Dokumen Materi Kuliah
MK.
SEJARAH ARSITEKTUR NUSANTARA
PAU6202
JURUSANARSIRKTUR,FTSP, UNIVERSITAS TRISAKTI
SEMESTERGENAP2021-2022
DR.IR.POPIPUSPITASARI,MT.

1



RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPS)



PROGRAM STUDI : Sarjana Arsitektur
MATA KULIAH : Sejarah Arsitektur Nusantara
BOBOT : 3 sks
DOSEN PENGAMPU : Dr. Ir. Popi Puspitasari, MT.
























FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2022

2


RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPS)

Universitas/Institut : UNIVERSITAS TRISAKTI
Fakultas : FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
Program Studi : Sarjana Arsitektur
Mata Kuliah : Sejarah Arsitektur Nusantara
Bobot/Sks : 3 sks
Kode Mata Kuliah : PSS 404
Sifat : (1) Teori (2) Seminar (3) praktikum
Pra-Syarat (jika ada) : (untuk mata kuliah pre-rekuisit)
Semester : Genap 2021-2022
Periode Kuliah : Maret-Agustus 2022
Jumlah Pertemuan tatap
muka
: 16 x 150 menit
Jadwal Kuliah : Jumat pukul 08.00-10.30 wib
Ruang :
Dosen Pengampu : 1. Dr.Ir.Popi Puspitasari, MT.

A. DESKRIPSI
Mata kuliah ini membahas tentang sejarah arsitektur di Nusantara melalui Time Line,
konsep/filosofi perancangan bangunan vernakular/tradisional berbagai etnis, bangunan ibadah
bersejarah, bangunan Kolonial/modern, struktur dan anatomi kota lama, struktur dan anatomi
kampung Cina dan Arab di Nusantara.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPL)

Ranah Capaian Pembelajaran Lulusan
Sikap Menunjukkan sikap inisiatif, kooperatif, aktif, displin, bertanggung
jawab dan jujur dalam perkuliahan, diskusi kelas baik secara individu
maupun berkelompok
Pengetahuan 1. Mampu menjelaskan konsep, teori dasar totalitas dan
perwujudan arsitektur; tipologi dan konsep perancangan
arsitektur vernacular/ tradisional, bangunan ibadah bersejarah
dan bangunan kolonial/modern di Nusantara; serta mampu
menjelaskan struktur dan anatomi kota lama.
Keterampilan umum 2. Mampu menyusun laporan hasil studi referensi mengenai konsep
dan teori pendukung sejarah arsitektur nusantara.
Keterampilan
Khusus
3. Mampu membuat laporan grafis hasil pengukuran dan
penggambaran ulang perwujudan fisik warisan bangunan
arsitektur dan mampu menyusun time line sejarah
perkembangan arsitektur kasus tertentu.

3

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)
Capaian Pembelajaran Sikap:
Menunjukkan sikap inisiatif, kooperatif, aktif, displin, bertanggung jawab dan jujur
dalam perkuliahan, diskusi kelas baik secara individu maupun berkelompok
Indikator:
▪ Mengerjakan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan jumlah tugas selama
1 semester.
▪ Mengerjakan setiap tugas dengan bekerjasama dengan kelompoknya.
▪ Mencantumkan sumber data/ informasi yang dikutipnya dalam setiap karya.
▪ Memiliki inisiatif untuk mengembangkan ide pribadi dalam setiap tugas.

Capaian Pembelajaran Pengetahuan, Keterampilan Umum dan Khusus
CPMK SUB-CPMK
Capaian Pembelajaran Pengetahuan:
1. Mampu menjelaskan konsep dan teori
yang mendasari pemahaman totalitas
arsitektur, perwujudan arsitektur,
persebaran budaya dan time-line
perkembangan arsitektur di Nusantara
1.1 Mampu menjelaskan tentang teori
pendukung perkembangan sejarah di
Nusantara
1.2 Mampu menerangkan definisi
vernakular, tradisional dalam konteks
budaya berarsitektur di Nusantara
4.1 Mampu menyusun time line
perkembangan arsitektur di Nusantara
2. Mampu menjelaskan tipologi dan
konsep perancangan rumah tinggal
etnik vernacular/ tradisional, bangunan
ibadah bersejarah dan bangunan
kolonial/modern di Nusantara.
2.1 Mampu menjelaskan tipologi
bangunan rumah tinggal
vernacular/tradisional dataran tinggi,
dataran rendah dan pesisiran
kaitannya dengan iklim, kondisi
geografis dan topografis, material
dan struktur konstruksi
2.2 Mampu menjelaskan konsep tata
ruang rumah tinggal
vernacular/tradisional dataran tinggi,
dataran rendah dan pesisiran
kaitannya dengan kondisi social-
budaya dan keyakinan/agama
(stratifikasi dan status social, konsep
kosmologis dan kosmogoni)
2.3 Mampu menjelaskan tipologi dan
konsep perancangan bangunan ibadah
: Hindu-Budha di Nusantara.
2.4 Mampu menjelaskan tipologi dan
konsep perancangan bangunan
ibadah : Masjid bersejarah di
Nusantara

4

2.5 Mampu menjelaskan tipologi dan
konsep perancangan bangunan ibadah
: Gereja bersejarah di Nusantara
2.6 Mampu menjelaskan tipologi dan
konsep perancangan bangunan
colonial/modern di Nusantara.
3 Mampu menjelaskan struktur dan
anatomi kota lama dalam konteks
perwujudan fisik dan konsep
perancangannya.
3.1 Mampu menjelaskan struktur dan
anatomi Kota lama di Nusantara.
3.2 Mampu menjelaskan karakteristik dan
perwujudan kampung Cina atau
kampung Arab.
4. Mampu menyusun laporan hasil studi
referensi mengenai konsep dan teori
pendukung dalam memahami sejarah
arsitektur nusantara.
4.1 Mampu menyusun laporan hasil studi
referensi yang terkait dengan konsep
dan teori yang mendukung pada
pengetahuan sejarah arsitektur
Nusantara.
5. Mampu membuat laporan grafis hasil
pengukuran dan penggambaran ulang
kasus tertentu dari bangunan
arsitektur etnik vernacular/ tradisional,
bangunan ibadah bersejarah, dan
bangunan kolonial/modern.
5.1 Mampu melakukan pengukuran dan
menggambarkan ulang salah satu
kasus bangunan arsitektur etnik
vernacular/tradisional di Nusantara.
6. Mampu menyusun time line sejarah
perkembangan arsitektur kasus
tertentu.
6.1 Mampu membuat dan memaparkan
time line perkembangan arsitektur di
Nusantara


D. MATERI
POKOK MATERI SUB-MATERI
CPMK-1:
Mampu menjelaskan konsep dan teori yang mendasari pemahaman totalitas
arsitektur, perwujudan arsitektur, persebaran budaya dan time-line perkembangan
arsitektur di Nusantara
CPMK-4:
Dapat menyusun laporan hasil studi referensi mengenai konsep dan teori pendukung
dalam memahami sejarah arsitektur nusantara.
1.2 Teori pendukung perkembangan
sejarah di Nusantara
1.2.1 Teori Holistik Arsitektur
1.2.2 Teori House, Form and Culture
1.2.3 Nusantara dan persebaran
peradaban
1.2 Definisi vernakular, tradisional dalam
konteks budaya berarsitektur di
Nusantara
1.2.1 Definisi Vernakular
1.2.2 Definisi tradisional
1.2.3 Defisi Kebudayaan

5

4.1 Time line perkembangan arsitektur di
Nusantara
4.1.1 Konsep SInkronik dan DIakronik
pembelajaran sejarah
4.1.2 Time Line perkembangan
arsitektur di Nusantara
CPMK-2:
Mampu menjelaskan tipologi dan konsep perancangan rumah tinggal etnik
vernacular/ tradisional, bangunan ibadah bersejarah dan bangunan kolonial/modern
di Nusantara.
CPMK-5:
Dapat membuat laporan grafis hasil pengukuran dan penggambaran ulang kasus
tertentu dari bangunan arsitektur etnik vernacular/ tradisional.
CPMK-6:
Dapat menyusun time line sejarah perkembangan arsitektur kasus tertentu.
2.1 Tipologi bangunan rumah tinggal
etnik vernacular/tradisional dataran
tinggi, dataran rendah dan pesisiran
kaitannya dengan iklim, kondisi
geografis dan topografis, material
dan struktur konstruksi
2.1.1 Tipologi bangunan rumah tinggal
vernacular/tradisional panggung,
landed houses dan pesisiran
2.1.2 Sistem sirkulasi udara, pencahayaan,
system persambungan komponen-
komponen struktur- konstruksi
2.1.3 Pengukuran dan penggambaran
ulang salah satu kasus tektonika
bangunan etnik
vernacular/tradisional
2.2 Konsep tata ruang rumah tinggal
vernacular/tradisional dataran tinggi,
dataran rendah dan pesisiran
kaitannya dengan kondisi social-
budaya dan keyakinan/agama
(stratifikasi dan status social, konsep
kosmologis dan kosmogoni)
2.2.1 Tipologi bangunan rumah tinggal
vernacular/tradisional great culture
dan common culture
2.2.2 Pengaruh stratifikasi/status social,
konsep kosmologis dan kosmogoni
terhadap tata ruang dalam,
orientasi masa bangunan, pola tata
masa bangunan, hirarki nilai ruang
(horizontal dan vertikal)
2.2.3 Unsur dekorasi dan makna
2.2.4 Cara pengukuran dan
penggambaran ulang salah satu
kasus tata ruang dan unsur dekorasi
bangunan etnik
vernacular/tradisional
2.3 Tipologi dan konsep perancangan
bangunan ibadah : Hindu-Budha di
Nusantara
2.3.1 Prosesi ritual agama Hindu-Budha
dan tata ruang
2.3.2 Konsep kosmologis Hindu-Budha
(Konsep sumbu bumi dan religi, Tri
Hita Karana, nawa sanga, Tri Angga,
dll) dan hirarki nilai ruang
2.3.3 Unsur dekorasi dan makna

6

2.4 Tipologi dan konsep perancangan
bangunan ibadah : Masjid bersejarah
di Nusantara
2.4.1 Prosesi ritual ibadah Islam dan tata
ruang
2.4.2 SInkretisme dan eklektisisme wujud
arsitektur masjid, unsur dekorasi
dan sarana ziarah.
2.5 Tipologi dan konsep perancangan
bangunan ibadah : Gereja bersejarah
di Nusantara
2.5.1 Prosesi ritual agama katolik/Kristen
dan tata ruang
2.5.2 Langgam Gotik-Barok dan tektonika
arsitektur gereja di Nusantara
2.6 Tipologi dan konsep perancangan
bangunan colonial/modern di
Nusantara
2.6.1 Karakteristik rumah Landhuise dan
arsitektur jengki.
2.6.2 Jenis langgam arsitektur eropa di
Nusantara (renaisan, art deco, art
nevou, dan leklektiktisime)
2.6.3 Modernisasi arsitektur di Nusantara
2.6.4 Time line bangunan colonial/modern
di Nusantara
CPMK-3:
Mampu menjelaskan struktur dan anatomi kota lama dalam konteks perwujudan
fisik dan konsep perancangannya.
CPMK-6:
Dapat menyusun time line sejarah perkembangan arsitektur kasus tertentu.
2.7 Struktur dan anatomi Kota lama di
Nusantara
2.7.1 Akulturasi budaya, Hibridisasi etnik
dan Kolonialisasi
2.7.4 Komponen-komponen fisik kota
lama (struktur jalan, zona hunian,
pusat pemerintahan, zona ekonomi)
dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya (social, ekonomi,
politik dan budaya)
2.8 Karakteristik dan perwujudan
kampung Cina atau kampung Arab.di
kota lama
2.8.1 Strukturdan anatomi kampung Cina
dan kampung Arab
2.8.1 Konsep perancangan bangunan
arsitektur Cina dan Arab.


E. KEGIATAN PEMBELAJARAN (METODE)
1. Kuliah
2. Studi Referensi
3. Diskusi
4. Presentasi

F. TUGAS (TAGIHAN)
MINGGU TUGAS (TAGIHAN)
I Laporan hasil studi referensi tentang konsep dan teori pendukung
perkembangan sejarah

7

II Presentasi laporan hasil studi refersni MInggu –I dalam bentuk
presentasi slide
III Poster A3 digital tentang Pengukuran dan penggambaran ulang
serta menjelaskan salah satu kasus tektonika bangunan etnik
vernacular/tradisional (Denah, Tampak, Porongan) skala 1:50
dalam bentuk poster
IV Poster A3 digital dan presentasi tentang pengukuran dan
penggambaran ulang serta menjelaskan salah satu kasus tata
ruang (site plan, hirarki nilai ruang) dan unsur dekorasi (pola dan
motif min 3) bangunan etnik vernacular/tradisional great culture
atau common culture skala 1:50
V
VI Poster A3 digital dan presentasi tentang pengukuran dan
penggambaran ulang serta menjelaskan salah satu kasus Candi
dan rumah tradisional Bali (site plan, denah, tampak, potongan,
hirarki nilai ruang) dan unsur dekorasi (pola dan motif min 3)
bangunan etnik skala 1:50
VII
IX Poster A3 digital dan presentasi time line bangunan masjid
bersejarah di salah satu kota besar di Nusantara abad 17-19 X
XI Slide dan presentasi time line bangunan colonial/modern di salah
satu kota besar di Nusantara abad 18-19 XII
XIII Slide dan presentasi time line/morfologi kota lama salah satu kota
besar di Nusantara minimal bersumber dari 5 referensi peta lama XIV
XV Resume hasil studi referensi kampung Cina/Kampung Arab dari
minimal 5 jurnal

G. PENILAIAN
• Metode:
Tes tulis, tes performance (unjuk kerja), portofolio, dll.

• Instrumen
Lembar/soal tes, lembar penilaian kinerja, lembar rubrik

• Komponen dan proporsi penilaian
1. Tugas 1 ……………………………………. 15%
2. Tugas 2 ……………………………………. 15%
3. UTS ……………………………………. 30%
4. UAS ……………………………………. 40%
5. Kehadiran ≥ 70% (syarat mengikuti UAS)

• Kriteria kelulusan
TINGKAT PENGUASAAN (%) HURUF ANGKA KETERANGAN
86 – 100 A 4 Lulus
81 - 85 A- 3,7 Lulus
76 - 80 B+ 3,3 Lulus
71 - 75 B 3,0 Lulus
66 - 70 B- 2,7 Lulus
61 - 65 C+ 2,3 Lulus
56 - 60 C 2,0 Lulus

8

51 - 55 C- 1,7 Belum Lulus
46 – 50 D 1 Belum Lulus
0 - 45 E 0 Belum Lulus

H. PERATURAN (TATA TERTIB)
1. Hadir dalam perkuliahan tatap muka minimal 70% dari jumlah pertemuan ideal
(lihat aturan akademik universitas).
2. Setiap mahasiswa harus aktif dan partisipatif dalam perkuliahan.
3. Hadir di kelas tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditetapkan/disepakati.
4. Toleransi keterlambatan adalah adalah 10 menit.
5. Ada pemberitahuan jika tidak hadir dalam perkuliahan tatap muka.
6. Selama perkuliahan berlangsung, Handphone dalam posisi off atau silent.
7. Meminta izin (dengan cara mengangkat tangan) jika ingin berbicara, bertanya,
menjawab, meninggalkan kelas atau keperluan lain.
8. Saling menghargai dan tidak membuat kegaduhan/gangguan/ kerusakan dalam
kelas.
9. Tidak boleh ada plagiat dan bentuk-bentuk pelanggaran norma lainnya.


I. RINCIAN RENCANA KEGIATAN (SATUAN ACARA PERKULIAHAN)
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………..…….(ditulis dalam bentuk matrik. Lihat halaman berikut)

9

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Mata Kuliah :
Sejarah Arsitektur Nusantara

Semester : Genap 2021-2022

Kode MK : PSS 404

SKS : 3 sks

MK Prasyarat : ...........................

Dosen : Dr. Ir. Popi Puspitasari, MT.

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Sikap:
Menunjukkan sikap inisiatif, kooperatif, aktif, displin, bertanggung jawab dan jujur dalam perkuliahan, diskusi kelas baik secara individu
maupun berkelompok
Pengetahuan:
Mampu menjelaskan konsep, teori dasar totalitas dan perwujudan arsitektur; tipologi dan konsep perancangan arsitektur vernacular/
tradisional, bangunan ibadah bersejarah dan bangunan kolonial/modern di Nusantara; serta mampu menjelaskan struktur dan anatomi kota
lama.
Keterampilan Umum:
Mampu menyusun laporan hasil studi referensi mengenai konsep dan teori pendukung sejarah arsitektur nusantara.
Keterampilan Khusus:
Mampu membuat laporan grafis hasil pengukuran dan penggambaran ulang perwujudan fisik warisan bangunan arsitektur dan mampu
menyusun time line sejarah perkembangan arsitektur kasus tertentu.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ( CPMK )
1. Mampu menjelaskan konsep dan teori yang mendasari pemahaman totalitas arsitektur, perwujudan arsitektur, persebaran budaya dan time-
line perkembangan arsitektur di Nusantara

10

2. Mampu menjelaskan tipologi dan konsep perancangan rumah tinggal etnik vernacular/ tradisional, bangunan ibadah bersejarah dan bangunan
kolonial/modern di Nusantara.
3. Mampu menjelaskan struktur dan anatomi kota lama dalam konteks perwujudan fisik dan konsep perancangannya.
4. Mampu menyusun laporan hasil studi referensi mengenai konsep dan teori pendukung dalam memahami sejarah arsitektur nusantara.
5. Mampu membuat laporan grafis hasil pengukuran dan penggambaran ulang kasus tertentu dari bangunan arsitektur etnik vernacular/
tradisional, bangunan ibadah bersejarah, dan bangunan kolonial/modern.
6. Mampu menyusun time line sejarah perkembangan arsitektur kasus tertentu.
Mnggu
ke
Kemampuan Akhir Yang
Diharapkan (Sub-CPMK)
Indikator Materi Bentuk/Metode
Pembelajaran
Waktu
Belajar
(menit)
Sumber
dan Media
Penilaian/
tagihan
I 1.1 Mampu menjelaskan
tentang konsep dan
teori pendukung
perkembangan
sejarah di Nusantara
Tugas :
Mahasiswa
melaporkan hasil
studi referensi
tentang konsep
dan teori
pendukung
perkembangan
sejarah minimal
dari 3 referensi
▪ Teori Holistik
Arsitektur
▪ Teori House, Form
and Culture
▪ Nusantara dan
persebaran
peradaban
Kuliah
Studi Referensi
PP.2021
50’ (Pires & Cortesao,
2015: 191-308);
(Lombard, 2005:
11-28);
(Rapoport, 1969);
(Bahktiar et al.,
2014)
Rubrik/
Laporan hasil
studi referensi
1.2 Mampu menerangkan
definisi vernakular,
tradisional dalam
konteks budaya
berarsitektur di
Nusantara
▪ Definisi Vernakular
▪ Definisi tradisional
▪ Defisi Kebudayaan
100’ (Tipnis, 2012);
(Oliver, 2006);
(Sedyawati,
2014);
(Koentjaraningrat
, 1988)
II 4.1 Mampu menyusun
time line
perkembangan
arsitektur di
Nusantara
Presentasi :
Mahasiswa dapat
mempresentasika
n hasil studi
referensi minggu
– I dalam bentuk
slide presentasi
▪ Konsep SInkronik
dan DIakronik
pembelajaran
sejarah
▪ Time Line
perkembangan
arsitektur di
Nusantara
Kuliah
PP.2021
50’ (Haryono, 1995);
(Lombard, 2005a:
9-67); (Widodo,
2004)
Rubrik/
Presentasi dan
dokumen
presentasi
slide (digital)
Presentasi Tugas Presentasi Slide 100’

11

III 2.1 Mampu menjelaskan
tipologi bangunan
rumah tinggal
vernacular/tradisional
dataran tinggi, dataran
rendah dan pesisiran
kaitannya dengan
iklim, kondisi geografis
dan topografis,
material dan struktur
konstruksi
Tugas:
Dapat
mengerjakan
tugas Pengukuran
dan
penggambaran
ulang serta
menjelaskan
salah satu kasus
tektonika
bangunan etnik
vernacular/tradisi
onal (Denah,
Tampak,
Porongan) skala
1:50 dalam
bentuk poster
▪ Tipologi bangunan
rumah tinggal
vernacular/tradisio
nal panggung,
landed houses dan
pesisiran
▪ Sistem sirkulasi
udara,
pencahayaan,
system
persambungan
komponen-
komponen
struktur-
konstruksi
Kuliah
SH.2021
50’

(Puspitasari et al.,
2019); (Mutiara
et al., 2011);
(Tipnis, 2012);
(Oliver,
2006);(Harnoko,
2016);
(Mubyarto,
1997);
(Sumintardja,
1981); (Iskandar,
Yulindiani; Lahji,
2010)
Pengabdian
Masyarakat
Sindang Barang
Rubrik/ Poster
A3 digital
Pembuatan poster

100’
IV 2.2 Mampu menjelaskan
konsep tata ruang
rumah tinggal
vernacular/tradisional
dataran tinggi,
dataran rendah dan
pesisiran kaitannya
Tugas:
Dapat
mengerjakan
poster tentang
pengukuran dan
penggambaran
ulang serta
▪ Tipologi bangunan
rumah tinggal
vernacular/tradisio
nal great culture
dan common
culture

Kuliah
SH.2021

50’

(Oliver, 2006);
(Wonorahardjo,
2009)
(Sumintardja,
1981)
Poster A3 digital

12

dengan kondisi social-
budaya dan
keyakinan/agama
(stratifikasi dan status
social, konsep
kosmologis dan
kosmogoni)

menjelaskan
salah satu kasus
tata ruang (site
plan, hirarki nilai
ruang) dan unsur
dekorasi (pola
dan motif min 3)
bangunan etnik
vernacular/tradisi
onal great culture
atau common
culture skala 1:50


Pembuatan Poster

100’
V ▪ Pengaruh
stratifikasi/status
social, konsep
kosmologis dan
kosmogoni
terhadap tata
ruang dalam,
orientasi masa
bangunan, pola
tata masa
bangunan, hirarki
nilai ruang
▪ Unsur dekorasi
dan makna
Kuliah
PP.2021
50’ (Oliver, 2006);
(Sumintardja,
1981); (Roxana,
1990)
Rubrik/Poster
A3 digital-
lanjutan
minggu-IV
Pembuatan dan
presentasi Poster
lanjutan minggu-IV
Diskusi
100’

13

VI 2.3 Mampu menjelaskan
tipologi dan konsep
perancangan
bangunan ibadah :
Hindu-Budha di
Nusantara.
Tugas:
Dapat
mengerjakan
poster tentang
pengukuran dan
penggambaran
ulang serta
menjelaskan
salah satu kasus
Candi dan rumah
tradisional Bali
(site plan, denah,
tampak,
potongan, hirarki
nilai ruang) dan
unsur dekorasi
(pola dan motif
min 3) bangunan
etnik skala 1:50
▪ Prosesi ritual
agama Hindu-
Budha dan tata
ruang
▪ Konsep
kosmologis Hindu-
Budha (Konsep
sumbu bumi dan
religi, Tri Hita
Karana, nawa
sanga, Tri Angga,
dll) dan hirarki
nilai ruang
▪ Unsur dekorasi
dan makna
▪ Konsep
Permukiman Awal
Borobudur
Kuliah
ES.2021
50’ Poster A3 digital
Pembuatan Poster
Diskusi
100’
VII Kuliah
ES.2021
50’ (Oliver, 2006);
(Sumintardja,
1981); (Roxana,
1990)
Penelitian Relief
Borobudur
Rubrik/Poster
A3 digital-
lanjutan
minggu-VI
Presentasi dan
perbaikan Poster
lanjutan minggu-VI
Dikusi
100’
VIII UJIAN TENGAH SEMESTER
IX 2.4 Mampu menjelaskan
tipologi dan konsep
perancangan
bangunan ibadah :
Masjid bersejarah di
Nusantara
Tugas:
Dapat menyusun
Time line
bangunan masjid
bersejarah di
salah satu kota
besar di
Nusantara
▪ Prosesi ritual
ibadah Islam dan
tata ruang
▪ SInkretisme dan
eklektisisme
wujud arsitektur
masjid, unsur
dekorasi dan
sarana ziarah.
Kuliah
ES
50’ (Yusuf, 2006);
(Waluyo, 2015);
(Hakim, 2011);
(Sunyoto, 2017)
Rubrik/Poster
A3 digital
Pembuatan Poster
Diskusi
100’

14

X 2.5 Mampu menjelaskan
tipologi dan konsep
perancangan
bangunan ibadah :
Gereja bersejarah di
Nusantara
▪ Prosesi ritual
agama
katolik/Kristen
dan tata ruang
▪ Langgam Gotik-
Barok dan
tektonika
arsitektur gereja
di Nusantara
Kuliah
SH
50’ (Sumalyo, 2016);
(Laurens, 2013)
Rubrik/Poster
A3 digital
Pembuatan Poster
Diskusi
100’
XI 2.6 Mampu menjelaskan
tipologi dan konsep
perancangan
bangunan
colonial/modern di
Nusantara
Tugas:
Dapat menyusun
Time line
bangunan
colonial/modern
di salah satu kota
besar di
Nusantara
▪ Karakteristik
rumah Landhuise
dan arsitektur
jengki.
▪ Jenis langgam
arsitektur eropa
di Nusantara
(renaisan, art
deco, art nevou,
dan
leklektiktisime)
Kuliah
PP
50’ (Sumalyo, 2016) Rubrik/ Slide
presentasi time
line - Digital
Penyusunan time
line
100’
XII ▪ Modernisasi
arsitektur di
Nusantara
Kuliah
ES
50’ (Sumalyo, 1997)
Presentasi time
line-lanjutan
minggu XI
100’
XIII 3.1 Mampu menjelaskan
struktur dan anatomi
Tugas: Kuliah
PP
50’ (Colombijn et al.,
2002); (Widodo,
2004)
Penyusunan
Slide time line

15

Kota lama di
Nusantara.
Menyusun Time
line morfologi
kota lama salah
satu kota besar di
Nusantara
▪ Akulturasi budaya,
Hibridisasi etnik
dan Kolonialisasi
▪ Komponen-
komponen fisik
kota lama
(struktur jalan,
zona hunian, pusat
pemerintahan,
zona ekonomi)
dan faktor-faktor
yang
mempengaruhinya
(social, ekonomi,
politik dan
budaya)
Penyusunan time
line
100’
XIV Kuliah
PP
50’ (Colombijn et al.,
2002); (Widodo,
2004)
Rubrik/Presenta
si time line
dalam slide
Presentasi time
line-lanjutan
minggu XIII
100’
XV 3.2 Mampu menjelaskan
karakteristik dan
perwujudan kampung
Cina atau kampung
Arab.
Tugas:
Dapat membuat
resume studi
referensi
kampung
Cina/Kampung
Arab dari minimal
5 jurnal
▪ Strukturdan
anatomi kampung
Cina dan kampung
Arab
▪ Konsep
perancangan
bangunan
arsitektur Cina dan
Arab.

Kuliah
SH
50’ (Pratiwo, 2010);
(Rohanah, 2014);
(Ricklefs, 2004);
Rubrik/Resume
hasil studi
referensi
Studi referensi
Diskusi
100’
XVI UJIAN AKHIR SEMESTER

16



Daftar Referensi :
Bahktiar, O, W. J., & Joseph, R. (2014). Tipe Teori Pada Arsitektur Nusantara Mnenurut Josef Prijotomo. In Media Matrasain (Vol. 11, Issue 2).
Colombijn, F., Barwegen, M., Basundoro, P., & Kusyairi, J. A. (2002). Kota Lama, Kota Baru: Sejarah Kota-Kota di Indonesia. Ombak.
Hakim, A. (2011). Akulturasi Budaya Bangunan Masjid Tua Cirebon. Suhuf, 4(2), 289–314.
Harnoko, I. (2016). “Petungan” sebagai Sistem Ukuran dalam Desain Komunikasi Visual Jawa (“Petungan” as a Measurement System in Java
Visual Communication Design). Jurnal Desain, 4(01), 38. https://doi.org/10.30998/jurnaldesain.v4i01.913
Haryono. (1995). Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Pustaka Jaya.
Iskandar, Yulindiani; Lahji, K. (2010). The Local Wisdom Of Settlement Structure And Raft House Construction In Musi River - Palembang
(Kearifan Lokal Dalam Penyelesaian Struktur Dan Konstruksi Rumah Rakit Di Sungai Musi – Palembang). Local Wisdom-Jurnal Ilmiah
Online, 37 – 45. https://doi.org/https://doi.org/10.26905/localwisdom
Koentjaraningrat. (1988). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan.
Laurens, J. M. (2013). Memahami Arsitektur Lokal Dari Proses Inkulturasi Pada Arsitektur Gereja Katolik Di Indonesia. Reinterpretasi Identitas
Arsitektur Nusantara.
Lombard, D. (2005a). Nusa Jawa: Silang Budaya, Jaringan Asia (W. P. Arifin, R. S. Hidayat, & N. H. Yusuf (Eds.)). Gramedia Pustaka Utama.
Lombard, D. (2005b). Nusa Jawa: Silang Budaya (W. P. Arifi, R. S. Hidayat, & N. H. Yusuf (Eds.)). Gramedia Pustaka Utama.
Mubyarto. (1997). Masyarakat Terasing. Aditya Media.
Mutiara, K., Teknik, F., & Arsitektur, P. S. (2011). Pemukiman berbasis perairan laut skripsi.
Oliver, P. (2006). Cultural Issues in Vernacular Architecture. Architectural Press.
Pires, T., & Cortesao. (2015). Suma Oriental (A. Cortesao (Ed.)). Ombak.
Pratiwo. (2010). Arsitektur Tradisional Tionghoa dan Perkembangan Kota. Ombak.
Puspitasari, P., Kadri, T., Indartoyo, & Kusumawati, L. (2019). Dissecting local knowledge: Building tectonics and micro climate of vernacular
riverine floating house. International Journal of Scientific and Technology Research, 8(10), 3099–3105.
Rapoport, A. (1969). House Form and Culture. Prentice Hall.
Ricklefs, M. C. (2004). Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI. Tiara Wacana.
Rohanah, I. (2014). Penerapan Konsep Territory N.J.Habraken ada Permukiman Kampung Arab, Malang.
Roxana. (1990). The Living House An Anthropology of Architecure in Shouth East Asia. Oxford University Press.
Sedyawati, E. (2014). Kebudayaan di Nusantara. Komunitas Bambu.
Sumalyo, Y. (1997). Arsitektur Modern: Akhir Abad XIX dan Abad XX Edisi Ke 2. Gadjah Mada University Press.

17

Sumalyo, Y. (2016). Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Gadjah Mada University Press.
Sumintardja, D. (1981). Kompendium Sejarah Arsitektur. Yayasan LPMB.
Sunyoto, A. (2017). Atlas Wali Songo. Pustaka IIMan.
Tipnis, A. (2012). Vernacular Traditions: Contemporary Architecture. The Energy and Resources Institut ( TERI).
Waluyo, E. H. (2015). Akulturasi Budaya Cina Pada Arsitektur Masjid Kuno Di Jawa Tengah. Jurnal Desain, 1(01), 15–28.
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Jurnal_Desain/article/view/350
Widodo, J. (2004). The Boat and the City: Chinese Diaspora and the Architecture of Southeast Asian Coastal Cities. Marshall Cavendish Intl.
Wonorahardjo, S. (2009). Pengaruh karakteristik fisik terhadap fenomena pulau panas (urban heat island) kawasan kota di Bandung. Institut
Teknologi Bandung,.
Yusuf, M. (2006). Sejarah Peradaban Islam di Indonesia (Pustaka (Ed.).


Mengetahui: mengetahui/menyetujui: Jakarta, 20 Mei 2020
Ketua Program Studi reviewer (jika ada) Dosen,
………………………………..….. ……………………………………………



(Dr.Ir. Popi Puspitasari, MT)

18

PETUNJUK TUGAS 1


UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI SARJANA ARSITEKTUR

LEMBAR SOAL UJIAN
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN 2019/2020
Mata Kuliah Sejarah Arsitektur Nusantara Kode/sks PAS6303/3
Hari/Tanggal Senin/13 April 2020 Kelas
Dosen Pengampu Dr. Ir. Popi Puspitasari, MT
Ir. Enny S. Sarddiyarso, MA.
Ir. Sri Hanjajanti, MT.
Ir. Laksmi Utami, MA.
Ruang Google Class Room
(GCR)
Waktu Ujian 08.00 WIB- waktu yang ditentukan dosen pengampu Verifikasi KKMK Verifikasi Prodi
Sifat Ujian Take Home Test – diunggah di GCR atau WA paling
lambat tanggal 13 April 2020, pukul 16.00 WIB

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
1) Mengetahui dan memaparkan konsep Arsitektur Tradisional/Vernakular berbagai etnis di Nusantara
2) Memahami dan mempresentasikan penerapan konsep Arsitektur Tradisional/Vernakular tertentu terhadap
rancangan fisik Rumah Tinggal Tradisional/Vernakular dalam bentuk: Site Plan, Denah, Tampak , Potongan
dan Perspektif
SOAL

Bobot
(%)
Perwujudan fisik arsitektur tergantung pada Budaya (norma-norma, hirarki nilai, falsafah hidup,
keyakinan/agama), Sosial (status/derajat sosial dan kebiasaan interaksi sosial), tingkat ekonomi, lokasi
geografis (gunung, daratan, pantai), iklim dan bahan yang digunakan untuk membangun. Dalam upaya
memahami konsep arsitektur tradisional/vernacular etnik di Nusantara dan penerapannya ke dalam fisik
bangunan, maka Saudara dimintakan untuk membuat Poster. Sumber acuan data dan informasi
merupakan ilustrasi/gambar grafis/sketsa berasal dari : e-Jurnal, e-Book, dan Web-link yang bisa dipercaya
kebenarannya. Penataan data dan informasi mengikuti format terlampir.

Konten yang dimuat di dalam poster dapat memilih:
SALAH SATU ARSITEKTUR TRADISIONAL/VERNAKULAR ETNIK DI NUSANTARA YANG DAPAT
DIPILIH DARI DAFTAR TERLAMPIR

19

Persyaratan pengerjaan Poster :
1) Dikerjakan individu
2) Format kertas : A3
3) Diberikan nama, NIM dan nama Dosen Pengampu
4) Gambar berskala dengan benar, skala gambar disesuaikan dengan pembagian alokasi kotak untuk
gambar pada bidang kertas.
5) Poster dipresentasikan berwarna
6) Data dan informasi berupa ILUSTRASI/GAMBAR GRAFIS/SKETSA dengan menyebutkan
sumbernya
7) Diupayakan setiap individu mengerjakan obyek arsitektur tradisional/vernacular etnik tertentu
dengan lokasi yang berbeda (dikoordinir oleh ketua kelas)
Kriteria Penilaian:
1) Kebenaran data dan informasi
2) Kelengkapan ilustrasi/gambar grafis/sketsa minimal sesuai dengan yang diminta: Site Plan, Denah,
Tampak, Potongan dan Perspektif. Semakin banyak ilustrasi/gambar grafis semakin tinggi nilainya.
3) Kelengkapan keterangan dan ukuran
4) Kreatifitas pembuatan poster

20
40


20
20
BERSAMBUNG KE LAMPIRAN

20

DAFTAR NAMA ETNIK DI NUSANTARA
No Nama Etnik Asal Daerah No Nama Etnik Asal Daerah
1 Suku Kubu Sumatera (Jambi) 54 Suku Boti Nusa Tenggara Timur
2 Suku Sakai Sumatera 55 Suku Bunak Nusa Tenggara Timur
3 Suku Gayo Sumatera 56 Suku Manggarai Nusa Tenggara Timur
4 Suku Aceh Sumatera 57 Suku Sika Nusa Tenggara Timur
5 Suku Alas Sumatera 58 Suku Sumba Nusa Tenggara Timur
6 Suku Devayan Sumatera 59 Suku Rote Nusa Tenggara Timur
7 Suku Haloban Sumatera 60 Suku Ngada Nusa Tenggara Timur
8 Suku Kluet Sumatera 61 Suku Flores Nusa Tenggara Timur
9 Suku Lekon Sumatera 62 Suku Ende Nusa Tenggara Timur
10 Suku Pakpak Sumatera 63 Suku Gorontalo Sulawesi Utara
11 Suku Sigulai Sumatera 64 Suku Kaidipang Sulawesi Utara
12 Suku Singkil Sumatera 67 Suku Sangir Sulawesi Utara
13 Suku Tamiang Sumatera 68 Suku Bungku Sulawesi Tengah
14 Suku Aneuk Jamee Sumatera (Aceh) 69 Suku Balesang Sulawesi Tengah
15 Suku Batak Sumatera 70 Suku Balantak Sulawesi Tengah
16 Suku Batak Angkola Sumatera 71 Suku Wakatobi Sulawesi Tenggara
21 Suku Batak Toba Sumatera 72 Suku Buton Sulawesi
22 Suku Nias Sumatera 73 Suku Tolaki Sulawesi
23 Suku Minangkabau Sumatera 74 Suku Mandar Sulawesi
24 Suku Melayu Sumatera 75 Suku Luwu Sulawesi
25 Suku Mentawai Sumatera 76 Suku Makasar Sulawesi
26 Suku Laut Sumatera 77 Suku Bugis Sulawesi
27 Suku Belitung Sumatera 78 Suku Toraja Sulawesi
28 Suku Bangka Sumatera 79 Suku Bajo Sulawesi
29 Suku Anak Dalam Sumatera 80 Suku Alune Maluku
30 Suku Kayu Agung Sumatera 81 Suku Ambon Maluku
31 Suku Palembang Sumatera 82 Suku Aru Maluku
32 Suku Bengkulu Sumatera 83 Suku Buru Maluku
33 Suku Lampung Sumatera 84 Suku Fordata Maluku
34 Suku Betawi Jakarta 85 Suku mamale Maluku
35 Suku Sunda Pulau Jawa 86 Suku Nuaulu Maluku
36 Suku Jawa Pulau Jawa 87 Suku Morotai Maluku
37 Suku Tionghoa Pulau Jawa 88 Suku Halmahera Maluku
38 Suku Baduy (badui) Pulau Jawa 89 Suku Wemale Maluku
17 Suku Batak Karo Sumatera 90 Suku Wai Apu Maluku
18 Suku Batak Mandailing Sumatera 91 Suku Ternate Maluku
19 Suku Batak Pakpak Sumatera 92 Suku Tidore Maluku
20 Suku Batak
Simalungun
Sumatera 93 Suku Seram Maluku
39 Suku Bawean Pulau Jawa 94 Suku Sawai Maluku
40 Suku Tengger Pulau Jawa 95 Suku Aero Papua
41 Suku Osing Pulau Jawa 96 Suku Asaro Papua
42 Suku Madura Pulau Jawa 97 Suku Kalam Papua
43 Suku Samin Pulau Jawa 98 Suku Huli Papua
44 Suku Dayak Kalimantan 99 Suku Goroka Papua
45 Suku Banjar Kalimantan 100 Suku Yali Papua
46 Suku Kutai Kalimantan 101 Suku Korowai Papua
47 Suku Berau Kalimantan 102 Suku Dani Papua
48 Suku Paser Kalimantan 103 Suku Bauzi Papua
49 Suku Bali Bali* 104 Suku Amungme Papua
50 Suku Loloan Bali 105 Suku Asmat Papua

21

51 Suku Sasak Nusa Tenggara Barat 106 Suku Muyu Papua
52 Suku Bima Nusa Tenggara Barat
53 Suku Sumbawa Nusa Tenggara Barat *Yang dicoret tidak boleh dipilih

22

23


CATATAN:
Jika tugas membutuhkan uraian atau prosedur yang lebih rumit, maka dapat
dituangkan ke dalam panduan atau pedoman pelaksanaan tugas. Misalnya “pedoman
tugas praktikum”, ‘pedoman tugas studi kasus’, ‘pedoman tugas observasi’ dan

PERSEBARAN PERADABAN
dan
FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TERHADAP
BENTUK ARSITEKTUR
Dr. Ir.PopiPuspitasari, MT.
MATA KULIAH :
SEJARAH ARSITEKTUR NUSANTARA
DOSEN:
DR.IR. POPI PUSPITASARI, MT.

PERSEBARAN PERADABAN
Pergerakan angin Moonson,
berubah setiap 6 bulan sekali
(J.Widodo, 2004 mengutip Hall 1985)
OKTOBER –MARET
Angin Monsoon Barat
(Musim Hujan)
APRIL - SEPTEMBER
Angin Monsoon Timur
(Musim Kemarau)
Samudera Hindia
Samudera Fasifik
Kerajaan Hindu Awal di Asia Tenggara
(J.Widodo, 2004 mengutip Hall 1985)
Samudera Hindia
Samudera Fasifik

Rute Pelayaran Niaga Muslim ke perairan Nusantara
Abad 13-14 (Mudzirin Yusuf, 2002)
Masa Penyiaran Islam di Nusantara Abad 13-17
(Mudzirin Yusuf, 2002)
MASA PERSEBARAN PERADABAN ISLAM

KOTA-KOTA PESISIR PULAU JAWA TAHUN 1753

KOTA-KOTA PESISIR PULAU JAWA SEKITAR ABAD 17-18 AN

TIME LINEPENGARUH PELAYARAN NIAGA ASIA TENGGARA
TERHADAP KONDISI INDONESIA
100
Funan & Champa
menyerang Tonkin
Funan membangun
hubungan dgn Cina
270
357
397 414
Perjalanan
Fa Hsien
Kerajaan ”Yavadvipa” atau
”Srivijaya” ditemukan
PERIODE 1M –600M
200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800
PERIODE 600M –1400M
Kemunduran Funan,
Champa & Chenla
Kontrol terhadap perdagangan Asia
Tenggara menurun
Budha –Srivijaya-Palembang
Munculnya kerajaan baru bernama
”Malayu”, Srivijaya, P’o-lo-so
610
Penyebaran Agama Islam
Muslim Arab dan Cina menguasai
perdagangan Barat-Timur
Ditemukan perkampungan Arab di
Sumatera, hubungan dagang Arab-
Indonesia
674
Islam - Samudera Pasai -Aceh
Muslim Cina di Kanton
mengungsi ke Jawa
Ditemukan Permukiman Arab
Muslim di Cina dan Campa
Perjalanan
Gunavarman
Abad 4 M : Kerajaan Kutai - Hindu
Pelayaran Niaga Maritim
Asia Tenggara
Pengaruh Pelayaran Niaga Maritim Asia Tenggara Terhadap Kondisi Nusantara
Saudagar Cina berkunjung ke Asia Tenggara
Perjalanan
Zheng He
1405
1433
Perjalanan
Marcopolo
1292
Majapahit –Jawa Timur
1293
1520
Hindu - Mataram–Jawa Tengah
Hindu- Pakuan Pajajaran-Bogor Perjanjian
Pajajaran & Portugis
Portugis diperbolehkan mendirikan
benteng di Sunda Kelapa
1522
Rumah Trad Cina-Banyumas
Kampung Arab Al Munawar-
Palembang
Keraton Kasepuhan Cirebon Rumah Kolonial
Masjid Kudus, Kudus Gereja Katedral, Jakarta
Candi Borobudur, Magelang

VERNAKULAR

TRADISIONAL
http://2.bp.blogspot.com/-
j90dEecgMes/Tx81Q63a15I/AAAAAAAA
Bvk/nKu6wbS3x4c/s1600/Indo+Arch+ru
mah2+traditional.jpg

TUGAS
•BUATLAH POSTER MENGENAI ARSITEKTUR TRADISIONAL ETNIS TERTENTU
•SUMBER DATA : INTERNET (BISA GABUNGAN INFORMASI DARI BLOG, WEBSITE ATAU JURNAL)
•DATA/INFORMASI BERUPA GAMBAR DAN KETERANGANNYA DENGAN GAMBAR/FOTO YANG JELAS DAN
KETERANGAN DAPAT DIBACA SERTA DIPELAJARI.
•JUDUL POSTER :ARSITEKTUR ETNIS…..
•BIDANG KERTAS :A4DENGAN LAYOUT SEPERTI TEMPLATE
•DIKERJAKAN SECARA KELOMPOK YANG TERDIRI DARI 2 ORANG.
•DIKUMPULKAN MELALUI GDDENGAN TAUTAN :
https://drive.google.com/drive/folders/1AVrixgA4yYUK_M_HmtRm9QsQp6XAiUUA?usp=sharing
•Waktu pengumpulan paling lambat tanggal 24 Maret 2022, pukul 24.00 wib

PEMBAGIAN KELOMPOK
•KELOMPOK 1
•1. azzahra
•2. bianda
•KELOMPOK 2
•1. bintang
•2. bilal
•KELOMPOK 3
•1. fashya
•2. andrea
•KELOMPOK 4
•1. firly
•2. aqilah
KELOMPOK 5
1. alifya
2. ainni
KELOMPOK 6
1. carissa
2. michael
KELOMPOK 7
1. indri
2. daniella
KELOMPOK 8
1. rifky
2. fadli
KELOMPOK 9
1. kemal
2. messa
KELOMPOK 10
1. antyana
2. anindya
KELOMPOK 11
1. fira
2. kinan
KELOMPOK 12
1. Calista
2. Istii
Kelompok 13
1. devi
Kelompok 14
1.Ahmad Rizal
2.Anthaka Fauzan

KEHADIRAN AWAL KULIAH

KEHADIRAN AKHIR KULIAH

DEFINISI
DAN
CAKUPAN KONTEN
SEJARAH ARSITEKTUR NUSANTARA
DR. IR. POPI PUSPITASARI, MT.

SEJARAH
(Arab---Syajaratun, Inggris---history, Yunani---istoria)
KEJADIAN DAN PERISTIWA YANG BENAR-BENAR TERJADI DI MASA LAMPAU
(----ASAL USUL ATAU SILSILAH---)
RUANG
WAKTU
PERISTIWA/KEJADIAN

WILAYAHKEPULAUANYANG MEMBENTANG
DARISUMATERASAMPAIPAPUA
KESATUANGEOGRAFI-ANTROPOLOGI KEPULAUAN YANG
TERLETAK DI ANTARA BENUA ASIADANAUSTRALIA
Kata Nusantara diartikan sebagai “nusa di
antara dua benua dan dua samudra”

Model Diagramatik Totalitas Arsitektur (Johannes Widodo, 2004 : hal 2)

VERNAKULAR

FAKTOR-FATOR YANG
BERPENGARUH PADA
BENTUK RUMAH TINGGAL
Amos Rapoport, 1969
“House, Form and Culture”
TORAJA
BALI

PEMBAGIAN KELOMPOK
•KELOMPOK 1
•1. azzahra
•2. bianda
•KELOMPOK 2
•1. bintang
•2. bilal
•KELOMPOK 3
•1. fashya
•2. andrea
•KELOMPOK 4
•1. firly
•2. aqilah
KELOMPOK 5
1. alifya
2. ainni
KELOMPOK 6
1. carissa
2. michael
KELOMPOK 7
1. indri
2. daniella
KELOMPOK 8
1. rifky
2. fadli
KELOMPOK 9
1. kemal
2. messa
KELOMPOK 10
1. antyana
2. anindya
KELOMPOK 11
1. fira
2. kinan
KELOMPOK 12
1. Calista
2. Istii
Kelompok 13
1. devi
Kelompok 14
1.Ahmad Rizal
2.Anthaka Fauzan

PERSEBARAN PERADABAN
dan
FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TERHADAP
BENTUK ARSITEKTUR
Dr. Ir.PopiPuspitasari, MT.
MATA KULIAH :
SEJARAH ARSITEKTUR NUSANTARA
DOSEN:
DR.IR. POPI PUSPITASARI, MT.

TRADISIONAL
http://2.bp.blogspot.com/-
j90dEecgMes/Tx81Q63a15I/AAAAAAAA
Bvk/nKu6wbS3x4c/s1600/Indo+Arch+ru
mah2+traditional.jpg

MODERN
TEKNOLOGI mutakhir
MOBILITAS tinggi
Masyarakat HETEROGEN
INDUSTRIALISASI

POST MODERN
KOREKSI TERHADAP MODERNISME
INDIVIDUALISME
NOSTALGIA MASA LALU
EKLEKTIK, ORNAMENTALISME
Robert Ventury

https://drive.google.com/drive/folders/1AVrixgA4yYUK_M_Hm
tRm9QsQp6XAiUUA?usp=sharing

STUDI EKSKURSI VIRTUAL
ARSITEKTUR TRADISIONAL

https://www.youtube.com/watch?v=ohTa10DRk2A
SukuAnak Dalam

https://www.youtube.com/watch?v=zRdUsLcgYLk
Kampung Adat Sinaresmi

KampungNaga,Garut,JawaBarat
https://www.youtube.com/watch?v=WQl2hFaKd1I

Baduy, Banten
https://www.youtube.com/watch?v=ywt_33y00iY

KONSEP PERANCANGAN
CANDI HINDU

KONSEP DASAR
MANDALA (HINDU)

BHUR,alamnista (setan dan nafsu) yang selalu
menggoda manusia,
BWAH, alam manusia dan kehidupan
keseharian yang penuh dengan godaan duniawi,
yang berhubungan dengan materialisme
SWAH, Sorga alam dewa-dewi dan
Brahman, alam yang dihuni oleh jiwa-jiwa
(atman) yang bathinnya bersih dan suci
serta hidupnya penuh welas asih dan dharma
kebaikan.

KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN (240 candi )
Pintu terdapat di keempat arah penjuru mata
angin, arahhadapbangunan ke arah timur,
pintu masuk utama candi di sebelah timur.
Kompleks candi Prambanan terdiri dari:
1)Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan
Brahma
2)Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan
Angsa
3)Candi Apit: terletak antara barisan candi-
candi Trimurtidancandi-candi Wahana di
sisi utaradanselatan
4)Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin
tepat di balik pintu masuk halaman dalam
atau zona inti
5)Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman
dalam atau zona inti
6)224 Candi Perwara: tersusun dalam 4
barisan konsentris dengan jumlah candi dari
barisan terdalam hingga terluar:44,52,60,
dan 68

http://sosiotarsisius2.blogspot.com/2015/11/struktur-sosial.html
ANATOMI CANDI PRAMBANAN
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Prambanan_Cross_Section_Shiva.
svg&filetimestamp=20120223131447

KONSEP PERANCANGAN
CANDI BUDDHA
Dr. Ir. Popi Puspitasari, MT.

BOROBUDUR (CANDI BUDDHA)-824M, KerajaanMataram–Wangsa Syailendra, Raja Samaratungga, dibangun
sekitar500 tahun
LOKASI
40 kilometer (25 mi) arah barat laut Kota
Yogyakarta,
dibangun di atas bukit (ketinggian 265 m =869 ft
dari permukaan laut dan 15 m (49 ft) di atas
dasar danau purba yang telah mengering
▪Di sebelah barat laut: Gunung Sindoro-
Sumbing
▪Di sebelah timur laut: Merbabu-Merapi,
▪Di sebelah utara: bukit Tidar,
▪Di sebelah selatan: perbukitan Menoreh
Satu garis lurus dengan Candi Borobudur:
CandiMendutdanCandiPawon
(Borobudur-Pawon-Mendut) memiliki kemiripan langgam arsitektur
dan ragam hias
ARTI NAMA BOROBUDUR
▪Borobudur = Sambharabhudhara = "gunung"
(bhudara) dengan lereng-lereng berteras
▪Borobudur = "bara” (vihara) + "beduhur”
(tinggi/di atas) = biara/asrama di tanah tinggi
▪Fungsi candi Borobudur : tempat pemujaan

KAMADHATU = melambangkan dunia yang masih dikuasai
oleh kama atau "nafsu rendah“ –bentuk denah segiempat
RUPADHATU = melambangkan dunia yang sudahdapat
membebaskan diri darinafsu, tetapi masih terikat oleh rupadan
bentuk= alam antara alam bawahdanalam atas---bentuk
denahsegi empat.
ARUPADHATU = tidak berupa atau tidak berwujud–bentuk
denahlingkaran, melambangkanalam atas, di mana manusia
sudahbebasdari segala keinginandanikatan bentukdanrupa,
namun belum mencapai
nirwana.
https://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur
KONSEP RANCANGAN FISIK CANDI BOROBUDUR

KARMAWIBHANGGA
Karmawibhangga = naskah tentang ajaran mengenai
karma (sebab-akibat perbuatan baikdanjahat). Pada
setiap pigura menggambarkan suatu cerita sebab akibat,
relief menggambarkan perbuatan tercela /hukuman yang
akan diperolehnya,danperbuatan baik manusiadan
pahala
LALITAWISTARA
Lalitawistara= riwayat Sang Buddha dimulai dari turunnya
Sang Buddha dari surga Tushita, berakhir dengan wejangan
pertamadiTaman Rusa dekat kota Banaras. Pigura
menggambarkan : 1) persiapan untuk menyambut
penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa (calon Buddha); 2)
lahirnya Sang Buddhadiarcapada /sebagai Pangeran
Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya
dari Negeri Kapilawastu: 3) wejangan pertama, yang
secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda
Dharma.
JATAKA DAN AWADANA
Jataka= cerita Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai
Pangeran Siddharta (perbuatan-perbuatan baik, sikap rela
berkorban dan suka menolong)
Awadana= hampir sama dengan Jataka akan tetapi
pelakunya orang lain dan cerita perbuatan mulia kedewaan.
GANDAWYUHA
Gandawyuha= deretan relief (dinding lorongke-2) tentang
cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam
usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang
Kebenaran Sejati oleh Sudhana, didasarkan pada kitab suci
Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha
AJARAN FILOSOFIS PADA RANCANGAN FISIK CANDI BOROBUDUR

ISLAMIC ARCHITECTURE
DR.IR. POPI PUSPITASARI

MASA PELAYARAN NIAGA MUSLIM KE PERAIRAN NUSANTARA

MASA PENYIARAN ISLAM DI NUSANTARA

Portugis Inggris
Belanda/VOC
Keyakinan setempat
Hindu-Buddha
TIME LINEISLAMISASI DI NUSANTARA

KONSEP ISLAM
UNIVERSAL (dapat beradaptasi dengan beragam budaya)
DEMOKRATIS (terbuka pada kepentingan semua orang)
EGALITER (tidak membedakan strata/tingkat sosial)
INTEGRASI (Penyatuansemua umat islam)
SINKRETISME
EKLEKTIK DALAM BENTUK ARSITEKTUR
Dampaknya muncul fenomena :

https://www.slideshare.net/HouwLiongThe/matematika-arah-
kiblat-mikrajuddin-abdullah-2017-78477112
ARAH ORIENTASI
PENYATUAN UMAT ISLAM
DALAM IBADAH SHALAT

Dalem Agung
Alun-alun
Siti Inggil
Masjid
Cipta
Rasa
Keraton Pakungwati
Utara
Barat Timur
Selatan
SIMILARITAS KOMPONEN-KOMPONEN KERATON KASEPUHAN DAN
KOMPONEN-KOMPONEN IBUKOTA MAJAPAHIT
GAGASAN LETAK MASJID
SEBAGAI MODIFIKASI SUMBU KERATON
SUMBU KIBLAT DAN TATA RUANG KOTA KUNO

MASJID SANG CIPTA RASA KERATON
CIREBON
(1480 M)
KIBLAT
SUMBU
KERATON
SUMBU
KERATON
Dalem Agung
Alun-alun
Siti Inggil
Masjid
Cipta
Rasa
Keraton Pakungwati
Utara
Barat Timur
Selatan
KIBLAT

MASJID MERAH PANJUNAN-
CIREBON
(1480 M)
MASJID SANG CIPTA RASA
CIREBON
(1480 M)

MASJID GEDHE KAUMAN
YOGYAKARTA
(29 Mei 1773 M)
KIBLAT
ORIENTASI
G. MERAPI
ORIENTASI
PANTAI
SELATAN

BAGAIMANA TIPOLOGI RUMAH ARABIK DI NUSANTARA ????

SINKRETISME
MASJID GEDHE KAUMAN YOGYAKARTA
https://www.youtube.com/watch?v=DnRH-5hrDvo
https://www.youtube.com/watch?v=WRmQMUcCe0w
https://www.youtube.com/watch?v=uqJQephQEUk

https://www.youtube.com/watch?v=uqJQephQEUk

EKLEKTISIME
MASJID KUDUS
(1549 M)

POLA QUASICRYSTAL
http://riohamdaniarsitek.blogspot.com/2016/03/arsitek-islam-kuno-penemu-pola.html
ARABESQUE

ARSITEKTUR KOLONIAL
DI NUSANTARA

Skema 6.2 : Time Line Perubahan Struktur Wilayah Kekuasaan dan Perubahan Sistem Pemerintahan
(Puspitasari, 2008 dari berbagai sumber)

1)MONOPOLI DAGANG; TERUTAMA REMPAH-REMPAH
2)PENETAPAN DAERAH KEKUASAAN DENGAN MENDIRIKAN BENTENG-
BENTENG SEBAGAI KUBU PERTAHANAN MELALUI PENERAPAN “BENTENG
STELSEL” (ATURAN BENTENG);
3)PEMBUATAN PERJANJIAN DAGANG DENGAN SEJUMLAH KERAJAAN YANG
SUDAH BERKUASA SEBELUM PARA PENJAJAH DATANG KE NUSANTARA.
TUJUAN KOLONIALISME DI NUSANTARA

1.PADA AWAL ABAD 16-18 LEBIH LEBIH INTENSIF DALAM MEMBANGUN BENTENG DAN
TUGU UNTUK MEMPERKUAT PERTAHANAN DAN PERLUASAN DAERAH KEKUASAAN;
2.PENGELOMPOKAN KAMPUNG-KAMPUNG DI PERKOTAAN BERDASARKAN KESUKUAN
UNTUK KEBUTUHAN PENGAWASAN KEAMANAN DARI PEMBERONTAKAN, MISALNYA :
KAMPUNG JAWA, KAMPUNG MAKASSAR, KAMPUNG BALI, KAMPUN G MADURA,
KAMPUNG MELAYU, KAMPUNG CINA, KAMPUNG ARAB, DLL);
3.PADA ABAD 19-20 SETELAH KEKUATAN KEKUASAAN SUDAH STABIL DIKEMBANGKAN
PEMBANGUNAN GEREJA, BANGUNAN PENDIDIKAN, RUMAH SAKIT, KANTOR POS,
STASIUN KERETA API, BANK, PABRIK-PABRIK, PERGUDANGAN, BANGUNAN DI
PERKEBUNAN, BANGUNAN ASURANSI, BALAI KOTA, KANTOR PENGADILAN, KANTOR
PAJAK, RUMAH-RUMAH DAN VILLA-VILLA INDISCHE.
4.PEMBANGUNAN PRASARANA KANAL-KANAL DI PERKOTAAN (TERUTAMA DI KOTA-KOTA
BESAR YANG MEMILIKI POTENSI BANJIR), JALAN KERETA API, JALAN RAYA TERUSAN.
5.PENGGUNAAN JASA ARSITEK ORANG BELANDA ATAU ARSITEK KETURUNAN BELANDA-
INDONESIA YANG BELAJAR DAN BEKERJA DI KONSULTAN BELANDA KEMUDIAN KEMBALI
MENJADI PERANCANG BANGUNAN ATAU PERENCANA KOTA DI NUSANTARA.
PENGARUH KOLONIALISME DI NUSANTARA

TUGU, BATERE dan BENTENG
SEBARAN BENTENG DI NUSANTARA

Gambar 1 Peta sebaran lokasi benteng di Kepulauan Ambon
(https://www.atlasofmutualheritage.nl/en/Map-island-Ambon.6321 diunduh 3 Maret 2021)
Keterangan:
1) Benteng Vlissingen
1
, 2) Benteng Victoria
2
, 3) Benteng Middelburg
3
, 4) Benteng Amersfoort
4
, 5) Benteng
Omma, 6) Benteng Zeelandia
5
, 7) Benteng Delft
6
, 8) Benteng Beeverwijk
7
, 9) Benteng Hollandia
8
, 10)
Benteng Delfft, 11) Benteng Hoorn
gen (Dutch pronunciation: [ˈvlɪsɪŋə(n)] (About this soundlisten); Zeelandic: Vlissienge; historical name in English: Flushing
Benteng Middelburg pada masa VOC berfungsi sebagai tempat pemeriksaan “surat jalan” bagi nelayan atau pedagang yang ingin
Amersfoort [ˈaːmərsfoːrt] (About this soundlisten) is a city and municipality in the province of Utrecht, Netherlands ... Ame
— —
y and municipality in the province of South Holland, Netherlands…Delft is a popular tourist destination in the
2
3 5
7
8
4
11
1
9
10
6
SEBARAN BENTENG DI AMBON

SEBARAN BENTENG DI BATAVIA

Gambar Benteng „Vijfhoek“ tahun 1756 (Sumaningsih, Y.T.,
1995)
http://studiowilayah.blogspot.com/2015/05/kota-kolonial-
lama-semarang.html
Benteng Jepara de Vijfhoek awal,
https://www.atlasofmutualheritage.nl/nl/Plattegron
d-forten-Demak-Semarang.5821
Berdenah segi lima dengan lima bastion,
(Raamsdonk, Bunschoten, Zeeland, Amsterdam, dan
Utrecht ) ( Tillema, 1922-896-897).


Benteng Kota Batavia (1702)
(Abbas, 2018:15)
Benteng Tegal (1680)
(Atlas of Mutual Heritage)


Benteng Amsterdam di Tanjung Hila, Ambon
https://www.atlasofmutualheritage.nl/en/Bastion-fort-
Amsterdam.8708
Benteng di Seram 1639
BANGUNAN BENTENG DILENGKAPI :
1.DINDING KELILING,
2.GERBANG (PORT),
3.POS PENJAGAAN (BASTION)
BERBENTUK TABUNG,
4.CERUK BIDIK/RUANG PENGINTAI
(RONDELLE) PADA DINDING ATAU
BASTION BERUPA LUBANG TEMPAT
MELETAKAN MERIAM,
5.LUBANG BIDIK TEMPAT MELETAKAN
SENAPAN,
6.PARIT KELILING BENTENG.
FUNGSI BENTENG:
1.PERTAHANAN KEDUDUKAN DAN
DAERAH KEKUASAAN TERHADAP
SERANGAN MUSUH ATAU
PEMBERONTAK,
2.TEMPAT PEMERIKSAAN “SURAT JALAN”
BAGI NELAYAN ATAU PEDAGANG YANG
INGIN MELEWATI TERUSAN,
3.MEMONITOR KEGIATAN PERDAGANGAN
REMPAH-REMPAH,
4.MENGENDALIKAN LALU LINTAS LAUT
YANG MELINTAS SELAT.

No Tahun
Pendirian
Nama Gaya Arsitektur Arsitek
1678 Gereja Tugu, Jakarta
1695 Gereja Sion, Jakarta E. Ewout Verhagen (Rotterdam)
1715 - 1719. Gereja Ebenhaezer di Nusa Laut, Maluku
1753 Gereja Blenduk, Semarang
1810 Gereja Katedral, Jakarta Edmundus Sybrandus Luypen, SJ.
1823 Gereja Tamansari, Salatiga, Jawa Tengah gaya gotik
1835-1839 Gereja Immanuel, Jakarta Johan Hendrik Horst,
1850 Gereja Ayam , Pasar Baru, Jakarta/GPIB Pniel Gaya Arsitektur Portugis-
Italia
Ed Cuypers dan Hulswit
1853 Gereja Kristen Jawa Tengah Utara D.D Le Jolle
1862 Gereja Protestan Indonesia Barat ( GPIB ) Immanuel,
Probolinggo
Pendeta Pati Rajawane
1878 Gereja Santo Yusuf Cirebon Theodorus Gonsalves
1885 Gereja Immanuel Makassar, Sulawesi Selatan gotik klasik
1892 Gereja Fidelis Sejiram, Kalimantan Barat,
1895 Gereja Katedral di Batavia (Jakarta) Antonius Dijkmans, SJ
1896 Gereja Katedral, Bogor
1897 Gereja Tua Sikka , Maumere, Nusa Tenggara Timur Antonius Dijkmans, SJ
1899 Gereja Kepanjen, Surabaya, Jawa TImur W. Westmaas
1900-an Gereja Kristen Indonesia (GKI) Indramayu Art Deco Ang Boen Swie
1900-an Gereja Kayu Tangan, Malang gaya neo gothic MJ Hulswit
1904 Gereja Merah, Kediri, Jawa Timur JA Broers.
1921 Gereja Immanuel Medan bergaya Renaissance
1921 Gereja Katedral Santo Petrus, Bandung neo-Gothic akhir, Charles Pr osper Wolff Schoemaker
BANGUNAN GEREJA, SALAH SATU YANG DIBANGUN MASA KOLONIAL BELANDA

Gereja Katedral Santo Petrus, Bandung
Gereja Merah, Kediri, Jawa Timur
Gereja Kepanjen. Surabaya,
Jawa Timur
Gereja Immanuel, Gambir, Jakarta
Gereja Katedral Bogor
Gereja Ayam, Sawah Besar, Jakarta
GEREJA

Gereja Katedral, Jakarta Gereja Blenduk, Semarang
Gereja Kristen Indonesia (GKI) Indramayu Gereja Santo Yusuf Cirebon
Gereja Sikka, Flores
Gereja Kayu Tangan, Surabaya
Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka, NTT
Gereja Tua Banda Neira

1.BENTENG
2.GEREJA,
3.BANGUNAN PENDIDIKAN (SEKOLAH)
4.RUMAH SAKIT,
5.KANTOR POS/TELEGRAM
6.STASIUN KERETA API,
7.BANK,
8.PABRIK-PABRIK,
9.PERGUDANGAN,
10. BANGUNAN DI PERKEBUNAN,
11. BANGUNAN ASURANSI,
12. BALAI KOTA,
13. KANTOR PENGADILAN,
14. KANTOR PAJAK,
15. MASJID
16. HOTEL
17. PERTOKOAN
18. PASAR
19. PENJARA
20. KANTOR PELABUHAN
21.KANTOR PERUSAHAAN (MISAL: JIWASRAYA, KANTOR DAGANG,…)
22. KOTA-KOTA DALAM BENTENG
23. JALAN RAYA YANG DIBUAT BELANDA
24. RUMAH-RUMAH/KOMPLEKS MILITER/BARAK PRAJURIT
25. RUMAH DINAS KAPTEN/KOLONEL/RESIDEN
26. RUMAH DINAS PEGAWAI KERETA API
27. RUMAH ARSITEKTUR JENKI
28. RUMAH-RUMAH DAN VILLA-VILLA INDISCHE EMPIRE STYLE
SEPERTI APA YA TIME LINE PEMBANGUNAN BANGUNAN-BANGUNAN
YANG DIBUAT MASA PENJAJAHAN BELANDA DI BAWAH INI ???
BOLEH PILIH SALAH SATU YA..
TUGAS NYA PER ORANG…

BISA SEPERTI INI YA..
JANGAN LUPA DITULISKAN
SUMBERNYA
DARIMANA..........

BAGAIMANA KALAU TDK ADA
CATATAN ARSITEK DAN GAYA
ARSITEKTURNYA….???
HILANGKAN SAJA 2 KOLOM
SEBELAH KANAN
BAGAIMANA CARANYA …...?

dst











TABEL GAMBAR
Gereja……, tahun…..,
lokasi……
Gereja……, tahun…..,
lokasi……
Gereja……, tahun…..,
lokasi……
Gereja……, tahun…..,
lokasi……
Sumber Acuan:
1……………
2………………

ARSITEK BELANDA YG BERKIPRAH DI NUSANTARA
Dr. Ir. Popi Puspitasari, MT.

❑LANGGAM ARSITEKTUR YANG UMUMNYA BERKEMBANG
DI EROPA ADALAH : KLASIK (BAROK, ROCOCO), RENAISAN
(ROMANESQUE, ART DECO, ART NEVOU) DAN MODERN.
❑PENGADAPTASIANYANG DILAKUKAN OLEH PARA ARSITEKNYA.
❑LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN BUDAYA MASING-
MASING ARSITEK TURUT BERPENGARUH PADA
ARSITEKTUR BANGUNAN YANG DICIPTAKANNYA
Herman Thomas Karsten (22April1884, Amsterdam–
1945, Cimahi),Insinyur Belanda
Kontribusi : perancanganbangunan dankotadi
Semarang, Yogyakarta, SurakartadanBatavia
Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker (lahirdi
Banyubiru, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia,25
Juli1882–meninggaldiKotaBandung,Jawa
Barat, Indonesia,22Mei1949padaumur66
tahun)[1] adalah seorang arsitek berkebangsaan
Belanda yang berdiamdiHindia Belanda (sekarang
Indonesia)
Frans Johan Louwrens Ghijsels (lahir di
Tulungagung, 8 September 1882 –meninggal di
Overveen, Bloemendaal, 2 Maret 1947 pada umur
64 tahun) adalah arsitek dan ahli tata kota Belanda
yang bekerja di Belanda maupun Hindia Belanda.
Henri MacLaine Pont (lahir di Meester Cornelis
(Jatinegara), 21 Juni 1885 –meninggal di Den Haag, 2
Desember 1971 pada umur 86 tahun) adalah arsitek
populer di Hindia Belanda pada paruh pertama abad
ke-20. Dari garis ibu iamemiliki keturunan orang Buru,
sementara dari garis ayah mengalir darah Skotlandia,
Spanyol, dan Huguenot (Perancis).
EKSISTENSI BANGUNAN YANG DIRANCANG
ARSITEK BELANDA DI NUSANTARA:

❑MEMPERTIMBANGKAN UNSUR BUDAYA, TRADISI DAN HUBUNGAN LOGIS DENGAN KONTEKS SETEMPAT MELALUI INOVASI TEKTONIKA
STRUKTUR KONSTRUKSI DAN FUNGSI.
HENRI MACLAINE PONT (1885-1942)-ARSITEK BELANDA
❑ORIENTASI BANGUNAN TIMUR-BARAT, SEMUA BUKAAN PADA ARAH UTARA DAN SELATAN UNTUK MENGHINDARI SINAR MATAHARI
LANGSUNG KE DALAM BANGUNAN.
❑BANGUNAN DIBUAT MEMILIKI KEMIRINGAN ATAP 45 DENGAN RUANG DI BAWAH ATAP SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMBERI KESEMPATAN
UDARA BERSIKULASI.
❑MENARA PADA KEDUA SISI ENTRANCE BERFUNGSI SEBAGAI RUANG TANGGA.
❑SELASAR SELAIN BERFUNGSI UNTUK PERLINTASAN JUGA BERFUNGSI UNTUK MEREDUKSI PANAS DENGAN MEMUNDURKAN DINDING
KE ARAH DALAM SEHINGGA MEMILIKI JARAK DENGAN PAPARAN SINAR MATAHARI LANGSUNG.
KANTOR PUSAT NIS (NEDERLANDSCHE-INDISCHE SPOORWEG MAATSCHAPPIJ) DI TEGAL/SAMARANG
CHERIBON STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ
❑Kampus ITB Ganesha,
❑Stasiun Poncol di Semarang,
❑Stasiun Tegal di Tegal,
❑Gereja Puhsarang di Kabupaten Kediri

TECHNISCHE HOOGESCHOOL TE
BANDOENG (INSTITUT
TEKNOLOGI BANDUNG -1920)
❑MEMPERTIMBANGKAN SOLUSI TERHADAP IKLIM TROPIS DAN KONSEP
KOSMOLOGIS TRADISIONAL SETEMPAT.
❑KESAN ALAMIAH : PENGGUNAAN MATERIAL KAYU, DINDING BATU, ATAP
SIRAP MENAMPILKAN KARAKTER BAHANNYA TANPA POLESAN
❑KOMPOSISI BANGUNAN : MEMBENTUK HURUF U YANG SALING
DIHUBUNNGKAN SATU DENGAN LAINNYA.
❑PONDASI UMPAK (BAGIAN DASAR KOLOM) CIRI ARSITEKTUR TRADISIONAL SUNDA
❑KONSTRUKSI BENTANG LEBAR, KOLOM-KOLOM KAYU DIBENTUK LENGKUNG
SEPERTI HALNYA KONSTRUKSI ARCH PADA ARSITEKTUR KLASIK DI EROPA
❑BENTUK ATAP TERLIHAT SEPERTI RUMAH TRADISIONAL MINANGKABAU,
NAMUN BENTUK INI adalah BENTUK ATAP ARSITEKTUR SUNDA BESAR.
HENRI MACLAINE PONT (1885-1942)-ARSITEK BELANDA

HERMAN THOMAS KARSTEN-ARSITEK BELANDA
GEDUNG ASURANSI NILMIJ (NEDERLANDSCH-INDISCHE LEVENSVERZEKERING-EN LIFRENTE MIJ).
❑DENAH BANGUNAN BERBENTUK SEGIEMPAT YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN
DENAH BENTUK SEGI DELAPAN DAN JAJARAN GENJANG
❑KUBAH BERBENTUK SEGI DELAPAN MENUTUPI VOID DI DALAM BANGUNAN
UNTUK TUJUAN AGAR RUANGAN DALAM BANGUNAN MENDAPATKAN
PENCAHAYAAN.
❑UNSUR SELASAR BERFUNGSI SEBAGAI ISOLASI PANAS, DINDING BANGUNAN
TIDAK TERPAPAR LANGSUNG OLEH SINAR MATAHARI.
DJAKARTA LLYOD STOOMVART NEDERLAND (KANTOR PT (PERSERO) DJAKARTA LLOYD)
❑UNSUR SELASAR BERFUNGSI SEBAGAI ISOLASI PANAS, DINDING BANGUNAN
TIDAK TERPAPAR LANGSUNG OLEH SINAR MATAHARI.

KARYA SHOEMAKER-ARSITEK BELANDA
Villa Isola di Lembang, Jawa Barat
❑BERGAYA ARSITEKTUR ART DECO
❑1918: Gedung kantor Harrisons & Crosfiled di Groote Postweg No.75 (sekarang Jalan Asia Afrika).
❑1920: West Java Handel-Maatschappij di Jalan Asia Afrika No. 61.
❑1919: Gedung NV Becker & Co (Gedung Gas Negara) di Jalan Braga No. 38.
❑1919: Gedung AC Nix di Landraadweg No. 3-7. Di lahan yang sama di Jalan PerintisKemerdekaan
No. 3 saat ini berdiri Bank BNI Kantor Wilayah Bandung.
❑1920: Gedung Jaarbeurs (sekarang jadi Gedung Kologdam) di Jalan Aceh No. 50.
❑1921: Sociëteit Concordia (sekarang jadi Gedung Merdeka) di Jalan Asia Afrika No. 65.
❑1921: Gedung kantor pabrik minyak NV Insulinde (kolaborasi dengan RichardSchoemaker) di
Jalan Braga No. 135. Sebelum menjadi Gedung Bank BJB Syariah, bangunan yang sama pernah
difungsikan untuk kantor residen Priangan, sekolahtaman kanak-kanak internasional, dan kantor
polisi.
❑1921: Kantor, toko buku, dan percetakan Van Dorp (sekarang jadi LandmarkConvention Hall) di
Jalan Braga No. 129.
❑1922: Bioskop Majestic (sekarang jadi De Majestic) di Jalan Braga No. 1.
❑1922: Gereja Katedral Bandung atau Katedral Santo Petrus di Jalan Merdeka No.14.
❑1922: Hoofdkantoor Gemeenschappelijk Electriciteitsbedrijf Bandoeng enOmstreken atau dikenal
dengan singkatannya, GEBEO. Sekarang kantor PT PLN(Persero) Distribusi Jabar dan Banten.
Gedung yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No.63 ini hasil kolaborasi Schoemakerdengan
adiknya, Richard Schoemaker.
❑1922: Vila Merah di Jalan Tamansari No. 78. Dulu merupakan tempat tinggal RichardSchoemaker.
❑1923: Gereja Bethel Bandung (dulu De Nieuwe Kerk) di Jalan Wastukencana No. 1.
❑1925: Observatorium Bosscha di Jalan Peneropongan Bintang No. 45, Lembang,Kabupaten
Bandung Barat.
❑1927: Grand Hotel Preanger (kini Prama Grand Preanger) di Jalan Asia Afrika No. 81.
❑1927: Kolam Renang Tirta Merta atau dikenal juga dengan nama Sentrum atauCentrum. Kolam
yang terletak di Bilitonstraat (sekarang Jalan Belitung No. 10), persisdi belakang Jaarbeurs
(sekarang Gedung Kologdam) ini sekarang menjadi TheCentrum: Dine-Wedding-Event.
❑Sekitar 1930: Vila milik CP Wol
Schoemaker di Van Galenweg No. 2 (sekarang JalanLamping).
❑1932: Rumah pastor Gereja Katedral di Jalan Merdeka No. 14.
❑1933: Vila Isola di Nijlandweg (sekarang Jalan Setiabudhi No. 229).
❑1933: Masjid Cipaganti di Jalan Cipaganti No. 85.
❑Setelah 1940: Nederlandsch Indische Handelsbank (sekarang jadi Bank OCBCNISP) di Jalan
Asia-Afrika No. 100.

KARYA GHIJSELS-ARSITEK BELANDA aliran Modern
Frans Johan Louwrens Ghijsels (8 September 1882 in Tulungagung–2 March
1947 in Overveen, Bloemendaal)
Orang tuanya adalah warga belanda yang menetap di Indonesia
❑Stasiun Kota (1928 –1929),
❑KPM Hospital Petamboeran (1914 –1915),
❑Kantor Pos di daerah Candi –Semarang,
❑Kantor Pusat KPM (Sekarang kantor Departemen Perhubungan di jalan Medan Merdeka
Timur) 1916 –1918,
❑Gedung Kantor Nillmij, sekarang kantor BNI –jalan Trikora 1 Yogyakarta (1922).
❑Gemeentelijk Juliana Ziekenhuis, (sekarang RS. Hasan Sadikin) Bandung (1917 –1919),
❑Gereja Roma Katolik, H. Josef (jalan Matraman Raya no. 129, Jatinegara), (1923 –1924).
❑Lodge fot the Order of Freemasons, sekarang Kantor Bappenas–jalan Suropati, Jakarta
(1925),
❑Sekolah Kristen, sekarang SMU PSKD jalan Diponegoro Jakarta (1926 –1927)
Kantor Pusat KPM (Sekarang kantor Departemen
Perhubungan di jalan Medan Merdeka Timur) 1916 –1918
Stasiun Kota (1928 –1929)
Gedung Kantor Nillmij, sekarang kantor BNI –
jalan Trikora 1 Yogyakarta (1922

MENGENAL KOTA LAMA DI
NUSANTARA
DR. IR. POPI PUSPITASARI, MT.

KOTA LAMA DI NUSANTARA
KOTA LAMA SEMARANG
HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=0OWP
X_CFZSO
KOTA LAMA BANDUNG
HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=LD8EBVWN
90W
SURABAYA TEMPO DULU
HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=XECG
OWMMTX0

KOTA LAMA MEDAN
HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=A6K
XWJIZD8W
KOTA LAMA MEDAN
HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH?V=CT1
4XMVSAGM