Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 259




TELAAH KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM TERPADU
GRANADA SAMARINDA

Suriyani Asri
IAIN Samarinda
[email protected]

Muhammad Iwan Abdi
IAIN Samarinda
[email protected]

Bahrani
IAIN Samarinda
[email protected]



Abstrak
SMA Islam Terpadu Granada Samarinda masih terbilang cukup baru sebagai
lembaga pendidikan tingkat menengah di Samarinda namun dapat mencapai
akreditasi sangat baik. Sekolah ini dengan cepat dan tanggap segera
mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan berbagai komponen dala m
kurikulum yang digunakannya. Maka dari itu kurikulum perlu disusun secara
sistematis dan isinya harus sesuai dengan standar yang ada. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana isi kurikulum SMA Islam Terpadu
Granada Samarinda dan posisi kurikulum tersebut dalam konteks pencapaian
tujuan pendidikan nasional.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis konten.
Sumber data berasal dari dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada
Samarinda yang didukung oleh beberapa hasil wawancara dari Kepala Sekolah
dan Waka Kurikulum.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SMA Islam Terpadu Granada Samarinda
memadukan antara kurikulum nasional dan internasional. Penyusunan dokumen
sesuai dengan pedoman penyusunan kurikulum BSNP dan Kurikulum di SMA
Islam terpadu Granada Samarinda sangat khas dengan karakteristik nilai
keislaman. Jadi, kurikulum nasional dan kurikulum Islam Terpadu saling
bersinergi dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang akan
menghasilkan peserta didik yang berkarakter. Hal ini dilakukan dengan cara
memasukkan nilai-nilai keislaman dalam setiap mata pelajaran yang diberikan.
Kedua kegiatanpengembangan melalui program -program sekolah dan
pengembangan muatan lokal. Di dalam dokumen kurikulum tersebut terlihat
bahwa pelaksanaan pendidikan di SMA Islam Terpadu Granada mengikuti
peraturan dari dinas pendidikan dan juga menyisipkan nilai keislaman dalam
setiap proses pendidikan tersebut.

Key Words: Telaah Kurikulum, SMA Islam Terpadu

A. Pendahuluan
Kurikulum sebagai kegiatan belajar memberikan dampak positif dalam proses
belajar mengajar di sekolah, paling tidak dalam tingkah laku peserta didik, karena baik
buruknya hasil belajar peserta didik tergantung dari kurikulum itu sendiri. Oleh karena
Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo
Volume 1 No.3, 2020
E-ISSN: 2714-6030

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 260

itu dibutuhkan kurikulum yang bisa diterima dan dipahami oleh peserta didik dan
memberikan nuansa sendiri dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kurikulum yang
disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah pengaturan dan rencana tenatng isi
pelajaran dan bahan ajar yang digunakan sebagai acuan dalam proses belajar
mengajar.
1
Bahan ajar dan isi pelajaran tersbut tentu mengacu pada usaha mencapai
tujuan pendidikan secara nasional.
Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-rubah sesuai dengan
perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa maka
semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin
gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat
bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk
menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum
dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh
tertinggal dengan negara-negara maju di dunia.
SMA Islam Terpadu Granada Samarinda adalah salah satu dari sekolah
menengah atas yang dikelolah oleh swasta dan baru berdiri pada tahun 2015, SMA
Islam Terpadu Granada Samarinda memiliki peserta didik yang banyak meraih prestasi
baik dari akademik maupun non akademik dan secara resmi pada taun 2019 mendapat
predikat “A” dari BAN S/M Kalimantan Timur menjadi sekolah yang unggul dan terus
berkontribusi dalam dunia pendidikan di kancah daerah maupun nasional.
2

SMA IT Granada masih terbilang cukup baru sebagai lembaga pendidikan tingkat
menengah di Samarinda namun dapat mencapai akreditasi sangat baik. Sekolah ini
dengan cepat dan tanggap segera mempersiapkan diri dan beradap tasi dengan
berbagai komponen dalam kurikulum yang digunakannya. Secara aktif kepala sekolah
mengikuti rangkaian program sosialisasi kurikulum dan secara intens mengirimkan guru
mata pelajaran dalam pelatihan dan diklat implementasi pembelajaran dalam kurikulum.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap dokumen kurikulum yang dimiliki. Sehingga peneliti memilih judul “Telaah
Kurikulum Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Garanada Samarinda”.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum pertama kali digunakan pada dunia olahraga di zaman Yunani
Kuno. Kurikulum berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan
sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
Menurut Print, kurikulum harus meliputi perencanaan pengalaman belajar dan
program yang diimplementasikan serta ditulis dalam bentuk dokumen yang tersusun
rapi, atau sering kita sebut sebagai dokumen kurikulum.
3
Kurikulum harus diartikan
sebagai pengalaman belajar, mata pelajaran, dan program pembelajaran. Hamalik
berpendapat bahwa kurikulum adalah pengaturan dan rencana terkait tujuan
pembelajaran, isi materi serta bahan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui proses
belajar.
4
Kurikulum adalah perencaanaan dari tujuan, materi, dan pengalaman belajar,
pengembangan strategi serta evaluasi yang ditulis dalam bentuk dokumen.

1
Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan, hlm. 4.
2
Ismail Latisi, Waka Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada, Wawancara, Samarinda 9 Maret
2020.
3
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013, hlm. 3.
4
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2015), hlm. 53.

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 261


2. Fungsi dan Peranan Kurikulum
Kurikulum merupakan komponen penting dalam meraih tujuan pendidikan karena
memiliki beberapa fungsi. Ada empat fungsi kurikulum:
a. Mengarahkan siswa untuk menyesuaikan dengan lingkungan dan perubahan (fungsi
penyesuaian);
b. Menghasilkan siswa yang berkarakter dan dapat hidup harmonis dengan masyarakat
(fungsi integrasi);
c. Memebrikan layanan yang sama bagi semua siswa tanpa ada perbedaan (fungsi
deferensiasi);
d. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan studi (fungsi persiapan);
e. Membantu siswa dalam memilih program belajar yang sesuai (fungsi pemilihan);
f. Mengarahkan dan membimbing potensi siswa (fungsi diagnostik).
5


Peran kurikulum dalam pendidikan dilihat sebagai strategi untuk mencapai tujuan
pendidikan. Peranan ini meliputi konservatif, kreatif, dan evaluatif.
a. Kurikulum memiliki tugas menyampaikan budaya terdahulu yang sesuai dengan
zaman sekarang sehingga kurikulum bersifat konservatif;
b. Dalam penyusunan kurikulum harus terdapat pembaharuan yang diseuaikan
dengan tuntutan masyarakat saat ini dan mendatang. Inovasi -inovasi
pembelajaran dan pendidikan perlu disampaiakan dalam pengembangan
kurikulum sehingga kurikulum harus bersifat kreatif.
c. Pembuatan kurikulum juga harus bisa memilih pengetahuan dan nilai budaya
baru tidak hanya mengikuti warisan budaya sehingga kurikulum harus bersifat
kritis dan evaluatif.
6

Ketiga peranan kurikulum di atas, sudah sepatutnya dilaksanakan secara seimbang
agar dapat memenuhi tuntutan situasi serta kondisi. Jika tidak demikian, maka
dikhawatirkan dapat terjadi ketidaksesuaian yang menjadikan kurikulum berjalan tidak
efektif.
Mengoptimalkan peran kurikulum merupakan tugas dan tanggungjawab semua
pihak termasuk siswa, masyrakat, dan orangtua, tidak hanya kepala sekolah dan guru.
Oleh karena itu setiap pihak harus memahami kurikulum sesuai dengan bidang serta
tupoksinya.
3. Komponen Kurikulum
Kurikulum terdiri atas komponen-komponen yang tersusun menjadi suatu sistem.
Komponen-komponen kurikulum meliputi:
a. Tujuan
Tujuan kurikulum mengacu pada tujuan pendidikan. Terdapat empat tingakatan
tujuan pendidikan: 1) nasional, institusional, kurikuler, dan tujuan lebih khusus.
Tujuan pendidikan tingkat nasional tertera dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas, yaitu membentuk peradaban dan watak bangsa yang cerdas bermartabat
serta mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pribadi berilmu, beriman,
dan bertakwa.
7

Tingkatan kedua adalah tujuan institusional. Tujuan institusional adalah tujuan
yang ingin dicapai satuan pendidikan atau insitusi sekolah. Tujuan ini terlihat dalam
visi misi sekolah. Kemudian tujuan institusional diturunkan menjadi tujuan kurikuler,
yaitu tujuan yang ingin didapat dari setiap mata pelajaran di sekolah.
b. Isi

5
Ma’as Shobirin, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013, (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2016), hlm. 19-23.
6
Ma’as Shobirin, Konsep…, hlm. 25.
7
E. Mulyasa, Implemetasi Kurikulum 2012 Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018),

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 262

Kurikulum berisi semua yang akan diberikan kepada siswa dalam proses
belajar.
8
Kurikulum berisi jenis bidang studi dan program masing-masing bidang studi.
Jenis bidang studi mengacu pada visi misi sekolah. Berkenaan dengan penentuan
materi pembelajaran dalam kurikulum, pendidik memiliki wewenang penuh untuk
menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

c. Strategi
Strategi berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. Strategi dilihat sebagai
metode, pendekatan, dan alat yang digunakan guru untuk mengajar.
9
Strategi
pengajaran meliputi pelaksanaan, penilaian, bimbingan, serta pengaturan dalam
pengajaran. Unsur-unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yakni: tingkat dan
jenjang pendidikan, KBM, bimbingan penyuluhan, supervisi, sarana, dan penilaian,
serta pengaturan kegiatan sekolah. Guru harus lebih variatif dalam menggunakan
strategi pembelajaran sehingga siswa merasa senang belajar dan aktif di kelas.
Dengan proses belajar yang menyenangkan maka keefektifan pembelajaran akan
terwujud.

d. Evaluasi
Tujuan evaluasi kurikulum untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan
serta memeriksa kinerja kurikulum. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya
terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efesiensi, kelayakan program.
Hasil evaluasi kurikulum digunakan oleh pengembang kurikulum untuk penyusunan
kurikulum berikutnya. Pemangku kebijakan menggunakan hasil evaluasi kurikulum
sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan pendidikan. Pelaksana pendidikan seperti
kepala sekolah dan guru dapat mengetahui perkembangan peserta didik, memilih
metode dan bahan ajar berdasrkan pada hasil evaluasi kurikulum.
Evaluasi kurikulum dapat dilakukan salah satunya dengan penilaian autentik.
Penilaian autentik ini lebih dapat dipercaya karena bersifat asli berdasarkan pada
penilaian sesungguhnya terhadap kemampuan siswa. Rusman berpendapat bahwa
penilaian autentik merupakan penilaian akternatif untuk melihat kemampuan
menyelesaikan tugas dan masalah yang dilakukan oleh siswa.
10
Karakteristik
penilaian autentik adalah belajr tuntas, asli, berkesinambungan, mengacu pada
kriteria, dan memakai teknik penilaian yang bervariasi. Peniliaian autentik juga harus
meliputi komponen input, proses, dan output dari kegiatan belajar mengajar.
11


4. Kurikulum 2013
Tujuan perancangan kurikulum 2013 adalah membekali siswa dengan kecakapan
hidup yang beriman, inovatif, produktif sehingga dapat berkontribusi bagi kehidupan
bernegara serta peradaban dunia.
12
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang
unuk menyempurnakan dan melengkapi kurikulum -kurikulum yang telah dibuat
sebelumnya, denngan tujuan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan dapat

8
Halim Simatupang, dkk., Telaah Kurikulum SMP di Indonesia, (Surabaya: CV. Pustaka
MediaGuru, 2019), hlm. 28.
9
Ahmad Izzan dan Saehudin, Hadis Pendidikan, (Bandung: Humaniora, 2016), hlm. 178.
10
Pariang Sonang Siregar dan Rindi Genesa Hatika, Ayo Latihan Mengajar: Implementasi
Kurikulum 2013 di Sekolah (Peerteaching dan Microteaching), (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2019), hlm. 16.
11
Rizqi Silviannisa, “Efektivitas Penilaian Auntentik Kurikulum 2013 dalam Menilai Sikap
Siswa kelas VII E di SMP Negeri 2 Sedari”, Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2015,
hlm. 33-35.
12
Lismina, Pengembangan Kurikulum di Sekolah dan Perguruan Tinggi, (Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), hlm. 190-191.

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 263

mengatasi permasalahan pendidikan yang ada, tantangan pada abad ini akan lebih
besar akibat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari pengembangan
kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang
mencakup kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan
secara terpadu.
Pada kurikulum 2013, pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan,
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Silabus, dan Pedoman Implementasi
Kurikulum, sedangkan setiap satuan pendidikan seperti halnya pada kurikulum 2006,
juga menyusun KTSP, kecuali dokumen 2 yang berupa Silabus setiap mata pelajaran
sudah disusun oleh pemerintah, guru tinggal mengopi dan menyusunnya menjadi satu
kesatuan KTSP yang utuh. Silabus dipakai acuan guru untuk menyusun RPP.
Konsep dara kurikulum 2013 menitikberatkan pada berkembangnya pengatahuan,
sikap, dan keterampilan siswa. Faktor-faktor pengembangan kurikulum 2013
dipengaruhi oleh tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal terkait dengan
pemenuhan delapan standar nasional pendidikan sedangkan tantangan eksternal terkait
tuntutan globalisasi dan masyarakat berkembang. Kurikulum 2013 juga melakukan
penyempurnaan pola pikir melalui perubahan pola pembelajaran dari berpusat pada
guru menjadi berpusat pada siswa, dari pola satu arah menjadi interaktif, dari pasif
menjadi aktif, dari terisolasi menjadi jejaring, dari alat tunggal menjadi multimedia, dan
sebagainya.
Dalam pelaksanaanya, kurikulum 2013 juga memiliki beberapa pengutan terkait
tata Kelola kurikulum dan materi. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi
tata kerja yang bersifat kolaboratif. Manajemen sekolah juga diperkuat melalui
peningkatan kepemimpinan kepala sekolah serta perbaikan sarana prasarana.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang
digunakan peneliti di SMA Islam Terpadu Granada adalah metode penelitian content
analysis. Analisis konten adalah alat penelitian yang difokuskan pada konten aktual dan
internal media. Konten yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah kurikulum Islam
Terpadu di SMA IT Granada Samarinda.
Informasi yang diperolah dari wawancara, hasil observasi, dan fakta-fakta dari
dokumen yang sesuai dengan fokus penelitian dijadikan sebagai data penelitian.
Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer
berasal dari dokumen kurikulum sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari
wawancara dengan wakil kepala bagian kurikulum serta kepala sekolah.
Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Data yang sudah terkumpul kemudian di analisis dengan model analisis interaktif Miles
Huberman, reduksi dan penyajian data kemudian menarik kesimpulan. Untuk
mendapatkan keabsahan data digunakan triangulasi sumber, metode, dan waktu.


D. Hasil Penelitian
1. Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada Samarinda
Secara umum SMA IT Granada Samarinda mengikuti kurikulum nasional. Untuk
kelas 12 masih menggunakan KTSP 2006, sementara kelas 10 dan 11 menggunakan
kurikulum 2013. Sebenarnya jika membicarakan Granada dalam kapasitasnya sekolah
Islam Terpadu salah satu anggota Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) sehingga
menggabungkan antara kurikulum nasional dan kurikulum JSIT.
Perpaduan kurikulum yang digunakan SMA IT Granada Samarinda mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 264

Aliyah dan juga mengacu pada 3 standar tambahan yang ditetapkan oleh Jaringan
Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia yaitu standar pembinaan peserta didik, standar
pendidikan agama Islam, dan standar kerjasama.
Dalam dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada memuat komponen -
komponen penyusunan dokumen kurikulum yang terdiri atas cover, lembar pengesahan,
daftar isi, Bab I pendahuluan, Bab II mengenai tujuan pendidikan, bab III mengenai
struktur dan muatan kurikulum, dan bab IV mengenai kalender pendidikan.
Cover dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada berisi judul dari
dokumen itu sendiri yaitu dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada. Selanjutnya
terdapat dua logo, yaitu logo dari SMA Islam Terpadu Granada dan Logo pemerintah
daerah Kalimantan Timur. Terakhir, terdapat alamat sekolah. Hal ini menunjukkan
identitas sekolah yang memiliki dokumen kurikulum tersebut dan asal daerah sekolah
tersebut.
Lembar pengesahan pada dokumen kurikulum terdiri atas beberapa tanda
tangan, yaitu tanda tangan kepala sekolah, ketua komite, ketua yayasan pendidikan
Islam Granada, dan kepala dinas pendidikan provinsi Kalimantan Timur. Pada halaman
pengesahan menunjukkan bahwa pihak -pihak terkait telah menyetujui dan
mengesahkan dokumen kurikulum yang telah disusun oleh tim pegembangan kurikulum
SMA Islam Terpadu Granada.
Penyusunan daftar isi dalam dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granda
memuat judul, bab, dan subbab yang terkait dengan dokumen tersebut. Daftar isi harus
sesuai dengan isi dokumen agar memudahkan pembacanya apabila ingin membaca
pada halaman tertentu.
Pada bab I pendahuluan dalam dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu
Granada terdiri dari beberapa subbab yaitu latar belakang, landasan hukum, dan tujuan.
Latar belakang ditulis dalam bahasa yang baik dan benar. Landasan hukun penyusunan
kurikulum berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, Undang-Undang RI, Peraturan Pemerintah
(PP), dan Peraturan Menteri (Permen). Tujuan dibuatnya dokumen kurikulum ini adalah
untuk dijadikan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional, pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran dan proses belajar mengajar dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan
sekolah, pedoman pengembangan potensi peserta didik dan pencapaian seluruh
kompetensi, sebagai acuan bagi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana
pembelajaran, sebagai sumber motivasi bagi guru dalam melaksanakan p roses
pembelajaran, dan untuk dijadikan dasar pelaksanaan evaluasi dan program tindak
lanjut dalam mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas di Sekolah Menengah Atas
Islam Terpadu Granada Samarinda.
Selanjutnya penjelasan terkait bab III pada dokumen kurikulum yang berkaitan
tentang struktur dan muatan kurikulum. Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada disusun
dan dikembangkan dengan mengacu pada landasan filosifis, teoritis, dan yuridis.
Pada kelas X dan XI, SMA Islam Terpadu Granada menggunakan struktur
kurikulum 2013. Pada struktur ini, SMA Islam terpadu Granada mengambil dua program
peminatan, yaitu program peminatan ilmu pengetahuan alam dan program peminatan
ilmu pengetahuan sosial. Pada kelas XII, SMA Islam Terpadu Granada juga
menggunkan kurikulum KTSP 2006 dengan dua program penjurusan yang sama
sebagimana kelas X dan XI, yaitu program ilmu sains dan sosial.
Pemilihan mata pelajaran menggunakan kurikulum dinas pendidikan dan
kurikulum JSIT (Kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu). Untuk kurikulum dinas
pendidikan secara otomatis ada mata pelajaran wajib tetapi kemudian berbicaranya
kurikulum JSIT maka mengikuti program JSIT. Maka ada mata pelajaran yang tidak ada
di sekolah lain tetapi ada di SMA Islam Terpadu Granada, misalnya tahfidz Qur’an dan
bahasa Arab.
Pengembangan diri di SMA Islam Terpadu Granada meliputi dua komponen,
yaitu bimbingan konseling dan ekstrakulikuler. Bimbingan konseling adalah salah satu

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 265

layanan pihak sekolah kepada siswa untuk membimbing, memecahkan masalah dan
membina siswa selama menjadi siswa di SMA Islam Terpadu Granada. Untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat peserta didik, SMA Islam Terpadu Granada juga
memberikan berbagai macam bentuk kegiatan ekstrakulikuler yang terdiri dari berbagai
bidang yang dapat diikuti siswa, yaitu: bidang kesenian, bidang keolahragaan, bidang
keakademikan, dan bidang umum. Selain itu ada juga kegiatan bina pribadi Islam, yaitu
program pengembangan diri yang disusun oleh tim pengelola program bina pribadi Islam
yang dibentuk oleh SMA Islam Terpadu Granada. Program ini merupakan program
pengembangan diri yang berupa bimbingan Islam terpadu yang bertujuan untuk
membentuk karakter dan kepribadian islami peserta didik secara integral dari segala
sisinya dengan cara mengembangkan potensi rohani, jasmani, dan akal fikiran peserta
didik
13

Untuk ketuntasan belajar dalam mengukur pencapaian siswa dalam
pembelajaran digunakan Kriteria Lulusan Minimal (KKM). unsur penentu KKM tersebut
SMA Islam Terpadu Granada dapat membuat kriteria dan skala penilian KKM dengan
angka puluhan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan analisis setiap indikator yang ada
dan tentunya hal ini telah disepakati oleh setiap guru mata pelajaran.
Untuk kenaikan kelas dan kelulusan dilakuakn berdasarkan pada penilaian hasil
belajar semester genap dan juga hasil ujian sekolah maupun nasional. Dalam dokumen
kurikulum SMA Islam Terpadu Granada dijelaskan kriteria kenaikan kelas dan juga
penyebab siswa dinyatakan tinggal kelas. Terkait dengan kelulusan, SMA Islam Terpadu
Granada menetapkan kriteria sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 72 Ayat(1)
dan juga ada kriteria tambahan dari pimpinan Yayasan Pendidikan Islam Granada dan
kepala SMA Islam Terpadu Granada yang disesuaikan dengan visi dan misi sekolah dan
yang termasuk dalam konten layanan SMA Islam Terpadu Granada.
2. Posisi Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada dalam Pencapaian Tujuan
Pendidikan Nasional
Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada dijadikan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional dan upaya pemenuhan 8 standar Nasional Pedidikan serta pencapaian 3
standar tambahan Jaringan Sekolah Islam Terpadu. Berdasarkan hal tersebut dapat
dilihat bahwa posisi Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada juga posisinya sama
dengan kurikulum nasional yakni untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
E. Pembahasan
1. Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada
Format dokumen satu pada SMA Islam Terpadu Granada keseluruhan isinya
sudah termuat di dalamnya. Penyusunan bab dan sub bab yang termuat di dalamnya
sudah sesuai dengan mekanisme penyusunan berdasarkan dengan pedoman dari
BNSP, sehingga isinya mencerminkan dokumen ilmiah yang mudah dipahami bagi yang
membaca dokumen tersebut. Walaupun ada beberapa sub bab yang tidak dicantumkan
dan tidak dijelaskan di dalamnya, yaitu pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan
kewirausahaan. Padahal dalam pedoman dari BNSP kedua hal tersebut juga masuk
dalam sistematika penyusunan dokumen kurikulum.
Memperhatikan dokumen satu kurikulum SMA Islam Terpadu Granada, secara
umum isi yang tertuang di dalamnya sudah memenuhi unsur daripada isi KTSP. Dalam
segi penyusunannya teratur dan rapi dilihat dari bab dan sub bab. sebelum Bab I
terdapat cover dan lembar pengesahan yang sesuai dengan pedoman. Untuk lembar

13
Tim Penyusun, “Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada”, Dokumen Kurikulum, SMA
Islam Terpadu Granada tahun 2019, hlm. 24.

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 266

pengesahan sendiri, berdasarkan pedoman dari BNSP terdapat tanda tangan dari ketua
komite sekolah, kepala sekolah, dan kepala dinas pendidikan daerah. Pada dokumen
satu milik SMA Islam Terpadu Granada, ditambahkan tanda tangan dari ketua yayasan.
Hal ini merupakan bentuk sah atau tidaknya dokumen kurikulum yang telah dibuat.
Pada dokumen tersebut, pada Bab I selain tiga sub bab yang sudah ditetapkan
terdapat tambahan satu sub bab, yaitu analisis SWOT. Analisis SWOT ini merupakan
perencanaan strategis yang dilakukan sebelum pelaksanaan pendidikan yang bertujuan
untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada SMA Islam
Terpadu Granada dengan cara mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan tidak mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan SMA Islam Terpadu
Granada, baik janngka pendek, menengah, maupun panjang dengan sasaran utama
dimaksimalkan strength (kekuatan) dan opportunity (peluang) dan pada saat yang
bersamaan dapat meminimalisisr weakness (kelamahan) dan threat (tantangan).
Pada bab II penyusunannya sudah sesuai dengan pedoman BNSP dan juga
dijabarkan tujuan sekolah yang terdiri dari tujuan jangka pendek, tujuan jangka
menengah dan tujuan jangka panjang. Tujuan sekolah ini sangat penting karena
merupakan penjabaran visi dan misi untuk menentukan ke mana arah kegiatan yang
dingikan oleh sekolah dalam mencapan tujuan sekolah tersebut.
Pada bab III penyusunan dokumen kurikulum juga sesuai dengan pedoman BNSP
yang telah ditetapkan. Dalam dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada ada
penambahan kegiatan pengembangan diri selain ekstrakulikuler, yaitu ada bimbingan
konseling dan program bina pribadi Islam yang dilaksanakan di luar jam ajar formal.
Terkakhir pada bab IV yang terkait dengan kalender pendidikan, dokumen
kurikulum SMA Islam Terpadu Granada secara umum susunan dan isi yang tertuang di
dalamnya juga sudah telah memenuhi pedoman BNSP dalam penyusunan dokumen
kurikulum. Hari efektif dan jumlah minggu di SMA IT Granada sudah dibuat dalam
kalender akademik. Selain itu rencana kegiatan yang sudah disusun juga sudah masuk
dalam kalender akademik.
a. Kesesuaian dengan Komponen Kurikulum
Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan kurikulum SMA Islam Terpadu
Granada memuat kekhasan yang memiliki 10 indikator yang dapat diukur dari
pencapaian visi. Hal ini terdiri dari beraqidah yang lurus, beraqidah yang benar,
berakhlakul karimah, berbadan sehat jasmani dan rohani, berwawasan luas, beretos
kerja yang tinggi, menjaga waktu, tertata urusannya, mandiri, dan bermanfaat bagi orang
lain. Visi, misi, dan tujuan sekolah yang ada di dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu
Granada sudah mencakup dari tujuan pendidikan nasional.
Terkait isi kurikulum penyusunan mata pelajaran untuk kelas X dan XI pada SMA
Islam Terpadu Granada pada tahun pelajaran 2019/2020 mengacu pada struktur
kurikulum 2013 sedangkan penyusunan mata pelajaran untuk kelas XII mengacu pada
struktur kurikulum KTSP tahun 2006. Muatan lokal yang dikembangkan dan diajarkan di
SMA Islam Terpadu Granada yang disusun berdasarkan analisa sumber daya sekolah
dan kebutuhan siswa adalah mata pelajaran tahfidz. Hal ini sesuai dengan peraturan
pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 bahwa sekolah berhak melaksanakan kurikulum
berdasarkan kekhasan siswa maupun karakteristik budaya setempat.
Strategi kurikulum di SMA IT Granada Samarinda terlihat dari pemilihan kelompok
mata pelajaran yang disesuaikan dengan standar nasional pendidikan dan juga standar
dari kekhasan sekolah. Kemudian ditambahkan kegiatan pengembangan diri yang terdiri
dari bimbingan konseling yang berguna untuk membimbing, memecahkan masalah, dan

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 267

membina siswa. SMA IT Granada Samarinda juga melaksanakan program
pengembangan minat dan bakat melalui kegiatan ekstrakurikuler yang bervariasi.
Terdapat pula program bina islam yang digunakan sebagai cara untuk mencapai standar
khusus sekolah islam. Dari sini terlihat bahwa strategi pelaksanaan kurikulum di SMA IT
Granada Samarinda sudah sesuai dengan teori, meliputi: jenjand pendidikan, KBM,
konseling, sarana, supervisi, dan evaluasi.
14

Pada komponen evaluasi dokumen kurikulum terdiri dari kriteria ketuntasan
minimal, kenaikan kelas, dan kelulusan. Setiap guru sudah menentukan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran. Penetapan kriteria dilakukan diawal
tahun pelajaran dan sudah disebutkan nominal angkanya dalam dokumen kurikulum.
Tentu saja, penentuan kriteria ini memperhatikan hal-hal dalam penentuan KKM.
Ketentuan kriteria kenaikan kelas di SMA Islam Terpadu nada bisa dikatakan baik.
Kriteria yang ditentukan mampu menjadikan siswa memiliki kompetensi atau
kemampuan seperti yang diharapkan. SMA Islam Terpadu Granada menetapkan siswa
yang naik atau lulus harus mengikuti 80% dari hari efektif belajar, mempunyai nilai
ekstrakulikuler, poin pelanggaran tata tertib tidak mencapai 80%, untuk aspek afektif
minimal baik (B), dan mencapai tambahan hapalan Al-Qur’an minimal Surah Ad-Dhuha
sampai An-Naas untuk kelas X dan An-Naba sampai An-Naas untuk kelas XI. Kriteria
lulusan mengacu pada PP 19/2005 pasal 27 ayat 1 dan telah dijabarkan dalam dokumen
kurikulum sekolah.
b. Kesesuaian dengan prinsip pengembangan kurikulum
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah, SMA IT Granada melakukan
analisis SWOT yang dituliskan dalam dokumen kurikulum. Analisis SWOt ini digunakan
untuk mengetahui kekuatan, peluang, kelemahan, dan tantangan yang ada di sekitar
wilayah sekolah dalam penyusunan kurikulum.
Penyusunan kurikulum SMA Islam Terpadu Granada sejalan dengan teori pada
prinsip relevansi karena dalam pembuatannya memperhatikan kebutuhan masyarakat
dan siswa di sekitarnya, sehingga nanti akan bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi
di dunia kerja yang akan datang. Relevansi dalam kurikulum terkait antar komponennya
dan juga relevansi eksternal, yaitu kesesuaian dengan kebutuhan jaman serta
kemampuan siswa.
15

Selain itu dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada berupaya agar
hasilnya fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan siswa
dan latar belakang siswa, peran kurikulum di sini sangat penting terhadap
perkembangan siswa. Hal ini juga bisa dilihat pada struktur dan muatan kurikulum yang
mempertimbangkan latar belakang siswa dalam pelaksanaannya. Kemudian pada
evaluasi belajar peserta didik juga ada kriteria yang menjadi pertimbangan untuk hasil
belajar siswa dan kelulusan yaitu tingkat kemampuan siswa dan juga sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan. Fleksibilitas kurikulum menurut Mansur
memungkinkan kurikulum menyesuaikan kemampuan siswa, waktu, serta kondisi
daerah dalam praktik di sekolah.
16


14
Lismina, Pengembangan…, hlm. 19.
15
Asmariani, “Prinsi-Prinsi Pengembangan Kurikulum dalam Perpspektif Islam”, dalam
Jurnal Al-Afkar, Edisi No. 2 Vol. 128, 2014.
16
Mansur, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural”, dalam
Jurnal Kependidikan dan Keislaman FAI Unisma, edisi No. 2 Vol. X, 2016.

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 268

Kemudian prinsip kontiunuitas terlihat pada mata pelajaran yang diberikan di
SMA Islam Terpadu Granada sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada. Bahan
pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi sudah diajarkan pada tingkat pendidikan sebelumnya. Kontinuitas kurikulum
menurut Nanik dilihat dari keberlangsungan kegiatan belajar siswa yang tak terputus
sehingga kurikulum harus berkesinambungan anatar kelas maupun jenjang
pendidikan.
17


2. Posisi Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada dalam Pencapaian Tujuan
Pendidikan Nasional
Kurikulum memiliki posisi yang sentral dalam keseluruhan proses pendidikan dan
tidak dapat dipisahkan dari pendidikan itu sendiri. Di sekolah guru melaksanakan
funginya sebagai pendidik secara terencana berdasarkan dengan kurikulum yang telah
disusun untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Untuk posisi kurikulum SMA Islam Terpadu dalam pencapaian tujuan nasional juga
sama halnya dengan posisi kurikulum secara nasional, yaitu sebagai sentral dalam
menjalankan proses pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun hal yang
membedakan antara kurikulum nasional dengan kurikulum Islam Terpadu adalah pada
karakteristiknya. Kurikulum Islam Terpadu tentunya memiliki karakteristik dengan nilai
keislaman. Pencapaian tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran di SMA Islam
Terpadu Granada Samarinda dengan cara mengintegrasika pendidikan agama dengan
pendidikan umum.
Tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 juga erat
hubungannya dengan pendidikan karakter. Hal ini sesuai dengan visi dan Misi SMA
Islam Terpadu Granada yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Intinya dalam
pencapaian tujuan pendidikan nasional kurikulum Islam Terpadu dan kurikulum nasional
saling bersinergi untuk menghasilkan peserta didik yang berkarakter.

F. Kesimpulan
SMA Islam Terpadu Granada menggunakan perpaduan antara dua kurikulum,
yaitu kurikulum nasional dan kurikulum Islam Terpadu. Kurikulum nasional yang
digunakan adalah KTSP 2006 untuk kelas XII dan Kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI.
Kurikulum Islam Terpadu diterapkan untuk semua jenjang kelas. Terkait dengan isi dan
sistematika penyusunan kurikulum SMA Islam Terpadu Granada sudah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Namun terdapat kekurangan dari kurikulum tersebut,
yakni tidak memasukkan unsur daerah Samarinda pada muatan lokal. Muatan lokal
dalam kurikulum tersebut diisi dengan tahfidz yang disusun berdasarkan analisa sumber
daya sekolah, kebutuhan siswa, dan tujuan dari satuan pendidikan tersebut.
Posisi kurikulum SMA Islam Terpadu Granada dalam p encapaian tujuan
pendidikan nasional sama halnya dengan posisi kurikulum nasional, yaitu menempati
posisi sentral dalam keseluruhan proses pendidikan. Namun yang membedakannya
adalah kurikulum Islam terpadu memiliki karakteristik nilai keislaman yang terintegrasi
dengan pendidikan umum. Visi, misi, serta tujuan SMA Islam Terpadu Granada sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Jadi, kurikulum nasional dan kurikulum Islam
Terpadu saling bersinergi dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang akan
menghasilkan peserta didik yang berkarakter. Hal ini dilakukan dengan cara
memasukkan nilai-nilai keislaman dalam setiap mata pelajaran yang diberikan. Kedua

17
Nanik Kusumawati dan Vivi Rulviana, Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar,
(Magetan: CV. AE Media Grafika, 2017), hlm. 70.

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020 269

kegiatan pengembangan melalui program-program sekolah dan pengembangan muatan
lokal. Di dalam dokumen kurikulum tersebut terlihat bahwa pelaksanaan pendidikan di
SMA Islam Terpadu Granada mengikuti peraturan dari dinas pendidikan dan juga
menyisipkan nilai keislaman dalam setiap proses pendidikan tersebut. Diterima.







DAFTAR PUSTAKA


Asmariani. “Prinsi-Prinsip Pengembangan Kurikulum dalam Perpspektif Islam”, dalam
Jurnal Al-Afkar, Edisi No. 2 Vol. 128. 2014.
Izzan, Ahmad & Saehudin. Hadis Pendidikan. Bandung: Humaniora. 2016.
Kusumawati, Nanik & Rulviana, Vivi. Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar.
Magetan: CV. AE Media Grafika. 2017.
Latisi, Ismail, Waka Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada. Wawancara. Samarinda 9
Maret 2020.
Lismina. Pengembangan Kurikulum di Sekolah dan Perguruan Tinggi. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia. 2019.
Mansur. “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural”, dalam
Jurnal Kependidikan dan Keislaman FAI Unisma, edisi No. 2 Vol. X. 2016.
Mulyasa. Implemetasi Kurikulum 2012 Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2018.
Mustari, Mohamad. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2015.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2013.
Shobirin, Ma’as. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: CV Budi
Utama. 2016.
Simatupang, Halim, dkk. Telaah Kurikulum SMP di Indonesia. Surabaya: CV. Pustaka
MediaGuru. 2019.
Siregar, P. Sonang & Hatika, R. Genesa. Ayo Latihan Mengajar: Implementasi Kurikulum
2013 di Sekolah (Peerteaching dan Microteaching). Yogyakarta: CV Budi Utama.
2019.
Siviannisa, Rizqi. “Efektivitas Penilaian Auntentik Kurikulum 2013 dalam Menilai Sikap
Siswa kelas VII E di SMP Negeri 2 Sedari”. Skripsi. UIN Sunan Ampel Surabaya
tahun 2015.
Tim Penyusun. “Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada”. Dokumen Kurikulum. SMA
Islam Terpadu Granada tahun 2019.