Jurnal Al Ulum LPPM Universitas Al Washliyah Medan
Vol. 11 No. 2 Tahun 2023
P-ISSN 2338-5391 | E-ISSN 2655-9862
122

Kajian Teknologi Gasifikasi Biomassa/Sampah Untuk
Produksi Syngas dan Listrik Berkelanjutan
Muhammad Arief Saputro
1
, Mochamad Syamsiro
1
, Bayu Megaprastio
1
, Feri Febriana Laksana
2

1
Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Janabadra
Jl. T.R. Mataram No 55-57 Yogyakarta. Telp/fax : 0274-561039;
2
Prodi Teknik Komputer Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta
Jl. Lowanu No. 47 Yogyakarta. Telp/fax : 0274-419769
*
email: [email protected]
ABSTRAK
Pada zaman modern ini energi listrik merupakan energi yang paling dibutuhkan. Karena banyak alat yang
sumber tenaganya dari listrik. Maka dari itu, harus diimbangi dengan ketersediaan listrik yang memadai.
Maka membutuhkan sebuah pembangkit listrik untuk menyediakan energi listrik yang cukup. Salah satu
teknologi yang menjanjikan ke depannya adalah teknologi gasifikasi tipe downdraft, dimana biomassa dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakarnya yang ketersediaannya di Indonesia sangat melimpah. Beberapa
biomassa yang dapat dimanfaatkan yaitu sekam padi, serabut kelapa, tempurung kelapa, limbah sawit,
sampah perkotaan. Berdasarkan hasil kajian literatur terkait komposisi dan nilai kalor syn-gas yang
dihasilkan, maka biomassa yang paling mudah tergasifikasi yaitu gabungan antara daun kelapa sawit / oil
palm frond (OPF) dan cangkang inti sawit / palm kernel shell (PKS) dengan perbandingan 20/80. Dengan
perbandingan komposisi tersebut dapat menghasilkan syn-gas dengan komposisi 21% CO, 3% CH4, dan
17% H2. Dan untuk nilai kalornya sebesar 5850 kJ/m
3
. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis feedstock
biomassa sangat berpengaruh terhadap komposisi dan nilai kalor syn-gas yang dihasilkan. Karena setiap
jenis biomassa menghasilkan karakteristik syn-gas yang berbeda-beda.
Kata kunci: biomassa, downdraft, gasifikasi, komposisi gas, nilai kalor.

ABSTRACT
In this modern era, electrical energy is the most needed energy. Because a lot of equipment is powered by
electricity. As a result, it must be balanced in relation to the availability of electrical energy. To provide
enough electrical energy, a power plant is required. One of the promising technologies in the future is the
downdraft gasification technology, where biomass can be used as a very abundant fuel in Indonesia. Rice
husk, coconut fiber, coconut shell, palm oil waste, and urban waste are some of the biomass materials used.
Based on the results of a literature review regarding the composition and calorific value of the syn-gas
produced, the easiest biomass to gasify is a combination of palm fronds/palm fronds (OPF) and palm kernel
shells (PKS) with a ratio of 20/80. With this composition ratio, it is possible to produce syn-gas with a
composition of 21% CO, 3% CH4, and 17% H2 with a heating value of 5850 kJ/m
3
. It can be concluded that
the type of biomass feedstock greatly influences the composition and calorific value of the syn-gas produced.
Because each type of biomass produces different syn-gas characteristics.
Keywords: biomass, downdrafts, gasification, gas composition, heating value.

Jurnal Al Ulum LPPM Universitas Al Washliyah Medan
Vol. 11 No. 2 Tahun 2023
P-ISSN 2338-5391 | E-ISSN 2655-9862
123

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Energi listrik merupakan energi yang sangat
dibutuhkan untuk saat ini. Karena sangat banyak
peralatan yang memanfaatkan energi listrik
sebagai sumber tenaganya. Baik itu peralatan
rumah tangga sederhana hingga alat-alat yang
digunakan di pabrik-pabrik besar. Tidak
terkecuali di Indonesia yang masyarakatnya
sudah bergantung pada energi listrik untuk
menjalankan kehidupan sehari-harinya.
Konsumsi listrik di Indonesia dapa dilihat
pada Gambar 1. Pada Gambar 1. tersebut dapat
dilihat bahwa mulai dari tahun 2015-2021
konsumsi listrik di Indonesia terus meningkat.
Bahkan di tahun 2021 konsumsi listrik di
Indonesia mencapai 1.109 kilowatt jam (kWh) per
kapita.


Gambar 1. Konsumsi Listrik di Indonesia
(Situmorang dkk., 2020)
Mengingat hal tersebut, maka harus
diimbangi dengan ketersediaan pasokan listrik
yang dapat digunakan. Untuk membangkitkan
energi listrik dapat menggunakan generator
listrik. Biasanya, generator listrik ini bergantung
pada jenis bahan bakar tertentu, seperti bensin,
solar, gas alami, batu bara, energi nuklir, dan lain-
lain. Indonesia merupakan negara tropis sehingga
terdapat banyak sumber yang dapat dijadikan
sebagai biomassa. Diantaranya yaitu tanaman
pertanian dan residu, tanaman energi khusus,
limbah dan residu industri, residu hewan, sampah
perkotaan dll.

Teknologi Gasifikasi
Proses Gasifikasi
Gasifikasi merupakan proses termokimia
yang mengubah bahan organik atau bahan yang
mengandung karbon menjadi gas yang dapat
dimanfaatkan kembali yang kemudian disebut
dengan synthesis gas (syn-gas)(Basu, 2013). Syn-
gas tersebut biasanya terdiri dari CO, H2, CO2,
dan CH4. Kandungan tersebut dapat berubah-
ubah tergantung dari unsur utama gasifikasi yaitu
campuran udara (oksigen, uap air, dan CO2) pada
temperatur di atas 700°C.
Terdapat 4 langkah utama yang biasa
terdapat dalam proses gasifikasi ini yaitu
pengeringan, pirolisis, oksidasi, dan reduksi
(Pambudi dkk., 2017)(Guan dkk., 2016). Langkah
yang pertama pemanasan/ pengeringan. Pada
langkah ini biomassa diuapkan untuk mengurangi
kadar airnya. Untuk beberapa tipe biomassa yang
masih segar biasanya mengandung 30-60% kadar
air di dalamnya. Maka biomassa dikeringkan
dengan cara memanaskan biomassa yang
terkadang hingga mencapai temperatur 200°C
sampai kadar airnya turun menjadi di bawah 15%
yang merupakan kadar kelembaban yang optimal
untuk dilakukan proses gasifikasi (Dhyani &
Bhaskar, 2018)(Guan dkk., 2016).
Langkah yang kedua yaitu dekomposisi atau
pirolisis. Pada proses ini biomassa akan terurai
menjadi senyawa volatil dan residu padat.
Senyawa volatil terdiri dari molekul gas kecil dan
produk cair yang disebut dengan tar. Dan
komponen utamanya yaitu padatan yang
mengandung karbon dan tidak dapat diuraikan
lagi disebut arang (char). Tahap pirolisis
membutuhkan temperatur mulai dari 220°C
(Sansaniwal dkk., 2017)(Nur dkk., 2016).
Dengan adanya unsur utama gasifikasi
(oksigen) maka akan terjadi oksidasi atau
pembakaran parsial yang merupakan langkah
ketiga dalam proses gasifikasi. Langkah reduksi
terjadi dengan adanya unsur utama gasifikasi
lainnya seperti uap air dan CO2, dimana senyawa
volatil dan arang akan bereaksi dengan unsur
utama gasifikasi tersebut untuk menghasilkan
CO,CH4, dan H2. Ini adalah reaksi endotermik
yang biasanya terjadi pada temperatur di atas
900
950
1000
1050
1100
1150
kWh/Kapita
Konsumsi Listrik Indonesia (2015-
2021*)

Jurnal Al Ulum LPPM Universitas Al Washliyah Medan
Vol. 11 No. 2 Tahun 2023
P-ISSN 2338-5391 | E-ISSN 2655-9862
124

800°C. Kemudian residu terakhir yang tersisa di
gasifier berupa abu (Ramos dkk., 2018).
Jadi secara umum proses gasifikasi
melibatkan banyak reaksi yang terjadi secara
hampir bersamaan. Beberapa reaksi merupakan
reaksi endotermik dan yang lainnya reaksi
eksotermik. Reaksi eksotermik juga dapat
memasok panas untuk reaksi endotermik.
Mesin Gasifier
Pada proses gasifikasi membutuhkan sebuah
mesin yang biasa disebut dengan gasifier. Salah
satu jenis gasifier yang digunakan pada penelitian
ini yaitu Fixed bed gasifiers (updraft dan
downdraft). Pada reaktor ini sampah ditempatkan
pada hampir seluruh reaktor dan oksigen
gasifikasi di alirkan melalui sampah tersebut
sehingga terdapat beberapa zona seperti
pengeringan, pirolisis, reduksi, dan oksidasi.
Terdapat dua jenis fixed bed gasifiers, dimana
perbedaan kedua jenis ini dapat terlihat dari arah
aliran oksigen gasifikasi.
Yang pertama yaitu Sistem updraft fixed bed
gasifiers, pada sistem updraft ini sampah
dimasukkan dari bagian atas reaktor dan oksidan
gasifikasi dialirkan dari arah bawah sehingga
sampah bergerak relatif berlawan arah dengan
oksidan. Sampah dikeringkan pada bagian atas
sehingga material dalam keadaan basah dapat
digunakan. Menurut Rivas (Rivas, 2012), updraft
gasifier dapat digunakan untuk feedstock berkadar
air sebanyak 60%. Sampah dapat dimasukkan ke
dalam reaktor dari atas, kemudian media
gasifikasi (udara) dimasukkan dari bawah reaktor.
Produk berbentuk gas dialirkan keluar melalui
lubang di atas, sedangkan produk padatan
terkumpul di bawah reaktor. Temperatur tertinggi
dihasilkan dekat dengan rangka bakar, dimana
oksigen bertemu dengan feedstock. Gas panas
kemudian mengalir ke atas, memberikan energi
panas untuk reaksi endotermik gasifikasi. Dari
semua jenis gasifier yang ada, reaktor tipe
Updraft merupakan reaktor yang paling sederhana
dan mudah diaplikasikan di masyarakat sebagai
pengganti gas LPG untuk kebutuhan memasak
sehari-hari (Widyawidura dkk., 2017).
Yang kedua ada sistem downdraft fixed bed
gasifier, yang pada sistem ini sampah dimasukkan
dari bagian atas reaktor dan media gasifikasi
dialirkan dari samping dan atas sehingga gas dan
sampah bergerak ke arah yang sama. Sebagian
sampah terbakar dan jatuh melewati gasifier
throat dan membentuk bed. Downdraft gasifier
dapat digunakan untuk feedstock berkadar air
sebanyak 25%. Temperatur tertinggi terjadi di
bawah zona pembakaran. Udara dan tar yang
terbentuk melalui proses pirolisis kemudian
mengalir ke bawah, memberikan pembakaran
tambahan sehingga produk gas keluaran dapat
mencapai suhu 1000 – 1400 °C (Sikarwar dkk.,
2016).

Gambar 2. Perbedaan Updraft Gasifier (kiri) dan
Downdraft Gasifier (kanan) (Nizar,
2018)
Biomassa
Biomassa biasanya berasal dari tumbuh-
tumbhan dan hewan (Dhyani dan Bhaskar, 2018).
Menurut Syamsiro (Syamsiro, 2016), bahan bakar
padat biomassa mempunyai densitas massa dan
energi yang relatif rendah. Beberapa contoh
biomassa yang biasa digunakan untuk bahan
bakar gasifier yaitu sekam padi, serabut kelapa,
tempurung kelapa, dan lain-lain. Dari beberapa
material tersebut juga menghasilkan komposisi
dan karakteristik gas yang berbeda beda juga.
Sebagai contoh dapat dilihat pada karakteristik
minyak nabati yang tidak memungkinkan
penggunaannya secara langsung karena terdapat
asam lemak bebas, gum dan viskositasnya tinggi
sehingga dapat mengganggu performa mesin
diesel dan dapat mengakibatkan pengendapan
pada mesin diesel. Oleh karena itu sebagai bahan
bakar sehingga diperlukan suatu proses untuk
mengubah minyak nabati menjadi bahan bakar,
salah satunya yaitu dengan proses pirolisis.
Berbeda dengan bioetanol perlu dimurnikan
lagi hingga mencapai 99% yang lazim disebut
fuel grade etanol (FGE). Proses pemurnian
dengan prinsip dehidrasi umumnya dilakukan

Jurnal Al Ulum LPPM Universitas Al Washliyah Medan
Vol. 11 No. 2 Tahun 2023
P-ISSN 2338-5391 | E-ISSN 2655-9862
125

dengan metode molecular sieve, untuk
memisahkan air dari senyawa etanol (Herlambang
dkk., 2017). Selain pengaruh dari material itu
sendiri, komposisi perbandingan udara dan bahan
bakar pun juga mempengaruhi yang sering
disebut dengan Air Fuel Ratio (AFR).
Selain AFR, ukuran biomassa yang masuk ke
dalam gasifier pun dapat mempengaruhi kualitas
syn-gas yang dihasilkan (Hadi dan Darsopuspito,
2013). Semakin kecil ukuran biomassa maka akan
semakin mudah terbakar dan efisiensi gasifikasi
lebih besar (Najib dan Darsopuspito, 2012). Maka
dari itu perlu adanya pemrosesan awal biomassa
sebelum dimasukkan ke dalam gasifier (Ruiz
dkk., 2013). Salah satunya yaitu dengan mencacah
biomassa menjadi ukuran yang lebih kecil dan
bervariasi untuk mengetahui ukuran terbaik
sebagai bahan bakar gasifier.
Peforma Gasifikasi
Untuk dapat mengetahui komposisi syn-gas
yang mampu bakar dan mempunyai nilai kalor
yang tinggi, maka perlu dilakukan uji performa
gasifikasi. Dengan meninjau beberapa penelitian
tentang gasifikasi biomassa yang ada, maka kita
dapat menentukan biomassa apa dan metode
mana yang paling tepat yang dapat digunakan
untuk memproduksi syn-gas dan listrik secara
berkelanjutan.
Bisa dilihat pada penelitian Diaz dkk (2014)
menggunakan bahan sekam padi pada downdraft
throatless gasifier yaitu gasifier dengan satu
saluran udara masuk.


Gambar 3. Alat Uji Gasifier Tipe Downdraft
(Nizar, 2018)

Kemudian memvariasikan AFR yang
dimasukkan ke dalam reaktor dengan nilai 1,08;
1,35; 1,62, dan 1,90. Parameter yang diukur
dalam penelitian ini yaitu komposisi syn-gas
dengan menggunakan chromatography gas.


Gambar 4. Grafik Hubungan Variasi Nilai AFR
Terhadap Komposisi Syn-gas (Diaz
dkk., 2014)

Dari penelitian tersebut mendapat hasil
bahwa kualitas syn-gas terbaik pada variasi AFR
1,35 dengan komposisi CH4 12,90%, CO
12,50%, H2 5,78%. Semakin meningkat
temperatur pirolisis, maka jumlah char yang
dihasilkan akan semakin menurun. Jumlah char
yang dihasilkan pada pirolisis sangat berkaitan
pada komposisi flammable gas. Pada penelitian
ini nilai AFR optimal sebesar 1,35 dengan nilai
LHV tertinggi yaitu 5051.244 kJ/m3 . Ketika
melebihi batas AFR gasifikasi maka nilai LHV
syn-gas yang dihasilkan semakin menurun.
Penelitian yang lain tentang sekam padi juga
dilakukan oleh M(2014)a’arif, Sari, dan Syamsiro
(Ma’arif dkk., 2016) yang dimanfaatkan untuk
merancang PLTD sistem dual fuel berkapasitas
50 kVA. Dalam penelitian tersebut menjelaskan
bahwa ketersediaan sekam padi cukup untuk
bahan bakar gasifier yang dikombinasikan
dengan solar. Bahkan terdapat listrik yang tidak
didistribusikan sebagai cadangan dan untuk
penerangan jalan umum.
Dalam pemanfaatan kelapa sawit, tidak
hanya buahnya yang dijadikan bahan bakar.
Dalam penelitian Moni, Sulaiman, dan Baheta
(Moni dkk., 2018) memanfaatkan daun kelapa
sawit / oil palm frond (OPF) yang digabung
dengan 3 jenis limbah sawit yang lain.
Diantaranya tandan buah kosong / empty fruit
bunch (EFB), serat mesokarp sawit / palm
mesocarp fiber (PMF) dan cangkang inti sawit /
palm kernel shell (PKS). Karena dalam
0
5
10
15
20
1.081.351.621.90
Komposisi %
nilai AFR
CH4
CO
H2
CO2

Jurnal Al Ulum LPPM Universitas Al Washliyah Medan
Vol. 11 No. 2 Tahun 2023
P-ISSN 2338-5391 | E-ISSN 2655-9862
126

praktiknya limbah sawit terbagi ke dalam
persentase berikut.


Gambar 5. Perbandingan Residu Biomassa dari
Industri Kelapa Sawit di Malaysia
(Moni dkk., 2018)

Untuk perbandingan campuran yang
dimasukkan ke dalam reaktor yaitu setiap
biomassa di campur dengan OPF karena OPF
memiliki persentase terbesar di antara yang
lainnya. Yang pertama yaitu campuran antara
OPF dan EFB dengan perbandingan 100/0, 80/20,
60/40, 40/60, 20/80, 0/100. Perbandingan yang
sama juga di terapkan pada campuran OPF
dengan PMF, begitu juga dengan campuran OPF
dengan PKS. Semua bahan bakar yang akan
digunakan telah dikeringkan pada suhu 105+0,1
°C selama 24 jam. Lalu digiling menggunakan
granulator menjadi ukuran 1-5 mm. Selanjutnya
semua bahan bakar yang telah di campur di
masukkan ke dalam reaktor gasifier tipe
downdraft.
Kualitas syn-gas yang dihasilkan dapat
dilihat dari komposisi syn-gas yang dihasilkan
dan nilai kalor dari syn-gas tersebut. Untuk nilai
kalor pada penelitian kali ini menggunakan
metode nilai kalor yang lebih tinggi / Higher
Heating Value (HHV).Komposisi syn-gas yang
dihasilkan dari masing-masing campuran dapat
dilihat pada beberapa gambar berikut ini.
Untuk HHV dari syn-gas yang dihasilkan
masing-masing campuran dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Untuk memenuhi standar,
maka nilai HHV yang dihasilkan minimal 4,5-5,5.
Ditinjau dari komposisi dan nilai HHV syn-
gas masing-masing campuran maka dapat
disimpulkan bahwa kualitas syn-gas memenuhi
semua persyaratan dan dapat diterima sebagai
bahan bakar gasifikasi alternatif. Perbandingan
campuran tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas syn-gas yang dihasilkan.



Gambar 6. Komposisi Syn-gas dari Campuran
OPF-EFB, OPF-PMF, dan OPF-PKS
(Moni dkk., 2018)


Gambar 7. HHV dari Syn-gas yang Dihasilkan
Masing-Masing campuran (Moni
dkk., 2018)
Biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar gasifier yaitu biomassa sampah
perkotaan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Yuda Pratama, Winaya, Suryawan (Yuda
Pratama dkk., 2020) yang memanfaatkan sampah
perkotaan sebagai bahan bakar gasifikasi.
Gasifier yang digunakan adalah tipe downdraft.
Variasi dari sampah kota yang dimanfaatkan yaitu
dengan 3 jenis perlakuan sampah. Yang pertama
yaitu menggunakan sampah kota yang telah
dikeringkan, kedua yaitu sampah kota yang sudah
dibentuk pelet, dan yang terakhir sampah kota
yang telah dibentuk menjadi briket.
Kemudian dari beberapa variasi tersebut
untuk diketahui komposisi syn-gas yang
OPF
58%
EFB
22%
PMF
14%
PKS
6%
0
10
20
30
OPF-EFB OPF-PMF OPF-PKS
Komposisi %
Jenis campuran
COCO2CH4H2
5.8
5.85
5.9
5.95
6
6.05
OPF-EFBOPF-PMF OPF-PKS
MJ/NM
3
Jenis Campuran

Jurnal Al Ulum LPPM Universitas Al Washliyah Medan
Vol. 11 No. 2 Tahun 2023
P-ISSN 2338-5391 | E-ISSN 2655-9862
127

dihasilkan dari masing-masing variasi dan nilai
kalor (LHV) dari syn-gas masing-masing variasi.
Sedangkan untuk nilai kalor (LHV) yang
diketahui hanya pada variasi pertama saja yaitu
pada sampah kota kering yaitu sebesar 592,87
kkal/m
3
atau sama dengan 2.480,568 kJ/m
3
.
Tabel 1. Komposisi Syn-gas Masing-Masing
Variasi (Yuda Pratama dkk., 2020)
Variasi
Bahan
Bakar
CO (%)
CH4
(%)
H2 (%) TOTAL
Sampah
kota
kering
5,36 1,04 15,39 21,79
Pelet
sampah
kota
2,75 2,54 15,41 20,70
Briket
sampah
kota
6,38 1,31 14,88 22,57

IOT UNTUK PENGELOLAAN
BIOMASSA DAN SAMPAH
Karakteristik dari biomassa dan sampah
adalah densitasnya yang rendah dan sumbernya
tersebar di area yang luas. Oleh karena itu, perlu
adanya strategi pengumpulan biomassa dan
sampah yang tepat dan penentuan lokasi
pembangunan pembangkit listrik berbasis
teknologi gasifikasi yang dapat meminimalkan
biaya transportasi. Untuk itulah, penggunaan
internet of things (IoT) menjadi sangat berguna
untuk pengelolaan biomassa dan sampah ini (Roy
dkk., 2022). Telah melakukan kajian penggunaan
IoT untuk mengintegrasikan pengumpulan
sampah dengan pengukuran level tong sampah
dengan penentuan rute transportasi truk
sampahnya (Roy dkk., 2022). Dengan sistem ini,
maka sensor akan mengirimkan sinyal ketika tong
sampah telah terisi penuh. Sinyal ini akan
dikirimkan ke central monitoring system (CMS)
dan kemudian CMS akan mengirimkan truk
pengangkut yang tepat untuk kemudian
mengambil sampah-sampah yang telah penuh.
Metode yang hampir sama juga telah
dilakukan oleh Abuga dan Raghava (Abuga dan
Raghava, 2021) yang telah mengembangkan tong
sampah cerdas dan dapat dimonitor secara real
time (Abuga dan Raghava, 2021). Logika fuzzy
telah digunakan dalam penelitian ini dengan
penempatan 25 tong sampah yang akan selalu
dimonitor level sampahnya. Namun demikian,
metode ini membutuhkan biaya yang mahal dan
menyedot anggaran pemerintah yang tidak
sedikit.
KESIMPULAN
Gasifikasi merupakan teknologi untuk
mengonversikan bahan bakar padat atau biomassa
padat secara thermokimia dengan temperatur
menjadi bahan bakar gas mampu bakar. Sehingga
yang dicari yaitu syn-gas yang memiliki
komposisi gas mampu bakar yang tinggi dan
memiliki nilai kalor yang tinggi juga. Dari
beberapa penelitian biomassa yang di gasifikasi
menggunakan tipe downdraft tersebut maka di
dapat biomassa yang paling mudah tergasifikasi
yaitu gabungan antara daun kelapa sawit / oil
palm frond (OPF) dan cangkang inti sawit / palm
kernel shell (PKS) dengan perbandingan 20/80.
Dengan perbandingan komposisi tersebut dapat
menghasilkan syn-gas dengan komposisi 21%
CO, 3% CH4, 17% H2. Untuk nilai kalornya
sebesar 5850 kJ/m
3
. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa jenis feedstock biomassa sangat
berpengaruh terhadap komposisi dan nilai kalor
syn-gas yang dihasilkan. Karena setiap jenis
biomassa menghasilkan karakteristik syn-gas
yang berbeda-beda. Untuk pengelolaan feedstock
biomassa dan sampah, penggunaan IoT menjadi
sangat krusial untuk ketersediaan feedstock di
lokasi dan pilihan transportasi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Abuga, D., & Raghava, N. S. 2021. Real-time
smart garbage bin mechanism for solid
waste management in smart cities.
Sustainable Cities and Society ,
75(September), 103347.
https://doi.org/10.1016/j.scs.2021.103347
Basu, P. 2013. Biomass Gasification, Pyrolysis
and Torrefaction: Practical Design and
Theory. In Biomass Gasification, Pyrolysis
and Torrefaction: Practical Design and
Theory. https://doi.org/10.1016/C2011-0-
07564-6

Jurnal Al Ulum LPPM Universitas Al Washliyah Medan
Vol. 11 No. 2 Tahun 2023
P-ISSN 2338-5391 | E-ISSN 2655-9862
128

Dhyani, V., & Bhaskar, T. 2018. A
comprehensive review on the pyrolysis of
lignocellulosic biomass. Renewable Energy,
129, 695 –716.
https://doi.org/10.1016/j.renene.2017.04.03
5
Diaz, M., Ilminnafik, N., & Mulyono, T. 2014.
Sekam Padi Tipe Downdraft ( Effect of Air
Fuel Ratio ( AFR ) on the Syn-gas Quality
of Rice Husk Gasification Downdraft Type
). Jurnal Teknik Mesin, 9(1), 2–5.
Guan, G., Kaewpanha, M., Hao, X., & Abudula,
A. 2016. Catalytic steam reforming of
biomass tar: Prospects and challenges.
Renewable and Sustainable Energy
Reviews, 58, 450 –461.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2015.12.316
Hadi, S., & Darsopuspito, S. 2013. Pengaruh
Variasi Perbandingan Udara-Bahan Reaktor
Downdraft Dengan Suplai Biomass Serabut
Kelapa Secara Kontinyu. Teknik POMITS,
2(3), 3–6.
Herlambang, S., Rina, S., Santoso, P., & Sutiono,
H. T. 2017. Biomassa sebagai Sumber
Energi Masa Depan. Buku Ajar, 1–51.
Ma’arif, S., Sari, R. J., & Syamsiro, M. 2016.
Studi Kelayakan Ekonomi Pembangunan
PLTD Sistem Dual Fuel dengan Gasifikasi
Sekam Padi Kapasitas 50 kVA. Jurnal
Mekanika dan Sistem Termal, 1(1), 26–31.
Moni, M. N. Z., Sulaiman, S. A., & Baheta, A. T.
2018. Downdraft Co-gasification of Oil
Palm Frond with Other Oil Palm Residues:
Effects of Blending Ratio. MATEC Web of
Conferences, 225.
https://doi.org/10.1051/matecconf/2018225
06018
Najib, L., & Darsopuspito, S. 2012. Karakterisasi
Proses Gasifikasi Biomassa Tempurung
Kelapa Sistem Downdraft Kontinyu dengan
Variasi Perbandingan Udara-Bahan Bakar
(AFR) dan Ukuran Biomassa. Jurnal Teknik
ITS, 1(1), 12–15.
Nizar. 2018. Teknologi Termal WtE Berbasis
Gasifikasi. Modul Teknologi WtE, 1(1), 1–
38.
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/upl
oads/edok/2019/04/fd235_1._Modul_Kebij
akan.pdf
Nur, M. S., A., K., & Saputro, S. 2016. Gasifikasi
Limbah Biomassa. 15(2), 1–23.
Pambudi, N. A., Laukkanen, T., Syamsiro, M., &
Gandidi, I. M. 2017. Simulation of Jatropha
curcas shell in gasifier for synthesis gas and
hydrogen production. Journal of the Energy
Institute, 90(5), 672 –679.
https://doi.org/10.1016/j.joei.2016.07.010
Ramos, A., Monteiro, E., Silva, V., & Rouboa, A.
2018. Co-gasification and recent
developments on waste -to-energy
conversion: A review. Renewable and
Sustainable Energy Reviews, 81(June
2016), 380 –398.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2017.07.025
Rivas, A. M. C. J. 2012. The effect of biomass,
operating conditions, and gasifier design on
the performance of an updraft biomass
gasifier. BioResources, 10(2), 3615–3624.
https://doi.org/10.15376/biores.10.2.3615-
3624
Roy, A., Manna, A., Kim, J., & Moon, I. 2022.
IoT-based smart bin allocation and vehicle
routing in solid waste management: A case
study in South Korea. Computers and
Industrial Engineering, 171(July), 108457.
https://doi.org/10.1016/j.cie.2022.108457
Ruiz, J. A., Juárez, M. C., Morales, M. P., Muñoz,
P., & Mendívil, M. A. 2013. Biomass
gasification for electricity generation:
Review of current technology barriers.
Renewable and Sustainable Energy
Reviews, 18, 174 –183.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2012.10.021
Sansaniwal, S. K., Pal, K., Rosen, M. A., & Tyagi,
S. K. 2017. Recent advances in the
development of biomass gasification
technology: A comprehensive review.
Renewable and Sustainable Energy
Reviews, 72(December 2015), 363–384.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2017.01.038
Sikarwar, V. S., Zhao, M., Clough, P., Yao, J.,
Zhong, X., Memon, M. Z., Shah, N.,

Jurnal Al Ulum LPPM Universitas Al Washliyah Medan
Vol. 11 No. 2 Tahun 2023
P-ISSN 2338-5391 | E-ISSN 2655-9862
129

Anthony, E. J., & Fennell, P. S. 2016. An
overview of advances in biomass
gasification. Energy and Environmental
Science, 9(10), 2939 –2977.
https://doi.org/10.1039/c6ee00935b
Situmorang, Y. A., Zhao, Z., Yoshida, A.,
Abudula, A., & Guan, G. 2020. Small-scale
biomass gasification systems for power
generation (<200 kW class): A review.
Renewable and Sustainable Energy
Reviews, 117(October 2019), 109486.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2019.109486
Syamsiro, M. 2016. Peningkatan Kualitas Bahan
Bakar Padat Biomassa Dengan Proses
Densifikasi Dan Torrefaksi. Jurnal
Mekanika dan Sistem Termal, 1(1), 7–13.
Widyawidura, W., Liestiono, M. R. P., Cahyono,
M. S., Prasetya, A., & Syamsiro, M. 2017.
Pengaruh Jenis Bahan terhadap Proses
Gasifikasi Sampah Organik Menggunakan
Updraft Fixed Bed Reactor. Jurnal Engine:
Energi, Manufaktur, dan Material, 1(2), 30.
https://doi.org/10.30588/jeemm.v1i2.258
Yuda Pratama, I. P. A., Winaya, I. N. S., &
Suryawan, I. G. P. A. 2020. Uji Reaktor
Gasifikasi Downdraft Biomassa Sampah
Kota. Jurnal METTEK, 5(2), 110.
https://doi.org/10.24843/mettek.2019.v05.i
02.p08