PERANAN KOMUNIKASI ORGANISASI PADA UNIT TATA KELOLA
DESTINASI WISATA BUNAKEN DALAM PENGEMBANGAN
KAWASAN TAMAN LAUT NASIONAL BUNAKEN
Oleh :
Louis Borneo Bangun
Debby Kawengian
Lingkan Tulung
email : [email protected]

Abstrak
Perkembangan dalam dunia pariwisata yang ada di Sulawesi Utara khususnya Kawasan
Taman Laut Nasional Bunaken tentu membawa beberapa dampak yang baik maupun
buruk kepada masyarakat dan juga alam sekitarnya. Kawasa n Taman Laut Nasional
Bunaken yang menjadi perhatian dari dari pemerintah pusat karena menjadi salah satu
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Pemerintah pusat melalui organisasi yang
bernama Tata Kelola Destinasi Wisata Bunaken atau yang lebih sering disebut sebagai
Destination Management Organization Bunaken bertugas untuk menjalankan fungsi
organisasi dalam melakukan koordinasi lintas instansi dan masyarakat. Seiring
berjalannya waktu, organisasi ini juga menghadapi masalah-masalah komunikasi
organisasi di dalamnya. Sedangkan organisasi ini diharuskan mampu untuk
berkomunikasi dengan berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait melalui
komunikator yang ada. Sehingga informasi-informasi yang di dapat harus sesegera
mungkin dapat disampaikan kepada seluruh anggotanya agar instansi terkait tersebut
mengetahui informasi dan langsung menindaklanjuti untuk pengembangan kawasan
Taman Laut Nasional Bunaken. Tidak jarang juga dalam proses penyaluran pesan
terdapat hambatan-hambatan yang terjadi. Peranan dari komunikator-komunikator di
dalam organisasi inilah yang harus menjalankan tugasnya dibantu dengan anggota
lainnya agar informasi dapat disampaikan dengan baik. Tentunya diperlukan peranan dari
komunikasi organisasi sebagai objek melalui komponen- komponennya agar semua orang
di dalam organisasi dapat menjalankan peranannya masing-masing sebagai komunikator
untuk menyalurkan informasi-informasi keorganisasian. Sehingga kedepannya nanti
ketika komunikasi organisasi berjalan dengan baik di DMO Bunaken, diharapkan dapat
menjalankan fungsi organisasinya dengan baik dan diharapkan dapat membawa
perkembangan terhadap Kawasan Taman Laut Nasional Bunaken.
Kata kunci : peranan, komunikasi, organisasi

Pendahuluan
Sulawesi Utara terkenal dengan keindahan alamnya di Indonesia maupun di
dunia internasional. Dapat dilihat dari Bunaken yang termasuk dalam Kawasan Taman
Laut Nasional, menjadikannya sebagai destinasi wisata yang mendunia. Keindahan
Taman Laut Nasional Bunaken yang menjadi maskot pariwisata di Sulawesi Utara
memberikan dampak positif bagi lokasi wisata di sekitarnya. Keindahan alam yang
dimiliki kawasan Taman Laut Nasional Bunaken mampu menarik para wisatawan untuk
mengunjungi serta merasakan beraneka ragam budaya yang dimiliki oleh Sulawesi Utara.
Keindahan alam di kawasan ini tentunya menarik minat bagi wisatawan untuk
berkunjung ke Kawasan Taman Laut Nasional Bunaken. Bertambahnya wisatawan yang
berkunjung ke Bunaken tentunya memerlukan penanganan serta pengaturan yang baik.
Sehingga dalam pengaturanmya dikelola oleh organisasi terkait seperti pemerintah daerah
Sulawesi Utara beserta Tata Kelola Destinasi Wisata Bunaken atau lebih dikenal dengan
Destination Management Organization Bunaken dari pemerintah pusat untuk mencapai
tujuan bersama.
Kawasan Taman Laut Nasional Bunaken secara administrativ masuk dalam
wilayah pemerintah provinsi dan kabupaten. Hal ini menunjukkan kurang efektifnya
pengaturan karena tumpang tindih program kerja di masing- masing daerah serta instansi
terkait. Tumpang tindihnya program kerja ini dapat menimbulkan miscommunication
yang mempengaruhi Kawasan Taman Laut Nasional Bunaken. Penanganan ataupun
program kerja yang telah disiapkan oleh pemerintah maupun instansi terkait akhirnya
kurang efektif dalam pelaksanaanya. Salah satu contoh masalah yaitu ketika kedua
instansi berbeda wilayah administrativ memiliki program yang sama namun tidak dapat
berkoordinasi satu dengan lainya, sehingga pendataan tentang keadaan kawasan tidak
diketahui secara pasti karena perbedaan informasi yang diterima. Hal lain yang sering
terjadi juga adalah mengenai ruang lingkup kerja masing-masing instansi yang saling
bersinggungan dan kesenjangan Sumber Daya Manusia yang kurang memadai sehingga
koordinasi lintas instansi maupun unit kerja tidak maksimal.
Timbulnya masalah tersebut mempengaruhi kinerja instansi pemerintahan
menjadi kurang efektif. Maka dari itu pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian
Pariwisata membentuk DMO (Destination Management Organization) Bunaken untuk
menindaklanjuti masalah ini. DMO Bunaken sendiri merupakan unit kerja yang
menjalankan fungsi organisasi untuk legitimasi, manajemen dan penguatan peran aktif
masyarakat.
Destination Management Organization Bunaken sendiri bertempat di Dinas
Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara. Berlokasi dalam satu gedung yang sama dengan
Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara diharapkan dapat membantu koordinasi lintas
instansi. Selain itu, dengan mengambil posisi kantor yang berada di pusat kota dapat
membantu aksebilitas dalam pelaksanaan tugas organisasi. Tugas DMO dalam

pelaksanaan fungsi melalui unit-unit kerja di dalamnya terbatasi oleh letak geografis dan
kondisi karena beranggotakan berasal dari lintas 4 elemen kemasyarakatan.
Berdasarkan keadaan yang dihadapi oleh organiasai Destination Management
Organization Bunaken seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa masalah komunikasi
terjadi ketika informasi diterima dan diteruskan oleh satu unit ke unit lainnya tidak
tersalurkan dengan baik. Selain itu juga informasi yang diterima tidak efektif karena
situasi dan kondisi yang tidak kondusif. Keterbatasan wilayah juga menjadi pemicu
munculnya masalah komunikasi yang dihadapi oleh organisasi. Ketika pesan masuk
namun mengalami distorsi pesan seperti jaringan signal telekomunikasi, wilayah tempuh
untuk berbagi informasi dengan anggota lainnya jauh serta kondisi jalan yang macet
sehingga informasi menjadi tidak jelas.
Masalah ini terjadi karena disebabkan oleh kurangnya Sumber Daya Manusia
yang sesuai standar, latar belakang pendidikan yang tidak rata, pengalaman yang berbeda,
serta situasi dan kondisi dalam menjalankan tugas di masing-masing unit kerja Tata
Kelola Destinasi Bunaken. Hal ini menyebabkan distorsi atau gangguan pesan ketika
akan diterima di satuan unit kerja dan akan diteruskan ke unit kerja lainnya. Sering kali
terjadi dalam sistim komunikasi keorganisasi, pesan yang akan disampaikan tidak sampai
karena kurangnya pengertian dan pemahaman akan komunikasi organisasi mengenai
peran dan tugas setiap unitnya. Oleh karena itu dengan perbedaan pengalaman,
pendidikan, situasi dan kondisi lingkungan pekerjaan harus diatasi dengan memahami
serta menjalankan komunikasi organisasi dengan baik.
Adapun strategi organisasi yang dilakukan untuk menghadapai masalah yang
terjadi di Kawasan Taman Laut Nasional Bunaken yaitu Design Strategi Rencana Aksi
(DSRA). Desin Strategi Rencana Aksi merupakan acuan bagi DMO Bunaken untuk
menjalankan strategi-strateginya. Melalui DSRA ini, diharapkan pekerjaan yang
dilakukan setiap unitnya dapat tercapai maksimal, dengan bantuan akan pemahaman
komunikasi organisasi. Sehingga setiap strategi yang ingin dijalankan, secara tersusun
dilaksanakan berdasarkan teori komuikasi organisasi.
Permasalahan yang dihadapi DMO Bunaken mengharuskan organisasi ini untuk
berbenah secara internal untuk menghindari miscommunication yang dapat berakibat
fatal. Misscommunication terjadi cukup unik, karena melibatkan berbagai elemen
masyarakat serta umur. Perbedaan antara anggota di setiap unit tentu akan mempengaruhi
kinerja setiap anggotanya. Permasalahan komunikasi yang terjadi di dalam unit kerja Tata
Kelola Destinasi Wisata Bunaken (DMO) cukup menarik untuk diteliti. Disadari bahwa
manusia adalah mahkluk social yang perlu bersosialisasi, manusia juga perlu upaya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja. Sedangkan dalam pekerjaan
manusia secara tidak langsung akan berinteraksi dengan organisasi. Namun secara tidak
sadar, manusia yang secara psikologis dan bioogis berbeda- beda, sehingga dapat
mempengaruhi cara manusia untuk berkomunikasi terhadap satu dengan yang lainnya.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah dalamorganisasi ini diperlukan pemahaman
komunikasi organisasi yang baik agar tujuan dari organisasi tersebut dapat berjalan
dengan baik dan tercapai.

Tinjauan Pustaka
Pengertian Peranan
Peranan dalam bukunya Soejono Soekanto yang berjudul sosiologi suatu
pengantar (2012:212), menjelaskan pengertian peranan merupakan aspek dinamis
kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dan peranan
adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah- pisahkan
karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.
Sedangkan menurut Katz dan Kahn (dalam Mifta Thoha, 2002) peranan adalah
serangkaian perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang yang ingin ditentikan
oleh karakteristik pribadi seseorang, pengertian seseorang tentang apa yang diharapkan
orang lain kepadanya dan kemaunnya untuk mentaati yang telah menetapkan
pengharapan tadi.
Menurut Soejono Soekanto (2012:213) peranan mencakup dalam tiga hal yaitu :
1. peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan- peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan. Norma-norma tersebut secara sosial dikenal ada empat meliputi:
a. cara (usage): lebih menonjol di dalam hubungan antarindividu dalam
masyarakat. Suatu penyimpangan terhadapnya tak akan mengakibatkan
hukuman yang berat, akan tetapi hanya sekedar celaan dari individu yang
dihubunginya.
b. Kebiasaan (folkways): sebagai perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk
yang sama merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan
tersebut.
c. Tata kelakuan (mores): merupakan cerminan sifat-sifat yang hidup dari
kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar
maupun tidak sadar, oleh masyarakat terhadap anggota- anggotanya.
d. Adat istiadat (custom): merupakan tata kelakuan yang kekal seta kuat
integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat meningkatkan
kekuatan mengikatnya menjadi custom atau adat istiadat. Soejono Sokanto
(2012:174)
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur social masyarakat.

Pengertian Peran
Menurut Friedman M. (1998- 286) peran adalah serangkaian perilaku yang
dihatapkan pada seseorang sesuai dengan posisi social yang diberikan baik secara formal
maupun secata informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran
yang menerangkan apa yang individu- individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu
agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain
menyangkut peran- peran tersebut.
Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti pemain
sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat tingkah yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.
Menurut Abu Ahmadi (1982) peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia
terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dcalam situasi tertentu yang
berdasarkan status dan fungsi sosialnya.
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Communication yang berasal
dari kata Latin, Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendi, 1999: 9). Sama makna berarti
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian
pesan dan orang yang menerima pesan baik verbal dan non verbal. (dalam Ruliana,
Komunikasi Organisasi. 2014: 2).
Definisi Hovland, Janis dan Keley dikemukakan oleh Forsdale (1981)
komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk
verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap
komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.
Definisi Louis Forsdale (1981) ahli komunikasi dan pendidikan. Komunikasi
adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini
suatu system dapat didirikan, dipelihara, dan dirubah. Kata signal maksudnya adalah
signal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu.
Definisi Brent D, Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi
manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut : komunikasi manusia adalah suatu
proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi
dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan infromasi untuk
mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.
Definisi William J. Seiler (1988) dengan komunikasi yang lebih bersifat
universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan

non verbal dikirimkan, diterima dan diberi arti. Sedangkan menurut Arni Muhammad
dalam bukunya Komunikasi Organisasi (2009: 2- 5) adalah pertukaran pesan verbal
maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah
laku.
Pengertian Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin Organizare , yang secara harafiah
berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainya saling bergantung. Everet M.
Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi
sebagai suatu system yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas . Robert Bonnington dalam
bukunya Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisai sebagai
sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia
melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang (Romli, Komuniksi
Organisasi Lengkap. 2011 : 1)
Menurut Ernest Dale dalam Subkhi (Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi,
2013: 3) organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan,
pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari orang-
orang dalam suatu kerja kelompok.
Pengertian organisasi menurutHerbert Simon (1957) (dikutip oleh Tom D.
Daniels, Barry K Spiker dan Michael J. Papa, 1997) sebuah organisasi adalah kelompok
dari beberapa kelompok. Dia juga mengatakan bahwa sebuah organisasi bagaikan sebuah
sistem yang terdiri atas sub-sub sistem.
Pengertian Komunikasi Organisasi
Pengertian komunikasi organisasi menurut R. Wayne Pace dan Don F. Faules
yang dialih bahasakan Oleh Mulyana (2001: 31- 32) mengemukakan definisi fungsional
komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit–unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu, dengan kata lain terdiri
dari unit–unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan. Goldhaber (1993: 14- 15) mengemukakan komunikasi
organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh dan
lingkungannya, baik internal (disebut budaya) dan eksternal.
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan
dalam suatu jaringan hubungan yang salung tergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pastu atau selalu berubah- ubah. Menurut Wiryanto (dalam
Komunikasi Organisasi, 2011) Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi.

Sedangkan menurut Reed H.Blake & Edwin O. Haroldsen ( 2009: 32)
mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah sebuah bentuk komunikasi
antarpribadi, tetapi cirinya merupakan bidang yang sedemikian rupa bersifat khas &
signifikan. Jadi ringkasnya komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam
batas-batas yang jelas dan berkenaan dengan pencapaian tujuan organisasinya.

Unsur Komunikasi dalam Organisasi
Proses komunikasi (Koontz & Weihrich dalam Ulbert Silalahi, 1996) memiliki
unsur-unsur di dalamnya antara lain :
1. Komunikator :adalah orang yang menyampaikan pesan, dalam sebuah
organisasi. Komunikator haruslah seseorang yang memiliki gagasan,
maksud, informasi dan tujuan berkomunikasi. Bias seorang atasan maupun
bawahan.
2. Penyandian (encoding) : setelah ada komunikator, harus ada penyandian
yang menerjemahkan gagasan komunikator menjadi serangkaian tanda yang
sistematis, menjadi bahasa yang mengungkapkan tujuan komunikator.
Dengan demikian, fungsi penyandian adalah menyediakan bentuk tertentu
agar gagasan dan tujuan dapat diungkapkan sebagai sebuah pesan.
3. Pesan (message) : pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si
penerima. Pesan dapat berupa verbal maupun non verbal. Pesan adalah hal-
hal yang diharapkan komunikator untuk disampaikan kepada penerima yang
diinginkan. Bentuk pesan yang disampaikan tergantung pada perantara yang
dipakai untuk menyampaikan pesan.
4. Penguraian sandi (decoding) : penguraian sandi adalah istilah teknis bagi
proses pemikiran penerima pesan. Para penerima pesan menafsirkan
(menguraikan sandi) pesan sesuai dengan pengalaman dan kerangka acuan
mereka.
5. Komunikan (receiver) : merupakan penerima pesan yang menganalisis dan
menginterpetasikan isi pesan yang diterimanya.
6. Feedback : merupakan respon terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan
oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Dengan diberikannya reaksi ini
kepada pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang
dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksud
pengirim pesan.
Komunikasi yang baik bukan saja komunikan mengerti akan makna pesan, tetapi
juga secara emosional terdorong untuk melakukan atau menuruti pesan yang diterimanya.
Dengan kata lain kejelasan, ketelitian dan intensitas komunikasi akan mempengaruhi
tingkat perilaku dan hasil kerja para bawahan. Selain sebagai sarana penyaluran masukan

social ke dalam sistem social. Komunikasi juga merupakan sarana memodifikasi perilaku,
mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi, sarana untuk mencapai tujuan
serta membantu pelaksanaan dan memadukan fungsi -fungsi manajemen.
Komunikator dalam Organisasi
Komunikator adalah pihak-pihak yang menyampaikan pesan kepada seseorang
ataupun khalayak luas (Changara: 1998). Sedangkan menurut Effendy (2000)
komunikator adalah suatu kelompok ataupun seseorang yang menyampaikan gagasan,
perasaan ataupun pemikirannya kepada orang lain. Komunikator adalah pihak yang
berinisiatif mengawali sebuah pembicaraan.
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif dan tepat sasaran. Agar
terjalin komunikasi yang efektif antara komunikator dan komunikan, berikut hal-hal yang
perlu diperhatikan baik oleh komunikator dan komunikan :
1. Komunikasi efektif diawali dengan penetapan kode (endcoding) atau symbol
agar pesan dapat diterima serta dipahami dengan baik oleh komunikan secara
jelas.
2. Decoding, adalah suatu kemampuan komunikan untuk memahami suatu pesan
yang diterimanya. Karena itu, sangat penting memahami komunikan guna
menentukan cara penyampaian dan gaya bahasa yang sesuai dengan mereka.
3. Konteks komunikasi yaitu ruang, tempat dan kepada siapa kita melakukan
komunikasi. Termasuk di sini level komunikasi baik itu komunikasi pribadi,
kelompok, organisasi maupun massa. Konteks komunikasi memperhatikan usia,
jenis kelamin, wilayah dan kemampuan intelektual komunikan.
4. Bahasa tubuh meliputi postur posisi tangan dan lengan, kontak mata, maupun
ekspresi wajah. Bahasa tubuh yang sesuai dapat meningkatkan pemahaman.
5. Gangguan/hambatan. Sebagai contoh : emosi, jika komunikator marah,
kemampuannya mengirimkan pesan efektif akan berpengaruh negativ. Begitupun
jika komunikan dalam keadaan kecewa atau tidak sependapat dengan
komunikator.
6. Pikiran terbuka. Janganterlalu menilai atau mengkritik ucapan orang lain.
Mengedepankan respek, menghargai pendapat dan pandangan orang lain,
menunjukkan empati dengan berusaha memahami situasi atau masalah dari
perspektif orang lain adalah hal yang sangat dianjurkan.
7. Menjadi pendengar yang baik dan efektif akan membantu kita memahami
pemikiran dan perasaan orang lain. Caranya menunjukkan bahwa kita focus
mendengarkan ucapan orang lain.
8. Pastikan pendengar yang baik dan aktif akan membantu kita memahami
pemikiran dan perasaan orang lain. Caranya menunjukkan bahwa kita focus
mendengarkan ucapan orange lain, seperti menganggukkan kepala dan membuat

sinyal bahwa kita setuju dengan mengatakan sesuatu dan hindari menginterupsu
pembicaraan orang lain.
Komponen Komunikasi dalam Organisasi
Menurut Poppy Ruliana dalam bukunya Komunikasi Organisasi Teori dan Studi
Kasus (2014: 22- 23) dalam komunikasi organisasi memiliki komponen, yaitu:
1. Jalur komunikasi internal, eksternal, atas-bawah, bawah- atas, horizontal serta
jaringan.
2. Induksi, antara lain orientasi tersembunyi dari para karyawan, kebijakan dan
prosedur, serta keuntungan para karyawan.
3. Saluran, antara lain media elektronik (email, internet) media cetak (memo, surat
menyurat) dan tatap muka.
4. Rapat, antara lain briefing, rapat staf, rapat proyek dan dengar pendapat umum.
5. Wawancara, antara lain seleksi, tampilan kerja dan promosi karier.

Tujuan Komunikasi Organisasi
Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk memudahkan melaksanakan dan
melancarkan jalannya organisasi. Menurut Koontz (dalam Moekijat, 1993: 15-16 dalam
Ruliana, Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus. 2014: 24), dalam arti yang lebih
luas, tujuan komunikasi adalah untuk mengadakan perubahan dan untuk memengaruhi
tindakan kea rah kesejahteraan perusahaan. Sementara itu, Liliweri (2013: 372-373)
mengemukakan bahwa ada empat tujuan komunikasi organisasi, yakni :
1. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat.
2. Membagi informasi.
3. Menyatakan perasaan dan emosi.
4. Melakukan koordinasi.
Komunikasi adalah penting untuk berfungsinya internal perusahaan. Karena itu
menurut Harold Koontz (Moekijat, 1993: 15- 16) bahwa komunikasi menyatukan fungsi-
fungsi manajerial, dan komunikasi diperlukan untuk :
1. Menentukan dan menyebarkan tujuan perusahaan.
2. Mengembangkan rencana guna pencapaiannya.
3. Mengatur sumber daya manusia dan sumber daya- sumber daya lainnya dengan
cara yang seefektif dan seefisien mungkin.
4. Memilih, mengembangkan dan menilai anggota-anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu suasana di mana
orang-orang mau memberikan sumbangan.
6. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

Fungsi Komunikasi Organisasi
Menurut Liliweri (2014: 373- 374), ada dua fungsi komunikasi organisasi yaitu
yang bersifat umum dan khusus, yaitu :
1. Fungsi Umum
a. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan atau memberikan
informasi kepada individu atau kelompok tentang bagaimana
melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan kompetensinya seperti
job description.
b. Komunikasi berfungsi untuk menjual gagasan dan ide, pendapat, dan
fakta. Termasuk juga menjual sikap organisasi dan sikap tentang
sesuatu yang merupakan subjek layanan seperti pameran dan ekspo.
c. Komuikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para
karyawan, agar mereka bias belajar dari orang lain (internal), belajar
tentang apa yang dipikirkan, dirasakan dan dikerjakan orang lain
tentang apa yang dijual atau diceritakan orang lain tentang
organisasi.
d. Komunikasi menentukan apa dan bagaimana organisasi membagi
pekerjaan atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi
bawahan, dan besaran kekuasaan dan kewenangan, serta menetukan
bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana memanfaatkan
sumber daya manusia dan mengalokasikan manusia, mesin, metode
dan teknik dalam organisasi.
2. Fungsi Khusus
a. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu0isu organisasi
lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu di bawah sebuah
komando atau perintah.
b. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi
antarsesama bagi peningkatan produk organisasi.
c. Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani dan
mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang ambigu dan
tidak pasti.
Teori Sistem Umum

Menurut Scott (1961) sebagaimana dikutip oleh Pace dan Faules (2006:63)
menyatakan bahwa “satu-satunya cara yang bermakna untuk mempelajari organisasi
adalah sebagai suatu sistem”. Ia mengemukakan bahwa bagian-bagian penting organisasi
sebagai sistem adalah individu dan kepribadian setiap orang dalam organisasi; struktur
formal; pola interaksi yang informal; pola status dan peranan yang menimbulkan
pengharapan-pengharapan; dan lingkungan fisik pekerjaan.

Pesan komunikasi di dalam aliran kesisteman/teori sistem sangat penting
karena komunikasi adalah perekat antar semua bagian dan antara bagian dengan kesatuan
sistem, dan antara sistem dengan suprasistem (sistem sosial yang meliputi berbagai
organisasi lingkungan sekitar). Isi dan tujuan komunikasi dalam aliran kesisteman yaitu
penyesuaian dan koordinasi, saluran partisipasi dalam pembuatan keputusan, penyesuaian
subsistem (unit kerja) dengan sistem keseluruhan dan penyesuaian organisasi terhadap
lingkungan. Bentuk komunikasi dalam sistem teori atau aliran kesisteman yaitu segala
bentuk sesuai dengan kebutuhan dan efektifitas, peka terhadap isi, situasi dan konteks
komunikasi. Arah aliran informasi dan komunikasi dalam teori sistem adalah kesemua
arah dalam sistem (kebawah, atas, kesamping, menyilang, kesegala tingkatan dengan
lingkungan). Serta ada juga potensi ancaman/bahaya dalam aliran kesisteman ini yaitu
komunikasi kacau-balau atau komunikasi acak oleh waktu, distorsi, tidak peka terhadap
umpan balik. Organisasi tidak hanya tergantung pada komunikasi koordinasi dan
integrasi, tetapi juga komunikasi adaptasi dengan lingkungan. Maka arus komunikasi
mengalir dari dan kesemua arah untuk urusan tugas, koordinasi dan integrasi dan adaptasi
melalui input dan feedback. Manajemen berperan sebagai pemelihara sistem komunikasi
terbuka terhadap semua jenis publik agar tidak menimbulkan overload dan kekisruhan
anggota secara individu maupun organisasi.
Dalam penelitian ini, teori Sistem Umum akan menggali komuikasi organisasi
dalam Tata Kelola Destinasi Wisata Bunaken sebagai objek menunjukkan proses
pengorganisasian sebagai sistem terbuka karena berinteraksi dengan lingkunagn. Dengan
terdiri dari kelompok kerja (pokja) yang memiliki peran masing-masing (yang disebut
kasatuan unit kerja) saling berinteraksi atau berhubungan dengan pokja lainnya.
Sehingga kinerja dari Tata Unit Kelola Destinasi (DMO) Bunaken dapat dilihat
dengan acuan dari Sistem Umum untuk menilai berhasil atau tidaknya interaksi-interaksi
organisasi dalam. Oleh karena itu dengan menggunakan teori sistem umum, akan
diketahui berjalannyan peranan komunikasi organisasi pada Tata Kelola Destinasi Wisata
Bunaken dalam Pengembangan Kawasan Taman Laut Nasional Bunaken.

Metodologi Penelitian Kualitatif
Metodologi penelitian yang dipakai adalah metodologi penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistic , dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa dan dengan memanfaatkan berbagai metode penelitan.
Profil Informan
1. Ketua DMO Bunaken = 1 orang Insial WM
Ketua Koordinator Organisasi Destination Management Organization
Bunaken, yang mengkoordinir anggota dalam kesatuan unit kerja.

2. Unit Sekretariat DMO Bunaken = 2 orang inisial FS & HB
Anggota yang bekerja dalam satuan unit kesekretariatan untuk membantu
ketua dan juga anggota dalam menjalankan fungsi serta tugas organisasi
3. Unit Kelompok Kerja Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan =
1 orang inisial EM
Unit kelompok kerja bagian konservasi sumberdaya alam yang memiliki
tugas membuat serta melaksanakan program yang berkaitan dan tugas
organisasi
4. Unit Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat = 2 orang inisial LS &
HD
Unit kelompok kerja bagian pemberdayaan masyarakat yang memiliki tugas
membuat serta melaksanakan program yang berkaitan dan tugas organisasi.
5. Unit Kelompok Kerja Pendataan dan Hubungan Kemasyarakatan = 2
orang inisial RH & JK
Unit kelompok kerja bagian pendataan dan hubungan kemasyarakatan yang
memiliki tugas membuat serta melaksanakan program yang berkaitan serta
tugas organisasi
6. Unit Kelompok Kerja Pengembangan Destinasi Pariwisata = 2 orang
inisal BM & FN
Unit kelompok kerja bagian pengembangan destinasi pariwisata yang
memiliki tugas membuat serta melaksanakan program yang berkaitan serta
tugas organisasi

Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, saya akan meneliti pada peranan komunikasi organisasi,
dalam penelitian ini difokuskan pada komunikator organisasi sebagai objek untuk diteliti.
Sehingga dengan melihat landasan teori dari sistem umum, fokus penelitian indikatornya
adalah sebagai berikut :
1. Pola komunikasi interaksi yang informal dalam struktur formal di dalam
organisasi, sehingga dengan sendirinya akan membentuk pola status dan
peranan yang menimbulkan pengharapan- pengharapan dan lingkungan
fisik pekerjaan
2. Pesan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator sebagai perekat antar
semua bagian, antara bagian dengan kesatuan sistem, dan antara sistem
dengan sistem sosial yang meliputi berbagai organisasi lingkungan sekitar,
sehingga isi dari pesan dapat tersampaikan.
3. Bentuk komunikasi dari seorang komunikator yang sesuai dengan
kebutuhan dan efektifitas, peka terhadap isi, situasi dan konteks
komunikasi.

4. Arah aliran informasi dan komunikasi dari komunikator dengan arus ke
semua arah (vertikal, horizontal, diagonal dan kesegala tingkatan dengan
lingkungan).
5. Penanganan komunikator terhadap potensi ancaman/bahaya seperti
komunikasi kacau-balau oleh waktu, distorsi, dan tidak peka terhadap
umpan balik.

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara (interview). Metode/teknik wawancara ini digunakan untuk
memperoleh data primer dari informan.
2. Pengamatan (observasi). Metode/teknik ini digunakan untuk mengamati secara
langsung peristiwa/ fenomena yang menjadi focus penelitian.
3. Dokumentasi. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data
sekunder yaitu data yang telah terolah dan tersedia di lokasi penelitian.

Teknik Analisa Data
Analisa data kualitatif (Bogdan dan Biklen 1982: 2) yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelaahan data. Yaitu menelaah seluruh data yang diperoleh melalui wawancara,
pengamatan dan studi dokumentasi
2. Pengamatan partisipatif. Yaitu mengamati secara langsung tentang kondisi di
lapangan baik berupa keadaan fisik maupun perilaku yang terjadi selama
berlangsungnya penelitian.
3. Penilaian data. Yaitu dilakukan dengan cara mengkategorikan data dengan sistem
pencatatan yang relevan dan melakukan kritik atas data yang telah dikumpulkan.
4. Analisis dan interpretasi data. Yaitu dilakukan dengan cara menganalisa data dengan
pemahaman intelektual.
Analisis penelitian komunikasi persuasif. Yaitu penelitian informan sebagai objek yang
diteliti dengan dilakukan pendekatan secara persuasif.

Pembahasan Hasil Penelitian
Destination Management Organization Bunaken merupakan organisasi yang
mandiri dibentuk oleh Kementerian Pariwisata Indoensia yang dibentuk untuk membantu
pemerintah pusat dalam menangani serta mengembangkan Destinasi Bunaken.
Organisasi ini terdiri dari manusia yang kompleks, mengapa kompleks? Karena
mereka saling berhubungan satu dengan yang laiinya meskipun memiliki pekerjaan yang
utama berbeda- beda ditambah anggotanya merupakan manusia yang individu.

Seorang ketua yang memimpin organisasi ini tentunya perlu bekerja keras untuk
mampu mengarahkan anggotanya dengan baik, apalagi anggotanya memiliki latar
belakang pekerjaan, biologis yang berbeda satu sama lainnya. Ditambah juga dengan
masing-masing karaktersistik yang menjadi pribadi mereka seutuhnya di dalam
organisasi. Motivasi dari para anggota itu sendiri juga menentukan bagaimana organisasi
ini dapat berjalan dengan baik.
Komunikasi organisasi tentunya diperlukan untuk menjalankan organisasi ini,
karena terkadang organisasi dapat berjalan ditentukan dengan ketua yang memiliki
peranan penting dalam organisasi. Peranan dari ketua itu sendiri memiliki arti yang
berbeda-beda dari tiap anggotanya, karena setiap anggota memiliki perbedaannya sendiri
mulai dari segi umur, pekerjaan, dll.
Hal berikut ini merupakan hasil pembahasan tentang pesan komunikasi y ang
dilakukan oleh komunikator sebagai perekat antar semua bagian, antara bagian dengan
kesatuan sistem, dan antara sistem dengan sistem sosial yang meliputi berbagai organisasi
lingkungan sekitar, sehingga isi dari pesan dapat tersampaikan.
Pesan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yakni ketua organisasi telah
dilakukan untuk memberikan informasi penting dalam organisasi. Dengan peran yang
dimiliki oleh masing-masing komunikator dapat menjalin kerja sama yang bai karena
telah terjalin hubungan emosional yang telah merekatkan anggota satu sama lainnya.
Pesan yang tersampaikan juga merupakan suatu bentuk kerja sama antar anggota satu
dengan yang laiinya. Melalui informasi maupun pesan yang disampaikan, setiap anggota
memiliki beban yang sama untuk menjalankan tugas pokoknya masing- masing. Bahkan
setiap anggota pun sadar akan pentingnya komunikasi organisasi, sperti yang telah
dikatakan bahwa mereka adalah mahkluk social yang individu dan memiliki perbedaan
masing-masing sehingga hal itulah yang membuat kerekatan satu sama yang laiinya.
Didukung dengan peranan setiap individunya, semua pesan yang telah disampaikan pasti
akan dimaksimalkan agar tersampaikan dengan baik. dengan kata lain, semua pesan atau
informasi yang disampaikan merupakan kepentingan bersama organisasi yang dapat
membawa dapak bagi setiap anggotanya yang memiliki dasar untuk bergabung dalam
organisasi ini.
Melalui penelitian ini dengan kaitannya bentuk komunikasi yang dilakukan oleh
komunikator telah banyak dilakukan dengan mengikuti kondisi dan situasi yang ada.
Komunikator yang memiliki pemahaman akan komunikasi organisasi yang baik tentunya
akan melakukan pendekatan persuasive yang sesuai dengan komunikan. Bentuk-bentuk
komunikasi tentunya disesuaikan dengan keperluan organisasi dan anggotanya. Seperti
komunikator yang sadar akan kondisi lingkungan geografis yang tidak memungkinkan
komunikan bertemu, namun dapat berkomunikasi melalui handphone. Hal lain juga
terjadi ketika seorang komunikator mencoba untuk menghubungi komunikasn namun
memiliki kendala dengan jaringan seluler yang terbatas. Sehingga hal ini membuat

komunikator mencari cara dengan mendiskusikan dengan anggota lainnya agar pesan
atau informasi dapat tersampaikan. Dari hasil penelitian inin didapati bahwa semua
anggota dari organisasi DMO Bunaken memiliki kemampuan dalam berkomunikasi
melalui gadget atau handphone. Sehingga memiliki cara yang lain ketika pesan yang
ingin disampaikan secara langsung melalui tatap muka, dapat dilakukan dengan
menggunakan handphone melalui apalikasi chatting yang dapat digunakan kapan pun
seperti whatsapp,dll. Serta komunikator pastinya akan mengikuti perkembangan pesan
tersebut, sehingga control dalam bentuk pesan yang disalurkan untuk disebarkan kepada
yang lainnya.
Sedangkan di dalam penelitian ini yang berkaitan dengan alur pesan komunikasi
dalam organisasi didapati bahwa organisasi ini memiliki alur pesan yang tersusun dengan
satu jalur pintu informasi bagi organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan oleh
informan kunci yang adalah sebagai ketua dari organisasi itu sendiri bahwa semua
informasi yang didapat untuk dijalankan sebagai tugas organisasi masuk melalui ketua
yang nantinya akan disalurkan kepada seluruh anggota. Penyaluran pesan atau informasi
yang dilakukan oleh ketua memang cenderung sperti one show man, namun hal ini lebih
efektif terhadap waktu seiiring perkembangan dari ketua organisasinya itu sendiri.
Informas maupun pesan yang masuk melalui ketua nantinya akan disalurkan dengan
disposisi terhadap tim humas yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
menyalurkan pesan tersebut, dibantu dengan penyebaran pesan dengan menggunakan
media elektronik seperti handphone.
Penyaluran pesan juga dapat disampaikan dengan tatap muka langsung yang
dilakukan oleh ketua organisasi. Kemudian anggotanya akan menyebarkan menggunakan
media yang ada untuk memberikan informasi kepada yang laiinya. Namun hal ini
ditemukan kendala akibat dari individu di dalam organisasi yang memiliki motivasi
berbeda. Sehingga alur dalam penyampaian pesan menjadi kacau balau. Karena pesan
yang didapat oleh individu tersebut tidak langsung disalurkan dengan baik kepada yang
lainnya. Hal ini menyebabkan anggota lain menjadi ragu atau kehilangan kepercayaan
terhadap individu tersebut dalam menyampaikan pesan komunikasi. Tidak jarang pula,
para anggota yang lainnya akan melewati garis putus- putus keorganisasian dalam
memperoleh langsung informasi dari ketua.
Dari hasil penelitian tentang penanganan ancaman/bahaya seperti komunikasi
kacau balau atau miscommunication dapat disimpulkan bahwa. Pengalaman yang
dimiliki dari komunikator, memberikan pengetahuan untuk menghadapi masalah yang
akan terjadi dikemudian hari. Karena pada dasarnya setiap anggota memiliki latar
belakang pekerjaan, pengalaman, serta umur yang berbeda-beda membuat mereka belajar
dari pengalaman ketika masalah komunikasi itu datang. Seperti pemberian info kepada
anggota yang lainnya tentang pemberian delegasi untuk menyampaikan pesan,
menunjukan bahwa komunikator akan mengetahui sebab dan akibat jika pesan maupun

informasi yang ingin disampaikan tidak tersampaikan dengan baik. halnya dalam meng
cut-off individu yang memiliki motivasi yang tidaksesuai dengan tujuan organisasi.
Komunikator akan melakukan pendekatan persuasive guna mendapatkan informasi akan
hal yang menyebabkan kesalahan itu terjadi.
Komunikator dalam pengambilan tindakan serta keputusan berdasarkan keputusan
bersama yagn didasari atas kepentingan organisasi karena antar unit dalam organiasai
yang cukup erat. Sehingga komunikator akan memilih langkah lain untuk menjalankan
perannya sebagai pengambil keputusan ataupun tindakan.

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini tentang Peranan
Komunikasi Organisasi pada Unit Tata Kelola Destinasi Wisata Bunaken dalam
Pengembangan Kwasan Kaman Laut Nasional Bunaken, adalah sebagai berikut:

1. Pola komunikasi yang terjadi di DMO Bunaken pada umumnya terlaksana dengan
baik, meski hanya sebagian yang mengetahui dengan pasti dari pola itu sendiri.
Sehingga meskipun terlaksana, dikhawatirkan karena kurangnya akan pengetahuan
pola komunikasi dalam organisasi akan berdampak pada totalitas kinerja anggotanya.
2. Pesan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator mampu membuat para
anggotanya erat dalam menjalankan tugas serta fungsinya dalam kesatuan unit.
Melalui pesan yang disampaikan oleh komunikator membuata anggotanya menyadari
akan peranan penting sebagai kesatuan unit. Meski ada beberapa yang tidak
terlaksana dengan baik untuk pesan komunikasinya, dapat dikatakan hal yang wajar
akibat situasi dan kondisi yang terkadang kurang mendukung. Sehingga ketika
mereka menyadari ada kesalahan dalam pesan komunikasi, anggotanya akan mencari
kebenaran dengan mengklarifikasikan langsung kepada komunikator.
3. Upaya yang dilakukan sebagai bentuk komunikasi dalam menyalurkan pesan maupun
informasi disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap anggotanya. Sehingga hanya
sebagian kecil dari anggota yang kurang mengetahui akan bentuk pesan serta
bagaimana cara untuk melaksanakannya. Oleh karena itu, peranan dari komunikator
benar-benar dinamis karena selalu mengikuti kebutuhan informasi yang dibutuhkan
anggotanya di tengah kondisi yang berbeda-beda.
4. Dalam organisasi ini, pada umumnya mengetahui akan alur yang digunakan dalam
berkomunikasi. Terkasdang dalam situasi dan kondisi tertentu membuat para anggota
akhirnya tidak berkomunikasi sesuai dengan alur yang ada. Padahal organisasi ini
memiliki alur komunikasi dari atas ke bawah, kemudian dari bawah akan menyebar
ke yang lainnya dengan cepat. Memiliki satu jalur informasi yang akan menyebar ke

saga penjuru unit dalam organisasi. sehingga semua informasi dapat tersampaikan ke
seluruh anggota organisasi.
5. Hanya sebagian dari responden yang mengetahui atau dapat menerka hambatan apa
yang kira-kira dapat terjadi. Sehingga komunikator memiliki kepekaan terhadap
masalah ataupun ancaman yang akan datang. Meski dalam pelaksanaannya hanya
sebagian kecil, namun yang melaksanakannya adalah unit-unit yang crucial. Oleh
karena itu komunikator akan memutuskan tindakan seperti apa yang diperlukan untuk
menghadapi ancaman yang terjadi. Setiap tindakan yang diambil juga merupakan
keputusan bersama dengan melakukan pendekatan persuasif sebagai bentuk dari
kedewasaan organisasi dalam memahami komunikasi organisasi.

Saran
Dari penelitian yang sebelumnya terhadap penelitian ini, dapat disarankan
sebagai masukan dari penelitian yang berkaitan dengan Peranan Komunikasi Organisasi
pada Unit Tata Kelola Destinasi Wisata Bunaken dalam pengembangan kawasan Taman
Laut Nasional Bunaken adalah, sbb :
1. Diharapkan semua anggota dalam organisasi ini dapat mengetahui dengan pasti pola
komunikasi yang terjadi di dalamnya, tidak hanya segelintir orang yang tahu dengan
pasti pola komunikasinya. Sehingga setiap anggota berikutnya dapat mngetahui
dengan pasti penyaluran informasi dengan pasti terhadap semua anggota lainnya
yang belum mendapatkan informasinya.
2. Pesan komunikasi selalu dilakukan guna mempererat emosional antar anggatonya
dalam menjalankan kesatuan unit dalam organisasi ini, agar tujuan organisasi dalam
pengembangan kawasan taman laut Nasional Bunaken dapat tercapai.
3. Arah aliran komunikasi perlu diawasi, agar informasi maupun pesan yang menjadi
tugas dari masing-masing unit dapat terjaga kebenaran pesan komunikasinya.
4. Dengan peranan yang dimiliki oleh komunikator, digunakan sebaik mungkin dalam
menjalankan perannya dalam organisasi. Sehingga setiap unitnya tidak hanya
menjalankan tugas namun ada panutan dalam organisasi sebagai tolak ukur dalam
bertindak untuk kepentingan bersama.

Daftar Pustaka
Bogdan, R. C., & Biklen, S. K Qualitative research for education: An introduction to theory
and methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc., 1982.
Goldhaber. Organizational Communication 6
th
Ed. USA: McGrawHill, 1993.
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi . Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Ruliana, Poppy. Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Romli, Khomsahrial. Komunikasi Organis asi-Lengkap. Jakarta: Grasindo, 2011.

Subkhi, Akhmad dan Jauhar,Mohammad. Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi .
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013.
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Lexy J. Moleong. Metode Pen elitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Mingkid, Winda. Penyusunan Design Strategi, Design dan Rencana Aksi DMO Bunaken.
Dalam pemaparan stakeholder meeting DMO Bunaken di Manado, 2013.
Sorongan, Ronald. Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Sulawesi Utara. Dalam
pemaparan stakeholder meeting DMO Bunaken di Manado 2013.
Blake, Reed H. dan Haroldsen Edwin O. “ A Taxonomy of Concepts in
Communication”.Hastings House Publishers Inc. Second Printing. 1979.
Silalahi, Ulbert. Asas -asas Manajemen . Bandung : Mandar Maju 1996