Kelola: Journal of Islamic Education Management
Oktober 2020, Vol.5, No.2 Hal 111 -124
P-ISSN : 2548 – 4052
E-ISSN : 2685 – 9939

©2020 Manajemen Pendidikan Islam. https://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/kelola
Volume 5, No.2, Oktober 2020
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN BERBASIS MANAJEMEN
SEKOLAH MODEL

1
Muhammad Hafid Fadillah,
2
Syamsu Sanusi,
3
Efendi P.
1
Pascasarjana IAIN Palopo ,
2
Institut Agama Islam Negeri Palopo,
3
Institut Agama Islam
Negeri Palopo,
E-mail:
1
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan berbasis
manajemen sekolah model dan menemukan faktor pendukung dan penghambat peningkatan
mutu pendidikan berbasis manajemen sekolah model. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui proses pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Peningkatan mutu pendidikan berbasis
sekolah model di SMP N 8 Palopo telah memenuhi delapan standar kriteria mutu dengan
mengacu pada lima data tahapan yakni analisis data mutu pengembangan sekolah model,
analisis akar masalah pengembangan sekolah model, rencana peningkatan mutu
pengembangan sekolah model, dan implementasi peningkatan mutu pengembangan sekolah
model. Faktor pendukung peningkatan mutu berbasis manajemen sekolah model yakni
kepemimpinan kepala sekolah, menciptakan kompetensi yang sehat bagi guru dan peserta
didik, dan pembinaan sekolah dalam peningkatkan mutu pendidikan. Adapun kendalanya
yakni lingkunagn sekolah, tenaga pendidik, mutu pendidikan dan padatnya waktu guru
dalam melaksanakan kegiatan sekolah.
Kata Kunci: Mutu Pendidikan, Manajemen Sekolah Model
Abstract
The research aims to know the improvement of education quality model school management
based and to find out the the supporting and inhibiting factor in improving education quality
model school management based. This research is qualitative research with descriptive
analysis. The data was collected by observation, interview, and documentation. Data was
analyzed through collecting data, data reducation, data display, and conclusion. The quality
improvement model school management based in SMP N 8 Palopo has fulfilled eight quality
standar by preferring five steps those are analyzing model school quality development data,
analyzing root problem of model school development, planning model school quality
development, and the imrpvement implementation of model school qualitydevelopment. The
supporting factors of model school management based improvement are the principal
leadership, creating well competention for teachers and students, and school guidance in
improving school quality. The inhabitation factors are school environment, teachers,
education quality and a number of teacher school activities.
Keywords: Education Quality, Model School Management

Pendahuluan
Pendidikan menjadi penentu serta jalan yang harus ditempuh demi
mencapai suatu tujuan bersama yaitu dengan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa akan ditentukan dari
pendidikannya karena pendidikan lahir sebagai suatu cabang ilmu yang

112 | Muhammad Hafid Fadillah, Syamsu Sanusi, Efendi P.
Kelola: Journal of Islamic Education Management
mampu merubah karakter peserta didik menjadi lebih baik. Pendidikan
merupakan suatu hal yang mesti ada dalam kehidupan way of life suatu jalan
hidup manusia atau life is education and education is life dalam arti
pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan.
1
Jadi dapat dipahami
bahwa pendidikan adalah proses perkembangan, kecakapan individu dalam
sikap dan perilaku bermasyarakat juga berproses pada hubungan sosial.
Seorang individu dapat dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang
terorganisir seperti rumah atau sekolah sehingga dapat mencapai tujuan
pada perkembangan pendidikan yang diyakini sebagai suatu alat media atau
wahana untuk dapat menanamkan nilai-nilai moral, ajaran keagamaan,
pembentukan kesadaran serta sebagai alat untuk meningkatkan taraf
ekonomi, mengurangi kemiskinan dan mampu mengangkat status sosial
individu serta dapat berkontribusi sebagai upaya untuk meningkatkan
kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Peningkatan mutu pendidikan berbasis
manajemen sekolah model adalah merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah sehingga masih sangat
perlu untuk didukung dengan adanya kemampuan manajerial kepala sekolah.
Kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer
sekolah dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar. Dengan
melakukan supervise kelas membina dan memberikan arahan yang positif
kepada setiap guru kepala sekolah juga harus melakukan tukar pikiran,
sumbang saran dan studi banding antara sekolah lain untuk lebih menyerap
kiat-kiat dari pengalaman positif bagi setiap kepemimpinan kepala sekolah
yang lain. Mengimplementasikan manajemen sekolah model secara efektif
dan efisien guru harus berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas.
Guru adalah orang yang berwewenang dan bertanggungjawab terhadap
pendidikan peserta didik baik secara individu ataupun klasikal.
Guru merupakan teladan dan panutan langsung bagi para peserta
didik di setiap kelas. Oleh karena itu setiap guru harus selalu siap dengan
segala kewajiban baik manajemen maupun menyiapkan segala isi materi
pembelajaran. Guru juga harus mengorganisasikan kelasnya dengan baik dan
benar, mengisi jadwal pengajaran, pembagian tugas peserta didik, menjaga
kebersihan lingkungan kelas, menjaga keindahan dan ketertiban kelas,
pengaturan tempat belajar bagi siswa serta penempatan alat-alat lain yang
dilakukan dengan sebaik-baiknya yang ada di sekolaht ersebut.
2

Prinsipnya sekolah model merupakan inti dari kegiatan pendidikan di
sekolah. Guru akan memiliki peran yang sangat besar disamping sebagai
fasilitator dalam pembelajaran, guru juga sebagai pembimbing dalam
mengarahkan bagi peserta didiknya menjadi manusia yang mempunyai
pengetahuan luas baik pengetahuan agama, kecerdasan, kecakapan hidup,
keterampilan, berbudi pekerti luhur dan memiliki keperibadian dalam
membangun dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya sehingga setiap

1
Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 37.
2
Syamsu S., StrategiPembelajaran: Tinjauan Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan
Praktisi Pendidikan, (Makassar: Penerbit Nas Media Pustaka 2017), h. 1.

Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Manajemen Sekolah Model|113
Volume 5, No.2, Oktober 2020
peserta didik akan memiliki rasa tanggungjawab yang besar dalam
membangun keahlian dan kreatifitas yang dimilikinya.
3
Dari penjelasan di
atas maka dapat dilihat bahwa mutu pendidikan setidaknya dipengaruhi oleh
beberapa faktor yakni kepala sekolah, guru, dan lingkungan sekolah dimana
ketiganya berjalan beriringan dalam membentuk sistem sehingga tercipta
sistem lingkungan sekolah yang mendorong terciptanya mutu pendidikan.
Mutu menurut bahasa merupakan suatu ukuran baik buruk suatu
benda, keadaan, kadar, taraf,derajat atau kepandaian, kecerdasan dan
sebagainya.
4
Secara istilah mutu adalah kualitas dalam memenuhi, melebihi
atauharapan bagi setiap pelanggan. Dengan demikian mutu merupakan
tingkat kualitas yang telah dapat memenuhi atau bahkan dapat melebihi dari
yang diharapkan. Undang-Undang dasar No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
5
Jadi mutu pendidikan adalah
kemampuan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kemampuan belajar
dengan optimal.
Abdul Hadis berpendapat bahwa salah satu tolak ukur pendidikan
bermutu dapat dilihat dari berbagai hubungan baik masukan, proses dan
keluaran. Perlu dilihat dari segi masukan mencakup tentang mutu peserta
didik, guru, dan kurikulum. Adapun prosesnya menyangkut tentang proses
belajar mengajar, penerapan teknologi, interaksi antara guru, peserta didik
dan staf administrasi stakeholder sekolah serta keluaran bagi lembaga
pendidikan merupakan hasil akhir dari setiap proses yang telah dilalui bagi
peserta didik untuk mencapai tujuan dalampendidikan.
6
Penjaminan mutu
pendidikan mengacu pada standar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Acuan utama adalah standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan
sebagai kriteria. Minimal harus dapat dipenuhi bagisetiapsatuan pendidikan
maupun dalam menyelenggarakanprogram pendidikan khususnya di
sekolah.
Adapun karakteristik acuan mutu pendidikan berdasarkan standar
nasional pendidikan yang dituangkan dalam peraturan pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 meliputi:
1. Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

3
Syamsu S., Strategi Pembelajaran: Upaya Mengefektifkan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, (Palopo: LPK STAIN Palopo, 2011), h. 22.
4
Peter Salim dkk, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Modern Press, 2002)h. 604.
5
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011) h. 1
6
Abdul Hadis dkk., Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 70-71.

114 | Muhammad Hafid Fadillah, Syamsu Sanusi, Efendi P.
Kelola: Journal of Islamic Education Management
2. Standar proses merupakan standar nasional pendidikan (SNP) yang
terkaid langsung atau tidak langsung dengan pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
3. Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan merupakan kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan. Standar kualifikasi pendidik disajikan dalam peraturan
menteri pendidikan nasional Nomor 16 Tahun 2007.
5. Standar sarana dan prasarana merupakan standar nasional pendidikan
(SNP) yang terkaid langsung atau tidak langsung dengan kriteria minimal
tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, tempat ruang guru, tempat bermain, tempat berkreasi serta
sumber belajar lain yang sangat diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran termasuk penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi
6. Standar pengelolaan merupakan standar nasional pendidikan (SNP) yang
terkaid langsung atau tidak langsung dengan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan atau kepenyelidikan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, baik ditingkat kabupaten atau kota, provinsi dan nasional agar
dapat mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan
pendidikan
7. Standar pembiayaan merupakan standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasional satuan pendidikan yang berlaku selama satu
tahun
8. Standar penilaian merupakan standar nasional pendidikan (SNP) yang
terkaid langsung atau tidak langsung dengan mekanisme, prosedur dan
instrumen penilaian dari hasil yang dicapai bagi setiap peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran.
7

Tahapan berbasis manajemen untuk mencapai sekolah model
merupakan salah satu upaya untuk dapat meningkatkan kualitas mutu
pendidikan. Dimana manajemen memiliki berbagai proses yang dapat
memberi kemudahan bagi setiap sekolah untuk tetap melakukan pengaturan
agar program sekolah dapat berjalan dengan baik sehingga program
pendidikan yang ada di sekolah dapat menjadi harapan khususnya dalam
menciptakan kualitas sumberdaya manusia sesuai dengan harapan yang
diinginkan. Adapun tahapan berbasis manajemen untuk mencapai sekolah
model dapat dilihat dari:
1. Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan
keputusan terkait dengan tindakan yangdilakukan pada waktu akan datang.
8

2. Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan
individu, alat tugas, tanggung jawab dan wewenang sehingga tercipta suatu

7
Sudarwan Danim, Otonomi Manajemen Sekolah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 62.
8
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Cet. II: Jakarta: Depatemen Agama RI,
2005), h. 20.

Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Manajemen Sekolah Model|115
Volume 5, No.2, Oktober 2020
organisasi atau lembaga pendidikan yang dapat digerakkan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
9

3. Pelaksanaan merupakan peranan bagi kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru maupun personal sekolah dalam melaksanakan tugas dengan
baik demi mencapai suatu tujuan.
10

4. Pengendalian merupakan cara lembaga mewujudkan kinerja dengan baik
sehingga dalam meningkatkan mutu dapat tercapai sesuai harapan visi, misi
dan tujuan pendidikan.
11

Sekolah model adalah sekolah yang mampu dan berkomitmen untuk
menerapkan sistem penjaminan mutu pendidikan. sekolahmodel merupakan
sekolah yang dapat menunjukkan terjadinya perubahan atau peningkatan
mutu secara berkelanjutan dan terukur setelah menerapkan penjaminan
mutu serta mampu mengimbaskan penerapan sistem penjaminan mutu
pendidikan kepada sekolah di sekitarnya untuk memiliki karakter budaya
mutu.
12
Inti dari sekolah model adalah sekolah yang dipilih dari sekolah yang
belum memenuhi standar nasional pendidikan untuk dibina oleh LPMP agar
dapat menerapkan penjaminan mutu pendidikan sebagai upaya untuk
memenuhi SNP.
Persyaratan untuk menjadi sekolah model menurut Agustan harus
mengacu pada delapan standar nasional pendidikan baik yang dilihat dari
sarana dan prasarana maupun sumber daya manusia. Jika sekolah telah
melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan maka kriteria untuk menuju
sekolah model dapat terlaksana sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Persyaratan tersebut akan lebih terarah dengan adanya program
manajemen. Baik yang dilihat dari proses perencanaan (planing),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengendalian
(controlling).
13

Penerapan model sebagai tujuan utama dalam meningkatkan mutu
pendidikan, dikembangkan dengan menempatkan sekolah sebagai lembaga
yang memiliki kewenangan dalam menerapkan kebijakan visi misi dan
tujuan sekolah yang efektif dan efisien sehingga dapat menjadi pendukung
terlaksananya proses kinerja sekolah atas dasar pengembangan kurikulum.
Berikut ada beberapa model berbasis manajemen sekolah yang dapat
menjadi pendukung diantaranya;
1. Model tujuan (goal model) digunakan dalam mengevaluasi kinerja
sekolah dengan mempelajari efektivitas sekolah dengan baik sehingga model
yang diterapkan dapat menjadi cara dalam mendapatkan tujuan yang
dinyatakan dengan jelas dan diterima secara umum untuk mengukur
efektivitas sekolah sehingga sekolah akan memiliki arah dan tujuan baik

9
Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 81.
10
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2010), h. 60.
11
Irham Fahmi, Manajemen, Teori, Kasus dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 84.
12
Agustan, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Palopo. Wawancara, tanggal 28 Januari
2019.
13
Agustan, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Palopo. Wawancara, tanggal 28 Januari
2019.

116 | Muhammad Hafid Fadillah, Syamsu Sanusi, Efendi P.
Kelola: Journal of Islamic Education Management
melaluiinput, proses dan outputsehingga dapat memiliki tujuan yang
berguna dalam menentukan hasil belajar mengajar serta dapat menentukan
hasil prestasi akademik bagi peserta didik.
2. Model sumberdaya masukan (resource input model) sekolah sangat
memerlukan adanya sumberdaya untuk mencapai tujuan yang sangat
penting yang dapat memberikan asumsi nilai dan sumberdaya input dan
output sekolah khususnya dalam menentukan mutu peserta didik, fasilitas
sumberdaya, serta adanya dukungan dari orangtua peserta didik.
3. Model proses (process model) sekolah dapat menjadi proses dalam
menentukan hasil belajar peserta didik sebagai tujuan dariperencanaan
sekolah, baik dalam proses manajemen maupun proses belajar
mengajar.Sekolah jugadapat memanfaatkan segala fasilitas sarana dan
prasarana yang ada untuk melatih setiap potensi peserta didik.
4. Model kepuasan (the satisfaction model) efektivitas sekolah dapat
menjadi salahsatu upaya dalam memenuhi setiap kebutuhan sebagai tujuan
sekolah yang efektif.Harapan yang diinginkan sekolah dalam meningkatkan
mutu pendidikandapat menjadi penentukeberhasilan sekolah yang didukung
dengan adanya kepemimpinan kepala sekolah, guru, peserta didik, orangtua
peserta didik maupun kelompok sosi al masyarakat khususnya
dalammenghadapi persaingan dan tantangan zaman yang selalu berubah-
ubah.
5. Model legitimasi (the legitimacy model) peranan masyarakat di
lingkungan sekolah dapat menjadibagian dalam membangun sumber daya
yang berkualitas sesuai harapan yang diinginkan.
6. Model efektif (the effective model) indikator keberhasilan sekolah akan
menjadi penentu dalam menghadapi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
sekolah sehingga bagi setiap guru dalam melakukan penilaian akan sangat
membantu bagi peserta didik dalam meningkatkan mutu sehingga sekolah
dapat menjadi salah satu tujuan kepala sekolah dan guru untuk melakukan
perbaikan kearah yang lebih baik.
14

7. Model pembelajaran (learning model) model pembelajaran merupakan
unsur strategi yang harus diterapkan guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Model pembelajaran sangat berkaitan dengan tingkat
pemahaman guru terhadap kondisi peserta didik di kelas. Dalam mengatasi
peluang dan tantangan internal sekolah keberhasilan proses pembelajaran
sangat berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengembangkan dan
menerapkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
Model pembelajaran dapat memberikan manfaat khususnya dalam
mengembangkan proses dan hasil yang optimal sehingga bagi setiap peserta
didik dalam memahami proses pembelajaran di sekolah dapat menjadi salah
satu prosesdalam meningkatkan mutu pendidikan dengan optimal.
15

8. Model manajemen mutu (the quality management model) indikator
keberhasilan mutu dapat dilihat dari proses pengelolaan manajemen yang
dilakukan baik bagi kepala sekolah, guru, peserta didik, orangtua peserta

14
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, h. 171-
172.
15
Syamsu S., Strategi Pembelajaran,h. 72.

Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Manajemen Sekolah Model|117
Volume 5, No.2, Oktober 2020
didik dan kelompok sosial masyarakat.Sekolah dapat diyakini sebagai alat
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Ada beberapa penelitian yang juga telah membahas tema yang
berkaitan dengan penelitian ini yakni penelitian yang dilakukan oleh Abd.
Muhaemin Yahya yang menujukkan bahwa kepala sekolah sebagai leader
perlu melakukan perbaikan serta pembinaan baik dari segi peningkatan
mutu guru serta warga sekolah untuk menyukseskan implementasi
manajemen berbasi sekolah. Kemudian strategi yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah yakni
peningkata kompetensi guru dan pegawai dan mengatasi keterbatasan
sarana dan prasarana.
16
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mega Febrilia
menyatakan bahwa implementasi manajemen berbasis sekolah dapat
berjalan secara maksimal dengan menggunakan lima langkah yakni
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
Kemudian faktor pendukung implementasi manajemen berbasis sekolah
yakni adanya kerjasama yang baik antara semua pihak yang ada disekolah
sedangkan faktor penghambat yakni kesulitan belajar peserta didik dan
kurangnya sarana dan prasarana yang belum memadai.
17

Fokus penelitian ini yakni 1) peningkatan mutu pendidikan berbasis
manajemen sekolah model di SMP Negeri 8 Palopo, dan 2) faktor pendukung,
dan faktor penghambat peningkatan mutu pendidikan berbasis manajemen
sekolah di SMP Negeri 8 Palopo.
Metode
Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan analisis deskriptif. Penelitian ini dilaksnakan untuk
menggambarkan kondisi SMP Negeri 8 Palopo. Strategi dapalm penelitian ini
mengarah pada peningkatan mutu pendidikan berbasis manajemen sekolah
model. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan sosiologis
dan psikologis. Subjek penelitian ini yakni kepala sekolah, guru dan peserta
didik adapun objek penelitian yakni peningkatan mutu pendidikan berbasis
manajemen sekolah model di SMP Negeri 8 Palopo. Data dikumpulkan
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis melalui
proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.


16
Abd. Muhaemin Yahya, Strategi Kepala Sekolah dalam Mengimplementasikan
Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 2 Tombolo Pao Kabupaten Gowa, (Tesis Program
Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, 2014).
17
Mega Febrilia, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 3 Tanjung
Raja Kabupaten Lampung Utara, (Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Bandar
Lampung, 2017).

118 | Muhammad Hafid Fadillah, Syamsu Sanusi, Efendi P.
Kelola: Journal of Islamic Education Management
Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Manajemen Sekolah
Model di SMP Negeri 8 Palopo
Sekolah model di SMP Negeri 8 Palopo dapat menjadi tolak ukur yang
strategisdan sangat dibutuhkan dalam segala proses kegiatan yang
berlangsung di sekolah. Sekolah model adalah sekolah yang mampu dan
berkomitmen untuk menerapkan sistem penjaminan mutu pend idikan.
sekolah model merupakan sekolah yang dapat menunjukkan terjadinya
perubahan atau peningkatan mutu secara berkelanjutan dan terukur setelah
menerapkan penjaminan mutu serta mampu mengimbaskan penerapan
sistem penjaminan mutu pendidikan kepada sekolah di sekitarnya untuk
memiliki karakter budaya mutu. Ada lima data tahapan standar program
pelaksanaan pengembangan sekolah model di SMP Negeri 8 Palopo yaitu
Analisis data mutu pengembangan sekolah model, analisis akar masalah
pengembangan sekolah model, rencana peningkatan mutu pengembangan
sekolah model, implementasi peningkatan mutu pengembangan sekolah
model, dan rekomendasi akar masalah pengembangan sekolah model.
Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pengembangan sekolah
model akan memberikan kejelasan terhadap hasil yang didapatkan selama
proses kegiatan berlangsung. Adapun hasilnya dapat dilihat dari:
1. Sosialisasi SPMI dan penandatanganan pernyataan komitmen
pengembangan sekolah model. Pada kegiatan sosialisasi yang terlibat dalam
kegiatan sosialisasi mendapatkan beberapa penyampaian materi terkait
dengan pengembangan sekolah model dapat dilihat dari; 1) Dasar hukum
sistem penjaminan mutu internal (SPMI), 2) Latar belakang SPMI, 3) Sistem
penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah, 4) Terkait dengan SPMI,
5) Budaya mutu, 6) Sekolah model, 7) Tujuan dan hasil yang diharapkan atas
pengembangan sekolah model.
2. Pengisian evaluasi diri sekolah atau pemetaan mutu sekolah. Sebelum
menyusun rencana pemenuhan mutu sekolah, terlebih dahulu melakukan
pemetaan mutu sekolah dengan mengisi evaluasi diri sekolah.Tujuan dari
pengisian evaluasi diri sekolah ini adalah untuk mengetahui kondisi mutu
pendidikan berdasarkan delapan standar nasional pendidikan. Hasil
pemetaan mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Palopo dapat diuraikan rata-rata
pemetaan nilai keseluruhan mata pelajaran mutu pendidikan sebanyak 2,53
menuju standar nasional pendidikan dengan nilai 1 (satu) pada indikator
mutu pendidikan menjadi prioritas implementasi pemenuhan mutu.
3. Penyusunan rencana pemenuhan mutu sekolah. Disusun berdasarkan
pemetaan mutu internal sekolah. Mutu indikator dari delapan standar
nasional pendidikan dengan nilai 1 menuju standar nasional pendidikan
menjadi prioritas dalam implementasi pemenuhan mutu. Dalam rencana
peningkatan mutu sekolah, pihak sekolah menguraikan masalah dan
rekomendasi yang didapatkan pada setiap analisis data mutu pendidikan.
Dari beberapa masalah yang muncul akan dapat diatasi dengan
merencanakan program kegiatan yang esensial, efektif dan terjangkau.
4. Penyusunan implementasi peningkatan mutu internal. Implementasi
peningkatan mutu internal berisi uraian program, kegiatan, penanggung

Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Manajemen Sekolah Model|119
Volume 5, No.2, Oktober 2020
jawab, pemangku kepentingan yang dilibatkan, serta waktu pelaksanaan
kegiatan pemenuhan mutu dari setiap delapan standar nasional pendidikan.
Ada pertimbangan khusus dalam memandang manajemen sekolah
model yaitu:
1. Memperkuat rujukan referensi nilai yang dianggap strategis dalam
relevansi pendidikan
2. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan
3. Memperkuat pedoman pada kemandirian dan kreativitas baik individu
dan kelembagaan serta
4. Memperkuat dan mempertinggi kebermaknaan fungsi kelembagaan
sekolah.
Menciptakan sebuah lembaga pendidikan bermutu sebagaimana yang
diharapkan masyarakat merupakan salah satu tanggung jawab bersama yang
harus dipertahankan oleh sekolah sehingga dalam mengimplementasikan
program berbasis manajemen sekolah model dapat sejalan dengan
pelaksanaan program pendidikan yang ada di sekolah. Secara garis besar
penerapan berbasis manajemen sekolah model dapat dilihat berdasarkan;
1. Peranan kepala sekolah dalam mengimplementasikan berbasis
manajemen sekolah model dapat menjadi penentu arah kebijakan sekolah
2. Bentuk penilaian yang dilakukan guru dalam meningkatkan proses
pembelajaran dapat memberikan kesiapan bagi peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas baik yang dilihat berdasarkan
penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap.
3. Penerapan berbasis manajemen sekolah model dapat menjadikan sistem
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien
4. Peserta didik diajarkan untuk tepat waktu dan disiplin dalam segala
aktivitas yang dilakukannya.
Faktor Pendukung dan Penghambat Peningkatan Mutu
Pendidikan di SMP Negeri 8 Palopo
1. Faktor pendukung
Sekolah memerlukan faktor pendukung sebagai pen guat dalam
mendukung peningkatan mutu pendidikan berbasis manajemen sekolah
model. Adapun faktor tersebut dapat dilihat berdasarkan:
a. Kepemimpinan kepala sekolah
Menurut Agustan kepala sekolah sebagai pemimpin jalannya proses
pendidikan di sekolah sangatlah dibutuhkan karena kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin benar-benar telah
banyak memberikan kontribusi dimana kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah menjadi salah satu harapan bersama demi
mewujudkan tujuan pendidikan kearah yang lebih baik. Dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pemimpin, kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda
yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga dapat tercipta adanya
situasi dalam proses belajar mengajar yang baik serta melaksanakan
tugasnya sebagai supervisi sehingga kemampuan pendidik dalam

120 | Muhammad Hafid Fadillah, Syamsu Sanusi, Efendi P.
Kelola: Journal of Islamic Education Management
membimbing pertumbuhan peserta didiknya dapat tercapai sesuai harapan
yang diinginkan.
b. Menciptakan kompetensi yang sehat bagi guru dan peserta didik
Menurut kepala sekolah menjaga kebersamaan yang baik antara guru
dan peserta didik akan memberikan peluang bagi guru untuk tetap
menjalankan peranannya sebagai tenaga pendidik, dimana tindakan guru
dalam menjalin hubungan sangatlah diharapkan agar dapat tercipta adanya
hubungan dan kerja sama baik di sekolah maupun dilingkungan tempat
tinggalnya. Harapan yang ingin diwujudkan kepala sekolah dengan adanya
kompetensi yang sehat bagi guru dan peserta didik kiranya dapat menjadi
solusi penting bagi guru dan peserta didik untuk terus menjaga hubungan
agar pendidikan di sekolah dapat berjalan sesuai harapan.
c. Pembinaan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
Menurut Murlina keterlibatan kepala sekolah dan guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan menjadi motivasi dan dorongan yang kuat.
Sehingga dalam menunjang tercapainya arah dan tujuan sekolah dapat
berjalan sesuai harapan. Kepala sekolah dalam memberikan petunjuk dan
arahan bagi setiap guru akan memberikan hasil yang maksimal. Dimana guru
dalam membangun komitmen juga akan tetap berusaha menciptakan
pembinaan sekolah kearah yang lebih baik agar sekolah dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
d. Pengadaan sarana dan prasarana sekolah menjadi pendukung dalam
meningkatkan mutu pendidikan
Menurut Marta sarana pendidikan merupakan peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang
tercapainya proses pendidikan di sekolah. baik yang dilihat dari gedung,
ruang kelas, meja kursi serta alat dan media yang dapat menjadi penunjang
proses pembelajaran di sekolah. Adanya kebutuhan fasilitas sarana dan
prasarana yang ada di sekolah akan menjadi penunjang serta dapat menjadi
pendukung bagi guru dan peserta didik untuk tetap berusaha dengan sebaik-
baiknya dalam mempertahankan mutu pendidikan kearah yang lebih baik.

2. Faktor penghambat
Faktor penghambat merupakan persoalan-persoalan yang menghambat
dalam peningkatan mutu pendidikan berbasis manajemen sekolah model.
Adapun faktor penghambat tersebut yaitu;
a. Lingkungan sekolah
Menurut Baharuddinlingkungan sangatlah memengaruhi baik
tidaknya keberhasilan pendidikan di sekolah. Situasi dan kondisi lingkungan
yang kurang baik, mengakibatkan kendala yang harus di perhatikan agar
program pendidikan dapat berjalan dengan baik. Langkah sekolah dalam
mengatasi lingkungan, harus tetap membangun partisipasi baik antara setiap
warga sekolah, pihak keamanan sekolah, maupun dalam membangun
hubungan partisipasi dari setiap masyarakat pada umumnya agar dapat
menjaga ketertiban dan keamanan sekolah sehingga dalam melaksanakan
kegiatan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik sesuai harapan
yang diinginkan.

Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Manajemen Sekolah Model|121
Volume 5, No.2, Oktober 2020
b. Tenaga pendidik
Menurut Ahmad guru merupakan pemeran utama jalannya proses
pendidikan di sekolah. Masalah tenaga pendidik menjadi perhatian yang
harus senantiasa dibagun agar program pendidikan di sekolah dapat berjalan
dengan baik sesuai harapan. Tenaga pendidik masih perlu untuk
ditingkatkan karena sangat erat hubungannya dan tidak dapat dipisahkan
dengan keberhasilan peserta didik.Oleh karena itu, guru merupakan salah
satu faktor penentu dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Karena guru memiliki peran dan tanggung jawab dalam membentuk karakter
peserta didiknya menjadi lebih baik.
Sebagai pemimpin kepala sekolah tentunya dengan melihat masalah
faktor yang menjadi kendala tenaga pendidik, maka tugas kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu guru dapat melakukan pembinaan melalui
beberapa tahapan diantaranya yaitu 1) Melakukan evaluasi terhadap semua
kegiatan guru yang ada di sekolah; 2) Melaksanakan kegiatan musyawarah
guru mata pelajaran; 3) Mengikutkan guru dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan; 4) Memberikan kesempatan kepada guru untuk melanjutkan
pendidikan.
c. Mutu pendidikan
Menurut Rahayu permasalahan mutu menjadi perhatian bagi setiap
sekolah utamanya. Dimana mutu memiliki peranan mendasar dalam
menciptakan kualitas pendidikan di sekolahsehingga menjadi masalah yang
sering dialami dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Oleh
karena itu, masalah mutu haruslah senantiasa merata agar
programpemetaan mutu internal, rencana pemenuhan mutu dan
implementasi pemenuhan mutu pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan
baik sesuai harapan.
d. Padatnya waktu guru dalam melaksanakan kegiatan sekolah.
Menurut Agustan padatnya waktu guru dalam melaksanakan kegiatan
sekolah mengakibatkan kendala dalam meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah karena LPMP pada saat melaksanakan program pendampingan
hanya ada beberapa guru yang paham terhadap program pengembangan
sekolah model. Padatnya waktu guru juga mengakibatkan kendala bagi
sekolah. Namun seiring dengan berjalannya program pendidikan di sekolah,
bagi setiap guru diwajibkan untuk meluangkan waktu dalam mengikuti
kegiatan sistem penjaminan mutu pendidikan agar dalam menerapkan
delapan standar yang menjadi pedoman guru serta dengan dibentuknya tim
penjaminan mutu internal akan memberikan peranan yang baik bagi sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan sesuai harapan yang diinginkan.
Kesimpulan
Peningkatan mutu pendidikan berbasis manajemen sekolah model
diSMP Negeri 8 palopo,telah memenuhi delapan standar kriteria mutu. Hasil
mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Palopo dapat diuraikan bahwa pemetaan
evaluasi diri sekolah (EDS)dari nilai keseluruhan mata pelajaran, mutu
pendidikan yang ada di sekolah sebanyak 2,53 menuju SNP dengan nilai 1

122 | Muhammad Hafid Fadillah, Syamsu Sanusi, Efendi P.
Kelola: Journal of Islamic Education Management
telah memenuhi indikator mutu pendidikan. Lima data tahapan standar
program pelaksanaan pengembangan sekolah model di SMP Negeri 8 Palopo
menjadi acuan delapan standar mutu pendidikan.Dapat dilihat berdasarkan;
a. Analisis data mutu pengembangan sekolah model b. Analisis akar masalah
pengembangan sekolah model c. Rencana peningkatan mutu pengembangan
sekolah model d. Implementasi peningkatan mutu pengembangan sekolah
model e. Rekomendasi akar masalah pengembangan sekolah model.
Faktor pendukung dan penghambat peningkatan mutu pendidikan
berbasis manajemen sekolah model di SMP Negeri 8 Palopo, pendidikan di
sekolah menjadi salah satu harapan untuk terus menciptakan kualitas
sumber daya manusia sesuai harapan. Dalam menghadapi permasalahan
yang ada di sekolah tentunya menjadi penunjang dalam mengatasi berbagai
permasalahan khususnya di lingkungan sekolah. Adapun faktor pendukung
tersebut dapat dilihat dari; a. Kepemimpinan kepala sekolah b. Menciptakan
kompetensi yang sehat bagi guru dan peserta didik c. Pembinaan sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan d. Pengadaan sarana dan prasarana
sekolah menjadi pendukung dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Melaksanakan program pendidikan di sekolah tentunya menjadi perhatian
serius dimanadengan melihat masalah faktor yang menjadi penghambat
dalam peningkatan mutu pendidikan menjadi salah satu kendala yang harus
diperhatikan sekolah diantaranya; a. Lingkungan sekolah b. Tenaga pendidik
c. Mutu pendidikan d. Padatnya waktu guru dalam melaksanakan kegiatan
sekolah.
Daftar Pustaka
Danim. Sudarwan, Otonomi Manajemen Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2010.
Fahmi. Irham, Manajemen, Teori, Kasus dan Solusi, Bandung: Alfabeta, 2014.
Febrilia. Mega, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 3
Tanjung Raja Kabupaten Lampung Utara, Tesis Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Bandar Lampung, 2017.
Hadis. Abdul Hadis et. al, Manajemen Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2010.
Hamalik. Oemar, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Mulyasa. E., Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. II: Jakarta: Depatemen Agama
RI, 2005.
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Sagala. Syaiful, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
Bandung: Alfabeta, 2010.
Sanusi. Syamsu, Strategi Pembelajaran: Tinjauan Teoritis Praktis Bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, Makassar: Penerbit Nas Media
Pustaka 2017.
Sanusi. Syamsu, Strategi Pembelajaran: Upaya Mengefektifkan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, Palopo: LPK STAIN Palopo, 2011.

Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Manajemen Sekolah Model|123
Volume 5, No.2, Oktober 2020
Salim. Peter Salim et. al, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Modern Press,
2002.
Tirtarahardja. Umar dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Yahya. Abd. Muhaemin, Strategi Kepala Sekolah dalam Mengimplementasikan
Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 2 Tombolo Pao Kabupaten
Gowa, Tesis Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar, 2014.

124 | Muhammad Hafid Fadillah, Syamsu Sanusi, Efendi P.
Kelola: Journal of Islamic Education Management

















HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN