SHARE: Journal of Service Learning, Vol. 9, No. 1, February 2023, 50-57 DOI: https://doi.org/10.9744/share.9.1.50-57
p-ISSN 2338-7866 / e-ISSN 2655-4720
50
PEMBERDAYAAN LANSIA PRODUKTIF DAN SEHAT MELALUI
INTERVENSI PSIKOLOGI POSITIF KELURAHAN TAMAN,
KECAMATAN TAMAN, KOTA MADIUN

Taranggono Ki Purusadu
1
, Prahanasti Alsandi
2
, Risky Bayu Saputra
3
,
Yustinus Saguruwjuw
4
, Maria Verlinia Tena Roju
5
, Marcella Mariska Aryono
6*

1,2,3,4,5,6
Program Studi Psikologi (Kampus Kota Madiun), Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia
*Penulis korespondensi; Email: [email protected]


Abstrak: Permasalahan lansia seperti kurangnya interaksi sosial, kehilangan tujuan hidup,
masalah penerimaan diri akibat ditinggal pasangan, merasa tidak produktif setelah ditinggal
pasangan dan masa pensiun, serta minimnya kegiatan dalam aktivitas sehari-hari terjadi pada
lansia di Kel. Taman, Kec. Taman, Kota Madiun. Maka dengan permasalahan kesejahteraan
psikologis tersebut pelaksana membuat kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis lansia sehingga dapat produktif, dan sehat.
Adapun program yang telah kami laksanakan selama 12 pertemuan dengan satu pertemuan
sosialisasi, lima kegiatan senam, dan enam kegiatan Intervensi Psikologi Positif (IPP). Kegiatan
senam kami lakukan dengan 24 gerakan olah tubuh dan sembilan gerakan senam otak dengan
waktu pelaksanaan selama 30 menit. Untuk kegiatan IPP kami menggunakan metode focus
group discussion dan pelatihan kebersyukuran dengan total waktu pelaksanaan selama 90 menit.
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan yang positif dari aspek psikologis
yaitu adanya peningkatan kesejahteraan psikologis lansia yang diukur dengan menggunakan
skala the Ryff scale of psychological well-being yang telah diadaptasi oleh Aryono dan Dani (2019)
dengan hasil tujuh subjek mengalami peningkatan, enam subjek tidak mengalami perubahan
dan satu subjek mengalami penurunan. Dalam aspek kognitif, peserta dapat berfikir kritis
mengenai kondisi sosial dan kondisi psikologis. Pada aspek sosial, dengan adanya kegiatan ini
peserta dapat meningkatkan intensitas bersosial yang positif. Serta dalam aspek fisiologis,
melalui hasil wawancara evaluasi kegiatan peserta merasa bahwa tubuhnya menjadi segar dan
bugar.

Kata kunci: lansia, kesejahteraan psikologis, intervensi psikologi positif, senam.

Abstract: Lack of social interaction, loss of purpose in life, problems of self-acceptance due to being
left their partner, feeling unproductive after being left their partner and retirement, and the lack of
daily activities occur in the elderly in the Taman Village, Taman District, Madiun City. Therefore
the aim of this community service activity is to improving the psychological well-being of the elderly
so that they can be productive and healthy. The program carried out 12 meetings with one
socialization meeting, Five brain gym activities, and six Positive Psychology Intervention (IPP)
activities. Our gymnastics activities are carried out with 24 body movements and nine brain
exercises with a duration of 30 minutes. For IPP activities, we used the focus group discussion
method and gratitude training with a duration of 90 minutes. The results achieved from this
activity are a positive increase from the psychological aspect, the psychological well-being of the
elderly is increased. By using the Ryff scale of psychological well-being which has been adapted by
Aryono and Dani (2019), the results showed that seven subjects experiencing an increase, six
subjects did not change and one subject experienced a decrease. The cognitive aspect, participants
can think critically about social conditions and psychological conditions. On the social aspect, the
intensity of positive socialization of participant has increased. As well as in the physiological aspect,
through the results of the activity evaluation interviews, participants felt that their bodies became
fresh and fit.

Keywords: ederly, psychological well-being, positive psychology intervention, gymnastic.

Purusadu et al. / Pemberdayaan Lansia Produktif dan Sehat Melalui Intervensi Psikologi Positif / SHARE, Vol. 9, No. 1, February 2023, 50-57

51
PENDAHULUAN

Perubahan merupakan proses alam yang pasti
berlangsung dalam kehidupan, perubahan yang tidak
dapat dielakkan pada manusia adalah proses
kehidupan sejak lahir, tumbuh, berkembang, menua,
dan mati. Perubahan yang terjadi dalam tahap
perkembangan manusia selalu menjadi topik yang
menarik untuk dibahas. Salah satunya ialah orang
tua atau yang biasa disebut lanjut usia. Sejak menjadi
orang tua hingga lanjut usia, kehidupan manusia
akan mengalami rangkaian perkembangan yang
berkelanjutan. Menurut Winarto dan Wida (2015)
pada rangkaian perkembangan menuju lanjut usia,
akan terjadi proses penuaan atau masa tersebut
dapat disebut senescence yang memiliki arti tumbuh
menjadi tua. Lansia diklasifikasikan menjadi empat
kategori yaitu young old, middle age old, old-old, dan
very old-old (Burnside, 1979 dalam Nasrullah, 2016).
Kategori pertama yaitu young old yang berkisar usia
60 hingga 69 tahun; kategori yang kedua yaitu middle
age old yang berkisar usia 70 hingga 79 tahun;
kategori yang ketigas yaitu old-old yang berkisar usia
80 hingga 89 tahun; kategori yang terakhir adalah
very old-old yang berkisar usia 90 tahun ke atas.
Banyak permasalahan yang terjadi pada lansia,
baik permasalahan fisik yang pasti terjadi karena
adanya proses degenerasi, dan permasalahan
psikologis sebagai akibat kondisi dari proses penuaan
ataupun tidak. Permasalahan psikologis yang paling
banyak dijumpai pada lansia adalah kesepian, ke-
terasingan, perasaan tidak berguna, kurang percaya
diri, post power syndrome (Suardiman, 2011), ganggu-
an kecemasan, depresi dan gangguan psikologis
lainnya (Leylasari, Widodo, & Mudjijanti, 2019). Para
lansia juga kerapkali mengalami permasalahan
sosial, seperti adanya perasaan kesepian akibat ke-
hilangan pasangan hidup atau anggota keluarga,
teman, ataupun tetangga; berkurangnya lingkungan
sosial karena adanya perubahan status sosial atau-
pun perannya dalam masyarakat sekitar (Ebersole,
Hess, & Touhy, 2010).
Dalam mengidentifikasi permasalahan pada
lansia di Kecamatan Taman, Kelurahan Taman,
Kota Madiun. Tim pelaksana menggunakan metode
observasi dan wawancara untuk menggali data. Be-
berapa masalah yang dihadapi masyarakat khusus-
nya pada lansia tersebut, yaitu kesepian, yang mem-
buat lansia mengalami kesepian adalah karena
ditinggal oleh pasangan, tinggal jauh dari keluarga,
dan anak-anaknya jarang mengunjungi. Selain itu
lansia tersebut masih merasa kehilangan, ketidak-
puasan atas pencapaian anaknya, sulit menerima
kondisi kehilangan pasangan hidup, kesulitan meng-
hadapi kematian, dan mulai bergantung pada orang
lain karena menurunnya kondisi fisik. Jadi dari
semua permasalahan ini akan mempengaruhi ke-
sejahteraan psikologisnya. Salah satu dari penyebab
masalah ini muncul karena telah ditinggal mati oleh
pasangan. Selain itu masalah yang muncul dari
lansia ini adalah kurangnya dukungan dari anak-
anak mereka dimana mereka sudah sibuk pada
kegiatan masing-masing sehingga jarang sekali
untuk pulang dan bertemu dengan orang tua.
Permasalahan inilah membuat mereka kesepian dan
perlu adanya orang yang selalu memberikan
dukungan sekaligus sebagai teman bicara. Selain itu
permasalahan lain yang dialami oleh mitra lansia
adalah belum mengikhlaskan atas kepergian pasangan
mereka.
Secara keseluruhan lansia di Kecamatan
Taman, Kelurahan Taman, Kota Madiun mengalami
permasalahan-permasalahan seperti kurangnya in-
teraksi sosial, kehilangan tujuan hidup, masalah
penerimaan diri akibat ditinggal pasangan, merasa
tidak produktif setelah ditinggal pasangan dan masa
pensiun, serta minimnya kegiatan dalam aktivitas
sehari-hari.
Menurut Ryff dan Keyes (1995), kesejahteraan
psikologis diungkapkan sebagai sejauh mana seseorang
dapat memaksimalkan fungsi psikologi positif (positive
psychological functioning) yang dimilikinya. Ryff
(1989) meyakini bahwa keberhasilan individu dalam
optimalisasi positive psychological functioning mampu
mengarahkan kepada kebahagiaan atau kesejah-
teraan psikologis. Berikut adalah aspek-aspek dari
kesejahteraan psikologis (Ryff & Keyes, 1995).
1. Self Acceptance atau penerimaan diri merupakan
sikap positif pada dirinya sendiri, menerima hal
baik dan hal buruk yang ada pada dirinya,
memiliki perasaan yang positif serta mampu
menerima kejadian atau pengalaman yang di-
alami pada masa lalu.
2. Positive Relation with others atau hubungan
positif dengan orang lain. Aspek yang kedua
adalah tentang bagaimana individu memiliki
kemampuan yang berkualitas dalam menjalin
hubungan dengan orang lain. Aspek kedua ini
dapat dipahami sebagai individu mempunyai
hubungan yang dekat dengan orang lain, me-
miliki kepedulian akan kondisi orang yang ada
disekitarnya, mampu memupuk hubungan yang
baik dengan orang lain, menunjukkan rasa kasih
sayangnya akan orang lain, serta mampu mem-
beri dan menerima dalam berhubungan dengan
orang lain.
3. Autonomy atau sikap mandiri. Aspek ketiga ini
dapat diartikan sebagai sikap percaya diri atau
keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri,
individu mampu menyelesaikan persoalan yang
dialaminya dengan baik, dan mampu mengelola
perilakunya.
4. Environmental Mastery atau kemampuan untuk
mengelola lingkungan. Aspek keempat ini me-
rupakan kemampuan individu dalam mengontrol
dan mengelola lingkungannya, mampu menge-

Purusadu et al. / Pemberdayaan Lansia Produktif dan Sehat Melalui Intervensi Psikologi Positif / SHARE, Vol. 9, No. 1, February 2023, 50-57

52
lola sesuatu dengan baik, dapat memanfaatkan
peluang yang ada, serta mampu menentukan
pilihan yang baik dan sesuai dengan diri;
5. Purpose in Life atau tujuan hidup. Aspek kelima
ini merupakan keyakinan individu akan hidup-
nya yang memiliki makna, baik kehidupan yang
telah dijalani maupun yang sedang berlangsung;
individu memiliki tujuan hidup; atau individu
mengetahui apa yang diinginkan untuk dicapai
dalam hidupnya;
6. Personal Growth atau pengembangan diri. Aspek
keenam ini merupakan sikap individu yang ter-
buka untuk menerima pengalaman baru, ter-
buka akan kesempatan pengembangan diri.
Individu menyadari akan pentingnya pengem-
bangan diri yang berkelanjutan, memahami diri
sebagai pribadi yang terus bertumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Menurut Marmer (2011), kesejahteraan psiko-
logis lansia perlu menjadi perhatian utama, karena
kesejahteraan psikologis memiliki pengaruh bagi
kehidupan lansia menjalani sisa hidupnya menye-
lesaikan tahap perkembangan mereka. Lansia di-
katakan berhasil melalui tahap perkembangan
yaitu lansia yang mampu merefleksikan, meng-
evaluasi, dan menerima kehidupan mereka sehingga
mencapai kondisi sejahtera atau psychological well
being (Marmer, 2011).
Tantangan pada masa lansia membuat para
lansia perlu belajar beradaptasi dan menerima
perubahan yang terjadi pada dirinya baik itu secara
karakter ataupun status, dan perkembangan yang
terjadi di usia mereka. Apabila lansia mengalami
kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan-
perubahan tersebut maka akan muncul berbagai
macam permasalahan dan dampak seperti per-
masalahan kesehatan fisik dan psikologis lansia
(Marmer, 2011).
Oleh karena itu perlu adanya peningkatan ke-
sejahteraan psikologis bagi para lansia terutama
bagi lansia yang berada di kelurahan Taman,
Kecamatan Taman, Kota Madiun. Adapun program
yang dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut dengan meningkatkan kese-
jahteraan psikologis lansia, sehingga diharapkan
mereka dapat lebih produktif dan sehat secara fisik
dan mental. Program senam lansia (senam otak dan
olah tubuh) dijalankan sebagai tujuan menjaga
kesehatan fisik lansia. Serta kegiatan intervensi
psikologi positif ditujukan untuk menjaga kesehatan
mental, dan menjadikan lansia lebih produktif.

METODE PELAKSANAAN

Dengan tujuan menjawab kebutuhan mitra dan
membantu menyelesaikan masalah mitra, tim pe-
laksana menawarkan dua solusi kegiatan yaitu:
1. Senam lansia (senam olah tubuh dan senam otak)
Program ini dapat digunakan oleh semua
tingkatan umur, tidak terkecuali dapat digunakan
oleh lansia yang mengalami penurunan-penurunan
dalam kondisi fisiknya, termasuk fungsi kognitif.
Senam otak dan olah tubuh ini merupakan salah satu
bentuk intervensi yang mencakup aspek fisik, pikiran
dan psikologis serta sosial sehingga dapat saling
mendukung untuk menurunkan masalah-masalah
yang terjadi dan peningkatan pada kesejahteraan
psikologis pada lansia secara efektif. Berikut rincian
kegiatan senam lansia yang diterapkan :
A. Senam olah tubuh
Senam olah tubuh merupakan salah satu
intervensi yang berupa olah gerak dan senam
kesehatan yang terdiri dari beberapa gerakan fisik
dan melatih pernapasan sekaligus memfokuskan
pikiran. Gerakan fisik, pengaturan pernapasan
sekaligus fokus pikiran dipraktikkan dalam satu
kesatuan sehingga dapat berguna bagi kesehatan
tubuh dan jiwa. Acuan gerakan yang digunakan
untuk senam olah tubuh berasal dari Tim Re-
habilitasi Medik RS Wava Husada dengan judul
“Senam Sehat Lansia” (RS Wava Husada, 2020).
B. Senam otak
Senam otak merupakan kumpulan gerakan
yang berguna untuk menghubungkan antara
otak, sensorik, dan motorik. Rangkaian gerakan
ini berguna menjaga kesehatan mental dan fungsi
kognitif, sehingga dapat membantu kesehatan
lansia. Senam otak yang tim pelaksana gunakan
mengacu modul X-Brain (Dani, Aryono, & Cahyadi,
2021) dan pada video dalam channel youtube
(PSIKOLOGI WIMA, 2021).

2. Intervensi Psikologi Positif (IPP)
Adapun intervensi psikologi positif ini dilakukan
dengan pelatihan kebersyukuran dengan focus group
discussion sebagai media pelatihannya. Intervensi
psikologi positif merupakan salah satu metode yang
dilakukan dengan tujuan menumbuhkan perasaan,
perilaku, dan kognisi yang positif (Sin & Lyubomirsky,
2009). Intervensi psikologi positif dipadukan dengan
pelatihan kebersyukuran agar selain menumbuhkan
perasaan positif, perilaku positif dan kognisi positif,
individu juga dapat mensyukuri segala sesuatu yang
terjadi dalam hidup baik dalam bentuk verbal mau-
pun perilaku (Emmons, 2007). Focus group discussion
digunakan sebagai media pelatihan kebersyukuran.
Dalam intervensi psikologi positif, para lansia akan
ditunjukkan foto-foto (foto makanan, hewan, tempat
dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
kondisi masa lalu). Dari foto tersebut mereka diberi
kesempatan untuk sharing mengenai pengalaman-
pengalaman positif terhadap memaknai foto tersebut.
Sejumlah enam pertemuan untuk pemberian inter-
vensi psikologi positif. Sebelum program dilaksana-
kan, tim pelaksana memberikan kuesioner untuk

Purusadu et al. / Pemberdayaan Lansia Produktif dan Sehat Melalui Intervensi Psikologi Positif / SHARE, Vol. 9, No. 1, February 2023, 50-57

53
mengidentifikasi tingkat kesejahteraan psikologis.
Dengan demikian tahap evaluasi berupa pemberian
angket untuk mencari tahu apakah ada perbedaan
tingkat kesejahteraan psikologis sebelum dan se-
sudah dilakukan program ini.
Dalam mengukur tingkat kesejahteraan
psikologis lansia, instrumen yang digunakan adalah
the Ryff scale of psychological well-being yang telah
diadaptasi oleh Aryono dan Dani (2019) dengan
jumlah item sebanyak 18 item. Skala ini nantinya
akan diberikan di awal dan di akhir pelaksanaan
program. Peneliti menggunakan content validity
yaitu meminta pendapat dari Expert Judgement.
Reliabilitas alat ukur Ryff’s Psychological Well-Being
Scale menggunakan alpha cronbach dari kese-
luruhan aitem yaitu sebesar 0.835. Sebagai bagian
dari evaluasi hasil kegiatan secara keseluruhan tim
pelaksana meminta mitra untuk memberikan evaluasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksana melakukan kegiatan pengabdian
masyarakat di Kec. Taman, Kel. Taman, Kota
Madiun, Jawa Timur. Adapun yang menjadi sasaran
kegiatan ini adalah warga lansia yang berusia kategori
young old, middle age old dan old-old. Melalui
observasi dan wawancara yang kami lakukan
sebelumnya kami mendapati permasalahan pada
lansia dalam kelompok usia tersebut yang berada di
RT 32 RW 8 yaitu kurangnya interaksi sosial,
kehilangan tujuan hidup, masalah penerimaan diri
akibat ditinggal pasangan, merasa tidak produktif
setelah ditinggal pasangan dan masa pensiun, serta
minimnya kegiatan dalam aktivitas sehari-hari.
Maka dengan permasalahan tersebut pelaksana
membuat kegiatan pengabdian masyarakat ini
bertujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
psikologis lansia sehingga dapat produktif, dan sehat.
Melalui kegiatan ini mitra dapat meningkatkan
kebersyukuran pada lansia, memiliki penerimaan
diri setelah ditinggal pasangannya, lebih bahagia,
memiliki hubungan sosial positif dengan lingkungan,
lebih memiliki aktivitas dan tetap produktif di masa
tua, serta sehat secara jasmani. Adapun program
yang kami laksanakan adalah senam lansia (senam
otak dan olah tubuh) sebagai tujuan menjaga
kesehatan fisik lansia dan intervensi psikologi positif
(IPP) untuk menjaga kesehatan mental, dan men-
jadikan lansia lebih produktif.
Dalam pelaksanaannya kami telah melaksana-
kan 12 pertemuan dengan satu pertemuan sosialisasi,
lima kegiatan senam, dan enam kegiatan IPP.
Kegiatan senam dilakukan dengan 24 gerakan olah
tubuh dan sembilan gerakan senam otak dengan
waktu pelaksanaan 30 menit. Untuk kegiatan IPP
kami menggunakan metode focus group discussion
total waktu pelaksanaan selama 90 menit.

1. Senam lansia (senam olah tubuh dan senam otak)


Gambar 1 Foto Kegiatan Senam Lansia

Pada kegiatan senam lansia ini, setiap per-
temuan para lansia melakukan senam olah tubuh
dan senam otak sebagai kegiatan penutupnya.
Selama pelaksanaan senam, antusiasme para lansia
sangat besar, hal ini terlihat dari keinginan mereka
untuk menambah alokasi waktu senam yang semula
hanya 30 menit menjadi 60 menit. Berikut rincian
gerakan senam yang telah diberikan kepada para
lansia selama lima pertemuan:
A. Senam olah tubuh
1. kaki kiri dibuka selebar bahu
2. kedua telapak kaki sejajar
3. kedua tangan diletakan di pinggang
4. kepala menoleh kekiri dan kekanan
5. tundukan kepala ke depan dan ke belakang
6. memiringkan kepala kekiri dan kekanan
7. memutar kepala
8. lengan kedepan (ayunkan ke atas dan ke
bawah)
9. kepakkan tangan didepan badan
10. telapak tangan kedepan
11. memutar bahu ke depan
12. busungkan dada
13. telapak tangan ke arah bawah
14. rentangkan tangan
15. dorong tangan ke atas
16. putar pinggang
17. gerakan bermain piano
18. kaki kiri ke depan
19. kaki kiri ke belakang
20. angkat lutut
21. tumit ke samping
22. kaki kanan ke belakang
23. tangan dilipat
24. tepuk tangan

Purusadu et al. / Pemberdayaan Lansia Produktif dan Sehat Melalui Intervensi Psikologi Positif / SHARE, Vol. 9, No. 1, February 2023, 50-57

54
B. Senam otak
1. Burung Hantu (Owl)
2. Mengaktifkan Tangan (Arm Activation)
3. Tombol Bumi (Earth Button)
4. Tombol Imbang (Balance buttons)
5. Tombol Angkasa (Space Buttons)
6. Menguap Berenergi (The Energy Yawn)
7. Pasangan Telinga (The Thinking Cap)
8. Kait Relaks (Hook Ups)
9. Titik Positif (Positive Points)

2. Intervensi Psikologi Positif (IPP)
Metode kegiatan IPP menggunakan metode
focus group discussion rata-rata waktu pelaksanaan
selama 90 menit. Selama kegiatan IPP ini para lansia
sangat antusias terutama menceritakan pengalaman-
pengalaman masa lalunya. Terdiri dari enam tema

yang digunakan sebagai bahan focus group discussion.


Gambar 2. Foto Kegiatan Intervensi Psikologi Positif


Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Psikologi Positif
Hari Tema Kegiatan
1 Mengingat masa lampau
melalui lagu-lagu lama dari
tahun 1920-1960
• Peserta menceritakan sebuah lagu yang mungkin punya makna khusus dalam
kehidupan bapak/ibu.
• Peserta bertepuk tangan, menari dan bernyanyi bersama sambil membentuk
lingkaran dengan diiringi lagu yang disukai.
• Diakhiri dengan mengungkapkan hal yang disyukuri tentang masa muda.
2

Berbagi foto dan diskusikan
pekerjaan/kegiatan rumah
sehari-hari atau kegiatan
amal di masa lalu
• Peserta menunjukkan foto-foto sambil menceritakannya.
• Peserta diminta untuk mengingat dan menceritakan mengenai karir atau
pekerjaan yang telah dan masih dijalani.
• Diakhiri dengan mengungkapkan hal yang disyukuri tentang pekerjaan.
3 Mengingat waktu liburan
yang tidak terlupakan dan
mengingat mengenai hari-
hari sekolah.
• Peserta menceritakan mengenai pengalaman waktu-waktu liburan saat masa
kecil, makanan masa kecil, pakaian yang dipakai, tradisi liburan.
• Peserta menyanyikan lagu-lagu yang biasa dinyanyikan saat liburan.
• Peserta menunjukkan foto-foto saat sekolah dan juga menceritakan mengenai
hari-hari sekolah termasuk guru-guru yang diingat dan gaya pakaian yang
tren saat itu.
• Diakhiri dengan mengungkapkan hal yang disyukuri tentang pengalaman
sekolah.
4

Mengingat mainan masa
kanak-kanak dan mengingat
kencan
pertama/pasangan/pesta
nikah/ kehidupan pernikahan
• Peserta menceritakan mainan-mainan yang disukai saat masa muda.
• Peserta menceritakan tentang kehidupan sebelum dan sesudah pernikahan,
termasuk pesta pernikahannya, lagu yang menjadi kenangan romantis di
masa lalu dan masa kini.
• Diakhiri dengan mengungkapkan hal yang disyukuri tentang pernikahan.
5 Mengingat mengenai
keluarga/binatang
kesayangan dan mengingat
mengenai makanan
• Peserta menunjukkan foto-foto keluarga mereka dan binatang kesayangan
sambil menceritakan mengenai anak-anak, binatang kesayangan, dan
keluarga.
• Peserta menceritakan makanan favorit saat masa kanak-kanak, makanan
favorit saat liburan, dan bau sedap favorit.
• Peserta menceritakan resep favorit
• Diakhiri dengan mengungkapkan hal yang disyukuri tentang keluarga.
6 Mengingatkan mengenai
teman-teman
• Peserta menceritakan waktu-waktu yang menyenangkan bersama teman-
teman masa kecil, masa remaja, atau saat kerja.
• Peserta menceritakan tentang hal-hal baik dari para tetangga
• Diakhiri dengan mengungkapkan hal yang disyukuri tentang teman.
Penutup
• Peserta diminta bercerita mengenai pengalaman selama proses kegiatan ini.

Purusadu et al. / Pemberdayaan Lansia Produktif dan Sehat Melalui Intervensi Psikologi Positif / SHARE, Vol. 9, No. 1, February 2023, 50-57

55
Setelah 12 pertemuan yang dilakukan secara
berkala maka hasil yang dicapai dari kegiatan ini
adalah adanya peningkatan yang positif dari aspek
psikologis, aspek kognitif, aspek sosial, dan aspek
fisiologis. Pada aspek psikologis yaitu adanya pe-
ningkatan kesejahteraan psikologis lansia yang di-
ukur dengan menggunakan skala the Ryff scale of
psychological well-being yang telah diadaptasi oleh
Aryono dan Dani (2019) dengan hasil 7 subjek me-
ngalami peningkatan, 6 subjek tidak mengalami
perubahan dan 1 subjek mengalami penurunan (Tabel
2). Berdasarkan hasil uji Paired sample T-test (Tabel
3) dimana didapatkan hasil bahwa nilai sig. 0,025
<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat per-
bedaan tingkat kesejahteraan psikologis lansia se-
belum dan setelah mengikuti kegiatan pemberdaya-
an lansia sehat dan produktif melalui intervensi
psikologi positif.

Tabel 2. Hasil Pre-Post Test
No Nama
Pre
Test
Post
Test
Perubahan
1 Lansia 1 82 86 4
2 Lansia 2 74 76 2
3 Lansia 3 79 79 0
4 Lansia 4 82 82 0
5 Lansia 5 79 80 1
6 Lansia 6 67 82 15
7 Lansia 7 84 88 4
8 Lansia 8 80 80 0
9 Lansia 9 73 71 -2
10 Lansia 10 72 79 7
11 Lansia 11 81 87 6
12 Lansia 12 85 85 0
13 Lansia 13 82 82 0
14 Lansia 14 78 78 0
Total 1098 1135

Tabel 3. Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pre_Test & Post_Test
14 .593 .025

Dalam aspek kognitif, peserta dapat berpikir
kritis mengenai kondisi sosial dan kondisi psikologis.
Hal tersebut dapat dilihat saat kegiatan intervensi
psikologi positif dilakukan, yaitu saat diskusi ber-
langsung atau saat diskusi telah selesai dilaksanakan
beberapa dari peserta sering menanggapi atau
bertanya terkait dengan kondisi sosial dan kondisi
psikologis. Sehingga dengan dilakukannya senam
otak pada salah satu sub kegiatan dalam program ini,
maka kognitif dari peserta bisa terlatih dan memiliki
dampak positif pada peserta. Pada aspek sosial,
dengan adanya kegiatan ini peserta dapat me-
ningkatkan intensitas bersosialisasi yang positif.
Serta dalam aspek fisiologis, melalui hasil wawancara
evaluasi kegiatan peserta merasa bahwa tubuhnya
menjadi segar dan bugar.
Adapun sebagai rencana keberlanjutan dari
program ini kami telah membuatkan video senam
otak dan olah tubuh yang kami berikan kepada RT,
nantinya program senam lansia yang kami laksana-
kan untuk tetap dilanjutkan. Karena dari 14 peserta
yang mengikuti kegiatan, seluruhnya atau 14 peserta
mengharapkan jika senam lansia tetap dilaksana-
kan. Album senam lansia juga telah kita berikan
dengan tujuan agar peserta dapat melanjutkan ke-
giatan IPP secara mandiri.
Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan
pemberdayaan lansia produktif dan sehat melalui
intervensi psikologi positif yang dilaksanakan di
Kel.Taman, Kec.Taman, Kota Madiun dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Aspek Psikologis, pada aspek psikologis ini telah
dibuktikan pada hasil kesejahteraan psikologis
para peserta yang diukur menggunakan kuesioner
kesejahteraan Psikologis yang diberikan sebelum
dan sesudah pelaksanaan program (Gambar 1).
Metode paired sample t-test dilakukan untuk
mengetahui perbedaan, dimana terdapat perbe-
daan kesejahteraan psikologis dari lansia sebelum
dan sesudah diberikannya intervensi dengan hasil
bahwa kesejahteraan psikologis lansia lebih me-
ningkat setelah mengikuti program pemberdaya-
an lansia sehat dan produktif melalui intervensi
psikologi positif yang diberikan tim PKM-PM.



Gambar 3. Perbedaan Hasil Kuesioner Kesejahteraan Psikologis

Purusadu et al. / Pemberdayaan Lansia Produktif dan Sehat Melalui Intervensi Psikologi Positif / SHARE, Vol. 9, No. 1, February 2023, 50-57

56
2. Aspek Kognitif, pada aspek kognitif ini dapat
dilihat manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini
yaitu peserta dapat berpikir kritis mengenai
kondisi sosial dan kondisi psikologis. Hal tersebut
dapat dilihat saat kegiatan intervensi psikologi
positif dilakukan, yaitu saat diskusi berlangsung
atau saat diskusi telah selesai dilaksanakan
beberapa dari peserta sering menanggapi atau
bertanya terkait dengan kondisi sosial dan kondisi
psikologis. Sehingga dengan dilakukannya senam
otak pada salah satu sub kegiatan dalam program
ini, maka kognitif dari peserta bisa terlatih dan
memiliki dampak positif pada peserta.
3. Aspek Sosial, pada aspek sosial ini dapat dilihat
dari peserta yang bisa meningkatkan intensitas
bersosialisasi yang positif lewat program yang
diberikan. Melalui diskusi melalui IPP, mitra me-
nyampaikan bahwa mereka merasakan senang
karena sebelum program dilaksanakan, atau
semenjak masa pandemi tidak ada lagi kegiatan
warga seperti misalnya arisan RT yang diikuti
oleh bapak dan ibu lansia. Para peserta jarang
keluar rumah dan lebih memilih berdiam diri di
rumah. Namun setelah mengikuti program ini,
intensitas bersosialisasi dari peserta lebih sering
dilakukan dibandingkan sebelum mengikuti
program pemberdayaan lansia sehat dan produktif
melalui intervensi psikologi positif. Intensitas
tersebut terlihat ketika saat sebelum dan sesudah
senam lansia dilakukan, dan juga sebelum dan
sesudah intervensi psikologi positif dilakukan.
4. Aspek Fisiologis, pada aspek fisiologis ini dapat
dilihat dari manfaatnya dari peserta. Dari hasil
wawancara mengenai evaluasi peserta setelah
mengikuti kegiatan ini, tubuh lansia terasa
menjadi lebih segar dan bugar. Dari 14 peserta,
seluruhnya menyatakan bahwa mereka berharap
agar pihak RT melanjutkan kegiatan senam yang
telah dilaksanakan. Hal tersebut merupakan
dampak positif mengikuti senam lansia yang di-
laksanakan oleh tim sebanyak lima pertemuan
(Senam olah tubuh & Senam otak).

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Adapun kesimpulan dari kegiatan pemberdaya-
an lansia produktif dan sehat melalui intervensi
psikologi positif yang dilaksanakan di Kel.Taman,
Kec. Taman, Kota Madiun dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Aspek Psikologis, kesejahteraan psikologis lansia
lebih meningkat setelah mengikuti program pem-
berdayaan lansia sehat dan produktif melalui
intervensi psikologi positif yang diberikan tim
PKM-PM.
2. Aspek Kognitif, pada aspek kognitif ini menun-
jukkan pemanfaatan aspek kognitif peserta dapat
semakin berpikir kritis mengenai kondisi sosial
dan kondisi psikologis diri sendiri.
3. Aspek Sosial, pada aspek sosial ini ada pe-
ningkatan intensitas bersosialisasi yang positif
lewat program yang diberikan.
4. Aspek Fisiologis, pada aspek fisiologis ini para
lansia merasa menjadi lebih bugar dan segar se-
lama mengikuti rangkaian program ini.

Adapun potensi keberlannjutan dari program ini
adalah kegiatan ini dapat menjadi semangat untuk
mitra untuk melanjutkan kegiatan dan menjadikan
sebuah rutinitas dalam komunitas lansia mereka.
Selain itu modul kegiatan ini dapat digunakan juga
untuk posyandu-posyandu yang ada di kota Madiun.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
telah mendanai tim PKM-PM Pemberdayaan Lansia,
juga kepada pengurus RT.032, RW.008, Kelurahan
Taman, Kecamatan Taman, Kota Madiun yang telah
memberikan izin pelaksanaan kegiatan tim. Terima
kasih juga kami sampai- kan kepada Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah mem-
fasilitasi kegiatan dan mahasiswa yang telah turut
ambil bagian berkolaborasi bersama tim.

DAFTAR PUSTAKA

Aryono, M. M. & Dani, R. A. (2019). Hubungan
psychological well being dengan loneliness pada
lansia yang memilih melajang. Proyeksi: Jurnal
Psikologi, 14(2), 162-171.
Dani, R. A., Aryono, M. M., & Cahyadi, A. (2021). X-
Brain: Exercises for Your Brain. Modul tidak di-
terbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Widya Mandala Surabaya.
Ebersole, P., Hess, P., & Touhy, T. (2010). Geronto-
logical Nursing Healthy Aging. Second Edition.
St. Louis, Missouri: Elsevier Mosb.
Emmons, R. A. (2007). Thanks! How the New Science
of Gratitude Can Make You Happier. New York:
Houghton Mifflin Company.
Leylasari, H. T., Widodo, B., & Mudjijanti, F. (2019).
Pendampingan psikologis lansia ceria. Jurnal
Anadara Pengabdian kepada Masyarakat, 1(2).
Marmer, W. P. (2011). Kesejahteraan Psikologis (Psy-
chological Well Being) Lansia. Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga Surabaya.
Nasrullah. (2016). Buku Ajar Keperawatan GERONTIK
Edisi 1 dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan
NANDA 2015 - 2017 NIC dan NOCC. Jakarta:
Trans Info Media.
Psikologi Wima. (2021). Dimensi Fokus. [video online].

Purusadu et al. / Pemberdayaan Lansia Produktif dan Sehat Melalui Intervensi Psikologi Positif / SHARE, Vol. 9, No. 1, February 2023, 50-57

57
https://www.youtube.com/watch?v=vsDJwdlg
PFk. Diakses tanggal 18 Juli 2022.
RS Wava Husada. (2020). Senam Sehat Lansia Ber-
sama Tim Rehabilitasi Medik RS Wava Husada.
https://www.youtube.com/watch?v=wN9aO40
VsI0. Diakses tanggal 18 Juli 2022
Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it?
Exploration on the meaning of psychological well-
being. Journal of Personality and Social Psy-
chology, 57(6), 1069-1081.
Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of
psychological well-being. Revisited. Journal of
Personality and Sos. Psy, 69, 718-727.
Sin, N. L., & Lyubomirsky, S. (2009). Enhancing well‐
being and alleviating depressive symptoms with
positive psychology interventions: A practice‐
friendly meta‐analysis. Journal of clinical psy-
chology, 65(5), 467-487.
Suardiman, S. P. (2011). Psikologi: Usia Lanjut.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Winarno, F. G. & Wida, I. (2015). Telomer, Membalik
Proses Penuaan. Gramedia Pustaka Utama.