Jurnal Ventilator: Jurnal riset ilmu kesehatan dan Keperawatan
Vol.2, No.1 Maret 2024
e-ISSN: 2986-7088; p-ISSN: 2986-786X, Hal 248-259
DOI: https://doi.org/10.59680/ventilator.v2i1.999

Received Februari 29,2024; Accepted Maret 09, 2024; Published Maret 31, 2024
* Srivani Nur Ismillah ,[email protected]




Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA) Di RSUD Sekarwangi


Srivani Nur Ismillah
S1 Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Hendri Hadiyanto
S1 Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Arfatul Makiyah
S1 Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi


Alamat: Jl. R. Syamsudin, S.H No. 50, Cikole, Kec.Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43113
Korespondensi penulis: [email protected]
*


Abstract.Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) are chronic
infectious diseases. HIV/AIDS not only causes physical problems, but can also affect an individual's social and
psychological problems. Stigma and discrimination are social problems that exist in the environment around
people living with HIV/AIDS (PLWHA), so they cause a decrease in the quality of life for HIV/AIDS sufferers.
The existence of social support from the surrounding environment in the form of emotional support allows PLWHA
to improve their health status so as to achieve a better quality of life. This research aims to determine the
relationship between social support and the quality of life of people living with HIV/AIDS (PLWHA) at
Sekarwangi Regional Hospital. This research uses a correlational descriptive quantitative method with a cross-
sectional approach. Using a questionnaire with accidental sampling data collection techniques with a total of 72
respondents. Results: Based on the results of the analysis using the Chi square statistical test, it was found that
p=0.000 < α=0.05, Ha was accepted, which means there is a relationship between social support and the quality
of life of people with HIV/AIDS (PLWHA) at the Sekarwangi Regional General Hospital. The research conclusion
is that there is a significant relationship between social support and the quality of life of people living with
HIV/AIDS (PLWHA) at Sekarwangi Regional Hospital.

Keywords: Social support, Quality of life, PLWHA.

Abstrak.Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
merupakan penyakit menular yang bersifat kronis. HIV/AIDS tidak hanya menimbulkan masalah pada fisik saja,
namun juga dapat berpengaruh pada permasalahan sosial dan psikologis seorang individu. Stigma dan
diskriminasi merupakan masalah sosial yang terdapat di lingkungan sekitar Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA),
sehingga hal tersebut menjadi penyebab menurunnya kualitas hidup pada penderita HIV/AIDS. Adanya dukungan
sosial dari lingkungan sekitar berupa dukungan emosional menjadikan ODHA dapat meningkatkan derajat
kesehatan sehingga mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
dukungan sosial dengan kualitas hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUD Sekarwangi. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif deskriptif korelasional dengan jenis pendekatan cross-sectional. Menggunakan
kuisioner dengan teknik pengumpulan data accidental sampling dengan jumlah 72 responden. Hasil : Berdasarkan
hasil analisa dengan menggunakan uji statistic Chi square didapatkan p=0,000 < α=0,05 maka Ha di terima, yang
berarti ada hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Sakit
Umum Daerah Sekarwangi. Kesimpulan penelitian adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan
sosial dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Di RSUD Sekarwangi.

Kata kunci: Dukungan sosial, kualitas hidup, ODHA.

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Di RSUD Sekarwangi
249 VENTILATOR - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2024


LATAR BELAKANG
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu suatu
sindrom defisiensi imun yang diperoleh dan dapat disebabkan oleh HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang merusak sel-sel penting sistem kekebalan tubuh yaitu CD4+
(limfosit T-helper). Menurut WHO (2022) epidemi HIV/AIDS terus meluas dengan cepat
dengan infeksi terbaru mencapai 15.000 setiap harinya. Diperkirakan pada tahun 2021 terdapat
38,4 juta orang yang mengidap HIV/AIDS, termasuk 1,3 juta infeksi baru dan 630.000
kematian terkait AIDS pada tahun 2022 (Nikolay Doychinov, 2023). Sepanjang tahun 2022
berdasarkan data Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yang diterbitkan oleh Badan Narkotika
Nasional (BNN) dalam halaman web databoks.com jumlah kasus AIDS mencapai 9.901 kasus
di Indonesia sepanjang tahun 2022 (Cindy Mutia Annur, 2023). Laporan terbanyak jumlah
kasus HIV/AIDS yaitu dari provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua, Bali,
Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Banten, dan Sumatera Utara.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan laporan jumlah kasus terbanyak di
Indonesia termasuk di wilayah Kabupaten Sukabumi. Di Kabupaten Sukabumi terhitung dari
tahun 2024 silam sampai dengan sekarang tercatat ada sekitar 1.085 warga Kabupaten
Sukabumi yang positif HIV/AIDS. (Handi Salam, 2022). RSUD Sekarwangi merupakan rumah
sakit tempat rujukan obat antiretroviral (ARV) bagi pasien HIV/AIDS.
Rumah Sakit ini termasuk salah satu Rumah Sakit besar di Kabupaten Sukabumi selain
RS Jampang Kulon, RS Palabuhanratu, dan Rumah Sakit lainnya yang berada di Kabupaten
Sukabumi. Menurut data RSUD Sekarwangi tepatnya di ruangan Poliklinik Melati yaitu klinik
tempat berobat dan pengambilan obat ARV kumulatif pasien HIV/AIDS yang menjalani rawat
jalan di Poliklinik Melati RSUD Sekarwangi pada tahun 2022 sampai bulan September 2023
sebanyak 409 kasus yang tersebar di kabupaten dan kota Sukabumi. Dari kumulatif 409 kasus
HIV/AIDS di Poliklinik Melati Rumah Sakit RSUD Sekarwangi, jumlah ODHA yang
menjalani terapi ARV sampai bulan September 2023 sebanyak 239 orang, jumlah ini
merupakan jumlah kasus yang tersebar di kabupaten Sukabumi (sebanyak 47 kecamatan) dan
kota Sukabumi serta luar Sukabumi, ODHA yang meninggal tercatat ada 53 orang, sebanyak
90 orang mengalami Loss To Follow Up (LFU) dimana LFU ini merupakan status ODHA yang
menghentikan ARV dan tidak diketahui keberadaannya. Jumlah ODHA terus bertambah
hingga bulan Januari 2024 menjadi 251 orang yang memiliki usia lebih dari 15 tahun yang
terdiri dari 181 laki-laki dan 70 perempuan. Menurut petugas VCT/CST RSUD Sekarwangi,
faktor ODHA yang LFU ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya ekonomi, jarak yang
jauh, merasa dirinya sudah sehat, malu atau takut dilihat oleh orang yang mengenalinya, ingin

e-ISSN: 2986-7088; p-ISSN: 2986-786X, Hal 248-259

menyebarkan kepada orang lain, rujuk keluar, serta meninggal. Beberapa permasalahan
tersebut dapat mempengaruhi peningkatan kualitas hidup ODHA. Oleh karena itu, dukungan
sosial diperlukan untuk mendukung atau membantu ODHA dalam mengakses layanan
kesehatan yang tersedia (Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi, 2023).
Dukungan sosial dapat didefinisikan juga sebagai suatu perhatian, kenyamanan,
penghargaan ataupun bantuan yang dirasakan oleh seorang individu dari individu lain atau
kelompok lain. Dukungan sosial yang terbentuk akan membuat seorang individu merasa
dicintai, dihargai serta merasa dirinya diakui dan diterima oleh masyarakat sehingga bisa
memicu kualitas hidup yang jauh lebih baik (Munaing & Justika, 2020). Kualitas hidup bersifat
multidimensi yang berarti lebih dari satu sisi/bagian dilihat dan dianalisis yang meliputi
kesejahteraan emosional, status kesehatan fisik, hubungan sosial serta hubungan dengan
lingkungan sekitar. Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang mencerminkan rasa sejahtera,
termasuk juga aspek kebahagiaan dan kepuasan hidup secara umum. Meskipun kesehatan
merupakan aspek penting dari kualitas hidup secara keseluruhan, ada aspek lain seperti
sekolah, lingkungan, dan pekerjaan (Silfiyani, 2020).
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi.

KAJIAN TEORITIS
HIV/AIDS
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus RNA yang secara khusus
menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan AIDS. Proses HIV dimulai dengan
menghancurkan sistem kekebalan tubuh secara bertahap, sehingga tubuh pengidapnya tidak
dapat melawan infeksi yang disebabkan oleh jamur, virus, bakteri atau virus. Meskipun
seseorang yang terinfeksi HIV tidak menunjukkan gejala penyakitnya, tetapi orang lain bisa
terkena virus yang ditularkan oleh mereka. Dalam beberapa kasus, HIV dapat berkembang
menjadi AIDS dalam waktu beberapa bulan hingga lima belas tahun. AIDS merupakan suatu
gejala penyakit yang terjadi akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
virus HIV. Dalam bahasa Indonesia, AIDS dapat diartikan sebagai Sindrom Cacat Kekebalan
Tubuh yang Didapat. Istilah ODHA digunakan untuk menyebut orang yang hidup dengan HIV
dan AIDS, sedangkan orang yang hidup dengan atau terkena ODHA sering disebut sebagai
OHIDHA, termasuk keluarga yang sehari-hari merawat ODHA (Agus Alamsyah et al., 2021).
Sejalan dengan itu menurut Lubis et al (2016) Penyakit HIV-AIDS, sebagai kondisi kronis dan

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Di RSUD Sekarwangi
251 VENTILATOR - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2024


progresif, memiliki dampak yang merata pada berbagai aspek kehidupan, termasuk fisik,
mental, sosial, dan spiritual.
Berikut merupakan stadium perkembangan virus HIV :
1. Stadium pertama (HIV)
2. Stadium kedua (Asimptomatik)
3. Stadium ketiga
4. Stadium keempat (AIDS)
Dukungan Sosial
Dukungan sosial adalah komponen sosial di luar individu yang dapat membantu
seseorang mengatasi stres yang disebabkan oleh konflik. Menurut Rook Smet (1994) dukungan
sosial merupakan salah satu fungsi diantara fungsi ikatan sosial. Jenis hubungan interpersonal
umum yang disebut ikatan sosial merupakan kebahagiaan emosional yang dapat dicapai
seseorang melalui hubungan dan ikatan mereka dengan orang lain. Setiap hal akan terasa lebih
mudah ketika seseorang dibantu oleh lingkungannya. Dukungan sosial yang fokus pada
hubungan interpersonal juga melindungi orang dari efek buruk stres. Individu yang menerima
dukungan sosial dapat merasa tenang, diperhatikan, dihormati, percaya diri, dan kompeten
(Alhafid & Nora, 2020). Sejalan dengan Maulita & Suratini (2022) bahwa adanya dukungan
sosial membuat individu yang terkena dampak merasa diakui, dicintai, dan merasa termasuk
dalam masyarakat, yang pada gilirannya mengurangi risiko diskriminasi dan berkontribusi
positif pada kesehatan mereka. Aspek-aspek dukungan sosial terdiri dari beberapa komponen,
yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan
penghrargaan dan dukungan kelompok bagian dari kelompok (Pangaribuan, 2020).
Kualitas Hidup
World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) mendefinisikan kualitas hidup
sebagai pendapat seseorang terhadap kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan
sistem nilai yang terkait dengan tujuan, harapan, nilai, dan perhatian. Kualitas Hidup
merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi oleh keadaan fisik, mental, tingkat
kemandirian serta kebebasan individu dan sosial dan lingkungan. Kualitas hidup adalah konsep
yang luas mencakup bagaimana individu mengukur kebaikan dari berbagai aspek kehidupan
mencakup reaksi emosional individu dalam peristiwa kehidupan, kepribadian, usia, kepuasan
dan hubungan profesional dan pribadi (Setiawan, 2022). Sejalan dengan pendapat tersebut
Diatmi & Fridari (2014) mendefinisikan kualitas hidup sebagai evaluasi personal seseorang
terhadap kepuasan atau ketidakpuasan dalam berbagai aspek kehidupan yang mereka alami.

e-ISSN: 2986-7088; p-ISSN: 2986-786X, Hal 248-259

Penting untuk mengidentifikasi kualitas hidup individu yang hidup dengan HIV/AIDS agar
kita dapat memahami bagaimana mereka menghadapi kehidupan mereka.
Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
 H0 : tidak ada hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di RSUD Sekarwangi
 Ha : ada hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di RSUD Sekarwangi

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain deskriptif
korelasional dengan jenis pendekatan cross-sectional. Desain penelitian korelasional
merupakan jenis metode penelitian non-eksperimental yang bertujuan untuk menjelaskan,
mengeksplorasi, mengukur, berspekulasi dan menguji dua variabel berdasarkan teori yang ada
tanpa campur tangan peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Orang Dengan HIV/AIDS
yang aktif berobat dan menjalani terapi ARV di Poliklinik Melati RSUD Sekarwangi dan
berumur ≥15 tahun sebanyak 251 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 72 sampel yang
dihitung dengan rumus slovin. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik non
probability sampling jenis accidental sampling.
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data tentang hubungan dukungan sosial
dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUD Sekarwangi dalam
penelitian ini menggunakan kuisioner yang terdiri dari 3 bagian pertama yaitu kuisioner
demografi yang digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai karakteristik dari
responden penelitian yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, penghasilan, lama terinfeksi. Skala yang digunakan adalah skala Likert untuk
dukungan sosial dan kualitas hidup. Berdasarkan hasil uji validitas pada kuisioner untuk
variabel dukungan sosial yang sudah di uji validitas dalam penelitian yang dilakukan
(Shafiyuddin, 2017) yang menunjukkan bahwa dari 24 item terdapat 6 item yang gugur dan
menyisakan 18 item valid dengan nilai (r) yang berada pada rentang 0,8673 sampai 0,8813
sehingga dapat dikatakan bahwa semua item dukungan sosial tersebut telah valid. Alat ukur
dukungan sosial dinyatakan reliabel dengan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,8792. Untuk
kuisioner kualitas hidup yang sudah di uji ketepatan nya sebagai alat ukur dalam penelitian
Kusuma (2011) yang dilakukan pada pasien di unit pelayanan rawat jalan Podiskus HIV/AIDS

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Di RSUD Sekarwangi
253 VENTILATOR - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2024


Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebanyak 30 pasien. Hasil dari uji validitas menunjukkan
dari 22 item dinyatakan bahwa terdapat dua item yang tidak valid dengan nilai korelasi validitas
< 0,3 (item 15 : variabel domain tingkat kemandirian dan item 2 : variabel domain fisik)
kemudian kedua item tersebut dihilangkan, Sehingga sebanyak 20 item dari keseluruhan item
dinyatakan valid dengan koefisien validitas ≥ 0,3 (r = 0,302 – 0,811). Alat ukur kualitas hidup
juga dinyatakan reliabel dengan dengan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,893.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis univariat dan
bivariat. Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakterisitik
variabel yang diteliti. Sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square tes
menggunakan program computer SPSS for Windows 20 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
Analisa ini digunakan untuk melihat adanya hubungan antar variabel independen terhadap
variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian ini memiliki jumlah subjek sebanyak 72 orang pasien dengan HIV/AIDS.
Setiap subjek telah mengisi kuesioner yang diberikan langsung oleh peneliti di Poliklinik
Melati RSUD Sekarwangi yang berisi skala Dukungan Sosial dan Kualitas Hidup. Penelitian
mulai dilakukan sejak tanggal 11 Januari 2023 hingga 13 Februari 2024. Setelah data
dikumpulkan, peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan program SPSS 20 for
windows.
1. Analisa Univariat
a) Karakteristik Responden
Tabel 1. Distrbusi Karakteristik responden di RSUD Sekarwangi
Karakteristik Responden F %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 51 70,8%
Perempuan 21 29,2%
Usia
15-25 tahun 18 25,0%
26-35 tahun 38 52,8%
36-50 tahun 16 22,2%
Pendidikan
SD 8 11,1%
SMP 10 13,9%
SMA 50 69,4%
Sarjana 4 5,6%
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 19 26,4%
Wiraswasta 30 41%
Buruh 12 16,7%
Lainnya 11 15,3%

e-ISSN: 2986-7088; p-ISSN: 2986-786X, Hal 248-259

Status Perkawinan
Kawin 29 40,35%
Belum Kawin 35 48,6%
Duda 4 5,6%
Janda 4 5,6%
Kelompok Dukungan
Ya 41 56,9%
Tidak 31 43,1%
Tinggal Bersama
Suami/Istri 33 45,8%
Orang Tua 26 36,1%
Sendiri 11 15,3%
Lainnya 2 2,8%
Jumlah Anak
Tidak Punya 45 62,5%
<2 orang 18 25,0%
2-3 orang 7 63,9%
4-5 orang 2 1,4%
Lama Terdiagnosa
2011-2016 7 9,7%
2016-2022 18 25,0%
2023 46 63,9%
2024 1 1,4%
Total 72 100

Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 72 responden dilihat dari
jenis kelamin mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 51 orang (70,8%). Dilihat
dari usia mayoritas responden berada di umur 25-35 tahun (52,8%). Dilihat dari tingkat
pendidikan mayoritas responden dengan tingkat Pendidikan SMA sebanyak 50 orang
(69,4%). Dilihat dari pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta
sebanyak 30 orang (41%). Dilihat dari status perkawianan mayoritas responden berstatus
belum kawin sebanyak 35 orang (48,6%). Dilihat dari kelompok dukungan mayoritas
responden mengikuti kelompok dukungan sebanyak 41 orang (56,9%). Dilihat dari
tinggal bersama mayoritas responden bertempat tinggal bersama suami/istri sebanyak 33
orang (45,8%). Selanjutnya dilihat dari jumlah anak mayoritas responden tidak memiliki
anak sebanyak 45 responden (62,5%). Sedangkan yang terakhir dilihat dari lama
terdiagnosa HIV/AIDS mayoritas responden terdiagnosa pada tahun 2023 sebanyak 46
orang (63,9%).
b) Variabel Penelitian
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial
Dukungan Sosial Jumlah (N) Presentase (%)
Buruk 20 27,8%
Baik 52 72,2%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dukungan sosial mayoritas
berada di kategori baik sebanyak 52 orang (72,2%).

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Di RSUD Sekarwangi
255 VENTILATOR - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2024


Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup
Kualitas Hidup Jumlah (N) Presentase (%)
Kurang Baik 18 25,0%
Baik 54 75,0%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa kualitas hdidup mayoritas berada
di kategori baik sebanyak 54 orang (75,0%).
2. Analisa Bivariat
Tabel 4. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang
Dengan HIV/AIDS Di RSUD Sekarwangi
Dukungan
Sosial
Kualitas Hidup Total P
Value Kurang Baik Baik
F % F % F %
0,000
Buruk 13 18,1%g 7 9,7% 20 27,8%
Baik 5 6,9% 47 65,3% 23 72,2%
Total 18 25,0% 54 75% 72 100%

Berdasarkan tabel 4.11 diatas menggambarkan bahwa dari jumlah 72 responden
menunjukkan data dukungan sosial kategori buruk dengan kualitas hidup kurang baik
sebanyak 13 responden dengan nilai persentase (18,1%), dukungan sosial kategori buruk
dengan kualitas hidup baik sebanyak 7 responden dengan nilai persentase (9,7%),
dukungan sosial dengan kategori baik dengan kualitas hidup kurang baik sebanyak 5
responden dengan nilai presentase (6,9%), dukungan sosial kategori baik dengan kualitas
hidup baik sebanyak 47 responden dengan nilai persentase (65,3%). Dari hasil uji-chi
square didapatkan P value : 0,000 < 0,05, maka dari data tersebut bisa disimpulkan ada
hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS Di RSUD
Sekarwangi.
Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Dukungan Sosial
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan distribusi frekuensi dukungan
sosial dengan kategori buruk sebanyak 20 responden dengan nilai presentase (27,8%)
dan kategori baik sebanyak 52 responden dengan nilai presentase (72,2%). Sejalan
dengan penelitian Erlina & Mixrova (2022) di Kabupaten Purbalingga, hasil penelitian
didapatkan sebagian dukungan sosial berada di kategori sedang sebanyak 22 responden
(48,9%) dan kategori tinggi sebanyak 14 responden (31,1%), sedangkan kategori
rendah dengan 9 responden saja (20%). Sedangkan penelitian Firman et al (2023)

e-ISSN: 2986-7088; p-ISSN: 2986-786X, Hal 248-259

menyatakan bahwa sebanyak 103 responden (77,4%) memiliki dukungan sosial tinggi
di Yayasan HIV/AIDS yang berada di kota Surabaya.
Dukungan sosial menjadi salah satu dari sekian banyak faktor yang penting
dalam meningkatkan kualitas hidup seorang penderita HIV/AIDS, menurut Munaing &
Justika (2020) Seseorang akan merasa lebih mampu menghadapi hidupnya dengan lebih
mudah jika mereka memiliki dukungan dari lingkungan sekitarnya. Dukungan sosial
yang rendah pada penderita HIV/AIDS dapat berakibat juga pada beberapa faktor yang
mana menurut Berhe et al (2022) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa satu dari
tiga individu yang berpartisipasi memiliki persepsi rendah terhadap dukungan sosial.
b. Kualitas Hidup
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan distribusi frekuensi kualitas
hidup dengan kategori kurang baik sebanyak 18 responden dengan nilai persentase
(25,0%), dan kategori baik sebanyak 54 responden dengan nilai persentase (75,0%).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novrianda et al (2018) bahwa sebagian
besar ODHA yaitu sebanyak 61 ODHA (57,5%) mempunyai kualitas hidup yang baik,
berdasarkan kuisioner yang berisi pernyataan dan disebarkan kepada responden
sebagian besar menjawab merasa puas terhadap istirahat tidurnya, sering merasa puas
dengan tenaga yang dimiliki untuk dapat beraktifitas, selalu merasa bahwa dirinya
berharga serta puas terhadap dukungan dari pelayanan kesehatan yang diterima.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Samloy (2014) sebagian besar menunjukkan hasil
sebanyak 28 responden (87,5%) mempunyai kualitas hidup yang juga baik.
Dalam penelitian Novrianda et al (2018) mengatakan bahwa untuk
meningkatkan kualitas hidup ODHA, penting bagi mereka untuk merasa aman di
lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini dapat dicapai dengan keluarga tidak
menghindari, mengasingkan, atau menolak keberadaannya, serta memberikan
dukungan berupa informasi, bantuan perilaku, atau materi sehingga ODHA merasa
diperhatikan, dihargai, dan dicintai.
2. Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil uji statistic dengan uji chi-square tentang hubungan dukungan
sosial dengan kualitas hidup pasien di RSUD Sekarwangi menunjukkan dari 72 responden
didapatkan nilai P value 0,000 < 0,05. Dengan demikian maka Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) di RSUD Sekarwangi. Sejalan dengan penelitian Sumiyati, dkk (2022)
di Yayasan Kebaya Yogyakarta, hasil penelitian didapatkan sebagian besar dukungan sosial

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Di RSUD Sekarwangi
257 VENTILATOR - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2024


baik yang berada di kategori tinggi sebanyak 37 responden (67%) menyatakan semakin baik
dukungan sosial maka semakin tinggi kualitas hidup pada penderita. Penelitian Mantali et
al (2019) bahwa seluruh ODHA memiliki kualitas hidup baik sebanyak 37 responden
(100%), sedangkan sebanyak 20 responden (71,4%) dukungan sosial ODHA di Puskesmas
Tikala Baru Kota Manado juga berada di kategori baik.
Ghoni et al (2019) mengatakan bahwa sering kali, orang yang hidup dengan
HIV/AIDS (ODHA) mengalami penurunan berat badan yang signifikan dan sering kali
merasa lemah hingga tidak mampu beraktivitas, karena dampak dari infeksi HIV.
Akibatnya, mereka mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan bahkan
mungkin tidak dapat bekerja lagi. Ketidakmampuan mereka dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari dan bekerja menunjukkan penurunan kualitas hidup. Selain tekanan yang
ditimbulkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh, ODHA juga sering
dihadapkan pada stigma dan diskriminasi.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terkait hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup
orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUD Sekarwangi, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut : gambaran dukungan sosial pada ODHA termasuk kedalam kategori baik yaitu 72,2%,
gambaran kualitas hidup pada ODHA termasuk dalam kategori baik yaitu 75,0%, dan hipotesis
Ha diterima dan Ho ditolak, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUD
Sekarwangi. Dimana dukungan sosial merupakan umpan balik dan respons yang diberikan oleh
individu lain yang menunjukkan kasih sayang, perhatian, penghargaan, serta keterlibatan
dalam hubungan komunikasi dan tanggung jawab yang bersifat saling menguntungkan.
Berdasarkan dari hasil penelitian Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang
Dengan HIV/AIDS Di RSUD Sekarwangi, menurut peneliti jika dukungan sosial baik maka
kualitas hidup ODHA juga semakin baik, jika dukungan sosialnya semakin rendah maka
kualitas hidup ODHA juga semakin buruk. Dukungan sosial perlu terus dilakukan untuk
meningkatkan semangat hidup ODHA dalam mencapai derajat kesehatan sehingga kualitas
hidup ODHA semakin baik.

e-ISSN: 2986-7088; p-ISSN: 2986-786X, Hal 248-259

Saran
Variabel confounding yang tidak diteliti dan hanya untuk menggambarkan karakteristik
responden serta variabel yang diteliti dalam penelitian ini hanya terdapat 2 variabel saja dengan
instrumen penelitian yang digunakan hanya kuisioner tentang dukungan sosial dan kualitas
hidup. Sehingga, peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menambah variabel-
variabel lainnya yang berhubungan dengan HIV/AIDS sehingga dapat memberikan gambaran
yang lebih luas. Variabel confounding juga dapat dibahas dan diteliti dengan instrument
penelitian yang tidak hanya kuisioner saja tetapi dapat melakukan wawancara dan observasi

DAFTAR REFERENSI
Agus Alamsyah, S. K. M., Ikhtiaruddin, S. K. M., Purba, C. V. G., & SKM, M. K. (2021).
MENGKAJI HIV/AIDS Dari Teoritik Hingga Praktik. Penerbit Adab.
Alhafid, A. F., & Nora, D. (2020). Kontribusi dukungan sosial orang tua dan peran teman
sebaya terhadap hasil belajar sosiologi siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Bengkulu
Selatan. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Pembelajaran, 1(4), 284–300.
Berhe, H., Godana, W., Sidamo, N. B., Birgoda, G. T., Gebresillasie, L., Hussen, S., &
Gebeyehu, S. (2022). Perceived Social Support and Associated Factors Among Adults
Living with HIV/AIDS Attending ART Clinic at Public Hospitals in Gamo Zone,
Southern Ethiopia 2021. HIV/AIDS - Research and Palliative Care, 14(March), 103–
117. https://doi.org/10.2147/HIV.S351324
Cindy Mutia Annur. (2023, July 10). Inilah Provinsi dengan Jumlah Pengidap AIDS Terbanyak
Nasional 2022. Diakses Pada Tanggal 13 Oktober 2023.
Https://Databoks.Katadata.Co.Id/.
Diatmi, K., & Fridari, I. (2014). Hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup pada
orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) Di Yayasan Spirit Paramacitta. Jurnal Psikologi
Udayana, 1(2), 353–362.
Erlina, E., & Mixrova, S. (2022). Hubungan Dukungan Sosial Dg Stigma Pada Orang Dengan
Hiv/Aids (Odha) Di Kabupaten Purbalingga. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 1(1), 202–
214. https://doi.org/10.55681/sentri.v1i1.222
Firman, Mukarromah, N., Purnamasari, I., Luthfi Adillah, M., & Grace Prasetiani, A. (2023).
Dukungan Sosial Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Orang dengan HIV/AID
Selama Masa Pandemi Covid -19. 4(2), 260 –269.
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ
Ghoni, A., Khotima, K., & Andayani, S. A. (2019). Hubungan Dukungan Sosial dan Spiritual
Penderita HIV/AIDS dengan Kualitas Hidup Penderita HIV/AIDS. Citra Delima :
Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung, 3(2), 118 –126.
https://doi.org/10.33862/citradelima.v3i2.87

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Di RSUD Sekarwangi
259 VENTILATOR - VOLUME 2, NO. 1, MARET 2024


Handi Salam. (2022, August 31). 1.085 Warga Kabupaten Sukabumi Positif HIV/AIDS, Begini
Kata KPA. Https://Radarsukabumi.Com/Berita-Utama/1-085-Warga-Kabupaten-
Sukabumi-Positif-Hiv-Aids-Begini-Kata-Kpa/.
Lubis, L., Sarumpaet, S. M., & Ismayadi, I. (2016). Hubungan stigma, depresi dan kelelahan
dengan kualitas hidup pasien HIV/AIDS di Klinik Veteran Medan. Idea Nursing
Journal, 7(1), 1–13.
Mantali, A., Kaunang, W. P. J., & Kalesaran, A. F. C. (2019). Hubungan Antara Dukungan
Sosial Dengan Kualitas Hidup Orang Dengan Hiv/Aids (Odha) Yang Berobat Di
Puskesmas Tikala Baru Kota Manado. Kesmas, 8(7), 214 –220.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/26595
Maulita, A. A., & Suratini, S. (2022). Hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup
penderita HIV/AIDS di Yogyakarta. THE JOURNAL OF Mother and Child Health
Concerns, 41–47.
Munaing, M., & Justika, J. (2020). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kualitas Hidup
ODHA di Kota Makassar KDS Saribattangku. Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi
Universitas Negeri Padang), 11(1), 80–89.
Nikolay Doychinov. (2023, July 13). Data on the zize of the HIV epidemic. WHO.
https://www-who-int.translate.goog/data/gho/data/themes/hiv-aids/data-on-the-size-
of-the-hiv-aids-epidemic?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
Novrianda, D., Nurdin, Y., & Ananda, G. (2018). Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup
Orang dengan HIV/AIDS di Lantera Minangkabau Support. Jurnal Ilmu Keperawatan
Medikal Bedah, 1(1), 26. https://doi.org/10.32584/jikmb.v1i1.96
Pangaribuan, J. C. (2020). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Pada
Mahasiswa Thailand Di Universitas Islam Riau. Universitas Islam Riau.
Samloy, K. (2014). HUBUNGAN DUKUNGAN SEBAYA DENGAN KUALITAS HIDUP
ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI PROVINSI MALUKU.
Setiawan, S. (2022). Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Rumah
pelayanan sosial lanjut usia Pucang Gading Semarang. Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
Silfiyani, L. D. (2020). LITERATURE REVIEW: HUBUNGAN CARING SPIRITUAL
DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HEMODIALISA.
Sumiyati, S., Hidayat, M. S., & Marwati, T. A. (2022). Hubungan Dukungan Sosial terhadap
Kualitas Hidup pada Orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Yayasan Kebaya Yogyakarta.
Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(3), 2310–2326.