkualitas atau pertanyaan ting-
kat tinggi. Terlihat dari pertanyaan
yang diajukan mahasiswa hanya me-
nanyakan apa nama senyawa kimia
yang diramalkan, belum muncul per-
tanyaan mengapa dan bagaimana. Ke-
lompok mahasiswa yang tidak pre-
sentasi terlihat pasif. Mereka belum
termotivasi untuk bertanya. Keaktifan
dan kerjasama mahasiswa terlihat
dari kelompok yang presentasi, yaitu
dari persiapan anggota kelompok da-
lam menampilkan tugas pengenalan
pola yang sudah terlihat kemampuan
mahasiswa dalam menyampaikan dan
menjelaskan dengan menggunakan
OHP, penggunaan bahasa, kualitas ja-
waban, walaupun ada beberapa ja-
waban yang belum sempurna. Dalam
menjawab pertanyaan, tidak semua
anggota kelompok terlihat aktif, ha-
nya diwakili oleh 2 orang anggota ke-
lompok saja. Berdasarkan catatan la-

84

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1
pangan, kelompok yang presentasi ku-
rang menguasai materi yang dibahas.
Ketiga, hasil belajar mahasiswa
pada siklus 1 dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 2. Hasil Belajar Mahasiswa pada
Siklus I
Skor yang Dicapai Pesen(%)
80-100 7.69
70-79 19,23
60-69 30,78
55-59 26,92
<55 15,38

Berdasarkan data di atas, hasil be-
lajar mahasiswa yang mendapat skor
lebih besar dari 70 mencapai 26,92%
dan skor di bawah 60 men capai
42,30%.
Keempat, respon mahasiswa ter-
hadap pelaksanaan pembelajaran de-
ngan metode pengenalan pola.
Berdasarkan hasil wawancara de-
ngan beberapa orang mahasiswa, pen-
jelasan awal perkuliahan memberi
gambaran bagi mahasiswa tentang
ruang lingkup bahan alam dan ke-
ragaman senyawa bahan alam serta
zat-zat aktif yang tergolong metabolit
sekunder yang terdapat pada bahan
alam. Dengan metode pengenalan pola
yang dilaksanakan ini, mahasiswa se-
bagian besar tertarik karena pola-pola
struktur dari senyawa metabolit se-
kunder dapat membantu pengelom-
pokan senyawa bahan alam dan
membantu dalam mempelajari kimia
bahan alam. Mengenai tugas yang di-
berikan, terdapat beberapa mahasis-
wa yang merasa tugasnya terlalu be-
rat karena tidak cukup waktu untuk
mencari literatur dan mengerjakan-
nya dalam satu minggu. Hal ini dapat
terlihat dari hasil tugas kelompok me-
reka yang hanya menggunakan satu
literatur saja.
Berdasarkan data tersebut di atas
dan evaluasi indikator keberhasilan
pada siklus I, dapat dikemukakan hal-
hal sebagai berikut.
Pertama, langkah-langkah penge-
nalan pola sudah cukup dipahami,
walaupun masih belum sempurna ka-
rena pada umumnya data yang di-
kumpulkan dari literatur masih mi-
nim.
Kedua, belum semua anggota ke-
lompok aktif dalam diskusi kelas. Per-
tanyaan-pertanyan yang muncul ma-
sih tergolong pertanyan tingkat ren-
dah.
Ketiga, data hasil belajar mahasis-
wa masih belum mencapai apa yang
diharapkan karena 42,30% mahasiswa
memperoleh nilai < 60. Hal ini berarti
masih cukup banyak mahasiswa yang
belum memahami konsep yang di -
pelajari.
Keempat, respon mahasiswa terha-
dap pengunaan metode pengenalan
pola positif sehingga sebagian besar
mahasiswa antusias mengikuti perku-
liahan.

Refleksi
Tim peneliti pada tahap refleksi
menganalisis hasil observasi selama
pembelajaran. Hasil observasi seperti
tersebut di atas, selanjutnya akan di-
gunakan sebagai dasar pada tahap
analisis dan refleksi untuk perbaikan

85

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia Bahan Alam
siklus II. Perbaikan siklus II dimaksud-
kan untuk pencapaian indikator yang
dapat dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, peningkatan kualitas tugas
kelompok. Pada awalnya, hasil tugas
kelompok belum memuaskan karena
belum semua kelompok memahami 6
langkah-langkah pengenalan pola
yang dijelaskan. Oleh karena itu, me-
reka disarankan menambah jumlah
data senyawa kimia minimal 15. Ke-
dua, peningkatan aktivitas dan parti-
sipasi semua anggota kelompok da-
lam diskusi, terlihat aktifitas mahasis-
wa sangat kurang. Ketiga, peningkat-
an kualitas pertanyaan yang diajukan,
jumlah pertanyaan masih sangat se-
dikit dan kualitas pertanyaan masih
tergolong tingkat rendah. Keempat,
peningkatan hasil belajar.

SIKLUS II
Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus I, pada
siklus II ini dilakukan beberapa per-
baikan. Aspek-aspek yang belum mun-
cul pada siklus I atau belum mencapai
target, diharapkan diamati dan me-
ningkat pada siklus II. Pada siklus II,
materi pokok yang dipilih adalah ter-
penoid. Materi yang akan dipresen-
tasikan sebagai tugas kelompok diin-
formasikan seminggu sebelumnya.
Untuk meningkatkan kualitas tugas,
setiap kelompok diwajibkan mengum-
pulkan data senyawa kimia golongan
terpenoid minimal 15, dan menambah
kajian teori yang berkaitan dengan
topik yang dipresentasikan. Setiap ke-
lompok diberi kebebasan untuk me-
milih senyawa golongan terpenoid
(monoterpen, sesquiterpen, diterpen,
atau triterpen) sebagai topik tugas.
Mahasiswa diharapkan dapat me -
ningkatkan kemampuan menganalisis
dan mengambil kesimpulan dari data
yang ada untuk merancang dan meng-
gunakan pola untuk meramal.
Untuk meningkatkan aktivitas
atau partisipasi semua anggota ke-
lompok, setiap kelompok yang meng-
kritisi diberi kesempatan bertanya se-
cara terstruktur. Artinya, setiap ke-
lompok diberi giliran dan mengaju-
kan pertanyaan. Semua anggota ke-
lompok yang presentasi harus aktif
berpartisipasi dalam menjawab perta-
nyaan. Tugas setiap kelompok di-
kumpulkan untuk dinilai sesuai ke-
tentuan yang telah ditetapkan ber-
dasarkan langkah-langkah pengenal-
an pola.
Untuk meningkatkan kualitas per-
tanyaan yang diajukan pada waktu
presentasi, pertanyaan yang disam-
paikan diusahakan harus pertanyaan
tingkat tinggi. Pertanyaan yang akan
diajukan ditulis terlebih dahulu. Per-
tanyaan tersebut akan dikumpul dan
dinilai kualitas pertanyaannya. Pada
waktu diskusi, dosen berpartisipasi
membantu mahasiswa dalam men-
jawab pertanyaan, dan di akhir diskusi
dilakukan tes hasil belajar untuk me-
ngetahui pemahaman pada materi
yang dibahas. Pada akhir siklus ini,
dibagikan angket untuk mengetahui
pendapat mahasiswa terhadap kegiat-
an pembelajaran.

Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran meng-
gunakan metode pengenalan pola ber-
dasarkan 6 langkah diawali dengan

86

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1
mengerjakan tugas pengenalan pola
pada materi pokok terpenoid dalam
kelompok kecil (4-5 orang). Masing-
masing kelompok mempresentasikan
tugasnya. Pada pelaksanaan diskusi
kelas salah seorang dari anggota ke-
lompok memaparkan hasil tugas ke-
lompoknya. Selesai presentasi, dibuka
forum tanya jawab, kelompok yang
lain menanggapi dan mengajukan per-
tanyaan yang berkaitan dengan mate-
ri yang dibahas. Kelompok yang meng-
kritisi diberi kesempatan mengajukan
pertanyaan secara bergiliran. Maha-
siswa menanyakan bagaimana bisa
menentukan rumus umum dari data
senyawa terpenoid yang ada, bagai-
mana menentukan urutan hierarki
untuk membangun pohon terpenoid,
dan bagaimana menggunakan pola
untuk meramalkan senyawa-senyawa
terpenoid yang mungkin terdapat di
alam, bagaimana mementukan sifat-
sifatnya, dan biosintesisnya. Kelom-
pok penyaji menjawab pertanyaan ter-
sebut dengan menerangkan kembali
langkah-langkah pengenalan pola, te-
tapi beberapa anggota kelompok yang
mengkritisi belum puas dengan ja-
waban sehingga terjadi diskusi yang
hangat antarkelompok maupun antar-
mahasiswa dalam kelompok. Dosen
sebagai fasilitator mengawasi jalannya
diskusi dan membantu memberi arah-
an dan penjelasan dalam menjawab
pertanyaan. Anggota tim peneliti yang
lain sebagai observer mengamati jalan-
nya diskusi menggunakan lembar ob-
servasi dan catatan lapangan. Pada
akhir diskusi, dosen bersama maha-
siswa menyimpulkan hasil tugas ter-
penoid yang dipresentasikan. Selan-
jutnya, mahasiswa mengerjakan tes
akhir siklus dan mengisi angket un-
tuk menegetahui pendapat mahasis-
wa tentang kegiatan pembelajaran ki-
mia bahan alam.

Observasi/Pengamatan
Hasil observasi siklus II sesuai
indikator dapat dikemukakan sebagai
berikut.
Pertama, hasil tugas kelompok de-
ngan materi pokok terpenoid. Ber-
dasarkan kriteria penilaian yang telah
ditentukan, dari 6 kelompok terdapat
3 kelompok mendapat nilai A, dan 3
kelompok mendapat nilai B, tidak ada
kelompok yang mendapat nilai C,
seperti telihat pada Tabel 3. Kualitas
tugas pada siklus II terlihat mening-
kat. Pada umumnya, semua kelompok
mengerjakan tugas sudah baik, ter-
utama terlihat dari jumlah data rumus
kimia terpenoid yang ditemukan dari
literatur yang sudah mencapai target
minimal, yaitu 15 senyawa. Dalam hal
ini, terjadi peningkatan bila dibanding-
kan dengan siklus I. Dalam mengana-
lisis data, sudah terlihat kemampuan
menetapkan dan menentukan varia-
bel serta hubungan antarvariabel. Ar-
tinya, mahasiswa sudah mampu mem-
bandingkan antara data senyawa ki-
mia yang telah ditemukan dan me-
ngembangkan kemampuan untuk
mengalisis struktur untuk menentu-
kan pola yang akan mendukung ke-
mampuan mensintesis data, serta ber-
hipotesis untuk meramal.

87

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia Bahan Alam
Tabel 3. Nilai Tugas Kelompok Siklus
I dan Siklus II
Nilai Tugas
Kelompok
Siklus I Siklus 2
A 2 kelompok 3 kelompok
B 2 kelompok 3 kelompok
C 2 kelompok -

Kedua, aktifitas dan partisipasi
mahasiswa dalam diskusi kelas pada
waktu peresentasi.
Pada waktu diskusi kelas, semua
kelompok aktif dan ikut berpartisi-
pasi. Hal ini ditunjukkan setiap ke-
lompok yang selalu ada anggotanya
yang mengajukan pertanyaan. Selama
diskusi kelas berlangsung, terdapat 16
mahasiswa yang bertanya. Partisipasi
mahasiswa meningkat jika dibanding-
kan dengan siklus I, yang hanya ada 4
mahasiswa yang bertanya. Suasana
kelas terlihat kondusif, terjadi inter-
aksi antarmahasiswa dan antara do-
sen dengan mahasiswa. Semua ang-
gota kelompok yang presentasi ikut
terlibat dalam menjawab pertanyaan.
Ketiga, kualitas pertanyan selama
diskusi. Kualitas pertanyaan yang di-
ajukan sudah meningkat. Pertanyaan
yang muncul atau diajukan oleh ma-
hasiswa dalam diskusi kelas tergo-
long pertanyaan tingkat tinggi, seperti
pertanyaan mengapa dan bagaimana
yang mengarah pada kemampuan
berfikir menganalisis, mengevaluasi,
dan meramalkan.
Keempat, hasil belajar mahasiswa
pada siklus II. Data hasil belajar siklus
2 pada tabel 4, terlihat skor mahasis-
wa di atas 70 mencapai 46,15% dan
skor di bawah 60 mencapai 15,39%.
Berdasarkan analisis siklus I dan sik-
lus II di atas menunjukkan adanya pe-
ningkatan kualitas pembelajaran kimia
bahan alam.
Table 4. Hasil Belajar Mahasiswa pada
siklus 2
Skor yang dicapai Prosen(%)
80-100 7,69
70-79 38,46
60-69 38,46
55-59 3,85
< 55 11,54

Menurut data hasil observasi dan
evaluasi indikator keberhasilan pada
siklus II ini dapat dikemukakan hal-
hal sebagai berikut.
Pertama, langkah-langkah penge-
nalan pola dalam mengerjakan tugas
sudah dipahami dengan baik dan stu-
di literatur sudah ada peningkatan.
Jadi sudah ada peningkatan kualitas
tugas, hal ini terlihat dari nilai tugas
kelompok pada siklus I dan II. Dari
hasil tugas kelompok, dapat dinilai
kemampuan tingkat kognitif yang te-
lah dicapai mahasiswa.
Kedua, aktifitas/partisipasi maha-
siswa dalam diskusi kelas sudah ada
peningkatan. Jika pada siklus 1 hanya
ada 4 mahasiswa yang bertanya, pada
siklus II meningkat menjadi 16 maha-
siswa yang mengajukan pertanyaan.
Suasana diskusi hidup karena terjadi
interaksi antar mahasiswa, dan antara
mahasiswa dengan dosen. Demikian
juga dengan anggota kelompok yang
presentasi, terlihat kerjasama dan ke-
terlibatan semua anggota kelompok
dalam menjawab pertanyaan.
Ketiga, kualitas pertanyaan ada pe-
ningkatan, bila pada siklus I pertany-
an yang diajukan hanya tingkat ren-

88

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1
dah, seperti menanyakan nama senya-
wa kimia akan tetapi pada siklus II ini
kualitas pertanyaan meningkat pada
aspek kognitif tingkat tinggi seperti
pertanyaan bagaimana menentukan
rumus umum dari data yang diper-
oleh, dan merancang matrik untuk
kombinasi yang mungkin berdasar-
kan pola dari struktur yang ada, yang
jawabannya diperlukan kemampuan
menganalisis, mengevaluasi, berhipo-
tesis untuk meramal.
Keempat, peningkatan hasil belajar
mahasiswa, dari data hasil belajar ma-
hasiswa pada siklus I terlihat pening-
katan pada siklus II. Mahasiswa yang
mendapat nilai lebih besar dari 70 se-
besar 26,92% pada siklus 1 dan 46,14%
pada siklus II, dan nilai lebih kecil
dari 60 pada siklus I sebesar 42,30%,
pada siklus II turun menjadi 15,39%.
Kelima, respon mahasiswa terha-
dap metode pengenalan pola dalam
pembelajaran kimia bahan alam.
Berdasarkan hasil angket bahwa
belajar melalui pengenalan pola me-
ningkatkan motivasi mahasiswa (70%).
Menemukan cara baru dalam mempe-
lajari kimia bahan alam (70%). Mene-
mukan banyak contoh senyawa meta-
bolit sekunder di alam (90%). Dapat
meramalkan senyawa-senyawa kimia
bahan alam yang belum ditemukan
(95%). Melatih menganalisa data dan
bukan menghafal data (80%). Mening-
katkan interaksi selama pembelajaran
(70%).

Refleksi
Analisis dan evaluasi hasil pen-
capaian indikator yang diharapkan
untuk meningkatkan kualitas pembe-
lajaran kimia bahan alam dengan me-
tode pengenalan pola pada siklus II,
yaitu pada hasil tugas terpenoid su-
dah terlihat peningkatan, pemahaman
langkah-langkah pengenalan pola dan
kemampuan mengaplikasikan dalam
materi terpenoid sudah cukup bagus,
sudah ada peningkatan mulai dari pe-
ngumpulan data, menganalisa data,
membangun struktur pohon, meran-
cang matriks, mensahihkan pola, dan
menggunakan pola untuk meramal.
Aktivitas dan partisipasi mahasiswa,
serta kemampuan presentasipun me-
ningkat. Kualitas pertanyaan sudah
mencapai pertanyaan tingkat tinggi
yang mengarah pada kemampuan
menganalisis, mengevaluasi dan me-
ramalkan. Hasil tes hasil belajar pada
akhir siklus II ini juga meningkat, se-
bagian besar mahasiswa mendapat ni-
lai di atas 60 mencapai 84,61%.
Berdasarkan hasil yang telah di-
capai untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran kimia bahan alam de-
ngan metode pengenalan pola, maka
tim peneliti memutuskan menghenti-
kan pada siklus II.

KESIMPULAN
Metode pengenalan pola dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran
kimia bahan alam. Berdasarkan hasil
analisis data yang diperoleh dilihat
pada pencapaian setiap indikator da-
pat dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, kualitas tugas kelompok
pengenalan pola sudah sesuai dengan
yang diharapkan. Hal tersebut dapat
dilihat dari kemampuan mahasiswa
mengorganisasikan belajar pada ting-
kat kognitif yang lebih tinggi yang

89

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia Bahan Alam
meningkatkan, seperti kemampuan
menganalisa data, mengevaluasi data,
mensintesis data dan berhipotesis un-
tuk meramal serta keterampilan pe-
mecahan masalah.
Kedua, peningkatan dan partisipa-
si semua angota kelompok dalam dis-
kusi, terlihat dari aktivitas anggota
kelompok dalam mengajukan perta-
nyaan, kualitas pertanyaan tergolong
pertanyaan tingkat tinggi.
Ketiga, hasil belajar mahasiswa su-
dah mencapai target yang diharap-
kan, peningkatan rata-rata kelas dan
persentase mahasiswa yang memper-
oleh nilai lebih besar dari 60 sebesar
84,61%.
Keempat, model pembelajaran pe-
ngenalan pola dapat membuka cakra-
wala mahasiswa, dan model ini me-
rupakan cara baru yang lebih siste-
matis dalam mempelajari kimia bahan
alam sehingga dapat meningkatkan
motivasi mahasiswa.
Berdasarkan butir-butir di atas,
dapat disimpulkan bahwa pengguna-
an model pembelajaran pengenalan
pola ini dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran kimia bahan alam.

UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini perkenankan
kami mengucapkan terima kasih ke-
pada Direktur LPIU- Universitas Ne-
geri Jakarta, yang telah memberi ke-
sempatan kepada kami melaksanakan
penelitian ini yang dibiayai oleh dana
Program Due Like. Ucapan terima ka-
sih juga kami sampaikan kepada Tim
Reviewer LPIU Due Like yang telah
memberi arahan dan saran dalam me-
laksanakan penelitian ini. Terima ka-
sih kepada pimpinan Jurusan Kimia
FMIPA UNJ dan tim dosen Kimia Or-
ganik dan Kimia Bahan Alam, atas ker-
jasamanya dalam melaksanakan pene-
litian ini. Harapan kami semoga pene-
litian ini bermanfaat bagi mahasiswa
yang terlibat, khususnya dalam pe-
ningkatan kualitas pembelajaran ki-
mia bahan alam.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R.
2001. A Taxonomy for Learning,
and Assessing: A Revision of
Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives. New York: Long-
man.

Good, Thomas L., Jere E. Biophy.
1990. Educational Psychology.
London: Longman.

Kember, David, 2000. Action Learning
and Action Research. London:
Kogan Page Limited.

Mann, J. 1980. Secondary Metabolism.
Oxford Univercity Press.

Mujiono, Dimyati, 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rine-
ka Cipta.

Paolo, Manito. 1992. Biosintesis Produk
Alam. IKIP Semarang Presss.

Richard, Arends, 2006. Belajar untuk
Mengajar. Edisi Ketujuh/Buku
Dua, (Penterjemah Helly Pra-
jitno S.) Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

90

Cakrawala Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No. 1
Sastrawijaya, Trisna, 1988. Proses Be-
lajar Mengajar Kimia. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Sastrohamidjojo, Harjono. 1992. Sin-
tesis Bahan Alam.Yogyakarta:
Gajah Mada University press.