Volume 2 Nomor 1 (Juli 2021)
EDUCATOR : Directory of Elementary Education Journal
ISSN (Online) : 2746-4253 hal 1-22
DOI : https://doi.org/10.58176/edu.v2i1.134

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 1

Hubungan Kondisi Lingkungan Dengan
Tingkat Konsentrasi Siswa

Oleh :
Rizqy Zulfiani
1
, Zulaikhah
2

PGMI FITK UIN Walisongo Semarang, PGMI FITK UIN Walisongo Semarang
E-mail : [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Penelitian yang dilaksanakan di MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kondisi lingkungan dengan tingkat konsentrasi belajar pada siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu kuantitatif korelasional, yang diukur dengan
menggunakan angket skala likert dengan rentang skor 3-1 (setuju, ragu-ragu, dan tidak
setuju). Peneliti mengambil seluruh populasi sebagai sampel sebanyak 56 siswa dari
keseluruhan siswa yaitu 56 siswa yang terdiri dari kelas III A dan III B. Jenis hubungan
dalam penelitian ini adalah asosiatif interaktif, yaitu hubungan antara satu variabel dengan
variabel lain yang saling mempengaruhi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Pearson(Product Moment)
pada tarif signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan dengan kategori positif (+), yang artinya semakin baik faktor kondisi lingkungan
maka semakin baik pula tingkat konsentrasi belajar anak. Hal ini dapat dibuktikan dengan
nilai signifikansi antara kondisi lingkungan dengan tingkat konsentrasi belajar siswa dengan
Sig. 0,000 (Sig 0,05) dan nilai pearson correlation pada variabel tersebut menunjukkan nilai
sebesar 0,534 (rhitung rtabel) dengan nilai rtabel adalah 0,263 maka Ha diterima dan Ho
ditolak sehingga terdapat hubungan yang signifikan dengan kategori positif antara variabel
kondisi lingkungan dengan variabel tingkat konsentrasi siswa kelas III MI Miftahul
Aklaqiyah Semarang.

Kata Kunci : Kondisi Lingkungan, Tingkat Konsentrasi Siswa

ABSTRACT

This research is carried out in Miftahul Akhlaqiyah Islamic Elementary School to expose the
connection between the environmental condition and the studying concentration level of
students. This uses correlational quantitative method, that measured with skala likert
questionnaire with the score range about 3-1 (agree, hesitate, disagree). The reseacher takes
all populations about 56 students as the sample of this research, which are divided into class
III A & III B. The kind of connection found in this research is interactive associative, which is
the connection between a variable and another that influenced each other. The data for this
research is collected and cumulated by a questionnaire, and is analyzed with Pearson
examination (Product Moment, with the significance rate that reach about 5%. The result of
this research shows that there is a significant connection between both of the variables in the
positive way (+), which means that the better environmental condition around students, the

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 2

better their studying concentration level will be. This can be proved by the significance rate
between the environmental condition and the concentration level of students that reach 0,000
(Sig < 0,05), and Pearson correlation ratein those variables that reach about 0,534 (r
counted >r table), with the rate of r table is 0,263. Then, Ha is accepted, while Ho is
rejected. So, there is a significant connection that is positive between the environmental
condition and the concentration level of students of 3rd grade in Miftahul Akhlaqiyah Islamic
Elementary School in Semarang.

Keywords: Environmental condition, Concentration Level of Students

PENDAHULUAN
Belajar membutuhkan kesiapan dari anak ketika mengikuti pembelajaran, baik
itu di dalam kelas ataupun belajar secara mandiri di rumah. Kata pembelajaran
merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar
secara metodologis cenderung lebih dominan pada peserta didik, sementara mengajar
secara instruksional dilakukan oleh guru
1
.
Berhubungan dengan kesiapan, salah satu hal terpenting dalam pembelajaran
ialah kesiapan mental dan fisik. Kesiapan mental yang berpengaruh dalam kegiatan
belajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti intelegensi, bakat,
minat, kesiapan saat belajar, kematangan, perhatian dan konsentrasi
2
. Salah satu
faktor diatas yang telah disebutkan adalah perhatian, perhatian seorang anak dalam
belajar sering memiliki peran yang lebih berpengaruh untuk keberhasilan belajar
daripada IQ yang tinggi. Maka dari itu agar bisa menjamin hasil belajar yang
diinginkan, siswa diharuskan memiliki perhatian dalam belajar, dan tingkat pertama
dari perhatian belajar itu sendiri adalah adanya konsentrasi belajar
3
. Dalam hal

1
A. Karmila Iskandar Nadia Uno, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And
Picture Dalam Meningkatkan Hasil Belajar,” EDUCATOR : Directory of Elementary Education
Journal 1, no. 2 (2020): 174–95, https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v1i2.83.h. 176-177
2
F. F Aviana, R., & Hidayah, “Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Terhadap Daya
Pemahaman Materi Pada Pembelajaran Kimia Di SMA Negeri 2 Batang,” Jurnal Pendidikan Sains
(JPS) 3, no. 1 (2015): 30, https://media.neliti.com/media/publications/122353-ID-pengaruh-tingkat-
konsentrasi-belajar-sis.pdf.
3
Nurlailie Zhafirah, “Hubungan Kebiasaan Sarapan Bergizi Dengan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas
III Al-Hikmah Pasar Minggu” (UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH,
2018), https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43197/2/NURLAILIE ZHAFIRAH-
FITK.pdf.

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 3

konsentrasi belajar sangat diperlukan kondisi yang rileks juga suasana belajar yang
tidak menegangkan, karena ketika belajar dalam suasana yang tegang maka anak
tidak bisa memanfaatkan otaknya secara maksimal dan pikiran akan kosong
4
.
Di era modernisasi sekarang ini, banyak siswa yang sudah tidak lagi menyukai
rutinitas belajar. Hal tersebut tentu karena terdapat beberapa alasan yang menjadikan
anak menjadi malas atau tidak semangat ketika belajar, misalnya memerlukan
konsentrasi tinggi, mengeluarkan lebih banyak waktu dan tenaga, paksaan untuk
menghentikan beberapa kegiatan anak yang lebih membuatnya senang jika
dibandingkan dengan belajar, misalnya bermain dengan teman, game online, ataupun
kegiatan lainnya. Namun hal lain yang sangat mendasar dari persoalan dalam belajar
ialah memerlukan konsentrasi yang tinggi. Sehingga anak seperti dipaksa agar tetap
berkonsentrasi hingga ahir pembelajaran
5
. Padahal optimal tidaknya prestasi belajar
siswa sangat bergantung pada intensitas kemampuan siswa itu sendiri agar dapat
berkonsentrasi dengan baik dalam belajar
6
.
Apabila konsentrasi belajar anak masih buruk, maka dapat menimbulkan
aktivitas belajar dengan kualitas yang buruk pula, serta bisa menimbulkan
ketidakseriusan anak saat belajar dan berdampak pada kemampuan pemahaman anak
yang menjadi berkurang terhadap materi yang diberikan
7
. Meski begitu, melatih
konsentrasi masih bisa dilakukan sejak usia anak tanpa ada patokan usia
secarapastinya hingga dewasa. Hanya saja kegiatan yang diberikan dalam melatih
konsentrasi anak harus disesuaikan dengan kemampuan anak seusianya
8
.

4
Aryati Nuryana, “Efektivitas Brain Gym Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Pada Anak,”
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi VOl.12 No. (2010): 88–98.h. 89
5
Mutia Rahma Setyani dan Ismah, “Analisis Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Hasil Belajar,” Prosiding SENAMKU : Seminar Nasional
Pendidikan Matemati ka UHAMKA 1 (2018),
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/senamku/article/view/2653.h. 74
6
Nurohim Fajar, “Hubungan Antara Konsentrasi Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan
Ibadah Siswa Kelas IX IPS SMA Muhammadiyah 1 Bantul Tahun Ajaran 2016/2017” (Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2017).h. 3
7
Aviana, R., & Hidayah, “Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Terhadap Daya Pemahaman
Materi Pada Pembelajaran Kimia Di SMA Negeri 2 Batang.”
8
Olifia Femi, “Good Memory Building,” Elex Media Komputindo, 2013.h. 57

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 4

Jika diperhatikan dari asal katanya, konsentrasi atau concentrate ialah
memusatkan, dan dalam bentuk kata benda, concentration ialah pemusatan.
Konsentrasi dapat diartikan memusatkan pikiran pada sesuatu dengan
menyampingkan hal lain yang tidak ada hubungannya. Namun jika dalam hal belajar,
konsentrasi sendiri ialah memusatkan pikiran pada satu pelajaran dan
menyampingkan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran itu sendiri
9
.
Sedangkan menurut Maulana menyatakan bahwa konsentrasi belajar ialah salah satu
aspek psikologis yang sering kali tidak mudah untuk diketahui orang lain selain orang
yang sedang belajar. Hal ini disebabkan karena terkadang apa yang terlihat lewat
aktivitas individu belum tentu sejalan dengan apa yang dipikirkan oleh individu
tersebut
10
.
Konsentrasi bisa ditimbulkan akibat adanya faktor internal dan eksternal. Faktor
internal diantaranya, kelelahan fisik dan mental, bosan, ataupun ada hal lain yang
dipikirkan. Faktor eksternal salah satunya ialah lingkungan belajar siswa
11
. Hal-hal
yang terkait dengan faktor lingkungan yang berpengaruh dalam konsentrasi belajar
diantaranya suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar
12
.
a.) Suara. Konsentrasi bisa terganggu karena terdapat beberapa hal yang bisa
mengalihkan perhatian seperti suara yang bising, lalu-lalang orang yang mengganggu,
lalu lintas yang padat, dan sebagainya. Persoalan mengenai kebisingan karena
lalulintas yang padat bukan merupakan masalah baru, sehingga hal itu dapat

9
K Setyani, A. C., Setyowani, N., & Kurniawan, “Meningkatkan Konsentrasi Belajar Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok,” Indonesia Journal Of Guidance and Counseling: Theory and Application 3,
no. 1 (2014).
10
Isnawati Ruslia, Cara Kreatif Dalam Proses Belajar (Konsentrasi Belajar Pada Anak Gejala
Gangguan Pemusatan Perhatian (ADD)) (Surabaya: CV.Jakad Media Publishing, 2020).h. 85
11
Dkk Ditasari, “Hubungan Antara Kesesakan Dengan Konsentrasi Belajar Pada Siswa SMP Negeri 6
Semarang,” Empati 3, no. 3 (2014).
12
E. Setiyorini, “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Mahasiswa
Semester 1 Program Studi Pendidikan Ners STIKes Patria Husada Blitar,” Jurnal Ners Dan Kebidanan
(Journal Of Ners and Midwifery) 3, no. 3 (2016): 250.

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 5

menjadikan sulitnya untuk mendapatkan ketenangan dan konsentrasi dalam kegiatan
belajar mengajar
13
.
b.) Pencahayaan. Dalam suatu ruangan belajar, pencahayaan yang tidak sesuai atau
redup akan dapat merusak mata dan menimbulkan kelelahan pada mata. Untuk
ruangan belajar yang sesuai, pencahayaan yang baik harus memiliki intensitas sebesar
100 lux
14
.
c.) Temperatur. Temperatur atau suhu ruangan belajar yang terlalu dingin atau terlalu
panas dapat menimbulkan gangguan konsentrasi dalam belajar. Ruangan yang panas
atau lembab dapat menyebabkan ketidaknyamanan, cepat lelah, dan kurangnya
oksigen sehingga hal itu dapat menjadikan seseorang mudah mengantuk dan tidak
konsentrasi dalam belajar
15
.
d.) Desain Belajar. Desain belajar ialah sarana ataupun media belajar, salah satunya
yaitu posisi dalam belajar
16
. Dalam menciptakan konsentrasi belajar yang sesuai dan
optimal, dibutuhkan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Harus diusahakan
mengenai tempat dan ruangan yang nyaman, tertib dan tidak kumuh. Suasana pun
harus dibuat nyaman untuk belajar sehingga anak tidak merasa terbebani dan bisa
rileks
17
.
Dalam belajar, terdapat beberapa persyaratan untuk mencapai keberhasilan, yaitu
persyaratan psikologis, biologis, material, serta lingkungan sosial yang kondusif
18
.
Lingkungan yang kondusif sangat dibutuhkan agar bisa mendapatkan hasil belajar

13
Dkk Halil, “Pengaruh Kebisingan Lalulintas Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa SMP N 1 Padang,”
Jurnal Kesehatan Andalas 4, no. 1 (2015): 54.
14
F. A. Hadiyani, F., Bagyono, T., & Rahardjo, “Hubungan Intensitas Pencahayaan Dan Penataan
Kamar Dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Di Rumah Kos Putri Kajir, Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta,” Sanitasi:Jurnal Kesehatan Lingkungan 6, no. 4 (2015).
15
Q Nurfajriyani, L., & Fadilatussaniatun, “Pengaruh Suhu Ruangan Kelas Terhadap Konsentrasi
Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi Semester VII (B),” Bio Education:The Journal of Science and
Biology Education 5, no. 1 (2020): 12.
16
Setiyorini, “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Mahasiswa
Semester 1 Program Studi Pendidikan Ners STIKes Patria Husada Blitar.”h. 251
17
Isnawati Ruslia, Cara Kreatif Dalam Proses Belajar (Konsentrasi Belajar Pada Anak Gejala
Gangguan Pemusatan Perhatian (ADD)).h. 89
18
Amalia Rizki Pautina, “APLIKASI TEORI GESTALT DALAM MENGATASI KESULITAN
BELAJAR PADA ANAK,” TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 1, no. 6 (2018): 14–28,
https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/view/503/408.

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 6

yang optimal. Perlu adanya kondisi belajar yang tenang dan minim dari gangguan-
gangguan lain yang dapat memecah konsentrasi dalam belajar. Tempat dan ruang
belajar yang baik, tertib, tidak kumuh, dan tidak ada bau yang menyengat. Suasana
belajar juga harus dibuat senyaman mungkin, bisa juga menggunakan iringan musik
yang lembut sehingga menambah ketenangan dan konsentrasi belajar. Sebelum
melaksanakan aktivitas belajar, anak sudah harus dalam keadaan yang fresh (segar)
dan siap untuk belajar sehingga dapat mengikuti proses belajar dengan baik
19
.
Proses pelaksanaan kegiatan belajar memang sangat membutuhkan adanya
tingkat konsentrasi yang baik guna terjalin pembelajaran yang efektif dan optimal.
Dari beberapa pengamatan mengenai konsentrasi belajar, ditemukan beberapa
masalah yang dapat menganggu konsentrasi, seperti terik matahari yang sangat panas
saat siang hari, kebisingan yang terjadi di area sekolah karena letaknya yang
berdekatan dengan jalan yang cukup ramai, ketidaksiapan siswa dalam belajar,
kondisi dalam kelas yang terkadang ramai, kelelahan fisik dan mental siswa.
Permasalahan dari anak ketika belajar berbeda-beda. Dalam keadaan seperti itu guru
serta kepala sekolah perlu memberi bantuan pada anak, perhatian lebih dan
penanganan yang sesuai guna keberhasilan belajar anak. Upaya yang dapat
dilaksanakan ialah dengan melakukan analisis hubungan antara faktor kondisi
lingkungan dengan tingkat konsentrasi anak. Salah satu tujuannya yaitu guna
mengetahui faktor lingkungan apa saja yang menyebabkan ketidak konsentrasi dari
anak tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini guna
mengetahui hubungan kondisi lingkungan dengan tingkat konsentrasi siswa dalam
belajar.
MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang terletak strategis di tepi jalan umum, dimana
banyak lalu lalang orang yang melewati sekolah tersebut. Baik itu dengan kendaraan
roda dua ataupun roda empat. Hal ini menimbulkan keramaian di jalan depan sekolah,
dan akan sangat ramai pada jam-jam tertentu, misalnya saat jam pagi ketika berangkat

19
Surya Hendra, Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar (Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia, 2011).h. 109

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 7

dan pulang kerja. Karena letak sekolah yang berada strategis di depan jalan umum,
maka terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian penting untuk para guru di MI
Miftahul Akhlaqiyah Semarang, diantaranya ketenangan yang harus tetap dijaga di
lingkungan sekolah agar dapat tercipta konsentrasi belajar yang baik pada siswa,
karena keramaian pada jalan umum tersebut dapat menyebabkan kebisingan yang
nantinya akan menganggu konsentrasi belajar siswa. Kemudian untuk cuaca yang
terjadi di daerah semarang, khususnya daerah disekitar sekolah tersebut terasa sangat
panas saat siang hari, cuaca dan atau temperatur udara menjadi salah satu faktor
penyebab baik buruknya konsentrasi belajar siswa.
Sehingga berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai hubungan kondisi lingkungan dengan tingkat konsentrasi siswa
di MI Miftahul Aklaqiyah Semarang dengan meneliti juga faktor-faktor kondisi
lingkungan lainnya yang berhubungan dengan konsentrasi belajar diantaranya
pencahayaan dan desain belajar pada sekolah tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah guna mengetahui (1) gambaran kondisi lingkungan
belajar peserta didik kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang, (2) gambaran
konsentrasi belajar peserta didik kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang, (3)
besarnya hubungan antara kondisi lingkungan belajar peserta didik dengan
konsentrasi belajar siswa kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang.

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 8

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif korelasional, yang
bertujuan guna mengetahui hubungan kondisi lingkungan dengan konsentrasi belajar
siswa kelas III di MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang yang akan diketahui
berdasarkan koefisien korelasi
20
. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme
21
. Menurut Arikunto,
penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan
itu
22
.
Jenis hubungan dalam penelitian ini adalah asosiatif interaktif, yaitu hubungan
antar satu variabel dengan variabel lain yang saling mempengaruhi
23
. Instrumen
penelitian menggunakan angket skala likert dengan rentang skor 3-1 (setuju, ragu-
ragu, dan tidak setuju)
24
. Variabel yang hendak diukur diuraikan menjadi indikator
variabel, lalu indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak dalam menyusun
beberapa instrumen yang bisa berupa pertanyaan atau pernyataan
25
. Pada penelitian
ini, angket pernyataan untuk variabel kondisi lingkungan sebanyak 15 pernyataan
yang semuanya menggunakan pernyataan positif, kemudian untuk variabel
konsentrasi belajar terdapat 15 item pernyataan dengan 11 item pernyataan positif dan
4 item pernyataan negatif.
Variabel bebas (x) yang diteliti adalah kondisi lingkungan dengan indikator
(suara, pencahayaan, temperatur dan desain belajar) yang diketahui dengan
penyebaran kuesioner pada google form dan kemudian diisi oleh responden. Adapun

20
Triyani Desi, “Hubungan Antara Tindakan Bullying Dengan Tingkat Kepercayaan Diri Anak Di MI
Negeri 3 Musi Rawas Sumatera Selatan” (UIN Walisongo, 2020).h. 39
21
Nurianti Lasompo dan Asriyati Nadjamuddin, “Pengaruh Komunikasi Guru Terhadap Motivasi
Belajar Siswa,” EDUCATOR : Directory of Elementary Education Journal 1, no. 1 (2020): 24–40,
https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v1i1.36.h. 29
22
Nurianti Lasompo dan Asriyati Nadjamuddin.h. 30
23
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika (Bandung: Alfabeta, 2010).h. 166
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2019).h. 195
25
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2018).h. 134

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 9

sebagai variabel terikat (y) adalah tingkat konsentrasi belajar siswa dengan indikator
(kognitif, afektif, psikomotor dan berbahasa) yang kemudian diisi oleh responden
pada kuesioner google form yang berbeda.
Populasi ialah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang bisa dijadikan
sumber data penelitian
26
. Populasi penelitian menggunakan seluruh peserta didik
kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang Tahun Ajaran 2020/2021 sebesar 56
siswa. Sampel yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
27
. Sampel yang
digunakan peneliti menggunakan sampel jenuh, yakni teknik penentuan sampel
apabila semua populasi dijadikan sebagai sampel
28
. Peneliti mengambil seluruh
populasi sebagai sampel sebanyak 56 siswa dari keseluruhan siswa yaitu 56 siswa
yang terbagi dalam kelas III A dan III B.
Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik angket
melalui pernyataan-pernyataan di dalam kuesioner yang dibuat dalam google form
kemudian dibagikan ke siswa kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang untuk
kemudian diisi dan diketahui hubungan antara kondisi lingkungan dengan konsentrasi
belajar siswa. Pengolahan data dilakukan dengan Excel dan program SPSS versi 22.0.
Teknik pengolahan data menggunakan langkah-langkah: Editing, Scoring, dan
Tabulating. Teknik analisis data menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
validitas dapat menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur penelitian mampu
mengukur secara tepat masalah yang ingin diteliti. Kemudian reliabilitas ialah istilah
yang digunakan guna mengetahui sejauh mana suatu hasil penelitian atau pengukuran
dapat konsisten jika dilaksanakan pengukuran berulang kali
29
.



26
Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik
Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2014).h. 99
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.h. 174
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.h. 124
29
Ovan & Saputra Andika, CAMI: Aplikasi Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Berbasis Web (Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia, 2020).h. 3

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 10

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian diperoleh data distribusi frekuensi variabel kondisi lingkungan
(Tabel 1) dan tingkat konsentrasi siswa (Tabel 2).
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Variabel Kondisi Lingkungan
No Interval Intensitas Frekuensi Persentase
1 34-37 Rendah 3 5,36%
2 38-41 Sedang 11 19,64%
3 42-45 Tinggi 42 75%
Total 56 100%

Tabel 2
Distibusi Frekuensi Variabel Tingkat Konsentrasi
No Interval Intensitas Frekuensi Persentase
1 30-35 Rendah 6 10,71%
2 36-40 Sedang 15 26,79%
3 41-45 Tinggi 35 62,50%
Total 56 100%

Data tentang uji validitas variabel kondisi lingkungan dan tingkat konsentrasi
belajar siswa dapat dideskripsikan dalam (Tabel 3) dan (Tabel 4).
Tabel 3
Data Uji Validitas Kondisi Lingkungan n=56 (df=n-2)
No Rhitung Rtabel Keterangan
1 0,473 0,263 Valid
2 0,365 0,263 Valid
3 0,343 0,263 Valid
4 0,625 0,263 Valid
5 0,318 0,263 Valid
6 0,676 0,263 Valid
7 0,695 0,263 Valid
8 0,309 0,263 Valid
9 0,476 0,263 Valid
10 0,377 0,263 Valid
11 0,456 0,263 Valid
12 0,275 0,263 Valid
13 0,610 0,263 Valid
14 0,396 0,263 Valid
15 0,294 0,263 Valid

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 11

Tabel 4
Data Uji Validitas Tingkat Konsentrasi Siswa n=56 (df=n-2)
No Rhitung Rtabel Keterangan
1 0,620 0,263 Valid
2 0,239 0,263 Tidak Valid
3 0,507 0,263 Valid
4 0,309 0,263 Valid
5 0,389 0,263 Valid
6 0,313 0,263 Valid
7 0,291 0,263 Valid
8 0,467 0,263 Valid
9 0,615 0,263 Valid
10 0,421 0,263 Valid
11 0,800 0,263 Valid
12 0,504 0,263 Valid
13 0,237 0,263 Tidak Valid
14 0,697 0,263 Valid
15 0,445 0,263 Valid

Hasil analisis uji Reliabilitas data kondisi lingkungan dan tingkat konsentrasi
siswa dapat dilihat pada (Tabel 5).
Tabel 5
Hasil Uji Reliabilitas Data n=56 (df=n-2)
No Variabel Cronbach’s Alpha Rtabel N of Items
Keterangan
1 Kondisi 0,717 0,263 15`
Reliabel
Lingkungan
2 Tingkat 0,794 0,263 15
Reliabel
Konsentrasi

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 12

Hasil analisis uji normalitas data kondisi lingkungan dan tingkat konsentrasi
siswa dapat dilihat pada (Tabel 6).
Tabel 6
Hasil Uji Normalitas Data
No Variabel Shapiro-Wilk Signifikansi Keterangan
(Sig)
1 Kondisi 0,442 0,05
Berdistribusi
Lingkungan Normal
2 Tingkat 0,518 0,05
Berdistribusi
Konsentrasi Normal

Hasil analisis Uji Linearitas data kondisi lingkungan dan tingkat konsentrasi
siswa dapat dilihat pada (Tabel 7).
Tabel 7
Hasil Uji Linearitas Data
No Variabel Linearity Keterangan
1. Tingkat
Konsentrasi.
0.009 Linear
2. Kondisi
Lingkungan.

Hasil analisis Uji Korelasi Pearson pada kondisi lingkungan dan tingkat
konsentrasi siswa dapat dilihat pada (Tabel 8).
Tabel 8
Hasil Analisis Pearson Correlation (n=56)
No Variabel Sig. Keterangan Pearson Keterangan
Correlation
1 Kondisi 0,000 Berkorelasi 0,534 Berkorelasi
Lingkungan Positif Sedang
2 Tingkat 0,000 Berkorelasi 0,534 Berkorelasi
Konsentrasi Positif Sedang

Faktor kondisi lingkungan memiliki hubungan dengan tingkat konsentrasi belajar
anak di kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang. Hal ini didasarkan pada angket
penelitian variabel kondisi lingkungan dan konsentrasi belajar yang diisi oleh 56

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 13

responden yakni siswa kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang. Hal-hal yang
terkait dengan kondisi lingkungan yang bisa berpengaruh dalam konsentrasi belajar
diantaranya pencahayaan, suara, temperatur, dan desain belajar
30
. Seorang anak yang
belajar dalam keadaan lingkungan yang baik memiliki tingkat konsentrasi belajar
yang tinggi. Namun sebaliknya, anak yang belajar dalam keadaan lingkungan yang
buruk memiliki tingkat konsentrasi yang rendah. Pencahayaan yang terang dan
cukup, suara yang hening, temperatur udara yang baik, dan desain belajar yang
memadai akan dapat meningkatkan konsentrasi belajar anak.
Engkoswara dalam Rusyan menerangkan perilaku belajar yang bisa digunakan
guna mengetahui bagaimana ciri anak yang mampu berkonsentrasi dalam belajar
diantaranya adalah (1) perilaku kognitif (berhubungan dengan pengetahuan,
informasi, dan juga mengenai kecakapan intelektual), (2) perilaku afektif (sikap dan
apersepsi seseorang), (3) perilaku psikomotor (perilaku yang berhubungan dengan
gerak badan yang sesuai dengan arahan guru, serta komunikasi non verbal contohnya
ekspresi wajah dan gerak yang penuh arti, (4) perilaku berbahasa (kemampuan
berbahasa yang terkoordinasi dengan benar dan baik
31
. Pada penelitian yang peneliti
lakukan, tingkat konsentrasi siswa kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah tergolong
sedang, hal ini dapat dibuktikan dengan data distribusi frekuensi yang ditunjukkan
dengan rata-rata skor tingkat konsentrasi belajar siswa kelas III MI Miftahul
Akhlaqiyah Semarang sebesar 40 (interval 36-40) yang artinya tingkat konsentrasi
belajar siswa kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah dalam kategori sedang.
Subjek pada penelitian ini berjumlah 56 siswa yang berasal dari kelas III A dan
III B MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang. Selama proses penelitian berlangsung
semua subjek dapat berpartisipasi mengisi angket dengan baik, namun sedikit
mengalami gangguan karena sinyal di masing-masing rumah siswa berbeda

30
Setiyorini, “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Mahasiswa
Semester 1 Program Studi Pendidikan Ners STIKes Patria Husada Blitar.”h. 250
31
Engkoswara, “Ciri-Ciri Konsentrasi Belajar,” Rusyan, 1989, https://text-id.123dok.com. Diakses
pada tanggal 11 April 2021.h. 10

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 14

kelancarannya. Sehingga peneliti harus menunggu jawaban dari pernyataan angket
yang disebar dengan melebihi target waktu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Hasil analisis distribusi frekuensi pada penelitian ini dapat dibuktikan pada Tabel
1 dan Tabel 2 yang menunjukkan bahwa rata-rata skor kondisi lingkungan sebesar 42
(interval 42-45) yang berarti kondisi lingkungan siswa kelas III MI Miftahul
Akhlaqiyah Semarang dalam intensitas tinggi. Rata-rata skor tingkat konsentrasi
belajar sebesar 40 (interval 36-40) yang artinya tingkat konsentrasi belajar siswa
kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah dalam kategori sedang.
Penelitian dilakukan pada variabel kondisi lingkungan dan konsentrasi belajar
yang didapatkan dari penyebaran angket kepada 56 responden dengan 15 butir
pernyataan untuk variabel kondisi lingkungan dan 15 butir pernyataan untuk variabel
tingkat konsentrasi siswa. Setelah melakukan perhitungan dengan bantuan Microsoft
Excel 2013 for Windows, maka diperoleh hasil untuk unit kondisi lingkungan dengan
nilai rata-rata sebesar 42 dan konsentrasi belajar sebesar 40. Median kondisi
lingkungan senilai 44 sedangkan konsentrasi belajar senilai 41. Modus kondisi
lingkungan sebesar 45 sedangkan modus konsentrasi belajar sebesar 45. Nilai
tertinggi dalam kondisi lingkungan sebesar 45 sedangkan nilai terendah yang
diperoleh sebesar 34. Nilai tertinggi konsentrasi belajar sebesar 45 sedangkan nilai
terendah diperoleh sebesar 30. Nilai range merupakan selisih data terbesar dan
terkecil dari variabel kondisi lingkungan sebesar 11, sedangkan nilai range pada
variabel konsentrasi belajar senilai 15. Dilihat dari data kondisi lingkungan dengan
konsentrasi belajar di atas maka bisa disimpulkan bahwa kedua data tersebut normal.
Hal ini sejalan dengan pendapat Budi Susetyo yang mengatakan jika distribusi
frekuensi itu normal, maka besarnya rata-rata, modus dan median adalah sama
32
.
Pada angket variabel kondisi lingkungan item 7, disebutkan pernyataan bahwa
“Saya merasa terganggu dalam belajar, ketika cuaca terlalu panas”. Namun hasil
angket menunjukkan bahwa ada beberapa responden yang tidak merasa terganggu

32
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara Perhitungan Dengan
SPSS Dan MS Ofiice Excel Cetakan IV (Bandung: PT Refika Aditama, 2017).h. 46

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 15

konsentrasi belajarnya, walaupun cuaca sedang terlalu panas. Hal ini berbeda dengan
teori yang ada, yakni salah satu faktor kondisi lingkungan yang mempengaruhi
tingkat konsentrasi adalah cuaca. Cuaca yang dapat menunjang tingkat konsentrasi
siswa adalah cuaca yang sejuk, yang tidak terlalu panas ataupun terlalu dingin.
Semakin besar variannya maka akan semakin kecil homogenitas data, semakin
besar varian semakin besar pula simpangan bakunya. Dari pengujian standar
simpangan baku menggunakan bantuan Microsoft Excel 2013 for Windows
didapatkan hasil kondisi lingkungan sebesar 2,66 sedangkan hasil dari konsentrasi
belajar diperoleh sebesar 3,79, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data kondisi
lingkungan lebih homogen daripada data konsentrasi belajar. Hal ini sejalan dengan
pendapat Furqon (2009: 64) yang menjelaskan bahwa semakin bervariasi suatu
perangkat data, maka semakin besarlah simpangan bakunya.
Uji validitas merupakan uji ketepatan atau kecermatan suatu instrumen untuk
mengukur apa yang dingin diukur. Uji validitas pada penelitian ini ditunjukkan pada
Tabel 3 dan Tabel 4. Hasil uji validitas ditentukan dengan taraf signifikansi 5%,
dimana jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka item-item pernyataan
atau pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total atau dapat dikatakan
valid
33
. Hasil uji validitas menggunakan SPSS 22.0 dan menunjukkan bahwa dari 15
pernyataan, untuk unit variabel kondisi lingkungan semuanya valid karena nilai
rhitung rtabel, sehingga bisa digunakan sebagai instrumen penelitian. Namun pada
variabel tingkat konsentrasi, terdapat 2 item pernyataan yang tidak valid, yaitu pada
item nomor 2 dan 13.
Reliabilitas ialah istilah yang sering digunakan untuk dapat menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran dapat konsisten apabila dapat dilaksanakan pengukuran
berulang kali dan menunjukkan hasil pengukuran yang sama
34
. Uji reliabilitas pada
penelitian ini dapat ditunjukkan pada Tabel 5. Hasil r11 yang didapat selanjutnya

33
Duwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS: Statistical Product and Service Solution Untuk Analisis Data
& Uji Statistik, ed. Windy Afiyanti (Jakarta Selatan: PT. Buku Kita, 2008).h. 18
34
Andika, CAMI: Aplikasi Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Berbasis Web.h. 4

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 16

dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Item pernyataan dapat
dikatakan reliabel jika r11 rtabel. Berdasarkan hasil hitung reliabilitas soal angket
pada data variabel kondisi lingkungan menggunakan SPSS 22.0 menghasilkan angka
0,717. Kemudian hasilnya dikonsultasikan pada rtabel dengan taraf signifikansi 5%
yang jumlah n = 54 sesuai rumus df=(N-2), maka diperoleh rtabel = 0,263 yang
berarti menunjukkan bahwa r11 rtabel. Karena 0,717 0,263 maka instrumen
kondisi lingkungan tersebut reliabel dan bisa digunakan untuk penelitian. Hasil
perhitungan reliabilitas angket pada data variabel konsentrasi belajar menggunakan
SPSS 22.0 diperoleh nilai reliabilitas r11 = 0,794. Karena r11 rtabel maka butir
angket konsentrasi belajar tersebut dinyatakan reliabel.
Pengujian normalitas dimanfaatkan guna mengetahui apakah pengujian
sekelompok data dapat berdistribusi normal ataupun tidak
35
. Hasil uji normalitas
dalam penelitian ini dapat dibuktikan pada Tabel 6. Suatu data mampu dinyatakan
berdistribusi normal apabila signifikansi (p) 5% atau 0,05
36
. Uji normalitas pada
variabel kondisi lingkungan dan konsentrasi belajar dilakukan dengan menggunakan
SPSS 22.0. Pada hasil uji normalitas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada
tabel shapiro-wilk variabel kondisi lingkungan dan konsentrasi belajar berturut-turut
adalah 0,442 dan 0,518. Karena signifikansi semua variabel lebih besar daripada 0,05
maka bisa dinyatakan bahwa data pada variabel kondisi lingkungan dan konsentrasi
belajar berdistribusi normal.
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel yang diteliti
memiliki hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Hasil uji linearitas pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7. Pengujian uji linearitas menggunakan SPSS
16.0 menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Apabila dua
variabel memiliki nilai signifikansi (Linearity) 0,05 maka variabel itu bisa

35
Yusri, Statistika Sosial Aplikasi Dan Interpretasi. Cetakan Ke 2 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013).h.
139
36
Priyatno, Mandiri Belajar SPSS: Statistical Product and Service Solution Untuk Analisis Data & Uji
Statistik.h. 28

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 17

dikatakan memiliki hubungan yang linear
37
. Berdasarkan hasil uji linearitas
menggunakan SPSS 16.0 diketahui nilai signifikansinya 0,009. Karena signifikansi
kurang dari 0,05 maka bisa ditarik kesimpulan bahwa antara variabel kondisi
lingkungan dan konsentrasi belajar terdapat hubungan yang linear.
Hubungan antara faktor kondisi lingkungan (X) dengan konsentrasi belajar (Y)
siswa kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang dapat diketahui setelah
dilakukannya uji korelasi. Hasil uji korelasi Pearson Correlation pada penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 8. Uji korelasi menggunakan uji korelasi pearson, uji ini
dilakukan guna melihat adanya hubungan antara 2 variabel yang diuji, untuk tipe
korelasinya ada dua yakni korelasi positif dan korelasi negatif
38
. Apabila probabilitas
pada baris Sig. 0,05 maka antar variabel terdapat korelasi, namun apabila
probabilitas pada baris Sig. 0,05 maka tidak ada korelasi(Yulius, 2010: 103). Pada
penelitian ini didapatkan data signifikansi kondisi lingkungan sebesar 0,000 dan
untuk variabel konsentrasi belajar nilai signifikansinya sebesar 0,000. Semua variabel
berturut-turut mempunyai nilai signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kedua variabel mempunyai hubungan atau berkorelasi. Kemudian bentuk hubungan
kedua variabel tersebut menunjukkan bentuk hubungan positif sedang, karena
pearson correlation pada variabel tersebut menunjukkan nilai sebesar 0,534.
Hipotesis (Ha) dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara kondisi
lingkungan dengan konsentrasi belajar siswa kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah
Semarang. Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian yang dilakukan adalah tidak ada
hubungan antara kondisi lingkungan dengan konsentrasi belajar siswa kelas III MI
Miftahul Akhlaqiyah Semarang. Hasil output SPSS 16.0 dan 22.0 for windows
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau kurang dari 0,005, dan nilai rhitung
(0,534) lebih besar dari rtabel (0,263) yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak

37
Priyatno.h. 36
38
Aziz Alimul Hidayat, Cara Praktis Uji Statistik Dengan SPSS, ed. N. Aulia Aziz (Surabaya: Health
Books Publishing, 2021).h. 80

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 18

sehngga terdapat hubungan antara variabel kondisi lingkungan dengan variabel
konsentrasi belajar siswa kelas III MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang.
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Hidayani,dkk. (2015) yang
menarik kesimpulan bahwa intensitas pencahayaan di Rumah Kos Putri Kajor
berhubungan positif dan sangat kuat dengan tingkat konsentrasi belajar penghuninya.
Penelitian ini juga selaras dengan hasil penelitian Dalimunthe,dkk. (2020) yang
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan
konsentrasi belajar siswa MAS Al-Wasliyah 22 Tembung di Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2019.
Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan dengan sasaran siswa kelas III A dan
III B di MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang yang berjumlah 56 siswa menyimpulkan
bahwa kondisi lingkungan berhubungan positif dan berkorelasi sedang dengan tingkat
konsentrasi belajar siswa.

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 19

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dan pembahasan pada
penjabaran hasil di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara kondisi lingkungan dengan konsentrasi belajar siswa kelas III
MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang dengan derajat hubungan yaitu korelasinya
sedang. Hal ini bisa dibuktikan dengan hasil pengujian korelasi pearson yang
didapatkan data signifikansi kondisi lingkungan dengan konsentrasi belajar
memperoleh nilai 0,000 atau 0,005 dan nilai pearson correlation pada variabel
tersebut menunjukkan nilai sebesar 0,534. Karena nilai rhitung (0,534) lebih besar
dari rtabel (0,263) maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga terdapat hubungan
antara variabel kondisi lingkungan dengan variabel konsentrasi belajar siswa kelas III
MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang, serta menunjukkan hubungan positif (+) yang
berarti semakin baik faktor kondisi lingkungan maka semakin baik pula tingkat
konsentrasi belajar anak.

DAFTAR PUSTAKA

Andika, Ovan & Saputra. CAMI: Aplikasi Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Penelitian Berbasis Web. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia, 2020.

Aviana, R., & Hidayah, F. F. “Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Terhadap
Daya Pemahaman Materi Pada Pembelajaran Kimia Di SMA Negeri 2 Batang.”
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) 3, no. 1 (2015): 30.
https://media.neliti.com/media/publications/122353-ID-pengaruh-tingkat-
konsentrasi-belajar-sis.pdf.

Bungin Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2014.

Desi, Triyani. “Hubungan Antara Tindakan Bullying Dengan Tingkat Kepercayaan
Diri Anak Di MI Negeri 3 Musi Rawas Sumatera Selatan.” UIN Walisongo,
2020.

Ditasari, Dkk. “Hubungan Antara Kesesakan Dengan Konsentrasi Belajar Pada Siswa

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 20

SMP Negeri 6 Semarang.” Empati 3, no. 3 (2014).

Engkoswara. “Ciri-Ciri Konsentrasi Belajar.” Rusyan, 1989. https://text-
id.123dok.com.

Femi, Olifia. “Good Memory Building.” Elex Media Komputindo, 2013.

Hadiyani, F., Bagyono, T., & Rahardjo, F. A. “Hubungan Intensitas Pencahayaan
Dan Penataan Kamar Dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Di Rumah Kos Putri
Kajir, Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta.” Sanitasi:Jurnal Kesehatan
Lingkungan 6, no. 4 (2015).

Halil, Dkk. “Pengaruh Kebisingan Lalulintas Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa
SMP N 1 Padang.” Jurnal Kesehatan Andalas 4, no. 1 (2015): 54.

Hendra, Surya. Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia, 2011.

Hidayat, Aziz Alimul. Cara Praktis Uji Statistik Dengan SPSS. Edited by N. Aulia
Aziz. Surabaya: Health Books Publishing, 2021.

Isnawati Ruslia. Cara Kreatif Dalam Proses Belajar (Konsentrasi Belajar Pada Anak
Gejala Gangguan Pemusatan Perhatian (ADD)). Surabaya: CV.Jakad Media
Publishing, 2020.

Mutia Rahma Setyani dan Ismah. “Analisis Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Dalam
Proses Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Hasil Belajar.” Prosiding
SENAMKU : Seminar Nasional Pendidikan Matematika UHAMKA 1 (2018).
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/senamku/article/view/2653.

Nadia Uno, A. Karmila Iskandar. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Picture And Picture Dalam Meningkatkan Hasil Belajar.” EDUCATOR :
Directory of Elementary Education Journal 1, no. 2 (2020): 174–95.
https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v1i2.83.

Nurfajriyani, L., & Fadilatussaniatun, Q. “Pengaruh Suhu Ruangan Kelas Terhadap
Konsentrasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi Semester VII (B).” Bio
Education:The Journal of Science and Biology Education 5, no. 1 (2020): 12.

Nurianti Lasompo dan Asriyati Nadjamuddin. “Pengaruh Komunikasi Guru Terhadap
Motivasi Belajar Siswa.” EDUCATOR : Directory of Elementary Education
Journal 1, no. 1 (2020): 24 –40.
https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v1i1.36.

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 21

Nurlailie Zhafirah. “Hubungan Kebiasaan Sarapan Bergizi Dengan Konsentrasi
Belajar Siswa Kelas III Al-Hikmah Pasar Minggu.” UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH, 2018.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43197/2/NURLAILI
E ZHAFIRAH-FITK.pdf.

Nurohim Fajar. “Hubungan Antara Konsentrasi Dengan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Pendidikan Ibadah Siswa Kelas IX IPS SMA Muhammadiyah 1
Bantul Tahun Ajaran 2016/2017.” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
2017.

Nuryana, Aryati. “Efektivitas Brain Gym Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar
Pada Anak.” Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi VOl.12 No. (2010):
88–98.

Pautina, Amalia Rizki. “APLIKASI TEORI GESTALT DALAM MENGATASI
KESULITAN BELAJAR PADA ANAK.” TADBIR : Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam 1, no. 6 (2018): 14 –28.
https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/view/503/408.

Priyatno, Duwi. Mandiri Belajar SPSS: Statistical Product and Service Solution
Untuk Analisis Data & Uji Statistik. Edited by Windy Afiyanti. Jakarta Selatan:
PT. Buku Kita, 2008.

Riduwan. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta, 2010.

Setiyorini, E. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Konsentrasi
Belajar Mahasiswa Semester 1 Program Studi Pendidikan Ners STIKes Patria
Husada Blitar.” Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal Of Ners and Midwifery) 3,
no. 3 (2016): 250.

Setyani, A. C., Setyowani, N., & Kurniawan, K. “Meningkatkan Konsentrasi Belajar
Melalui Layanan Bimbingan Kelompok.” Indonesia Journal Of Guidance and
Counseling: Theory and Application 3, no. 1 (2014).

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2018.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2019.

Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara
Perhitungan Dengan SPSS Dan MS Ofiice Excel Cetakan IV. Bandung: PT

Hubungan Kondisi Lingkungan…….
Rizqy Zulfani, Zulaikha
[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 1, JULI 2021] Page 22

Refika Aditama, 2017.

Yusri. Statistika Sosial Aplikasi Dan Interpretasi. Cetakan Ke 2. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013.