e-Jurrnal Sendratasik
Vol.9 No.2, 2020|
9
ISSN 2302 - 3201




KOREOGRAFI TARI INDANG RANDAI DI SANGGAR ALANG BANGKEH
SILAING BAWAH KOTA PADANGPANJANG

Uthi Sonia
Jurusan Sendratasik
FBS Universitas Negeri Padang
e-mail: [email protected]

Herlinda Mansyur
Jurusan Sendratasik
FBS Universitas Negeri Padang
e-mail: [email protected]



Abstract

This study aims to reveal and describe the choreography form of Indang Randai
Dance at Alang Bangkeh Studio, Silaing Bawah, Padang Panjang city. This is a
qualitative research using descriptive method. The main instrument in this study was
the researcher itself and was assisted by supporting instruments such as writing
instruments and cameras. The data used were primary and secondary data. The data
were collected through interview, observation, and documentation. The data analysis
was conducted by collecting the data, reducing the data, presenting the data, and
making conclusions. The results show that Indang Randai dance is a creative dance
whichholds the characteristics of Minangkabau women and rules which exist in
Minangkabau custom. This dance tells about the joy of teenagers in doing activities.
The dance functions as an entertainment dance. Related to the dance elements,
Indang Randai dance choreography consists of 59 dance movements, the upper
design dominantly using low design, the floor design which is dominantly from
straight line developments, the music design, and the dramatic group choreography
design. The dynamics are generally intermediate. The group choreography is
performed simultaneously and balanced. The costumes worn are galembong pants,
bajukurung, tokah, waist bands, and accessories. The dancers use stage make-up.
From all those dance elements, relation to the theme of the daily activities of
teenagers who are happy and enthusiastic in carrying out activities can be made.

Keywords: Choreography, Indang Randai Dance, Alang Bangkeh Studio


A. Pendahuluan
Kebudayaan tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat dan memiliki nilai-nilai dan
norma-norma juga keunikan dan kelebihan tersendiri. Dari masa ke masa kesenian ini mengalami
perkembangan. Perkembangan itu didasarkan oleh pandangan manusia yang dinamis dan aktivitas
manusia dalam mengolah rasa semakin meningkat, mulai dari bentuk sederhana sampai bentuk
yang lebih kompleks di zaman modern ini. Dari kesenian yang hadir di tengah masyarakat di
antaranya terdapat seni tari.
Menurut Soedarsono (1977: 15-16) bahwa materi baku dari tari adalah gerak, maka tidaklah
mengherankan apabila ahli-ahli tari mengemukan pendapat, bahwa tari lahir bersama-sama dengan

e-Jurrnal Sendratasik
Vol.9 No.2, 2020|
10
ISSN 2302 - 3201




lahirnya manusia didunia ini. Karena tari adalah seni, maka walaupun substansi dasarnya adalah
gerak, tetapi gerak-gerak didalam tari itu bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang
telah diberi bentuk ekspresif. Gerak-gerak ekspresif ialah gerak-gerak yang indah, yang bisa
menggetarkan perasaan manusia. Adapun gerak yang indah ialah gerak yang distilir, yang
didalamnya mengandung ritme tertentu. Dengan demikian menurut Soedarsono tari adalah
“ekspresi jiwa manusia yag di wujudkan dalam bentuk gerak yang ritmis dan indah”. Dari
beberapa pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Seni tari pada hakikatnya sama dengan seni-seni yang lain sebagai media ekspresi atau
saranaa komunikasi kepada orang lain. Tari merupakan salah satu warisan kebudayaan yang harus
dikembangkan selaras dengan perkembangan masyarakat. Pekembangan tersebut ditandai dengan
banyaknya bermunculan karya-karya tari baru yang berakar pada tari tradisional yang ada
sebelumnya. Banyak seniman tari Tradisional telah memperoleh pengetahuan baru tentang
penggarapan atau penciptaan tari baru, melalui pengalaman dan lingkungan tempat tinggal mereka.
Seperti di daerah Padangpanjang memiliki kebudayaan yang tak luput dari adat dan istiadat
Minangkabau, juga memiliki kesenian tari maupun kesenian musik.
Kota Padangpanjang adalah salah satu kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Kota
Padangpanjang diresmikan pada tanggal 1 Desember 1790. Kota ini memiliki keragaman kesenian.
Seperti seni musik, seni tari dan masih banyak lagi. Keragaman seni budaya ini dapat memperkaya
pelestarian kesenian di Kota Padangpanjang, di Kota Padangpanjang terdapat beberapa sanggar
yang melestarikan kesenian, baik itu seni tari, seni musik dan sebagainya, salah satunya adalah
Sanggar Alang Bangkeh.
Pengertian sanggar di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat untuk kegiatan
seni (KBBI, 2008.hlm.1261). Dengan kata lain, istilah sanggar dapat diartikan sebagai sebuah
tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekelompok orang untuk
berkegiatan seni seperti seni tari, seni lukis, seni kerajinan atau seni peran. Kegiatan yang ada
dalam sebuah sanggar berupa kegiatan pembelajaran tentang seni, yang meliputi proses dari
pembelajaran, penciptaan, hingga produksi. Semua proses hampir sebagian besar dilakukan di
dalam sanggar (Gusti, 2008.artikel).
Menurut Sedyawati, (1984.hlm.56), sanggar tari merupakan kegiatan yang berpangkal pada
kekelompokkan. Sanggar tari lebih cenderung sebagai persiapan kegiatan professional, sehingga
ada sasaran pementasan di dalam kegiatannya. Sanggar tari adalah suatu organisasi kesenian
sebagai wadah atau tempat kegiatan latihan tari bagi masyarakat (Soedarsono, 1999.hlm.20).
Sanggar Alang Bangkeh adalah salah satu sanggar yang ada di Kota Padangpanjang,
pimpinan sanggar Alang Bangkeh tersebut adalah Gefniwati. Sanggar Alang Bangkeh berdiri pada
9 oktober 1999, di daftarkan izinnya pada tahun 2006, kemudian di keluarkan surat izinnya oleh
pariwisata pada tahun 2010.
Sanggar Alang Bangkeh didirikan atas dasar pengembangan potensi kaum perempuan dan
kaum laki-laki Minangkabau dan juga didirikan sebagai wadah untuk menjalin dan mempererat
hubungan sesama generasi muda, dengan demikian akan mampu terorganisir untuk bersama-sama
berkomitmen menggali dan memelihara kesenian yang dimiliki masyarakat secara keseluruhan
serta dapat melestarikan dan mengembangkan kesenian terutama seni tradisional Minangkabau.
Tujuan dari sanggar seni Alang Bangkeh adalah :
1. Memiliki kegiatan seni yang khas serta dilaksanakan secara rutin
2. Melatih dan membina masyarakat untuk bisa menciptakan kreasi seni yang di peroleh secara
turun-temurun.
3. Mengeluarkan masyarakat dari miskin seni dan menunjukan jati diri bangsa.
4. Lahirnya tenaga-tenaga terampil dan handal di bidang seni.

e-Jurrnal Sendratasik
Vol.9 No.2, 2020|
11
ISSN 2302 - 3201




Beberapa tari yang ada di Sanggar Alang Bangkeh yaitu tari Pasambahan di buat pada tahun
2010, tari Galuik Galombang yang dibuat pada tahun 2010, tari Alang Tabang Maraok di buat
pada tahun 2016, tari Indang Randai di buat pada tahun 2017 koreografer semua tari adalah
Geronimo Ebusca Erzon dan Gefniwati. Geronimo Ebusca Erzon lahir di Pandai Sikek
Padangpanjang 5 Desember 1984, beliau tamatan sarjana koreografer/penciptaan di Institut Seni
Indonesia Padangpanjang, sedangkan Gefniwati lahir di Padangpanjang pada 21 Agustus 1963,
beliau juga tamatan sarjana koreografer/penciptaan di Institut Seni Indonesia Padangpanjang.
Pada kesempatan kali ini peneliti mengkaji sebuah tari yang merupakan tari garapan baru
yang ada di Sanggar Alang Bangkeh yaitu tari Indang Randai. Peneliti tertarik untuk meneliti tari
Indang Randai dari beberapa tari yang ada diSanggar Alang Bangkeh, tari Indang Randai
merupakan tari kreasi yang dilihat peneliti dari ilmu koreografinya memiliki elemen-elemen tari
diantaranya gerak, desain lantai, desain atas, musik, desain dramatik, tema, koreografi kelompok.
Tari Indang Randai merupakan tari yang pertama kali diutus tampil di luar negeri, karena
sering tampil diluar Provinsi Sumatera Barat maka peneliti melihat dari ilmu koreografi sejauh
mana koreografer mengaplikasikan ilmu koreografi ke dalam tari Indang Randai, setelah peneliti
mengamati keunikan dari tari Indang Randai adalah gerak yang cepat dimanis dan agresif
membuat tari Indang Randai meriah dan biasanya randai memukul galembong sebagai ciri
khasnya, tetapi tari Indang Randai memukul indang dengan bunyi yang dihasilkan beraturan
sehingga membuat tari Indang Randai berbeda dari tari lainnya di Sanggar Alang Bangkeh. Penari
yang enerjik sangat menikmati bunyi indang dalam menari sehingga menyatu dengan musik yang
menggunakan properti indang, begitupun pukulan indang penari dan musik begitu searah, sehingga
tarian ini di nikmati penontonnya.
Pada observasi awal menurut Getniwati, selaku pimpinan sanggar Alang Bangkeh dan
koreografer tari Indang Randai (wawancara 10 Maret 2020) bahwa tari Indang Randai diciptakan
pada bulan Agustus 2017 oleh Gerenimo Ebusca Erzon dan Gefniwati, pada saat itu Dinas
pariwisata menginginkan sanggar Alang Bangkeh untuk tampil di Malaysia dengan membawa
tarian dan pertunjukan teater, dari situlah kedua koreografer membuat tari dalam waktu satu bulan,
tarian yang terispirasi dari gerak elang yang mengepak sayap sesuai dengan lambang dan simbol
sanggar Alang Bangkeh, begitu juga tidak meninggalkan ciri khas perempuan Minangkabau serta
aturan yang berlaku di Minangkabau, awalnya tarian ini memang sudah ada pada saat tampil di
malaysia, tetapi di perbaiki lagi menggunakan ilmu korografi dari koreografer agar tarian ini lebih
terlihat keindahannya.
Koreografi adalah istilah baru dalam khasanah tari di negeri kita. Istilah itu berasal dari
bahasa Inggris choreography. Asal katanya dari dua patah kata Yunani, yaitu choreia yang artinya
„tari bersama‟ atau „koor‟, dan graphia yang artinya „penulisan‟. Jadi, secara harfiah, koreografi
berarti „penulisan dari sebuah tarian kelompok‟. Akan tetapi, dalam dunia tari dewasa ini,
koreografi lebih diartikan sebagai pengetahuan penyusunan tari atau hasil susunan tari, sedangkan
seniman atau penyusunannya dikenal dengan nama koreografer, yang dalam bahasa kita sekarang
dikenal sebagai penata tari (Sal Murgiyanto 1983: 3-4).
Koreografi adalah proses pemilihan dan pengaturan gerakan-gerakan menjadi sebuah tarian,
dan didalamnya terdapat laku kreatif. Kreativitas telah sejak lama menjadi pembicaraan para ahli,
tetapi pada masa lalu kreativitas itu sering dihubungkan dengan hal-hal yang mistik dan religius,
kecakapan yang intuitif, anugerah dari Tuhan yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu atau
sebagai kecenderungan yang turun temurun. Kreativitas terjadi didalam kesenian, tetapi bukan
monopoli kesenian semata-mata. Artinya, salah satu aspek kreativitas dapat dilihat pada karya-
karya seni. Beberapa sifat yang dapat disebutkan dari orang-orang yang kreatif adalah peka

e-Jurrnal Sendratasik
Vol.9 No.2, 2020|
12
ISSN 2302 - 3201




terhadap lingkungan, selalu tanggap terhadap rangsangan sensoris, merupakan pengamat yang
teliti, sadar, dan penuh rasa ingin tahu (Sal Murgiyanto 1983: 10).
Selanjutnya pengertian koreografi menurut Sal Murgiyanto (1983: 17) adalah proses
pemilihan dan pengetahuan gerak-gerak menjadi sebuah tarian. Untuk itu, dibutuhkan kreativitas,
yaitu kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau ide-ide baru yang
sebelumnya tidak dikenal oleh penyusunnya sendiri.
Menurut Soedarsono (1977: 40) menyatakan bahwa pengetahuan komposisi tari yang juga
lazim disebut pengetahuan koreografi adalah pengetahuan yang harus diketahui oleh seorang
koreografer dari sejak menggarap gerak-gerak tari sampai kepada kepada pengetahuan tata cara
menyiapkannya pada satu program pertunjukan.
Dilihat dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan koreografi adalah proses
penataan atau pemilihan gerak menjadi sebuah tarian. Tetapi pada penelitian ini penulis memakai
teori Soedarsono. Dimana pada teori Soedarsono ini memiliki elemen-elemen komposisi tari.
Tari Indang Randai ditarikan oleh penari perempuan dan penari laki-laki, karena tari
menceritakan tentang kegembiraan anak remaja dalam masyarakat saling kerja sama bahu
membahu duduak samo randah tagak samo tinggi dan juga se iya se kata dalam menjalankan
aktivitas, begitupun dilihat dari gerak yang enerjik bermaknakan bagi perempuan Minangkabau
yang mandiri, gigih semangat dan tidak pemalas begitu juga fungsi tari ini sebagai seni
pertunjukan hiburan yang di dalamnya juga menyampaikan pesan.
Tari Indang Randai ditampilkan pertama kali di Malaysia 2017, tetapi belum terlalu banyak
menggunakan gerak randai yang menjadi ciri khas dari tarian tersebut, adanya perbaikan tersebut
lebih meninjau ke arah koreografi tari Indang Randai. Kemudian tarian ini ditampilkan lagi pada
bulan September 2017 di Jerman, dimulai dengan latihan dari bulan Agustus sehingga terciptalah
tari Indang Randai dengan versi baru sampai sekarang menggunakan gerak Randai sesuai dengan
keinginan koreografer yang lebih melihat tarian ini dari segi koreografinya..
Tari Indang Randai pun ditampilkan pada acara pesta perkawinan, penyambutan wali kota
dan tokoh masyarakat, event luar negeri, dan berbagai acara lainnya, dan sudah ditampilkan di luar
negeri seperti Malaysia pada Maret 2017, di Jerman pada bulan September 2017, dan di dalam
negeri juga seperti di Jakarta (Taman Mini) pada bulan Desember 2017, dilihat dari aspeknya
sering tampil dan digunakan dalam masyarakat. Seperti:
1. Upacara penyambutan wali kota dan tokoh masyarakat.
2. Disajikan pada upacara peresmian pernikahan
3. Penampilan Expo dan event.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk membuat gambaran
secara sistematis mengenai hubungan antara fenomena dengan objek yang diselidiki, dan hasilnya
tidak dinyatakan dalam bentuk angka. Selain itu, penelitian kualitatif adalah penelitian pada latar
alamiah. Artinya data penelitian bersifat alamiah dari objek penelitian. (Sugiyono, 2011:15).
Objek penelitian adalah tari Indang Randai yang bertempat di Sanggar Alang Bangkeh
Silaing Bawah Kota Padangpanjang. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai
intrumen kunci. Selain peneliti sebagai instrumen kunci, instrumen lain sebagai pendukung yaitu
alat pencatat, alat perekam dan alat audio visual lainnya seperti: handphone, kamera digital. Jenis
data menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara, observasi, dokumentasi dan pustaka. Langkah-langkah untuk menganalisis data
adalah pengumpulan data, reduksi data, Penyajian data dan penarikan kesimpulan

C. Hasil dan Pembahasan

e-Jurrnal Sendratasik
Vol.9 No.2, 2020|
13
ISSN 2302 - 3201




1. Lokasi Sanggar dan Sejarah Sanggar Alang Bangkeh
Salah satu sanggar yang ada di kota Padangpanjang adalah sanggar Alang Bangkeh
terletak di Jl. Sutan Syahrir No. 17 RT 07 Kel. Silaing Bawah Kota Padangpanjang. Sebuah
wadah yang menyalurkan bakat seni dan melestariakan serta mengembangkan kesenian
Minangkabau didirikan pada tanggal 19 oktober 1999 oleh Gefniwati dan juga sebagai
pimpinan sanggar.
Sanggar Alang Bangkeh merupakan perkumpulan pemuda yang menyenangi kegiatan
seni budaya terutama seni budaya Minangkabau. Pada awalnya sanggar ini bernama sanggar
Jalo Suto. Karena ada pergantian sistem keorganisasian dan beberapa hal lain sehingga pada
berganti nama menjadi Sanggar Alang Bangkeh.
Sanggar Alang Bangkeh merupakan lembaga kesenian yang bergerak dibidang seni.
Dalam perkembangannya diharapkan lembaga mampu melakukan eksplorasi dan aktivitas
yang progresif dan sifatnya inovatif demi kepentingan internal lembaga dan masyarakat
sekitarnya . maka dari itu kerjasama dengan masyarakat telah memberikan kekuatan dan
dinamika dalam kelembagaan ini. Kedepannya diharapkan peran lembaga ini dalam
menghimpun kreativitas, bakat dan minat masyarakat, khususnya generasi muda dapat
menorehkan nilai-nilai yang positif. Oleh karena itu, lembaga ini diharapkan mampu
meningkatkan diri baik dari segi kelembagaannya, maupun dari segi sumber daya manusia.
2. Asal Usul Tari Indang Randai
Tari Indang Randai diciptakan pada bulan Agustus 2017 oleh Gerenimo Ebusca Erzon
dan Gefniwati, pada saat itu Dinas pariwisata menginginkan sanggar Alang Bangkeh untuk
tampil di Malaysia dengan membawa tarian dan pertunjukan teater, dari situlah kedua
koreografer membuat tari dalam waktu satu bulan, tarian yang terispirasi dari gerak elang
yang mengepak sayap sesuai dengan lambang dan simbol sanggar Alang Bangkeh, begitu juga
tidak meninggalkan ciri khas perempuan Minangkabau serta aturan yang berlaku di
Minangkabau, awalnya tarian ini memang sudah ada pada saat tampil di malaysia, tetapi di
perbaiki lagi untuk tampil di jerman menggunakan ilmu korografi dari koreografer agar tarian
ini lebih terlihat keindahannya. Sampai saat ini tari Indang Randai yang sudah di perbaiki itu
menjadi tarian Indang Randai yang sesungguhnya.
Tari Indang Randai ditarikan oleh penari perempuan dan penari laki-laki, karena tari
menceritakan tentang kegembiraan anak remaja dalam masyarakat saling kerja sama bahu
membahu duduak samo randah tagak samo tinggi dan juga se iya se kata dalam menjalankan
aktivitas, begitupun dilihat dari gerak yang enerjik bermaknakan bagi perempuan
Minangkabau yang mandiri, gigih semangat dan tidak pemalas begitu juga fungsi tari ini
sebagai seni pertunjukan hiburan yang di dalamnya juga menyampaikan pesan.
3. Koreografi Tari Indang Randai
Proses penggarapan merupakan cara kerja seorang koreografer dalam membuat sebuah
tari. Disini akan terlihat bagaimana seorang koreografer melakukan proses pembuatan tari dari
awal sampai menjadi sebuah tarian yang utuh.
Tari Indang Randai ini diciptakan oleh Geronimo Ebusca Erzon. Koreografer
menggarap tari Indang Randai ini terinspirasi Gefniwati yang melihat elang mengepak
sayapnya, dan mengambil gerak randai sebagai dasar mengembangkan gerak.
Tari Indang Randai adalah tari kreasi yang berakar pada tari Randai. Tari ini hanya
ditarikan oleh penari perempuan dan penari laki-laki, karena tari ini menceritakan
kegembiraan anak remaja yang se iya sekata dalam menjalankan aktivitas.
Pola garapan yang dibuat oleh Geronimo Ebusca Erzon adalah pola garapan tunggal,
tetapi bisa dilakukan secara berkelompok. Yang artinya setiap penari melakukan gerak yang

e-Jurrnal Sendratasik
Vol.9 No.2, 2020|
14
ISSN 2302 - 3201




sama satu sama lain. Dalam proses pembuatan gerak Geronimo Ebusca Erzon juga dibantu
pimpinan sanggar yang bernama Gefniwati. Setelah gerakannya selesai digarap, kemudian
diajarkan gerakan kepada penari.
Selain menggarap gerakannya, Geronimo Ebusca Erzon dan Gefniwati juga menggarap
musik pengiring pada tari tersebut. Dimana pada tari Indang Randai ini menggunakan musik
live saat latihan ketika tampil mereka membawa musik rekaman hasil latihan itu. Untuk
kostum pada tari ini koreografer menggunakan kostum randai ditambah dengan aksesoris
lainnya, seperti hiasan kepala sunting tanduk, baju kurung basibah, terlihat sopan dan bagi
perempuan tidak menghilangkan budaya perempuan Minangkabau.
4. Pembahasan
Tari Indang Randai merupakan tari garapan baru yang menggunakan ilmu koreografi
dalam penggarapannya. Menurut Soedarsono (1986 : 103), pengetahuan komposisi tari yang
lazim disebut penegtahuan koreografi, adalah pengetahuan yang harus diketahui oleh seorang
koreografi dari sejak menggarap gerak-gerak tari sampai kepada pengetahuan tata cara
menyiapkannya pada satu program pertunjukan. Adapun aspek-aspek koreografi yang terdapat
pada tari Indang Randai adalah gerak tari, desain lantai, desain atas, desain musik, desain
dramatik, dinamika, komposisi kelompok, tema, perlengkapan-perlengkapan seperti kostum
dan rias, tempat pertujukan. Semua aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Gerak pada tari Indang Randai antara lain gerak murni. Gerak Tari Indang Randai gerak
murni ialah gerak indang duduk dan gerak indang berdiri. Didalam gerak tari Indang Randai
menggambarkan kegembiraan dan semangat anak remaja. Diawali dengan ketenangan hati
perempuan dan laki-laki terlihat juga pada desain yang digunakan pada desain lantai yang
berupa pola lantai garis lurus . Kemudian pada klimaks tarian juga terlihat pola lantai
lingkaran yang memberi kesan kegembiraan terhadap penari perempuan dan penari laki-laki
yang se iya sekata dalam menjalankan aktivitas. Tidak hanya pola lantai itu saja yang tampak,
tetapi pola lantai garis lurus memberi kesan kesederhanaan tetapi kuat, kuat dalam bentuk rasa
gembira dan senang dalam melakukan gerakan demi gerakannya. Selanjutnya desain atas yang
tampak pada tari Indang Randai antara lain, desain bersudut, desain rendah, desain kontras dan
desain datar.
Desain atas yang paling dominan terlihat pada tari Indang Randai adalah desain bersudut
dan desain datar, desain rendah dan desain horizontal, yang juga memberi kesan kegembiraan
dan penuh kekuatan, kekuatan yang berarti memiliki semangat dan antusias dalam melakukan
setiap gerakannya. Musik yang digunakan ialah musik eksternal, musik eksternal ialah alat-
alat musik yang dimainkan oleh pemusik laki-laki, alat-alat tersebut terdiri dari indang kecil,
saluang, talempong, dan darbuka . Fungsi musik pada tari Indang Randai sebagai pengatur
tempo dalam gerakan penari, membentuk suasana pada tari, sebagai gaya dan bentuk dari ciri
khas gaya musik daerah Kota PadangPanjang, dan juga sebagai inspirasi bagi penari dalam
melakukan gerak. Musik tari Indang Randai juga memperlihatkan kegembiraan disetiap
alunan musiknya.
Desain dramatik pada tari Indang Randai hanya menggunakan satu puncak saja yang
disebut dengan kerucut tunggal. Itu terjadi pada saat klimaks penari melakukan gerak indang
berdiri, dalam suasana gembira dan didukung oleh suasana yang ada pada musiknya.
Dinamika pada tari Indang Randai secara umumnya sedang karena pada setiap gerakan
melakukan tempo dan unsur-unsur tari yang sedang.
Koreografi kelompok yang dilakukan serempak dan berimbang. Ini juga memperkuat
gerak, desain lantai dan desain atas yang dilakukan. Untuk kostum yang dipakai berunsur dari
pakaian adat Minangkabau yang sudah dimodifikasikan, diantaranya baju kurung, celana

e-Jurrnal Sendratasik
Vol.9 No.2, 2020|
15
ISSN 2302 - 3201




galembong, tokah, dan bando pinggang, dan aksesoris. Pada kostum tari Indang Randai warna
yang dominan ialah merah dan hijau. Merah dipakai untuk penari perempuan dan hijau
dipakai penari lelaki. Untuk tata rias tari Indang Randai menggunakan rias panggung cantik.
Dan tempat pertunjukan tari Indang Randai di gedung pertunjukan Kota Padangpanjang. Dan
semua elemen-elemen tari yang ada pada tari Indang Randai diatas dapat kita kait kan pada
tema yang diambil dari aktifitas sehari-hari kaum muda mudi yang bergembira dan semangat
dalam melakukan aktivitas.
D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, Tari Indang Randai merupakan tari kreasi yang berasal dari
Sanggar Alang Bangkeh Silaing Bawah Kota Padangpanjang. Maka dapat disimpulkan bahwa Tari
Indang Randai merupakan tari menceritakan tentang kegembiraan anak remaja dalam
melaksanakan aktivitas.
Tari ini berfungsi sebagai tari hiburan. Tari Indang Randai ditampilkan untuk menyambut
tamu-tamu maupun pada acara kepemerintahan. Koreografer menggarap tari Indang Randai ini
terinspirasi dari elang yang mengepak sayapnya. Tari Indang Randai adalah tari kreasi yang
berakar pada tari Randai.
Tari Indang Randai mempunyai elemen-elemen koreografi tari. Adapun elemen-elemen
koreografi yang terdapat pada tari Indang Randai adalah gerak tari, desain lantai, desain atas,
desain musik, desain dramatik, koreografi kelompok, tema, rias dan kostum. Dan makna yang
terkandung dalam tari Indang Randai adalah saling kerja sama bahu membahu duduak samo
randah tagak samo tinggi dan juga se iya se kata dalam menjalankan aktivitas, begitupun dilihat
dari gerak yang enerjik bermaknakan bagi perempuan Minangkabau yang mandiri, gigih semangat
dan tidak pemalas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa saran yang peneliti
sampaikan yaitu : 1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pinjakan bagi insan akademik
untuk melihat sejauh mana pendekatan koreografi dalam tari Kreasi seperti tari Indang Randai, 2)
Penelitian ini disarankan untuk dapat menjadi rujukan bagi pembelajaran Koreografi dan
pembelajaran Tari Daerah Setempat disekolah atau penguruan tinggi seni, dimana kajian
Koreografi ini akan dapat membantu menjelaskan tentang persoalan koreografi dalam Tari Kreasi
atau Tari Daerah Setempat, 3) Penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai rujukan data
bagi para peneliti lanjutan, baik para peneliti tari dari aspek koreografi maupun dari aspek teknik
dan aspek bentuk penyajian tari.

Daftar Rujukan

La Meri.1986. Elemen-elemen Dasar Komposisi Tari. Terjemahan Soedarsono.
Yogyakarta:Lagaligo untuk Fakultas Kesenian ISI Yogyakarta.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT Remaja
Rosdakarya Offset.

Sal Murgianto.1983. Koreografi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Setiawati, Rahmida. 2008.Seni Tari Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.
Soedarsono, 1977. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta. Lagaligo.

e-Jurrnal Sendratasik
Vol.9 No.2, 2020|
16
ISSN 2302 - 3201




Soedarsono.terj.1986. Elemen-elemen Dasar komposisi tari. Lagaligo Fakultas Kesenian ISI
Yogyakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta