Prosiding SNST ke-3 Tahun 2012
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang F.47
ANALISIS KEANDALAN SISTEM MEKANIK
CONTROLLABLE PITCH PROPELLER DENGAN PENDEKATAN
KEGAGALAN KEAUSAN

Gutomo*
1)
, Susilo Adi Widyanto
2)
, Ismoyo Haryanto
2)
1)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof.H. Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS, Semarang 50275
2)
Program Studi Magister Teknik Mesin, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof. H. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
*) Email: [email protected]

Abstrak
Perancangan komponen mesin merupakan proses yang menghasilkan bentuk geometrik,
ukuran komponen secara lengkap, jenis bahan komponen, beban yang bekerja, dan kondisi
lingkungan tempat komponen akan bekerja. Hasil perancangan tersebut diharapkan komponen
dapat bekerja dengan aman, namun dalam prakteknya kadang kala ada komponen yang
mengalami kerusakan atau kegagalan (failure). Untuk itu dilakukan analisis kegagalan
(failure analysis) untuk mengetahui keandalan suatu produk. Sasaran utama analisis
keandalan adalah untuk mengidentifikasi atau meramalkan perilaku kegagalan sebuah produk
sedini mungkin. Tulisan ini meneliti kegagalan produk pena engkol pada sistem mekanik
Controllable Pitch Propeller (CPP) untuk penggerak hovercraft dengan pendekatan keausan.
Parameter yang digunakan jumlah siklus putaran. Pengukuran keausan komponen dilakukan
mulai dari jumlah 250.000 siklus sampai dengan 2.000.000 siklus. Hasil yang diperoleh
diperbandingkan dengan masa hidup (life cycle) sebuah produk terhadap kegagalan melalui
kurva bak mandi (bathtub curve).

Kata kunci: sistem mekanik CPP, analisis keandalan, kegagalan keausan.


PENDAHULUAN
Propeller adalah komponen mesin yang digunakan untuk mentransmisikan daya dengan
mengkonversi gerakan rotasi menjadi daya dorong (thrust). Perbedaan tekanan dihasilkan antara
permukaan depan dan belakang sudu (blade). Propeller banyak digunakan dalam industri
penerbangan, maritim, dan mesin energi. Pengembangan desain propeller blade semakin baik
dengan bentuk aerodinamis yang memadai, sehingga dapat menghasilkan daya dorong yang
semakin besar.
Berdasarkan mekanisme sistem pemegang blade propeller, ada dua jenis mekanisme yang
umum dipakai, yaitu mekanisme tetap yang disebut Fixed Pitch Propeller (FPP) dan mekanisme
yang dapat diatur sudut serangnya yang biasa disebut dengan Controllable Pitch Propeller (CPP)
atau Variable Pitch Propeller (VPP). Mekanisme CPP lebih menguntungkan dibandingkan dengan
mekanisme FPP, karena pada CPP dapat dihasilkan daya dorong yang bervariasi dengan putaran
propeller yang konstan.
Propeller bersama komponen lain seperti hub, poros, bantalan, pengatur sudut pitch
propeller, dan sumber tenaga, membentuk satu sistem yang disebut sistem penggerak propeller.
Sistem penggerak propeller harus memenuhi kaidah-kaidah perancangan dan produksi. Salah satu
kaidah tersebut adalah memberikan rasa aman bagi pemakainya. Untuk maksud tersebut diperlukan
analisis dan uji keandalan (reliability) pada rancang bangun suatu produk.
Salah satu konsep dasar keandalan suatu produk adalah dengan melakukan analisis
kegagalan (failure analysis) (Murthy, dkk., 2008). Segala bentuk (mode) kegagalan di dalam
perancangan produk tidak dapat diterima dan harus dihindarkan. Sistem mekanik propeller bekerja
secara dinamis dan mengalami pola pembebanan bervariasi dan berulang (cyclic loading atau
repeated loading), sehingga analisis dapat dilakukan melalui pendekatan kegagalan keausan (wear
failure).
Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah analisis keandalan sistem melalui
salah satu komponen yang mempunyai potensi kegagalan yang besar, yakni komponen pena engkol
yang bergesekan dengan piringan beralur.

F.9. Analisis keandalan sistem mekanik .... (Gutomo dkk.)

ISBN 978-602-99334-1-3
F.48
Konsep Dasar Keandalan
Suatu produk dikatakan memiliki nilai sebagai akibat dari utilitas atau performansinya
dalam memenuhi suatu kebutuhan atau permintaan dari pengguna atau konsumen (customer).
Beberapa faktor yang memberikan kontribusi terhadap nilai yang tinggi bagi suatu produk adalah
kemudahan pengoperasian, keamanan, estetika, ergonomi, dan keandalannya.
Kebutuhan terhadap keandalan dan keamanan yang lebih tinggi lebih disebabkan karena
faktor-faktor berikut ini (Verma, dkk., 2010) :
a. bertambahnya kompleksitas produk
b. peningkatan pertumbuhan teknologi
c. kesadaran atau kebutuhan pengguna
d. pertanggungjawaban keselamatan
e. kompetisi pasar
f. kegagalan sistem yang lampau
g. jaminan dan biaya kegagalan
Berbagai literatur memberikan definisi yang beragam terhadap keandalan. Namun
demikian, ada beberapa kesamaan di dalam definisi tersebut, khususnya parameter tetap yang
terkandung dalam definisi tersebut. Parameter tersebut adalah peluang, sistem atau produk atau
komponen, tidak gagal, waktu, dan kondisi operasi.
a. The reliability of a product is defined as “The ability of a product to perform required
functions, under given environmental and operational conditions and for a stated period of
time.” (Murthy, dkk., 2008).
b. Reliability is the probability of a device performing its purpose adequately for the period of
time intended under operating conditions encountered. (Barlow, 1998).
c. Reliability is the probability that an item will perform its specified mission satisfactorily for
the stated time when used according to the specified conditions. (Dhillon, 2005).
d. Reliability is the probability of a product performing its intended function over its specified
period of usage, and under specified operating conditions. (Wasserman, 2003).
Empat definisi keandalan memberikan pengertian bahwa keandalan adalah peluang atau
probabilitas sebuah sistem, produk, komponen, atau item, melakukan tugas atau operasi sesuai
dengan fungsinya, dalam rentang waktu dan kondisi operasi tertentu. Analisis keandalan bertujuan
untuk mempelajari konsep, karakteristik, pengukuran, analisis kegagalan, dan perbaikan sistem
sehingga menambah waktu ketersediaan operasi sistem dengan cara mengurangi kemungkinan
kegagalan (Ebeling, 1997).

Analisis Keandalan
Sasaran utama analisis keandalan adalah untuk mengidentifikasi atau meramalkan perilaku
kegagalan sebuah produk sedini mungkin (Gambar 2.1). Dengan demikian, titik lemah dalam
desain dapat ditentukan dan dieliminasi dalam tahap awal. Analisis keandalan juga dimaksudkan
untuk menghindari percobaan yang dapat memakan waktu dan permasalahan yang melebar.
Identifikasi yang tepat hanya dapat dicapai, apabila perilaku kegagalan komponen relatif dikenal.


Gambar 1. Analisis Keandalan pada Siklus Hidup Suatu Produk (Bertsche, B., 2010)

Prosiding SNST ke-3 Tahun 2012
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang F.49
Prosedur Analisis Keandalan
Prosedur yang dilakukan untuk menentukan kehandalan suatu sistem dilakukan seperti
Gambar 1.2 (Bertsche, B., 2010). Fokus utama dari analisis sistem, untuk menentukan komponen-
komponen yang relevan dengan keandalan dan untuk membangun sebuah struktur keandalan
sistem. Komponen-komponen sistem dianggap terpisah dan kehandalan komponen tersebut
ditentukan. Analisis keandalan diakhiri dengan perhitungan keandalan untuk sistem yang lengkap.

Gambar 2. Prosedur Analisis Keandalan Sistem

Kurva Bak Mandi
Kurva bak mandi (bathtub curve) merupakan kurva yang sering digunakan dalam teknik
atau analisis keandalan. Kurva bak mandi merupakan kurva untuk memetakan tingkat kegagalan
suatu sistem atau komponen mesin terhadap waktu. Masa hidup (life cycle) sebuah produk terhadap
kegagalan dapat dijelaskan dengan bathtub curve, seperti terlihat pada Gambar 1.3.
Kegagalan awal sebuah produk terjadi pada masa infant mortality, yang disebabkan
kemungkinan oleh kesalahan pemasangan, kegagalan produksi, pemilihan material yang tidak
tepat. Kegagalan berikutnya terjadi pada masa useful life, yang disebabkan oleh kegagalan
operasional, pembebanan berlebih (overloading), kegagalan perawatan. Kegagalan pada masa
wearout terjadi karena proses penuaan (aging), korosi, fatigue. Kegagalan pada masa infant
mortality dan masa useful life merupakan kegagalan yang sulit diperkirakan sejak awal (pre-
estimate), sementara kegagalan masa wearout pada banyak kasus merupakan penyebab kegagalan
yang paling dominan.

Gambar 3. Siklus Hidup Sebuah Produk Terhadap Kegagalan (Wasserman, 2003)

Kegagalan Komponen
Perancangan komponen mesin merupakan proses yang menghasilkan bentuk geometrik,
ukuran komponen secara lengkap, jenis bahan komponen, beban yang bekerja, dan kondisi
lingkungan tempat komponen akan bekerja. Hasil perancangan tersebut diharapkan komponen
dapat bekerja dengan aman, namun dalam prakteknya kadang kala ada komponen yang mengalami
kerusakan atau kegagalan (failure).

F.9. Analisis keandalan sistem mekanik .... (Gutomo dkk.)

ISBN 978-602-99334-1-3
F.50
Kegagalan komponen atau elemen mesin sering terjadi ketika mesin sedang beroperasi.
Kegagalan tersebut dapat terjadi yang disebabkan oleh kesalahan perancangan, kesalahan dalam
manufaktur, kesalahan operasi, kesalahan perawatan, dan pengaruh lingkungan (Ramachandran,
2005).
Mechanical failure may be defined as any change in the size, shape, or material
properties of a structure, machine, or machine part that renders it incapable of satisfactorily
performing its intended function (Collins, 1981).
Jadi, komponen mesin dikatakan gagal, apabila komponen tersebut menunjukkan gejala
adanya perubahan ukuran, bentuk, maupun sifat-sifat bahan, yang menyebabkan komponen mesin
tidak dapat melakukan fungsinya lagi dengan baik.
Bentuk-bentuk (mode) kegagalan yang terjadi merupakan gabungan dari aspek-aspek
manifestasi kegagalan, penyebab kegagalan, dan lokasi kegagalan (Collins, 1981).
Manifestasi kegagalan (manifestation of failure) dapat berupa :
a. Deformasi elastis (elastic deformation)
b. Deformasi plastis (plastic deformation)
c. Retak (fracture)
d. Perubahan material : metallurgical, chemical, nuclear
Penyebab kegagalan (failure-inducing agents) meliputi :
a. Force : steady, transient, cyclic, random
b. Time : very short, short, long
c. Temperature : low, room, elevated, steady, transient, cyclic, random
d. Reactive environment : chemical, nuclear
Lokasi kegagalan (failure locations) terjadi pada :
a. Body type
b. Surface type


METODOLOGI
Metodologi yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Merancang dan membuat sistem mekanik CPP.
b. Melakukan pengujian keausan.
- Material yang digunakan adalah ST.60.
- Variabel penelitian adalah jumlah siklus putaran.
c. Analisa data dan kesimpulan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah :
a. Sistem mekanik CPP hasil rancang bangun, seperti Gambar 2.1.
b. Neraca (timbangan).
c. Penghitung putaran (speed counter).



Gambar 4. Posisi Pena Engkol Pada Sistem Mekanik CPP

Prosiding SNST ke-3 Tahun 2012
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang F.51
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian dari komponen pena engkol terhadap keausan, diharapkan membentuk
kurva bak mandi seperti Gambar 3.1.


Gambar 5 Kurva Bak Mandi Untuk Komponen Pena Engkol

KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Analisis keandalan terhadap suatu sistem atau produk merupakan prosedur yang harus
dilakukan untuk memenuhi kaidah-kaidah perancangan dan produksi.
2. Salah satu konsep dasar keandalan suatu produk adalah dengan melakukan analisis kegagalan
(failure analysis).
3. Untuk memahami dan memprediksi potensi kegagalan pada awal tahap perancangan produk,
sangat diperlukan pembuatan peta kegagalan (failure mapping).

DAFTAR PUSTAKA
Barlow, R.E., (1998), Reliability Engineering, ASA-SIAM, Philadelphia.
Bertsche, B., (2010), Reliability in Automotive and Mechanical Engineering, Springer-Verlag,
Berlin.
Collins, J.A., (1981), Failure of Materials in Mechanical Design: Analysis, Prediction, Prevention,
John Wiley & Sons, New York.
Dhillon, B.S., (2005), Reliability, Quality, and Safety for Engineers, CRC Press, Florida.
Ebeling, C.E., (1997), An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering, The
McGraw-Hill Companies, Inc., Singapura.
Murthy, D.N.P., Rausand, M., Osteras, T., (2008), Product Reliability, Specification, and
Performance, Springer-Verlag, London.
Ramachandran, V., Raghuram, A.C., Krishnan, R.V., Bhaumik, S.K., (2005), Failures Analysis of
Engineering Structures: Methodology and Case Histories, ASM International, Ohio.
Verma, A.K., Ajit, S., Karanki, D.R., (2010), Reliability and Safety Engineering, Springer-Verlag,
London.
Wasserman, G.S., (2003), Reliability Verification, Testing, and Analysis in Engineering Design,
Marcel Dekker, New York.