P-ISSN : 2655-3600 Bihari: Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah
E-ISSN : 2714-7908 Vol. 3, No. 2, 2020

59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
TERHADAP PEMBELAJARAN SEJARAH EROPA

Herdin Muhtarom, Dora Kurniasih
Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
email: [email protected]


Abstrak
Penelitian ini untuk mengetahui hasil dari pengaruh Model Pembelajaran Abad 21
Terhadap Pembelajaran Sejarah Eropa. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu
dengan menggunakan metode penelitian Mixed Methods. Proses mengumpulkan data
penelitian dengan menyebarkan isi kuesioner/angket terhadap mahasiswa pendidikan
sejarah. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa para responden setuju dengan penerapan
model pembelajaran abad 21 terhadap pembelajaran sejarah Eropa sudah efektif dalam
pembelajaran, selain itu responden menyatakan lebih menyukai jenis model pembelajaran
Small Group Discusision (SGD). Dan sebanyak 41 responden yang mengisi kuesioner ini,
terdapat 39 responden (95%) lebih menyukai media pembelajaran sejarah Eropa dengan
menggunakan jenis media Audio-Visual.

Kata kunci : Model Pembelajaran Abad 21, Sejarah Eropa


Abstract
This study is to determine the results of the influence of the 21st Century Learning Model
on European History Learning. The research method used is by using the Mixed Methods
research method. The process of collecting research data by distributing the contents of a
questionnaire / questionnaire to history education students. The results of the study
explained that the respondents agreed with the application of the 21st century learning
model to European history learning which was effective in learning, besides that the
respondents stated that they preferred the Small Group Discussion (SGD) type of learning
model. And as many as 41 respondents who filled out this questionnaire, there were 39
respondents (95%) preferring European history learning media using the Audio-Visual
media type.

Keywords: 21st Century Learning Model, European History

P-ISSN : 2655-3600 Bihari: Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah
E-ISSN : 2714-7908 Vol. 3, No. 2, 2020

60

PENDAHULUAN
Abad 21 merupakan kondisi
yang Dapat ditandai dengan adanya
perkembangan yang begitu pesat dalam
hal Teknologi Informasi dan
Komunikasi seperti adanya laptop,
komputer, handphone dan lain-lain,
bahkan karna semakin pesatnya
teknologi membuat internet mengalami
suatu perkembangan yang cukup luar
biasa. Dengan semakin banyaknya
penggunaan internet atau blog, generasi
muda abad 21 harus bisa memahami
perkembangan teknologi dan internet.
Sehingga generasi abad 21 tidak gagap
terhadap teknologi (gaptek), gagap
mengenai internet (gapnet), dan gagap
dalam membuat blok (gap blog).
Cepatnya perkembangan
Teknologi, Informasi, Komunikasi dan
Ilmu Pengetahuan di abad 21 telah
memunculkan tantangan-tantangan baru
bagi kehidupan manusia. Agar dapat
bertahan dalam tantangan yang cukup
rumit pada abad 21, menurut Wagner
(2010) berpendapat bahwa terdapat
tujuh kompetensi dan keterampilan yang
penting untuk dikuasai di abad ke-21,
yakni: 1. Berpikir kritis dalam
memecahkan suatu masalah; 2.
Memiliki jiwa kepemimpinan dan
kolaborasi; 3. Mudah beradaptasi dan
sangat memiliki jiwa ketangkasan yang
tinggi; 4. Memiliki jiwa yang inisiatif
dan kewiraswastaan; 5. Memiliki teknik
komunikasi lisan dan tulisan yang
efektif; 6. Mengetahui segala akses dan
menganalisis segala informasi; 7.
Keingintahuan.
Dalam mencapai tujuan
pembelajaran tentunya dibutuhkan
konsep model pembelajaran yang
relevan dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran yaitu segala
kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran di kelas dengan sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan
untuk mendapatkan pencapaian hasil
dalam proses pembelajaran.
Pada abad 21 cukup mempunyai
pengaruh dalam model pembelajaran
bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Sejarah, khususnya pada
mata kuliah Eropa. Model pembelajaran
sendiri yakni Small Group Discusision
(SGD), Role-Play & Simulation
Learning (RPL), Discovery Learning
(DL), Cooperative Learning (CL),
Collaborative Learning (CbL),
Contextual Learning (CtL), Project
Based Learning (PjBL), Problem Based
Learning & Inquiry (PBL), Self-
Directed Learning (SDL).
Kemendikbud merumuskan
bahwa paradigma pembelajaran abad 21
menekan pada kemampuan peserta didik
dalam mencari tahu dari berbagai
sumber, merumuskan permasalahan,
berpikir analitis dan kerja sama serta
berkolaborasi dalam menyelesaikan
maslah (Litbang Kemendikbud 2013).
Tujuan dari hasil artikel ini
memberikan pengetahuan mengenai
pengaruh model pembelajaran dalam
materi sejarah Eropa.

METODE PENELITIAN
Pada metode ini jenis penelitian
yang digunakan dengan menggunakan
Mixed Methods dengan menggunakan
desain penelitian Sequential
Explanatory, yaitu penggabungan jenis
data kualitatif dan kuantitatif secara
berurutan. Jenis instrumen penelitian
yang digunakan yaitu media
kuesioner/angket. Responden kuesioner
berasal dari mahasiswa program studi
pendidikan sejarah.
Tahap penelitian, pertama
dengan mengumpulkan data responden
dan menganalisis data kuantitatif.
Kedua, mengumpulkan data responden
dan menganalisis data kualitatif. Dan
untuk tahap terakhir menganalisis semua
data untuk menjadi sumber data dalam
pembahasan.

P-ISSN : 2655-3600 Bihari: Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah
E-ISSN : 2714-7908 Vol. 3, No. 2, 2020

61

HASIL
Berdasarkan hasil penyebaran
kuesioner kepada para responden. Maka
data yang di dapatkan mengenai
Pengaruh Model Pembelajaran Abad 21
Terhadap Pembelajaran Sejarah Eropa
yaitu:

Tabel 1. Kuesioner tentang penerapan
model pembelajaran abad 21 dalam
pembelajaran sejarah Eropa
No. Kategori Frekuensi Persentase
1 Setuju 37 90,2 %
2 Tidak
Setuju
4 9,8%
Terdapat 37 responden (90,2%)
menyatakan bahwa mereka setuju
dengan penerapan model pembelajaran
abad 21 dalam pembelajaran sejarah
Eropa karena sudah efektif dalam model
pembelajaran. Sedangkan 4 responden
(9,8 %) mereka tidak setuju
diterapkannya model pembelajaran abad
21 terhadap pembelajaran sejarah Eropa.
Sedangkan terkait model
pembelajaran abad 21 yang paling
efektif dalam pembelajaran sejarah
Eropa yaitu:

Tabel 2. Kuesioner tentang model
pembelajaran abad 21 yang paling
efektif dalam pembelajaran sejarah
Eropa
Jenis Model
Pembelajaran
Frekuensi Presentase
Small Group
Discusision
(SGD)
16 39 %
Role-Play &
Simulation
Learning
(RPL)
7 17,1%
Discovery
Learning
(DL)
6 14,6%
Cooperative
Learning
(CL)
2 4,9%
Collaborative
Learning
(CbL)
4 9,8%
Contextual 0 0,0%
Learning
(CtL)
Project Based
Learning
(PjBL)
3 7,3%
Problem
Based
Learning &
Inquiry (PBL)
2 4,9%
Self-Directed
Learning
(SDL)
1 2,4%
Terdapat 16 responden (39%)
lebih menyukai jenis model
pembelajaran Small Group Discusision
(SGD), sebanyak 7 responden (17,1%)
lebih menyukai jenis model
pembelajaran Role-Play & Simulation
Learning (RPL), sebanyak 6 responden
(14,6%) lebih menyukai jenis model
pembelajaran Discovery Learning
(DL), sebanyak 2 responden (4,9%)
lebih menyukai jenis model
pembelajaran Cooperative Learning
(CL), sebanyak 4 responden (9,8%)
lebih menyukai jenis model
pembelajaran Collaborative Learning
(CbL), sebanyak 0 responden (0,0%)
tidak memilih jenis model pembelajaran
Contextual Learning (CtL), sebanyak
3 responden (7,3%) lebih menyukai
jenis model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL), sebanyak 2
responden (4,9%) lebih menyukai jenis
model pembelajaran Problem Based
Learning & Inquiry (PBL), sebanyak 1
responden (2,4%) lebih menyukai jenis
model pembelajaran Self-Directed
Learning (SDL).
Sedangkan media pembelajaran
abad 21 yang berpengaruh dalam
pembelajaran sejarah Eropa, dapat
dilihat di tabel sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil data kuesioner tentang
media pembelajaran abad 21 yang
berpengaruh dalam pembelajaran
sejarah Eropa
Jenis Media
Pembelajaran
Frekuensi Presentase
Visual 0 0,0%

P-ISSN : 2655-3600 Bihari: Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah
E-ISSN : 2714-7908 Vol. 3, No. 2, 2020

62

Audio 2 4,9%
Audio-Visual 39 95,1%
Terdapat 39 responden (95,1%)
lebih menyukai media Audio-Visual,
sedangkan 2 responden (4,9%)
menyukai media Audio, dan 0
responden (0,0%) tidak memilih media
Visual dalam mempelajari materi
sejarah Eropa.

PEMBAHASAN
Model Pembelajaran Abad 21 Yang
Efektif Dalam Menunjang
Pembelajaran Sejarah Eropa
Berdasarkan hasil penyebaran
kuesioner kepada mahasiswa Pendidikan
Sejarah mengenai model pembelajaran
abad 21 yang efektif dalam menunjang
pembelajaran sejarah Eropa yaitu
dengan menggunakan model
pembelajaran Small Grup Discusision
(SGD) dengan hasil kuesioner tertingi
sebanyak 16 responden (39%)
dibandingkan dengan model
pembelajaran abad 21 lainnya.
Small Group Discussion (SGD)
yaitu model pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik dalam
kelompok kecil yang bertujuan untuk
berbagi segala ide pemikiran dan
pendapat sehingga dapat memperoleh
hasil pengetahuan dan pengalaman dari
proses belajar (Jenderal & Dan, n.d.).
Dengan menggunakan model
pembelajaran dengan Small Group
Discussion (SGD) sangat efektif
terutama sebagai penunjang model
pembelajaran dalam materi sejarah
Eropa.
Dalam menggunakan model
pembelajaran abad 21 terutama model
Small Group Discussion (SGD), peran
dosen atau tenaga pendidik hanya
sebagai pihak kedua dalam proses
belajar yang bertugas untuk
mengarahkan, memberikan masukan,
dan mendampingi dalam kegiatan
belajar. Hal tersebut sangat menunjang
bagi mahasiswa untuk berpikir secara
kritis dalam memecahkan persoalan
yang dihadapi oleh mahasiswa terutama
dalam membahas materi sejarah Eropa.
Dalam mengimplementasikan
model pembelajaran dengan model
Small Group Discussion (SGD)
mahasiswa dapat melakukan proses
pembelajaran dengan membentuk
kelompok kecil mahasiswa, setelah itu
memilih bahan diskusi terkait materi
sejarah Eropa, mempresentasikan hasil
diskusi dan memberi dan menerima
tanggapan terkait materi sejarah Eropa,
mengumpulkan konsep isu dan
interpretasi, dan menyelesaikan
masalah. Dengan menggunakan model
pembelajaran tersebut sangat efektif
dalam menunjang memahami materi
sejarah Eropa.
Dengan menggunakan model
Small Group Discussion (SGD)
mahasiswa dapat memper oleh
kemampuan untuk melakukan sosialisasi
seperti komunikasi, kerja sama, dan
pemahaman materi lebih cepat. Dengan
menggunakan model pembelajaran ini
juga membuat mahasiswa tidak anti
sosial atau tidak memiliki sifat
individualisme.
Tidak hanya itu, dengan
menggunakan model Small Group
Discussion (SGD) juga memiliki
kelebihan untuk aktivitas dosen seperti
membuat rancangan bahan diskusi dan
aturan diskusi materi sejarah Eropa,
sebagai moderator dan mengulas materi
yang sudah di diskusikan oleh para
mahasiswa, memberikan umpan balik
kepada mahasiswa untuk mengaktifkan
suasana kelas, dan untuk mengevaluasi
kegiatan pembelajaran.
Dengan ini bahwa model
pembelajaran Small Group Discussion
(SGD) sangat efektif di gunakan sebagai
model pembelajaran abad 21. Oleh
sebab itu efektivitas penggunaan model
Small Group Discussion (SGD) akan
tercapai dengan komponen materi
sejarah Eropa yang telah direncanakan.
Dalam menggunakan model
Small Group Discussion juga memiliki

P-ISSN : 2655-3600 Bihari: Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah
E-ISSN : 2714-7908 Vol. 3, No. 2, 2020

63

tujuan dalam penerapannya sebagai
model pembelajaran abad 21 yaitu untuk
meningkatkan kemampuan rasa
tanggung jawab mahasiswa terkait
materi yang akan dipelajari dengan
proses kegiatan pembelajaran yang
sangat menyenangkan dan menghindari
proses yang menakutkan dalam proses
pembelajaran materi sejarah Eropa.
Dalam model pembelajaran
Small Group Discussion memiliki
unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
Menurut Anita Lie, model pembelajaran
ini berbasis kelompok yang tentunya
memiliki unsur-unsur yang saling
keterkaitan, yaitu :
a. Saling Ketergantungan Positif
(Positif Interdependence)
Saling ketergantungan positif
yaitu ketergantungan antara sesama
kelompok dalam mencapai segala aspek
dalam proses pembelajaran dalam
kelompok.
b. Tanggung Jawab Individual
(Individual Responsible)
Dengan menggunakan model ini
dalam kegiatan belajar maka akan
terciptanya proses tanggung jawab
individual terkait hasil belajar dalam
kelompok, sehingga mereka dapat
bekerja sama dengan baik dengan saling
tolong menolong.
c. komunikasi
komunikasi dalam proses belajar
dengan unsur ini sangat diperlukan
untuk memahami karakteristik peserta
didik sehingga terciptanya suasana
belajar yang menyenangkan.
d. Keterampilan Sosial (Social
Skill)
Proses dari keterampilan sosial
harus dibekali sehingga para peserta
didik yaitu kepemimpinan, membuat
keputusan, membangun kepercayaan,
kemampuan berkomunikasi dan
keterampilan manajemen konflik.
e. Proses Kelompok (Group
Processing)
Dalam proses kegiatan belajar
mengajar model ini tentunya ada tipe
peserta didik yang kooperatif dan tidak
kooperatif hal tersebut harus ditindak
dengan jelas.
Dengan adanya unsur dalam
model pembelajaran terutama model
Small Group Discussion (SGD)
sehingga dapat menghasilkan
masyarakat belajar atau kegiatan belajar
secara berkelompok. Dengan begitu
hasil pembelajaran dengan model ini
akan memperoleh hasil kerja sama
dengan orang lain berupa diskusi antar
individu, dan kelompok.
Strategi Penerapan Model
Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran adalah upaya
dalam memberikan materi kepada
peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran di kelas dengan begitu
peserta didik dapat menghasilkan hasil
dari proses kegiatan belajar. Dalam
perkembangan di abad 21 banyak sekali
teknologi yang berkembang dan sangat
memanfaatkan dalam segala bidang.
Terutama dalam bidang pendidikan
banyak sekali teknologi yang
mempermudah dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga diperlukannya
strategi dalam menerapkan model
pembelajaran di abad 21.
Karena kita harus memahami
karakteristik peserta didik sebelum
menggunakan model pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar.
Penerapan model pembelajaran harus
sesuai dengan pendekatan kompetensi
sebagai upaya perbaikan hasil
pencapaian dalam menggunakan model
pembelajaran di Indonesia.
Konsep dalam model
pembelajaran yang digunakan pada
abad 21 lebih tertuju untuk peserta didik
dapat berpikir secara kritis, bisa
memahami hasil proses belajar, serta
dapat memahami kecanggihan
teknologi. Dengan begitu, untuk
mendapatkan hasil yang maksimal
diperlukan model kegiatan belajar yang
sesuai dengan pembelajaran abad 21.

P-ISSN : 2655-3600 Bihari: Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah
E-ISSN : 2714-7908 Vol. 3, No. 2, 2020

64

Proses pembelajaran yang
mampu mengakomodir kemampuan
berpikir kritis siswa tidak dapat
dilakukan dengan proses pembelajaran
satu arah. Pembelajaran satu arah, atau
berpusat pada guru, akan membelenggu
kekritisan siswa dalam menyikapi suatu
materi ajar (Baroya, 2018). Teknik
dalam konsep ilmu dengan dunia nyata
yaitu memberikan setiap makna dalam
setiap materi yang telah diberikan
kepada peserta didik yang bertujuan
untuk memberi motivasi dalam
kehidupan peserta didik. Dengan
menghubungkan materi dan praktik
dalam kehidupan sehari-hari hal tersebut
untuk mengembangkan potensi peserta
didik.
Dalam abad 21 ini, semua
kalangan pengajar harus menguasai
teknologi informasi dan komunikasi.
Hal tersebut untuk memudahkan
penerapan pembelajaran. Karena setelah
menguasai model pembelajaran abad 21
dalam proses pembelajaran akan terjadi
model variatif. Dengan teknologi
informasi dan komunikasi peserta didik
dapat memanfaatkan sumber-sumber
digital, seperti e-book, dan membuat
hasil tugas yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi baik secara
audio dan audiovisual.
Dalam kecakapan berkolaborasi
menunjukkan perilaku terhadap proses
berinteraksi sesama orang lain sehingga
terciptanya proses memahami orang
lain, berbagi pemahaman dengan orang
lain. Dengan begitu dapat memudahkan
untuk mencapai satu tujuan bersama
dalam kegiatan pembelajaran. Konsep
kegiatan belajar dengan berkolaborasi
ini untuk menunjang peserta didik dalam
perannya masing -masing,
melaksanakannya dan bertanggung
jawab. Hal tersebut untuk menghindari
sikap individualistis yang dapat
menghambat perkembangan peserta
didik dalam mencapai masa depannya.
Dalam kegiatan belajar mengajar semua
kompetensi yang ada pada diri peserta
didik dikolaborasikan, sehingga dapat
meningkatkan kompetensi dan
pencapaian hasil belajar.
Dalam menerapkan model
pembelajaran adab 21 harus ditunjang
dari tenaga pendidik yang sudah bisa
mengaplikasikan kecanggihan teknologi
informasi dan komunikasi. Karena hal
tersebut sangat penting untuk
menunjang pembelajaran di abad 21.
Tenaga pendidik merupakan
fasilitator, motivator, dan inspirator.
Karena di abad 21 ini peserta didik
dapat mengakses materi dari berbagai
sumber maka peran guru harus lebih
untuk bisa memanfaatkan teknologi
dalam kegiatan pembelajarannya.
Dengan demikian, guru di era
abad 21 harus mampu menambah
tingkat literasi, karena jika hal tersebut
tidak terlaksana maka wibawa guru akan
merosot karena dampak dari kurangnya
literasi. Di era abad 21 ini juga guru
harus mampu menulis sebuah karya
terutama karya tulis ilmiah karena
sebagai guru yang baik adalah
memberikan contoh terbaik kepada
peserta didiknya. Tidak hanya itu guru
di era abad 21 juga dituntut untuk
kreatif dan inovatif dalam
mengaplikasikan model pembelajaran,
dengan cara mengombinasikan model
pembelajaran dan penggunaan
teknologi digital akan memberikan
dampak pada kreativitas dan inovasi
siswa.
Tidak hanya tenaga pendidik,
sebagai peserta didik di era abad 21 juga
harus memahami perkembangan zaman
terutama di era abad 21 yang sangat
memanfaatkan kecanggihan teknologi
informasi dan komunikasi. Sebagai
peserta didik di era abad 21 harus
mampu berpikir kritis, memiliki
kemampuan dan kemauan dalam
memecahkan persoalan, dan
komunikasi, kreatif, inovatif, dan
kolaboratif. Peserta didik juga harus
mampu memahami kemampuan literasi
digital, media baru pembelajaran

P-ISSN : 2655-3600 Bihari: Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah
E-ISSN : 2714-7908 Vol. 3, No. 2, 2020

65

berbasis teknologi sebagai penunjang
pembelajaran di era abad 21.

KESIMPULAN
Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa pada generasi abad ke 21
merupakan generasi dimana
perkembangan teknologi yang semakin
canggih dan telah memunculkan
tantangan-tantangan baru bagi
kehidupan manusia. Pada abad 21 cukup
mempunyai pengaruh dalam model
pembelajaran bagi mahasiswa
pendidikan sejarah, khususnya pada
mata kuliah sejarah Eropa.
Berdasarkan hasil penyebaran
kuesioner terhadap responden
bahwasanya model pembelajaran
terhadap pembelajaran sejarah Eropa,
terdapat 37 responden (90,2%)
menyatakan bahwa mereka setuju
dengan penerapan model pembelajaran
abad 21 dalam model pembelajaran
sejarah Eropa sudah efektif, Sedangkan
4 responden (9,8 %) mereka tidak setuju
diterapkannya model pembelajaran abad
21 terhadap pembelajaran sejarah Eropa.
Mengenai Media Pembelajaran pada
Sejarah Eropa, terdapat 39 responden
(95,1%) lebih menyukai media media
Audio-Visual dalam mempelajari materi
sejarah Eropa, sedangkan 2 responden
(4,9%) menyukai media Audio dalam
mempelajari materi sejarah Eropa, dan 0
responden (0,0%) tidak memilih media
Visual dalam mempelajari materi
sejarah Eropa.
Terkait model pembelajaran
abad 21 yang paling efektif dalam
pembelajaran sejarah Eropa yakni
Terdapat 16 responden (39%) lebih
menyukai jenis model pembelajaran
Small Group Discusision (SGD). Selain
itu jenis model pembelajaran abad 21
yakni Role-Play & Simulation Learning
(RPL), Discovery Learning (DL),
Cooperative Learning (CL),
Collaborative Learning (CbL),
Contextual Learning (CtL), Project
Based Learning (PjBL), Problem Based
Learning & Inquiry (PBL), Self-
Directed Learning (SDL).

DAFTAR PUSTAKA
Baroya, E. P. I. H. (2018). Strategi
Pembelajaran Abad 21 - Lpmp
Jogja. Jurnal Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan
Prov. DI Yogyakarta, I (01), 101–
115.
Jenderal, D., & Dan, P. (n.d.). Bentuk
Dan Metode
Nurhayati, A. S. (2016). Peran Media
Jejaring Sosial Dalam
Pembelajaran Abad 21. Prosiding
Temu Ilmiah Nasional Guru, 1–9
(November), 632–641.
Sains, S. N., & Pendidikan, H. D. A. N.
(2018). Universitas Quality.
I(November), 1276–1283.
Wagner, T. 2010. Overcoming The
Global Achievement Gap (online).
Cambridge, Mass., Harvard
University.