Jambura Health and Sport Journal
Vol. 4, No. 2 Agustus 2022
p-ISSN: 2654-718X, e-ISSN: 2656-2863
119
SISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS PUSKESMAS

HEALTH MEDICAL RECORD MANAGEMENT SYSTEM

1*
Sylva Flora Ninta Tarigan,
2
Ramly Abudi,
3
Nikmatisni Arsad
1*,2,3
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo

Kontak koresponden: [email protected],

ABSTRAK

Dokumen Rekam Medis adalah catatan yang berisikan identitas pasien, diagnosis serta riwayat
penyakit pasien. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan alur rekam medis dan ketersediaan
sumber daya manusia dalam pengelolaan rekam medis di Puskesmas Bilato Kabupaten
Gorontalo. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh tenaga kesehatan rekam medis berjumlah 5 orang. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan dengan petugas rekam medis di Puskesmas Bilato Kabupaten Gorontalo diketahui
bahwa masih terjadi kesalahan letak pada berkas rekam medis dengan rata-rata 15 berkas yang
salah letak dalam satu bulan. Hal tersebut mengakibatkan semakin lamanya pelayanan terhadap
pasien karena adanya penupukan berkas rekam medis.

Kata Kunci: sistem; pengelolaan; rekam medis

ABSTRACT

Medical Record Documents are records that contain the patient's identity, diagnosis and history
of the patient's illness. The purpose of the study was to describe the flow of medical records and
the availability of human resources in managing medical records at the Bilato Health Center,
Gorontalo Regency. This type of research is a qualitative research. The population in this study
were all 5 medical record health workers. Based on interviews conducted with medical record
officers at the Bilato Health Center, Gorontalo Regency, it was found that there were still errors
in the location of medical record files with an average of 15 misplaced files in one month. This
resulted in the length of service to patients due to the accumulation of medical record files.

Keywords: system; management; medical records

120
Pendahuluan
Pendaftaran pasien di Puskesmas dibagi menjadi beberapa bagian antara lain pendaftaran
pasien rawat jalan, pendaftaran pasien rawat inap dan pendaftaran pasien gawat darurat. waktu
tunggu dalam pelayanan rawat jalan menjadi salah satu indikator kepuasan pasien yang akan
mempengaruhi mutu pelayanan di rumah sakit (Torry, T., Koeswo, M., & Sujianto, 2016).
Dengan perkembangan teknologi saat ini kebutuhan terhadap informasi sangat penting sehingga
informasi harus dapat diakses kapan saja dan dimana saja dan tentu telahmengalami
perkembangan yang pesat (Rabnah et al., 2022).
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
(Safitri et al., 2022). Pelayanan yang diberikan kepada pasien dimulai dari sistem pendaftaran
masuk atau registrasi pasien yang merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memasukkan
informasi dengan cara teratur guna mencegah kelebihan beban pada organisasi dan sumber
dayanya. Sistem pelayanan yang diberikan terutama dalam penerimaan pasien penting dalam
pengelolaan strategi terencana untuk aliran atau informasi tentang pasien. Bagian penerimaan
pasien bertanggung jawab untuk ketepatan waktu, ketertiban dan pencatatan yang cermat dari
pasien (Wiguna, Syahputra A,. & Fahrani, 2018).
Unit rekam medis memiliki peranan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data
seperti Assembling, Coding, Indexing, dan atau pelaporan (Ferdianto et al., 2021). Informasi
yang didapat dari proses registrasi pada penerimaan pasien dimasukkan ke dalam data
Puskesmas Bilato, dalam penerimaan informasi ini merupakan hal penting untuk penyimpanan
dan penagihan pada pasien. Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat
berhubungan satu sama lain dalam pengumpulan informasi yang terkait yaitu rekam medis.
Unit-unit yang ada di Puskesmas Bilato dalam penerimaan pasien harus memberikan nomor
register rekam medis dengan tepat, guna mencegah terjadinya duplikasi catatan rekam medis.
Sistem yang diberikan apalagi dalam penerimaan pasien sangan penting untuk mengelola
strategi ternecana dalama aliran atau informasi tentang pasien. Bagian yang menerima pasien
bertanggung jawab untuk tepatnya waktu, tertib dan pencatatan yang cermat dari pasien (Frenti,
2018). Pengelolaan penyimpanan berkas rekam medis sangat penting untuk dilakukan dalam
suatu institusi pelayanan kesehatan karena dapat mempermudah dan mempercepat ditemukan
kembali berkas rekam medis yang disimpan dalam rak penyimpanan, mudah dalam pengambilan
dari tempat penyimpanan, mudah pengembaliannya, melindungi berkas rekam medis dari bahaya
pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi, dan biologi (Ariana, 2018)
Rekam medis akan terlaksana dengan baik apabila bagian pengolahan data dan pencatatan
melakukan tugasnya dengan baik. Salah satunya pengolahan data dibagian Penyimpanan
(filling). Filling adalah unit kerja Rekam Medis yang diakreditasi oleh Departemen Kesehatan
yang berfungsi sebagai tempat pengaturan dan penyimpanan dokumen atas dasar sistem penataan
tertentu melalui prosedur yang sistematis sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan dapat menyajikan
secara cepat dan tepat. Dokumen Rekam Medis adalah catatan yang berisikan identitas pasien,
diagnosis serta riwayat penyakit pasien (Wati, T. G., & Nuraini, 2019).
Kelengkapan rekam medis adalah kajian atau telaah isi rekam medis berkaitan dengan
pendokumentasian, pelayanan dan atau menilai kelengkapan rekam medis (Safitri, R, A., Dewi, R, D.,
dan Yulia, 2022). Tingkat kesibukan para dokter dan perawat seringkali berkas rekam medis tidak
diisi secara lengkap dan tidak dikembalikan tepat waktu bahkan melebihi waktu tempo.
Akibatnya petugas rekam medis sering merasa terhambat dalam proses pengolahan berkas rekam

121
medis, padahal kualitas data akan mencerminkan baik buruknya rekam medis. Karena alasan
tersebut penganalisaan catatan berkas rekam medis menjadi hal yang perlu untuk dilakukan agar
dapat diolah dan menghasilkan informasi kesehatan yang sesuai dan lebih akurat (Kholifah, N,
A., & Nuraini, N., & Wicaksono, P, 2020)
Rekam medis berkaitan pada pencatatan, pengolahan data, dan pelaporan informasi yang
dibutuhkan untuk kegiatan di Puskesmas. Adapun proses kegiatan penyelenggaraan rekam medis
dimulai pada saat diterimanya pasien di Puskesmas, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data
medis pasien oleh dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan
kesehatan langsung kepada pasien. selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di
Puskesmas, dan dilanjutkan dengan pengelolaan berkas rekam medis yang meliputi
penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk
melayani permintaan/peminjaman karena pasien datang berobat, dirawat, atau keperluan lainnya.
Proses pengolahan rekam medis dari bagian Assembling, Coding, Indeksing, Analising dan
Filling (Aprilia, D.K.A., Nurmawati, I., & Wijayanti, A, 2020).
Data 3 tahun terakhir data Kunjungan Pasien di Puskesmas Bilato Kabupaten Gorontalo
berdasarkan loket pendaftaran ada 9.041 Pasien dengan Rasio Kunjungan Pasien ada 1,09%.
Melihat kunjungan pasien tersebut tentunya dalam pembuatan rekam medis secara tertulis akan
mengalami penumpukan kertas hal ini sejalan dengan penelitian Fuji Sri Hartini dan Sali
Setiatin, petugas seringkali kesulitan dalam menemukan rekam medis pasien lama karena
terdapat berkas yang menumpuk dalam rak penyimpanan dan terdapat pula berkas yang terselip
ataupun terjadinya missfiling (Hartini, S, F., dan Seliatin, 2022)
Administrasi yang baik maka diperlukan pencatatan dan pengolahan rekam medis yang
baik, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Depkes. Kelengkapan pada suatu rekam
medis ialah hal yang sangat penting dilakukan setelah pelayanan atau tindakan medis terhadap
pasien dan harus dilengkapi kurang dari 1x24 jam (Dzachwani et al., 2022). Tetapi, berdasarkan
studi pendahuluan oleh peneliti pengembalian berkas rekam medis tidak sesuai dengan standar,
dimana pengembalian berkas rekam medis sangat lambat 3-4 hari, sehingga mengakibatkan
terhambatnya proses selanjutnya serta belum bisa mencerminkan tertib administrasi yang baik.

Metode
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi
merupakan seluruh subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh tenaga kesehatan bagian rekam medis Puskesmas Bilato Kabupaten Gorontalo
yaitu 5 orang. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling selama 1 bulan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
wawancara terhadap tenaga kesehatan bagian rekam medis. Data dianalisis secara narasi yaitu
dengan menggambarkan setiap variabel dalam bentuk tabel matriks wawancara.

122
Hasil
a. Karakteristik Responden

Tabel 1. Tabel Karakteristik Responden
Informan Pendidikan
Terakhir
Umur
(Tahun)
Jenis
Kelamin
Jabatan
I S1 Keperawatan 43 Perempuan Kepala Puskesman
II SI Keperawatan 27 Perempuan Kepala Rekam Medis
III S1 Administrasi 33 Perempuan Pelaksana Rekam Medis
Assembling
IV S1 Adminstrasi 31 Perempuan Pelaksana Rekam Medis
Indeksing/Coding
V S1 Administrasi 33 Perempuan Pelaksana Rekam Medis Filling
Sumber: Data Primer, 2022
Adapun informan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang yaitu Kepala Rekam Medis,
Kepala Rekam Medis, Petugas dibagian kegiatan Assembling, Coding/Indeksing, dan
Filling.
b. Alur Rekam Medis Terhadap Pengolahan Berkas Rekam Medis
Proses pengolahan berkas rekam medis terdiri dari proses Kelengkapan Penataan
Berkas (Assembling), Pengkodean (Coding), Tabulasi (indeksing), Analisa (analisisng) dan
Penyimpanan (Filling). Akan tetapi, dalam proses pengolahan rekam medis di Puskesmas
Bilato proses pertama dilakukan dengan melakukan Pengkodean (Coding) dan Tabulasi
(Indeksing) secara bersamaan, Kelengkapan Penataan Berkas (Assembling), Penyimpanan
(Filling, dan Analisa (Analising/laporan).
Alur rekam medis pada tahap awal dalam proses pengolahannya dilakukan
pengkodingan dikarenakan tuntutan dari BPJS agar mempercepat proses pengklaiman BPJS.
Hasil dari wawancara dengan Kepala Puskesmas menunjukkan bahwa alur rekam medis saat
ini sesuai dengan prosedur dari BPJS, setelah pasien pulang berkas rekam medis pasien
harus dilengkapi terlebih dahulu setelah lengkap barulah dikirim ke ruangan rekam medis di
bagian pengkodingan dan menginput data, setelah itu diantar ke ruangan pengkleiman BPJS,
setelah dari ruangan BPJS berkas diantar ke ruang rekam medis untuk di Assembling dan di
Filling.
Petugas rekam medis di bagian Coding menunjukkan bahwa untuk alur rekam medis
sudah sesuai dengan yang diatur di Puskesmas tetapi tidak sesuai dengan alur yang dibuat
oleh Depkes, prosesnya yang pertama, berkas rekam medis yang berasal dari ruangan
diantar langsung ke rekam medis bagian pengkodingan setelah itu dilanjutkan ke bagian
Pengklaiman agar proses pengkodingan cepat dilakukan.
c. Ketersediaan Sumber Daya Manusia Terhadap Proses Pengolahan Rekam Medis
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan dan diperoleh informasi
tentang jumlah tenaga rekam medis seperti yang diungkapkan bahwa tenaga rekam medis
dalam pengolahannya terdapat 4 orang. Dengan jumlah petugas rekam medis yang ada

123
mereka masih kekurangan tenaga untuk melakukan pekerjaannya. Kepala Puskesmas Bilato
harus menetapkan secara tertulis Pola Ketenagaan di unit kerja rekam medis untuk
menentukan kebutuhan pegawai beserta kualifikasinya berdasarkan beban kerja atau
metode lain.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa petugas rekam medis
dalam pengolahan rekam medis terdapat 4 orang petugas. Dengan jumlah petugas rekam
medis yang belum ada berlatar belakang perekam medis. Pihak Puskesmas masih
mengupayakan untuk meningkatkan kualitas SDM rekam medis agar pengelolaan rekam
medis Puskesmas selalu mengikuti perkembangan zaman tetapi masih ada saja petugas
yang belum terpilih dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Dari pernyataan tersebut
juga dapat diketahui Puskesmas sudah berusaha untuk melakukan peningkatan kualitas
SDM yang mana telihat tidak semua petugas rekam medis yang ada berlatar belakang
pendidikan perekam medis.

Pembahasan
Kesalahan penginputan data pasien maka disaat pasien tersebut datang berkunjung untuk
berobat, beberapa file lembar rekam medis pasien tersebut akan ada yang kurang dan membuat
dokter tidak bisa melihat riwayat penyakit pasien sebelumnya (Eryanan, Y, A., Deasy, R, D.,
Indawati, L., dan Fannya, 2022). Bagian pemberian kode (Coding) merupakan bagian dari
proses pengolahan berkas rekam medis yang menerima berkas rekam medis yang sudah lengkap
dari bagian Assembling, tetapi dalam pengolahan rekam medis di Puskesmas Bilato berkas
rekam medis diberikan oleh perawat untuk diberikan pengkodean dari diagnosa yang dibuat
oleh dokter. Fungsinya dari kode tersebut dapat digunakan sebagai klaim biaya dari perawatan
dan pengobatan yang telah dilakukan dan diterima oleh pasien dan memudahkan pelayanan
pada penyajian informasi guna menunjang fungsi perencanaan, manajemen, dan riset bidang
Kesehatan. Petugas kegiatan Coding sudah menerima berkas rekam medis sesuai dengan alur
berkas rekam medis yang dibuat dan ditetapkan oleh Puskesmas. Artinya proses pengolahan
sudah dilakukan secara sistematis tetapi dilihat berdasarkan alur yang ditetapkan oleh Depkes
bahwasanya alur Puskesmas Bilato tidak bisa dikatakan Sistematis. dikarenakan dalam proses
pengkodingan di di Puskesmas Bilato berkas rekam medis yang diterima terlebih dahulu,
diterima melalui perawat ruangan barulah dilakukan pengkodingan. Tidak seperti proses
pengolahan rekam medis yang ditetapkan oleh Depkes melalui Assembling terdahulu baru
setelah itu dikirim ke proses pengkodingan.Waktu penyediaan dokumen rekam medis pasien
rawat jalan merupakan salah satu indikator mutu pelayanan rekam medis (Ariyani, A., Indawati,
L., dan Fannya, 2022)
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian (Wardanis, 2018)proses pengolahan berkas
rekam medis menjadi tidak sistematis karena petugas koding langsung mengembalikan kepada
perawat ruangan atau dokternya bukan dikembalikan ke bagian Assembling (Wardanis, T,
2018).

124
Petugas rekam medis dalam pengolahan rekam medis di Puskemas Bilato terdapat 4 orang
petugas. Dengan jumlah petugas rekam medis yang belum ada berlatar belakang rekam medis.
Pihak Puskesmas masih mengupayakan untuk meningkatkan kualitas SDM rekam medis agar
pengelolaan rekam medis Puskesmas selalu mengikuti perkembangan zaman tetapi masih ada
saja petugas yang belum terpilih dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Dari pernyataan
tersebut juga dapat diketahui Puskesmas sudah berusaha untuk melakukan peningkatan kualitas
SDM yang mana terlihat tidak semua petugas rekam medis yang ada berlatar belakang
pendidikan perekam medis. Dalam hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sari dan Trisna, petugas rekam medis yang belum pernah mengikuti pelatihan terutama bagi
petugas rekam medis yang tidak memiliki basic rekam medis, sehingga petugas tidak memiliki
wawasan yang berkembang tentang rekam medis dan tidak memiliki pengetahuan cukup tentang
rekam medis (Sari, T. P., & Trisna, 2019).
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian (Utami, Nurul, 2018) mengenai sistem
pengelolaan rekam medis rawat di Puskesmas Umum Madani Medan, menunjukan bahwa masih
dijumpai kendala yang dihadapi pada proses pengolahan rekam medis yaitu pada proses
pengolahan berkas rekam medis bagian kelengkapan (Assembling) kurangnya ketelitian dalam
memeriksa kelengkapan berkas, selanjutnya bagian pengkodean (Coding) petugas mengalami
kesulitan dalam memberikan kode diagnosa pasien akibat ketidakjelasan diagnosa, bagian
penyimpanan (Filling) dalam pelaksanan sistem penyimpanan rekam medisnya sudah
menggunakan sentralisasi artinya Puskesmas sudah mengikuti Pedoman Penyelenggaraan Rekam
Medis Puskesmas. Selain itu Instalasi Rekam medik juga kekurangan petugas dan sarana dan
prasarana yang disediakan. Proses pengolahan berkas rekam medis perlu ketelitian dan kejelasan
dari segi kelengkapannya agar proses selanjutnya tidak lagi mengalami hambatan sehingga
berkas rekam medis dapat segera kembali disimpan diruang penyimpanan rekam medis dan perlu
untuk menambah petugas dan sarana prasana di Intalasi Rekam Medis.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan alur berkas rekam medis rawat Jalan Puskesmas Bilato
Kabupaten Gorontalo tidak sesuai dengan yang alur berkas rekam medis yang telah diatur oleh
Departemen Kesehatan (Depkes). Sumber Daya Manusia rekam medis Puskesmas Bilato
Kabupaten Gorontlao terhadap pengolahannya masih kekurangan tenaga rekam medis, serta
pendidikan dan pelatihan belum dilakukan menyeluruh. Terlihat dari 4 petugas rekam medis
yang tidak ada yang berlatar belakang perekam medis.

Referensi
Aprilia, D.K.A., Nurmawati, I., & Wijayanti, A, R. (2020). Identifikasi Penyebab Keterlambatan
Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan Di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya
Tahun 2020. J-REMI : Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 1 (4), 631.
https://doi.org/https://doi.org/10.25047/j-remi.v1i4.2130
Ariana, D. (2018). Dampak Penumpukan Berkas Rekam Medis Di Ruangfiling. In Skripsi, tidak
dipublikasikan.

125
Ariyani, A., Indawati, L., dan Fannya, P. (2022). Overview of The Length of Time for Providing
Medical Records for Outpatients at The Obstetry Clinic in RSUD Tebet. Indonesian.
Journal of Health Information Management (IJHIM). , 2(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.54877/ijhim.v2i1.36
Dzachwani, M., Dewi, D. R., Fannya, P., & Indawati, L. (2022). Tinjauan Kelengkapan
Pengisian Resume Medis Berdasarkan Elemen Penilaian Akreditasi SNARS 1.1 Di RSUD
Kembangan. Indonesian Journal of Health Information Management (IJHIM), 2(1), 2.
https://doi.org/https://doi.org/10.54877/ijhim.v2i1.37
Eryanan, Y, A., Deasy, R, D., Indawati, L., dan Fannya, P. (2022). Tinjauan Peralihan Media
Rekam Medis Rawat Jalan Manual Ke Rekam Medis Elektronik Di Rumah Sakit MRCCC
Siloam Semanggi. Indonesian Journal of Health Information Management (IJHIM), 2 (1),
4. https://doi.org/https://doi.org/10.54877/ijhim.v2i1.42
Ferdianto, A., Kamila, N., & Nugraha, R. I. (2021). Tinjauan Proses Pembuatan Laporan Internal
Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Anna Medika Madura. Jurnal Informasi Kesehatan
Indonesia, 7(2), 131. https://doi.org/https://doi.org/10.31290/jiki.v7i2.2994
Frenti, G. (2018). Analisis Sistem Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Hartini, S, F., dan Seliatin, S. (2022). Keamanan Dan Kerahasiaan Rekam Medis Pasien Covid-
19 Di Rsud Lembang. Jurnal Delima Harapan., 9 (1), 23.
https://doi.org/https://doi.org/10.31935/delima.v9i1.145
Kholifah, N, A., & Nuraini, N., & Wicaksono, P, A. (2020). Analisis Faktor Penyebab
Kerusakan Berkasrekam Medis Di Rumah Sakit Universitas Airlangga. J-REMI : Jurnal
Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan , 1 (3), 364.
https://doi.org/https://doi.org/10.25047/j-remi.v1i3.2104
Rabnah, A. W., Putra, D. H., & Yulia, N. (2022). Tinjauan Sistem Informasi Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan di RSUD Tebet Jakarta Selatan. Indonesian Journal of Health Information
Management (IJHIM, 2(1), 2. https://doi.org/https://doi.org/10.54877/ijhim.v2i1.27
Safitri, R, A., Dewi, R, D., dan Yulia, N. (2022). Tinjauan Kelengkapan Pengisian Rekam Medis
Rawat Inap di Rumah Sakit As-Syifa Bengkulu Selatan. Indonesian Journal of Health
Information Management (IJHIM). , 2 (1) , 2.
https://doi.org/https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i1.206.
Safitri, A. R., Dewi, D. R., Yulia, N., & Rumana, N. A. (2022). Tinjauan Kelengkapan Pengisian
Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit As-Syifa Bengkulu Selatan. Indonesian Journal
of Health Information Management (IJHIM) , 2(1), 2.
https://doi.org/https://doi.org/10.54877/ijhim.v2i1.39
Sari, T. P., & Trisna, W. V. (2019). Analisis Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang
Terminologi Medis dI RSUD Petala Bumi Provinsi Riau. Jurnal Manajemen Informasi
Kesehatan Indonesia, 7 (1), 64. https://doi.org/https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i1.206.
Torry, T., Koeswo, M., & Sujianto, S. (2016). Faktor yang Mempengaruhi Waktu Tunggu
Pelayanan Kesehatan kaitannya dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Klinik penyakit
dalam RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 29 (3), 252–257.
https://doi.org/https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2016.029.03.3
Utami, Nurul, Z. (2018). Sistem pengelolaan rekam medis rawat inap di Puskesmas Umum
Madani Medan. In Skripsi yang tidak dipublikasikan.
Wardanis, T, D. (2018). Analisis Beban Kerja Tenaga Rekam Medis Rumah Sakit Bedah
Surabaya Menggunakan Metode Fte. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. Jurnal

126
Administrasi Kesehatan Indonesia, 6 (1), 53. https://doi.org/https://doi.org/10.25047/j-
remi.v1i1.1932
Wati, T. G., & Nuraini, N. (2019). Analisis Kejadian Missfile Berkas Rekam Medis Rawat Jalan
di Puskesmas Bangsalsari. J-REMI : Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 1 (1),
23. https://doi.org/https://doi.org/10.25047/j-remi.v1i1.1932
Wiguna, Syahputra A,. & Fahrani, A. (2018). Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis
Terhadap Pelaksanaan Penyusutan Dan Pemusnahan Berkas Rekam Medis Dirumah Sakit
Umum Madani Medan Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan
Imelda, 4 (1), 538. https://doi.org/https://doi.org/10.52943/jipiki.v4i1.74