20

Studi Kajian Literatur: Pengaruh Keberadaan Logam Berat Terhadap Tingkat Kesuburan
Tanah di Indonesia

Putri Oktavian
1)
*, Muhammad Anas
1)
, Kasman
1)
, I Nyoman Sudiana
1)
, Jamhir Safaani
1)
, La Agusu
1)

1)
Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia
*Korespondensi penulis, e-mail: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini dilakukan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh keberadaan logam berat terhadap tingkat kesuburan tanah di Indonesia. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu pengkajian literatur dengan mengumpulkan beberapa data sekunder dari berbagai penelitian yang
telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukan logam berat terakumulasi di dalam tanah pada batas wajar hingga melebihi
batas ambang dan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesuburan tanah. Logam berat yang telah melewati ambang
batas keberadaan di dalam tanah oleh Ministry of State for Population and Enviromental of Indonesia, and Dalhousie,
University Canada, dapat menyebabkan turunnya tingkat kesuburan terhadap tanah, bersifat toksik dan dapat berakibat
buruk terhadap kesehatan manusia. Sedangkan untuk logam berat yang masih berada di bawah ambang batas, bersifat aman
dan memiliki pengaruh yang cukup baik terhadap tingkat kesuburan tanah.

Kata Kunci: Logam berat, Tanah, Subur

Literature Review Study: Effect of the Presence of Heavy Metals on Soil Fertility
Levels in Indonesia

Abstract: This research was conducted in Kendari, Southeast Sulawesi. The aim of this research is to find out how the
presence of heavy metals affects soil fertility levels in Indonesia. The method used in this research is literature review by
collecting several secondary data from various studies that have been conducted. The research results show that heavy
metals accumulate in the soil at reasonable limits to exceed the threshold limit and have a significant effect on soil fertility
levels. Heavy metals that have passed the threshold for presence in the soil by the Ministry of State for Population and
Environment of Indonesia, and Dalhousie, University Canada, can cause a decrease in soil fertility levels, are toxic and can
have a bad impact on human health. Meanwhile, heavy metals that are still below the threshold are safe and have a fairly
good influence on soil fertility levels.

Keywords: Heavy metal, Soil, Fertile

PENDAHULUAN
Tanah merupakan salah satu bagian dari lahan/sumberdaya lahan yang menjadi tempat hidup bagi tanaman maupun
makhluk hidup. Tanah di setiap lokasi mempunyai karakteristik fisik, kimia dan biologi yang berbeda). Berdasarkan hal
tersebut dapat dikatakan bahwa tanah di suatu lokasi mempunyai tingkat kesuburan yang berbeda dengan tanah di tempat
lainnya (Swardana et al., 2023). Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman
dalam jumlah yang cukup dan berimbang untuk pertumbuhan dan hasil tanaman. Unsur hara dalam tanah harus berimbang
jumlahnya, jika suatu jenis unsur hara yang mendominasi dalam tanah akan mengakibatkan kurang tersedianya unsur hara
yang lain di dalam tanah. Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh interaksi
sejumlah sifat fisik, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman (Purba, 2021).
Banyak negara, termasuk Indonesia telah menerapkan kebijakan-kebijakan pengawetan/konservasi untuk melindungi
tanah, menjaga dan melindungi sumber-sumber penghasil makanan dan memelihara hara, kualitas air dan udara. Akan
tetapi tanah secara terus menerus mengalami kemunduran (terdegradasi) yang ditunjukkan oleh salinitas,kemasaman, erosi,
euterofikasi, timbulnya senyawa beracun, tidak setimbangnya unsur hara, yang akhirnya tanah tidak mampu mendukung
pertumbuhan tanaman dan bahkan menjadi masalah besar bagi lingkungan dan kesehatan manusia (Purba et al., 2020).
Dalam beberapa dekade terakhir logam berat di dalam tanah telah menjadi masalah yang semakin serius karena
keberadaannya dalam konsentrasi tinggi sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Secara umum, logam berat dapat berasal
dari dua sumber, yaitu sumber alami berupa batuan-batuan yang kaya mineral dengan kandungan logam berat tinggi, dan
sumber antropogenik berupa berbagai jenis limbah industri. Di dalam tanah logam berat juga mengakibatkan pergeseran
kimia dan biologis. Telah dilaporkan bahwa logam berat berpengaruh negatif terhadap aktivitas beberapa jenis enzim tanah.
Para peneliti secara umum melaporkan bahwa unsur logam berat menekan aktivitas berbagai enzim, di antaranya fosfatase
asam, β glucosidase, dan urease. Telah dilaporkan bahwa populasi dan aktivitas mikroorganisme dalam tanah Histosols
dengan konsentrasi Cu tinggi lebih rendah daripada dengan konsentrasi Cu rendah. Pb menekan aktivitas fosfatase asam
sampai dengan 46,5% pada tingkat penambahan Pb 40 mg kg
-1
dan Cd menekan aktivitas enzim tersebut sebesar 43,5%
pada tingkat penambahan Pb 40 mg kg
-1
(Salam, 2020).
Logam berat merupakan unsur-unsur kimia dengan densitas lebih besar dari 5g/cm
3
, terletak disudut kanan bawah
pada sistem periodik unsur, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92, dari
periode 4 sampai 7. Sebagian logam berat seperti Plumbum (Pb), Kadmium (Cd), dan Merkuri (Hg) merupakan zat
Einstein's: Research Journal of Applied Physics
Vol. 2, No 1, April 2024, e-ISSN: 2985-3672, pp. 20-23
Open Access: https://journal.uho.ac.id/index.php/einsteins | Published: Magister Fisika Pascasarjana Universitas Halu Oleo

21

pencemar yang sangat berbahaya (Hatika, 2022). Logam berat bersifat resisten di tanah, tidak mudah terurai, dan dapat
mempengaruhi lingkungan tanah. Logam berat dapat berada di dalam tanah untuk waktu yang lama dan sangat
mempengaruhi kualitas tanah dan tingkat kesuburan tanah. Logam berat menyebabkan biotoksisitas dan mengubah
aktivitas mikroorganisme. Kontaminasi logam berat dapat merugikan karena mempengaruhi struktur dan aktivitas
mikroorganisme didalam tanah. Beberapa penelitian menjelaskan pengaruh logam berat pada komunitas mikroba tanah.
Komunitas mikroba tanah sangat beragam, jumlahnya berkurang lebih dari 1.000 kali dalam tanah yang terkontaminasi
logam berat (Zainudin & Roro, 2022).
Ministry of State for Population and Environment of Indonesia, and Dalhousie University, Canada (1992) menyatakan
bahwa batas maksimum logam berat dalam tanah, yaitu Timbal (Pb) sebesar 100 ppm, Kadmium (Cd) sebesar 0,50 ppm,
Tembaga (Cu) sebesar 60-125 ppm, Kromium (Cr) 2,5 ppm, merkuri (Hg) 0,5 ppm, sedangkan untuk Besi (Fe) tidak
memberikan batasan berapa besar jumlahnya dalam tanah (Agustine et al., 2018; Manullang et al., 2021; Santoso et al.,
2016). Ambang batas keberadaan logam berat di dalam tanah ini, dijadikan sebagai titik acuan dalam melakukan penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh keberadaan logam berat
terhadap tingkat kesuburan tanah di Indonesia.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka atau kajian literatur (literature review), yaitu metode
pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dan hasil penelitian dari berbagai literatur yang
berhubungan dengan penelitian tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari sumber dan menkontruksi dari
berbagai sumber contohnya seperti buku, jurnal dan riset-riset yang sudah pernah dilakukan. Data-data penelitian di ambil
dari daerah Jawa Barat, Maluku, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Barat.
Bahan pustaka yang didapat dari berbagai referensi tersebut dianalisis secara kritis untuk mengetahui secara rinci pengaruh
keberadaan logam berat terhadap tingkat kesuburan tanah di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis logam berat oleh (Agustine et al., 2018), pada tanah di Kecamatan Rancaecek (Jawa Barat), diperoleh
Pb sebesar 0,70 ppm, Cd 0,17 ppm, dan Cr 2,36 ppm, yang dimana hasil ini masih berada di bawah batas ambang normal
keberadaan logam berat di dalam tanah. Maka berdasarkan hal tersebut tanah didaerah ini masih dalam kategori subur dan
aman sebagai lahan pertanian.
Menurut (Santoso et al., 2016), melakukan penelitian pengaruh logam berat terhadap kesuburan tanah di daerah
Ambon (Maluku), diperoleh hasil pengujian logam berat pada ketiga sampel, yaitu Fe pada S1 adalah yang paling terbesar
yaitu 0,6134 ppm dan yang paling terkecil adalah logam Pb pada sampel S3 yaitu 0,0015 ppm. Sedangkan untuk nilai
logam berat Pb pada S1 dan S2 yaitu sebesar 0,0024 ppm dan 0,0019 ppm, untuk logam berat Cd pada S1, S2, dan S3 yaitu
sebesar 0,0154 ppm, 0,0100 ppm, dan 0,0023 ppm, untuk logam berat Cu pada S1, S2, dan S3 yaitu sebesar 0,0055 ppm,
0,0064 ppm dan 0,0042 ppm. Berdasarkan hasil analisis tersebut jumlah logam berat masih di bawah ambang batas,
sehingga dapat dikatakan logam berat belum mencemari lingkungan tanah atau masih berpengaruh baik terhadap tingkat
kesuburan tanah. Hasil penelitian Sustawan et al. (2016), diperoleh hasil pengujian kandungan logam berat Pb dan Cd di
tanah perkebunan sayur Desa Pancasari (Bali) yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Uji Kandungan Logam Berat Tanah Perkebunan Sayur di Desa Pancasari (Suatawan et al., 2016).

Ketinggian tanah
(mdpl)
pH Konsenttrasi Pb
(ppm)
Konsentrasi Cd
(ppm)
1197 6,06 1007,5 32,25
1242 6,44 903,2 36,8
1310 6,52 345,95 27,1

Berdasarkan tabel 1 terlihat kandungan logam berat Pb dan Cd pada tanah perkebunan sayur di Desa Pancasari sangat
tinggi dan melebihi ambang batas maksimum keberadaan logam berat didalam tanah. Tingginya kandungan logam berat Pb
dan Cd menyebabkan tanah tersebut bersifat toksik yang akan berdampak pada kualitas kesuburan tanah dan juga hasil
panen petani sayur di Desa Pancasari, serta dapat pula berbahaya bagi kesehatan manusia dan tanaman. Seiring dengan
kenaikan tempat pengambilan sampel kandungan logam berat Pb dan logam Cd pada tanah mengalami penurunan. Hal
tersebut disebabkan oleh kenaikan pH seiring dengan kenaikan tempat pengambilan sampel. Keasaman tanah merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi keberadaan logam berat pada tanah. Keasaman tanah sangat berperan dalam
mengontrol sifat-sifat kimia logam. Menurut (Nirtha & Dewi, 2018), semakin asam atau semakin kecil pH tanah maka
semakin banyak logam berat yang terkandung didalamnya.
Penelitian (Suryani & Ritung, 2020), melakukan pengujian terhadap keberadaan logam berat pada beberapa sampel
tanah dari daerah Luwu Timur (Sulawesi Selatan), Kolaka dan Kolaka Utara (Sulawesi Tenggara), diperoleh kandungan
logam berat seperti nikel (Ni) dan kromium (Cr) sangat tinggi di ketiga profil, masing-masing 670-1508 ppm dan 1230-
1829 ppm. Konsentrasi boron (B) dan mangan (Mn) juga sangat tinggi, terutama pada profil Kolaka, kandungan B dan Mn
masing-masing 1836-2129 ppm dan 4011-4914 ppm; diikuti profil Kolaka Utara masing-masing 1680-2227 ppm dan 247-
502 ppm; dan profil Luwu Timur masing-masing 484-672 ppm dan 15-34 ppm. Terdapat Zn sekitar 72-191 ppm; Cu 44-79
Einstein's: Research Journal of Applied Physics, 2(1) (2024): 20-23
Studi Kajian Literatur: Pengaruh Keberadaan Logam Berat Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Indonesia
Sulawesi Tenggara
Kromium Dan Besi Dan Absorpsi Kelembaban Udara

22

ppm; dan Fe 7-29 ppm. Unsur-unsur seperti Zn, Cu, Pb, Cd, Hg, As, Ni, Cr, dan F pada konsentrasi tinggi umumnya
beracun bagi tanah, dimana Zn, Cu, Ni dan B mempengaruhi secara langsung terhadap tanah dan tanaman, sedangkan Cd,
Pb, Hg, Mo, As, Se, Cr dan F tidak secara langsung mempengaruhi tanaman, akan tetapi membahayakan kesehatan
manusia dan hewan yang mengkonsumsinya.
Analisis logam berat selanjutnya dilakukan oleh (Rendo & Maria, 2020), menggunakan instrumen AAS,
menunjukkan konsentarsi logam berat Pb pada tanah kebun hortikultura Kelurahan Rewarangga Selatan (Nusa
Tenggara Timur), sebesar 52,7 ppm dengan pH netral 6,2 - 6,8. Pada kisaran pH 6 - 7,5 logam berat Pb berada dalam
bentuk molekul yang stabil, sehingga aman sebagai lahan pertanian. Nilai KTK (Kapasitas Tukar Kation) = 65,6 Meq/100g
tergolong tinggi menujukkan tingkat kesuburan tanah yang masih bagus. Penelitian selanjutnya yang dilakukan
oleh (Manullang et al., 2021), melakukan pengujian pada tanah di Kabupaten Dharmasraya (Sumatera Barat), untuk
mengetahui kandungan merkuri (Hg) di kebun kelapa sawit pasca aktivitas pertambangan, berada pada kriteria yang
tergolong dalam ambang batas kritis tanah dengan range nilai (0,37 mg/kg - 0,61mg/kg). Tingginya merkuri (Hg) pada
wilayah kebun kelapa sawit dikarenakan terjadinya pencemaran logam merkuri pada tanah yang ditandai dengan adanya
kontaminasi limbah olahan tambang emas yang masih berdekatan dengan lokasi kebun kelapa sawit. Secara keseluruhan
wilayah lahan penelitian memiliki tingkat pencemaran logam merkuri yang signifikan sehingga menyebabkan tanah
menjadi kurang produktif untuk dilakukan usaha budidaya tanaman kelapa sawit.
Hasil penelitian (Handayani et al., 2022), tentang Tingkat Cemaran Logam Berat Pada Lahan Pertanian di Hulu
Sungai Citarum (Jawa Barat), diperoleh nilai rata-rata faktor kontaminasi dari terbesar ke yang terkecil yaitu Cd>Co>Pb>
Ni>Cr dengan nilai faktor kontaminasi secara berututan yaitu 28,22; 1,35; 0,88; 0,49; 0,25. Nilai faktor kontaminasi logam
berat yang diharapkan pada tanah yaitu masuk pada kategori rendah dengan nilai faktor kontaminasi < 1. Nilai maksimum
faktor kontaminasi pada logam Pb, Cd dan Co pada sampel tanah telah berada > 1, sedangkan untuk logam Pb dan Co
masih termasuk dalam kategori kontaminasi sedang. Nilai faktor kontaminasi logam Cd telah mencapai pada kategori yang
sangat tercemar, sedangkan logam Cr dan Ni masih < 1. Nilai pollution load index menunjukkan nilai kontaminasi semua
logam berat yang diamati pada tanah. Nilai PLI berkisar antara 0,66 –6,30 dengan rata-rata 1,95, hal tersebut menunjukkan
bahwa nilai rata-rata PLI > 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah pertanian telah tercemar logam berat.
Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Logam berat aman bagi tingkat kesuburan tanah apabila jumlahnya
tidak melebihi ambang batas keberadaan logam berat yang telah ditentukan oleh Ministry of State for Population and
Enviromental of Indonesia, and Dalhousie, University Canada (1992). Pembuangan limbah ke tanah apabila melebihi
kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah. Jenis limbah yang berpotensi merusak
lingkungan hidup adalah limbah yang termasuk dalam Bahan Beracun Berbahaya (B3) yang di dalamnya terdapat logam
berat. Logam ini stabil dan tidak bisa rusak atau hancur, oleh karena itu mereka cenderung menumpuk dalam tanah dan
sedimen. Aktivitas pertambangan menjadi salah satu penyebab tercemarnya logam berat pada suatu tanah. Logam berat
dalam tanah pertanian dapat menurunkan produktivitas pertanian dan kualitas hasil pertanian selain dapat membahayakan
kesehatan manusia melalui konsumsi pangan yang dihasilkan dari tanah yang tercemar logam berat. Logam berat adalah
unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g/cm
3
, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd,
Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam nonesensial dan pada tingkat tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup
dan toksik bagi tingkat kesuburan tanah (Hatika, 2022; Khasanah et al., 2021; Rachmawati & Sugiarto, 2023; Syachroni,
2017).

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan logam berat sangat
berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Logam berat yang telah melewati ambang batas keberadaan di dalam tanah
yang telah ditentukan oleh Ministry of State for Population and Enviromental of Indonesia, and Dalhousie, University
Canada, dapat menyebabkan turunnya tingkat kesuburan terhadap tanah, bersifat toksik dan dapat berakibat fatal terhadap
kesehatan manusia. Sedangkan untuk logam berat yang masih berada dibawah ambang batas, bersifat aman dan memiliki
pengaruh yang cukup baik terhadap tingkat kesuburan tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Agustine, L., Rija, S., & R.H. (2018). Identifikasi Sumberdaya Lahan Pada Ketersediaan Logam Berat (Pb, Cd Dan Cr)
Tanah Sawah Di Daerah Pengairan Sungai Cikijing Kecamatan Rancaekek, Jurnal Teknologi Pertanian Andalas,
22(1), pp. 22–31.
Handayani, C.O., Sukarjo, S. and Dewi, T. (2022). Penilaian Tingkat Cemaran Logam Berat Pada Lahan Pertanian di Hulu
Sungai Citarum, Jawa Barat, Jurnal Ilmu Lingkungan, 20(3), pp. 508 –516. Available at:
https://doi.org/10.14710/jil.20.3.508-516.
Hatika, R.G. (2022). Kandungan Logam Berat dalam Tanah pada Daerah Sekitar Penambangan Emas di Sungai Kuantan
Assessment of Heavy Metal Content in Soil in Gold Mining Area, Sainsmat, XI(1), pp. 95–103.
Khasanah, U., Mindari, W. and Suryaminarsih, P. (2021). Assessment Of Heavy Metals Pollution On Rice Field In
Sidoarjo Regency Industrial Area, Jurnal Teknik Kimia, 15(2), pp. 73–81.
Manullang, D.W.S., Gusmini and Rezki, D. (2021). Characteristics of Soil Chemical and Mercury (Hg) Content of Former
Gold Mine Land and Oil Palm (Elaeis guinensis Jacq.) Plantation, Jurnal Riset Perkebunan, 2(1), pp. 1–10.
Nirtha, I., & Dewi, P. (2018). Analisis Nilai Ph dan Konsentrasi Logam Besi (Fe) Pada Media Lahan Basah Buatan Aliran
Horizontal Bawah Permukaan yang Mengolah Air Saluran Reklamasi, EnviroScienteae, 14 (3): 200-210.
Einstein's: Research Journal of Applied Physics, 2(1) (2024): 20-23
Putri Oktavian, Muhammad Anas, Kasman, I Nyoman Sudiana, Jamhir Safaani, La Agusu
Sulawesi Tenggara
Kromium Dan Besi Dan Absorpsi Kelembaban Udara

23

Purba, R., P., C., Bintang, S. and Mariani, S. (2020). Kajian Kesuburan Tanah di Desa Sihiong, Sinar Sabungan dan
Lumban Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir, Jurnal Online Agroteknologi, 2(2337), pp.
1490–1499.
Purba, T. (2021). Tanah Dan Nutrisi Tanaman, Yayasan Kita Menulis. Medan.
Rachmawati, A. and Sugiarto, D.W. (2023). Tinjauan Sistematis: Efek Kontaminasi dari Tailing Pertambangan terhadap
Kesehatan Masyarakat, Buletin Keslingmas, 42(1), pp. 40 –51. Available at:
https://doi.org/10.31983/keslingmas.v42i1.9607.
Rendo, D., & Maria, T., T. (2020). Analisis Kandungan Logam Berat Pb Dan Sifat Kimia Tanah Pada Lahan Hortikultura,
Fruitset Sains, 11(4), pp. 254–258.
Salam, A.K. (2020). Ilmu Tanah, Akademika Pressindo. Jakarta.
Santoso, N.P. et al. (2016). Analisis Spasial Pencemaran Logam Berat Sebagai Dampak Tempat Pembuangan Akhir
Sampah Kota Ambon Pada Das Wai Yori Di Negeri Passo, J. Budidaya Pertanian, 12(2), pp. 1858–4322. Available at:
http://ejournal.unpatti.ac.id.
Suryani, E. and Ritung, S. (2020). Tanah-tanah Dari Batuan Ultrabasik di Sulawesi: Kandungan Logam Berat dan Arahan
Pengelolaan untuk Pertanian, Jurnal Tanah dan Iklim, 42(2), p. 111. Available at:
https://doi.org/10.21082/jti.v42n2.2018.111-124.
Sustawan, G., Satrawidana, I.D.K. and Wiratini, N.M. (2016). Analisis Logam Pb dan Cd pada Tanah Perkebunan Sayur di
Desa Pancasari, Jurnal Wahana Matematika dan Sains, 9(2), pp. 44 –51. Available at:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPM/article/view/12652/0.
Swardana, A., Iman, F.N. and Mutakin, J. (2023). Status Unsur Hara Makro Pada Inceptisol Yang Ditanami Pakcoy
(Brassica rapa L.)’, Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 10(2), pp. 231 –235. Available at:
https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.6.
Syachroni, S.H. (2017). Analisis Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) pada Tanah Sawah di Kota Palembang, Sylva:
Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan, VI – 1(9), pp. 23 – 29. Available at: https://jurnal.um-
palembang.ac.id/sylva/article/view/893/790.
Zainudin & Roro, K. (2022). Pengaruh Eco Enzyme Terhadap Kandungan Logam Berat Lahan Bekas Tambang Batubara
(Effect Of Eco Enzyme On Heavy Metal Content In Ex-Coal Mining Land), 47(2), pp. 154–161.


Einstein's: Research Journal of Applied Physics, 2(1) (2024): 20-23
Studi Kajian Literatur: Pengaruh Keberadaan Logam Berat Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Indonesia
Sulawesi Tenggara
Kromium Dan Besi Dan Absorpsi Kelembaban Udara