M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
1

Manajemen Pendidikan Islam di Era Digital:
Transformasi dan Tantangan Implementasi Teknologi
Pendidikan
M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam Nganjuk
Email: [email protected], [email protected]

Abstract
This article examines the management of Islamic education in the digital era, focusing on
transformation strategies and challenges in implementing educational technology. This study
uses a library research method, collecting and analyzing relevant literature from various
academic and practical sources. The findings indicate that Islamic educational institutions face
several challenges in adopting educational technology, including infrastructure limitations,
lack of technological skills among educators, and resistance to cultural change within
organizations. However, several successful strategies have been implemented, such as
enhancing technology training for teachers, integrating technology-based curricula, and
collaborating with external parties for technology infrastructure development. Additionally,
the study finds that support from top management and community involvement also play a
crucial role in the successful implementation of educational technology. This research
provides practical recommendations for Islamic educational institutions to overcome these
challenges and leverage the opportunities presented by educational technology to improve
the quality of learning and overall educational management.

Keywords: Islamic educational management, digital era, transformation, technology,
implementation challenges

Abstrak
Artikel ini mengkaji manajemen pendidikan Islam di era digital, dengan fokus pada strategi
transformasi dan tantangan implementasi teknologi pendidikan. Penelitian ini menggunakan
metode library research, dengan mengumpulkan dan menganalisis literatur yang relevan dari
berbagai sumber akademis dan praktis. Temuan menunjukkan bahwa lembaga pendidikan
Islam menghadapi berbagai tantangan dalam mengadopsi teknologi pendidikan, termasuk
keterbatasan infrastruktur, kurangnya keterampilan teknologi di antara staf pengajar, dan
resistensi terhadap perubahan budaya organisasi. Namun, terdapat juga berbagai strategi
yang berhasil diterapkan, seperti peningkatan pelatihan teknologi untuk guru, integrasi
kurikulum berbasis teknologi, dan kolaborasi dengan pihak eksternal untuk pengembangan
infrastruktur teknologi. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa dukungan dari
manajemen puncak dan keterlibatan komunitas juga memainkan peran penting dalam
kesuksesan implementasi teknologi pendidikan. Penelitian ini memberikan rekomendasi
praktis bagi institusi pendidikan Islam untuk mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan
peluang teknologi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen
pendidikan secara keseluruhan.

Kata Kunci: manajemen pendidikan Islam, era digital, transformasi, teknologi, tantangan
implementasi

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
2

Pendahuluan
Manajemen pendidikan Islam memainkan peran penting dalam memastikan bahwa
pendidikan yang disampaikan di lembaga-lembaga Islam sesuai dengan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip Islami.
1
Di era digital saat ini, tantangan dan peluang baru muncul yang
memerlukan adaptasi dan transformasi dalam cara manajemen pendidikan dilakukan.
Teknologi digital menawarkan alat dan metode baru untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, namun juga memunculkan berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk
memaksimalkan manfaatnya.
2

Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk pendidikan. Di seluruh dunia, teknologi telah digunakan untuk meningkatkan
proses pembelajaran, menyediakan akses yang lebih luas ke sumber daya pendidikan, dan
memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara pendidik dan peserta didik.
3
Dalam konteks
pendidikan Islam, penting untuk memahami bagaimana teknologi dapat digunakan secara
efektif tanpa mengorbankan nilai-nilai Islami yang mendasarinya.
Namun, adopsi teknologi dalam pendidikan Islam tidak selalu berjalan mulus. Terdapat
berbagai masalah dan hambatan yang harus dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam.
Infrastruktur teknologi yang tidak memadai, kurangnya keterampilan teknologi di kalangan
staf pengajar, dan resistensi terhadap perubahan budaya organisasi adalah beberapa di
antaranya.
4
Kondisi ini menuntut strategi yang tepat dan terencana untuk mengatasi
tantangan-tantangan tersebut.
Identifikasi tantangan utama dalam mengadopsi teknologi pendidikan dalam lembaga-
lembaga pendidikan Islam menjadi hal yang mendesak. Infrastruktur teknologi yang terbatas
sering kali menjadi penghambat utama, terutama di daerah-daerah yang terpencil atau
kurang berkembang. Selain itu, banyak pendidik yang belum memiliki keterampilan teknologi
yang memadai untuk memanfaatkan alat -alat digital secara efektif dalam proses
pembelajaran.
5

Selain masalah infrastruktur dan keterampilan, ada juga resistensi terhadap perubahan
yang datang dari berbagai pihak dalam organisasi pendidikan Islam. Budaya organisasi yang
kaku dan kurang fleksibel sering kali menjadi penghalang bagi penerapan teknologi baru.
Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mengubah mindset dan membangun budaya yang
lebih adaptif terhadap inovasi dan perubahan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam tantangan-
tantangan tersebut dan mengidentifikasi strategi-strategi yang efektif untuk mengatasinya.
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi
pengembangan manajemen pendidikan Islam di era digital.
Penelitian ini penting dilakukan karena transformasi digital dalam pendidikan adalah
fenomena yang tidak bisa dihindari. Mengabaikan perkembangan teknologi dapat

1
Babara Susyanto, “Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Digital,” Al-Madrasah:
Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah 6, no. 3 (2022): 692–705.
2
M. Adlin Manik, “Tantangan manajemen pendidikan islam dalam menghadapi era globalisasi,” Jurnal Ihya’
Al ’Arabiyah 2, no. 1 (2016): 47–62.
3
Lastuti Abubakar dan Tri Handayani, “Penguatan Regulasi: Upaya Percepatan Transformasi Digital
Perbankan Di Era Ekonomi Digital,” Jurnal Masalah-Masalah Hukum 51, no. 3 (2022): 259–270.
4
Syaumi Safitri, Ani Cahyadi, dan Husnul Yaqin, “Inovasi dan Difusi Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam
Manajemen Pendidikan Islam,” Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah 7, no. 4 (2023): 1706–1717.
5
Susyanto, “Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Digital.”

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
3

menyebabkan lembaga pendidikan Islam tertinggal dan tidak mampu bersaing dalam
menyediakan pendidikan berkualitas. Oleh karena itu, memahami bagaimana teknologi dapat
diintegrasikan dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam menjadi sangat penting.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi pada pemahaman
tentang manajemen pendidikan Islam di era digital. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi strategi-strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan yang
dihadapi dalam implementasi teknologi pendidikan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
untuk mengidentifikasi praktik-praktik terbaik yang telah berhasil diterapkan oleh beberapa
lembaga pendidikan Islam.
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat dihasilkan rekomendasi-rekomendasi praktis
yang dapat digunakan oleh pengelola lembaga pendidikan Islam untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi manajemen pendidikan mereka. Dengan demikian, lembaga
pendidikan Islam dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan
yang mereka berikan tanpa mengorbankan nilai-nilai Islami yang menjadi dasar pendidikan
mereka.
Secara keseluruhan, penelitian ini bertujuan untuk menyediakan landasan yang kuat bagi
pengembangan manajemen pendidikan Islam yang adaptif dan responsif terhadap
perkembangan teknologi digital. Dengan memahami tantangan dan peluang yang ada,
diharapkan lembaga pendidikan Islam dapat merancang strategi yang efektif untuk
memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memenuhi kebutuhan
peserta didik di era digital ini.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan library research, yaitu metode penelitian yang
memanfaatkan sumber-sumber tertulis yang ada di perpustakaan atau repositori digital
sebagai bahan utama untuk analisis. Pendekatan ini dipilih karena memungkinkan peneliti
untuk mengakses dan mengkaji berbagai literatur yang relevan dan terkini mengenai
manajemen pendidikan Islam di era digital. Library research sangat cocok untuk studi ini
karena memberikan gambaran yang komprehensif tentang teori, konsep, dan praktik yang
telah diuji dan didokumentasikan dalam berbagai sumber akademis dan praktis.
Penggunaan library research dalam konteks penelitian ini didasarkan pada rasional
bahwa literatur yang ada sudah cukup kaya dan beragam untuk memberikan wawasan
mendalam mengenai topik yang diteliti. Dengan mengumpulkan dan menganalisis literatur
dari berbagai sumber, peneliti dapat mengidentifikasi tren, tantangan, dan strategi yang telah
digunakan oleh lembaga pendidikan Islam dalam mengadopsi teknologi pendidikan. Selain
itu, library research memungkinkan peneliti untuk membandingkan berbagai pandangan dan
pendekatan yang berbeda, sehingga menghasilkan analisis yang lebih holistik dan valid.
Jenis-jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup artikel jurnal,
buku, laporan penelitian, dan dokumen kebijakan yang relevan dengan manajemen
pendidikan Islam dan implementasi teknologi pendidikan. Sumber data ini dipilih
berdasarkan kriteria inklusi yang ketat untuk memastikan relevansi dan kredibilitasnya.
Kriteria inklusi meliputi relevansi topik dengan manajemen pendidikan Islam, publikasi
dalam jurnal atau penerbit terkemuka, dan keterkinian data untuk mencerminkan
perkembangan terbaru dalam bidang ini.
Strategi untuk mengumpulkan informasi melibatkan pencarian literatur melalui basis
data akademis, perpustakaan digital, dan sumber online terpercaya lainnya. Setelah literatur

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
4

terkumpul, peneliti menggunakan pendekatan analisis tematik untuk mengevaluasi dan
mengelompokkan informasi berdasarkan tema-tema utama seperti strategi transformasi,
tantangan implementasi, dan praktik terbaik dalam manajemen pendidikan Islam.
Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi pola-pola dan hubungan
antara berbagai strategi dan tantangan yang ditemukan dalam literatur. Selanjutnya, analisis
komparatif digunakan untuk membandingkan berbagai temuan dan mengembangkan
rekomendasi yang relevan dan aplikatif bagi lembaga pendidikan Islam dalam mengadopsi
teknologi pendidikan di era digital.

Pembahasan
1. Strategi Transformasi dalam Manajemen Pendidikan Islam
a. Tinjauan terhadap berbagai strategi yang digunakan oleh lembaga pendidikan Islam
untuk mengadaptasi teknologi pendidikan.
Di era digital, lembaga pendidikan Islam menghadapi tantangan sekaligus
peluang besar dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem pembelajaran
mereka. Salah satu strategi utama yang diterapkan oleh banyak lembaga adalah
peningkatan pelatihan teknologi untuk staf pengajar.
6
Workshop dan kursus
teknologi diadakan secara berkala untuk memastikan bahwa guru dan dosen
memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memanfaatkan perangkat lunak dan
platform pendidikan digital. Pelatihan ini mencakup penggunaan perangkat keras,
software pembelajaran, dan metode pengajaran berbasis teknologi.
Integrasi kurikulum berbasis teknologi merupakan strategi lain yang banyak
digunakan. Lembaga pendidikan Islam mulai mengadopsi aplikasi dan alat digital
yang mendukung pembelajaran interaktif.
7
Misalnya, platform e-learning yang
memungkinkan siswa untuk mengakses materi pelajaran, mengikuti ujian online, dan
berinteraksi dengan pengajar melalui forum diskusi. Alat-alat ini tidak hanya
memfasilitasi pembelajaran jarak jauh tetapi juga memperkaya pengalaman belajar
siswa dengan berbagai sumber daya multimedia.
Pengembangan infrastruktur teknologi merupakan aspek krusial dalam
transformasi pendidikan. Beberapa lembaga telah berinvestasi dalam peningkatan
fasilitas teknologi mereka, seperti pemasangan jaringan internet berkecepatan tinggi,
penyediaan komputer dan perangkat digital bagi siswa, serta pengembangan
laboratorium teknologi.
8
Infrastruktur yang memadai adalah fondasi yang penting
untuk mendukung penerapan teknologi pendidikan secara efektif.
Kerjasama dengan pihak eksternal juga menjadi strategi penting. Lembaga
pendidikan Islam bekerja sama dengan perusahaan teknologi, institusi pendidikan
lainnya, dan organisasi non-profit untuk mendapatkan dukungan teknis, pelatihan,

6
Nadya Fadillah Fidhyallah et al., “Pengembangan Model Desain Pelatihan Keterampilan Guru Dalam
Mengembangkan Soft Skill Peserta Didik SMK Bidang Keahlian Multimedia,” JKTP: Jurnal Kajian Teknologi
Pendidikan 5, no. 2 (2022): 200–211.
7
Reflianto dan Syamsuar, “Pendidikan dan Tantangan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi di Era
Revolusi Industri 4.0,” Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan 6, no. 2 (2018): 1–13.
8
Susyanto, “Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Digital.”

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
5

dan sumber daya.
9
Kolaborasi ini memungkinkan lembaga pendidikan untuk
mengakses teknologi terbaru dan praktik terbaik dalam pendidikan digital, yang
mungkin sulit diperoleh secara mandiri.
Penerapan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) menggunakan
teknologi juga menjadi strategi yang efektif. Model pembelajaran ini mendorong
siswa untuk bekerja dalam tim, menggunakan alat digital untuk penelitian,
pengembangan proyek, dan presentasi. Pembelajaran berbasis proyek tidak hanya
meningkatkan keterampilan teknologi siswa tetapi juga memupuk kemampuan
berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi.
10

Lembaga pendidikan Islam juga berfokus pada pengembangan sumber daya
pembelajaran digital yang relevan dengan nilai-nilai Islam.
11
Buku teks digital, video
pembelajaran, dan aplikasi mobile yang mengajarkan materi keagamaan
dikembangkan untuk mendukung pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam. Penggunaan sumber daya digital ini memungkinkan penyampaian materi yang
lebih menarik dan interaktif bagi siswa.
Implementasi sistem manajemen pembelajaran ( Learning Management
System/LMS) menjadi langkah strategis lainnya.
12
LMS membantu dalam mengelola
administrasi pendidikan, seperti penjadwalan kelas, pengumpulan tugas, dan
penilaian hasil belajar. Sistem ini memberikan akses yang mudah bagi siswa dan
pengajar untuk memantau kemajuan belajar, mengakses materi, dan berkomunikasi
secara efektif.
13

Peningkatan partisipasi orang tua melalui teknologi juga diperhatikan. Lembaga
pendidikan Islam menggunakan aplikasi dan platform komunikasi untuk menjaga
keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak-anak mereka.
14
Aplikasi ini
memungkinkan orang tua untuk memantau perkembangan akademik, menerima
pemberitahuan penting, dan berkomunikasi langsung dengan guru. Keterlibatan
orang tua yang lebih aktif berkontribusi pada lingkungan belajar yang lebih
mendukung bagi siswa.
Terakhir, evaluasi dan penyesuaian berkelanjutan terhadap strategi teknologi
menjadi kunci kesuksesan. Lembaga pendidikan Islam rutin melakukan evaluasi
terhadap penerapan teknologi dalam pendidikan, mengidentifikasi area yang perlu
perbaikan, dan menyesuaikan strategi berdasarkan umpan balik dari siswa, pengajar,

9
Ari Yanto, Deri Wanto, dan Murniyanto Murniyanto, “Marketing Dalam Manajemen Pendidikan Islam:
Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Terhadap Madrasah diMA Darussalam Kepahiang,” El-Idare: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam 9, no. 1 (2023): 122–133.
10
Mefliza Afriani Afriani, Hary Soedarto Harjono, dan Rustam Rustam, “Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek pada Materi Menulis Teks Deskripsi,” Jurnal Basicedu 7, no. 1 (2023): 52–61.
11
Siti Masitoh, “Blended Learning Berwawasan Literasi Digital Suatu Upaya Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran dan Membangun Generasi Emas 2045,” in Proceedings of the ICECRS, vol. 1, 2018, 13–34.
12
Diana Ariani, “Gamifikasi untuk Pembelajaran,” Jurnal Pembelajaran Inovatif 3, no. 2 (2020): 144–149.
13
Yulian Nur Hanifa dan Mindaudah Ida, “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Aplikasi LMS,”
Journal of Education Research 3, no. 4 (2023): 167–176.
14
Bardhatun Thaibah, Hilmi Mizani, dan Ahmad Juhaidi, “Manajemen Humas di SMA Global Islamic Boarding
School Kabupaten Barito Kuala,” Antasari Journal of Islamic Education 2, no. 2 (2019): 61–66,
http://www.ojsps.org/index.php/ajie/article/view/74%0Ahttp://www.ojsps.org/index.php/ajie/article/downl
oad/74/41.

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
6

dan orang tua.
15
Pendekatan yang dinamis dan adaptif ini memastikan bahwa
teknologi terus mendukung peningkatan kualitas pendidikan secara efektif.
Dengan menerapkan berbagai strategi ini, lembaga pendidikan Islam dapat
memanfaatkan teknologi untuk men ingkatkan kualitas pembelajaran dan
pengelolaan pendidikan mereka. Transformasi digital yang efektif tidak hanya
membutuhkan teknologi yang canggih tetapi juga komitmen, kolaborasi, dan inovasi
berkelanjutan dari semua pihak terkait.
b. Analisis keberhasilan dan tantangan yang dihadapi dalam menerapkan strategi ini.
Implementasi berbagai strategi untuk mengintegrasikan teknologi dalam
manajemen pendidikan Islam telah menunjukkan sejumlah keberhasilan yang
signifikan. Salah satu keberhasilan utama adalah peningkatan keterampilan teknologi
di kalangan staf pengajar. Pelatihan dan workshop teknologi yang diadakan secara
berkala telah membekali guru dan dosen dengan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk mengadopsi dan memanfaatkan teknologi dalam proses
pembelajaran.
16
Akibatnya, banyak pengajar yang kini lebih percaya diri dan
kompeten dalam menggunakan alat dan platform digital, yang pada gilirannya
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Keberhasilan lainnya adalah peningkatan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran. Penggunaan alat digital dan platform e-learning telah menciptakan
lingkungan belajar yang lebih interaktif dan menarik.
17
Siswa kini memiliki akses
yang lebih luas terhadap berbagai sumber daya pendidikan, seperti video
pembelajaran, simulasi interaktif, dan materi tambahan yang dapat diakses kapan
saja dan di mana saja. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mereka
tetapi juga memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan personal.
Namun, keberhasilan ini tidak datang tanpa tantangan. Salah satu tantangan
utama adalah keterbatasan infrastruktur teknologi, terutama di lembaga-lembaga
yang berada di daerah terpencil atau kurang berkembang. Banyak sekolah dan
madrasah yang masih kekurangan akses internet yang stabil dan peralatan teknologi
yang memadai.
18
Keterbatasan ini menghambat kemampuan mereka untuk
mengimplementasikan strategi teknologi secara efektif dan merata di seluruh
lembaga pendidikan Islam.
Selain itu, resistensi terhadap perubahan juga menjadi hambatan signifikan.
Budaya organisasi di banyak lembaga pendidikan Islam cenderung konservatif dan
kurang terbuka terhadap inovasi. Hal ini sering kali mengakibatkan resistensi dari
staf pengajar dan administrasi terhadap adopsi teknologi baru.
19
Untuk mengatasi
resistensi ini, diperlukan pendekatan manajemen perubahan yang efektif, termasuk

15
Susyanto, “Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Digital.”
16
Safitri, Cahyadi, dan Yaqin, “Inovasi dan Difusi Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Manajemen
Pendidikan Islam.”
17
S Zubaidah, “Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui Pembelajaran,” in Seminar
Nasional Pendidikan, vol. 2, 2016, 1–17,
18
Junias Robert Gultom, Dadan Sundara, dan Medy Desma Fatwara, “Pembelajaran Hybrid Learning Model
Sebagai Strategi Optimalisasi Sistem Pembelajaran Di Era Pandemi Covid-19 Pada Perguruan Tinggi Di Jakarta,”
Mediastima 28, no. 1 (2022): 11–22.
19
Febrianty Tri Andini dan Nuri Aslami, “Manajemen Perubahan dalam Prinsip Manajemen Pendidikan
Islam,” Jurnal Ilmu Manajemen, Ekonomi, dan Kewirausahaan 3, no. 2 (2023): 22–34, https://ummaspul.e-
journal.id/JKM/article/download/6108/2845.

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
7

sosialisasi yang intensif, pelatihan berkelanjutan, dan dukungan yang kuat dari
manajemen puncak.
Tantangan lainnya adalah keterbatasan anggaran untuk investasi dalam
teknologi. Pengembangan infrastruktur teknologi, pelatihan staf, dan pengadaan
perangkat digital membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
20
Banyak lembaga
pendidikan Islam yang menghadapi kesulitan dalam mengalokasikan dana yang
cukup untuk kebutuhan ini. Oleh karena itu, strategi penggalangan dana dan
kemitraan dengan pihak eksternal, seperti donatur, pemerintah, dan perusahaan
teknologi, menjadi sangat penting untuk mendukung upaya transformasi digital.
Selain faktor finansial, kurangnya keterampilan teknologi di kalangan staf
pengajar juga merupakan tantangan besar. Meskipun pelatihan dan workshop telah
diadakan, masih banyak pengajar yang merasa kesulitan untuk mengintegrasikan
teknologi dalam metode pengajaran mereka. Kurangnya dukungan berkelanjutan dan
program pelatihan yang intensif sering kali membuat pengajar kembali ke metode
pengajaran tradisional. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan program pelatihan
yang lebih komprehensif dan dukungan teknis yang berkelanjutan.
21

Pentingnya keterlibatan komunitas dalam proses transformasi teknologi juga
tidak bisa diabaikan. Dukungan dari orang tua, siswa, dan masyarakat sekitar sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi teknologi pendidikan.
22
Namun,
sering kali terdapat kesenjangan komunikasi antara lembaga pendidikan dan
komunitas, yang dapat menghambat proses adopsi teknologi. Membangun hubungan
yang lebih kuat dengan komunitas dan meningkatkan partisipasi mereka dalam
proses pendidikan menjadi langkah krusial.
Evaluasi dan penyesuaian berkelanjutan juga menjadi kunci untuk mengatasi
berbagai tantangan ini. Lembaga pendidikan Islam perlu rutin mengevaluasi
efektivitas strategi teknologi yang diterapkan, mengidentifikasi area yang perlu
perbaikan, dan menyesuaikan pendekatan mereka berdasarkan umpan balik yang
diterima. Pendekatan yang adaptif ini akan memastikan bahwa teknologi terus
mendukung peningkatan kualitas pendidikan secara efektif.
Secara keseluruhan, meskipun ada berbagai tantangan yang dihadapi dalam
menerapkan strategi transformasi teknologi, keberhasilan yang telah dicapai
menunjukkan bahwa upaya ini sangat berharga. Dengan komitmen yang kuat,
dukungan yang tepat, dan pendekatan yang inovatif, lembaga pendidikan Islam dapat
berhasil mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan
mereka di era digital.
2. Tantangan Implementasi Teknologi Pendidikan
a. Identifikasi tantangan utama yang dihadapi dalam mengadopsi teknologi pendidikan
di lingkungan pendidikan Islam.
Pembahasan mengenai tantangan implementasi teknologi pendidikan di
lingkungan pendidikan Islam memerlukan analisis mendalam untuk memahami
kompleksitas dan strategi penyelesaiannya.
1) Keterbatasan Infrastruktur Teknologi

20
Menteri Pendidikan, “Merdeka Belajar,” Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (2019): 1–21.
21
Zubaidah, “Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui Pembelajaran.”
22
Juni Iswanto dan M. Yusuf, “Optimalisasi Peran Guru Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Di
Kabupaten Nganjuk,” JPMD: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Desa 2, no. 1 (2021): 315–327.

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
8

Banyak lembaga pendidikan Islam, terutama yang berada di daerah terpencil
atau kurang berkembang, menghadapi tantangan besar dalam hal infrastruktur
teknologi. Keterbatasan akses internet yang stabil dan cepat merupakan salah
satu kendala utama. Tanpa konektivitas yang memadai, penggunaan platform e-
learning, perangkat lunak pendidikan, dan alat komunikasi digital menjadi sulit.
23

Selain itu, kurangnya perangkat keras seperti komputer, tablet, dan proyektor di
sekolah-sekolah dan madrasah juga menghambat adopsi teknologi secara luas.
2) Keterampilan Teknologi yang Terbatas di Kalangan Staf Pengajar
Kurangnya keterampilan dan pengetahuan teknologi di kalangan guru dan
dosen menjadi tantangan signifikan. Banyak pengajar yang belum familiar
dengan penggunaan alat-alat digital dan platform e-learning.
24
Hal ini membuat
mereka merasa tidak nyaman atau kurang percaya diri dalam mengintegrasikan
teknologi ke dalam metode pengajaran mereka. Meskipun pelatihan teknologi
telah diadakan, masih banyak pengajar yang membutuhkan dukungan
berkelanjutan untuk benar-benar menguasai teknologi yang ada.
3) Resistensi terhadap Perubahan
Budaya organisasi di banyak lembaga pendidikan Islam cenderung
konservatif dan kurang fleksibel terhadap inovasi. Resistensi terhadap
perubahan menjadi hambatan besar dalam adopsi teknologi pendidikan. Pengajar
dan staf administrasi yang sudah terbiasa dengan metode tradisional sering kali
merasa skeptis terhadap manfaat teknologi baru dan enggan untuk mengubah
cara kerja mereka.
25
Mengatasi resistensi ini membutuhkan pendekatan yang
hati-hati, termasuk sosialisasi, pelatihan, dan dukungan yang kuat dari
manajemen puncak.
4) Keterbatasan Anggaran
Mengembangkan infrastruktur teknologi dan menyediakan pelatihan yang
memadai membutuhkan biaya yang signifikan. Banyak lembaga pendidikan Islam
yang menghadapi keterbatasan anggaran, sehingga sulit untuk mengalokasikan
dana yang cukup untuk investasi dalam teknologi.
26
Keterbatasan ini sering kali
membuat lembaga pendidikan harus mencari sumber dana alternatif atau
kemitraan dengan pihak eksternal untuk mendukung upaya transformasi digital
mereka.
5) Kurangnya Dukungan dari Manajemen Puncak
Dukungan dari manajemen puncak sangat penting untuk keberhasilan
implementasi teknologi pendidikan. Namun, sering kali terdapat kurangnya
komitmen atau visi yang jelas dari para pemimpin lembaga pendidikan mengenai
pentingnya adopsi teknologi. Tanpa dukungan dan dorongan dari manajemen,

23
Poncojari Wahyono, H. Husamah, dan Anton Setia Budi, “Guru profesional di Masa Pandemi COVID-19:
Review Implementasi, Tantangan, dan Solusi Pembelajaran Daring,” Jurnal Pendidikan Profesi Guru 1, no. 1
(2020): 51–65.
24
Leni Rohida, “Pengaruh Era Revolusi Industri 4.0 terhadap Kompetensi Sumber Daya Manusia,” Jurnal
Manajemen dan Bisnis Indonesia 6, no. 1 (2018): 114–136.
25
Saidur Ridlo, “Pembaharuan Pendidikan Islam Multikulturalis,” Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata
Islam 11, no. 1 (2020): 79–104.
26
Muhammad Qur’anul Kariem, “Konsepsi Kebijakan Pemerintah Di Era New Normal,” TheJournalish: Social
and Government 1, no. 1 (2020): 76–80.

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
9

upaya untuk mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan sering kali
mengalami hambatan dan tidak mendapatkan prioritas yang layak.
27

6) Kesulitan dalam Mengembangkan Konten Pembelajaran yang Relevan
Mengembangkan konten pembelajaran digital yang relevan dan sesuai
dengan nilai-nilai Islam merupakan tantangan tersendiri. Banyak lembaga
pendidikan Islam yang kesulitan menemukan atau mengembangkan sumber daya
pembelajaran digital yang tidak hanya menarik tetapi juga sesuai dengan
kurikulum dan prinsip-prinsip Islam.
28
Keterbatasan ini menghambat
kemampuan mereka untuk menyediakan materi pembelajaran yang berkualitas
dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
7) Kurangnya Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas
Keterlibatan orang tua dan komunitas dalam proses pendidikan sangat
penting untuk mendukung adopsi teknologi. Namun, sering kali terdapat
kesenjangan komunikasi antara lembaga pendidikan dan komunitas, yang
mengakibatkan kurangnya partisipasi dan dukungan.
29
Orang tua yang kurang
memahami manfaat teknologi pendidikan mungkin tidak memberikan dukungan
yang cukup untuk anak-anak mereka dalam menggunakan alat-alat digital.
Meningkatkan keterlibatan orang tua dan komunitas melalui komunikasi yang
lebih efektif dan edukasi mengenai manfaat teknologi menjadi langkah penting.
8) Masalah Keamanan dan Privasi Data
Penggunaan teknologi dalam pendidikan membawa risiko terkait keamanan
dan privasi data. Banyak lembaga pendidikan Islam yang belum memiliki sistem
keamanan yang kuat untuk melindungi data siswa, guru, dan institusi.
Kekhawatiran mengenai pelanggaran privasi dan keamanan data dapat menjadi
hambatan dalam adopsi teknologi.
30
Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah
yang tepat untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan dan digunakan
dalam proses pembelajaran digital terlindungi dengan baik.
Dengan mempertimbangkan berbagai tantangan yang dihadapi, penyesuaian
strategis dan kolaborasi yang efektif perlu diterapkan untuk memastikan
keberhasilan implementasi teknologi pendidikan di lembaga-lembaga Islam.
b. Diskusi mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
implementasi.
Implementasi teknologi pendidikan di lembaga pendidikan Islam tidak hanya
melibatkan penerapan alat dan platform digital, tetapi juga bergantung pada
sejumlah faktor krusial yang dapat mempengaruhi keberhasilannya secara

27
Riska Ayu Pramesthi dan Febri Ariyantiningsih, “Pengelolaan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui
Peningkatan Literasi Mahasiswa Dalam Rangka Quality Management of Human Resources Through Student
Literacy Improvement in the Framework of Developing Quality Education Faculty of Economics and Business
Abdu,” Cermin: Jurnal Penelitian 6, no. 2 (2022): 584–593.
28
Khoirun Niswatin dan Husniyatus Salamah Zainiyati, “Implementasi Model SAMR (Substitution,
Augmentation, Modification, Redefinition) di MI Al-Ishlah Glagah Lamongan,” TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam
15, no. 2 (2021): 283–293.
29
M. Taufik;, Mardjan;, dan Tria Susanti, “Child Abuse, Sibling Rivalry, Dan Paparan Media Elektronik
Terhadap Perkembangan Psikososial,” J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) 2, no. 1
(2019): 1–14.
30
H Muhammad Yahya, “Era Industri 4.0 Tantangan dan Peluang Perkembangan Pendidikan Kejuruan
Indonesia,” in Pengukuhan Penerimaan Jabatan Professor Tetap dalam Bidang Ilmu Pendidikan, 2018, 1–25.

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
10

keseluruhan. Diskusi mendalam tentang faktor-faktor ini sangat penting untuk
memahami tantangan dan peluang yang dihadapi dalam mengadopsi teknologi
pendidikan.
Pertama, faktor budaya organisasi memainkan peran sentral dalam keberhasilan
implementasi teknologi pendidikan. Budaya yang terbuka terhadap inovasi dan
perubahan akan memfasilitasi adopsi teknologi dengan lebih lancar. Sebaliknya,
budaya yang konservatif dan resisten terhadap perubahan dapat menghambat
langkah-langkah inovatif dalam mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan Islam.
Oleh karena itu, membangun budaya yang mendukung inovasi dan pengembangan
teknologi menjadi penting.
Kedua, dukungan dari manajemen puncak memainkan peran kunci dalam
menentukan keberhasilan implementasi teknologi pendidikan. Keterlibatan aktif dan
komitmen dari kepala sekolah, dewan pendidikan, atau badan pengelola sangat
diperlukan untuk memberikan arahan strategis, alokasi sumber daya yang memadai,
serta memfasilitasi proses perubahan yang diperlukan. Tanpa dukungan yang kuat
dari manajemen puncak, implementasi teknologi cenderung gagal atau tidak
mencapai potensi penuhnya.
Ketiga, faktor keterampilan dan kompetensi teknologi di antara staf pengajar juga
berdampak signifikan. Pengajar yang terampil dalam menggunakan teknologi dapat
memaksimalkan potensi alat-alat digital untuk meningkatkan pengalaman belajar
siswa. Sebaliknya, kurangnya keterampilan teknologi dapat menghambat efektivitas
pengajaran digital dan mempengaruhi adopsi teknologi secara keseluruhan. Oleh
karena itu, pelatihan yang terus-menerus dan pendekatan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan keterampilan teknologi pengajar menjadi penting.
Keempat, ketersediaan dan aksesibilitas infrastruktur teknologi yang memadai.
Lembaga pendidikan Islam sering kali menghadapi tantangan terkait dengan
ketersediaan akses internet yang stabil, perangkat keras yang memadai seperti
komputer atau tablet, serta platform atau software pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Kurangnya infrastruktur yang memadai dapat menjadi
penghambat utama dalam melaksanakan rencana pengajaran digital dan membatasi
akses siswa terhadap pembelajaran online.
Kelima, pentingnya keterlibatan komunitas dan orang tua juga tidak boleh
diabaikan. Dukungan dari orang tua dan komunitas lokal dapat memperkuat
keberhasilan implementasi teknologi pendidikan dengan memberikan dukungan
moral, partisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan, serta dukungan finansial dalam
pengadaan teknologi. Membangun hubungan yang erat dengan komunitas dan
meningkatkan partisipasi mereka dalam pendidikan akan membantu menciptakan
ekosistem pendidikan yang mendukung.
Keenam, pengelolaan keamanan dan privasi data menjadi faktor krusial dalam
adopsi teknologi pendidikan. Penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran
memerlukan perlindungan data siswa, guru, dan lembaga agar terhindar dari risiko
pelanggaran privasi atau serangan cyber. Penerapan kebijakan keamanan yang ketat,
penggunaan platform yang aman, serta pelatihan terkait keamanan data perlu
diintegrasikan dalam strategi implementasi teknologi pendidikan untuk memastikan
keamanan informasi yang sensitif.

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
11

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini secara holistik, lembaga pendidikan
Islam dapat merancang strategi implementasi teknologi pendidikan yang lebih efektif
dan berkelanjutan. Pengelolaan perubahan, pelatihan intensif, dukungan manajemen
yang kuat, dan keterlibatan komunitas adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang
dihadapi dan memaksimalkan manfaat dari teknologi dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.

Penutup
Implementasi teknologi pendidikan di lembaga pendidikan Islam menunjukkan bahwa
strategi transformasi yang holistik dapat membawa manfaat yang signifikan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Berbagai strategi seperti peningkatan keterampilan
teknologi bagi staf pengajar, integrasi kurikulum berbasis teknologi, dan pengembangan
infrastruktur teknologi telah membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih
interaktif dan fleksibel. Namun, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, resistensi
terhadap perubahan, keterampilan teknologi yang terbatas, dan masalah keuangan tetap
menjadi penghalang utama yang perlu diatasi. Pentingnya dukungan manajemen yang kuat,
budaya organisasi yang mendukung inovasi, serta keterlibatan aktif dari komunitas dan orang
tua menjadi faktor penentu dalam keberhasilan implementasi. Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor ini secara komprehensif dan menerapkan pendekatan yang adaptif, lembaga
pendidikan Islam dapat terus meningkatkan penggunaan teknologi untuk mendukung
pembelajaran yang berkualitas dan inklusif bagi siswa mereka.
Secara strategis, evaluasi berkelanjutan dan penyesuaian terhadap strategi implementasi
teknologi pendidikan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan
peluang yang ada. Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk staf pengajar,
siswa, orang tua, manajemen, dan komunitas, lembaga pendidikan Islam dapat membangun
fondasi yang kokoh untuk transformasi digital. Langkah-langkah seperti pengembangan
sumber daya pembelajaran yang relevan dengan nilai-nilai Islam, penguatan infrastruktur
teknologi, dan peningkatan keterampilan teknologi staf pengajar perlu diperkuat secara
berkelanjutan. Dengan demikian, lembaga pendidikan dapat menjawab tantangan global dan
lokal dalam pendidikan dengan lebih efektif, sambil mempersiapkan generasi mendatang
untuk menghadapi era digital yang terus berkembang.

Daftar Referensi
Abubakar, Lastuti, dan Tri Handayani. “Penguatan Regulasi: Upaya Percepatan Transformasi
Digital Perbankan Di Era Ekonomi Digital.” Jurnal Masalah-Masalah Hukum 51, no. 3
(2022): 259–270.
Afriani, Mefliza Afriani, Hary Soedarto Harjono, dan Rustam Rustam. “Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Menulis Teks Deskripsi.” Jurnal Basicedu 7, no.
1 (2023): 52–61.
Andini, Febrianty Tri, dan Nuri Aslami. “Manajemen Perubahan dalam Prinsip Manajemen
Pendidikan Islam.” Jurnal Ilmu Manajemen, Ekonomi, dan Kewirausahaan 3, no. 2 (2023):
22–34. https://ummaspul.e-journal.id/JKM/article/download/6108/2845.
Ariani, Diana. “Gamifikasi untuk Pembelajaran.” Jurnal Pembelajaran Inovatif 3, no. 2 (2020):
144–149.

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
12

Fidhyallah, Nadya Fadillah, Aditya Pratama, Christian Wiradendi Wolor, dan Susan
Febriantina. “Pengembangan Model Desain Pelatihan Keterampilan Guru Dalam
Mengembangkan Soft Skill Peserta Didik SMK Bidang Keahlian Multimedia.” JKTP: Jurnal
Kajian Teknologi Pendidikan 5, no. 2 (2022): 200–211.
Gultom, Junias Robert, Dadan Sundara, dan Medy Desma Fatwara. “Pembelajaran Hybrid
Learning Model Sebagai Strategi Optimalisasi Sistem Pembelajaran Di Era Pandemi Covid-
19 Pada Perguruan Tinggi Di Jakarta.” Mediastima 28, no. 1 (2022): 11–22.
Hanifa, Yulian Nur, dan Mindaudah Ida. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan
Aplikasi LMS.” Journal of Education Research 3, no. 4 (2023): 167–176.
Iswanto, Juni, dan M. Yusuf. “Optimalisasi Peran Guru Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa
Pandemi Di Kabupaten Nganjuk.” JPMD: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Desa 2, no.
1 (2021): 315–327.
Kariem, Muhammad Qur’anul. “Konsepsi Kebijakan Pemerintah Di Era New Normal.”
TheJournalish: Social and Government 1, no. 1 (2020): 76–80.
Manik, M. Adlin. “Tantangan manajemen pendidikan islam dalam menghadapi era globalisasi.”
Jurnal Ihya’ Al ’Arabiyah 2, no. 1 (2016): 47–62.
Masitoh, Siti. “Blended Learning Berwawasan Literasi Digital Suatu Upaya Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran dan Membangun Generasi Emas 2045.” In Proceedings of the
ICECRS, 1:13–34, 2018.
Muhammad Yahya, H. “Era Industri 4.0 Tantangan dan Peluang Perkembangan Pendidikan
Kejuruan Indonesia.” In Pengukuhan Penerimaan Jabatan Professor Tetap dalam Bidang
Ilmu Pendidikan, 1–25, 2018.
Niswatin, Khoirun, dan Husniyatus Salamah Zainiyati. “Implementasi Model SAMR
(Substitution, Augmentation, Modification, Redefinition) di MI Al-Ishlah Glagah
Lamongan.” TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam 15, no. 2 (2021): 283–293.
Pendidikan, Menteri. “Merdeka Belajar.” Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (2019): 1–
21.
Pramesthi, Riska Ayu, dan Febri Ariyantiningsih. “Pengelolaan Kualitas Sumber Daya Manusia
Melalui Peningkatan Literasi Mahasiswa Dalam Rangka Quality Management of Human
Resources Through Student Literacy Improvement in the Framework of Developing
Quality Education Faculty of Economics and Business Abdu.” Cermin: Jurnal Penelitian 6,
no. 2 (2022): 584–593.
Reflianto, dan Syamsuar. “Pendidikan dan Tantangan Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi di Era Revolusi Industri 4.0.” Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan 6, no. 2 (2018):
1–13.
Ridlo, Saidur. “Pembaharuan Pendidikan Islam Multikulturalis.” Syaikhuna: Jurnal Pendidikan
dan Pranata Islam 11, no. 1 (2020): 79–104.
Rohida, Leni. “Pengaruh Era Revolusi Industri 4.0 terhadap Kompetensi Sumber Daya
Manusia.” Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia 6, no. 1 (2018): 114–136.
Safitri, Syaumi, Ani Cahyadi, dan Husnul Yaqin. “Inovasi dan Difusi Pemanfaatan Teknologi

J I E M
Journal of Islamic Education and Management
Volume 5, Nomor 1, Agustus 2024
e-ISSN: 2622-6161, p-ISSN: 2598-8514



M. Munir, Ita Zumrotus Su’ada
13

Informasi dalam Manajemen Pendidikan Islam.” Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah 7, no. 4 (2023): 1706–1717.
Susyanto, Babara. “Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Digital.” Al-
Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah 6, no. 3 (2022): 692–705.
Taufik;, M., Mardjan;, dan Tria Susanti. “Child Abuse, Sibling Rivalry, Dan Paparan Media
Elektronik Terhadap Perkembangan Psikososial.” J-HESTECH (Journal Of Health
Educational Science And Technology) 2, no. 1 (2019): 1–14.
Thaibah, Bardhatun, Hilmi Mizani, dan Ahmad Juhaidi. “Manajemen Humas di SMA Global
Islamic Boarding School Kabupaten Barito Kuala.” Antasari Journal of Islamic Education 2,
no. 2 (2019): 61 –66.
http://www.ojsps.org/index.php/ajie/article/view/74%0Ahttp://www.ojsps.org/index.
php/ajie/article/download/74/41.
Wahyono, Poncojari, H. Husamah, dan Anton Setia Budi. “Guru profesional di Masa Pandemi
COVID-19: Review Implementasi, Tantangan, dan Solusi Pembelajaran Daring.” Jurnal
Pendidikan Profesi Guru 1, no. 1 (2020): 51–65.
Yanto, Ari, Deri Wanto, dan Murniyanto Murniyanto. “Marketing Dalam Manajemen
Pendidikan Islam: Strategi Peningkatan Minat Masyarakat Terhadap Madrasah diMA
Darussalam Kepahiang.” El-Idare: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 9, no. 1 (2023):
122–133.
Zubaidah, S. “Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui Pembelajaran.”
In Seminar Nasional Pendidikan, 2:1–17, 2016.