BIT VOL 9 No.1April 2012 ISSN : 1693 -9166

Pemodelan Sistem untuk Aplikasi Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Warga Miskin Di Jakarta 36
PEMODELAN SISTEM UNTUK APLIKASI PENGELOLAAN PEMBERIAN
DANA BANTUAN WARGA MISKIN DI JAKARTA

Ita Novita
1)
, Siswanto
2)
, M. Anif
3)

1)
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur
2)3)
Program Studi teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur,,
Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12260
e-mail: [email protected]
1)


ABSTRACT

There is a problem with the unavailability of information on grant management for
supporting poor people in Jakarta. This information on grant should be in terms of
information on location area, where the poor people will receive assistance, how much they
need and the form of grant the poor people expected. Therefore, application of this
information should be developed in order to support all application of the grant. The first
important step is to develop a good modeling system which produces integrated application
in order to avoid error in applying the system. The modeling system is using object oriented
approach by using Unified Modeling Language (UML). This technique modeling system will
be realized in the form of case study which is a system modeling for application of grant
management for poor people in Jakarta. The result of this modeling system is only to get the
database which further can be used for developing application software. The software used
for this system modeling is Rational Rose Enterprise 2000.

Keywords : Poor People, Systems Modeling, Giving Fund, Unified Modeling Language
(UML)

1. Pendahuluan
Upaya pemerintah untuk memberantas
kemiskinan di wilayah Jakarta dengan
memberikan dana bantuan kepada warga
miskin rasanya belum terlaksana dengan
baik. Penyebaran dana bantuan untuk
warga miskin tersebut belum tepat sasaran,
hal ini dikarenakan belum adanya aplikasi
yang mendukung pengelolaan pemberian
dana bantuan warga miskin dalam hal
pemberian informasi letak wilayah, warga
miskin mana yang akan menerima
bantuan, seberapa besar dana bantuan yang
dibutuhkan serta bentuk bantuan yang
diharapkan warga tersebut, maka
diperlukan adanya aplikasi yang
mendukung semua hal tersebut.
Pemodelan sistem yang baik sebagai suatu
langkah awal yang sangat penting dalam
menghasilkan aplikasi yang terintegrasi
diperlukan untuk menghindari kesalahan
dalam pembuatan aplikasi tersebut.
Pemodelan sistem merupakan solusi yang
dapat dilakukan oleh para pengembang
aplikasi. Pemodelan sistem bagi organisasi
adalah untuk memperjelas karakteristik
dan tujuan dari proses organisasi. Salah
satu teknik pemodelan sistem yang
tersedia pada saat ini adalah UML.
Keberadaan UML sebagai teknik
pemodelan pengembangan sistem
informasi secara keseluruhan juga diiringi
dengan munculnya tools pemodelan yang
dapat digunakan oleh organisasi. Dalam
penelitian ini akan dibahas tentang
bagaimana cara mengidentifikasi
pemodelan sistem dengan suatu
pendekatan yang dinamakan pendekatan
object oriented. Bagaimana teknik
pemodelan sistem tersebut dilakukan akan
dituangkan berdasarkan kondisi daerah
yaitu pemodelan sistem untuk kebutuhan
pengelolaan pemberian dana bantuan
warga miskin di Jakarta dengan
mengambil objek penelitian pada salah
satu Kelurahan di Jakarta yaitu Kelurahan
Cempaka Putih Barat.

BIT VOL 9 No.1April 2012 ISSN : 1693 -9166

Pemodelan Sistem untuk Aplikasi Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Warga Miskin Di Jakarta 37
Mengingat adanya keterbatasan waktu,
tenaga, biaya serta pikiran, sehingga
penelitian ini dibatasi hanya untuk wilayah
Jakarta dengan mengambil objek
penelitian pada salah satu Kelurahan saja
yaitu Kelurahan Cempaka Putih
Barat.Yang menjadi pertanyaan riset dari
penelitian ini adalah “Bagaimana
pemodelan sistem yang tepat untuk
aplikasi pengelolaan pemberian dana
bantuan warga miskin di Jakarta?”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat model sistem yang mendukung
kegiatan pengelolaan pemberian dana
bantuan warga miskin ke arah yang lebih
baik dan untuk membuat model sistem
yang dapat memberikan informasi letak
wilayah, warga miskin mana yang akan
menerima bantuan, seberapa besar dana
bantuan yang dibutuhkan serta bentuk
bantuan yang diharapkan warga tersebut.
Manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:menjadi bahan masukan
untuk pembuatan aplikasi pemberian dana
bantuan untuk warga miskin khususnya
Kelurahan Cempaka Putih Barat Jakarta
Pusat, memberikan nilai tambah pada
organisasi dalam pengelolaan pemberian
dana bantuan untuk warga miskin, dan
dapat menjadi sumber referensi untuk
dapat melakukan penelitian lain yang
serupa.
2. Dasar Teori
2.1. Warga Miskin
Adapun kriteria warga miskin
menurut BPS seperti yang telah
disosialisasikan oleh Departemen
Komunikasi dan Informatika (2005) serta
hasil wawancara dengan staff terkait di
BPS, rumah tangga yang memiliki ciri
rumah tangga miskin, yaitu:
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal
kurang dari 8 m2 per orang.
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal
terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat
dari bambu/rumbia/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air
besar/bersama-sama dengan rumah tangga
lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga
tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari
sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air
hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-
hari adalah kayu bakar/arang/minyak
tanah.
8. Hanya mengkonsumsi
daging/susu/ayam satu kali dalam
seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru
dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan sebanyak
satu/dua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya
pengobatan di puskesmas/poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah
tangga adalah: petani dengan luas lahan
0,5 ha,buruh tani, nelayan, buruh
bangunan, buruh perkebunan, atau
pekerjaan lainnya dengan pendapatan di
bawah Rp. 600.000 per bulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala kepala
rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat
SD/hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan/barang yang
mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000,
seperti: sepeda motor (kredit/non kredit),
emas, ternak, kapal motor, atau barang
modal lainnya.
Tabel 1 berikut adalah tabel jumlah
dan prosentase penduduk miskin DKI
Jakarta Maret 2010 – Maret 2011:

Tabel 1 : Garis kemiskinan Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin DKI Jakarta
Maret 2010- Maret 2011

BIT VOL 9 No.1April 2012 ISSN : 1693 -9166

Pemodelan Sistem untuk Aplikasi Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Warga Miskin Di Jakarta 38
2.2. Pemodelan Sistem
Pemodelan adalah suatu bentuk
penyederhanaan dari sebuah elemen dan
komponen yang sangat komplek untuk
memudahkan pemahaman dari informasi
yang dibutuhkan.
Pemodelan sistem terdiri dari:
1. Pemodelan Berdasarkan Skenario
(Scenario Based Modelling)
2. Pemodelan Berorientasi Aliran
(Flow-Oriented Modelling)
3. Pemodelan Berdasarkan Kelas
(Class-Based Modelling)
4. Pemodelan Perilaku (Behavioral
Modelling)
Pemodelan sistem yang dipakai pada
penelitian ini adalah pemodelan
berdasarkan skenario yaitu pemodelan
sistem yang dilakukan dari sudut pandang
pengguna dengan menggunakan UML
(Unified Modeling Language).

2.3. Konsep Dasar Berorientasi Obyek
Konsep dasar berorientasi obyek
mencapai puncaknya pada saat masalah
analisis dan desain menjadi lebih
diperhatikan dari pada masalah coding.
Secara spesifik, pengertian berorientasi
obyek menurut sholiq (2006:21) adalah:
“Object oriented merupakan
mengorganisasikan perangkat lunak
sebagai kumpulan obyek-obyek diskrit
yang bekerja sama antar informasi atau
struktur data dan perilaku (behaviour)
yang mengaturnya”.
Terdapat beberapa cara untuk
menentukan karakteristik dalam
pendekatan berorientasi obyek tetapi
secara umum menyangkut 4 (empat) hal
yaitu identifikasi, klasifikasi, polimorfisme
dan pewarisan.
Metodologi adalah cara sistematis
untuk mengerjakan pekerjaan analisis dan
desain. Metodologi berorientasi obyek
adalah metode penyelesaian masalah
dengan mengunakan pendekatan
berorientasi obyek. Metodologi
pengembangan sistem berorientasi obyek
mempunyai tiga karakteristik yaitu:


1. Encapsulation
Encapsulation (pengkapsulan)
merupakan dasar untuk pembatasan ruang
lingkup program terhadap data yang
diproses.
2. Inheritance
Inheritance (pewarisan) adalah teknik
yang menyatakan bahwa anak dari obyek
akan mewarisi data/atribut dari metode
dari induknya langsung. Sifat yang
dimiliki oleh kelas induknya tidak perlu
diulang dalam subkelasnya.
3. Polymorphism
Polymorphism (polimorfisme) yaitu
konsep yang menyatakan bahwa sesuatu
yang sama dapat mempunyai bentuk dan
perilaku yang berbeda.

2.4. Unified Modelling Language
(UML)
Unified Modelling Language (UML)
adalah sebuah “bahasa” yang telah
menjadi standar dalam industri untuk
visualisasi, merancang, dan
mendokumentasikan sistem perangkat
lunak. UML menawarkan sebuah standar
untuk merancang model sebuah sistem.
Dengan menggunakan UML kita dapat
membuat model untuk semua jenis
aplikasi perangkat lunak, dimana aplikasi
tersebut dapat berjalan pada perangkat
keras, sistem operasi dan jaringan
manapun, serta ditulis dalam bahasa
pemrograman apapun. Tetapi karena UML
menggunakan class dan operation dalam
konsep dasarnya, maka ia lebih cocok
untuk penulisan perangkat lunak dalam
bahasa-bahasa berorientasi obyek. Notasi
UML diturunkan dari 3 notasi yang telah
ada sebelumnya: Grady Booch OOD
(Object -Oriented Design), James
Rumbaugh OMT ( Object-Modelling
Technique), dan Ivar Jacobson OOSE
(Object- Oriented Software Engineering).
UML dapat diartikan sebagai notasi grafis
yang didukung oleh meta model tunggal,
yang membantu pendeskripsian dan desain
sistem perangkat lunak, khususnya sistem
yang dibangun menggunakan
pemrograman berorientasi obyek.

BIT VOL 9 No.1April 2012 ISSN : 1693 -9166

Pemodelan Sistem untuk Aplikasi Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Warga Miskin Di Jakarta 39
Tujuan utama UML diantaranya adalah
untuk:
1. Menggunakan model yang siap pakai,
bahasa pemodelan visual yang
ekspresif untuk mengembangkan dan
saling menukar model dengan mudah
dan dimengerti secara umum.
2. Memberikan bahasa pemodelan yang
bebas dari bahasa pemrograman dan
proses rekayasa.
3. Menyatukan praktek-praktek terbaik
yang terdapat dalam pemodelan.
Cakupan UML diantaranya: pertama,
UML menggabungkan konsep BOOCH,
OMT, dan OOSE, sehingga UML
merupakan suatu bahasa pemodelan
tunggal yang umum dan digunakan secara
luas oleh para user. Kedua, UML
menekankan pada apa yang dapat
dikerjakan dengan metode-metode
tersebut. Ketiga, UML berfokus pada
suatu bahasa pemodelan standar, bukan
pada proses standar.
Dalam memodelkan sistem, penulis
tidak akan menggunakan semua diagram
yang ada di UML tetapi hanya beberapa
yang dibutuhkan saja seperti activity
diagram, use case diagram , sequence
diagram dan class diagram.
3. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif jenis studi kasus yang
memusatkan perhatian pada suatu kasus
secara intensif dan mendetail. Objek
penelitian yang diteliti adalah salah satu
Kelurahan di Jakarta yaitu Kelurahan
Cempaka Putih Barat Jakarta Pusat.
Kerangka pikir penelitian bisa dilihat pada
gambar 1.


Gambar 1 : Kerangka Pikir Penelitian
Pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara yang dilakukan ke
beberapa pihak, yaitu :
a) Staf Kelurahan
b) Staf BPS
2. Observasi lapangan
Observasi adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan. Peneliti melakukan
observasi dengan mengamati kondisi
langsung di lapangan.
3. Mempelajari dokumen atau referensi
yang terkait dengan organisasi. Hasil
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi :
a. Data Primer, berupa wawancara dan
hasil observasi lapangan
Wawancara yang dilakukan dengan
Staf Kelurahan untuk mengetahui
kondisi Kelurahan serta kriteria dari
warga miskin di Kelurahan tersebut.
Wawancara dengan Staf BPS untuk
informasi tambahan mengenai kriteria
warga miskin yang berlaku di Jakarta.
b. Data sekunder adalah data yang
diperoleh melalui data yang telah
diteliti dan dikumpulkan oleh pihak
lain yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Data sekunder merupakan
data yang didapat dari pihak kedua.
Data sekunder pada penelitian ini
didapat dari penelitian sejenis yang
pernah dilakukan, studi pustaka dan
penelusuran di internet.

4. Hasil Penelitian
Sebuah studi kasus yang nantinya
dapat dijadikan sebagai bahan pemahaman
dan perbandingan bagaimana pemodelan
proses bisnis tersebut dilakukan diperlukan
untuk mengimplementasikan pendekatan
object oriented
4.1. Profil Organisasi
a. Sejarah
Kelurahan Cempaka Putih Barat
terbentuk berdasarkan Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor D.18/I/1974 tanggal 08

BIT VOL 9 No.1April 2012 ISSN : 1693 -9166

Pemodelan Sistem untuk Aplikasi Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Warga Miskin Di Jakarta 40
Januari 1974 dimana pada waktu itu
Kelurahan Cempaka Putih Barat bernama
Kelurahan Cempaka Putih. Isi dari Surat
Keputusan Tersebut menyatakan bahwa
Kelurahan Cempaka Putih dipecah
menjadi 2 (dua) Kelurahan yaitu:
a) Kelurahan Cempaka Putih Barat
b) Kelurahan Cempaka Putih Timur

b. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Kelurahan
Cempaka Putih Barat dapat dilihat pada
gambar 2.



Gambar 2: Struktur Organisasi Kelurahan Cempaka Putih Barat


c. Visi dan Misi
Visi dan Misi dari Kelurahan
Cempaka Putih Barat adalah sebagai
berikut:
a) Visi
Terciptanya wilayah dan warga
Kelurahan Cempaka Putih Barat yang
bersih, indah, aman, tertib dan familier.
b) Misi
Adapun misi dari Kelurahan Cempaka
Putih Barat adalah:
(1) Meningkatkan kinerja aparat
pemerintah kelurahan dalam rangka
memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat.
(2) Cepat tanggap terhadap permasalahan
warga
(3) Mengedepankan musyawarah/dialog
dengan warga dalam menyelesaikan
berbagai masalah
(4) Mengupayakan warga memauhi
PERDA Prov. DKI Jakarta

4.2. Uraian Prosedur Pengelolaan
Dana Bantuan Warga Miskin
Uraian prosedur bertujuan untuk
menjelaskan tahapan-tahapan yang terjadi
untuk setiap proses yang ada di organisasi
yang digambarkan dengan menggunakan
activity diagram. Adapun tahapan-
tahapan prosedur pengelolaan dana
bantuan warga miskin adalah:
1. Pemberian dana bantuan dari
donatur
Donatur yang ingin memberikan dana
bantuan dapat langsung ke kelurahan
dengan melihat jenis kebutuhan dana
bantuan yang sedang diperlukan,
kemudian donatur melihat daftar warga
miskin yang ada di wilayah tersebut. Jika
donatur ingin memberikan dana, maka
dana tersebut langsung diberikan ke staf
kelurahan yang berwenang. Kemudian
staf kelurahan akan membuat dan
memberikan bukti penerimaan dana
bantuan ke donatur. Gambar 3 berikut
adalah activity diagram dari pemberian
dana bantuan dari donatur:

BIT VOL 9 No.1April 2012 ISSN : 1693 -9166

Pemodelan Sistem untuk Aplikasi Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Warga Miskin Di Jakarta 41



Gambar 3: Activity Diagram Pemberian Dana
Bantuan Dari Donatur

2. Alokasi Dana Bantuan kepada
warga miskin
Dana bantuan yang diterima dari
donatur akan diatur dan dialokasikan
dengan melihat daftar kebutuhan warga
miskin. Kemudian dana tersebut
diserahkan kepada warga miskin. Gambar
4 berikut adalah activity diagram dari
alokasi dana bantuan kepada warga
miskin :




Gambar 4: Activity Diagram Alokasi Dana
Bantuan Kepada Warga Miskin

3. Pemodelan Sistem Pengelolaan
Dana Bantuan Warga Miskin
a. Use Case Diagram
Prosedur untuk sistem pengelolaan
dana bantuan warga miskin dibagi
menjadi 4 modul utama yaitu:
1. Modul File Master
Modul ini berisi inputan data master
yang terdiri dari input data jenis bantuan,
input data kriteria warga miskin, input
data warga miskin, input data donatur,
input jenis kebutuhan dana dan input
wilayah warga miskin.
User yang terlibat langsung dalam
modul ini adalah Staf Kelurahan.
Penggambarannya bisa dilihat di use case
diagram File Master pada gambar 5.

Gambar 5: Use Case Diagram File Master

2. Modul Transaksi
Modul ini berisi inputan data transaksi
yang terdiri dari input data dana donatur,
input letak wilayah warga miskin dan
input data penerimaan bantuan. User yang
terlibat langsung dalam modul ini adalah
Staf Kelurahan. Penggambarannya bisa
dilihat di use case diagram pada gambar
6.

Gambar 6: Use Case Diagram Transaksi

3. Modul View
Modul ini berisi informasi tentang
kebutuhan jenis bantuan, informasi letak
wilayah warga miskin dan informasi
penerima bantuan. User yang terlibat
langsung dengan modul ini adalah
Donatur dan Staf Kelurahan.
Penggambarannya bisa dilihat di use case
diagram pada gambar 7.

BIT VOL 9 No.1April 2012 ISSN : 1693 -9166

Pemodelan Sistem untuk Aplikasi Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Warga Miskin Di Jakarta 42


Gambar 7: Use Case Diagram View

4. Modul Laporan
Modul ini berisi informasi tentang
laporan data warga miskin, laporan
penerima dana bantuan dan laporan data
donatur. User yang terlibat langsung
dengan modul ini adalah Staf Kelurahan.
Penggambarannya bisa dilihat di use case
diagram pada gambar 8.


Gambar 8: Use Case Diagram Laporan

b. Class Diagram
Pemodelan data aplikasi pengelolaan
dana bantuan warga miskin digunakan
class diagram, bisa dilihat pada gambar
9.

Gambar 9: Class Diagram Pengelolaan Dana Bantuan Warga Miskin

BIT VOL 9 No.1April 2012 ISSN : 1693 -9166

Pemodelan Sistem untuk Aplikasi Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Warga Miskin Di Jakarta 43
c. Struktur Tampilan Aplikasi
Pengelolaan Pemberian Dana
Bantuan Warga Miskin. Gambar 10
berikut ini adalah gambar struktur
tampilan dari aplikasi Pengelolaan
Pemberian Dana Bantuan Warga
Miskin.

Gambar 10: Struktur Tampilan Aplikasi Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Warga Miskin

d. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk
menggambarkan interaksi antar objek yang
disusun berdasarkan urutan waktu
(kejadian). Berikut ini adalah sequence
diagram dari aplikasi pengelolaan
pemberian dana bantuan warga miskin.
Berikut adalah sequence diagram dari
Input Data Warga Miskin dan Cetak
Laporan Penerima Dana Bantuan yang
terlihat pada Gambar 11 dan Gambar 12.
1. Sequence diagram Input Data Warga Miskin
: Staf Kelurahan : frmdatawm : ctrldatawm : wargamiskin : kwn : detil_wm : wilayah
open()
input wm()
input wm()
simpan()
simpan()
simpan()
cari()
get no_kk()
get no_kk()
ubah()
ubah()
ubah()
hapus()
hapus()
hapus()
batal()
batal()
bersih()
keluar()
keluar()
show idwm()
cari kwm()
get id_kwn()
get id_kwn()
show kwn()
input status()
input status()
tambah()
tambah()
show listview()
open()
simpan()
cari wilayah()
get no_rw()
get no_rw()
show wilayah()

Gambar 11 Sequence Diagram Input Data Warga Miskin

BIT VOL 9 No.1April 2012 ISSN : 1693 -9166

Pemodelan Sistem untuk Aplikasi Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Warga Miskin Di Jakarta 44
2. Sequence Diagram Cetak Laporan Penerima Dana Bantuan : Staf Kelurahan : frmctklapterima : ctrlctklapterima : danakeluar : danamasuk : detil_bantuan : JenisBantuan : detil_keluar : wargamiskin
open()
open()
input periode()
input periode()
cetak()
cetak()
get id_danakeluar()
get id_danamasuk()
get id_danamasuk()
get id_jb()
get id_danakeluar()
get no_kk()
keluar()
keluar()

Gambar 12 Sequence Diagram Cetak Laporan Penerima Dana Bantuan

5. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa ditarik
dari penelitian ini adalah:
a. Sistem Pengelolaan Pemberian Dana
Bantuan Warga Miskin dapat
dibuatkan suatu model yang standar.
b. Pemodelan sistem dengan UML dapat
menghasilkan gambaran yang jelas dan
memberikan kemudahan dalam
menganalisis sistem yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
1. Simon Bennet, Steve Mcrobb And
Ray Farmer, 2002 “Object Oriented
Systems Analysis And Design Using
Uml Secon Edition”, Mc Graw Hill.
UK
2. Alan Dennis, Barbara Haley Wixom,
Roberta M. Roth. 2010 “System
Analysis And Design 4
th
Edition”,
Jhon Willey & Sons
3. Wendy Boggs, Michael Boggs, 2002
“Mastering Uml With Rational Rose
2002”, Sybex Inc, Usa
4. Http://Meruyaselatan.Blogspot.Com/2
009/05/Kriteria-Keluarga-
Miskin.Html[Diakses Tanggal 27
Agustus 2011]
5. Http://Jakarta.Bps.Go.Id/Fileupload/B
rs/Miskin_2011.Pdf [Diakses Tanggal
27 Juni 2011]
6. Sholiq, 2006 “Pemodelan Sistem
Informasi Berorientasi Obyek Dengan
UML Edisi Pertama” , Graha
Ilmu,Yogyakarta
7. John W.Satzinger, Robert B. Jackson,
Stephen D. Burd, 2007 “System
Analyst And Design In A Changing
Word, Fourth Edition”, Thomson
Course Technology, New York
8. Lonnie D. Bentley, Jeffrey L.
Whitten, 2007 “System Analyst And
Design For The Global Enterprise,
Seven Edition”, The Mcgrraw-Hill,
New York
9. Munawar, 2005, “Pemodelan Visual
Dengan UML”, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
10. Herawati Sri, 2010,
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct
=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&
cts=1331010585243&ved=0CCsQFjA
C&url=http%3A%2F%2Fzheira83.fil
es.wordpress.com%2F2010%2F09%2
Fpertemuan-2-model-dan-
pemodelan1.ppt&ei=DZxVT7SODsy
mrAfCp43_Bg&usg=AFQjCNGmPjK
wNQL65XSQEqnoEkdvo1g8Rg
[Diakses tanggal 21 September 2011]