GURUKU: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Vol. 1 No. 3 Agustus 2023
e-ISSN : 2987-8586, p-ISSN : 2987-8594, Hal 101-115
DOI: https://doi.org/10.59061/guruku.v1i3.224

Rece ived Me i 30, 2 023; Revi se d J uni 14, 2 023; A ccepted Juli 0 6, 20 23
*

Eneng Sumarni, [email protected]





Peran Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Pembentukan Pendidikan
Karakter Peserta Didik

Eneng Sumarni
Institut Madani Nusantara, Sukabumi, Jawa Barat
Email : [email protected]

Kun Nurachadijat
Institut Madani Nusantara, Sukabumi, Jawa Barat
Email : [email protected]


Abstrack. This study aims to describe the role of teacher personality competence on the
character of students at SDIT Adzkia 1 Sukabumi, Research methods using qualitative methods
of data collection techniques are carried out with interview, observation and documentation
techniques. Based on the data obtained, teacher personality competence greatly influences the
attitude of students both in behavior and speech both in the school environment and outside
the school. A good personality carried out by a teacher will provide a good example to students,
the teacher will be a figure who obeys all his wisdom, advice, speech and commands. The
personality competency of the teacher is expected to shape the character of students, so that
the implementation of learning can run well and teachers can transfer their knowledge and
can be accepted by students.

Keywords: Teacher Personality Competence, Student Character


Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang peran kompetensi
keperibadian guru terhadap karakter peserta didik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi, Metode
penelitian menggunakan metode kualitatif teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik
wawancara,obervasi dan dokumentasi. Berdasarkan data yang diperoleh, kompetensi
keperibadian guru sangat mempengaruhi terhadap sikap peserta didik baik dalam tingkah laku
maupun bertutur kata baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. keperibadian yang
baik yang dilakukan oleh seorang guru akan memberikan keteladanan yang baik kepada peserta
didik, guru akan menjadi sosok yang dipatuhi segala kebijaksanaanya, nasihat, ucapan dan
perintahnya. Komptensi keperibadian yang dimiliki guru diharapkan dapat membentuk
karakter peserta didik, sehingga pelaksaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan guru
dapat mentransferkan ilmunya dan dapat diterima oleh peserta didik.

Kata Kunci : Kompetensi keperibadian guru,karakter siswa

Peran K o mpet ensi Kepr iba di an Gur u Ter ha dap P embent uka n Pen didikan Karakter Pesert a Didik


102 GURUKU - VOLUME. 1 NO. 3 AGUSTUS 2023




PENDAHULUAN
Semua manusia yang hidup pasti membutuhkan Pendidikan, agar tujuan hidupnya
tercapai dan dapat menghilangkan kebodohan.
1
Pendidikan karakter merupakan aspek penting
dalam sistem pendidikan demi membentuk peserta didik yang berkualitas dan integritas, maka
dari itu guru sangat memiliki peranan yang sangat penting dalam hal ini, Guru akan tampil
sebagai sosok yang patut untuk ditaati segala nesehat, ucapan, dan perintahnya.
2
maka dari itu
guru perlu memiliki komptensi keperibadia yang baik.
Pembentukan pendidikan karakter tentu saja dengan pengajaran dan pelatihan melalui
proses pendidikan. Itulah yang bisa disebut sebagai pendidikan karakter, suatu usaha yang
ditujukan untuk membentuk dan mengarahkan karakter serta kedewasaan seseorang.Hal ini
sejalan dengan firman Allah swt.dalam QS. al-Syams/91:8 sebagai berikut:
ف
اَهٰىَوْقَتَو اَهَروُجُف اَهَمَهْلَأ

Terjemahnya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan danketakwaannya.
3

Dalam sebuah instansi pendidikan akan berhasil capaian pembelajaran dan
pembentukan karakter siswa,Tentunya hal ini harus dibarengi dengan peningkatan sumberdaya
manusia pengelola pendidikan itu sendiri. Maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan
tentunya tidak terlepas dari kepala sekolah yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan
profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah.
4
guru merupakan jabatan atau profesi
yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki keahlia untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.
5
guru
bukan hanya sebagai sumber informasi, tetapi guru juga sebagai teladan dan panutan bagi
siswa. Peran guru sangat signifikan dalam membentuk perilaku siswa.
Akhir-akhir ini, pendidikan karakter banyak diperbincangkan dalam beberapa media
elektronik dan sosial media. Bahkan tidak jarang kita mendengar dan menyaksikan secara
langsung kasus-kasus yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal kita.
6
Pembetukan

1
Eti Robiatul Adawiah et al., “Komparasi Penyelenggaraan Pembelajaran Sekolah Luar Biasa Di ( SLB-B )
Budi Nurani Dan Pendidikan Inklusif Di SMP Negeri 3 Pabuaran Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Disabilitas” 05, no. 04 (2023): 11234–45.
2
Novia Ayuningtyas, “Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik,”
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2016.
3
Kementerian Agama R. I., Al-Qur’an dan Terjemahanya(Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah, 2012), h. 283
4
Nina Nurjanah, Siti Qomariyah, and Kun Nurachadijat, “PENINGKATAN MUTU SEKOLAH ,” n.d., 43–68.
5
Jurnal Ilmu Pendidikan, “Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Untuk
Anak Usia Dini Rita Mariyana, M.Pd 1,” n.d., 1–18.
6
Devita Meli, Arten H. Mobonggi, and Alfian Erwinsyah, “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Terhadap Minat
Belajar Siswa,” Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 7, no. 1 (2019): 71–85,
https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i1.1117.

e-ISSN : 2987-8586, p-ISSN : 2987-8594, Hal 101-115

karakter melibatkan pengembangan sukap,nilai-nilai keterampilan sosial,dan emosional yang
membantu pesrta didik beintegritas tangguh dan bertanggung jawab. karakter bukan hanya
tindakan, tetapi hasil dan proses. Oleh karena itu,masyarakat semakin diharapkan untuk
menghargai kebebasannya, sehingga dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya, baik
dirinya sebagai pribadi maupun perkembangan dirinya dengan orang lain dan kehidupannya,
serta mempertanggung jawabkan terhadap Tuhannya
7
.
Guru adalah pendidik yang sangat bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta
didik. Hal ini disebabkan guru sebagai orang tua pengganti disekolah. Karena sebagai
pengganti orang tua, seorang guru mutlak harus memiliki kompetensi-kompetensi utama. Yaitu
kompetensi keperibadian, kompetensi pedagogik,kompetensi sosial dan kompetensi
profesional. maka kekuatan guru ada dalam kompetensi keperibadian yang akan membentuk
karakter peserta didik yang merupakan suatu keharusan yang logis, dan karakter sangat penting
dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar karena merupakan usia emas, dimana usia tersebut
sebagai benih tumbuh kembangnya menjadi peribadi yang dewasa yang akan menjadi penentu
kemajuan bangsa di masa depan. Maka dari itu guru harus dapat menyediakan lingkungan
belajar yang positif di kelas dan mengkomunikasikan subjek secara efektif selama kegiatan
pembelajaran.
8

Akibat dari masalah-masalah tersebut, penting bagi sistem pendidikan untuk
memeberikan perhatian yang lebih besar pada pengembangan kompetensi keperibadian
guru,dengan peningkatan kompetensi keperibadian guru diharapkan dapat membentuk karakter
peserta didik yang lebih efektif dan berkelanjutan.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif, metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat Postpositivisme,
diguanakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah(sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti sebagai intsrumen kunci, pemngambilan sampel atau sumber data dilakuakan
secara purposive dan snowball teknik pengumpulan dengan triangulasi , teknik analisis bersifat

7
Fery Farnian Syarif, “Pendidikan Karakter Siswa Ditinjau Dari Implementasi Pendidikan Agama Islam Di
SMK Genius Bandung” 1, no. 3 (2023).
8
Nia Ardianingsih and Kun Nurachadijat, “Peran Kompetensi Kepribadian Guru PAI Dalam Pembentukan
Karakter Religius Profil Pelajar Pancasila Di SMP Karang Arum Kecamatan Cilengkarang Kabupaten
Bandung” 3, no. 3 (2023).

Peran K o mpet ensi Kepr iba di an Gur u Ter ha dap P embent uka n Pen didikan Karakter Pesert a Didik


104 GURUKU - VOLUME. 1 NO. 3 AGUSTUS 2023




induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi.
9
Dengan teknik analisis data wawancara, dokumentasi dan observasi.

KERANGKA TEORITIS
A. Kompetensi Keperibadian Guru
1. Pengertian Kompetensi Keperibadian
Kompetensi secara istilah dapat diartikan sebagai kemampuan.
10
Menurut
Syaiful Sagala, kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap
(daya kalbu), dan ketrampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan.
11

Menurut Usman, kompetensi merupakan hal yang menggambarkan kualifikasi
dan kemampuan seorang, baik kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga berarti
sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak.
12

Dalam Undang Undang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, sehingga
dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor dengan sebaik-
baiknya.
13

Dengan demikian peneliti dapat menjadikan definisi operasional bahwa
kompetensi adalah keahlian atau kemampuan yang dimilki oleh seseorang
hubungannya dengan tugas profesinya.
Adapun keperibadian menurut para ahli, Witherington ialah seluruh tingkah
laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang tampak pada orang lain.
Kepribadian ini bukan hanya yang melekat pada diri seseorang, tetapi lebih merupakan
hasil daripada suatu pertumbuhan yang dalam suatu lingkungan kultural.
14
Syaiful
Bahri Djamarah mengemukakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan dari individu
yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Seluruh sikap dan perbuatan seseorang

9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Alfabeta, Bandung,
Cet.ke- 17, 2013, hlm. 15
10
Siti Suwadah Rimang, “Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna”, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 13.

11
yaiful Sagala, “Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan”, (Bandung: Alfabeta, 2008), h.
23.
12
Kunandar, “Guru Professional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 52.
13
Zainal Aqib, “Menjadi Guru Professional Berstandar Nasional”, (Bandung: Yrama Widya, 2009), h. 60
14
Siti Suwadah Rimang, “Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna”, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 37.

e-ISSN : 2987-8586, p-ISSN : 2987-8594, Hal 101-115

merupakan gambaran dari kepribadian dari yang bersangkutan asal dilakukan secara
sadar.
15

Zakiah daradjat menyebutkan bahwa kepribadian sesungguhnya adalah sesuatu
yang abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui
adalah penampilan atau bekasnya dalam kehidupan. Misalnya dalam tindakannya,
ucapan, caranya bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan atau
masalah, baik yang ringan atau yang berat.
16

Dari beberapa definisi keperibadian menurut para ahli maka peneliti dapat
menyimpulkan sebuah konsep dengan definisi operasional keperibadian bahwa
kemampuan keperibadian yang harus dimiliki seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya dapat mewujudkan kinerja dengan efektif.

2. Kompetensi Keperibadian Yang Harus Dimiliki Seorang Guru
Dalam undang-undang NO 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10
sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya,
17
guru harus memiliki keperibadian
yang Mantap, Stabil, Dewasa, Arif dan Bijaksana, Berwibawa, Berakhlak Mulia,
Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, Secara objektif mengevaluasi
kinerja sendiri, dan Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
Syaiful Sagala mengemukakan bahwa seorang guru harus mencerminkan
kepribadian (1) mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku; (2) dewasa yang berarti
mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru; (3) arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik,
sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak; (4) berwibawa yaitu prilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh
positif terhadap peserta didik; dan (5) memilki akhlak mulia dan memiliki prilaku
yang dapat diteladani peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan
suka menolong.
18


15
Syaiful Bahri Djamarah, “Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis
Psikologis”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 40.
16
Zakiah Daradjat, “Kepribadian Guru”, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), h. 9.
17
ina Sanjaya, “Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)”, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h. 279.
18
Syaiful Sagala, “Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan”, (Bandung: Alfabeta, 2008), h.
34

Peran K o mpet ensi Kepr iba di an Gur u Ter ha dap P embent uka n Pen didikan Karakter Pesert a Didik


106 GURUKU - VOLUME. 1 NO. 3 AGUSTUS 2023




Kebanyakan guru menyadari bahwa pendidikan adalah peroses pengabdian diri
pada Tuhan Yang Maha Esa, Negara dan umumnya bisa bermanfaat bagi seluruh
manusia. Maka guru di Indoneaia terpanggil untuk membuat karya yang dilandasi
kode etik, kode etik guru Indonesia merupakan landasan moral, pedoman sikap, dan
tingkah laku guru Indonesioa dalam melaksanakan profesinya.
Rumusan kode etik guru Indonesia setelah disempurnakan dalaM kongres
PGRI XVI tahun 1989 di Jakarta,
19
adalah sebagai berikut:
a. Guru berbakti membimbing peserta didik dalam membentuk manusia seutuhnya
yang berjiwa pancasila
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan
d. Guru menciptakan suasana sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar-mengajar,
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta rasa tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya,
g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial,
h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian, dan
i. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Kode etik guru harus menjadi sebuah tolak ukur dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh
guru, bersikap dan berbuat. Agar terus mengharumkan nama baiknya sebagai seorang guru ,
jika keluar dari koridor kode etik guru maka akan terjadi hal yang fatal dalam melaksanakan
tugasnya sebagi guru.




19
yaiful Sagala, “Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan”, (Bandung: Alfabeta, 2008), hh.
35-36.

e-ISSN : 2987-8586, p-ISSN : 2987-8594, Hal 101-115

B. Karakteris Siswa
1. Pengertian Karakter
Karakter memiliki banyak arti, tapi pada intinya menunjukkan kualitas kepribadian
seseorang. Karakter berarti sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain dalam watak atau tabiat. Manusia yang berkarakter adalah mempunyai
tabiat, kepribadian dan berwatak.
20

Menurut Kemendiknas (2010), karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian
seseorang yang berbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini
dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
21

Berapa definisi karakter menurut para ahli maka peneliti dapat menyimpulkan sebuah
konsep dengan definisi operasional karakter adalah keperibadian yang dimiliki seseorang
dalam kebaikan yang dapat dijadikan sebagai cara berfikir serta bertindak.

2. Upaya Pembentukan Karakter peseta didik
a. Metode Keteladanan
Metode keteladanan yaitu suatu metode pendidikan dengan cara memberikan contoh
yang baik kepada peserta didik, baik itu ucapan ataupun perbuatan.metode ini sudah
diterapkan sejak zaman Rasulullah dalam menyampaikan misi dakwahnya. Sesuai
dengan Firman Allah SWT tentang keteladanan yang ada dalam Qur’an Surat Al-Ahzab
:21
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah”
Ayat di atas merupakan dasar utama kewajiban menjadikan Rasulullah sebagai
teladan baik perktaan, perbuatan dan setiap keadaannya. Oleh karena itu, Allah
Subhanawata‟ala memerintahkan agar mencontoh kesabaran beliau, semangan dan
kehidupan beliau.
22

Para ahlin mengatakan dalam pembentukan karakter peserta didik yang paling
bagus adalah dengan metode meteladanan.


20
yafaruddin. 2012. (et al). Inovasi Pendidikan Suatu Analisis Terdahadap Kebijakan Baru Pendidikan
.Medan: Perdana Bublishing, h. 33
21
Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Pembangunan Karakter Bangsa Berperadaban.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 23
22
Tedi Ruhiat. 2013. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Bandung: Penerbit Jabal ., h. 401

Peran K o mpet ensi Kepr iba di an Gur u Ter ha dap P embent uka n Pen didikan Karakter Pesert a Didik


108 GURUKU - VOLUME. 1 NO. 3 AGUSTUS 2023




b. Metode Pembiasaan
Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan. Sedang kebiasaan ialah cara-
cara bertindak yang bersistent, uniform dan hampir- hampir otomatis (hampir tidak
disadari oleh pelakunya). Pembiasaan tersebut dapat dilakukan untuk membiasakan
kepada tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir. Pembiasaan ini bertujuan
untuk memepermudah melakukannya. Karena seseorang yang telah mempunyai
kebiasaan tertentu akan dapat melakukannya dengan mudah dan senang hati. Adapun
hadist yang bernaan dengan metode pembiasaan yaitu:
Dari Amru bin Syu‟aib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah Saw. berkata:
suruhlah anakmu mendirikan shalat ketika berumur 7 tahun dan pukullah mereka
karena meninggalkannya ketika ia berumur 10 tahun” (HR. Ahmad)
Hadist di atas menginformasikan beberapa hal yaitu (a) orang tua harus menyuruh
anak mendirikan shalat mulai berumur 7 tahun, (b) setelah berumur 10 tahun ternyata
anak meninggalkan shalat, maka orang tua boleh memukulnya.
23

Dalam metode pembiasaa inisiswa dituntut untuk melakukan pembiasaan baru
dengan secara terus menerus, baik kebiasaan yang baru maupun yang sudah
diterapakan sejak lama, penerapan metode pembiasaan ini tidak jauh dari kata
perintah, suri teladan dan pengalam khusus yang mengikutsertakan hukuman dan
imbalan.

c. Metode Memberi Nasehat
Memberikan nasehat dalah penjelasan kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan
menghindarkan orang yang dinasehati dari bahaya serta menunjukkannya ke jalan
yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat.
Dalam metode memberi nasehat ini pendidik mempunyai kesempatan yang luas
untuk mengarahkan peserta didik kepada berbagai kebaikan. Di antaranya dengan
menggunakan kisah-kisah qur‟ani, baik kisah para nabi maupun umat terdahulu yang
banyak mengandung pelajaran yang dapat dipetik.





23
Bukhari Umar. 2012 . Hadis Tarbawi. Jakarta: Imprint Bumi Aksara. h, 120

e-ISSN : 2987-8586, p-ISSN : 2987-8594, Hal 101-115

d. Metode Kisah
Metode kisah merupakan salah satu upaya untuk mendidik murid agar mengambil
pelajaran dari kejadian di masa lampau. Apabila kejadian tersebut baik, maka harus
diikutinya, sebaliknya apabila kejadian tersebut kejadian yang bertentangan dengan
agama Islam maka harus dihindari.
24

e. Metode Ganjaran (reward)
Secara etimologi, kata ganjaran berasal dari bahasa ganjar yang berarti memberi
hadiah atau upah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa ganjaran
adalah hadiah (sebagai pembalas jasa). Dalam bahasa Arab ganjaran diistilahkan
dengan kata tsawab, kata tSawab identik dengan ganjaran baik, seiring dengan hal itu,
makna yang dimaksud dengan kata tsawab dalam kaitannya dengan pendidikan Islam
adalah pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku anak didik.
f. Metode Hukuman (Punishmen)
Secara etimologi, hukuman berarti siksa dan sebagainya, yang dikenakan kepada
orang yang melanggar undang-undang dan sebagainya. Hukuman pada dasarnya
perlakuan tidak meyenangkan yang ditimpakan pada seseorang sebagai konsekuensi
atau perbuatan tidak baik yang telah dilakukannya. Bila dikaitkan dengan dunia
pendidikan, hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan
sengaja sehingga menimbulkan nestapa, dan dengan adanya nestapa itu anak menjadi
sadar akan perbuatannya dan berjanji dalam hatinya untuk tidak mengulanginya.
Adapun tujuan metode-metode ini adalah agar peserta didik dapat mempunyai
karakter baik atau akhlak yang baik.

3. Pendidikan Karakter
a. Sejarah Pendidikan Karaktr
Istilah karakter diapakai secara khusus dalam konteks pendidikan baru muncul
pada akhir abad-18 dan untuk pertama kalinya dicetuskan oleh pedadog Jerman
F.W.Foerster. Lahirnya pendidikan karakter bisa dikatakan sebagai sebuah usaha
usaha untuk menghidupkan kembali pedagogi spritual yang sempat hilang.
25


24
Salminawati. 2015. Filsafat Pendidikan Islam Membangun Konsep Islam yang Islami. Bandung:
Citapustaka Media Perintis, h. 181-183.
25
Masnur Muslich. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi
Aksara, h. 37

Peran K o mpet ensi Kepr iba di an Gur u Ter ha dap P embent uka n Pen didikan Karakter Pesert a Didik


110 GURUKU - VOLUME. 1 NO. 3 AGUSTUS 2023




Pendidikan merupakan proses yang paling bertanggung jawab dalam melahirkan
warga negara Indonesia yang memiliki karakter kuat sebagai modal dalam
membangun peradaban tinggi dan unggul. Karakter bangsa yang kuat merupakan
produk dari pendidikan yang bagus dan mengembangkan karakter. Ketika mayoritas
karakter kuat, positif, tamgguh peradaban yang tinggi dapat dibangun dengan baik dan
sukses. Sebaliknya, jika mayoritas karakter masyarakat karakter masyarakat adalah
negatif dan lemah maka mengakibatkan peradaban yang dibangun menjadi lemah.
26

Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan
mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak
berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain,
pendidikasn karakter yang baik (moral knowing), perasaan yang baik (moral feeling),
dan perilaku yang baik (moral action), sehingga terbentuk perwujudan kesatuan
perilaku dan sikap hidup peserta didik.
27


4. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter Bagi Peserta Didik
a. Mengembangkan potensi nurani peserta didik sebagai warga negara yang
memilki karakter
b. Mengembangkan kebiasaan peserta didik yang baik sesuai dengan nilai agama
dan budaya yang berlaku.
c. Menanamkan jiw kepemimpinan dan bertanggung jawab sebagai generasi
penerus bangsa
d. Mengembangkan peserta didik agar berjiwa kreatif , mandiri da berwawasan
global.
e. Menjadikan lingkungan sekolah yangaman, jujur dan rasa kebangsaan yang
penuh kekuatan.
28





26
Rohimah M. Noor. 2012. Pengembangan Karakter Anak Secara Efektif di Sekolah dan di Rumah.
Yogyakarta: PT Pustaka Insani Madani, h. 37-39
27
Tri Sukitman. 2015. Panduan Lengkap dan Aplikatif Bimbingan Konseling Berbasis Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Diva Press, h. 6
28
Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana, h. 18.

e-ISSN : 2987-8586, p-ISSN : 2987-8594, Hal 101-115

PEMBAHASAN
Penelitian ini menganalisis tentang kompetensi keperibadian guru terhadap
pembentukan karakter peseta didik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi, dengan dilakukan analisis
pengaruh yang ditimbulkan melalui wawancara, studi pustaka, dan observasi atau pengamatan.
Keperibadian guru ikut andil dalam pembentukan karakter peserta didik. Keperibadia guru
berperan dalam pembentukan karakter siswa dalam membangun sumberdaya manusia dan
mensejahtrakan masyarakat, yang akan membuat negara semakin maju.
Sebagai seorang guru kita harus menunjukan kebaikan mulai dari hal yang terkecil
karena guru merupakan sosok yang menjadi sorotan bagi setiap peserta didik, seperti halnya
kita harus selalu terlihat senang, berpakaian rapi, menyapa didalam maupun di luar sekolah
serta selalu datang tepat waktu, karena ketika hal itu tidak dilakukan maka peserta didik tidak
akan menyukai apalagi mendengarkan nasihat dan pengajaran dari seorang guru. Oleh karena
itu kita sebagai tenaga pendidik harus selalu berusaha menyenangkan peserta didik maka kita
akan mudah dicintai peseta didik dan mudah pula dalam mentransfer ilmu. Hal ini sangat perlu
dilakukan karena karakter peserta didik dapat terbentuk dengan pembiasaan dan menghindari
hal yang buruk.
Sesuai dengan hasil wawancara bahwadi SDIT Adzkia 1 Sukabumi dalam
pembelajaran menggunakan kurikulum 13, dan mulai menggunakan kulikulum merdeka
dalam setiap pelaksanaan pembelajaran tidak selalu dilaksanakan didalam kelas dengan alasam
agara peserta didik tidak jenuh, namu juga sering dilaksanakan diluar kelas seperti diarea
lingkungan sekolah , melakukan observasi ke tempat-tempat yang ada hubungannya dengan
tema mata peljaran saat itu, atau pergi ke pasar, dengan itu guru dapat menilai sikap anak,
seperti peserta didik bertutur kata kepada orang yang lebih tua, etika bertanya. Dari
pembelajaran ini guru dapat menerapkan pendidikan karakter untuk membentuk karakter anak
yang baik, yaitu karakter bermasyarakat.
Dan dari hasil observasi yang dilakukan peneliti untuk mengetahui pengaruh yang
ditimbulkan keperibadian guru, bagaimana sikap peserta didik saat mengikuti pembelajaran
dan disaat ada diluar jam pelajaran.
Pada pagi hari sebelum siswa datang masuk kelas guru sudah menyambut kedatangan
siswa di pintu masuk untuk menyapa peserta didik degan 5 S (salam,senyum,sapa,santun, dan
sopan ), sebagi upaya pembentukan karakter siswa dengan metode keteladanan, dimana siswa
dapat menyaksikan langsung bahwa gurunya harus datang tepat waktu, ramah, salam, santun,

Peran K o mpet ensi Kepr iba di an Gur u Ter ha dap P embent uka n Pen didikan Karakter Pesert a Didik


112 GURUKU - VOLUME. 1 NO. 3 AGUSTUS 2023




dan berpakaian rapi, itu akan menjadi sebuah teladan bagi setiap siswa, akan memotivasi siswa
datang tepat waktu dan selalu ramah dan santun.
Sebelum memulai pembelajaran setiap siwa melakukan apel di selasar kelas, dengan
menyanyikan lagu Indonesia raya, Mars Adzkia dan lainnya. serta pemeriksaan kebersihan dan
kerapihan seragam peserta didik. dengan upaya pembentukan karakter siswa melalui metode
Punnishmen dan reward. Selanjutnya siswa melakukan shalat duha bersama setiap hari sebagai
upaya pembentukan karakter siswa agar selalu taat beribadah, dengan metode pembentukan
karakter yaitu metode pembiasaan.
Sebelum memulai pembeljaran inti maka dilakukan CB(Caracter building) yaitu
penanaman nilai-nilai agama islam yang dilakukan sebagai benteng agama, sikap bagi setiap
peserta didik, guru juga memberikan apresisasi kepada siswa yang memberi pertanyaan singkat
dari pelajaran yang kemarin, ketika ada siswa menangis karena bertengkar dengan temannya
dikelas, guru menasihati dan mendamaaikan, ketika dalam kelas tidak kondusif saat sedang
melangsungkan pembelajaran maka guru semaksimal mungkin kembali menjadian suasana
kelas yang kondusif, sehingga ilmu yang ditransferkan dapat diterima dengan baik oleh peserta
didik.
Maka dapat disimpulkan guru yang memiliki keperibadian yang mantap stabil dan
dewasa lebih mampu mengendalikan siswa di dalam kelas serta dapat membuat siswa itu
mematuhi apa yang diperintah oleh guru. Dalam mendisiplinkan peserta didik harus dimulai
dengan pribadi guru yang disiplin, arif, dan berwibawa, kita tidak bisa berharap anak dapat
terbentuk karakter disiplin dari pribadi guru yang kurang disiplin, arif, dan berwibawa. Sudah
saatnya kita membina karakter disiplin anak dengan kepribadian guru yang disiplin, arif, dan
berwibawa. Dalam hal ini disiplin harus ditunjukkan untuk membantu peserta didik
menemukan diri ; mengatasi, mencegah, timbulnya masalah disiplin, dan berusaha
menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka
mentaati segala peraturan yang telah di tetapkan. Sebagai pembimbing, guru harus berupaya
untuk membimbing dan mengarahkan perilaku peserta didik ke arah yang positif, dan
menunjang pembelajaran. Sebagai contoh atau teladan, guru harus memperlihatkan perilaku
disiplin yang baik kepada peserta didik, karena bagaimana peserta didik akan berdisiplin jika
gurunya tidak menunjukkan sikap disiplin. Guru juga harus mengendalikan seluruh peserta
didik di sekolah.

e-ISSN : 2987-8586, p-ISSN : 2987-8594, Hal 101-115

PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan diatas didasarkan pada hasil kajian teoritis, observasi,
wawancara dan dokumentasi, kompetensi keperibadian guru sangat berpengaruh terhadap
pembentukan karakter siswa dan sikap siswa. Sehingga guru harus memiliki keperibadian
sesuai dengan kode etik guru agar menghasilkan karakter siswa yang baik. Akan sia-sia
berharap karakter anak berkembang dengan baik jika guru yang tidak mempunyai karakter baik
sama sekali.
Guru adalah pendidik yang sangat bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta
didik. Hal ini disebabkan guru sebagai orang tua pengganti disekolah. Karena sebagai
pengganti orang tua, seorang guru mutlak harus memiliki kompetensi-kompetensi utama. Yaitu
kompetensi keperibadian, kompetensi pedagogik,kompetensi sosial dan kompetensi
profesional. maka kekuatan guru ada dalam kompetensi keperibadian yang akan membentuk
karakter peserta didik yang merupakan suatu keharusan yang logis, dan karakter sangat penting
dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar karena merupakan usia emas, dimana usia tersebut
sebagai benih tumbuh kembangnya menjadi peribadi yang dewasa yang akan menjadi penentu
kemajuan bangsa di masa depan.
Pendidikan karakter dapat dikembangkan secara menyeluruh melalui transformasi
budaya dan kehidupan lingkungan sekolah. Peran guru sangat penting dalam hal ini. Upaya
menanamkan karakter pada anak sering mendapat kendala dari dalam diri guru itu sendiri, yaitu
rasa emosi yang terpendam. Tentunya ini menjadi ujian yang sangat berat. Untuk
menanggulangi kejadian yang tidak diinginkan akibat emosi guru. Guru harus mempunyai
kestabilan emosi. Walaupun tidak semua orang memiliki pengendalian emosi yang baik.
Sehingga dalam penanaman karakter kepada tentunya dikemas dengan sebuah pembelajaran
yang menarik agar anak dengan mudah menangkap setiap nilai yang diajarkan dan dapat
menerapkan pada kehidupan sehari-hari.

Peran K o mpet ensi Kepr iba di an Gur u Ter ha dap P embent uka n Pen didikan Karakter Pesert a Didik


114 GURUKU - VOLUME. 1 NO. 3 AGUSTUS 2023




DAFTAR PUSTAKA
Adawiah, E. R., Qomariyah, S., Handiyati, T., Mitra, S. N., & Sumarni, E. (2023). Komparasi
Penyelenggaraan Pembelajaran Sekolah Luar Biasa di (SLB-B) Budi Nurani Dan
Pendidikan Inklusif di SMP Negeri 3 Pabuaran dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Disabilitas. Journal on Education, 5(4), 11234-11245.
Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Pembangunan Karakter Bangsa
Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bukhari Umar. 2012 . Hadis Tarbawi. Jakarta: Imprint Bumi Aksara.
Devita Meli, Arten H. Mobonggi, and Alfian Erwinsyah, “Pengaruh Kompetensi Pedagogik
Terhadap Minat Belajar Siswa,” Tadbir: JurnalManajemen Pendidikan Islam 7, no. 1
(2019): 71–85, https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i1.1117
Fery Farnian Syarif, “Pendidikan Karakter Siswa Ditinjau Dari Implementasi Pendidikan
Agama Islam Di us Bandung” 1, no. 3 (2023). SMK Geni
Ina Sanjaya, “Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010)
Kementerian Agama R. I., Al-Qur’an dan Terjemahanya(Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah,
2012
Kunandar, “Guru Professional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses Dalam Sertifikasi Guru”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)
Masnur Muslich. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.
Jakarta: Bumi Aksara
Rohimah M. Noor. 2012. Pengembangan Karakter Anak Secara Efektif di Sekolah dan di
Rumah. Yogyakarta: PT Pustaka Insani Madani
Salminawati. 2015. Filsafat Pendidikan Islam Membangun Konsep Islam yang Islami.
Bandung: Citapustaka Media Perintis
Syaiful BAhri Djamarah, “Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan
Teoritis Psikologis”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005
Syaiful Sagala, “Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan”, (Bandung:
Alfabeta, 2008)
Siti Suwadah Rimang, “Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna”, (Bandung: Alfabeta,
2011
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
Alfabeta, Bandung, Cet.ke- 17, 2013
Tedi Ruhiat. 2013. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Bandung: Penerbit Jabal
yaiful Sagala, “Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan”,
(Bandung: Alfabeta, 2008)
Tri Sukitman. 2015. Panduan Lengkap dan Aplikatif Bimbingan Konseling Berbasis
Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Diva Press

e-ISSN : 2987-8586, p-ISSN : 2987-8594, Hal 101-115

yafaruddin. 2012. (et al). Inovasi Pendidikan Suatu Analisis Terdahadap Kebijakan Baru
Pendidikan .Medan: Perdana Bublishing
Zainal Aqib, “Menjadi Guru Professional Berstandar Nasional”, (Bandung: Yrama Widya,
2009),
Zakiah Daradjat, “Kepribadian Guru”, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005
Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana