58
Santi Sulandari
1
Dicka Martyastanti
2
Ridma Mutaqwarohmah
3
1.2.3
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract. Old age is regarded as the decline period,a period in which older people feel that there
are many decreases happened to them both physic and psychis . Older people pass and mean their
age in different way. There is the older people who can understand the meaning of their life in
human existention, that it is as a age when they can have a chance to develop and a wiill for doing
something that meaningfull for others. This research has purpose to describe what older people do
in their age so they can reach a productive life and to describe the reasons why the older people
choose to have an active and productive life. To get data that needed for this research, we used
quisioner and interview.Based on the result in collecting data by guisioner, there is 57,5% subject
that come with an active and productive life. The prosentase of women is 39,1% and men is 60,9%.
The older people who are active and productive, 100% feel happy with the life that they passed.and
who are not active, 52% feel enjoy their life. Based on the data analysis, can be conclude that 1.
Older people join the activity in their society and always active with activities that can improve their
physic and psychis health, 2. The reasons why the older people join so many activities in their age
are because they think that by workin, it can make them be health and can share their experiment to
motivate young generation so that they can reach achivement that proudfull, and the older people
want to help the others so theirlife can meaningfull.
Keywords : Older people, productive, life choice
Abstrak.Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa dimana para orang lanjut usia (lansia)
merasakan penurunan-penurunan yang terjadi pada dirinya baik secara fisik dan psikologis. Para
lansia menjalani dan memaknai usia lanjut dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia
lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai
masa hidup yang memberi lansia kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan memiliki
keinginan untuk melakukan sesuatu atau berarti untuk orang lain. Penelitian ini memiliki tujuan
yaitu mengkaji hal-hal yang dilakukan lansia sehingga mencapai kehidupan yang produktif dan
memaparkan alasan-alasan lansia memilih untuk menjalani hidup yang aktif dan produktif. Untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka digunakan angket dan wawancara.
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan angket maka dapat diketahui bahwa sebesar
57,5% subjek penelitian menjalani hidup yang aktif dan produktif. 39,1% diantaranya perempuan
dan 60,9% laki-laki. Lansia yang tergolong aktif dan produktif 100% dari mereka menyatakan
bahwa mereka merasa senang dengan kehidupan yang dijalaninya saat ini. Sedangkan yang
tergolong tidak atau kurang produktif, hanya 52% dari mereka yang menikmati hidupnya saat ini.
Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1. lansia mengikuti kegiatan di lingkungan
tempat tinggalnya dan selalu aktif dengan kegiatan yang meningkatkan kesehatan fisik dan
mentalnya, 2. alasan lansia masih melakukan kegiatan atau aktivitas tersebut adalah karena lansia
menganggap bahwa dengan bekerja akan membuat dirinya sehat dan menyumbangkan pengalaman
yang dimilikinya untuk memotivasi para generasi penerus agar mencapai prestasi yang
membanggakan, serta ingin mengabdikan diri dengan sesama dan membantu sesama yang
membutuhkan untuk memanfaatkan usianya yang sudah lanjut agar masih bermanfaat untuk orang
lain.
Kata kunci: lansia, produktif, pilihan hidup
BENTUK-BENTUK PRODUKTIVITAS
ORANG LANJUT USIA (LANSIA)
58

59
anjut usia (lansia) merupakan periode
akhir dari rentang kehidupan manusia.
Menghadapi periode ini sebagian
lansia melewati hidupnya bersama keluarga, ada juga
yang hidup sendiri karena pasangan hidup mereka
sudah meninggal atau juga tidak punya sanak saudara
sama sekali. Melewati masa ini, lansia memiliki
kesempatan untuk berkembang mencapai pribadi yang
lebih baik dan semakin matang. Lansia masih dapat
mengembangkan diri dan berkreasi sesuai dengan
minat mereka. Lansia dapat melakukan sesuatu yang
berarti untuk diri mereka sendiri dan orang lain.
Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia, pada Bab I menjelaskan bahwa lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas
(Nugraheni, 2005). Secara lebih rinci menurut
Setyonegoro (dalam Subhankadir, 2007)
pengelompokan lansia sebagai berikut: lansia (geriatric
age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun, young old
(70-75 tahun), old (75-80 tahun), very old (lebih dari
80).
Saat ini Indonesia memasuki era penduduk
berstruktur lansia (aging structured population)
karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas
sekitar 7,18 %. Provinsi yang mempunyai jumlah
penduduk lansia sebanyak 7 % adalah di pulau Jawa
dan Bali. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini antara
lain disebabkan karena: 1. tingkat sosial ekonomi
masyarakat yang meningkat, 2. kemajuan dibidang
pelayanan kesehatan, 3. tingkat pengetahuan
masyarakat yang meningkat (Deputi I menkokesra,
2008).
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2004 menunjukkan bahwa penduduk orang lanjut
usia (60 tahun keatas) cenderung meningkat (Harry,
2007). Sekarang ini Indonesia menempati peringkat
keempat dunia dalam hal jumlah penduduk berusia
lanjut setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Tahun
2000, jumlah penduduk lansia di Indonesia adalah
17.767.709 orang atau 7.97 % dari jumlah penduduk
Indonesia. Diprediksikan pada tahun 2010 jumlah orang
lansia meningkat menjadi 9,58 % dan pada tahun 2020
meningkat sebesar 11,20 %. Peningkatan populasi
orang lansia diikuti pula berbagai persoalan-persoalan
bagi orang lansia itu sendiri (Mariani & Kadir, 2007).
Problematika yang dihadapi orang-orang yang
telah lansia sangat khas. Mereka mengalami
mengalami penurunan kondisi fisik dan juga masalah
psikologis. Pada usia lanjut, seseorang tidak hanya
harus menjaga kesehatan fisik tetapi juga menjaga agar
kondisi mentalnya dapat menghadapi perubahan-
perubahan yang mereka alami (Nugraheni, 2005).
Masyarakat sekarang ini menganggap bahwa
lansia itu hanya dapat berada dalam rumah, menikmati
hari-harinya dengan hanya bersantai saja tanpa
melakukan aktifitas apapun padahal disisi lain kita dapat
menemukan fenomena-fenomena dimana lansia dalam
menjalani masa-masanya dapat tetap produktif dan
berguna bagi orang lain.
Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran,
masa dimana para lansia merasakan penurunan-
penurunan yang terjadi pada dirinya baik secara fisik
dan psikologis. Sebagian lansia masih memandang usia
tua dengan sikap yang menunjukkan keputusasaan,
pasif, lemah dan tergantung dengan sanak saudara.
Lansia tersebut kurang berusaha untuk
mengembangkan diri sehingga lansia semakin cepat
mengalami kemunduran baik jasmani maupun mental.
Disisi lain pandangan ini tidak berarti bahwa kelompok
lansia adalah kelompok orang yang homogen. Para
lansia menjalani dan memaknai usia lanjut dengan cara
yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang
mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks
eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang
memberi lansia kesempatan-kesempatan untuk tumbuh
berkembang dan memiliki keinginan untuk melakukan
sesuatu atau berarti untuk orang lain.
Bentuk-bentuk Produktivitas Orang Lanjut Usia (Lansia)

60
Dalam teori perkembangan yang diungkapkan
Erickson (dalam Monks, dkk, 2004) bahwa lansia
berada pada fase Integritas ego versus putus asa.
Lansia yang berhasil melewati fase ini akan mengalami
Integritas diri yaitu menjadi lansia yang berarti untuk
orang lain, merasa menjadi bagian dari tata aturan yang
ada di masyarakat, cinta pada sesama manusia dan
ikut menciptakan keteraturan dunia. Lansia yang
mencapai Integritas ego bersifat bijaksana dalam
hidupnya. Berdasarkan fase ini lansia dalam mengalami
perkembangan hidupnya dapat menjadi lebih matang
dan bijaksana. Mereka lebih dapat menganalisa segala
hal dengan mengkaitkan gejala-gejala yang ada. Di
masyarakat Jawa orang yang lebih tua biasanya akan
lebih dihormati dan diminta pendapatnya atas sesuatu
kejadian (nasehat) karena di anggap lebih
berpengalaman dan “mumpuni”. Kondisi yang seperti
itu dapat dimanfaatkan lansia untuk dapat berperan
aktif di masyarakat dan menyumbangkan ide-idenya
atau gagasan yang dapat bermanfaat bagi lingkungan
sekitarnya.
Lansia seperti diatas lebih memilih mengisi
hidupnya dengan suatu kegiatan yang positif bagi
masyarakat. Hal ini didukung oleh data bahwa di
Surabaya terdapat kelompok paguyuban lansia yang
memfasilitasi pelayanan kesehatan masyarakat melalui
posyandu. Para lansia ini juga membuka warung dan
minuman kesehatan yang hasil keuntungannya
digunakan untuk kesejahteraan lansia (Rahmawati,
2008). Salah satu contoh lansia yang produktif juga
terdapat di UMS, Arif (68 tahun) ia masih melakukan
kegiatan-kegiatan berarti seperti mengajar bahkan aktif
dalam kelompok pengajian yang melakukan dakwah
hingga daerah Tuban. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dirinya masih dapat produktif dengan mengambil peran
di masyarakat di usianya yang sudah lanjut.
Masa tua atau usia lanjut merupakan suatu
periode penutup dalam rentang kehidupan, yaitu suatu
periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari
periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau
beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Usia
60 tahun dipandang sebagai garis pemisah antara usia
madya dengan usia lanjut. Usia 65 tahun sebagai usia
pensiun dalam berbagai urusan dan dianggap sebagai
tanda dimulainya usia lanjut. (Hurlock, 1999)
Menurut Fromm, Produktif adalah berfungsi
sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai,
keterbukaan dan mengalami. Jadi produktif itu tidak
hanya menghasilkan sesuatu seperti barang-barang
material, karya-karya seni atau ide-ide (Schultz, 1991).
Sutomo (dalam Anoraga, 1995) mengatakan
bahwa produktivitas mengandung pengertian yang
berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan
sistem. Konsep ekonomis, produktivitas berkenaan
dengan usaha atau kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang atau jasa untuk pemenuhan
kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada
umumnya. Konsep filosofis, produktivitas mengandung
pandangan hidup dan sikap mental yang berusaha
untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu
kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal
inilah yang memberikan dorongan untuk berusaha dan
mengembangkan diri. Konsep sistem, memberikan
pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan
harus ada kerjasama atau keterpaduan dari unsur-unsur
yang relevan sebagai sistem.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa di
usia lanjut, lansia masih dapat hidup produktif, bahkan
memberikan manfaat bagi masyarakat. Penelitian ini
sangat perlu dilakukan mengingat adanya sejumlah
bukti bahwa lansia dapat hidup produktif, berkembang
dan berarti untuk orang lain.
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas maka didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut: 1) Bagaimana lansia menjalani hidup
yang produktif?, dan 2) Mengapa sebagian lansia
memilih untuk menjalani hidup yang aktif dan produktif?
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
Vol. 11, No. 1, Mei 2009 : 58-68

61
METODE PENELITIAN
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan
istilah subjek penelitian, yaitu sampel penelitian yang
mengisi angket dan informan penelitian yaitu sampel
penelitian yang diwawancara. Subjek dalam penelitian
ini adalah lansia atau individu yang berusia lebih dari
60 tahun. Sebanyak 40 subjek penelitian diberikan
angket untuk memperoleh data statistik yang kemudian
berdasarkan hasil statistik tersebut akan diambil tiga
informan penelitian yaitu lansia yang masih produktif
atau memiliki peran di masyarakat untuk diwawancarai.
Metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan
kriteria informan yang akan diteliti terlebih dahulu.
Karakteristik informan penelitian adalah: a) lansia b)
usia informan berkisar antara 60-80 tahun, c) masih
produktif atau memiliki peran di masyarakat.
Penelitian ini berlokasi di wilayah karisidenan
Surakarta. Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan.
Penelitian ini dalam memperoleh data yang diperlukan
menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Pendekatan Kuantitatif dengan mengunakan angket
untuk diisi oleh subjek penelitian. Sedangkan
pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode
wawancara.
Tahap pertama, pengumpulan data dengan
menggunakan angket, dalam hal ini, peneliti membuat
pertanyaan-pertanyaan mengenai diri subjek sehingga
dapat diketahui tentang produktivitas dan aktivitas
subjek sehari-hari. Hasil dari pengumpulan data dengan
menggunakan angket tersebut, peneliti dapat
menentukan 3 subjek yang akan dijadikan sebagai
informan penelitian. untuk menggali data yang
mendalam tentang informan maka peneliti melakukan
wawancara dengan ketiga informan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengum-pulan data
menggunakan angket maka dapat diketahui bahwa
sebesar 57,5% subjek penelitian menjalani hidup yang
aktif dan produktif. 39,1% diantaranya perempuan dan
60,9% laki-laki. Lansia yang tergolong aktif dan
produktif, 100% dari mereka menyatakan bahwa
mereka merasa senang dengan kehidupan yang
dijalaninya saat ini. Sedangkan yang tergolong tidak
atau kurang produktif, hanya 52% dari mereka yang
menikmati hidupnya saat ini.
Bagan 1. Prosentase lansia yang produktif dan tidak/kurang produktif
Bentuk-bentuk Produktivitas Orang Lanjut Usia (Lansia)

62
Bagan 2. Prosentase lansia yang produktif berdasarkan jenis kelamin
Bagan 3. Prosentase merasa senang akan hidup yang dijalani pada lansia yang produktif
Bagan 4. Prosentase merasa senang akan hidup yang dijalani pada lansia yang tidak/kurang
produktif
Karakteristik informan penelitian.
Karakteristik informan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Kakteristik Informan Penelitian
No Keterangan Informan I Informan II Informan III
1.Nama (Inisial) TKD I GD TH
2.Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan
3.Usia 62 tahun 62 tahun 72 tahun
4.Pendidikan terakhirSMA D2 pendidikan SMA
5.Status Duda Menikah Janda
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
Vol. 11, No. 1, Mei 2009 : 58-68

63
Hal-hal yang dilakukan lansia sehingga mencapai
kehidupan yang produktif
Kegiatan yang dilakukan lansia sehingga
mencapai kehidupan yang produktif dalam penelitian
ini dapat dikategorikan dalam tiga kategori, antara lain:
1.Pekerjaan utama. Informan I setelah pensiun
dari pekerjaannya (PNS) diangkat menjadi
seorang supervisor pertanian. Sebagai supervisor
pertanian tugas informan adalah membantu dan
memberi bimbingan teknis tentang petanian serta
memberikan bantuan benih padi secara cuma-
cuma. Informan II setelah pensiun dari
pekerjaannya sebagai TNI AD, informan
mengabdikan diri menjadi guru tidak tetap di
sekolah pelayaran yang ada di kartasura.
Informan III, informan tinggal di panti dan tidak
mempunyai pekerjaan yang dapat menghasilkan
income. Meskipun tidak mempunyai pekerjaan
yang menghasilkan uang tetapi informan memiliki
aktivitas-aktivitas di panti yang dapat
membuatnya produktif dan menikmati masa
lanjutnya sebagai individu yang berarti dan
berguna untuk orang lain.
2.Kegiatan di masyarakat atau di lingkungan
tempat tinggal. Kegiatan yang dilakukan ketiga
informan di masyarakat atau dilingkungan tempat
tinggalnya bermacam-macam. Namun,
mempunyai tujuan yang sama yaitu mengabdikan
diri pada lingkungan masyarakat atau lingkungan
tempat tinggalnya. Informan I masih aktif
mengikuti kegiatan perkumpulan yang ada di RT
nya, aktif dalam kegiatan takmir masjid, ikut
berperan menjadi panitia dalam hajatan yang ada
di masyarakat, menjadi protkol apabila ada
kegiatan di masyarakat, dan memimpin doa dalam
pernikahan. Di masyarakat, informan II masih
aktif sebagai pengurus pensiunan purnawirawan
TNI AD wilayah Pabelan dan Mendungan
dengan 23 anggota yang berperan sebagai ketua,
menjadi pengurus RW dan berperan sebagai
petugas keamanan yang menjaga lingkungan
tempat tinggalnya, dan menjadi anggota
perkumpulan lansia yang dilaksanakan setiap
sebulan sekali dengan kegiatan olahraga bersama
dan cek kesehatan bersama. Informan III,
selama tinggal di panti memiliki kegiatan
membantu di dapur panti, petugas di pemeriksaan
kesehatan panti, bertugas piket jaga di panti pada
hari rabu dan mengikuti semua kegiatan di panti
(Apel pagi, olahraga, pembinaan agama dan kerja
bakti). Kegiatn-kegiatan tersebut dilakukan
informan dengan senang hati untuk dapat berarti
dan berguna.
3.Kegiatan di waktu luang. Ketiga informan
selalu memanfaatkan waktu luang yang
dimilikinya untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat menurutnya. Apabila ada
waktu luang, Informan I melakukan kegiatan
antara lain membersihkan halaman rumah dan
6.Agama Islam Hindu Islam
7.Pekerjaan Supervisor pertanianGuru tidak tetap
wilayah Jawa Di sekolah Kegiatan di panti
Tengah Selatan pelayaran
8.Kegiatan di Pengajian, Protokol,Ketua perkumpulanMengabdikan diri
masyarakat Khutbah pensiunan di panti
9.Hobi Membaca info Berolahraga Membantu orang lain
di media cetak
Bentuk-bentuk Produktivitas Orang Lanjut Usia (Lansia)

64
menyiram tanaman, membaca koran/ majalah/
buku agama, beribadah dan berdoa serta
membaca tuntunan agama. Informan II mengisi
waktu luang dengan kegiatan seperti merawat
kebun (menyiram kebun/tanaman), sepeda santai
dan melihat pertandingan tenis. Informan III,
Alasan-alasan lansia memilih untuk menjalani
hidup yang aktif dan produktif.
Alasan-alasan lansia memilih untuk menjalani
hidup yang aktif dan produktif diatas yaitu:
1.Pekerjaan utama. Informan I menerima
pekerjaan sebagai supervisor pertanian karena
informan memandang bahwa dirinya masih
mampu untuk melakukan pekerjaan yang
dipercayakan oleh dirinya, dan Mempunyai
prinsip bahwa orang itu harus berkembang dan
harus bekerja yang menjadikan orang itu dapat
hidup sehat jasmani dan rohani serta optimis
dalam menjalani hidup. Sedangkan informan II
menerima pekerjaan sebagai guru tidak tetap
pada sekolah pelayaran di kartasura adalah
bukan karena ingin mendapatkan finansial
melainkan ingin menyumbangkan pengalaman
yang dimilikinya untuk anak-anak muda dan
memberikan motivasi pada anak-anak muda
khususnya anak didiknya agar para penerus
bangsa mempunyai prestasi yang dapat
dibanggakan.
2.Kegiatan di masyarakat atau di lingkungan
tempat tinggal. Informan masih aktif dalam
kegiatan yang ada di masyarakat atau di
lingkungan tempat tinggalnya karena hal itu dapat
mendorong dirinya untuk lebih berani, percaya
diri, membantu sesama, dan terlibat di
masyarakat tempat tinggalnya, serta sebagai
darma bakti orang yang hidup di masyarakat
(informan I). Informan II masih melakukan
kegiatan yang ada di masyarakat atau lingkungan
tempat tinggalnya karena informan memandang
bahwa mempunyai pengalaman itu penting
sehingga dapat mengukir prestasi yang
membanggakan oleh karena itu informan II
melakukan kegiatan dimasyarakat agar
mendapatkan pengalaman yang berharga untuk
dirinya. Informan III merasa bahwa disisa
hidupnya ingin dapat berarti dan berguna untuk
orang lain dan sekitar. Saat tinggal di panti pun
informan lebih banyak melakukan aktivitas untuk
kepentingan bersama. Selain itu, informan ingin
selaras dengan lingkungan dan dapat hidup sehat
jasmani rohani dengan aktif dalam kegiatan.
3.Kegiatan di waktu luang. Saat ketiga informan
mempunyai waktu luang, informan
memanfaatkannya dengan berbagai aktifitas.
Informan I melakukan aktivitas di waktu luang
karena mempunyai motto bahwa halaman
seorang muslim harus bersih sehingga informan
I selalu membersihkan rumah dan halaman
rumah ketika mempunyai waktu luang. Informan
II, alasan melakukan kegiatan di waktu luang
adalah karena informan II ingin menjaga
kebugaran tubuh yang menjadikan sehat jasmani
dan rohani serta menyalurkan hobinya yaitu
berolahraga. Informan III melakukan kegiatan
mengisi waktu luang karena merasa senang dapat
bertukar cerita dan informasi dengan penghuni
lain dan menjalin hubungan yang selaras dengan
sekitar untuk bersosialisasi.
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
Vol. 11, No. 1, Mei 2009 : 58-68

65
Tabel 2. Model lansia yang produktif pada informan
Aktivitas
Alasan
Informan 2
-Guru Tidak Tetap
-Ketua perkumpulan
pensiunan
-Keamanan RW
-Merawat tanaman
-Bersepeda santai
-Melihat tenis
-Menyumbangkan
pengalaman
-Memberikan motivasi
-Mencari pengalaman
-Menjaga kesehatan
jasmani dan rohani
Informan 1
-Supervisor pertanian
-Perkumpulan RT
-Takmir masjid
-Panitia hajatan
-Menjaga kebersihan
rumah
-Membaca buku
-Beribadah
-Merasa masih mampu
-Bekerja membuat ber-
kembang dan sehat
-Membuat lebih percaya
diri dan bisa membantu
masyarakat
-Sebagai darma bakti
-Rumah seorang muslim
harus bersih
Informan 3
-Membantu di dapur panti
-Membantu memeriksa
kesehatan
-Petugas piket jaga
-Mengikuti semua kegiatan di
panti
-Berkumpul dengan teman
-Membersihkan kamar
-Sholat malam
-Membaca buku
-Berbakti & mengabdi pada panti
-Bisa bermanfaat
-Dapat hidup sehat jasmani dan
rohani
-Senang berbagi cerita
-Menciptakan hubungan yang
selaras
Sebagian besar masyarakat memandang
bahwa di usia lanjut, individu menjadi menyusahkan
orang sekitar dan tidak dapat berbuat banyak hal. Hal
tersebut dikarenakan penurunan-penurunan kondisi fisik
yang mereka alami. Namun berdasarkan penelitian ini
dapat diberikan gambaran bahwa di masa lanjut, lansia
masih dapat mengembangkan diri mereka dan berguna
untuk sekitar. Keberadaan mereka pun tidak dianggap
menyusahkan. Mereka dapat melakukan banyak hal
seperti masih dapat bekerja (sesuai kemampuan dan
kondisi) dengan pengalaman yang telah mereka
dapatkan selama masih muda, tetap ikut aktif dalam
kegiatan di masyarakat dan menjadikan waktu luang
bermanfaat. Informan pun memaknai hidup mereka
dengan kegiatan yang positif dan berguna untuk
kepentingan bersama.
Lansia merasa bahwa dirinya harus tetap
bergaul dengan sesama dan mengembangkan
hubungan. Kegiatan di masyarakat pun dirasa memiliki
banyak manfaat untuk saling menambah informasi dan
lebih memaknai hidup. Lansia juga masih melakukan
olahraga untuk menjaga kondisi fisik mereka agar tetap
sehat seperti anak muda sehingga tidak menjadi lansia
yang malas-malasan. Selain itu untuk menjaga
kesehatan rokhani, para informan lebih mendekatkan
diri kepada Tuhan mereka dengan beribadah.
Berdasarkan hasil penelitian Suwarti (2004)
yang berjudul “Hubungan antara Penerimaan Diri dan
Hubungan Interpersonal Pada Lanjut usia”. Diketahui
bahwa lansia yang mampu menerima kelebihan dan
kekurangan yang ada pada dirinya dan menghargai apa
yang ada pada dirinya sendiri akan mampu menerima
orang lain apa adanya, menghargai orang lain sebagai
pribadi yang unik sehingga mampu menerima
perbedaan yang ada dalam lingkungan sosial
masyarakat. Penerimaan diri sangat berkaitan dengan
Bentuk-bentuk Produktivitas Orang Lanjut Usia (Lansia)

66
penyesuaian diri seseorang sehingga secara otomatis
akan berpengaruh terhadap hubungan interpersonal
lansia dengan orang lain. Selanjutnya para lansia yang
menikmati masa tuanya dengan tetap beraktivitas
sesuai dengan kondisi fisiknya dan tetap berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya melalui kerja bakti,
pengajian dan paguyuban-paguyuban yang diadakan
di lingkungan tempat tinggalnya akan merasa dihargai,
lebih semangat dan bergairah dalam hidupnya. Hal ini
senada dengan hasil penelitian ini, bahwa informan yang
melakukan kegiatan atau aktivitas mereka menjadi lebih
bijaksana dalam menentukan segala sesuatunya dan
mempunyai keinginan untuk membantu orang lain serta
mengabdikan diri pada lingkungan sekitarnya. Selain
itu, mereka juga merasa senang dengan kegiatan yang
mereka lakukan walaupun sudah menjadi lansia.
Aktivitas mereka juga mencakup pada pekerjaan,
kegiatan kemasyarakatan dan pengembangan diri.
Monks, dkk (2004) juga menyatakan bahwa
lansia mengalami perubahan-perubahan dalam fase
kehidupannya. Fase menjadi tua merupakan fase yang
produktif dan kreatif karena merupakan fase mendidik
generasi muda dan bertingkah laku kreatif dalam
mengembangkan kultur atau kebudayaan, hal ini
merupakan salah satu wujud generativitas dan perilaku
membangun. Hal ini senada dengan hasil penelitian ini,
yaitu walaupun lansia mengalami penurunan kondisi
fisik dan psikologis pada usia lanjut tetapi lansia bisa
menyikapinya dengan menyeimbangkan kegiatan yang
dapat menjaga kesehatan fisik dan psikologis seperti
olah raga, membaca buku agama, membaca berita
terbaru, beribadah, membantu orang disekitar dan
beraktivitas atau bekerja sesuai dengan kemampuan
masing-masing individu. Selain itu, lansia juga
menyumbangkan pengalaman yang telah mereka
peroleh kepada generasi muda agar generasi penerus
bangsa tersebut mempunyai motivasi untuk
menciptakan prestasi.
Menurut Erickson, menjadi lansia memiliki
dua kesempatan yaitu mencapai fase integritas ego
atau justru putus asa. Lansia yang berhasil melewati
fase ini akan mengalami integritas diri yaitu menjadi
lansia yang berarti untuk orang lain, merasa menjadi
bagian dari tata aturan yang ada di masyarakat, cinta
pada sesama manusia dan ikut menciptakan
keteraturan dunia. Lansia yang mencapai integritas
ego bersifat bijaksana dalam hidupnya. Sebaliknya
lansia yang tidak berhasil mencapai fase ini akan
mengalami keputusasaan dan merasa tidak bermakna
dalam hidupnya (Monks, dkk, 2004). Seperti halnya
informan dalam penelitian ini, yang mampu
mengembangkan diri mereka untuk bisa produktif dan
kreaktif menjalani hidupnya di masa lanjut dengan
perilaku-perilaku yang membangun serta dapat
memaknai hidup mereka.
Lansia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan
mereka sendiri namun juga dapat mengabdi dan aktif
dalam kegiatan kemasyarakatan sehingga dapat
bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya. Lansia
mengaktualisasikan dirinya dengan memberikan
penyuluhan pada masyarakat, menyumbangkan
pengalaman yang didapatkannya untuk memberikan
motivasi pada generasi penerus, dan membantu orang-
orang disekitarnya. Hal tersebut senada dengan
pendapat Fromm bahwa produktif adalah berfungsi
sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai,
keterbukaan dan mengalami. Jadi produktif itu tidak
hanya menghasilkan sesuatu seperti barang-barang
material, karya-karya seni atau ide-ide (Schultz, 1991).
Di masa lanjut lansia masih dapat hidup
produktif dengan cara yang mereka inginkan untuk
terus menjadi pribadi yang semakin matang. Lansia
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
Vol. 11, No. 1, Mei 2009 : 58-68

67
mempunyai kesempatan untuk dapat menentukan hidup
yang akan mereka jalani di usia lanjut. Menjadi lansia
yang produktif adalah sebuah pilihan bagi mereka untuk
tetap berarti dan berguna dimanapun mereka berada.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan
dari penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.Kegiatan yang masih diikuti oleh lansia pada
usianya yang sudah lanjut adalah sebagai
supervisor pertanian, guru tidak tetap di sekolah
pelayaran, mengikuti kegiatan di lingkungan
tempat tinggalnya dan selalu aktif dengan
kegiatan yang meningkatkan kesehatan fisik dan
mentalnya.
2.Alasan lansia masih melakukan kegiatan atau
aktivitas tersebut adalah karena lansia
menganggap bahwa dengan bekerja akan
membuat dirinya sehat dan menyumbangkan
pengalaman yang dimilikinya untuk memotivasi
para generasi penerus agar mencapai prestasi
yang membanggakan, serta ingin mengabdikan
diri dengan sesama dan membantu sesama yang
membutuhkan untuk memanfaatkan usianya
yang sudah lanjut agar masih bermanfaat untuk
orang lain.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis
dapat memberikan saran-saran, antara lain:
1.Bagi masyarakat khususnya lansia agar dapat
lebih memahami bahwa di masa usia lanjut, lansia
dapat melakukan hal-hal yang produktif dan
bermanfaat bagi masyarakat.
2.Bagi orang-orang pada umumnya agar dapat
mempersiapkan diri sebagai lansia yang produktif
sesuai dengan kemampuannya dan tetap
berperan dalam masyarakat.
3.Bagi masyarakat luas agar dapat dijadikan
pengetahuan tentang kegiatan yang dilakukan
lansia dalam menjalani hidup yang produktif serta
alasan-alasan lansia untuk memilih hidup
produktif.
DAFTAR RUJUKAN
Anoraga, P. (1995). Psikologi Industri dan Sosial.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Deputi I Menkokesra. (2008). Lansia Masa Kini dan
Mendatang. (online). (http://
www.menkokesra.go.id, diakses pada 29
Agustus 2008). Situs resmi kementerian
koordinator bidang kesejahteraan
rakyat.
Harry. (2007). Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata Mendukung Program Wisata
Lansia. (online). (http://www.
Depbudpar.com, diakses pada 9 Septem-
ber 2008).
Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan
Sepanjang Rentang Kehidupan.
Diterjemahkan oleh Isti Wijayanti dan
Soejarno. Jakarta: Erlangga.
Kadir, S. (2007). Ageing. (online). (http://
subhankadir.wordpress.com, diakses pada
tanggal 1 September 2008).
Bentuk-bentuk Produktivitas Orang Lanjut Usia (Lansia)

68
Mariani & Kadir, S. (2007). Panti Werdha Sebuah
Pilihan. (online). (http://subhankadir.
wordpress.com/2007/08/20/, diakses pada
20 Agustus 2008).
Monks, F.J, Knoers, A.M.P, Haditomo, S.R. (2004).
Psikologi Perkembangan Pengantar
dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Nugraheni, S.D. (2005). Hubungan antara
Kecerdasan Ruhaniah dengan
Kecemasan Menghadapi Kematian
pada Lanjut usia. Jurnal Ilmiah
Psikologi INSIGHT Th. II/ No. 2/ 2004,
80-89.
Rahmawati, (2008). Lansia Bina Kelompok Usaha
Produktif. (online). (http://www.
gemari.or.id/artikel/detail.php?id=439,
diakses pada 16 Agustus 2008).
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-
Model Kepribadian Sehat. Yogya:
Kanisius.
Suwarti. (2004). Hubungan antara Penerimaan Diri
dan Hubungan Interpersonal Pada
Lanjut usia. Jurnal Ilmiah Psikologi
INSIGHT Th. II/ No. 2/ 2004, 80-89.
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
Vol. 11, No. 1, Mei 2009 : 58-68