30

DESKRIPSI KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM MAHASISWA
TEKNIK PADA PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Eliyart & Chichi Rahayu*
Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Ekasakti Padang
*Corresponding Author: [email protected]

Article History
Received : March 04
th
, 2021
Revised : March 15
th
, 2021
Accepted : April 28
th
, 2021
Published : May 05
th
, 2021
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil rata-rata nilai ujian
praktikum kimia dasar mahasiswa teknik. Pelaksanaan perkuliahan kimia
dasar tidak terlepas dari kegiatan praktikum. Praktikum mempunyai peranan
yang krusial untuk mendukung kualitas hasil dan proses pembelajaran.
Kegiatan praktikum dapat meningkatkan keahlian mahasiswa dalam
pengamatan, keterampilan/aspek psikomotorik serta sebagai sarana berlatih
menggunakan alat dan bahan yang ada di laboratorium. Tujuan penelitian
ini untuk mendeskripsikan keterampilan dasar laboratorium mahasiswa
teknik pada praktikum kimia dasar. Jenis penelitian ini deksriptif
kuantitatif. Populasi penelitian merupakan mahasiswa tingkat I Fakultas
Teknik dan Perencanaan Universitas Ekasakti dalam perkuliahan Kimia
Dasar semester ganjil 2020/2021. Instrumen penelitian menggunakan
lembar observasi (pengamatan). Penilaian lembar pengamatan keterampilan
dasar mengacu pada rubrik penskoran. Rubrik penskoran berisi kriteria
penilaian langkah-langkah kerja sistematis yang harus dilakukan mahasiswa
saat praktikum. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh keterampilan dasar
laboratorium mahasiswa teknik sebagai berikut; mengambil bahan dengan
persentase 80% menunjukan kriteria baik, menggunakan alat dengan
persentase 60,5 % menujukan kriteria cukup, mengamati dengan persentase
67,75% menunjukan kriteria cukup, mengkomunikasikan dengan
persentase 73,25% menunjukan kriteria cukup, dan keselamatan kerja
dengan persentase 75,75% menunjukan kriteria baik. Secara keseluruhan
keterampilan dasar laboratorium mahasiswa teknik berada pada kriteria
cukup. Diharapkan pada praktikum semester berikutnya mahasiswa lebih
termotivasi untuk mengikuti kegiatan praktikum, serta dosen dan instruktur
membimbing mereka dengan memberikan pembelajaran sains yang
menyenangkan dan inovatif.

Kata Kunci: praktikum, kimia dasar, keterampilan dasar laboratorium
PENDAHULUAN

Bidang pendidikan memegang peranan
penting dan strategis sebab merupakan sebuah
wahana untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (Zakirman, 2017). Peningkatan
kualitas sumber daya manusia melalui jalur
pendidikan mulai dari pendidikan dasar dan
menengah hingga pendidikan tinggi adalah kunci
untuk dapat mengikuti perkembangan global
(Putri, Ulhusna, Zakirman, & Gusta, 2020).
Pendidikan di perguruan tinggi menjembatani
societal needs, industrial needs, professional
needs dan keunggulan bangsa (Asmaningrum,
Koirudin, & Kamariah, 2018) . Oleh karena itu,
tuntutan pendidikan yang sangat besar
mendorong para pendidik dan peserta didik untuk
dapat berperan serta dalam berbagai
perkembangan di dunia pendidikan (Zakirman &
Hidayati, 2017). Saat ini misi dalam
melaksanakan pendidikan berubah dari
menciptakan lulusan hanya untuk siap kerja di
dunia industri, menjadi lulusan yang siap untuk
menghadapi pekerjaan yang mengutamakan
kemampuan berfikir tingkat tinggi yang disebut
keterampilan bekerja ilmiah (Fitriani, 2017).
Keterampilan bekerja ilmiah merupakan
keterampilan untuk melakukan metode ilmiah
dalam menemukan suatu konsep sains dan
mengembangkannya (Khoiriroh & Shofiyah,
2019). Gagne dalam Herni (2017)
mengidentifikasi keterampilan ilmiah yang
dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi
(Pujiastutik, 2017). Praktikum merupakan suatu
aktivitas yang dapat digunakan untuk melatih
ISSN (Print): 2502-7069; ISSN (Online): 2620-8326

Eliyart & Chichi Rahayu (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (1): 30 – 37
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i1.143
31

keterampilan dasar (Bastin & Dicks, 2019).
Pelaksanaan kegiatan praktikum mempunyai
peranan yang sangat krusial untuk mendukung
kualitas hasil dan proses pembelajaran karena
kegiatan praktikum akan lebih efektif untuk
meningkatkan keahlian mahasiswa dalam
pengamatan dan meningkatkan
keterampilan/aspek psikomotorik serta sebagai
sarana berlatih dalam menggunakan atupun
memanfaatkan alat dan bahan yang ada di
laboratorium (Wahyudiati, 2016). Keterampilan
dasar yang dapat teramati selama praktikum
diantaranya; (1) mengambil bahan, (2)
menggunakan alat, (3) mengamati, (4)
mengkomunikasikan, (5) keselamatan kerja
(Kartini, 2018).
Secara etimologi kata ”laboratorium”
berasal dari kata latin yang berarti ”tempat
bekerja” dan dalam perkembangannya kata
”laboratorium” mempertahankan arti aslinya
yaitu ”tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk
keperluan penelitian ilmiah (Muna, 2016).
Pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan
pratikum merupakan bagian dari proses belajar
mengajar (Mamlok-Naaman & Barnea, 2012).
Melalui kegiatan praktikum, mahasiswa dapat
membuktikan konsep atau teori yang sudah ada
dan dapat mengalami proses atau percobaan itu
sendiri, kemudian mengambil kesimpulan,
sehingga dapat menunjang pemahaman
mahasiswa terhadap materi kuliah. Dalam hal ini,
jika mahasiswa lebih paham terhadap materi
kuliah diharapkan hasil belajarnya dapat
meningkat (Eliyarti, Rahayu, & Zakirman, 2020).
Pemanfaatan laboratorium sangat penting dalam
pendidikan kimia. Jika kita ingin siswa kita tahu
apa dan bagaimana ahli kimia lain (cendekiawan
sains) lakukan dan melibatkan mereka dalam
kesenangan sains, kita harus dapat membiarkan
mereka mempraktikkan aktivitas proses sains
seperti observasi, pengukuran, perbandingan,
klasifikasi, dan evaluasi (Geleta, 2015).
Mata kuliah kimia dasar merupakan mata
kuliah dasar untuk mempelajari ilmu kimia di
tingkat perguruan tinggi. Kimia dasar juga
merupakan salah satu mata kuliah yang memuat
banyak konsep dan studi praktikum
(Asmaningrum et al., 2018). Kegiatan
pembelajaran di perguruan tinggi melibatkan
mahasiswa secara aktif (student centered). Dosen
harus mampu melaksanakan pembelajaran
dengan berorientasi pada kegiatan mahasiswa
dalam menemukan dan menetapkan makna
secara mandiri (Eliyarti & Rahayu, 2019a). Agar
konsep-konsep kimia dapat dipahami oleh
mahasiswa maka pembelajaran kimia di
perguruan tinggi juga menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap serta bisa
memanfaatkan bahan yang ada di lingkungan
sekitar yang mendukung pada proses
pembelajaran (Olubu, 2015). Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Riswanto (2017)
menunjukan bahwa sebanyak 85,71% siswa
telah memiliki keterampilan ilmiah dengan skor
≥71 melalui pembelajran berbasis laboratorium
(Riswanto & Dewi, 2017). Hilda Weny (2016)
juga melakukan penelitian dengan hasil
persentase rata-rata keseluruhan sikap
psikomotor mahasiswa 63.88% melalui kegiatan
praktikum (Jayanti, Sartika, & Kurniawan,
2016).
Praktikum Kimia Dasar di Fakultas
Teknik Universitas Ekasakti terdiri dari 8
percobaan yaitu; (1) reaksi-reaksi kimia, (2)
perubahan kimia dan perubahan Fisika, (3)
Koloid, (4) kesetimbangan kimia, (5) kinematika
reaksi, (6) reaksi redoks, (7) logam alkali, (8)
logam alkali tanah. Praktikum kimia dasar wajib
diikuti oleh semua mahasiswa Teknik Tahun I.
Namun, kegiatan praktikum dalam perkuliahan
kimia dasar di FT Unes masih belum maksimal.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ujian
praktikum secara klasikal adalah 68 dengan
persentase mahasiswa yang lulus 40,34% dan
yang tidak lulus 59,66%. Sebagai solusi dari
permasalahan tersebut maka dilakukan
penelitian dengan tujuan mendeskripsikan
keterampilan dasar laboratorium mahasiswa
teknik pada praktikum kimia dasar. Aspek
keterampilan dasar yang difokuskan dalam
penelitian ini meliputi keterampilan: a)
Mengambil bahan, b) Menggunakan alat
praktikum c) Mengamati, d)
Mengkomunikasikan hasil praktikum, dan e)
keselamatan kerja.

METODE

Jenis penelitian ini adalah deksriptif
kuantitatif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan keterampilan dasar
laboratorium mahasiswa teknik pada praktikum
kimia dasar. Populasi penelitian ini adalah
mahasiswa tingkat I Fakultas Teknik dan
Perencanaan Universitas Ekasakti dalam
perkuliahan Kimia Dasar semester ganjil
2020/2021, dengan sample penelitian berjumlah
80 orang yang dipilih dengan teknik simple

Eliyart & Chichi Rahayu (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (1): 30 – 37
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i1.143
32

random sampling. Teknik pengumpul data yang
digunakan adalah teknik nontes berupa lembar
observasi. Lembar observasi digunakan untuk
memperoleh data perilaku yang dilakukan
mahasiswa selama kegiatan praktikum
berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh tiga
orang observer.
Prosedur penelitian yang dilakukan
adalah: (1) penyusunan lembar pengamatan, (2)
pelaksanaan praktikum (3) analisa lembar
pengamatan, (4) menarik kesimpulan. Penilaian
lembar pengamatan keterampilan dasar ini
mengacu pada rubrik penskoran. Rubrik
penskoran berisi kriteria penilaian langkah-
langkah kerja sistematis yang harus dilakukan
mahasiswa saat praktikum. Rubrik penskoran
dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1 Rubrik keterampilan dasar laboratorium mahasiswa teknik
Keterampilan dasar laboratorium yang dinilai
Nama
mahasiswa
Keterampilan
mengambil
bahan
Keterampilan
menggunakan
alat
Keterampilan
mengamati
Keterampilan
mengkomunikasikan
Keterampilan
keselamatan
kerja
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5




Skala penilaian dibuat dengan bobot 1 sampai 5
sesuai tingkat ketepatan dalam melakukan
keterampilan dasar laboratorium saat praktikum.
Penafsiran untuk skala penilaian disajikan pada
tabel dibawah ini.

Tabel 2. Penafsiran untuk skala penilaian keterampilan
kerja ilmiah
Bobot Penafsiran
5 kriteria sangat tepat
4 kriteria tepat
3 kriteria kurang tepat
2 kriteria tidak tepat
1 kriteria sangat tidak tepat

Data keterampilan dasar laboratorium
mahasiswa selanjutnya akan diklasifikasi
berdasarkan perolehan persentase sesuai dengan
Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Klasifikasi Perolehan Persentase
No Perolehan persentase Keterangan
1 86 ≤ N ≤ 100 Sangat baik
2 76 ≤ N ≤ 85 Baik
3 60 ≤ N ≤ 75 Cukup
4 55 ≤ N ≤ 59 Kurang
5 0 ≤ N ≤ 54 Kurang sekali
(Purwanto, 2010)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum kimia dasar dilaksanakan
sebanyak 8 kali praktek pada 80 mahasiswa untuk
memperoleh data keterampilan dasar praktikum.
Selanjutnya dianalisis sehingga didapatkan nilai
rata-rata dan persentase pada masing-masing
kriteria keterampilan dasar yang diteliti. Berikut
hasil dan pembahasan yang diperoleh;



a. Mengambil bahan
Sebelum praktikum dimulai instruktur
telah menyediakan berbagai bahan kimia di meja
utama. Selanjutnya masing-masing kelompok
diminta untuk mengambil bahan yang diperlukan
dan meletakannya dalam baki pembawa bahan.
Penilaian pada kriteria ini meliputi mampu
menentukan jenis bahan yang diperlukan sesuai
dengan tujuan praktikum, mengetahui sifat zat
dan wujudnya (apakah zat berbahaya, mudah
terbakar, beracun, mudah menguap, dan lainnya),
membaca label yang tertera pada botol dengan
baik, dan terampil mengambil bahan cair tanpa
tercecer. Mahasiswa yang tidak terampil dalam
mengambil bahan melakukan berbagai kesalahan
diantaranya volume cairan yang diambil kurang
dari yang seharusnya, memasukan kembali bahan
yang tersisa ke dalam botol zat murni sehingga
dapat merusak zat, dan lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh
data mahasiswa dalam mengambil bahan dengan
kriteria sangat tepat sebanyak 20 orang, kriteria
tepat sebanyak 45 orang, kriteria kurang tepat
sebanyak 10 orang, dan kriteria tidak tepat
sebanyak 5 orang. Setelah dinalisis dari skor yang
diperoleh pada masing-masing kriteria
didapatkan total skor 320, dalam persentase
diperoleh hasil 80%. Secara umum hasil analisis
kriteria mengambil bahan dapat disajikan berupa
grafik seperti berikut ini.

Eliyart & Chichi Rahayu (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (1): 30 – 37
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i1.143
33



Gambar 1. Grafik Hasil Analisis Kriteria Terampil
Mengambil Bahan

b. Menggunakan Alat
Saat praktikum mahasiswa
diharuskan mampu menggunakan alat-alat
labor dengan baik. Dalam menggunakan alat
mahasiswa dituntut untuk berhati-hati, tidak
terburu-buru, tenang dan berkonsentrasi.
Penilaian pada kriteria ini meliputi;
mengetahui alat yang tepat untuk mengambil
bahan yang akan digunakan, menggunakan
alat dengan benar, dan mencuci alat setelah
digunakan. Penggunaan alat praktikum yang
tidak sesuai dengan petunjuk akan
mempengaruhi hasil praktikum. Mahasiswa
yang tidak berkonsentrasi saat menggunakan
alat praktikum sering kali menunjukan
kesalahan kerja misalnya salah menempatkan
tabung reaksi saat pemanasan, tidak menutup
kembali botol zat setelah zat diambil, tidak
menggunakan kertas saring saat melakukan
penyaringan, dan lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh data mahasiswa yang menggunakan
alat dengan kriteria sangat tepat sebanyak 8
orang, kriteria tepat sebanyak 20 orang,
kriteria kurang tepat sebanyak 30 orang,
kriteria tidak tepat sebanyak 30 orang, dan
kriteria sangat tidak tepat 12 orang. Setelah
dinalisis dari skor yang diperoleh pada
masing-masing kriteria didapatkan total skor
adalah 242, dalam persentase diperoleh hasil
60,5 %. Secara umum hasil analisis kriteria
menggunakan alat dapat disajikan berupa
grafik seperti berikut ini.

Gambar 2. Grafik Hasil Analisis Kriteria
Menggunakan Alat

c. Mengamati
Pembelajaran berkaitan dengan
bagaimana meningkatkan rasa ingin tahu
mahasiswa. Rasa ingin tahu dapat ditumbuhkan
atau dihilangkan sangat tergantung bagaimana
pembelajaran dilakukan (Zakirman, Lufri,
Khairani, & Rahayu, 2020b). Keterampilan
mengamati ditunjukan dengan rasa ingin tahu
yang tinggi. Penilaian pada kriteria ini meliputi;
mengikuti praktikum dengan antusias,
memperhatikan fenomena reaksi yang terjadi
selama praktikum, serta mencatat pengamatan
dengan baik.
Berdasarkan data yang diperoleh mahasiswa
yang menunjukan keterampilan mengamati
dengan kriteria sangat tepat sebanyak 18 orang,
kriteria tepat sebanyak 22 orang, kriteria kurang
tepat sebanyak 20 orang, kriteria tidak tepat
sebanyak 13 orang, dan kriteria sangat tidak tepat
sebanyak 7 orang. Setelah dinalisis dari skor yang
diperoleh pada masing-masing kriteria
didapatkan total skor adalah 271, dalam
persentase diperoleh hasil 67,75%. Secara umum
hasil analisis kriteria mengamati dapat disajikan
berupa grafik seperti berikut ini.


Gambar 3. Grafik Hasil Analisis Kriteria Mengamati

d. Mengkomunikasikan
Setelah mahasiswa melakukan kegiatan
praktikum, mereka diminta untuk melakukan
persentasi. Kegiatan ini efektif untuk melatih
100
180
30
10
0
0
50
100
150
200
Sangat
tepat
tepatkurang
tepat
tidak
tepat
sangat
tidak
tepat
mengambil bahan
40
80
90
20
12
0
20
40
60
80
100
sangat
tepat
tepatkurang
tepat
tidak
tepat
sangat
tidak
tepat
menggunakan alat
90 88
60
26
7
0
20
40
60
80
100
sangat
tepat
tepatkurang
tepat
tidak
tepat
sangat
tidak
tepat
mengamati

Eliyart & Chichi Rahayu (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (1): 30 – 37
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i1.143
34

mahasiswa dalam mengkomunikasikan hasil
pengamatannya. Komunikasi yang efektif dapat
dikatakan saling bertukar informasi dan ide
antara dua orang atau lebih yang hasilnya sesuai
dengan harapan (Zakirman & Rahayu, 2018).
Komunikasi yang baik saat persentasi dapat
menghindari miskonsepsi atas hasil praktikum.
Penilaian pada kriteria ini meliputi; pemahaman
konsep materi kimia dasar yang dipraktikumkan,
mampu membaca data hasil praktikum,
menyampaikan hasil yang diperoleh dengan baik,
mampu menjawab pertanyaan dari mahasiswa
lainnya yang bertanya. Dapat diamati saat
persentasi masih ada mahasiswa yang tidak
mampu mengkomunikasikan hasil praktikumnya
dengan baik serta cenderung ragu-ragu dalam
penyampaian.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh
data mahasiswa dengan kriteria sangat tepat
sebanyak 25 orang, kriteria tepat sebanyak 20
orang, kriteria kurang tepat sebanyak 23 orang,
kriteria tidak tepat sebanyak 9 orang, dan kriteria
sangat tidak tepat sebanyak 5 orang. Setelah
dinalisis dari skor yang diperoleh pada masing-
masing kriteria didapatkan total skor adalah 293,
dalam persentase diperoleh hasil 73,25%. Secara
umum hasil analisis kriteria mengkomunikasikan
dapat disajikan berupa grafik seperti berikut ini.


Gambar 4. Grafik Hasil Analisis Kriteria
Mengkomunikasikan

e. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja penting dalam
kegiatan praktikum. Keselamatan kerja di
laboratorium berisikan tata tertib selama berada
di laboratorium (Supriyadi & Lismawati, 2018).
Keselamatan kerja merupakan upaya preventif
dan represif terhadap kecelakaan yang
merupakan akibat atas desain, sistem, proses serta
kegiatan di laboratorium. Mahasiswa yang
memiliki keterampilan keselamatan kerja
menunjukan sikap patuh, berhati-hati, dan
disiplin. Penilaian dalam keselamatan kerja
selama praktikum yaitu menggunakan jas lab dan
sepatu tertutup, penempatan alat aman (di atas
meja agak ke tengah), serta disiplin bekerja.
Dalam menggunakan dan meletakkan alat sudah
baik dalam artian tidak membahayakan
praktikan.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh
data mahasiswa yang memiliki keterampilan
keselamatan kerja dengan kriteria sangat tepat
sebanyak 25 orang, kriteria tepat sebanyak 20
orang, kriteria kurang tepat sebanyak 23 orang,
kriteria tidak tepat sebanyak 9 orang, dan kriteria
sangat tidak tepat sebanyak 5 orang. Setelah
dinalisis dari skor yang diperoleh pada masing-
masing kriteria didapatkan total skor adalah 293,
dalam persentase diperoleh hasil 73,25%. Secara
umum hasil analisis kriteria keselamatan kerja
dapat disajikan berupa grafik seperti berikut ini.

Gambar 5. Grafik Hasil Analisis Keriteria
Keselamatan Kerja

Secara keseluruhan peresentase hasil
analisis keterampilan kerja ilmiah mahasiswa
pada materi kesetimbangan kimia dapat
dinyatakan sebagai berikut.

Gambar 6. Grafik Persentase Hasil Analisis
Keterampilan Dasar Laboratorium Mahasiswa Teknik
Berdasarkan hasil analisis keterampilan
dasar laboratorium mahasiswa teknik diperoleh
persentase sebagai berikut; mengambil bahan
dengan persentase 80% menunjukan kriteria baik,
menggunakan alat dengan persentase 60,5 %
125
80
69
14 5
0
50
100
150
sangat
tepat
tepatkurang
tepat
tidak
tepat
sangat
tidak
tepat
Terampil Mengkomunikasikan
140
88
54
18
3
0
50
100
150
sangat
tepat
tepatkurang
tepat
tidak
tepat
sangat
tidak
tepat
keselamatan kerja
80
60,5
67,75
73,2575,75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
keterampilan dasar laboratorium mahasiswa
teknik

Eliyart & Chichi Rahayu (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (1): 30 – 37
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i1.143
35

menujukan kriteria cukup, mengamati dengan
persentase 67,75% menunjukan kriteria cukup,
mengkomunikasikan dengan persentase 73,25%
menunjukan kriteria cukup, dan keselamatan
kerja dengan persentase 75,75% menunjukan
kriteria baik. Secara keseluruhan keterampilan
dasar laboratorium mahasiswa teknik berada
pada kriteria cukup. Hal ini terjadi karena
kurangnya kesungguhan mahasiswa dimana
beberapa terlihat sering bercanda dengan
mahasiswa lainnya saat praktek berlangsung dan
kurang memperhatikan tata cara pemakaian alat.
Keterampilan dasar mengambil bahan,
mengkomunikasikan, serta keselamatan kerja
menunjukan hasil yang lebih baik pada praktek
ke -4 dan seterusnya. Setelah praktek ke-4
mahasiswa mulai menunjukan sikap disiplin dan
mengikuti prosedur praktikum dengan baik.
Upaya peningkatan hasil belajar
mahasiswa melalui pembelajaran di laboratorium
dapat efektif jika dibarengi dengan motivasi
belajar dari mahasiswa (Suleiman Abdulrahman
& Hui, 2018). Motivasi belajar sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar yang
diukur dari hasil belajar mahasiswa (Harefa &
Silalahi, 2020). Hal ini menunjukan bahawa
proses pembelajaran dapat diimbangi dengan
proses ilmiah. Ini diyakini sebagai jalan untuk
pengembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik (Zakirman, Lufri,
Khairani, & Rahayu, 2020a). Seseorang yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
menunjukan sikap: 1) memiliki tanggung jawab
yang tinggi pada tugasnya, 2) menetapkan tujuan
yang menantang, sulit dan realistik, 3) memiliki
harapan sukses, 4) melakukan usaha yang keras
untuk mencapai kesuksesan, 5) tidak memikirkan
kegagalan, dan 6) berusaha memperoleh hasil
yang terbaik (Eliyarti & Rahayu, 2019b).

KESIMPULAN
Hasil analisis keterampilan dasar
laboratorium mahasiswa teknik diperoleh
persentase sebagai berikut; mengambil bahan
dengan persentase 80% menunjukan kriteria baik,
menggunakan alat dengan persentase 60,5 %
menujukan kriteria cukup, mengamati dengan
persentase 67,75% menunjukan kriteria cukup,
mengkomunikasikan dengan persentase 73,25%
menunjukan kriteria cukup, dan keselamatan
kerja dengan persentase 75,75% menunjukan
kriteria baik. Secara keseluruhan keterampilan
dasar laboratorium mahasiswa teknik berada
pada kriteria cukup. Diharapkan pada praktikum
semester berikutnya mahasiswa lebih termotivasi
untuk mengikuti kegiatan praktikum, serta dosen
dan instruktur membimbing mereka dengan
memberikan pembelajaran sains yang
menyenangkan dan inovatif.

TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu
kelancaran terlaksananya penelitian ini
diantaranya K.a Laboratorium Dasar
Universitas Ekasakti Padang serta rekan-
rekan dosen yang menjadi observer.

DAFTAR PUSTAKA

Asmaningrum, H. P., Koirudin, I., & Kamariah.
(2018). Pengembangan Panduan
Praktikum Kimia Dasar Terintegrasi
Etnokimia Untuk Mahasiswa. Jurnal
Tadris Kimiya, 2(Desember), 125–134.

Bastin, L. D., & Dicks, A. P. (2019). Advances in
green chemistry education. Green
Chemistry Letters and Reviews ,
8253(May).
https://doi.org/10.1080/17518253.2019.16
21059

Eliyarti, E., & Rahayu, C. (2019a). Deskripsi
Efektivitas Kegiatan Praktikum Dalam
Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa
Teknik. Edu Sains : Jurnal Pendidikan
Sains & Matematika, 7(2), 51–60.

Eliyarti, E., & Rahayu, C. (2019b). Tinjauan
Motivasi Berprestasi Mahasiswa Teknik
Dalam Perkuliahan Kimia Dasar. Jurnal
Pendidikan Glasser, 3(2), 196–204.

Eliyarti, E., Rahayu, C., & Zakirman, Z. (2020).
Deskripsi Pengetahuan Awal Alat
Praktikum Materi Koloid Dalam
Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa
Teknik. Dalton; Jurnal Pendidikan Kimia
Dan Ilmu Kimia, 3(1), 14–25.

Fitriani, R. (2017). Perbedaan Kemampuan Dasar
Bekerja Ilmiah Mahasiswa Biologi Yang
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri
dan Group Investigation. Bioedusiana,
02(01), 109–116.

Geleta, T. (2015). How Can I Improve My

Eliyart & Chichi Rahayu (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (1): 30 – 37
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i1.143
36

Students’ Ability In Doing Laboratory
Practical Work On Analytical Chemistry-
I? A Case On Class N23 At KCTE. AJCE,
5(January), 13–43.

Harefa, N., & Silalahi, N. F. D. (2020).
Improvement of Student ’ s Learning
Outcomes and Motivation With Chemical
Practicum e-Module. Jurnal Pendidikan
Kimia, 12(1), 10 –19.
https://doi.org/10.24114/jpkim.v12i1.1770
8

Jayanti, H. W., Sartika, R. P., & Kurniawan, R.
A. (2016). Analisis Kemampuan
Psikomotorik Mahasiswa Semester III
Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Ar-Razi Jurnal Lmiah, 4(2), 62–72.

Kartini, K. S. (2018). Deskripsi Perkembangan
Keterampilan Dasar Kerja Laboratorium
Kimia Siswa Sma Negeri 1 Singaraja.
Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia,
6(1), 21–31.

Khoiriroh, F., & Shofiyah, N. (2019). Perbedaan
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
VII Pada Penggunaan Laboratorium Riil
Dengan Laboratorium Virtual di SMP
Negeri 1 Candi. Proceedings of the
ICECRS, 2(1), 299 –305.
https://doi.org/10.21070/picecrs.v2i1.2388

Mamlok-Naaman, R., & Barnea, N. (2012).
Laboratory Activities in Israel. Eurasia
Journal of Mathematics, Science &
Technology Education, 8(1), 49–57.
https://doi.org/10.12973/eurasia.2012.816
a

Muna, I. A. (2016). Optimalisasi Fungsi
Laboratorium IPA Melalui Kegiatan
Praktikum Pada Prodi PGMI Jurusan
Tarbiyah STAIN Ponorogo. Kodifikasia,
10(1), 109–131.

Olubu, O. M. (2015). Influence of Laboratory
Learning Environment on Students’
Academic Performance in Secondary
School Chemistry. US-China Education
Review A, 5(12), 814–821.
https://doi.org/10.17265/2161-
623X/2015.12.005

Pujiastutik, H. (2017). Analisis Keterampilan
Dasar Mahasiswa Calon Guru Biologi
pada Mata Kuliah Pengenalan
Laboratorium Biologi UNIROW Tuban.
Proceeding Biology Education
Conference, 14, 565–571.
Purwanto, N. (2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik
Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Rosda.

Putri, S. D., Ulhusna, M., Zakirman, Z., & Gusta,
W. (2020). Improvement of Student
Science Literacy Skills Through Edmodo-
Based Teaching Materials in Learning
Science in Elementary School.
International Journal of Scientific &
Technology Research (IJSTR), 9(03),
4649–4652.

Riswanto, R., & Dewi, A. K. (2017). Peningkatan
Keterampilan Proses Sains Melalui
Pembelajaran Berbasis Laboratorium
Untuk Mewujudkan Pembelajaran
Berkarakter. JRKPF, 4(2), 60–65.

Suleiman Abdulrahman, A., & Hui, X. (2018).
Implication of Motivation Theories on
Teachers Performance in the Context of
Education System in Tanzania.
International Journal of Secondary
Education, 6(3), 46.
https://doi.org/10.11648/j.ijsedu.2018060
3.11

Supriyadi, S., & Lismawati, I. (2018). Pra
Praktikum: Pengembangan Ensiklopedia
Alat-alat Laboratorium Biologi di
SMP/MTs. JOBE, Journal of Biology
Education, 1(1), 81–92.

Wahyudiati, D. (2016). Analisis Efektivitas
Kegiatan Praktikum Sebagai Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa.
Jurnal Tatsqif, 14(2), 143–168.
https://doi.org/10.20414/jtq.v14i2.27

Zakirman, & Rahayu, C. (2018). Popularitas
WhatsApp Sebagai Media Komunikasi
dan Berbagi Informasi Akademik
Mahasiswa. Perpustakaan Arsip Dan
Dokumentasi, 10(1), 27 –38.
https://doi.org/10.15548/shaut.v10i1.7

Zakirman, Z. (2017). Pengelompokkan gaya
belajar mahasiswa menurut teori honey
mumford berdasarkan intensitas

Eliyart & Chichi Rahayu (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (1): 30 – 37
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i1.143
37

kunjungan pustaka. Ristekdik, 4(1), 1–6.

Zakirman, Z., & Hidayati, H. (2017).
Praktikalitas Media Video dan Animasi
Dalam Pembelajaran Fisika di SMP.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni,
06(April), 85 –93.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v6i1.
592

Zakirman, Z., Lufri, L., Khairani, K., & Rahayu,
C. (2020a). Implementation of The Play-
Think-Pair-Share (PTPS) Learning Model
for Elementary School Students to Master
Part of Top Skill 2020. International
Journal of Scientific & Technology
Research (IJSTR), 9(03), 4643–4648.

Zakirman, Z., Lufri, L., Khairani, K., & Rahayu,
C. (2020b). The effect of using play-think-
pair-share ( PTPS ) model to improve
student learning outcomes in magnet topic
for elementary school. IOP Conference
Series: Journal of Physics, 1481, 0–11.
https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1481/1/012078