DIKTAT KULIAH
ILMU EKONOMI PRODUKSI






Oleh :
Ir. Djoko Sumarjono, MS.










PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2004

F.2. Laju Substitusi Marjinal dan Rasio Harga Input
Laju substitusi marjinal atau “Marjinal Rate of Substitution“ (MRS) adalah laju
rasio (perbandingan) antara pengurangan input yang diganti dengan tambahan input
penggantinya secara fisik. Pada kurva, MRS ditunjukkan oleh adanya “slope“ atau
lereng garis isoproduk.
Secara fisik, MRS dan angkanya > -1 menunjukkan satu satuan input pengganti
mampu mengganti lebih dari satu input yang lain. Jika MRS < -1 maka satu satuan input
pengganti hanya mampu mengganti kurang dari satu untuk input yang diganti. Jika
MRS = 1, maka kemampuan mengganti antara input yang satu dengan yang lainnya
adalah sama.
Agar keputusan optimasi dapat ditentukan, maka perlu dihitung rasio harga
masing-masing input yang dapat saling mengganti disamping MRSnya. Rasio harga
input adalah perbandingan antara harga input pengganti dengan harga input yang
diganti. Kombinasi input-input akan optimum jika :
“ Pengurangan input x
1 . harga x1 = Tambahan input x 2 . harga x2“
-dx
1 . Hx1 = dx2 . Hx2
-
2
1
dx
dx
=
1
2
Hx
Hx

MRS = Rasio Harga (RH)
Dalam bentuk kurva, kombinasi input-input yang optimum seperti pada Gambar 12 di
bawah ini.
X
1






MRS


RH
B

X 2
Gambar 12. Kurva Optimasi Input-input
Dalam Gambar 10, keadaan MRS = RH ditunjukkan dari kesamaan lereng garis
MRS dan RH di titik A. Apabila ada lebih dari dua input yang dikombinasikan, maka letak

titik optimum tidak dapat ditentukan dalam gambar karena letak titiknya berada dalam
ruang 3 dimensi. Namun kombinasi yang optimum dapat ditentukan dengan metode
“Linier Programming“.

F. 3. Keputusan Optimasi
Dalam upaya menetapkan optimasi, perlu disediakan data baik berupa tebel atau
fungsi yang menggambarkan hubungan input satu dengan input yang lainnya. Contoh :
data dalam Tabel 4 dapat digunakan untuk menentukan keputusan optimasi.
Tabel 4. Data Kombinasi Ransum untuk Menghasilkan Bobot yang Sama pada
Sapi Kereman (Harga biji-bijian Rp 440/kg dan hay Rp 300/kg)
Jenis Ransum Biji-bijian
(Kg)
Hay
(Kg)
MRS RH

A
B
C
D
E
F
G

825
900
975
1050
1125
1200
1275

1350
1130
935
770
630
520
440

0
2.93
2.60
2.20
1.87
1.47

1.07

1.47
1.47
1.47
1.47
1.47
1.47

1.47
Keterangan : Hay adalah bahan pakan yang diganti, biji-bijian adalah bahan pakan yang
mengganti. (Lihat urutan angka-angka ke dua bahan itu).
Berdasarkan Tabel 4, ransum F yang terdiri dari biji-bijian 1200 Kg dan Hay 520
Kg memperoleh angka MRS = RH yang berarti biaya minimum input telah tercapai.
Biaya ransum F adalah (1200 Kg x Rp 440/kg) + (520 Kg x Rp 300/Kg) = Rp 684.000,-.
Pada ransum dengan MRS yang lebih besar atau lebih kecil RH dalam kasus ini
biayanya lebih tinggi dari ransum F. Pada ransum B biayanya Rp 735.000,- dan pada
ransum G biayanya Rp 693.000,-
Dalam bentuk fungsi, perhitungan optimasi memerlukan banyak fungsi yaitu
fungsi tujuan aktifitas yang minimum dan fungsi kekangan (pembatas aktifitas). Sebagai
contoh adalah menyusun ransum ternak yang “Least-cost“ tetapi memenuhi persyaratan
gizi seperti berikut :
1. Bahan yang dipakai Alfalfa (x
1) dan Soybean Meal (x2)
2. Harga x
1 = $ 60/ton dan harga x2 = $ 100/ton
3. Kandungan CP x
1 = 20% dan CP x2 = 40%
4. Kandungan lemak x
1 = 2% dan lemak x2 = 0,5%

5. Kandungan CP (Crude Protein) dan lemak dalam ransum harus memenuhi syarat
minimal mengandung CP 30% dan lemak 1% setiap ton.
Dalam bentuk fungsi, data 1-5 ditulis sebagai berikut :
Fungsi tujuan minimum (Z min) = 60 x
1 dan 100 x2
Fungsi kekangannya :
CP (%) : 20x
1 + 40x2 ≥ 30
Lemak (%) : 2x
1 + 0,5x2 ≥1
Jumlah (ton) : 1x
1 + 1x2 = 1
Agar perhitungan optimasi lebih mudah maka fungsi kekangan diubah menjadi
persamaan kemudian dibuat grafik/kurvanya.
1. Kurva CP, jika x
1 = 0, maka x2 = 0,75. Jika x2 = 0, maka x1 = 1,5. Garis yang ditarik
dari x
2 ke x1 merupakan kurva CP.
2. Kurva Lemak, jika x
1 = 0, maka x2 = 2. Jika x2 = 0, maka x1 = 0,5. Garis yang ditarik
dari x
2 ke x1 merupakan kurva lemak.
3. Kurva Jumlah, jika x
1 = 0, maka x2 = 1. Jika x2 = 0, maka x1 = 1. Garis yang ditarik
dari x
2 ke x1 merupakan kurva jumlah.
Gambar kurva persamaan fungsi kekangan seperti Gambar 13 dan penetapan
optimasi dapat melalui dua jalan, yaitu :
1. Menentukan garis Rasio Harga
6,0
100
60
Hx
Hx
2
1
==, dan titik persinggungan dengan
isoproduknya (Titik B). Imbangan x
1 dan x2 ditentukan dengan menguraikan garis
yang berpotongan di titik B tersebut.
2. Menguraikan semua garis yang berpotongan dalam isoproduknya untuk
mendapatkan kuantitas x
1 dan x2, kemudian memasukkan kuantitas tersebut dalam
persamaan fungsi tujuan. Kombinasi yang optimum tercapai jika Zmin terendah.

B
C
X1


2
A
1

0 1 2 D X 2

Gambar 13. Kurva Fungsi Kekangan dan Optimasi Input-input
Kurva isoproduk merupakan hasil gabungan persamaan lemak yang ditunjukkan
garis yang menghubungkan titik ABCD pada gambar 13. Titik A kuantitas x
1 = 1,5 ton
dan biayanya $90
. Titik B kuantitas x2 = 2 ton dan biayanya $200. Titik B merupakan
perpotongan garis CP dengan garis Jumlah, x
1 dan x2 kuantitasnya sebagai berikut :
• 20x
1 + 40x2 = 30...(1x)... 20x1 + 40x2 = 30
• x
1 + x2 = 1...(20x)... 20x
1 + 20x2 = 20 –
20x
2 = 10
x
2 = 0,5 x 1 = 0,5
• Biaya adalah Zmin = (0,5 x 60) + (0,5 x 100) = $80.
Titik C merupakan perpotongan garis Jumlah dan Lemak, x
1 dan x2 kuantitasnya
sebagai berikut :
• 2x
1 + 0,5x2 = 1...(1x)... 2x1 + 0,5x2 = 1
• x
1 + x2 = 1...(2x)... 2x
1 + 2x2 = 2 –
-1,5x
2 = -1
x
2 = 0,67 x 1 = 0,33
• Biaya adalah Zmin = (0,33 x 60) + (0,67 x 100) = $86,8.
Dengan demikian, optimum input-input di titik B.




CA
JUMLAH LEMAK

G. Pustaka Yang Menunjang Pemahaman
Agrawal and Heady. 1972. Operation Research Methods for Agricultureal Decisions.

Bishop, C. E dan Toussaint, W.D. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Mutiara.
Jakarta. Hal : 126 – 138.

Kay, R. D. 1981. Farm Management. Mc. Graw-Hill International Book Company. Japan.
Hal : 32 – 34.

H. Tugas Terstruktur 4
1. Hitunglah MRS, RH dan tentukan optimasi input-input dari data tabel dibawah!
Jenis
Kombinasi
Alfalfa (pound) Jagung
(pound)
MRS RH
1 8 13,0
2 10 9,4
3 12 7,1
4 14 5,7
5 16 4,7
6 18 3,9
7 20 3,4
8 22 2,9
9 24 2,6
10 26 2,3
11 28 2,0
12 30 1,8

Keterangan :
- Semua kombinasi menghasilkan produk 23 pounds susu dengan 4% lemak/hari
- Harga alfalfa Rp 1/pound
- Harga jagung Rp 3/pound
2. Buatlah kurva kombinasi input-input yang optimum berdasarkan tabel diatas!

BAB VII
POKOK BAHASAN VI : OPTIMASI OUTPUT-OUTPUT

A. Materi Pokok Bahasan Optimasi Output-output adalah :
1. Kombinasi Output-output dan Optimasi
2. Kurva Kemungkinan Produksi, MRPT dan Rasio Harga Produk
3. Keputusan Optimasi

B. Tujuan Instruksional Umum adalah sebagai berikut :
Pada akhir kuliah, mahasiswa diharapkan mampu berpikir taraf 6, yaitu dapat
Evaluasi, mengenai keputusan optimasi produk-produk.

C. Tujuan Instruksional Khusus adalah agar mahasiswa mampu :
1. Menghitung MRPT dan rasio harga produk baik dari tabel maupun dari suatu
fungsi
2. Menetapkan titik kombinasi produk-produk yang optimum dalam bentuk jumlah
dan pendapatannya
3. Menggambar optimasi produk-produk dalam bentuk kurva

D. Kegiatan
Bagi pengampu adalah memberi kuliah tatap muka dalam kelas, memberi tugas
terstruktur, belajar dan mengevaluasi. Bagi mahasiswa, diharuskan mengikuti kuliah,
menjalankan tugas terstruktur belajar mandiri/berkelompok.

E. Peralatan :
Papan tulis, kapur tulis, pengeras suara, OHP – OHT dan diktat kuliah.

F. Teori
F.1. Kombiansi Output-output dan Optimasi
Produsen diharapkan untuk mengambil keputusan dimana dijumpai keadaan
input-input yang tetap/tidak dapat diubah-ubah. Dalam hal ini keputusan optimasi
menyangkut segala upaya agar produk-produk yang dihasilkan dapat dikombinasikan
sedemikian rupa sehingga menjadi maksimum, dan dengan biaya input yang tetap akan
diperoleh keuntungan yang maksimum.
Seorang produsen dibidang peternakan akan mempertimbangkan apakah cukup
satu usaha kambing saja ataukah lebih dari dua usaha yaitu usaha kambing dan sapi
kareman atas dasar adanya jumlah uang yang tersedia. Produsen ayam pedaging
dihadapkan pilihan berapa jumlah ayam yang akan dijual dalam bentuk hidup dan
bentuk karkas. Persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan baik melalui keputusan
yang mendasarkan pada pertimbangan optimasi output-output (produk-produk).
Sifat-sifat khusus yang penting sekali diketahui jika produsen ingin
mengkombinasikan output-output adalah bentuk hubungan output-output tersebut. Ada
empat golongan sifat produk jika dikombinasikan, yaitu :
1. Produk yang bergandengan (joint product)
Sebagai contoh adalah kombinasi produk kulit kambing dengan jumlah kambing, hati
ampela ayam dengan karkas ayam, mentega dan susu kental. Sifat produknya tidak
dapat saling mengganti dan perbandingan produksinya tetap, seperti terlihat pada
Gambar 14.
Y1








Y2

Gambar 14. Kurva Produk yang Bergandengan

2. Produk yang saling bersaingan (competitive product)
Sebagai contoh adalah produksi anak ayam dengan produksi telur konsumsi dari
ayam buras, produksi dalam bentuk bobot hidup ayam pedaging dengan produksi
bentuk karkas, produksi susu segar dengan produksi susu kental. Sifat produknya
dapat saling mengganti secara linier ataupun tidak linier, seperti pada Gambar 15
dan 16.
Y1








Y2
Gambar 15. Kurva Produk yang Bersaingan Linier
Y1








Y2
Gambar 16. Kurva Produk yang Bersaingan tak Linier 3. Produk yang saling melengkapi (complementary product)
Sebagai contoh adalah produksi bobot hidup sapi yang digemukkan (fattening) dengan produksi pupuk kandangnya, produksi hijauan di padang penggembalaan dengan produksi bobot hidup sapi dan produksi pakan konsentrat dengan produksi telur ayam ras. Sifat produknya saling melengkapi dimana tambahan produksi yang
satu akan menambah produksi yang lainnya. Seperti pada Gambar 17.

Y1








Y2
Gambar 17. Kurva Produk yang Saling Melengkapi
4. Produk sebagai tambahan (Supplementary product)
Sebagai contoh adalah produk telur ayam buras dengan produksi bobot hidup
ayamnya, produksi daging sapi dengan produksi bobot kulitnya, produksi “litter size”
dengan produksi kotoran dari induk babi, dan sebagainya. Sifat produknya adalah
produk yang satu dapat ditingkatkan tanpa menambah atau mengurangi produk
yang lainnya. Kurva seperti Gambar 18.

Y1
A B
D





C
Y2
Gambar 18. Kurva Produk Tambahan
Keterangan : AB = Kurva yang terjadi jika Y
1 tetap
CD = Kurva yang terjadi jika Y
2 tetap

F. 2. Kurva Kemungkinan Produksi, MRPT dan Rasio Harga Produk
Kurva kemungkinan produksi adalah kurva yang menyediakan ruang untuk
berbagai kombinasi produk-produk yang biayanya sama atau “Isocost”. Sedangkan
MRPT adalah Marginal Rate of Product Tranformation/Laju Transformasi Produk
Marginal yang merupakan perbandingan antara pengurangan produk yang diganti
dengan tambahan produk penggantinya. Pada kurva, MRPT ditunjukkan oleh “Slope”
atau lereng Kurva Kemungkinan Produksi (KKP).

Kurva Kemungkinan Produksi diturunkan dari Kurva Tukar melalui penjelasan
“Kotak Edgeworth” seperti gambar 19. Penjelasan Gambar 19 menggunakan prinsip
bahwa dua produk atau lebih dapat dikombinasikan jika produk-produk tersebut masing-
masing dapat ditransformasikan mengikuti prinsip “Dengan biaya sama, dimana
kuantitas produk yang ditukarkan sekecil-kecilnya dan kuantitas produk yang diperoleh
sebesar-besarnya”.












Gambar 19. Kurva Tukar











Jika produk Y
2 akan ditukarkan dengan produk Y1. Isokuan produk Y2 terlihat
menaik dari titik O-nya, sedangkan isokuan produk Y
1 akan terlihat menurun dari titik O-
nya. Isokuan dari Y
2 dan Y1 terlihat ada yang saling memotong dan ada yang saling
bersinggungan. Pada titik isokuan yang berpotongan, penukaran kuantitas Y
2 akan
TKY1 Y1
MY2 0





MY2 MY1







Y2 0 TKY2 X
Y2
D


C









Y1
B
C
D
A
B
Y
2

memperoleh kuantitas Y1 yang lebih sedikit dibandingkan penukaran pada titik singgung
isokuan (Titik A dan B bagi Y
2 kuantitasnya sama, tetapi bagi Y1 kuantitas A lebih sedikit
dibanding B mengingat isokuan yang lebih tinggi kuantitasnya juga lebih tinggi).
Berdasarkan hal tersebut maka titik-titik persinggungan isokuan merupakan titik
tukar yang disukai dalam penukaran, dan garis yang menghubungkan titik-titik tukar itu
dinamakan Kurva Tukar
. Kurva Tukar letaknya di ruang faktor produksi Y2 dan Y1.
Pemindahan dari ruang faktor ke ruang produksi Y
2 dan Y1 mempunyai sifat khas yang
mencirikan bentuk hubungan dua produk yang dikombinasikan seperti yang telah dibahas di atas dan disebut Kurva Kemungkinan Produksi. Agar keputusan optimasi dapat ditentukan, maka di samping dihitung MRPT-nya juga perlu untuk dihitung Rasio Harga produknya (RH). Rasio Harga Produk adalah “perbandingan antara harga produk hasil penukaran dengan harga produk yang
ditukarkan”. Pada hakekatnya “hasil penukaran” adalah “pengganti”, sedangkan “yang
ditukarkan” adalah “yang diganti” = Prinsip Subtitusi. Kombinasi produk-produk akan
optimum jika :
“ Pengurangan Y
2 . harga Y 2 = Tambahan Y 1 . Harga Y 1“
- dY
2 . HY2 = dY1 . HY1
-
1
2dY
dY
=
2
1HY
HY

MRPT = Rasio Harga Produk (RH)
Dalam bentuk kurva, kombinasi produk-produk yang optimum seperti Gambar 20
di bawah ini.








Gambar 20. Kurva Optimasi produk-produk
Gambar 20 memperlihatkan MRPT = RH, ditunjukkan dari kesamaan lereng
garis MRPT dan RH di titik B. Apabila ada lebih dari dua produk yang dikombinasikan
maka letak titik optimum tidak dapat ditentukan dalam gambar karena letak titiknya
0
Y
Y
B
RH
MRPT

berada dalam ruang tiga dimensi. Namun demikian, kombinasi yang optimum dapat
ditentukan dengan metode “Linier Programming”.

F. 3. Keputusan Optimasi
Dalam upaya menentukan optimasi, perlu disediakan data baik berupa tabel atau
fungsi yang menggambarkan hubungan antara produk yang satu dengan produk yang
lain. Sebagai contoh data dalam tabel 5 dapat digunakan untuk menentukan keputusan
optimasi.

Tabel 5. Data kombinasi Produk Bibit Ayam Pedaging dan Bibit Ayam Petelur
pada Biaya yang Sama (Harga bibit ayam pedaging Rp 560/ekor dan
harga bibit ayam petelur Rp 400/ekor).
Produk bibit ayam pedaging (Y
1)
(Ekor)
Produk bibit ayam petelur (Y1)
(Ekor)
MRPT
(-
1
2dY
dY
)
RH
(
1
2HY
HY
)
0
700
1300
1800

2200 2500 2700
4600 4100 3500 2800

2000 1100 0
0
0.71 1.00 1.40

2.00 3.00 5.50
1.4 1.4 1.4 1.4

1.4 1.4 1.4

Berdasarkan tabel 5, kombinasi produk bibit ayam pedaging 1800 ekor dengan
bibit ayam petelur 2800 ekor mencapai optimum dengan nilai produk yang maksimum
sebesar 1800 ekor x Rp 560/ekor + 2800 ekor x Rp 400/ekor = Rp 2.128.000,-.
Kombinasi lain akan memperoleh pendapatan yang lebih kecil, kecuali kombinasi bibit
ayam pedaging 1300 ekor dengan bibit ayam petelur 3500 ekor yang ternyata
pendapatan outputnya sama. Dalam kasus ini dua kombinasi tersebut dapat dipilih oleh
produsen dalam prakteknya, namun demikian secara teori produsen akan lebih
menyukai kombinasi yang mendapatkan MRTP sama atau mendekati nilai Rhnya
mengingat sudah ada ”niat” untuk mengganti Y
2 dengan Y1.
Dalam bentuk fungsi, perhitungan optimasi memerlukan banyak fungsi yaitu
fungsi tujuan aktifitas yang maksimum dan fungsi kekangan/kendala/pembatasnya.
Sebagai contoh adalah dengan mengkombinasikan produk bibit ayam pedaging dan
ayam petelur untuk memaksimumkan pendapatan dalam persyaratan tertentu sebagai
berikut :

1. Bibit ayam pedaging (Y1) dan bibit ayam petelur (Y2)
2. Harga Y
1= Rp 400,-/ekor dan harga Y2 = Rp 300,-/ekor
3. Luas tanah untuk Y
1= 200 Cm
2
dan Y2 = 300 Cm
2

4. Biaya untuk Y
1 = Rp 200,-/ekor dan Y2 = Rp 100,-/ekor
5. Tenaga kerja untuk Y
1 = 100 HKP dan Y2 = 100 HKP
6. Dalam keseluruhan kombinasi Y
1 dan Y2 akan menggunakan luas tanah maksimum
60.000 Cm
2
, biaya maksimum Rp 40.000,-, tenaga kerja maksimum untuk Y 1 =
17.500 dan untuk Y
2 maksimum 17500 HKP.

Dalam bentuk fungsi, data 1-6 ditulis sebagai berikut :
Fungsi tujuan maksimum (Z mak) = 400 Y
1 dan 300 Y2
Fungsi kekangannya :
Luas Tanah (LT) : 200Y
1 + 300Y2 ≤ 60000
Biaya (B) : 200Y
1 + 100Y2 ≤ 40000
Tenaga kerja (TK) : 100Y
1 ≤ 17500
100Y
2 ≤ 17500
Agar perhitungan optimasi lebih mudah, maka fungsi kekangan diubah menjadi
persamaan kemudian dibuat grafik/kurvanya :
1. Kurva LT, jika Y
1 = 0, maka Y2 = 200. Jika Y2 = 0, maka Y1 = 300. Garis yang ditarik
dari Y
2 ke Y1 merupakan kurva LT.
2. Kurva B, jika Y
1 = 0, maka Y2 = 400. Jika Y2 = 0, maka Y1 = 200. Garis yang ditarik
dari Y
2 ke Y1 merupakan kurva B.
3. Kurva TK, jika Y
1 = 175, garis kurvanya lurus tak memotong Y2
Y
2 = 175, garis kurvanya lurus tak memotong Y1.
Gambar kurva persamaan fungsi pembatas seperti Gambar 21. Setelah itu,
penetapan optimasi dapat melalui dua jalan :
1. Membuat garis Rasio Harga
33,1
HY
HY
1
2
= , Kemudian ditentukan titik persinggungan
dengan KKP (Titik A). Imbangan Y
1 dan Y2 ditentukan dengan menguraikan garis
yang berpotongan di titik A tersebut.
2. Menguraikan semua garis yang berpotongan dalam membentuk KKP untuk
mendapatkan kuantitas T
1 dan T2, kemudian memasukkan kuantitas tersebut dalam
persamaan fungsi tujuan. Kombinasi yang optimum tercapai jika Zmaks terbesar.

Gambar 13. Kurva Fungsi Kekangan dan Optimasi Input-input
Kurva Kemungkinan Produksi (KKP) merupakan hasil gabungan persamaan LT,
B, dan TK seperti yang ditunjukkan garis yang menghubungkan titik ABCD pada gambar
21.
• Titik B, Y
2 = 175, pendapatannya Zmaks = 175 x 300 = Rp 52500,-.
• Titik F, Y
1 = 175, pendapatannya Zmaks = 175 x 400 = Rp 60000,-.
• Titik C merupakan perpotongan garis TK Y
2 dengan LT. Kuantitas dan
pendapatan Y
1 dan Y2 adalah :
200 Y
1 + 300 Y2 = 60000
Y
1 + 300 (175) = 60000, Y1 = 37,5
Z maks = 400(37,5) + 300(175) = Rp 67500,-
• Titik D merupakan titik potong garis B dengan garis LT. Kuantitas dan
pendapatan Y
1 dan Y2 sebagai berikut :
200Y
1 + 300Y2 = 60000
200Y
1 + 100Y2 = 40000 –
200Y
2 = 20000, Y2 = 100 dan Y1 = 150
Z maks = 400 (150) + 300 (100) = Rp 90000,-
• Titik E merupakan titik potong garis B dengan TKY
1. Kuantitas dan pendapatan
Y
1 dan Y2 adalah sebagai berikut :
200 Y
1 + 100 Y2 = 40000
200 (175) + 100 Y
2 = 40000, …… Y2 = 50
dan pendapatannya Z maks = 400 (175) + 300 (50) = Rp 85000,-.
• Dengan melihat perhitungan yang telah dilakukan di setiap titik perpotongan
garis yang membentuk KKP, maka titik D adalah titik optimum kombinasi produk-
produk dengan kuantitas Y
1 = 150 ekor dan Y2 = 100 ekor. .
B
Y2
Y1
400
300
200
100
0
TKY2
TKY1
D
E
C
100 200 F 300
LT

Pustaka yang Menunjang
Bishop, C. E. dan Toussaint, W. D. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian.
Mutiara. Jakarta. hal : 153 – 170.

Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta. Hal :143 – 150.

Taha, H.A. 1976. Operations Research. Mc. Millan Publishing Co, Inc. New York. Collier
Mc. Millan Publishers. London. Hal : 42 - 44.




H. Tugas Terstruktur 5.
1. Isilah tabel diatas!
Jenis
Kombinasi
Susu Segar
(Kg)
Mentega
(kg)
MRPT RH
A 60 0
B 55 1
C 50 3
D 45 4
E 40 6
F 35 8
G 30 10
H 25 12
I 20 14
J 15 16

PERSOALAN :
Hitunglah MRPT, RH, dan buatlah kurva optimasi produk dari data dalam tabel
diatas ! (Harga susu segar Rp 1000,-/kg dan mentega Rp 3000,-/kg).

BAB VIII
POKOK BAHASAN VII : OPTIMASI USAHA (FIRM)

A. Materi Pokok Bahasan Optimasi Usaha adalah :
1. Usaha (Firm) dan Optimasi Usaha
2. Kurva Permintaan Pasar dan Kurva Biaya
3. Keputusan Optimasi

B. Tujuan Instruksional Umum adalah sebagai berikut :
Pada akhir kuliah, mahasiswa diharapkan mampu berpikir taraf 6, yaitu dapat
Evaluasi, mengenai keputusan optimasi usaha.

C. Tujuan Instruksional Khusus adalah agar mahasiswa mampu :
1. Menghitung keuntungan/profit yang maksimum berdasarkan data suatu tabel
biaya dan tingkat penjualan produk
2. Membuat kurva profit yang maksimum pada pasar persaingan sempurna dan
persaingan monopoli
2. Menyimpulkan skala usaha yang optimum.

D. Kegiatan
Bagi pengampu adalah memberi kuliah tatap muka dalam kelas, memberi tugas
terstruktur, belajar dan mengevaluasi. Bagi mahasiswa, diharuskan mengikuti kuliah,
menjalankan tugas terstruktur belajar mandiri/berkelompok.

E. Peralatan :
Papan tulis, kapur tulis, pengeras suara, OHP – OHT dan diktat kuliah.

F. Teori
F.1. Usaha (Firm) dan Optimasi Usaha
Produsen adalah pengelola perusahaan. Dalam kaitan pengambilan keputusan
optimasi, biaya produksi sering menjadi dasar analisisnya mengingat biaya merupakan
beban yang harus dikeluarkan sebelum produk dihasilkan. Kenyataan menunjukkan
bahwa sering produsen mengeluh karena harga produk yang diterima tidak dapat
menutup biaya. Tinggi rendah harga produk sering tergantung pada Pasar Produk
yang

dihadapi produsen. Oleh karena itu, optimasi perusahaan dalam hal ini menyangkut
segala upaya produsen untuk berproduksi pada skala dan harga tertentu berdasarkan
bentuk pasar produknya sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum atau jika rugi
maka kerugian usahanya minimum.
Pasar adalah tempat ”bertemunya” penjual dan pembeli untuk menentukan
harga barang dan jasa tertentu. Harga yang terbentuk berdasarkan kekuatan penawaran
dan permintaan dari suatu barang dan jasa yang disebut ”harga pasar” barang dan jasa
yang bersangkutan. Secara teoritis ”bertemunya” penjual dan pembeli tidak harus secar
fisik, tetapi dapat pula melalui telepon, surat-menyurat dan media lain. Fungsi penting
pasar yang berkaitan dengan optimasi perusahaan ada 5 yaitu :
1. Pasar menetapkan nilai suatu barang dan jasa yang dinyatakan dalam satuan harga.
Dalam mekanisme pasar, terbentuknya harga pasar ditentukan oleh kekuatan
penawaran dan penjualan. Selanjutnya gerak harga pasar menentukan keputusan
optimasi produsen tentang apa dan berapa jumlah produk yang optimum
dioperasionalkan.
2. Pasar mengorganisir pasar lain. Adanya pasar input/faktor produksi dan pasar output
menjadikan produk mempunyai jalinan yang erat. Jika ada kenaikan harga di pasar
input, maka pasar output akan terpengaruh untuk terjadinya kenaikan harga.
3. Pasar mendistribusikan barang. Penghasilan seorang pembeli sangat menentukan
jumlah barang/produk yang dibeli. Hal ini berarti jumlah produksi tidak dapat
”dilempar” di pasaran tanpa adanya kekuatan/daya beli konsumen.
4. Pasar menyelenggarakan penjatahan. Tidak semua barang/produk selalu tersedia
setiap saat untuk memenuhi kebutuhan baik konsumtif maupun produktif. Hal ini
berarti produsen harus mengatur penjatahan produk berdasarkan pasarnya.
5. Pasar mempertahankan dan mempersiapkan keperluan di masa yang akan datang.
Dalam segala hal keputusan penyelengaraan produksi, produsen akan berorientasi
pada pasar terutama dalam hal penanaman modal dan prospek usaha.
Bagi produsen, karakteristik bentuk pasar yang dihadapi haruslah diketahui.
Secara teori, ada dua golongan bentuk pasar yaitu
1. Pasar persaingan bebas (Pasar Persaingan Murni dan Pasar Persaingan Sempurna)
2. Pasar persaingan tidak bebas (Pasar Monopoli dan Pasar Persaingan Monopolistis,
Oopoli, Oligopoli)

Dibedakan dalam dua bentuk pasar karena ada perbedaan bentuk kurva
permintaan/Demand yang khas dan bentuk kurva tersebut diperlukan untuk perhitungan
optimasi usaha.
Karakteristik pasar persaingan sempurna adalah :
1. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak, masing-masing perilaku individu tidak
mempengaruhi harga pasar (semuanya sebagai ”price taker”/pengikut harga pasar)
2. Barang yang diperjual-belikan bersifat homogen
3. Adanya kebebasan membuka dan menutup usaha
4. Mobilitas sumber daya ekonomi sempurna
5. Pengetahuan pembeli dan penjual tentang keadaan pasar juga sempurna
Dalam praktek, pasar persaingan sempurna tidak pernah ada. Sehingga, dapat
membantu produsen dalam memecahkan masalahnya dengan menggunakan
pendekatan teori pasar persaingan sempurna. Bentuk kurva Demand
berbentuk
horisontal/sejajar dengan sumbu datarnya, dan dapat diartikan jika produsen menaikkan
harga produk melebihi harga pasar, maka permintaan produk akan menjadi tak
terhingga.
Karakteristik pasar monopoli adalah pasar yang hanya dikuasai oleh seorang
penjual saja, tidak ada barang subtitusi dan pembelinya sangat banyak. Oleh karena itu
produsen dapat menentukan harga pasar (”Price Seller”) dan permintaan yang dihadapi
produsen sama dengan permintaan pasarnya. Dalam kaitan ini, hukum permintaan ”Jika
harga barang naik maka jumlah barang yang diminta konsumen menjadi turun” berlaku
sepenuhnya. Bentuk kurva Demand
adalah miring dari kiri atas menuju kanan bawah.

F.2. Kurva Permintaan Pasar dan Kurva Biaya
Beberapa istilah dalam kurva permintaan pasar yang penting diketahui adalah :
1. TR = Total Revenue = Penerimaan total
= Harga Produk (Hy) x Kuantitas Produk (Qy)
2. AR = Average Revenue = Penerimaan rata-rata
= TR : TP =
Qy
Qyx Hy
= Hy atau harga produk
3. MR =
dQy
dTR
=TR

= Harga Produk

Pada pasar persaingan sempurna, kurva demand (D) yang horisontal itu
memenuhi persamaan Hy = a – b, dimana b = 0 sehingga Hy = a adalah sama dengan
fungsi demandnya. Disamping itu, TR = Hy x Qy
TR = (a – b Qy) x Qy, karena b = 0, maka
TR = a x Qy
TR = MR = a a = Hy.
Dengan demikian pada pasar persaingan sempurna D = AR = MR.
Pada pasar persaingan monopoli, kurva Demand (D) mempunyai hubungan
dengan AR dan MR sebagai berikut :
D : Hy = a – b Qy AR = Hy = Kurva D
TR = (a – b Qy) Q = a Qy – b Qy
2
, sehingga MR = TR

= a – 2b Qy.
Dengan demikian D = AR. MR ”slope” nya 2 kali curam lereng D
Agar keputusan optimasi dapat ditentukan, maka kurva permintaan pasar
tersebut harus dihubungkan dengan kurva biaya produksi persatuan. Keputusan
optimasinya berdasarkan Prinsip Marginal sebagai berikut :
”Biaya produksi marginal = Penerimaan produksi marginal”
Dalam bentuk kurva, daerah optimum antara skala usaha dan harganya adalah berbeda
bagi pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli.
Pendekatan dengan biaya marginal dapat pula memakai pendekatan total yang
menggunakan kurva total. Pendekatan marginal dapat dikatakan lebih cepat dan praktis
untuk mendapatkan optimasi usaha. Optimasi usaha pada pasar persaingan sempurna
dijelaskan dalam bentuk kurva persatuan sebagai berikut :
1. Optimasi usaha ”Short-Run"








Gambar 22. Optimasi Usaha ”Short-Run” Pasar Persaingan Sempurna
Dalam gambar 22, titik A merupakan titik optimal usaha dengan tingkat
keuntungan yang maksimum. Daerah keuntungan maksimum adalah segi empat ABCD.
B
A
C
D
MC
AC
AVC
AFC
Qy
Hy
0
F
E
D1=MR=AR
D
3=MR=AR
D
2=MR=AR

Titik E merupakan titik pulang pokok (Break-event point) dimana dalam usaha ini tidak
untung dan tidak rugi. Titik F merupakan titik dimana harga produk = biaya
variabel/satuan dan disebut titik ”Gulung tikar”, karena usaha akan lebih rasional jika
ditutup pada kasus harga produk lebih rendah dari titik ini.
Harga produk yang bergerak di bawah titik E dan sampai pada titik F, usaha
yang dilakukan mengalami kerugian. Optimasi produsen di sepanjang titik EF masih
dapat dibenarkan karena kerugian akan menjadi minimum dengan menjalankan operasi
usaha dibandingkan bila ditutup sama sekali (Penerimaan masih mampu menutup biaya
tetap dan ada tambahan penerimaan diatas biaya variabel). Operasi perusahaan tetap
dilaksanakan menunggu perkembangan harga, menjaga prestise dan memantapkan
langganan. Operasi perusahaan di bawah titik F menyebabkan beban biaya perusahaan
lebih tinggi dari biaya tetapnya karena biaya variabel tidak dapat ditutup dengan harga
produk, sehingga lebih baik usaha ditutup. Dengan demikian beban perusahaan hanya
sebesar biaya tetapnya.
2. Optimasi usaha ”Long-Run”










Gambar 23. Optimasi Usaha ”Long Run” Pasar Persaingan Sempurna
Dalam gambar 23, titik A merupakan titik optimal usaha dengan keuntungan
maksimum. Daerah keuntungan maksimum adalah segi empat ABCD. Titik E
merupakan titik ”Pulang Pokok” dan sekaligus titik ”Gulung Tikar” usaha. Hal ini karena
semua biaya merupakan biaya variabel dan tidak ada pembagian biaya tetapnya.
Optimasi usaha pada pasar monopoli dijelaskan dalam bentuk kurva per satuan sebagai
berikut :


B
A
C
D
BM7P
BR
BA7P
BM
Qy
Hy
0
E
D1=MR=AR
D
2=MR=AR
BR
BR
BM
BM

1. Optimasi ”Short Run”








Gambar 24. Optimasi Usaha pada Pasar Monopoli ”Short Run”
Dalam gambar 24, titik A merupakan kombinasi harga dan kuantitas produk yang
menghasilkan keuntungan maksimum. Daerah keuntungan maksimum adalah segi
empat ABCD (perhatikan cara membuat garis MR lerengnya 2 kali lebih curam dari
lereng D).

2. Optimasi ”Long Run”









Gambar 25. Optimasi Usaha pada Pasar Monopoli ”Long Rung”
Gambar 25 menjelaskan bahwa titik F merupakan titik optimasi usaha ”Long
Run” dengan daerah keuntungan maksimum segi empat FGHE. Titik B juga merupakan
titik optimasi usaha ”Short Run” dengan daerah keuntungan maksimum segi empat
BCDA. Berdasarkan luas daerah keuntungan maksimum tersebut maka pada optimasi
”Long Run” keuntungannya lebih besar dari ”Short Run”.

F.3. Keputusan Optimasi
BR
BM
A
MR
B
C
D
D=AR
Qy
Hy
50 100
0

Dalam upaya menentukan keputusan optimasi, perlu disediakan data baik
berupa tabel atau fungsi yang menggambarkan hubungan antara biaya dan permintaan
pasarnya. Sebagai contoh, data tabel 6 merupakan gambaran biaya usaha dan profitnya
pada pasar persaingan sempurna.
Tabel 6. Penerimaan Marginal (MR), Biaya Marginal (MC), Biaya Rata-rata (AC)
dan Profit
Penjualan Hrg. Produk MC AC Profit ($)
Produk (MR) = ($) ($) ($) per Unit Total
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
5.00
5.00
5.00

5.00 5.00
2.00 1.50 1.00 1.25 1.50
2.00
3.25
5.00

8.00
12.00
17.00
9.25 6.50 5.19 4.45
4.04
3.93
4.06
4.50
5.25
-12.00
-4.25
-1.50
-0.19
0.55
0.96
1.07
0.94
0.50
-0.25
-12.00
-8.50
-4.50
-0.76
2.75
5.75
7.49
7.52

4.50 2.50
Sumber : Fergusen and Gould. 1975.
Keterangan : Profit per unit diperoleh dari MR – AC.
Berdasarkan tabel 6, maka optimasi usaha tercapai pada penjualan produk 8 satuan.
Jika dibuat kurva maka kurvanya seperti Gambar 26 sebagai berikut :




Gambar 26. Kurva optimasi usaha ”Short Run” tabel 6.
Gambaran biaya usaha dan keuntungan maksimum pada pasar monopoli seperti
tercantum dalam tabel 7 sebagi berikut :
Tabel 7. MR, MC, dan profit Pasar Monopoli.
Penjualan Harga TR TC MR MC Profit
Produk ($) ($) ($) ($) ($) ($)
5
13
23
38
50

60 68
75
81
2.00
1.10
0.85
0.69
0.615
0.55
0.50
0.45
0.40
10.00
14.30
19.55
26.22
30.75
33.00
34.00
33.75
32.40
12.25
15.00
18.25
22.00
26.25
31.00
36.25
42.00
48.25
0
0.54
0.52
0.44
0.35

0.23 0.13
-0.03 -0.23
0
0.34
0.33
0.25
0.35
0.48
0.66
0.82
1.04
-2.25
-0.70
1.30
4.22
4.50
2.00
-2.25
-8.25
-15.85

86 0.35 30.10 55.00 -0.46 1.35 -24.90
Sumber :Ferguson and Gould. 1975.
Berdasarkan tabel 7, maka penjualan produk 50 satuan merupakan optimasi usaha
pada pasar monopoli. Jika digambar dalam bentuk kurva, maka kurvanya seperti
gambar 27.








Gambar 27. Kurva Optimasi Usaha ”Short Run” tabel 7.

G. Pustaka yang Menunjang
Ferguson, C. E. Dan Gould JP. 1975. Micro Economic Theory. Richard D. Irwin Inc.
Homewood. Illinois. England. Hal : 222 – 250, 259, 201.

Sudarman, A. 1980. Teori Ekonomi Mikro. BPFE – UGM. Yogyakarta. H : 6 – 7.

Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta. Hal : 186 – 207.

H. Tugas Terstruktur 6
Gunakanlah tugas terstruktur ke – 2. Jika pasar yang dihadapi adalah pasar persaingan
sempurna dengan harga produk Rp 38,-. Tentukanlah besarnya skala usaha yang
optimum, besarnya keuntungan usaha dan buatlah kurva titik optimasinya beserta
daerah keuntungan yang maksimum tersebut.






















BAB IX
PENUTUP

Sebagai penutup diktat kuliah ini, perlu ditegaskan bahwa :

1. Mata kuliah Ekonomi Produksi merupakan mata kuliah keahlian yang menyediakan
prinsip-prinsip dasar alat pengambilan keputusan optimasi usaha ternak yang
diperlukan bagi sarjana peternakan.
2. Dalam belajar Ekonomi Produksi, setiap bab selalu berhubungan satu dengan yang
lain sebagai satu kesatuan yang utuh. Pembagian dalam bab-bab diperlukan untuk
mempertajam suatu analisis.
3. Kesempatan bertanya dan berdiskusi kepada pengampu pada setiap acara perlu
dimanfaatkan mahasiswa dengan sebesar-besarnya sehingga diperoleh manfaat
pendalaman dan pengembangan pengetahuan Ekonomi Produksi.
4. Nilai kemampuan akhir keahlian Ekonomi Produksi ditentukan dan diperoleh
dimasyarakat. Oleh karena itu, gunakanlah waktu yang baik ini untuk belajar
semaksimal mungkin.

DIKTAT KULIAH
ILMU EKONOMI PRODUKSI






Oleh :
Ir. Djoko Sumarjono, MS.










PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2004

F.2. Laju Substitusi Marjinal dan Rasio Harga Input
Laju substitusi marjinal atau “Marjinal Rate of Substitution“ (MRS) adalah laju
rasio (perbandingan) antara pengurangan input yang diganti dengan tambahan input
penggantinya secara fisik. Pada kurva, MRS ditunjukkan oleh adanya “slope“ atau
lereng garis isoproduk.
Secara fisik, MRS dan angkanya > -1 menunjukkan satu satuan input pengganti
mampu mengganti lebih dari satu input yang lain. Jika MRS < -1 maka satu satuan input
pengganti hanya mampu mengganti kurang dari satu untuk input yang diganti. Jika
MRS = 1, maka kemampuan mengganti antara input yang satu dengan yang lainnya
adalah sama.
Agar keputusan optimasi dapat ditentukan, maka perlu dihitung rasio harga
masing-masing input yang dapat saling mengganti disamping MRSnya. Rasio harga
input adalah perbandingan antara harga input pengganti dengan harga input yang
diganti. Kombinasi input-input akan optimum jika :
“ Pengurangan input x
1 . harga x1 = Tambahan input x 2 . harga x2“
-dx
1 . Hx1 = dx2 . Hx2
-
2
1
dx
dx
=
1
2
Hx
Hx

MRS = Rasio Harga (RH)
Dalam bentuk kurva, kombinasi input-input yang optimum seperti pada Gambar 12 di
bawah ini.
X
1






MRS


RH
B

X 2
Gambar 12. Kurva Optimasi Input-input
Dalam Gambar 10, keadaan MRS = RH ditunjukkan dari kesamaan lereng garis
MRS dan RH di titik A. Apabila ada lebih dari dua input yang dikombinasikan, maka letak

titik optimum tidak dapat ditentukan dalam gambar karena letak titiknya berada dalam
ruang 3 dimensi. Namun kombinasi yang optimum dapat ditentukan dengan metode
“Linier Programming“.

F. 3. Keputusan Optimasi
Dalam upaya menetapkan optimasi, perlu disediakan data baik berupa tebel atau
fungsi yang menggambarkan hubungan input satu dengan input yang lainnya. Contoh :
data dalam Tabel 4 dapat digunakan untuk menentukan keputusan optimasi.
Tabel 4. Data Kombinasi Ransum untuk Menghasilkan Bobot yang Sama pada
Sapi Kereman (Harga biji-bijian Rp 440/kg dan hay Rp 300/kg)
Jenis Ransum Biji-bijian
(Kg)
Hay
(Kg)
MRS RH

A
B
C
D
E
F
G

825
900
975
1050
1125
1200
1275

1350
1130
935
770
630
520
440

0
2.93
2.60
2.20
1.87
1.47

1.07

1.47
1.47
1.47
1.47
1.47
1.47

1.47
Keterangan : Hay adalah bahan pakan yang diganti, biji-bijian adalah bahan pakan yang
mengganti. (Lihat urutan angka-angka ke dua bahan itu).
Berdasarkan Tabel 4, ransum F yang terdiri dari biji-bijian 1200 Kg dan Hay 520
Kg memperoleh angka MRS = RH yang berarti biaya minimum input telah tercapai.
Biaya ransum F adalah (1200 Kg x Rp 440/kg) + (520 Kg x Rp 300/Kg) = Rp 684.000,-.
Pada ransum dengan MRS yang lebih besar atau lebih kecil RH dalam kasus ini
biayanya lebih tinggi dari ransum F. Pada ransum B biayanya Rp 735.000,- dan pada
ransum G biayanya Rp 693.000,-
Dalam bentuk fungsi, perhitungan optimasi memerlukan banyak fungsi yaitu
fungsi tujuan aktifitas yang minimum dan fungsi kekangan (pembatas aktifitas). Sebagai
contoh adalah menyusun ransum ternak yang “Least-cost“ tetapi memenuhi persyaratan
gizi seperti berikut :
1. Bahan yang dipakai Alfalfa (x
1) dan Soybean Meal (x2)
2. Harga x
1 = $ 60/ton dan harga x2 = $ 100/ton
3. Kandungan CP x
1 = 20% dan CP x2 = 40%
4. Kandungan lemak x
1 = 2% dan lemak x2 = 0,5%

5. Kandungan CP (Crude Protein) dan lemak dalam ransum harus memenuhi syarat
minimal mengandung CP 30% dan lemak 1% setiap ton.
Dalam bentuk fungsi, data 1-5 ditulis sebagai berikut :
Fungsi tujuan minimum (Z min) = 60 x
1 dan 100 x2
Fungsi kekangannya :
CP (%) : 20x
1 + 40x2 ≥ 30
Lemak (%) : 2x
1 + 0,5x2 ≥1
Jumlah (ton) : 1x
1 + 1x2 = 1
Agar perhitungan optimasi lebih mudah maka fungsi kekangan diubah menjadi
persamaan kemudian dibuat grafik/kurvanya.
1. Kurva CP, jika x
1 = 0, maka x2 = 0,75. Jika x2 = 0, maka x1 = 1,5. Garis yang ditarik
dari x
2 ke x1 merupakan kurva CP.
2. Kurva Lemak, jika x
1 = 0, maka x2 = 2. Jika x2 = 0, maka x1 = 0,5. Garis yang ditarik
dari x
2 ke x1 merupakan kurva lemak.
3. Kurva Jumlah, jika x
1 = 0, maka x2 = 1. Jika x2 = 0, maka x1 = 1. Garis yang ditarik
dari x
2 ke x1 merupakan kurva jumlah.
Gambar kurva persamaan fungsi kekangan seperti Gambar 13 dan penetapan
optimasi dapat melalui dua jalan, yaitu :
1. Menentukan garis Rasio Harga
6,0
100
60
Hx
Hx
2
1
==, dan titik persinggungan dengan
isoproduknya (Titik B). Imbangan x
1 dan x2 ditentukan dengan menguraikan garis
yang berpotongan di titik B tersebut.
2. Menguraikan semua garis yang berpotongan dalam isoproduknya untuk
mendapatkan kuantitas x
1 dan x2, kemudian memasukkan kuantitas tersebut dalam
persamaan fungsi tujuan. Kombinasi yang optimum tercapai jika Zmin terendah.

B
C
X1


2
A
1

0 1 2 D X 2

Gambar 13. Kurva Fungsi Kekangan dan Optimasi Input-input
Kurva isoproduk merupakan hasil gabungan persamaan lemak yang ditunjukkan
garis yang menghubungkan titik ABCD pada gambar 13. Titik A kuantitas x
1 = 1,5 ton
dan biayanya $90
. Titik B kuantitas x2 = 2 ton dan biayanya $200. Titik B merupakan
perpotongan garis CP dengan garis Jumlah, x
1 dan x2 kuantitasnya sebagai berikut :
• 20x
1 + 40x2 = 30...(1x)... 20x1 + 40x2 = 30
• x
1 + x2 = 1...(20x)... 20x
1 + 20x2 = 20 –
20x
2 = 10
x
2 = 0,5 x 1 = 0,5
• Biaya adalah Zmin = (0,5 x 60) + (0,5 x 100) = $80.
Titik C merupakan perpotongan garis Jumlah dan Lemak, x
1 dan x2 kuantitasnya
sebagai berikut :
• 2x
1 + 0,5x2 = 1...(1x)... 2x1 + 0,5x2 = 1
• x
1 + x2 = 1...(2x)... 2x
1 + 2x2 = 2 –
-1,5x
2 = -1
x
2 = 0,67 x 1 = 0,33
• Biaya adalah Zmin = (0,33 x 60) + (0,67 x 100) = $86,8.
Dengan demikian, optimum input-input di titik B.




CA
JUMLAH LEMAK

G. Pustaka Yang Menunjang Pemahaman
Agrawal and Heady. 1972. Operation Research Methods for Agricultureal Decisions.

Bishop, C. E dan Toussaint, W.D. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Mutiara.
Jakarta. Hal : 126 – 138.

Kay, R. D. 1981. Farm Management. Mc. Graw-Hill International Book Company. Japan.
Hal : 32 – 34.

H. Tugas Terstruktur 4
1. Hitunglah MRS, RH dan tentukan optimasi input-input dari data tabel dibawah!
Jenis
Kombinasi
Alfalfa (pound) Jagung
(pound)
MRS RH
1 8 13,0
2 10 9,4
3 12 7,1
4 14 5,7
5 16 4,7
6 18 3,9
7 20 3,4
8 22 2,9
9 24 2,6
10 26 2,3
11 28 2,0
12 30 1,8

Keterangan :
- Semua kombinasi menghasilkan produk 23 pounds susu dengan 4% lemak/hari
- Harga alfalfa Rp 1/pound
- Harga jagung Rp 3/pound
2. Buatlah kurva kombinasi input-input yang optimum berdasarkan tabel diatas!

BAB VII
POKOK BAHASAN VI : OPTIMASI OUTPUT-OUTPUT

A. Materi Pokok Bahasan Optimasi Output-output adalah :
1. Kombinasi Output-output dan Optimasi
2. Kurva Kemungkinan Produksi, MRPT dan Rasio Harga Produk
3. Keputusan Optimasi

B. Tujuan Instruksional Umum adalah sebagai berikut :
Pada akhir kuliah, mahasiswa diharapkan mampu berpikir taraf 6, yaitu dapat
Evaluasi, mengenai keputusan optimasi produk-produk.

C. Tujuan Instruksional Khusus adalah agar mahasiswa mampu :
1. Menghitung MRPT dan rasio harga produk baik dari tabel maupun dari suatu
fungsi
2. Menetapkan titik kombinasi produk-produk yang optimum dalam bentuk jumlah
dan pendapatannya
3. Menggambar optimasi produk-produk dalam bentuk kurva

D. Kegiatan
Bagi pengampu adalah memberi kuliah tatap muka dalam kelas, memberi tugas
terstruktur, belajar dan mengevaluasi. Bagi mahasiswa, diharuskan mengikuti kuliah,
menjalankan tugas terstruktur belajar mandiri/berkelompok.

E. Peralatan :
Papan tulis, kapur tulis, pengeras suara, OHP – OHT dan diktat kuliah.

F. Teori
F.1. Kombiansi Output-output dan Optimasi
Produsen diharapkan untuk mengambil keputusan dimana dijumpai keadaan
input-input yang tetap/tidak dapat diubah-ubah. Dalam hal ini keputusan optimasi
menyangkut segala upaya agar produk-produk yang dihasilkan dapat dikombinasikan
sedemikian rupa sehingga menjadi maksimum, dan dengan biaya input yang tetap akan
diperoleh keuntungan yang maksimum.
Seorang produsen dibidang peternakan akan mempertimbangkan apakah cukup
satu usaha kambing saja ataukah lebih dari dua usaha yaitu usaha kambing dan sapi
kareman atas dasar adanya jumlah uang yang tersedia. Produsen ayam pedaging
dihadapkan pilihan berapa jumlah ayam yang akan dijual dalam bentuk hidup dan
bentuk karkas. Persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan baik melalui keputusan
yang mendasarkan pada pertimbangan optimasi output-output (produk-produk).
Sifat-sifat khusus yang penting sekali diketahui jika produsen ingin
mengkombinasikan output-output adalah bentuk hubungan output-output tersebut. Ada
empat golongan sifat produk jika dikombinasikan, yaitu :
1. Produk yang bergandengan (joint product)
Sebagai contoh adalah kombinasi produk kulit kambing dengan jumlah kambing, hati
ampela ayam dengan karkas ayam, mentega dan susu kental. Sifat produknya tidak
dapat saling mengganti dan perbandingan produksinya tetap, seperti terlihat pada
Gambar 14.
Y1








Y2

Gambar 14. Kurva Produk yang Bergandengan

2. Produk yang saling bersaingan (competitive product)
Sebagai contoh adalah produksi anak ayam dengan produksi telur konsumsi dari
ayam buras, produksi dalam bentuk bobot hidup ayam pedaging dengan produksi
bentuk karkas, produksi susu segar dengan produksi susu kental. Sifat produknya
dapat saling mengganti secara linier ataupun tidak linier, seperti pada Gambar 15
dan 16.
Y1








Y2
Gambar 15. Kurva Produk yang Bersaingan Linier
Y1








Y2
Gambar 16. Kurva Produk yang Bersaingan tak Linier 3. Produk yang saling melengkapi (complementary product)
Sebagai contoh adalah produksi bobot hidup sapi yang digemukkan (fattening) dengan produksi pupuk kandangnya, produksi hijauan di padang penggembalaan dengan produksi bobot hidup sapi dan produksi pakan konsentrat dengan produksi telur ayam ras. Sifat produknya saling melengkapi dimana tambahan produksi yang
satu akan menambah produksi yang lainnya. Seperti pada Gambar 17.

Y1








Y2
Gambar 17. Kurva Produk yang Saling Melengkapi
4. Produk sebagai tambahan (Supplementary product)
Sebagai contoh adalah produk telur ayam buras dengan produksi bobot hidup
ayamnya, produksi daging sapi dengan produksi bobot kulitnya, produksi “litter size”
dengan produksi kotoran dari induk babi, dan sebagainya. Sifat produknya adalah
produk yang satu dapat ditingkatkan tanpa menambah atau mengurangi produk
yang lainnya. Kurva seperti Gambar 18.

Y1
A B
D





C
Y2
Gambar 18. Kurva Produk Tambahan
Keterangan : AB = Kurva yang terjadi jika Y
1 tetap
CD = Kurva yang terjadi jika Y
2 tetap

F. 2. Kurva Kemungkinan Produksi, MRPT dan Rasio Harga Produk
Kurva kemungkinan produksi adalah kurva yang menyediakan ruang untuk
berbagai kombinasi produk-produk yang biayanya sama atau “Isocost”. Sedangkan
MRPT adalah Marginal Rate of Product Tranformation/Laju Transformasi Produk
Marginal yang merupakan perbandingan antara pengurangan produk yang diganti
dengan tambahan produk penggantinya. Pada kurva, MRPT ditunjukkan oleh “Slope”
atau lereng Kurva Kemungkinan Produksi (KKP).

Kurva Kemungkinan Produksi diturunkan dari Kurva Tukar melalui penjelasan
“Kotak Edgeworth” seperti gambar 19. Penjelasan Gambar 19 menggunakan prinsip
bahwa dua produk atau lebih dapat dikombinasikan jika produk-produk tersebut masing-
masing dapat ditransformasikan mengikuti prinsip “Dengan biaya sama, dimana
kuantitas produk yang ditukarkan sekecil-kecilnya dan kuantitas produk yang diperoleh
sebesar-besarnya”.












Gambar 19. Kurva Tukar











Jika produk Y
2 akan ditukarkan dengan produk Y1. Isokuan produk Y2 terlihat
menaik dari titik O-nya, sedangkan isokuan produk Y
1 akan terlihat menurun dari titik O-
nya. Isokuan dari Y
2 dan Y1 terlihat ada yang saling memotong dan ada yang saling
bersinggungan. Pada titik isokuan yang berpotongan, penukaran kuantitas Y
2 akan
TKY1 Y1
MY2 0





MY2 MY1







Y2 0 TKY2 X
Y2
D


C









Y1
B
C
D
A
B
Y
2

memperoleh kuantitas Y1 yang lebih sedikit dibandingkan penukaran pada titik singgung
isokuan (Titik A dan B bagi Y
2 kuantitasnya sama, tetapi bagi Y1 kuantitas A lebih sedikit
dibanding B mengingat isokuan yang lebih tinggi kuantitasnya juga lebih tinggi).
Berdasarkan hal tersebut maka titik-titik persinggungan isokuan merupakan titik
tukar yang disukai dalam penukaran, dan garis yang menghubungkan titik-titik tukar itu
dinamakan Kurva Tukar
. Kurva Tukar letaknya di ruang faktor produksi Y2 dan Y1.
Pemindahan dari ruang faktor ke ruang produksi Y
2 dan Y1 mempunyai sifat khas yang
mencirikan bentuk hubungan dua produk yang dikombinasikan seperti yang telah dibahas di atas dan disebut Kurva Kemungkinan Produksi. Agar keputusan optimasi dapat ditentukan, maka di samping dihitung MRPT-nya juga perlu untuk dihitung Rasio Harga produknya (RH). Rasio Harga Produk adalah “perbandingan antara harga produk hasil penukaran dengan harga produk yang
ditukarkan”. Pada hakekatnya “hasil penukaran” adalah “pengganti”, sedangkan “yang
ditukarkan” adalah “yang diganti” = Prinsip Subtitusi. Kombinasi produk-produk akan
optimum jika :
“ Pengurangan Y
2 . harga Y 2 = Tambahan Y 1 . Harga Y 1“
- dY
2 . HY2 = dY1 . HY1
-
1
2dY
dY
=
2
1HY
HY

MRPT = Rasio Harga Produk (RH)
Dalam bentuk kurva, kombinasi produk-produk yang optimum seperti Gambar 20
di bawah ini.








Gambar 20. Kurva Optimasi produk-produk
Gambar 20 memperlihatkan MRPT = RH, ditunjukkan dari kesamaan lereng
garis MRPT dan RH di titik B. Apabila ada lebih dari dua produk yang dikombinasikan
maka letak titik optimum tidak dapat ditentukan dalam gambar karena letak titiknya
0
Y
Y
B
RH
MRPT

berada dalam ruang tiga dimensi. Namun demikian, kombinasi yang optimum dapat
ditentukan dengan metode “Linier Programming”.

F. 3. Keputusan Optimasi
Dalam upaya menentukan optimasi, perlu disediakan data baik berupa tabel atau
fungsi yang menggambarkan hubungan antara produk yang satu dengan produk yang
lain. Sebagai contoh data dalam tabel 5 dapat digunakan untuk menentukan keputusan
optimasi.

Tabel 5. Data kombinasi Produk Bibit Ayam Pedaging dan Bibit Ayam Petelur
pada Biaya yang Sama (Harga bibit ayam pedaging Rp 560/ekor dan
harga bibit ayam petelur Rp 400/ekor).
Produk bibit ayam pedaging (Y
1)
(Ekor)
Produk bibit ayam petelur (Y1)
(Ekor)
MRPT
(-
1
2dY
dY
)
RH
(
1
2HY
HY
)
0
700
1300
1800

2200 2500 2700
4600 4100 3500 2800

2000 1100 0
0
0.71 1.00 1.40

2.00 3.00 5.50
1.4 1.4 1.4 1.4

1.4 1.4 1.4

Berdasarkan tabel 5, kombinasi produk bibit ayam pedaging 1800 ekor dengan
bibit ayam petelur 2800 ekor mencapai optimum dengan nilai produk yang maksimum
sebesar 1800 ekor x Rp 560/ekor + 2800 ekor x Rp 400/ekor = Rp 2.128.000,-.
Kombinasi lain akan memperoleh pendapatan yang lebih kecil, kecuali kombinasi bibit
ayam pedaging 1300 ekor dengan bibit ayam petelur 3500 ekor yang ternyata
pendapatan outputnya sama. Dalam kasus ini dua kombinasi tersebut dapat dipilih oleh
produsen dalam prakteknya, namun demikian secara teori produsen akan lebih
menyukai kombinasi yang mendapatkan MRTP sama atau mendekati nilai Rhnya
mengingat sudah ada ”niat” untuk mengganti Y
2 dengan Y1.
Dalam bentuk fungsi, perhitungan optimasi memerlukan banyak fungsi yaitu
fungsi tujuan aktifitas yang maksimum dan fungsi kekangan/kendala/pembatasnya.
Sebagai contoh adalah dengan mengkombinasikan produk bibit ayam pedaging dan
ayam petelur untuk memaksimumkan pendapatan dalam persyaratan tertentu sebagai
berikut :

1. Bibit ayam pedaging (Y1) dan bibit ayam petelur (Y2)
2. Harga Y
1= Rp 400,-/ekor dan harga Y2 = Rp 300,-/ekor
3. Luas tanah untuk Y
1= 200 Cm
2
dan Y2 = 300 Cm
2

4. Biaya untuk Y
1 = Rp 200,-/ekor dan Y2 = Rp 100,-/ekor
5. Tenaga kerja untuk Y
1 = 100 HKP dan Y2 = 100 HKP
6. Dalam keseluruhan kombinasi Y
1 dan Y2 akan menggunakan luas tanah maksimum
60.000 Cm
2
, biaya maksimum Rp 40.000,-, tenaga kerja maksimum untuk Y 1 =
17.500 dan untuk Y
2 maksimum 17500 HKP.

Dalam bentuk fungsi, data 1-6 ditulis sebagai berikut :
Fungsi tujuan maksimum (Z mak) = 400 Y
1 dan 300 Y2
Fungsi kekangannya :
Luas Tanah (LT) : 200Y
1 + 300Y2 ≤ 60000
Biaya (B) : 200Y
1 + 100Y2 ≤ 40000
Tenaga kerja (TK) : 100Y
1 ≤ 17500
100Y
2 ≤ 17500
Agar perhitungan optimasi lebih mudah, maka fungsi kekangan diubah menjadi
persamaan kemudian dibuat grafik/kurvanya :
1. Kurva LT, jika Y
1 = 0, maka Y2 = 200. Jika Y2 = 0, maka Y1 = 300. Garis yang ditarik
dari Y
2 ke Y1 merupakan kurva LT.
2. Kurva B, jika Y
1 = 0, maka Y2 = 400. Jika Y2 = 0, maka Y1 = 200. Garis yang ditarik
dari Y
2 ke Y1 merupakan kurva B.
3. Kurva TK, jika Y
1 = 175, garis kurvanya lurus tak memotong Y2
Y
2 = 175, garis kurvanya lurus tak memotong Y1.
Gambar kurva persamaan fungsi pembatas seperti Gambar 21. Setelah itu,
penetapan optimasi dapat melalui dua jalan :
1. Membuat garis Rasio Harga
33,1
HY
HY
1
2
= , Kemudian ditentukan titik persinggungan
dengan KKP (Titik A). Imbangan Y
1 dan Y2 ditentukan dengan menguraikan garis
yang berpotongan di titik A tersebut.
2. Menguraikan semua garis yang berpotongan dalam membentuk KKP untuk
mendapatkan kuantitas T
1 dan T2, kemudian memasukkan kuantitas tersebut dalam
persamaan fungsi tujuan. Kombinasi yang optimum tercapai jika Zmaks terbesar.

Gambar 13. Kurva Fungsi Kekangan dan Optimasi Input-input
Kurva Kemungkinan Produksi (KKP) merupakan hasil gabungan persamaan LT,
B, dan TK seperti yang ditunjukkan garis yang menghubungkan titik ABCD pada gambar
21.
• Titik B, Y
2 = 175, pendapatannya Zmaks = 175 x 300 = Rp 52500,-.
• Titik F, Y
1 = 175, pendapatannya Zmaks = 175 x 400 = Rp 60000,-.
• Titik C merupakan perpotongan garis TK Y
2 dengan LT. Kuantitas dan
pendapatan Y
1 dan Y2 adalah :
200 Y
1 + 300 Y2 = 60000
Y
1 + 300 (175) = 60000, Y1 = 37,5
Z maks = 400(37,5) + 300(175) = Rp 67500,-
• Titik D merupakan titik potong garis B dengan garis LT. Kuantitas dan
pendapatan Y
1 dan Y2 sebagai berikut :
200Y
1 + 300Y2 = 60000
200Y
1 + 100Y2 = 40000 –
200Y
2 = 20000, Y2 = 100 dan Y1 = 150
Z maks = 400 (150) + 300 (100) = Rp 90000,-
• Titik E merupakan titik potong garis B dengan TKY
1. Kuantitas dan pendapatan
Y
1 dan Y2 adalah sebagai berikut :
200 Y
1 + 100 Y2 = 40000
200 (175) + 100 Y
2 = 40000, …… Y2 = 50
dan pendapatannya Z maks = 400 (175) + 300 (50) = Rp 85000,-.
• Dengan melihat perhitungan yang telah dilakukan di setiap titik perpotongan
garis yang membentuk KKP, maka titik D adalah titik optimum kombinasi produk-
produk dengan kuantitas Y
1 = 150 ekor dan Y2 = 100 ekor. .
B
Y2
Y1
400
300
200
100
0
TKY2
TKY1
D
E
C
100 200 F 300
LT

Pustaka yang Menunjang
Bishop, C. E. dan Toussaint, W. D. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian.
Mutiara. Jakarta. hal : 153 – 170.

Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta. Hal :143 – 150.

Taha, H.A. 1976. Operations Research. Mc. Millan Publishing Co, Inc. New York. Collier
Mc. Millan Publishers. London. Hal : 42 - 44.




H. Tugas Terstruktur 5.
1. Isilah tabel diatas!
Jenis
Kombinasi
Susu Segar
(Kg)
Mentega
(kg)
MRPT RH
A 60 0
B 55 1
C 50 3
D 45 4
E 40 6
F 35 8
G 30 10
H 25 12
I 20 14
J 15 16

PERSOALAN :
Hitunglah MRPT, RH, dan buatlah kurva optimasi produk dari data dalam tabel
diatas ! (Harga susu segar Rp 1000,-/kg dan mentega Rp 3000,-/kg).

BAB VIII
POKOK BAHASAN VII : OPTIMASI USAHA (FIRM)

A. Materi Pokok Bahasan Optimasi Usaha adalah :
1. Usaha (Firm) dan Optimasi Usaha
2. Kurva Permintaan Pasar dan Kurva Biaya
3. Keputusan Optimasi

B. Tujuan Instruksional Umum adalah sebagai berikut :
Pada akhir kuliah, mahasiswa diharapkan mampu berpikir taraf 6, yaitu dapat
Evaluasi, mengenai keputusan optimasi usaha.

C. Tujuan Instruksional Khusus adalah agar mahasiswa mampu :
1. Menghitung keuntungan/profit yang maksimum berdasarkan data suatu tabel
biaya dan tingkat penjualan produk
2. Membuat kurva profit yang maksimum pada pasar persaingan sempurna dan
persaingan monopoli
2. Menyimpulkan skala usaha yang optimum.

D. Kegiatan
Bagi pengampu adalah memberi kuliah tatap muka dalam kelas, memberi tugas
terstruktur, belajar dan mengevaluasi. Bagi mahasiswa, diharuskan mengikuti kuliah,
menjalankan tugas terstruktur belajar mandiri/berkelompok.

E. Peralatan :
Papan tulis, kapur tulis, pengeras suara, OHP – OHT dan diktat kuliah.

F. Teori
F.1. Usaha (Firm) dan Optimasi Usaha
Produsen adalah pengelola perusahaan. Dalam kaitan pengambilan keputusan
optimasi, biaya produksi sering menjadi dasar analisisnya mengingat biaya merupakan
beban yang harus dikeluarkan sebelum produk dihasilkan. Kenyataan menunjukkan
bahwa sering produsen mengeluh karena harga produk yang diterima tidak dapat
menutup biaya. Tinggi rendah harga produk sering tergantung pada Pasar Produk
yang

dihadapi produsen. Oleh karena itu, optimasi perusahaan dalam hal ini menyangkut
segala upaya produsen untuk berproduksi pada skala dan harga tertentu berdasarkan
bentuk pasar produknya sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum atau jika rugi
maka kerugian usahanya minimum.
Pasar adalah tempat ”bertemunya” penjual dan pembeli untuk menentukan
harga barang dan jasa tertentu. Harga yang terbentuk berdasarkan kekuatan penawaran
dan permintaan dari suatu barang dan jasa yang disebut ”harga pasar” barang dan jasa
yang bersangkutan. Secara teoritis ”bertemunya” penjual dan pembeli tidak harus secar
fisik, tetapi dapat pula melalui telepon, surat-menyurat dan media lain. Fungsi penting
pasar yang berkaitan dengan optimasi perusahaan ada 5 yaitu :
1. Pasar menetapkan nilai suatu barang dan jasa yang dinyatakan dalam satuan harga.
Dalam mekanisme pasar, terbentuknya harga pasar ditentukan oleh kekuatan
penawaran dan penjualan. Selanjutnya gerak harga pasar menentukan keputusan
optimasi produsen tentang apa dan berapa jumlah produk yang optimum
dioperasionalkan.
2. Pasar mengorganisir pasar lain. Adanya pasar input/faktor produksi dan pasar output
menjadikan produk mempunyai jalinan yang erat. Jika ada kenaikan harga di pasar
input, maka pasar output akan terpengaruh untuk terjadinya kenaikan harga.
3. Pasar mendistribusikan barang. Penghasilan seorang pembeli sangat menentukan
jumlah barang/produk yang dibeli. Hal ini berarti jumlah produksi tidak dapat
”dilempar” di pasaran tanpa adanya kekuatan/daya beli konsumen.
4. Pasar menyelenggarakan penjatahan. Tidak semua barang/produk selalu tersedia
setiap saat untuk memenuhi kebutuhan baik konsumtif maupun produktif. Hal ini
berarti produsen harus mengatur penjatahan produk berdasarkan pasarnya.
5. Pasar mempertahankan dan mempersiapkan keperluan di masa yang akan datang.
Dalam segala hal keputusan penyelengaraan produksi, produsen akan berorientasi
pada pasar terutama dalam hal penanaman modal dan prospek usaha.
Bagi produsen, karakteristik bentuk pasar yang dihadapi haruslah diketahui.
Secara teori, ada dua golongan bentuk pasar yaitu
1. Pasar persaingan bebas (Pasar Persaingan Murni dan Pasar Persaingan Sempurna)
2. Pasar persaingan tidak bebas (Pasar Monopoli dan Pasar Persaingan Monopolistis,
Oopoli, Oligopoli)

Dibedakan dalam dua bentuk pasar karena ada perbedaan bentuk kurva
permintaan/Demand yang khas dan bentuk kurva tersebut diperlukan untuk perhitungan
optimasi usaha.
Karakteristik pasar persaingan sempurna adalah :
1. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak, masing-masing perilaku individu tidak
mempengaruhi harga pasar (semuanya sebagai ”price taker”/pengikut harga pasar)
2. Barang yang diperjual-belikan bersifat homogen
3. Adanya kebebasan membuka dan menutup usaha
4. Mobilitas sumber daya ekonomi sempurna
5. Pengetahuan pembeli dan penjual tentang keadaan pasar juga sempurna
Dalam praktek, pasar persaingan sempurna tidak pernah ada. Sehingga, dapat
membantu produsen dalam memecahkan masalahnya dengan menggunakan
pendekatan teori pasar persaingan sempurna. Bentuk kurva Demand
berbentuk
horisontal/sejajar dengan sumbu datarnya, dan dapat diartikan jika produsen menaikkan
harga produk melebihi harga pasar, maka permintaan produk akan menjadi tak
terhingga.
Karakteristik pasar monopoli adalah pasar yang hanya dikuasai oleh seorang
penjual saja, tidak ada barang subtitusi dan pembelinya sangat banyak. Oleh karena itu
produsen dapat menentukan harga pasar (”Price Seller”) dan permintaan yang dihadapi
produsen sama dengan permintaan pasarnya. Dalam kaitan ini, hukum permintaan ”Jika
harga barang naik maka jumlah barang yang diminta konsumen menjadi turun” berlaku
sepenuhnya. Bentuk kurva Demand
adalah miring dari kiri atas menuju kanan bawah.

F.2. Kurva Permintaan Pasar dan Kurva Biaya
Beberapa istilah dalam kurva permintaan pasar yang penting diketahui adalah :
1. TR = Total Revenue = Penerimaan total
= Harga Produk (Hy) x Kuantitas Produk (Qy)
2. AR = Average Revenue = Penerimaan rata-rata
= TR : TP =
Qy
Qyx Hy
= Hy atau harga produk
3. MR =
dQy
dTR
=TR

= Harga Produk

Pada pasar persaingan sempurna, kurva demand (D) yang horisontal itu
memenuhi persamaan Hy = a – b, dimana b = 0 sehingga Hy = a adalah sama dengan
fungsi demandnya. Disamping itu, TR = Hy x Qy
TR = (a – b Qy) x Qy, karena b = 0, maka
TR = a x Qy
TR = MR = a a = Hy.
Dengan demikian pada pasar persaingan sempurna D = AR = MR.
Pada pasar persaingan monopoli, kurva Demand (D) mempunyai hubungan
dengan AR dan MR sebagai berikut :
D : Hy = a – b Qy AR = Hy = Kurva D
TR = (a – b Qy) Q = a Qy – b Qy
2
, sehingga MR = TR

= a – 2b Qy.
Dengan demikian D = AR. MR ”slope” nya 2 kali curam lereng D
Agar keputusan optimasi dapat ditentukan, maka kurva permintaan pasar
tersebut harus dihubungkan dengan kurva biaya produksi persatuan. Keputusan
optimasinya berdasarkan Prinsip Marginal sebagai berikut :
”Biaya produksi marginal = Penerimaan produksi marginal”
Dalam bentuk kurva, daerah optimum antara skala usaha dan harganya adalah berbeda
bagi pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli.
Pendekatan dengan biaya marginal dapat pula memakai pendekatan total yang
menggunakan kurva total. Pendekatan marginal dapat dikatakan lebih cepat dan praktis
untuk mendapatkan optimasi usaha. Optimasi usaha pada pasar persaingan sempurna
dijelaskan dalam bentuk kurva persatuan sebagai berikut :
1. Optimasi usaha ”Short-Run"








Gambar 22. Optimasi Usaha ”Short-Run” Pasar Persaingan Sempurna
Dalam gambar 22, titik A merupakan titik optimal usaha dengan tingkat
keuntungan yang maksimum. Daerah keuntungan maksimum adalah segi empat ABCD.
B
A
C
D
MC
AC
AVC
AFC
Qy
Hy
0
F
E
D1=MR=AR
D
3=MR=AR
D
2=MR=AR

Titik E merupakan titik pulang pokok (Break-event point) dimana dalam usaha ini tidak
untung dan tidak rugi. Titik F merupakan titik dimana harga produk = biaya
variabel/satuan dan disebut titik ”Gulung tikar”, karena usaha akan lebih rasional jika
ditutup pada kasus harga produk lebih rendah dari titik ini.
Harga produk yang bergerak di bawah titik E dan sampai pada titik F, usaha
yang dilakukan mengalami kerugian. Optimasi produsen di sepanjang titik EF masih
dapat dibenarkan karena kerugian akan menjadi minimum dengan menjalankan operasi
usaha dibandingkan bila ditutup sama sekali (Penerimaan masih mampu menutup biaya
tetap dan ada tambahan penerimaan diatas biaya variabel). Operasi perusahaan tetap
dilaksanakan menunggu perkembangan harga, menjaga prestise dan memantapkan
langganan. Operasi perusahaan di bawah titik F menyebabkan beban biaya perusahaan
lebih tinggi dari biaya tetapnya karena biaya variabel tidak dapat ditutup dengan harga
produk, sehingga lebih baik usaha ditutup. Dengan demikian beban perusahaan hanya
sebesar biaya tetapnya.
2. Optimasi usaha ”Long-Run”










Gambar 23. Optimasi Usaha ”Long Run” Pasar Persaingan Sempurna
Dalam gambar 23, titik A merupakan titik optimal usaha dengan keuntungan
maksimum. Daerah keuntungan maksimum adalah segi empat ABCD. Titik E
merupakan titik ”Pulang Pokok” dan sekaligus titik ”Gulung Tikar” usaha. Hal ini karena
semua biaya merupakan biaya variabel dan tidak ada pembagian biaya tetapnya.
Optimasi usaha pada pasar monopoli dijelaskan dalam bentuk kurva per satuan sebagai
berikut :


B
A
C
D
BM7P
BR
BA7P
BM
Qy
Hy
0
E
D1=MR=AR
D
2=MR=AR
BR
BR
BM
BM

1. Optimasi ”Short Run”








Gambar 24. Optimasi Usaha pada Pasar Monopoli ”Short Run”
Dalam gambar 24, titik A merupakan kombinasi harga dan kuantitas produk yang
menghasilkan keuntungan maksimum. Daerah keuntungan maksimum adalah segi
empat ABCD (perhatikan cara membuat garis MR lerengnya 2 kali lebih curam dari
lereng D).

2. Optimasi ”Long Run”









Gambar 25. Optimasi Usaha pada Pasar Monopoli ”Long Rung”
Gambar 25 menjelaskan bahwa titik F merupakan titik optimasi usaha ”Long
Run” dengan daerah keuntungan maksimum segi empat FGHE. Titik B juga merupakan
titik optimasi usaha ”Short Run” dengan daerah keuntungan maksimum segi empat
BCDA. Berdasarkan luas daerah keuntungan maksimum tersebut maka pada optimasi
”Long Run” keuntungannya lebih besar dari ”Short Run”.

F.3. Keputusan Optimasi
BR
BM
A
MR
B
C
D
D=AR
Qy
Hy
50 100
0

Dalam upaya menentukan keputusan optimasi, perlu disediakan data baik
berupa tabel atau fungsi yang menggambarkan hubungan antara biaya dan permintaan
pasarnya. Sebagai contoh, data tabel 6 merupakan gambaran biaya usaha dan profitnya
pada pasar persaingan sempurna.
Tabel 6. Penerimaan Marginal (MR), Biaya Marginal (MC), Biaya Rata-rata (AC)
dan Profit
Penjualan Hrg. Produk MC AC Profit ($)
Produk (MR) = ($) ($) ($) per Unit Total
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
5.00
5.00
5.00

5.00 5.00
2.00 1.50 1.00 1.25 1.50
2.00
3.25
5.00

8.00
12.00
17.00
9.25 6.50 5.19 4.45
4.04
3.93
4.06
4.50
5.25
-12.00
-4.25
-1.50
-0.19
0.55
0.96
1.07
0.94
0.50
-0.25
-12.00
-8.50
-4.50
-0.76
2.75
5.75
7.49
7.52

4.50 2.50
Sumber : Fergusen and Gould. 1975.
Keterangan : Profit per unit diperoleh dari MR – AC.
Berdasarkan tabel 6, maka optimasi usaha tercapai pada penjualan produk 8 satuan.
Jika dibuat kurva maka kurvanya seperti Gambar 26 sebagai berikut :




Gambar 26. Kurva optimasi usaha ”Short Run” tabel 6.
Gambaran biaya usaha dan keuntungan maksimum pada pasar monopoli seperti
tercantum dalam tabel 7 sebagi berikut :
Tabel 7. MR, MC, dan profit Pasar Monopoli.
Penjualan Harga TR TC MR MC Profit
Produk ($) ($) ($) ($) ($) ($)
5
13
23
38
50

60 68
75
81
2.00
1.10
0.85
0.69
0.615
0.55
0.50
0.45
0.40
10.00
14.30
19.55
26.22
30.75
33.00
34.00
33.75
32.40
12.25
15.00
18.25
22.00
26.25
31.00
36.25
42.00
48.25
0
0.54
0.52
0.44
0.35

0.23 0.13
-0.03 -0.23
0
0.34
0.33
0.25
0.35
0.48
0.66
0.82
1.04
-2.25
-0.70
1.30
4.22
4.50
2.00
-2.25
-8.25
-15.85

86 0.35 30.10 55.00 -0.46 1.35 -24.90
Sumber :Ferguson and Gould. 1975.
Berdasarkan tabel 7, maka penjualan produk 50 satuan merupakan optimasi usaha
pada pasar monopoli. Jika digambar dalam bentuk kurva, maka kurvanya seperti
gambar 27.








Gambar 27. Kurva Optimasi Usaha ”Short Run” tabel 7.

G. Pustaka yang Menunjang
Ferguson, C. E. Dan Gould JP. 1975. Micro Economic Theory. Richard D. Irwin Inc.
Homewood. Illinois. England. Hal : 222 – 250, 259, 201.

Sudarman, A. 1980. Teori Ekonomi Mikro. BPFE – UGM. Yogyakarta. H : 6 – 7.

Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta. Hal : 186 – 207.

H. Tugas Terstruktur 6
Gunakanlah tugas terstruktur ke – 2. Jika pasar yang dihadapi adalah pasar persaingan
sempurna dengan harga produk Rp 38,-. Tentukanlah besarnya skala usaha yang
optimum, besarnya keuntungan usaha dan buatlah kurva titik optimasinya beserta
daerah keuntungan yang maksimum tersebut.






















BAB IX
PENUTUP

Sebagai penutup diktat kuliah ini, perlu ditegaskan bahwa :

1. Mata kuliah Ekonomi Produksi merupakan mata kuliah keahlian yang menyediakan
prinsip-prinsip dasar alat pengambilan keputusan optimasi usaha ternak yang
diperlukan bagi sarjana peternakan.
2. Dalam belajar Ekonomi Produksi, setiap bab selalu berhubungan satu dengan yang
lain sebagai satu kesatuan yang utuh. Pembagian dalam bab-bab diperlukan untuk
mempertajam suatu analisis.
3. Kesempatan bertanya dan berdiskusi kepada pengampu pada setiap acara perlu
dimanfaatkan mahasiswa dengan sebesar-besarnya sehingga diperoleh manfaat
pendalaman dan pengembangan pengetahuan Ekonomi Produksi.
4. Nilai kemampuan akhir keahlian Ekonomi Produksi ditentukan dan diperoleh
dimasyarakat. Oleh karena itu, gunakanlah waktu yang baik ini untuk belajar
semaksimal mungkin.