CMYK
pada hari Sabtu, 16 Desember 2023
Mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada yang tidak berkenan di hati pada upacara ini.
Prof. Dr. Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si.
dan Keluarga
Keluarga Besar Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia
Terima kasih atas perhatian dan do’a Bapak/Ibu/Saudara pada Upacara Pengukuhan
Prof. Dr. Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si.
sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Psikologi Universitas Indonesia
APLIKASI PSIKOLOGI SOSIAL
DALAM KAJIAN RADIKALISASI DAN TERORISME:
UPAYA PREVENSI DAN REHABILITASI
Mirra Noor Milla
Pidato pada Upacara Pengukuhan
sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Depok, 16 Desember 2023
PSIKO LOGI
PSIK OLOGI

APLIKASI PSIKOLOGI SOSIAL
DALAM KAJIAN RADIKALISASI DAN TERORISME:
UPAYA PREVENSI DAN REHABILITASI
Mirra Noor Milla
Pidato pada Upacara Pengukuhan
sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Depok, 16 Desember 2023

Mirra Noor Milla
ii
Aplikasi Psikologi Sosial Dalam Kajian Radikalisasi Dan Terorisme:
Upaya Prevensi Dan Rehabilitasi
Mirra Noor Milla
©Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa ijin tertulis dari penulis dan penerbit.
Cetakan 2023
Diterbitkan pertama kali oleh UI Publishing
Anggota IKAPI & APPTI
Jalan Salemba 4, Jakarta 10430
0818 436 500
E-mail: [email protected]

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

iii
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah
SWT sehingga dengan izin-Nya, buku Pidato Pengukuhan Guru Besar
Tetap Bidang Psikologi Sosial pada Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia dengan judul “Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian
Radikalisasi dan Terorisme: Upaya Prevensi dan Rehabilitasi” telah
dapat diselesaikan.
Buku pidato pengukuhan ini menggambarkan pemikiran saya
tentang pentingnya pemahaman dasar-dasar psikologis dalam
menjelaskan radikalisasi dan terorisme. Proses radikalisasi ditunjukkan
memiliki dasar psikologis yang penting dan berguna dalam mengurai
deradikalisasi. Terdapat tiga komponen utama dalam radikalisasi
terorisme, yaitu kebutuhan yang mendorong individu mengadopsi narasi
ekstrem dan kelompok atau jejaring sosial yang menyediakan validasi
dan justifikasi kekerasan. Disebabkan peran kelompok dan narasi
ideologi mengakar dalam identitas individu ekstremis, maka upaya
menggeser ideologi dan melepaskan komitmen terhadap kelompok
tidak mudah dilakukan. Program rehabilitasi bagi individu yang terlibat
dalam tindakan ekstremisme kekerasan perlu mengintegrasikan kontra-
ideologi dengan program dukungan psikologi. Upaya preventif untuk
memutus mata rantai radikalisasi menjadi sangat penting dilakukan, baik
di level individu maupun komunitas dengan prioritas kelompok rentan.
Pada bagian akhir, disampaikan bahwa fenomena radikalisasi dan
terorisme merupakan permasalahan makro yang perlu didekati oleh
lintas disiplin ilmu, dimana Ilmu Psikologi, lebih khusus Psikologi Sosial,
perlu memperjelas perannya sehingga dapat diintegrasikan dengan baik
dalam upaya bersama baik dalam upaya prevensi maupun intervensi
rehabilitasi terhadap kelompok tarpapar.

Mirra Noor Milla

iv
Dengan segala kerendahan hati, Penulis memohon maaf bila masih
ada kekurangan dalam penyusunan buku pidato pengukuhan ini, dan
penyampaian banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian buku pidato pengukuhan ini.
Semoga buku pidato pengukuhan ini dapat bermanfaat dan memberikan
inspirasi bagi para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Depok, 16 Desember 2023
Penulis,

Prof. Dr. Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si.

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

v

Daftar Isi


Kata Pengantar ………………………………………………………………………………. iii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………… v
Pendahuluan ………………………………………………………………………………….. 2
Proses Psikologis dalam Riset Radikasilasi dan Terorisme ………………. 4
Studi Intervensi Psikologi dalam Rehabilitasi Narapidana Kasus
Terorisme ………………………………………………………………………………………. 8
Pencegahan Radikalisasi pada Kaum Muda ……………………………………. 10
Penutup ………………………………………………………………………………………….
12
Referensi ………………………………………………………………………………………..
20
Daftar Riwayat Hidup …………………………………………………………………….. 26

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

1
Bismillahirrohmannirrahiim
Assalaamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Yang Terhormat,
• Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia
• Ketua dan Sekretaris Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia
• Rektor dan Para Wakil Rektor Universitas Indonesia
• Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar Universitas Indonesia
• Ketua dan Anggota Senat Akademik Universitas Indonesia
• Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia
• Ketua, Sekretaris dan Anggota Senat Akademik Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia
• Para Dekan dan Wakil Dekan di Universitas Indonesia
• Para Pimpinan, Staf Pengajar dan Karyawan di Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia
• Para Guru Besar Tamu, Para Undangan Khusus, dan Teman Sejawat
sekalian yang saya muliakan.

Pada hari yang penuh kebahagiaan ini, marilah kita panjatkan puji
dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat izin dan
karunia-Nya kita semua dapat hadir dalam acara ini.
Merupakan suatu kebahagiaan dan kebanggaan bagi saya
mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan Orasi Ilmiah dalam
kaitannya dengan Upacara Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap dalam
Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Mirra Noor Milla

2
Maka dari itu izinkan saya menyampaikan ucapan terimakasih
kepada Pimpinan Universitas Indonesia dan Dewan Guru Besar
Universitas Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk menyampaikan orasi ilmiah ini, yang saya beri judul:

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisasi dan Terorisme:
Upaya Prevensi dan Rehabilitasi

Pendahuluan
Para Guru Besar dan Hadirin yang saya muliakan,
Merefleksikan kembali 18 tahun perjalanan saya menekuni topik
radikalisasi dan terorisme, saya masih ingat, tepat satu tahun serangan
Bom Bali 2002, Majalah Tempo menerbitkan Edisi Khusus Peringatan Bom
Bali yang di dalamnya menampilkan wawancara terhadap para pelaku.
Salah seorang pelaku yaitu Imam Samudera, membuat saya merenung,
mengapa seorang anak muda berprestasi, yang mampu
mengartikulasikan prinsip dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup
dengan jelas, serta memiliki keyakinan yang kuat tentang apa yang
diinginkan dan apa yang harus dikorbankan, justru masuk dalam jurang
terorisme atas nama agama. Pada saat yang sama banyak anak muda yang
masih tenggelam dalam pergulatan otonomi atau kegalauan romansa.
Dalam pandangan naive saya sebagai orang yang belajar Psikologi,
kualitas diri yang dimiliki oleh Imam seharusnya dapat lebih mendorong
perubahan sosial yang konstruktif bukan kepada tindakan kekerasan
ekstrem di luar batas kemanusiaan, yaitu terorisme. Profil Iman
menunjukkan bahwa mereka yang terlibat dalam terorisme adalah orang
biasa yang dapat kita temui di sekitar kita.
Telah lebih dari dua puluh tahun sejak serangan Bom Bali 2002,
permasalahan terorisme di Indonesia hingga hari ini masih terus
berlanjut. Meskipun berdasarkan data Global Terrorisme Index dari tahun

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

3
2021-2022 (GTI Report, 2023), secara keseluruhan di wilayah Asia Selatan,
Indonesia menjadi salah satu negara yang menunjukkan dampak
penurunan kerusakan akibat terorisme, dibandingkan tahun 2021 dan
sebelumnya pada masa ISIS masih memiliki wilayah kekuasaan teritorial
di Suriah dan Irak.

Menghadapi serangan terorisme berulang, Pemerintah Indonesia,
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sejak
dibentuk tahun 2010, telah mengkoordinasikan upaya pencegahan,
penindakan dan pembinaan rehabilitasi terhadap kelompok rentan,
kelompok terpapar serta narapidana dan eks narapidana kasus terorisme
yang dikelola secara terstruktur. Upaya pencegahan terorisme juga
melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk dengan 46 K/L
dalam Program Sinergisitas, kolaborasi dengan kalangan akademisi dan
berbagai organisasi masyarakat sipil. Bukan hal yang mudah mengklaim
keberhasilan dalam upaya ini. Sementara upaya pencegahan,
penindakan, pembinaan terus dilakukan, pada saat bersamaan kajian
evaluasi baik yang bersifat prospektif dan retrospektif diperlukan untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas progam. Dalam hal ini terorisme
merupakan fenomena makro yang dikaji lintas disiplin ilmu, peran
psikologi, khususnya psikologi sosial, perlu diperjelas dan diintegrasikan
dengan baik dalam upaya bersama untuk prevensi maupun rehabilitasi.

Mirra Noor Milla

4
Hadirin yang saya muliakan,
Pidato pengukuhan ini akan berisi uraian ringkas, rangkuman studi
yang telah saya lakukan meliputi penjelasan peran motivasi, ideologi dan
kelompok dalam radikalisasi, serta implementasinya pada intervensi
psikologi baik sebagai upaya prevensi maupun rehabilitasi radikalisme
dan terorisme di Indonesia.

Proses Psikologis dalam Riset Radikasilasi dan Terorisme
Konsensus peneliti di topik ini menyatakan tidak ditemukan satu
profil tunggal untuk menjelaskan terorisme. Kebanyakan ekstremis
berasal dari orang biasa dalam populasi umum tanpa adanya diagnosis
gangguan mental. Terorisme merupakan hasil dari proses radikalisasi
(Pantucci, 2008; Junkins, 2010; Silber & Bhatt, 2007; Milla, Faturochman
& Ancok, 2013), yaitu proses bertahap yang menuju pada penguatan
dukungan terhadap kekerasan ekstrem (Kruglanski et al., 2014; McCauley
& Moskalenko, 2008; Milla, Faturochman, & Ancok, 2013). Tahapan ini
juga diobservasi pada pelaku Bom Bali (Milla, et.al., 2013), diawali dari
individu terpapar dengan lingkungan yang mendukung keyakinan ekstrem
(pra-radicalization) dan mengarahkan pada identifikasi diri dengan
kelompok yang memiliki entitativitas tinggi (self-identification). Kelompok
tersebut menjadi sumber utama nilai diri serta validasi (commitment),
yang menyediakan justifikasi (indoctrination) dan mengarah pada satu
tujuan utama, yaitu jihad (jihad ideologization). Proses radikalisasi ini juga
ditunjukkan memiliki dasar psikologis dalam setiap tahapannya (Milla,
et.al., 2019; Gøtzsche-Astrup, 2018). Yakni proses yang dimotivasi oleh
kebutuhan mendapatkan signifikansi diri melalui transformasi identitas,
dikuatkan dalam proses kelompok untuk melayani tujuan tunggal
pemenuhan makna diri dan kelompoknya (unifinality) (Milla, Putra &
Umam, 2019).

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

5

Gambar 1. Transformasi Signifikansi dalam Radikalisasi Terorisme.
Dirangkum dari artikel Milla, M. N., Putra, I. E., & Umam, A. N. (2019). Stories
from Jihadists: Significance, identity, and radicalization through the call for Jihad.
Peace and Conflict: Journal of Peace Psychology, 25(2), 111–121.
https://doi.org/10.1037/pac0000371

Dalam perkembangan terkini, proses radikalisasi bertahap ini
mendapatkan tantangan untuk menjelaskan radikalisasi online. Pengaruh
paparan informasi online dialami oleh sebagian besar narapidana kasus
terorisme. Dimana radikalisasi menjadi lebih cepat, menjangkau
kelompok individu yang lebih luas melalui proses kolektif serta tanpa
proses diskusi yang intens dan seleksi (Milla, 2016). Berdasarkan hal
tersebut, mengurai kembali penjelasan peran faktor personal dan
kelompok menjadi penting untuk memahami masalah ini. Dalam kajian
Psikologi Sosial, faktor personal motivasi terorisme dapat dijelaskan
melalui perspektif teori: Significance Quest Theory (Kruglanski, et.al.,
2014) dan Uncertainty Identity Theory (Hogg, 2014).
Penjelasan motivasi personal penting untuk memahami terorisme,
utamanya pada saat faktor sosial kurang menonjol, seperti diamati pada
terorisme di wilayah non konflik seperti Indonesia. Penjelasan motivasi
personal disediakan oleh Significance Quest Theory (SQT) (Kruglanski,
Chen, Dechesne, Fishman, & Orehek, 2009; Webber & Kruglanski, 2016).

Mirra Noor Milla

6
Menurut SQT motivasi terorisme berasal dari upaya untuk memulihkan
dan mendapatkan nilai-nilai signifikan pribadi (Kruglanski et.al, 2009).
Setiap individu butuh menjadi penting dan bermakna. Kebutuhan
bermakna ini menguat pada saat krisis, contohnya pada pengalaman
kegagalan (Kruglanski et al., 2014) atau isolasi sosial dan dehumanisasi
(Belanger et.al., 2019). Saat inidvidu mengalami krisis, terjadi kondisi
motivational imbalance, yang akan mengaktivasi quest, dan mengarahkan
pada kebutuhan untuk memperoleh makna segera (restorasi signifikansi).
Dalam kondisi tersebut, pemenuhan kebermaknaan individu biasanya
akan berfokus pada satu cara dan satu tujuan tunggal sehingga rentan
mengarah pada tindakan radikal dengan kekerasan. SQT menjelaskan
radikalisasi dengan model 3N, terdiri dari kebutuhan individu (need) yang
memotivasi seseorang untuk terlibat dalam kekerasan politik, narasi
ideologis (narrative) yang membenarkan kekerasan politik, dan jaringan
sosial (network) yang mempengaruhi dukungan terhadap ekstremisme
(Kruglanski, Belanger & Gunaratna, 2019).
Dalam kerangka model radikalisasi 3N, kelompok berperan sebagai
vektor. Individu membutuhkan kelompok untuk memenuhi kebutuhan
akan kebermaknaan diri (need to belong). Berdasarkan perspektif
uncertainty identity theory (Hogg, 2014), relasi individu dengan kelompok
tersebut mendapatkan penekanan, didasarkan pada kebutuhan kepastian
identitas. Uncertainty identity theory mendasarkan pada asumsi bahwa
setiap individu membutuhkan orang lain, khususnya kelompok. Individu
membutuhkan feedback untuk mengetahui siapa diri kita, bagaimana kita
harus bertindak, dan tentang bagaimana orang lain memandang kita,
serta apa dan bagaimana mereka akan bertindak terhadap kita. Hasil
observasi yang dilakukan pada ekstremis, mereka semua mungkin
mengalami ketidakpastian atau ketidakjelasan epistemik dan
mengidentifikasi diri mereka dengan satu kelompok yang jelas. Individu
dengan uncertainty identity tinggi, akan cenderung fit dengan kelompok
ekstremis untuk mengurangi ketidakpastian diri (Grieve & Hogg, 1999;
Mullin & Hogg, 1998).

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

7
Kelompok ekstremis biasanya memiliki ciri high entitativity; batas
kelompok yang cenderung tertutup, sikap yang seragam, nilai-nilai,
keanggotaan, dan adat istiadat yang tidak fleksibel. Kelompok ekstremis
juga terstruktur secara kaku dan memiliki hierarkis dengan rantai otoritas
jelas, serta menunjukkan intoleransi substansial terhadap perbedaan
pendapat dan kritik internal dalam kelompok. Dengan demikian
kelompok teroris, juga kelompok ekstremis pada umumnya, cenderung
menarik bagi individu-individu yang memiliki kebutuhan kepastian yang
tinggi. Dalam hal ini kebutuhan kepastian individu akan dipenuhi oleh
kelompok sekaligus validasi dan kebermaknaan.
Selain penjelasan motivasi individu dan kelompok, ideologi juga
disebutkan oleh beberapa ahli di topik riset ini memiliki peran penting
dalam menjelaskan terorisme. Dalam kerangka model radikalisasi 3N,
ideologi menyediakan interpretasi, panduan, dan justifikasi terkait cara
pemenuhan kebermaknaan. Ideologi baru bekerja saat individu telah
masuk ke dalam kelompok (Crenshaw, 1985). Sejumlah peneliti
menunjukkan peran ideologi dalam menjelaskan ekstremisme kaitannya
dengan justifikasi dan efek destruktifnya (Piazza & LaFree, 2019; Jazko,
et.al., 2022). Kelompok peneliti lainnya telah mengkonfirmasi bahwa
kelompok memiliki peran kritikal dibandingkan ideologi dalam
menjelaskan dukungan terhadap ekstremisme kekerasan (Belanger,
et.al., 2019; Lobato, et.al., 2021; Milla, et.al., 2022). Ketiganya, baik
motivasi, kelompok dan narasi ideologi berperan dalam menjelaskan
radikalisme dan terorisme, bagaimana mekanismenya masih menjadi
kajian yang terus dikembangkan hingga hari ini.

Para Guru Besar dan hadirin yang saya hormati,
Pemahaman terhadap mengapa dan bagaimana seseorang terlibat dalam
terorisme, penting untuk menjelaskan bagaimana seseorang
meninggalkannya.

Mirra Noor Milla

8
Studi Intervensi Psikologi dalam Rehabilitasi Narapidana Kasus
Terorisme
Meninjau kembali program deradikalisasi yang telah dilakukan di
berbagai negara, dapat ditunjukkan bahwa program deradikalisasi sangat
beragam baik dari sisi muatan maupun efektivitasnya (Basra, 2022).
Sebagai contoh, beberapa negara mengklaim keberhasilan program
dengan memberikan dukungan finansial selama masa tahanan dan
setelah pembebasan (Boucek, 2008; Fink & Hearne, 2008; Hearne & Laiq,
2010). Demikian juga di Indonesia, intervensi ekonomi memiliki efek
positif namun masih belum memadai untuk solusi jangka panjang (Milla,
2012). Dukungan finansial mungkin memberikan jalan untuk memenuhi
kebutuhan akan makna hidup serta motivasi untuk memutus hubungan
dengan kelompok radikal, namun masih terdapat risiko tinggi terjadinya
residivisme karena narasi-narasi ideologis masih bertahan dalam pikiran
mereka (Pettyjohn & Ghez, 2010). Selain itu, mereka yang menganut nilai
sakral sebagai dasar perjuangan mereka lebih cenderung menolak
menukarkan nilai-nilai tersebut dengan manfaat ekonomi (Ginges &
Atran, 2009).
Di pihak lain, solusi mengubah ideologi pun sulit dilakukan karena
dapat menguatkan resistensi dari narapidana terorisme (Kruglanski dkk.,
2010). Diperlukan pendekatan alternatif, yang berfokus pada perubahan
perilaku dan dukungan dari jaringan sosial (misalnya, keluarga dan
teman). Pendekatan ini dikenal dengan istilah disengagement (Bjorgo &
Horgan, 2008). Beberapa peneliti telah memperkenalkan paradigma
deradikalisasi yang berfokus pada perenggangan komitmen kelompok
dengan mengubah sarana, tujuan, atau identitas narapidana teroris
(Belanger, 2017; Schumpe, Belanger, Dugas, Erb, & Kruglanski, 2018;
Webber et.al., 2018; Milla, et.al., 2020).
Meskipun demikian, partisipasi dalam program rehabilitasi pada
narapidana kasus terorisme masih menjadi kendala. Mereka yang masih
kuat memegang keyakinan ideologinya dan tinggi komitmen terhadap

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

9
kelompok ekstremis, cenderung menolak mengikuti program, sementara
mereka yang bersedia mengikuti program biasanya telah memutuskan
keluar dari kelompok mereka dan melemah sikap ideologinya. Keputusan
menjauh dari kelompok dan moderasi ideologi ini tetap perlu diperkuat
dasar-dasar psikologis yang mendukungnya (Milla, et.al., 2022). Diketahui
bahwa ekstremis memiliki kecenderungan gaya berpikir tertentu, yaitu
rigid, closed-minded, dan kompleksitas kognitif yang rendah. Moderasi
ideologi tanpa menggeser gaya berpikir sulit diharapkan keberhasilannya.
Demikian juga ketergantungan mereka terhadap kelompok dan identitas
tunggal. Untuk itu program rehabilitasi moderasi ideologi perlu didukung
oleh program intervensi psikologi yang berperan menyediakan dasar
psikologis bagi perubahan perilaku kekerasan ekstrem.
Program rehabilitasi yang mengintegrasikan intervensi psikologi
dengan deradikalisasi telah diterapkan di Pusat Deradikalisasi Narapidana
Kasus Terorisme yang dikelola oleh BNPT sejak tahun 2017. Program
rehabilitasi kontra ideologi terintegrasi ini menunjukkan sejumlah
keberhasilan, seperti meningkatkan dukungan NKRI, kontak positif,
inklusivitas dan kesiapan integrasi masyarakat, melalui pengembangan
identitas alternatif, menurunkan mindset ekstremisme dan dukungan
terhadap kekerasan (Milla &. Hudiyana, 2019; Milla et.al., 2020; Muluk,
et.al., 2020).
Selain pendekatan yang menguatkan dasar psikologis untuk
moderasi ideologi dan mengurangi ketergantungan kelompok,
pendekatan kontra-narasi yang diarahkan pada ideologi yang spesifik
penting dilakukan. Disebabkan pilihan pada penggunaan kekerasan pada
kelompok ekstremis kekerasan merupakan hasil dari proses moral
disengagement (yang membutuhkan justifikasi ideologi (Bandura, 1999;
Milla, 2010; Blanco, et.al., 2022). Narasi ideologi ekstrem tersebut selain
memiliki kesamaan secara umum juga menunjukkan berbedaan yang
memiliki konsekuensi penting pada pilihan kontra-narasi (Szumowska,
et.al., 2020).

Mirra Noor Milla

10
Tabel 1 Tahapan Radikalisasi dan Deradikalisasi Terorisme








Sumber: Milla & Firdiani (2023) “The 3N Model of Radicalization and
Deradicalization Leaving from Terrorism: A Narrative Analysis” (manuscript for
publication)

Analisis narasi yang kami lakukan terhadap 49 narapidana kasus
terorisme di Indonesia, mengidentifikasi perbedaan dalam interpretasi
ideologi jihad dan justifikasi terorisme. Perbedaan narasi diidentifikasi
baik pada proses radikalisasi maupun deradikalisasi, seperti ditunjukkan
pada Tabel 1.

Para Guru Besar dan Hadirin yang saya muliakan,
Pencegahan Radikalisasi pada Kaum Muda
Kelompok ekstremis kekerasan sejak era ISIS terlibat dalam
propaganda dan rekrutmen online yang menyasar anak muda
(Ramakrishna, 2016; Milla, 2017). Untuk mengatasi pengaruh ini,
terdapat kebutuhan mendesak akan upaya kontra-narasi yang bertujuan
untuk meningkatkan ketahanan terhadap ideologi ekstremis yang
disebarkan secara online. Dalam hal ini inisiatif kontra-narasi perlu

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

11
difokuskan pada pengembangan kompetensi digital di kalangan kelompok
muda yang rentan. Hal ini mencakup pengembangan keterampilan
berpikir reflektif-kritis untuk meneliti pesan-pesan propaganda,
memeriksa informasi, dan mengidentifikasi hoaks secara efektif. Narasi
propaganda, seringkali mengandung bias generalisasi dan heuristik (Milla,
2007). Dimana penalaran analitis tidak selalu membuat individu menjadi
lebih reflektif terhadap propaganda. Pennycook et.al., (2018)
menemukan beragam bukti yang menunjukkan bahwa pemikiran analitis
berpotensi meningkatkan kekuatan indikasi radikal. Sehingga
menimbulkan pertanyaan apakah pemikiran kritis justru memicu efek
bumerang dengan memperkuat pembenaran melalui peningkatan
kualitas penalaran yang termotivasi?
Dalam hal ini penting untuk menjelaskan peran jejaring sosial dinama
narasi dibagi. Narasi propaganda yang mengandung kekerasan lebih
mungkin mengarahkan pada perilaku ketika individu tertanam dalam
jaringan sosial yang membenarkan dan menormalisasi tindakan tersebut
(Sageman, 2004, 2008; Belanger, et.al., 2021). Seperti narasi ekstremisme
akan lebih berkembang dalam masyarakat yang terpolarisasi, dimana
relasi ingroup-outgroup bersifat kompetitif. Dalam hal ini, motivasi
penalaran tidak semata dipengaruhi oleh prior belief, akan tetapi juga
oleh validasi kelompok. Disebabkan kelompok menjadi satu-satunya
sumber identitas diri mereka, keberhargaan kelompok adalah
keberhagaan dirinya. Maka untuk menguatkan daya tahan individu pada
propaganda ekstremisme kekerasan, aspek identitas tidak dapat
diabaikan. Identitas tunggal dan dominan menjadi jalan bagi tindakan
radikal dan ekstremisme (Milla, Hudiyana & Arifin, 2019).
Kami telah melakukan studi eksperimental untuk membuktikan tesis
ini, yaitu dengan menguji peran dari berpikir reflektif-kritis dan
kompleksitas identitas sosial dalam resistensi propaganda dan dukungan
terhadap radikalisme.

Mirra Noor Milla

12


Gambar 1. Desain Eksperimen Gambar 2. Hasil Uji Moderasi
Milla, Yustisia & Arifin, “Countering radicalism on youth: An experimental study
on the effects of critical thinking and the social identity complexity” (manuscript
for publication)

Studi kami (Milla, Yustisia & Arifin, manuscript for publication)
menemukan bahwa kompleksitas identitas sosial merupakan faktor yang
menguatkan dalam resistensi terhadap konten propaganda, dan
menurunkan kecenderungan dukungan terhadap radikalisme.
Eksperimen ini menggarisbawahi prasyarat pemikiran reflektif-kritis
sebelum penanaman kompleksitas identitas sosial. Ketergantungan
hanya pada pemikiran kritis diperkirakan akan mengurangi kemungkinan
keberhasilan dalam meningkatkan resistensi propaganda ideologi radikal.

Para Guru Besar dan Hadirin yang saya muliakan,
Penutup
Terorisme merupakan fenomena yang kompleks dan memerlukan
pemahaman lintas disiplin ilmu, termasuk di dalamnya Ilmu Psikologi.
Khususnya, Psikologi Sosial menyajikan suatu kerangka analisis baik pada
tingkat individu maupun kelompok, untuk menjelaskan mengapa dan
bagaimana individu terlibat dalam tindakan terorisme. Banyak ahli ilmu
sosial menggambarkan terorisme sebagai suatu proses bertahap

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

13
radikalisasi (Pantucci, 2008; Sageman, 2007; Junkins, 2010; Silber & Bhatt,
2007; Bendett & Musa, 2010; Milla, Faturochman & Ancok, 2013).
Terdapat tiga komponen utama yang berperan dalam menjelaskan
radikalisasi, yaitu kebutuhan yang memotivasi individu, narasi ideologi
yang menjustifikasi dan kelompok atau jejaring sosial yang memvalidasi
(Kruglanski, 2019; Lobato, et.al., 2021; Milla, et.al., 2022). Penjelasan
tahapan radikalisasi perlu ditinjau kembali dalam menjelaskan radikalisasi
online. Mengingat di era informasi digital, proses radikalisasi menjadi
lebih cepat dan mencakup kelompok individu yang semakin beragam
(Milla, 2017; Binder & Kenyon, 2022). Oleh karena itu, penjelasan faktor
personal memiliki relevansi untuk memahami secara lebih baik
bagaimana radikalisasi terjadi saat peran kelompok terbatas.
Memahami proses radikalisasi menjadi kunci untuk merinci
kemungkinan jalur deradikalisasi yang dapat diambil. Evaluasi efektivitas
program rehabilitasi teroris di berbagai negara menunjukkan keragaman
dan belum mencapai kesimpulan yang pasti. Tantangan utama terletak
pada sifat keyakinan ideologi ekstrem yang sulit untuk diubah. Walaupun
demikian, beberapa program telah menunjukkan kemajuan dan potensi
keberhasilan (Basra, 2022). Kombinasi antara program kontra-ideologi
dan program dukungan psikologi paling menjanjikan hingga saat ini.
Kesulitan dalam menggeser atau mengubah keyakinan ekstrem yang
termotivasi mengarahkan pada relevansi upaya prevensi. Yaitu dengan
memutus mata rantai radikalisasi bagi individu yang rentan sebelum
terpapar dan terlibat dalam tindakan kekerasan ekstrem, dengan
memperkuat ketahanan individu terhadap propaganda ekstremisme dan
radikalisme. Pada tingkat komunitas, pencegahan dapat diwujudkan
melalui upaya menghindari polarisasi antar kelompok, mengingat bahwa
masyarakat yang terpolarisasi dapat menyuburkan penyebaran narasi
ekstrem dan menjadi potensi risiko bagi individu yang rentan.

Mirra Noor Milla

14
Pada bagian penutup ini, izinkan secara tulus saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada berbagai pihak, atas bantuan, dukungan dan
doa serta kebaikan yang saya terima dan rasakan. Saya sadar bahwa saya
tidak akan pernah mampu membalas, kecuali dengan memanjatkan doa
akan balasan yang lebih baik. Dengan kerendahan hati dan rasa syukur
saya menghaturkan ucapan terima kasih. Saya memohon maaf, jika ada
pihak-pihak yang terlupa untuk saya sebut.
Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Tim PAK
Pusat.
2. Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, PhD beserta
jajarannya.
3. Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harkristuti
Harkrisnowo dan Sekretaris DGB UI Prof. Dr. drg. Indang Trihandini,
serta seluruh anggota DGB UI.
4. Ketua dan Sekretaris Senat Akademik UI. Prof Dr. Nachrowi Djalal
Nachrowi dan Prof. Dr. Yudho Giri Sucahyo, serta Ketua Tim PAK UI
Prof Heru Suhartanto, MSc, PhD. Ketua dan Sekretaris Dewan Guru
Besar Fakultas Psikologi UI, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M.,
Psikolog dan Prof. Dr. Hamdi Muluk beserta seluruh anggota Dewan
Guru Besar Fakultas Psikologi UI.
5. Dekan Fakultas Psikologi periode 2013-2017 dan 2017-2021, Dr. Tjut
Rifameutia Umar Ali, MA, Psikolog, yang dengan terbuka menerima
saya menjadi bagian dari keluarga besar Fakultas Psikologi UI dan
terus mendukung saya menjadi Guru Besar. Juga rekan saya, sahabat
saya, Prof Corina D.S. Riantoputra, PhD Psikolog, selaku WD II pada
periode sebelumnya, yang selalu membantu sepenuh hati, saat
pertama saya bergabung dengan Fakultas Psikologi UI, yang
membuat saya selalu merasa diterima. Sungguh luar biasa akhirnya
kita berdua bisa sama sama berada di sini. Ibu Dr Adriana S. Ginanjar,
M.S., Psikolog selaku WD1, Dra Amarina Ashar Ariyanto, M.Psi., PhD.
selaku Kabidstu Sosial dan ibu Dr Lucia Retno Mursitolaksmi, M.Si.,

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

15
M.Sp.Ed., Psikolog, baik saat menjabat sebagai Manajer Ventura
maupun saat menjadi Kaprodi S1 yang sangat suportif. Juga Prof. Sri
Hartati R. Suradijono, M.A., Ph.D dan Sali Rahadi Asih, M.Psi.,
MGPCC, PhD., Psikolog, selaku WDI pada periode sebelumnya. Yang
dengan sangat suportif membantu saya beradaptasi dan berkarya
bersama di Fakultas Psikologi.
6. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Bapak Dr Bagus
Takwin, M.Hum., Psikolog, yang selalu mendukung dan memberikan
kesempatan mengembangkan ide-ide untuk fakultas, dan Wakil
Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaa, Bapak
Dicky Pelupessy, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura,
dan Administrasi Umum, Ibu Dra. Herta Napitupulu, M.M., Psikolog.
Sekretaris Fakultas ibu Dr Dyah Triarini Indirasari, M.A., Psikolog,
Ketua Komite Etik Fakultas Psikologi UI, Prof Dr Guritnaningsih serta
Ketua Tim PAK Fakultas Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M Psi, M.M.,
Psikolog, dan Tim SDM Fakultas Psikologi UI dan Rektorat UI yang
sangat suportif membantu dan mengupayakan pengurusan guru
besar saya dapat berjalan lancar.
7. Manajer SDM, Dr Arum Etikariena, M.Psi., Psikolog, Manajer
Pendidikan Wuri Prasetyawati, S.Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog, dan
Manajer Riset dan Pengembangan Debora Eflina Purba, S.S., M.Si.,
Ph.D.
8. Tim Program Studi Doktor Fakultas Psikologi UI dan tenaga
kependidikan serta para mahasiswa magang yang selalu siap
membantu bekerjasama untuk berbagai keperluan administrasi,
khususnya mb Eka Oktavia Sari Suroko, SE sebagai ujung tombak
prodi doktor.
9. Rekan rekan dosen eks Bidang Studi Psikologi Sosial. Yang saya
hormati para senior Prof Dr Enoch Markum, Mbak Niniek L Kariem,
dan Ibu Damona yang sudah meninggalkan kita, yang sering
menyampaikan keinginannya untuk hadir dalam acara pengukuhan
GB saya, Dr. Siti Purwanti Brotowasisto, ibu Dr Istiqomah Wibowo,
Dipl. Soc. Plan., Dr Ratna Djuwita, Dipl. Psych. bendahara bidstu dan

Mirra Noor Milla

16
Dra. Sri Fatmawati Mashoedi, M.Si. Sekbidstu abadi, Mas Harry
Susianto, PhD, juga Dr Eko Aditiya Meinarno, S.Psi., M.Si. serta rekan-
rekan di C 306 mgr Erita Narhetali, S.Psi, Dianti E. Kusumawardhani,
PhD, Psikolog, Laras Sekarasih, S.Psi., M.S., Ph.D., Agnes Nauli Shirley
W. Sianipar, S.Psi, M.Sc. Ph.D., Dian Wisnuwardhani, S.Psi., M.Psi.,
Psikolog, yang selalu membuat saya merasakan kehangatan keluarga
besar Bidstu Psikologi Sosial Fakultas Psikologi UI, meskipun saya
anak yang datang belakangan, tapi saya tidak pernah merasa asing
sejak awal.
10. Rekan rekan saya di Laboratorium Psikologi Politik, Fakultas Psikologi
UI, mentor saya Ketua Laboratorium Psikologi Politik, Prof Dr Hamdi
Muluk, Psikolog, yang juga rekan mengajar dan membimbing, teman
diskusi sekaligus teman ngopi, traveling dan main pickell ball.
Pertemanan saya dengan Prof Hamdi sejak 2005, saat saya masih
baru memulai studi S3 terus berlanjut setalah saya lulus. Prof Hamdi
yang secara konsisten terus mengajak saya membangun jejaring
internasional dan nasional, terlibat langsung dalam praktek
penanganan terorisme di Indonesia. Bersama beberapa kolega di
labpsipol Whinda Yustisia, S.Psi., M.Sc. dan Wahyu Cahyono, S.Psi.
M,Si. menggeluti dunia praktisi Psikologi Sosial khususnya di bidang
intervensi dan kebijakan penanganan terorisme dan radikalisme di
Indonesia. Adik adik asisten Lab dan para mahasiswa saya yang
membantu saya melakukan penelitian, intervensi dan menjadi co-
author saya dalam penulisan publikasi ilmiah, Dr Joevarian Hudiyana,
S.Psi., M.Si. dan Dr Muhammad Abdan Shadiqi, S.Psi., M.Si., mantan
mahasiswa PMDSU yang sekarang menjadi kolega saya, Dr Rizka
Halida, Ahmad Naufalul Umam, BA., M.Si., Haykal Hafizul Arifin,
M.Si., Diny Rachmayanti, S.Psi., Norberta Fauko Firdiani, S.Psi.,M.Si.,
Nadya Hanavereisa, S.Psi. Bidayatul Hidayah, S.Psi., M.Psi.T. Juga
semua mahasiswa S1, S2 dan S3 saya yang sempat dan sedang
nyantri di Laboratorium Psikologi Politik Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

17
11. Guru guru saya, Prof Dr Faturochman, M.A. selaku promotor saya di
Program Doktor Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
Mada, beliau adalah panutan saya, Prof Fatur sejak awal saya
melakukan studi pada para pelaku Bom Bali selalu mengingatkan
untuk hati hati namun tak berhenti menantang saya untuk selalu
melakukan yang terbaik, dari beliau saya belajar menjadi mentor,
akademisi dan peneliti Psikologi Sosial, juga kepada Prof Dr
Djamaludin Ancok dan Prof Dr Haedar Nasir, Ketua PP
Muhammadiyah selaku kopromotor saya. Terima kasih atas
pengajaran ilmu dan bimbingannya. Juga dosen pembimbing tesis
saya di Fakultas Psikologi UGM, Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D.,
Psikolog.
12. Para Guru Besar Tamu, dan juga guru guru saya yang sudah bersedia
hadir, Prof Koentjoro, M.Bs., Ph.D, Psikolog, dari Universitas Gadjah
Mada, Prof Dr Seger Handoyo, Psikolog, dari Universitas Airlangga,
Prof Dr Yusti Probowati, M.Si., Psikolog, dari Universitas Surabaya
sekaligus Direktur Utama Lembaga Profesi Psikologi Indonesia, dan
Marsda TNI (Purn) Prof. Dr. Ir. A. Adang Supriyadi, ST,.MM.,IPU.,
ASEAN Eng, dari Universitas Pertahanan. Atas bimbingan dan
kerjasama yang terus terjalin sampai hari ini. Dari beliau beliau saya
belajar bagaimana dapat berkontribusi pada pengembangan
keilmuan dan praktek Psikologi di Indonesia.
13. Mantan rektor di institusi saya sebelumnya Prof Dr H M Nazir dan
Prof Dr H Munzir Hitami, M.A., yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk mengabdi dan berkarya di pendidikan tinggi.
14. Ketua Umum Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Dr Andik
Matulessy, M.Si., Psikolog dan jajarannya, serta para Ketua dan
Pengurus Asosiasi/Ikatan, juga Ketua HIMPSI Wilayah yang hadir
pada acara pengukuhan ini.
15. Seluruh Dewan Penasehat dan Pengurus Ikatan Psikologi Sosial –
HIMPSI yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu dan sudah
berkenan hadir pada acara pengukuhan ini. Terima kasih atas
kepercayaan dan kerjasama yang sangat baik selama ini.

Mirra Noor Milla

18
16. Para pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, mulai
dari Inspektur Jenderal (Purn) Drs. Ansyaad Mbai, Komjen Pol. (Purn)
Drs. H. Saud Usman Nasution, S.H., M.H., M.M., Jenderal Pol (Purn)
Prof. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D yang saat ini menjabat
sebagai Menteri Dalam Negeri RI, Komisaris Jenderal Polisi (Purn)
Drs. Suhardi Alius, M.H., Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Dr Boy Rafli
Amar, M.H., Kepala BNPT saat ini Komjen Pol Prof. Dr. Rycko Amelza
Dahniel, M.Si., Direktur Deradikalisasi Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid,
S.E., M.M., Direktur Pencegahan, Prof. Dr. Irfan Idris, M.A., serta Kol.
(Mar) Wahyu Herawan, M.Sc. (Kasubdit Binlapsuster) dan Diannitha
Phobe Yuliane Pertiwi, S.Psi. M. M., atas kerjasama yang terjalin
dengan baik selama ini.
17. Keluarga saya, ibu saya Hj Tri Puji Lestari dan almarhum ayah saya, H
Muhammad Djamroni, yang selalu bersedia memberikan dukungan
seberapapun yang diperlukan agar putra putrinya terus melanjutkan
pendidikan setinggi mungkin. Saya bisa berdiri di sini karena jasa dan
doa beliau. Terima kasih ibu. Saya juga bisa membayangkan
senyuman bangga ayah saya yang hadir di ruangan ini, karena jalan
yang saya pilih untuk mengabdi di dunia pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan merupakan doa dan harapan
beliau. Juga untuk kedua adik saya, Artbanu Wishnu Ajie dan
Muhammad Satryo Nugroho, kita tumbuh bersama, untuk selalu
berbagi serta saling mendukung.
18. Suami saya terkasih, Muhammad Muslim Utomo, SE., Ak atas
kebesaran hati dan dukungan tanpa henti, yang selalu memberikan
kepercayaan pada saya sebagai istri untuk menginfakkan tenaga,
pikiran dan material untuk orang banyak, tanpa kebaikan hati dan
ridlo-nya saya tidak akan bisa sampai di sini. Saya meminta maaf
untuk semua khilaf dan terima kasih karena masih bersedia bersabar
atas segala kekurangan saya.
19. Untuk anak anak saya tersayang, Salman Ahmad Daruquthni Utomo,
Resh’Aina Humaira Tsania Utomo, Hadad Ahmad Dzulfiqar Utomo,
dan Ahza Ahmad Muntazari Utomo, terima kasih untuk selalu

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

19
menjadi anak-anak yang baik, cahaya mata ibu bapak. Ibu minta maaf
karena ada banyak waktu yang terpaksa ibu tidak bersama kalian
karena tugas tugas ibu, juga kesediaan kalian untuk berjuang
bersama saat ibu sekolah. Doa ibu tak pernah putus untuk anak anak
ibu dalam menuntut ilmu dan belajar menjadi manusia yang
bermanfaat.
20. Keluarga besar Alm Dirjohadiutomo dan Selo Sudarto, serta Keluarga
Besar H Darul Maal Djahri, Keluarga besar Alm. H. Achmad Mastur
dan Keluarga Besar H.M. Djahri yang telah berkenan hadir pada acara
pengukuhan saya hari ini.
21. Rekan rekan tim editor Jurnal Psikologi Sosial dan rekan rekan tim
editor Jurnal Makara Human Behavior Studies in Asia.
22. Teman teman dan kolega saya, alumni Program Studi Doktor Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada, sahabat saya, teman masa kecil
hingga tua, alumsi SMA 1 Pekalongan, yang berkenan hadir pada hari
ini, saya mohon maaf tidak dapat menyebutkan satu per satu, saya
sangat berterima kasih untuk keringanan langkah dan dukungan
tulus yang diberikan untuk saya.
23. Terakhir kepada panitia Ibu Dr Dyah Triarini Indirasari, M.A.,
Psikolog., Dr Rizka Halida, Muntanawiroh, S.E., Eka Oktavia Sari
Suroko, SE., Made Rani Griyadika, S.I.Kom., Nastiana, A.Md., Media
Atina, Sarah Yumeita Kurniawati, S.Kom., Wahyuningsih Andariyanti,
S.Psi., Eka Sri Mularsih, A.Md. Para mahasiswa asisten riset di
labpsipol Tata, Nadya dan Arfan serta para mahasiswa PMDSU
labpsipol Aryodi, Mario dan Fadli, juga rekan rekan tendik yang tidak
bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah membantu acara
pengukuhan guru besar ini sehingga dapat berlangsung dengan baik.

Akhirnya, sekali lagi saya menyampaikan banyak terima kasih pada
semua pihak yang telah saya sebut di atas dan semua pihak yang tidak
dapat saya sebut satu persatu yang telah membantu dalam perjalanan
hidup dan karir saya. Dan kepada hadirin semua yang telah dengan sabar
dan penuh perhatian mendengarkan pidato pengukuhan ini, saya

Mirra Noor Milla

20
mengucapkan terima kasih. Mohon maaf jika ada kekeliruan, kekhilafan
dalam penyampaian pidato penggukuhan saya ini. Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah Nya kepada kita
semua. Amin. Wabillahittaufiq walhidayah. Wassalamualaikum
warrahmatullahi wabarakatuh.

Referensi
Basra, R. (2022). Review of Evidence: Prison-based interventions targeting
violent extremist detainees. July.
Bélanger, J. J. (2017). The rise and fall of violent extremism: The science
behind community-based interventions. In C. A. Kopetz & A. Fishbach
(Eds.), “The motivation-cognition interface”. (pp. 170– 195). New
York, NY: Routledge.
Bélanger, J. J., Moyano, M., Muhammad, H., Richardson, L., Lafrenière, M.
A. K., McCaffery, P., Framand, K., & Nociti, N. (2019). Radicalization
leading to violence: A test of the 3N model. Frontiers in Psychiatry,
10(FEB), 1–12. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2019.00042
Bélanger, J. J., Robbins, B. G., Muhammad, H., Moyano, M., Nisa, C. F.,
Schumpe, B. M., & Blaya-Burgo, M. (2020). Supporting political
violence: The role of ideological passion and social network. Group
Processes and Intergroup Relations, 23(8), 1187–1203.
https://doi.org/10.1177/1368430220933954
Bjorgo, T., & Horgan, J. (2008). Leaving terrorism behind: Individual and
collective disengagement. London, United Kingdom: Routledge.
doi:10.4324/9780203884751 Boucek,
Blanco, A., Davies-Rubio, A., De la Corte, L., & Mirón, L. (2022). Violent
Extremism and Moral Disengagement: A Study of Colombian Armed
Groups. Journal of Interpersonal Violence, 37(1–2), 423–448.
https://doi.org/10.1177/0886260520913643

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

21
Binder, J. F., & Kenyon, J. (2022). Terrorism and the internet: How
dangerous is online radicalization? Frontiers in Psychology,
13(October), 1–10. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.997390
Boucek, C. (2008). Saudi Arabia’s “Soft” Counterterrorism Strategy:
Prevention, Rehabilitation, and Aftercare. Carnegie Endowment for
International Peace.
Fink, N. C., & Hearne, E. B. (2008). Beyond Terrorism: Deradicalization and
Disengagement from Violent Extremism. International Peace
Institute, 1–36.
Ginges, J., & Atran, S. (2009). Noninstrumental reasoning over sacred
values: An Indonesian case study. In D. M. Bartels, C. W. Bauman, L.
J. Skitka, & D. L. Medin (Eds.), “The psychology of learning and
motivation. Vol. 50. Moral judgment and decision making” (pp. 193–
206). San Diego, CA: Elsevier Academic Press. doi:10.1016/S0079-
7421(08)00406-4
Global Terrorism Index Report 2023. 14 Mar 2023. Institute for Economics
and Peace.
Gøtzsche-Astrup, O., van den Bos, K., & Hogg, M. A. (2020). Radicalization
and violent extremism: Perspectives from research on group
processes and intergroup relations. Group Processes and Intergroup
Relations, 23(8), 1127 –1136.
https://doi.org/10.1177/1368430220970319
Grieve, P. G., & Hogg, M. A. (1999). Subjective Uncertainty and Intergroup
Discrimination in the Minimal Group Situation. Personality and Social
Psychology Bulletin , 25(8), 926 -
940. https://doi.org/10.1177/01461672992511002
Hearne, E., & Laiq, N. (2010). A New Approach? Deradicalization Programs
and Counterterrorism. International Peace Institute (IPI), June, 1–20.

Mirra Noor Milla

22
Hogg, M. A. (2014). From uncertainty to extremism. Current Directions in
Psychological Science , 23(5), 338 –342.
https://doi.org/10.1177/0963721414540168.
Jasko, K., Lafree, G., Piazza, J. A., & Becker, M. H. (2022). Islamist
extremists in the United States and the world. PNAS, 119(30), 1–9.
https://doi.org/10.1073/pnas.2122593119/-
/DCSupplemental.Published
Kruglanski, A. W., Chen, X., Dechesne, M., Fishman, S., & Orehek, E.
(2009). Fully committed: Suicide bombers’ motivation and the quest
for personal significance. Political Psychology, 30(3), 331–357.
https://doi.org/10.1111/j.1467-9221.2009.00698.x
Kruglanski, A. W., Gelfand, M., & Gunaratna, R. (2010). Detainee
deradicalization. APS Observer, 23(1).
Kruglanski, A. W., Gelfand, M. J., Bélanger, J. J., Sheveland, A.,
Hetiarachchi, M., & Gunaratna, R. (2014). The psychology of
radicalization and deradicalization: How significance quest impacts
violent extremism. Political Psychology, 35(SUPPL.1), 69–93.
https://doi.org/10.1111/pops.12163
Kruglanski, A. W., Chernikova, M., Babush, M., Dugas, M., & Schumpe, B.
M. (2015). Three-The architecture of goal systems: Multifinality,
equifinality, and counterfinality in means–end relations. Advances in
Motivation Science, 2,69–98. doi:10.1016/bs. adms.2015.04.001
Kruglanski, A. W., Fernandez, J. R., Factor, A. R., & Szumowska, E. (2018).
Cognitive mechanisms in violent extremism. Cognition, 188, 116–
123.
Kruglanski, A. W., Bélanger, J. J., & Gunaratna, R. (2019). The three pillars
of radicalization: Needs, narratives, and networks. Oxford University
Press. https://doi.org/10.1093/oso/9780190851125.001.0001
Laiq, N., & Hearne, E. (2010). A new approach? Deradicalization programs
and counterterrorism. (March), pp. 1–20. New York, NY:

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

23
International Peace Institute. Lemmer, G., & Gollwitzer, M. (2017).
The “true” indirect effect won’t (always) stand up: When and why
reverse mediation testing fails. Journal of Experimental Social
Psychology, 69, 144–149. doi:10. 1016/j.jesp.2016.05.002
Lobato, R. M., Moyano, M., Bélanger, J. J., & Trujillo, H. M. (2021). The
role of vulnerable environments in support for homegrown
terrorism: Fieldwork using the 3N model. Aggressive Behavior, 47(1),
50–57. https://doi.org/10.1002/ab.21933
McCauley, C., & Moskalenko, S. (2008). Mechanisms of political
radicalization: Pathways toward terrorism. Terrorism and Political
Violence, 20(3), 415 –433.
https://doi.org/10.1080/09546550802073367
McCauley, C., & Moskalenko, S. (2008). Mechanisms of political
radicalization: Pathways toward terrorism. Terrorism and Political
Violence, 20, 415–433. doi:10.1080/09546550802073367
Milla, M. N. (2010). Mengapa Memilih Jalan Teror: Analisis Psikologis
Pelaku Teror Yogyakarta, Indonesia: Gadjah Mada University Press.
Milla, M.N. (2016) Radikalisasi online pada Kelompok Teroris di Indonesia.
Book chapter dalam Psikologi dan Teknologi Informasi. Jakarta:
Himpunan Psikologi Indonesia.
Milla, M. N. (2012). Disengagement dan Reintegrasi eks Narapidana
Teroris di Masyarakat. In Mirra Noor Milla (Ed.), “Bunga Rampai
Kontribusi Psikologi untuk Bangsa: Islam dan Keindonesiaan”. pp. 1–
16. Pekanbaru, Indonesia: Mujahadah Press.
Milla, M. N., Faturochman, & Ancok, D. (2013). The impact of leader–
follower interactions on the radicalization of terrorists: A case study
of the Bali bombers. Asian Journal of Social Psychology, 16 (2), 92–
100. doi:10.1111/ajsp.12007.
Milla, M. N., & Hudiyana, J. (2019). The Protective Role of Friendship:
Cross-group Friendship Mediates the Effect of Ideological Quest for

Mirra Noor Milla

24
Significance on Commitment to A Radical Group. Psychological
Research on Urban Society , 2(2), 98.
https://doi.org/10.7454/proust.v2i2.42
Milla, M. N., Putra, I. E., & Umam, A. N. (2019). Stories from Jihadists:
Significance, identity, and radicalization through the call for Jihad.
Journal of Peace and Conflict, 25(2), 111–121.
https://doi.org/10.1037/pac0000371
Milla, M. N., Hudiyana, J., & Arifin, H. H. (2020). Attitude toward
rehabilitation as a key predictor for adopting alternative identities in
deradicalization programs: An investigation of terrorist detainees’
profiles. Asian Journal of Social Psychology, 23(1), 15–28.
https://doi.org/10.1111/ajsp.12380
Milla, M. N., Yustisia, W., Shadiqi, M. A., & Arifin, H. H. (2022).
Mechanisms of 3N Model on Radicalization: Testing the Mediation
by Group Identity and Ideology of the Relationship between Need for
Significance and Violent Extremism. Studies in Conflict and Terrorism,
0(0), 1–15. https://doi.org/10.1080/1057610X.2022.2034231
Muluk, H., Umam, A. N., & Milla, M. N. (2020). Insights from a
deradicalization program in Indonesian prisons: The potential
benefits of psychological intervention prior to ideological discussion.
Asian Journal of Social Psychology , 23(1), 42–53.
https://doi.org/10.1111/ajsp.12392
Mullin, B. A., & Hogg, M. A. (1998). Dimensions of subjective uncertainty
in social identification and minimal intergroup discrimination. British
Journal of Social Psychol ogy, 37(3), 345–365.
https://doi.org/10.1111/j.2044-8309.1998.tb01176.x
Pantucci, R. (2008). Britain’s prison dilemma: Issues and concerns in
Islamic radicalization. Terrorism Monitor, 6 (6), 6–8.
Pennycook, G., Cannon, T. D., & Rand, D. G. (2018). Prior exposure
increases perceived accuracy of fake news. Journal of Experimental

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

25
Psychology: General , 147(12), 1865 –1880.
https://doi.org/10.1037/xge0000465
Pettyjohn, S. L., & Ghez, J. J. (2010). Survey of deradicalization programs
(pp. 33-44). Santa Monica, CA: The RAND Corporation.
Piazza, J. A., & Lafree, G. (2019). Islamist terrorism, diaspora links and
casualty rates. Perspectives on Terrorism, 13(5), 2–21.
Sageman, Marc. 2004. Understanding Terror Networks. Philadelphia:
University of Pennsylvania Pres.
Schumpe, B. M., Belanger, J. J., Dugas, M., Erb, H. P., & Kruglanski, A. W.
(2018). Counterfinality: On the increased perceived
instrumentality of means to a goal. Frontiers in Psychology, 9, 1052.
doi:10.3389/fpsyg.2018.01052.
Silber, M. D. & Bhatt, A. (2007). Radicalization in the West: The
Homegrown Threat. NYPD Intelligence Division.
Szumowska, Ewa, Aneta Czernatowicz-Kukuczka, Małgorzata Kossowska,
Szymon Król, and Arie W. Kruglanski. 2020. "Truth and Significance:
A 3N Model (Needs, Narratives, Networks) Perspective on Religion."
In The Science of Religion, Spirituality, and Existentialism,
eds. Kenneth Vail III and Clay Routledge. London: Elsevier, 225-242.
Webber, D., & Kruglanski, A.W., (2016). Psychological factors in
radicalization: A “3N” Approach. In “The handbook of the
criminology of terrorism”, Garu LaFree, Joshua D. Freilich (ed).
https://doi.org/10.1002/9781118923986.ch2.
Webber, D., Chernikova, M., Kruglanski, A. W., Gelfand, M. J.,
Hettiarachchi, M., Gunaratna, R., Lafreniere, M. A., & Belanger, J. J.
(2018). Deradicalizing Detained Terrorists. Political Psychology,
39(3), 539–556. https://doi.org/10.1111/pops.12428

Mirra Noor Milla

26
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PERORANGAN
Nama Lengkap : Prof. Dr. Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si.
NIP : 197304242005012005
Pangkat dan Golongan Ruang : Pembina, IV/a
Tanggal Lahir : 24 April 1973
Tempat Lahir : Pekalongan
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Alamat Rumah : Provence Parkland E15 BSD City, RT
001/007 Kelurahan Lengkong Gudang
Kecamatan Serpong Kota Tangerang
Selatan 15321
No. HP : 08127685822
E-mail : [email protected]
[email protected]
Suami : Muhammad Muslim Utomo
Anak : Salman Ahmad Daruquthni Utomo
Resh’Aina Humaira Tsania Utomo
Hadad Ahmad Dzulfiqar Utomo
Ahza Ahmad Muntazari Utomo

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

27
RIWAYAT PENDIDIKAN
No. Perguruan Tinggi Jenjang Bidang Studi
Tahun
Lulus
1 Universitas Gadjah Mada S3 Ilmu Psikologi 2009
2 Universitas Gadjah Mada S2 Ilmu Psikologi 1999
3
Universitas Sebelas
Maret Surakarta
S1
Ilmu Komunikasi
Massa
1996
4 SMA Negeri 1 Pekalongan SMA 1991
5
SMP Ma’had Islam
Pekalongan
SMP 1988
6
SD Ma’had Islam I
Pekalongan
SD 1986

RIWAYAT JABATAN AKADEMIK
No. Nama Jabatan Akademik TMT
1 Guru Besar 01 Agustus 2023
2 Lektor Kepala 01 September 2013

RIWAYAT KEPANGKATAN
No. Pangkat Golongan TMT
1 Pembina IV/a 01 April 2021
2 Penata Tk. I III/d 01 Oktober 2014
3 Penata Muda Tk. I (PNS) III/b 01 Februari 2006
4 Penata Muda Tk. I (CPNS) III/b 01 Januari 2005

Mirra Noor Milla

28
RIWAYAT JABATAN STRUKTURAL
No. Jabatan TMT
1
Ketua Program Studi Psikologi Program
Doktor Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia
2022 - sekarang
2
Ketua Senat Akademik Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia
2022

RIWAYAT JABATAN ORGANISASI
1
Ketua Ikatan Psikologi Sosial Indonesia -
HIMPSI
2019 - sekarang
2
Governing Council Internasional Society
Political Psychology
2024 - 2027
3
Committee of Internasional Network of Peace
Psychology
2023- sekarang
4 Board Member Yayasan Prasasti Perdamaian 2017 - sekarang
5
Sekretaris Pusat Kajian Terorisme dan Konflik
Sosial Fakultas Psikologi
2017 - 2019
6
Sekretaris Jenderal Ikatan Psikologi Sosial
Indonesia
2015 - 2019

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

29
RIWAYAT PENGHARGAAN
No. Penghargaan
Pemberi
Penghargaan
Tahun
1
Peneliti dengan Dampak Riset
Terbaik Rumpun Ilmu Sosial
Humaniora
Universitas
Indonesia
2023
2
Dosen Berprestasi Fakultas
Psikologi UI
Fakultas Psikologi
UI
2022
3
Dosen Berprestasi di Bidang
Penelitian Fakultas Psikologi UI
Fakultas Psikologi
UI
2020
4
Park Jung-Heun Young Scholar
Award untuk Excellence in
Research
Asian Association
of Indigenous and
Cultural Psychology
2014
5
Dosen Berprestasi Tingkat
Nasional
DIKTIS PTAIN
Kementerian
Agama RI
2013

RIWAYAT PUBLIKASI
JOURNAL ARTICLES 1
ST
AUTHOR
(https://scholar.ui.ac.id/en/persons/mirra-noor-milla)
2022 Milla, M. N., Yustisia, W., Shadiqi, M. A., & Arifin, H. H. Mechanisms
of 3N Model on Radicalization: Testing the Mediation by Group
Identity and Ideology of the Relationship between Need for
Significance and Violent Extremism. Studies in Conflict &
Terrorism, 1–15. https://doi.org/10.1080/1057610X.
2020 Milla, M. N., Hudiyana, J., Cahyono, W., & Muluk, H. Is the role of
ideologists central in terrorist networks? A social network analysis

Mirra Noor Milla

30
of Indonesian terrorist groups. Frontiers in psychology, 11, 333.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.003332022.2034231
2019 Milla, M. N, Hudiyana, J. & Arifin, H.H. Attitude toward
rehabilitation as a key predictor for adoption of alternative
identity in a deradicalisation program: An investigation of
terrorist detainees’ profiles. Asian Journal of Social Psychology.
https://doi.org/10.1111/ajsp.12372. 15-28
2019 Milla, M. N., & Hudiyana, J. The Protective Role of Friendship: Cross
Group Friendship Mediates the Effect of Ideological Quest for
Significance on Commitment to A Radical Group. Psychological
Research on Urban Society , 2(2), 10.
https://doi.org/10.7454/proust.v2i2.42
2019 Milla, M. N., Putra, I. E., & Umam, A. N. Stories from jihadists:
Significance, identity, and radicalization through the call for
jihad. Peace and Conflict: Journal of Peace Psychology, 25(2),
111. https://doi.org/10.1037/pac0000371
2013 Milla, M. N., & Ancok, D. The impact of leader–follower interactions
on the radicalization of terrorists: A case study of the Bali
bombers. Asian Journal of Social Psychology, 16(2), 92-100.
https://doi.org/10.1111/ajsp.12007
2008 Milla, M. N. Heuristic bias in the process of evaluating and taking the
strategy. Indonesian Journal of Psychology, 1, 9-21.
2006 Milla, M. N. Perilaku Terorisme. ANIMA, 21, 3.
2002 Milla, M. N. Pengaruh Terpaan Kekerasan Media Audio-Visual Pada
Kognisi Agresif dan Afeksi Agresif Studi Meta-Analisis. Jurnal
Psikologi UGM, 33(2), 63-78.

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

31
JOURNAL ARTICLES CO-AUTHOR
2023 Douglas, K. M., Sutton, R. M., Van Lissa, C. J., Stroebe, W.,
Kreienkamp, J., Agostini, M., Bélanger, J. J., Gützkow, B.,
Abakoumkin, G., Khaiyom, J. H. A., Ahmedi, V., Akkas, H.,
Almenara, C. A., Atta, M., Bagci, S. C., Basel, S., Berisha Kida, E.,
Bernardo, A. B. I., Buttrick, N. R., … Leander, N. P. (2023).
Identifying important individual- and country-level predictors of
conspiracy theorizing: A machine learning analysis. European
Journal of Social Psychology, 53(6), 1191–1203.
https://doi.org/10.1002/ejsp.2968
2023 Azizah, N., Muluk, H., & Milla, M. N. Pursuing ideological passion in
Islamic radical group’s insurgency: a case study of Negara Islam
Indonesia. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies,
13(1), 1–27. https://doi.org/10.18326/ijims.v13i1.1-27
2022 Mula, S., Di Santo, D., Resta, E., Bakhtiari, F., Baldner, C., Molinario,
E., ...Leander, N. P. Concern with COVID-19 pandemic threat and
attitudes towards immigrants: The mediating effect of the desire
for tightness. Current Research in Ecological and Social
Psychology, 3, 100028.
https://doi.org/10.1016/j.cresp.2021.100028
2022 Enea, V., Eisenbeck, N., Carreno, D. F., Douglas, K. M., Sutton, R.
M., Agostini, M., & Leander, N. P. Intentions to be vaccinated
against COVID-19: The role of prosociality and conspiracy beliefs
across 20 countries. Health communication, 1 -10.
https://doi.org/10.1080/10410236.2021.2018179
2021 Elfida, D., Milla, M. N., Mansoer, W. W. D., & Takwin, B. Adaptasi
dan uji properti psikometrik The PERMA-Profiler pada orang
Indonesia. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 10(1), 81-103.
https://doi.org/10.30996/persona.v10i1.4986

Mirra Noor Milla

32
2021 Elfida, D., Mansoer, W. W. D., Milla, M. N., & Takwin, B. Pemaknaan
Pengalaman Bahagia pada Orang Islam. Psympathic: Jurnal Ilmiah
Psikologi, 8(2), 165-182.
2021 Han, Q., Zheng, B., Agostini, M., Bélanger, J. J., Gützkow, B.,
Kreienkamp, J.,
.......................................................................................................
& PsyCorona Collaboration. Associations of risk perception of
COVID-19 with emotion and mental health during the pandemic.
Journal of affective disorders, 284, 247 -255.
https://doi.org/10.1016/j.jad.2021.01.049
2021 Romano, A., Spadaro, G., Balliet, D., Joireman, J., Van Lissa, C., Jin,
S., & Leander, N. P. Cooperation and trust across societies during
the COVID-19 pandemic. Journal of Cross- Cultural Psychology,
52(7), 622-642. https://doi.org/10.1177/0022022120988913
2021 Hudiyana, J., Lincoln, T. M., Hartanto, S., Shadiqi, M. A., Milla, M. N.,
Muluk, H., & Jaya, E. S. How Universal Is a Construct of Loneliness?
Measurement Invariance of the UCLA Loneliness Scale in
Indonesia, Germany, and the United States. Assessment,
10731911211034564.
https://doi.org/10.1177/10731911211034564
2021 Jin, S., Balliet, D., Romano, A., Spadaro, G., Van Lissa, C. J., Agostini,
M., & Leander, N. P. Intergenerational conflicts of interest and
prosocial behavior during the COVID-19 pandemic. Personality
and Individual Differences, 171, 110535.
https://doi.org/10.1016/j.paid.2020.110535
2021 Nisa, C. F., Bélanger, J. J., Faller, D. G., Buttrick, N. R., Mierau, J. O.,
Austin, M. M.,
.......................................................................................................
& Leander, N. P. Lives versus Livelihoods? Perceived economic risk
has a stronger association with support for COVID-19 preventive

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

33
measures than perceived health risk. Scientific reports, 11(1), 1-
12.
2021 Van Breen, J. A., Kutlaca, M., Koç, Y., Jeronimus, B. F., Reitsema, A.
M., Jovanović, V., ..... & Leander, N. P. Lockdown lives: A
longitudinal study of inter-relationships among feelings of
loneliness, social contacts, and solidarity during the COVID-19
lockdown in early 2020. Personality and Social Psychology
Bulletin, 01461672211036602.
https://doi.org/10.1177/01461672211036602
2021 Stroebe, W., vanDellen, M. R., Abakoumkin, G., Lemay Jr, E. P.,
Schiavone, W. M., Agostini, M., & Leander, N. P. Politicization of
COVID-19 health-protective behaviors in the United States:
Longitudinal and cross-national evidence. PloS one, 16(10),
e0256740. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0256740
2021 Resta, E., Mula, S., Baldner, C., Di Santo, D., Agostini, M., Bélanger,
J. J., ... & Leander, N. P. ‘We are all in the same boat’: How
societal discontent affects intention to help during the COVID-
19 pandemic. Journal of community & applied social
psychology, 32(2), 332-347. https://doi.org/10.1002/casp.2572
2021 Istiqomah, A., Hudayana, J., Milla, M. N., Muluk, H., & Takwin, B.
Islam and Politics: A latent class analysis of Indonesian Muslims
based on political attitudes and psychological determinants.
Journal of Social and Political Psychology.
https://doi.org/10.23668/psycharchives.5123
2020 Arifin, H. H., & Milla, M. N. Adaptasi dan properti psikometrik skala
kontrol diri ringkas versi Indonesia. Jurnal Psikologi Sosial, 18(2),
179-195. https://doi.org/10.7454/jps.2020.18
2020 Permatasari, I., Milla, M. N., Lestari, S., Yusya, N., Adira, N., &
Baswara, B. Adaptasi alat ukur Munroe Multicultural Attitude

Mirra Noor Milla

34
Scale Questionnaire versi Indonesia. Jurnal Psikologi Sosial,
18(2), 169-178. https://doi.org/10.7454/jps.2020.17
2020 Shadiqi, M. A., Ulum, W. R., Milla, M. N., & Muluk, H. (2020). Even
though we had many tribes, but I am Indonesia: Validation of
dual identity scale. Jurnal Psikologi, 19(2), 122- 134.
2020 Yustisia, W., Shadiqi, M. A., Milla, M. N., & Muluk, H. An
investigation of an Expanded Encapsulate Model of Social
Identity in Collective Action (EMSICA) including perception of
threat and intergroup contact to understand support for Islamist
terrorism in Indonesia. Asian Journal of Social Psychology, 23(1),
29-41. https://doi.org/10.1111/ajsp.12372
2020 Muluk, H., Umam, A. N., & Milla, M. N. Insights from a
deradicalization program in Indonesian prisons: The potential
benefits of psychological intervention prior to ideological
discussion. Asian Journal of Social Psychology, 23(1), 42-53.
https://doi.org/10.1111/ajsp.12392
2019 Rachmanputra, O. A., & Milla, M. N. Perspektif Tuhan atau
manusia? Pengaruh sudut pandang terhadap penilaian bias
dalam kelompok. Jurnal psikologi sosial, 17(2), 104-111.
https://doi.org/10.7454/jps.2019.14
2018 Sinantia, V., & Milla, M. N. Self-reliance inventory versi bahasa
indonesia: Adaptasi alat ukur. Jurnal Psikologi Sosial, 16(2),
148-161
2018 Shadiqi, M. A., Muluk, H., & Milla, M. N. Palestinian solidarity
action: The dynamics of politicized and religious identity
patterns among student activists. Makara Human Behavior
Studies in Asia, 22(2), 118-128.
https://doi.org/10.7454/hubs.asia.1140818

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

35
2017 Fajar, I., & Milla, M. N. Peran perceived injustice pada evaluasi bias
terhadap outgroup berdasarkan perspektif diri dan Tuhan.
Jurnal Psikologi Sosial, 15(2), 84 -94.
https://doi.org/10.7454/jps.2017.8
2017 Hudiyana, J., Muluk, H., & Milla, M. N. Moral Values That Thwart
Intergroup Interactions: An Investigation on the Interaction
Between Indonesian Moslems and Chinese- Indonesian
Christians. Makara Human Behavior Studies in Asia, 21(1), 32-
43. https://doi.org/10.7454/mssh.v21i1.3498
2017 Wahyudi, J., Milla, M. N., & Muluk, H. Persepsi keadilan sosial dan
kepercayaan interpersonal sebagai prediktor kepercayaan
politik pada mahasiswa di Indonesia. Jurnal Psikologi Sosial,
15(1), 59-71. https://doi.org/10.7454/jps.2017.6
2015 Anatassia, D. F., Milla, M. N., & El Hafiz, S. Nilai-Nilai Kebajikan:
Kebaikan Hati, Loyalitas, dan Kesalehan Dalam Konteks Budaya
Melayu. Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of
Indigenous Psychology, 2(1), 335-347.
2014 Hamdi Muluk, Mirra Noor Milla & Wahyu Cahyono. An
Introduction to Radicalism of Civil Society Movement in
Indonesia: Intersection and Shifting Ideology between Socialist
and Jihadist. Social Science Research Network.

BUKU
2021 Mirra Noor Milla.Psikologi Terorisme: Motivasi, Kelompok dan
Ideologi. In Yustisia, W., Hakim, M.A., & Ardi, R. Psikologi Politik.
Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
2019 Majeed Khader, Loo Seng Neo. Jhro Tan, Damien D Cheong &
Jeffery Chin. Singapore: World Scientific.
https://doi.org/10.1142/11134

Mirra Noor Milla

36
2019 Mirra Noor Milla & Ahmad Naufalul Umam. Learning from Violent
Extremist Attacks: Behavioural Sciences Insights for Practitioners
and Policymakers.
2017 Mirra Noor Milla & Whinda Yustisia. “Teori Identitas Sosial”. Book
chapter dalam Teori- teori Psikologi Sosial Kontemporer. Jakarta:
Rajawali Grafindo.
2016 Mirra Noor Milla. “Radikalisasi online pada Kelompok Teroris di
Indonesia”. Book chapter dalam Psikologi dan Teknologi
Informasi. Jakarta: Himpunan Psikologi Indonesia.
2014 Mirra Noor Milla. Afiliasi Majemuk Kelompok Berbasis Ideologi
dalam Keragaman Aspirasi Politik di Indonesia. Bunga Rampai
Psikologi 2. Himpunan Psikologi Indonesia.
2012 Mirra Noor Milla. Disengagement dan Pendekatan Integrasi Teroris
- Masyarakat di Indonesia. Dalam Bunga Rampai Kontribusi
Psikologi untuk Bangsa: Keislaman dan Keindonesiaan. Suska
Press.
2010 Mirra Noor Milla. Keterpanggilan Jihad dan Bias Motivasional
Terorisme. Dalam Memutus Mata Rantai Terorisme di Indonesia.
Jakarta: Lazuardi Birru.
2010 Mirra Noor Milla. Mengapa Memilih Jalan Teror: Analisis Psikologis
Pelaku Teror.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
2010 Mirra Noor Milla. Psikologi Kualitatif: Metodologi Penelitian
Kualitatif dalam Psikologi. Pekanbaru: Suska Press Riau.

EDITOR BUKU
2018 Psikologi Sosial: Pengantar dalam Teori dan Penelitian. Salemba
Humanika.

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

37
2016 Proceeding Temu Ilmiah Ikatan Psikologi Sosial 2015. Ikatan Psikologi
Sosial Indonesia.
2013 Isu-isu Mutakhir Penelitian Psikologi Sosial. Pekanbaru: Ikatan
Psikologi Sosial & Mujtahadah Press.
2012 Bunga Rampai Kontribusi Psikologi untuk Bangsa: Keislaman dan
Keindonesiaan. Suska Press.

PRESENTASI KONFERENSI ILMIAH
Mirra Noor Milla (2023). The Pathway of Deradicalization: The 3N Model
Approach. University of Maryland, USA.
Mirra Noor Milla (2023). Mapping The Extremist Ideology. Michigan State
University.
Mirra Noor Milla, Abdan Shadiqi, Diny Rachmayanti, Haykal Hafizul
(2022). Testing The Role of Injustice and Blaming in The Militant
Extremist Mind-Set in Conflict Area Population. Annual Meeting
Internasional Society of Political Psychology, Athens, 14-16 July,
2022.
Mirra Noor Milla, Istiqomah Anwar, & Muhammad Abdan Shadiqi, (2019).
Political extremism: Religious conservatism and obsessive passion
of adherents to cultural Islamism in Indonesia. The 13th Biennial
Conference of Asian Association of Social Psychology, Taipei,
Taiwan, 11-13 July, 2019.
Mirra Noor Milla, Whinda Yustisia, Haykal Hafizul Arifin (2019). Countering
radicalism on youth: An experimental study on the effects of critical
thinking and the social identity complexity. European Congress
Psychology, Moscow, Rusia, July, 2-5, 2019.
Mirra Noor Milla, Haykal Hafizul Arifin, Whinda Yustisia & Hamdi Muluk
(2018). Learning from deradicalization program: The role of de-

Mirra Noor Milla

38
ideologization on leaving terrorism. Ann Annual Meeting of
International Society of Political Psychology. San Antonio, Texas,
August, 4-6, 2018.
Mirra Noor Milla, Whinda Yustisia & Haykal Hafizul Arifin (2018). An
Investigation of The Role of Need of Significance, Identity, and
Ideology on Deradicalization Terrorist Detainee. International
Conference of Applied Psychology. Montreal, Canada, July, 26-28,
2018.
Mirra Noor Milla & Whinda Yustisia (2017). Constructing the afterlife
realism on the female suicide bomber in Indonesia. 12th Biennial
Conference of AASP, Auckland, New Zealand, August, 26-28, 2017.
Mirra Noor Milla, Whinda Yustisia, Hamdi Muluk (2016). Understanding
Internal and External Factor of the Support of Jihad. International
Society of Political Psychology. Warsaw, Poland, 12-16 Juli 2016.
Mirra Noor Milla & Hamdi Muluk (2015). “When Ideology is Not the
Matter: The Dynamic Network of Terrorist in Indonesia”. Asian
Association of Social Psychology. Cebu, Philippines, 19-22 August
2015.
Mirra Noor Milla & Subhan El Hafiz (2015). “Jihad: What’s Happening with
This Virtue”. Interdisciplinary Moral Forum. Milwaukee, WI, USA.
12-14 Maret.
Mirra Noor Milla, Dede F. Anatassia, Subhan El Hafiz (2015),”Kebaikan dan
Loyalitas dalam Konteks Budaya Melayu: Kajian Nilai-nilai Kebaikan
dengan Pendekatan Indigenous Psychology”. Temu Ilmiah Ikatan
Psikologi Sosial. Denpasar, 21-25 January 2015.
Mirra Noor Milla (2014), “Psychological Foundations of Political Ideology
Affiliation among Socialist Activist in Indonesia”. Temu Ilmiah
Himpunan Psikologi Indonesia. Manado, 11- 14 September.

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

39
Mirra Noor Milla, Hamdi Muluk, Roby Muhamad, Wahyu Cahyono (2014).
“The Dynamic of Network Trust in Aceh Military Training Group”.
International Conference of Applied Social Psychology, Paris,
France. 9-11 July 2014.
Mirra Noor Milla (2013). The Psychology of I’daad: Between Maintaining
Jihad and Spreading Terror. Asian Association of Social Psychology.
Yogyakarta. 21-24 August.
Mirra Noor Milla (2013). The Meaning of Jihad and The Risk of Terrorism.
Symposium International of Peace Psychology. Kuala Lumpur. 6-9
June 2013.
Mirra Noor Milla (2013). Identitas Sosial dan Radikalisasi Kekerasan
Kelompok Teroris.Indonesian Frontiers of Social Science
Symposium. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Lombok, 17-19
October.
Mirra Noor Milla (2012). Radikalisasi pada Kelompok Teroris. Temu Ilmiah
Nasional Ikatan Psikologi Sosial Indonesia. Pekanbaru-Riau. 31
October – 3 November 2012.
Mirra Noor Milla (2012). Radicalization of Jihad Doctrine as Motivation to
Join Terror Action: A Study of Bali Bombing Terrorist in Indonesia.
Paper present in Thematic Session. Annual Scientific Meeting of The
International Society of Political Psychology. July, 6th-9th, Chicago,
USA.
Mirra Noor Milla (2011). Deideologisasi Jihad dan Pendekatan Perilaku
dalam Penanganan Terorisme di Indonesia. Seminar Nasional
Kekerasan, Radikalisme dan Upaya Bina Damai di Indonesia.
Institute International Studies. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta, 14 Desember 2011.

Mirra Noor Milla

40
Mirra Noor Milla, Faturochman (2011). Social Identity Formation on
Global Jihadist in Indonesia.The 3rd Conference International
Muslim Psychologist, Kuala Lumpur, Malaysia, 6-8 December 2011.
Mirra Noor Milla (2011). Terorisme di Indonesia: Penyebab, Langkah
Prevensi dan Kuratifnya.Paper presented in Temu Ilmiah Asosiasi
Psikologi Forensik Indonesia. Akademi Kepolisian Semarang. 16-17
November 2011.
Mirra Noor Milla (2011). Deradicalization vs. Disengagement. Paper
presented in Debat Akademik Terorisme. Universitas Indonesia. 27
October 2011.
Mirra Noor Milla, Ivan M. Agung (2011). Perception of Procedural Justice
as Factor Affecting Public Support towards Police Effort in Dealing
with Terrorism. in The Biennial Conference of Association Asian
Social Psychology. KunMing, China, 18-31 July 2011.
Mirra Noor Milla (2011). Dreams as Motivational Factor for Individual to
Join Jihad: A Case Study on Jamaah Islamiyah’s Ali Ghufron. in The
Biennial Conference of Association Asian Social Psychology.
KunMing, China, 18-31 July 2011.
Mirra Noor Milla (2011). From Profile’s to Deideologization Terrorism. In
International Conference of Revisited Asian Society "Exploration of
Asian Indigenous Perspectives: Communalities and Differences".
Yogyakarta, 21-24 July 2011.
Mirra Noor Milla, Faturochman & Djamaludin Ancok (2010). Jihad
Ideologization and Bias Heuristic on Decision Making of Jihadist on
Convicted Indonesian Bali Bombing Terrorist. In the 12th Biennial
Conference of the International Society for Justice Research (ISJR)
in Banff, Canada. 21-24 Ausgust 2010.
Mirra Noor Milla & Faturochman (2010). Listening to Terrorist Justification
on Jihad Decision. Paper presented in The First International

Aplikasi Psikologi Sosial dalam Kajian Radikalisme dan Terorisme: Upaya
Prevensi dan Rehabilitasi

41
Conference of Indigenous and Cultural Psychology Understanding
people in culturally diverse contexts. Yogyakarta 24-27 Juli 2010.
Mirra Noor Milla & Faturochman (2010). Identity of Global Jihadist on
Convicted Indonesia Bali Bombing Terrorist. Paper presented in
Temu Ilmiah dan Kongres XI Himpunan Psikologi Indonesia.
Surakarta. 18-20 Maret 2010.
Mirra Noor Milla & Faturochman (2007). Peace is A Hope Terrorism ia An
Alternative. Paper
presented in The 10th International Symposium on the Contributions of
Psychology to Peace. Surakarta & Yogyakarta. 18-23 2007.
Mirra Noor Milla (2006). Terrorism in South-east Asia: Personality Process.
Paper presented in Asian Psychology Symposium.

RIWAYAT KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
No. Kegiatan Tahun
1
Pengembangan Metodologi Sistem Nasional
Pemantauan Kekerasan – Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(PMK)
2023
2
Pemetaan Potensi Konflik Sosial di Kawasan Ibukota
Pusat Pemerintahan IKN – Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
2023
3
Penyusunan Program Intervensi Kesiapan Integrasi
Deportan Returni eks ISIS (INFID)
2022
4
Penyusunan Risk Assessment Tools (RATs) Kesiapan
Integrasi Deportan Returni eks ISIS (INFID)

2021

Mirra Noor Milla

42
No. Kegiatan Tahun
5
Tim Ahli Psikologi Pusat Deradikalisasi Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme untuk
Assessmen dan Intervensi Deradikalisasi (BNPT)
2017-
sekarang
5
Tim Ahli Psikologi Deradikalisasi dalam Lapas Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme untuk
Assessmen dan Intervensi Deradikalisasi (BNPT)
2015-
2017

EDITOR JURNAL
1
Managing Editor Journal of Makara Human
Behavior Studies in Asia
2015-2017
2
Editor Journal of Makara Human Behavior
Studies in Asia
2017 - sekarang
3
Ketua Dewan Editor Jurnal Psikologi Sosial
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia -
Ikatan Psikologi Sosial
2022- 2023
4
Editor Jurnal Psikologi Sosial Fakultas
Psikologi UI – Ikatan Psikologi Sosial
2017- sekarang
5
Senior Editor Psychology of Violence
American Psychological Association
2024-2025

CMYK
pada hari Sabtu, 16 Desember 2023
Mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada yang tidak berkenan di hati pada upacara ini.
Prof. Dr. Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si.
dan Keluarga
Keluarga Besar Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia
Terima kasih atas perhatian dan do’a Bapak/Ibu/Saudara pada Upacara Pengukuhan
Prof. Dr. Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si.
sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Psikologi Universitas Indonesia
APLIKASI PSIKOLOGI SOSIAL
DALAM KAJIAN RADIKALISASI DAN TERORISME:
UPAYA PREVENSI DAN REHABILITASI
Mirra Noor Milla
Pidato pada Upacara Pengukuhan
sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Depok, 16 Desember 2023
PSIKO LOGI
PSIK OLOGI

CMYK
pada hari Sabtu, 16 Desember 2023
Mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada yang tidak berkenan di hati pada upacara ini.
Prof. Dr. Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si.
dan Keluarga
Keluarga Besar Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia
Terima kasih atas perhatian dan do’a Bapak/Ibu/Saudara pada Upacara Pengukuhan
Prof. Dr. Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si.
sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Psikologi Universitas Indonesia
APLIKASI PSIKOLOGI SOSIAL
DALAM KAJIAN RADIKALISASI DAN TERORISME:
UPAYA PREVENSI DAN REHABILITASI
Mirra Noor Milla
Pidato pada Upacara Pengukuhan
sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Depok, 16 Desember 2023
PSIKO LOGI
PSIK OLOGI