88
Vol. 23 No. 2, Agustus 2022: 88-95
Alamat korespondensi: Program Studi Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jalan
Parangtritis Km. 6.5 Yogyakarta. E-mail: [email protected]; HP.: 0811267678.
1
Naskah diterima: 30 Mei 2022 | Revisi akhir: 26 Juli 2022
Lagu Salam Sahabat Anak
Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Komposisi Tari
Daruni
1

Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
ABSTRACT
The Song of Salam Sahabat Anak as an Inspiration for the Creation of Dance
Composition. The series of beautiful, rhythmic and comical tones leave an impression of joy for the
listeners. Once a musical work was auditive stimulated by Studio Omah Cangkem's entitled Salam
Sahabat Anak, it prompted the birth of a dance work with the same title as the accompanying music.
Following the title and the song's lyrics, the dance tells about the importance of making friends with
children. The dance method of Jacqueline Smith was chosen to realize this dance design with the steps
of dance design starting with listening and analyzing the structure of the song, which was identified
as a varied composition of instrumental and vocals. The pattern of the musical framework and vocal
variations became the basis for the selection of motifs and movement patterns and their variations.
The concept of Creative Dance is also an option in this dance. The design aims to realize the Sahabat
Anak dance, this pure dance type, to explore simple motion motifs according to the musical pattern.
It is expected this simple dance can attract children's talents and encourage children to have a new
perspective in which dancing is everyone's right; dancing is to set the heart; dance is for all; dance is
an element of life; dancing makes life more beautiful, and dance makes life stronger to face various
situations.
Keywords: song of Salam Sahabat Anak; inspiration; creation; dance work
ABSTRAK
Rangkaian nada indah, ritmik dan komikal meninggalkan kesan suka cita bagi pendengarnya.
Dirangsang secara auditif dari karya musik Studio Omah Cangkem yang berjudul Salam Sahabat Anak,
mendorong lahirnya karya tari yang diberi judul sama dengan musik pengiringanya. Sesuai dengan
judul dan syair lagu yang terkandung di dalamnya maka tarian ini ini menceritakan tentang pentingnya
bersahabat bagi anak-anak. Metode perancangan dimulai dengan mendengarkan, menganalisis struktur
lagunya yang diidentifikasi sebagai sebuah komposisi bervariasi instrumental dan vokal. Pola kerangka
musik dan variasi vocal menjadi landasan pemilihan motif dan pola gerak beserta variasinya serta konsep
tari kreatif juga menjadi pilihan dalam perancangan karya ini. Perwujudan karya tari Sahabat Anak,
bertipe tari murni dengan mengeksplor motif gerak sederhana sesuai pola musiknya. Harapan tarian
sederhana ini dapat mengundang minat bakat anak dan mendorong anak memiliki citra baru bahwa
menari itu hak siapa saja, menari itu menata hati, dance for all, dance as an element of life, menari itu
membuat hidup lebih indah, membuat hidup lebih kuat menghadapi aneka situasi.
Kata kunci: Lagu Salam Sahabat Anak; inspirasi; penciptaan; karya tari
yang dimulai dari rangsang ide, melihat sebuah
objek yang kemudian memunculkan gagasan untuk
direalisasikan menjadi sebuah karya tari. Ada pula
yang diawali dengan melihat sesuatu, atau disebut
rangsang visual, melihat kegagahan sebuah candi,
Pendahuluan
Tarian adalah hasil aktivitas kreatif dan bentuk
komunikasi unik dari seorang penata tari. Proses
penciptaan karya tari juga melalui banyak cara. Ada

89Vol. 23 No. 2, Agustus 2022
tajam, kerasnya batu, tinggi menjulang, dan
indahnya arsitektur, menarik dan menginspirasi
lahirnya sebuah karya tari. Ada juga yang membuat
karya tari karena mendapat rangsang dengar atau
rangsang auditif (Smith-Autard, 2010). Seseorang
menciptakan karya tari dengan aneka cara dan juga
aneka tujuan. Beberapa koreografer menciptakan
tari untuk memenuhi kebutuhan jiwa estetis dan
tuntutan artistic. Mereka juga menyiapkan karya
tari untuk berbagai event dengan aneka kategori,
seperti karya tari untuk ajang festival lingkup
nasional maupun internasional, kompetisi, dan
juga karya tari untuk eksibisi. Tarian diciptakan
untuk sebuah acara kebaktian agama. Tari adalah
gerakan tubuh dengan cara-cara ritmik, umumnya
menggunakan iringan musik dan tergantung
kepada ruang. Pengekspresikan ide, pembebasan
energy secara sederhana, menerima dengan suka
cita gerakan itu sendiri.
Kaitan erat tari dan musik pengiring dalam
sebuah tarian, ada tarian yang diiringi aneka alat
musik secara ansambel maupun orchestra, adapula
yang memanfaatkan musik internal. Seperti
beberapa karya tari tradisional di Sumatera Barat
banyak ditemui musik internalMusik internal
dari suara dendang pemain Randai sebagai
daya sentuh tersendiri atas kepekaan emosional
seseorang melalui tatanan irama dendang sebagai
bekal dan pertahanan emosional melalui format
musikal (kesatuan ekspresi vokal dengan lirik-
lirik gurindam) berdasarkan jalinan yang tercipta
secara emosional atas rasa kebersamaan dalam
tataran nagari (Rustiyanti, 2019; Firmansyah et
al., 2019). Musik dan tari berjalan harmonis saling
mengisi, saling melengkapi, saling menginspirasi.
Beberapa tarian tradisional klasik tercipta karena
keindahan musik/gending yang “ dansi” beberapa
tarian bahkan diambil dari nama nama gending
tersebut, antara lain Tari Goleh Ayun-ayun, Tari
Serimpi Ronggojanur, Bedaya Sinom, terinspirasi
dari apa yang sudah terjadi di dunia tari dan musik
yang selalu erat bergandengan, hal itu juga terjadi
pada proses kreatif karya tari. Mengapa Lagu Salam
Sahabat Anak. Mendorong terciptanya koreografi
tari? ada apa dengan syair dan melodinya sehingga
mendorong seorang koreografer untuk membuat
karya tari.
Metode Penelitian
Penciptaan sebuah karya tari bisa dimulai
dari sebuah elaborasi nilai- nilai kreativitas seorang
komposer musik, seperti halnya karya Lagu Salam
Sahabat Anak, hasil karya musik yang amat
mengakomodasikan senuah gerak tari. Secara auditif
mendorong seseorang yang mendengarkan untuk
bergerak. Musik ini memprovokasi pendengarnya
untuk menggerakkan tubunnya. Penelitian
yang bersifat terapan ini lebih merupakan suatu
penelitian tindakan berupa kegiatan penelitian
dengan mengutamakan proses proses penelitian
yang dilakukan secara sistematik dengan terlebih
dahulu memperhatikan kondisi sosial budaya,
khususnya dalam hal ini kultur Jawa (Raharja,
2021). Ki Hajar Dewantara memiliki metode asah
asuh asih bagi anak anak yang disebut sistem Among
atau Sariswara. Metode sariswara menggunakan lagu
sebagai “ alat” untuk menginternalisasi nilai-nilai
kebaikan melalui syair dan nada. Langkah ini yang
kemudian diadopsi dalam proses kreatif penataan
tari. Lagu "Salam Sahabat Anak" menjadi sumber
inspirasi artistik untuk terciptanya karya tari.
Metode penciptaan tari melalui stimulasi auditif.
Rangsang pendengaran termasuk musik, iringan
yang paling umum untuk tarian. Sangat sering,
penciptaan tari dimulai dengan mendengarkan
musik tertentu, yang sifatnya telah merangsang
ide tari (Saepudin, 2015), dengan begitu banyak
jenis musik, yang mendorong terciptanya karya tari
yang bertipe emotif, atmosfer, abstrak, liris, komik,
dramatis (Smith-Autard, 2010). Mendengar lagu
Salam Sahabat Anak, ayat ini memiliki makna
positif, "pegang tangan kita bersama-sama, dalam
satu jiwa. Saling menyapa, sahabat anak-anak, selalu
ceria, teman-teman anak berpegangan tangan, teman
anak-anak bersalaman, teman anak selalu ceria,
berbagi dan bahagia". Dari struktur lagu, karakter
nada, dan juga makna lirik lagu, mendorong para
penata tari untuk mengarahkan eksplorasi gerakan
menuju pola berirama dan karakter gerakan yang
bersinergi dengan makna lirik. Struktur musik,
pada awalnya ada pengenalan instrumental,
empat kali delapan hitungan, kemudian lirik
lagu, dua kata dan dua hitungan untuk menari,
cara sederhana untuk mengenali struktur musik,

90Daruni, Lagu Salam Sahabat Anak Inspirasi Karya Penciptaan Tari
berapa banyak bar, struktur koreografi disesuaikan
dengan pola musik (Irawati, 2020). Konsep
koreografi memakai creative dance (Mettler,
1985), yaitu nmemberi ruang pada kreativitas
anak-anak yang menarikannya. Sikap kreatif tidak
hanya dihubungkan dengan tari, namun sikap
itu membamtu seseorang untuk bersikap kritis
membaca kehidupan. Konsep ini juga membuka
wawasan memberi pemahaman tentang konsep
dance for all, dance as an element of life. Mettler,
1985). Koreografer membuka potensi anak, dan
apabila mereka punya bakat, maka aktivitas menari
ini termasuk merawat bakat mereka. Citra anak
ditampilkan melalui karakter gerak yang terbentuk
dari desain geraknya.
Hasil dan Pembahasan
Studio Omah Cangkem, identik dengan
sosok seorang Pardiman yang membuka studio
gamelannya kepada generasi muda usia sekolah dasar
dan pra sekolah untuk mengenal, mengapresiasi
dan menghargai gamelan sebagai pusaka budaya
Indonesia. Beliau seorang yang bergerak di bidang
pembelajaran atau transmisi musik tradisional di
Yogyakarta. Transmisi pembelajaran anak penting
dilakukan sedini mungkin dalam lingkungan
habitusnya (Irawati, 2019; 2021). Bersama anak
anak Negeri Cangkem itulah Pardiman melahirkan
banyak karya dan mengkategorikan para anggotanya
dengan aneka nama, Acapela Mataraman, OTW
Acapela, Icipili Mitirimin, Sragam ABG, Gamelan
Emperan Khayangan, Gamelan Style dan Wayang
Pelajar. Beberapa Studio Omah Cangkem antara
lain Lerem Ana Ndalem, Gangsa Kinaryo Japa,
Langgam Jogja Istimewa, Nggoleki Susuhing
Gending, Neng Ing Cipta Hanata Rasa, Cipta
Rasa Hanggatra Karsa, dan Salam Sahabat Anak.
Belajar dari seniman tradisional mereka menguasai
beberapa tarian, mampu melantunkan tembang
dan juga trampil memainkan alat musik, maka
muncul ide melatih anak-anak negeri Cangkem
belajar menari (Meloni, 2021; Pratiwi et al.,
2020). Beberapa karya Pardiman menarik untuk
direspon dengan gerak, namun Lagu Salam Sahabat
Anak paling menggelitik untuk dijadikan sumber
inspirasi karya seni. Mengapa? Karena lagu Salam
Sahabat Anak ini bernuansa lagu anak-anak, dan
generasi muda khususnya anak-anak menjadi
prioritas untuk menjadi target pewarisan nilai
budi luhur. Menghayati syair lagu “Salam Sahabat
Anak“, Ulurkan tangan kita bergandengan, dalam
satu jiwa salaing menyapa, salam sahabat anak, selalu
riang gembira, sahabat anak, bergadeng tangan,
sahabat anak, saling jabat erat, sahabat anak selalu
riang , berbagi dan berbahagia”. Syair lagu yang
indah baik dan benar menuntun pendengarnya
terprovokasi melakukan hal yang sama. Sama
halnya dengan tembang, kawih dan beberapa lagu
tradisional yang syairnya mengandung ajaran untuk
berbuat baik menciptakan kedamaian (Kawih et
al., 2020; Hau, N.H et al., 2022). Terkait dengan
hakekat seni dalam mempengaruhi masyarakat,
dampak positif sebuah karya seni bisa berdampak
ke berbagai pihak. Saat proses penciptaan karya,
maupun saat karya siap disajikan, respon positif
yang didapat aneka cara. Ada dua pendapat tentang
keberadaan nilai dalam sebuah karya seni. Ada
yang bependapat bahwa nilai seni sebuah karya
terletak pada benda dan senimannya. Namun dapat
pula pencarian hakekat seni dilakukan dari aspek
penerima seni. Artinya nilai sebuah karya seni tidak
terletak pada bendanya atau penciptanya, tetapi
kepada penerimanya (Batubara, 2021).
Lagu Sahabat Anak
Lagu ini sebagai inspirasi gerakan tari yaitu
dengan cara menelaah setiap bagian dari melodi
dan ritme musik yang disuguhkan. Adapun notasi
Lagu Sahabat Anak dibuat dengan menggunakan
pendekatan notasi diatonic 1 2 3 4 5 6 7 (do
re mi fa sol la si). Notasi sengaja dibuat dengan
tanpa menggunakan tanda sukat dan harga nada
agar memudahkan anak-anak untuk memainkan
balungan dan menyanyikannya.
Hal ini dikarenakan notasi disini hanya sebatas
panduan balungan saja, jadi lebih kepada metode
menghafal dari lagu tersebut. Adapun notasi
sederhana yang dibuat komposernya terdapat pada
gambar 1.
Struktur musik Lagu Salam Sahabat Anak,
memiliki struktur pola berulang. Di mulai dari
pola instrumentalia, kemudian masuk ke lagu, pola

91Vol. 23 No. 2, Agustus 2022
ritme dan karakter lagu ini mengingatkan pada
irama keroncong. Ada nuansa keceriaan, rasa relaks
pada vokalnya, tenang, damai tidak terburu-buru,
sejuk, nyaman secara auditif menyejukkan. Lebih
dalam lagu ini mirip keroncong perkembangan,
sehingga terkesan lebih menarik (Sanjaya, 2021).
Dilihat dari syairnya tidak terlalu panjang,
namun setiap kata memiliki makna yang dalam.
Syairnya provokatif dan memiliki daya aruh dan
sangat tepat dilantunkan saat ini. Saat ini banyak
anak kecil kehilangan teman, karena “temannya”
sebuah gawai, himbauan bahwa interaksi antar
manusia, sosialisasi anatar anak menjadi kebutuhan
jiwa seorang kanak-kanak. iniah saatnya lagu atau
karya seni tidak saja untuk kebutuhan estetis dan
artistik, namun juga ikut berkontribusi untuk
kemanusiaan, dalam hal ini untuk edukasi (Prasetya
et al., 2018).
Anak-anak Negeri Cangkem terampil
menabuh gamelan, mereka juga melengkapi
keterampilan dengan belajar nyanyi Jawa atau
nembang. Bintarto, 2014; Thi, 2020 mengatakan
teknik menyanyi dan nembang itu berbeda, daya
tarik nusikal menyanyi berbeda dengan nembang,
masing-masing memiliki estetikanya sendiri
Sebuah gending, lagu, tembang maupun
nyanyian dapat menginspirasi lahirnya karya seni
baru, dari sebuah musik bisa melahirkan karya
motif batik begitu juga lagu Salam Sahabat Anak,
menghasilkan karya koreografi tari (Rokhani &
Haryanto, 2021; Alam, S et al, 2020).
Berangkat dari nyanyian tersebut penulis
mengeksplore setiap bait kalimat dan balungan lagu
untuk dipahami dan kemudian dituangkan dalam
bentuk gerakan sederhana yang juga diperuntuk-
kan untuk anak-anak.
Konsep Gerakan Tari dari Lagu Salam
Sahabat Anak
Konsep tari memakai creative dance yaitu
memberi ruang pada kreativitas anak-anak
yang menarikannya. Sikap kreatif tidak hanya
berhubungan dengan tari, namun sikap itu
membantu seseorang untuk bersikap kritis
membaca kehidupan. Konsep ini juga membuka
wawasan memberi pemahaman tentang konsep
dance for all, dance as an element of life. Sebagai
penata tari penulis membuka potensi anak, dan
apabila mereka punya bakat, maka aktivitas menari
ini termasuk merawat bakat mereka.
Citra anak ditampilkan melalui karakter gerak
yang terbentuk dari desain geraknya. Gerakan
tari berupa “garis” gerak memiliki karakter, gerak
lengkung terkesan lembut, gerak patah patah
terkesan keras dan kuat. Bagian tubuh yang
mengesankan gerak lincah dinamis berasal dari
gerak tubuh bagian bawah yaitu kaki, paduan gerak
tangan dan kakai ditambah pengolahan ruang arah
hadap menciptakan kesan lincah dinamis dna
menarik untuk dilihat dan dilakukan.
Aspek gerak tari bersumber dari aneka ide,
salah satunya pola Tik Tok yang sedang digandrungi
anak muda, memainkan kaki kombinasi dan
berkoordinasi dengan tangan membentuk pola
harmonis, keseimbangan kanan kiri, kadang
keduanya mempermudah imitasi penari usia anak.
Tangan kanan menjulur ke depan, diikuti kaki kiri
menekuk dan sebaliknya sudah sering dilakukan
anak-anak ketika bermain Tik Tok sebuah aplikasi
musik dan “ tari” yang sekarang sedang popular di
kalangan masyarakat aneka usia. Pola repetisi dan
variasi desain gerak asimetris menimbulkan desain
gerak dinamis.
Gambar 1: Balungan dan Syair Lagu Salam Sahabat
Anak (Sumber: Pardiman, 2021).

92Daruni, Lagu Salam Sahabat Anak Inspirasi Karya Penciptaan Tari
Desain sikap tangan dan gerak tangan dibuat
sesederhana mungkin, namun terkesan variatif,
tangan kanan nyawang, bergantian tangan kiri
dhaplang. Itu beberapa “formula” pemilihan motif
gerak. Variasi lain yang dipilih yaitu permainan
arah hadap.
Struktur Tari Sahabat Anak, pada bagian awal,
introduksi 4 kali 8 hitungan, melakukan gerak
lokomotor lembehan melingkar, masuk vokal:
ulurkan tangan kita bergandengan
motif gerak bunga mekar
dalam satu jiwa saling menyapa
motif gerak kuncup mengembang
salam sahabat anak
motif santun melambai
selalu riang gembira
motif gerak tangkai serangkai
sahabat anak bergandeng tangan
motif gerak pukul tumpul
sahabat anak saling jabat erat
motif gerak goyang simpul
sahabat anak selalu riang
motif guyub rukun
berbagi dan berbahagia
motif merapat erat
Kekuatan kata dalam syair lagu menuntun
penata tari memilih gerak yang “mengkonverse”
jiwa, arti kata ke dalam sikap, dan motif gerak.
“Menurut Barthes, denotasi merupakan tanda
yang penandanya mempunyai tingkat kesepakat-
an yang tinggi yang menghasilkan makna sesung-
guhnya. Bagi Barthes, denotasi merupakan
sistem signifikasi tingkat pertama sedangkan
konotasi merupakan sistem signifikasi tingkat
kedua“(Barthes, n.d.). Syair dalam lagu di atas
secara konotatif maupun secara denotatif memiliki
arti positif, dan memiliki tenaga mendorong
memprovokasi menuju kepada kerukunan antar
teman. ”ulurkan tangan“, menunjukkan sikap
inisiatif mengajak, mendahului dan proaktif
menyempaikan salam jabat tangan. “dalam satu
jiwa”, penggambaran penyatuan jiwa, belarasa
tenggangrasa, sensitif membantu, dan mengulurkan
tangan memberi pertolongan siapapun yang
membutuhkan, tanpa memandang suku, agama
dan status sosial. Kata yang berjiwa, syair yang
bertenaga mampu mendorong terciptanya koreo-
grafi tari Salam Sahabat Anak.
Tari ini bertipe murni, sebuah tari tunggal
yang bisa ditarikan secara massal, konsep gerak
easy moving, disesuaikan dengan kemampuan
anak-anak Negeri Cangkem. Motif gerak memilih
yang “semakna” dengan syair lagunya. Lagu
Sahabat Anak, menjadi inspirasi kreatif dan juga
menjadi nama tariannya. Syair yang penuh makna
membawa sejuk damai sejahtera.
Karya Tari Sahabat Anak, dipentaskan di
ruang terbuka, dimanapun kita berada, kita menari
merespon/menyesuaikan lingkungan kita, bentuk
lingkungan kita mempengaruhi bentuk gerak
tubuh kita. Alam terbuka, memberikan efek gerak
lepas bebas tidak terkungkung dinding ruang.
Desain busana dalam Tari Sahabat Anak
menjadi penunjang estetis tarinya. Busana simple
sporty dipilih disesuaikan dengan jiwa anak anak,
blouse kombinasi polos dan batik lereng, dan celana
kulot polos putih. Desain dimaksud dipilih untuk
memberi kenyamanan pada para penari, desain
itu nyaman dipakai bergerak, tidak mengganggu
gerakan karena potongan celana dan baju yang
longgar. Desain tata rambut dikepang dua, menjadi
efek tersendiri ketika mereka bergerak menari,
terlempar ke sana ke mari. Rias wajah natural,
menonjolkan wajah polos anak-anak yang ceria
dengan kecantikan alami.
Posisi iringan tari menjadi rangsang auditif
bagi penciptaan tari, strukturnya menuntun
pola struktur koreografinya. Suasana lagu ceria
juga mewarnai karakter tarian anak yang ceria
tanpa derita, musik menjadi sebuah rangka yang
membingkai penataan tarinya. Melodi terdengar
familiar di telinga, syair lagu mudah ditirukan
sambil menarikannya, dan bahkan menjadi cara
menguasai hafalan geraknya dibantu oleh kata-kata
dalam syairnya.
Tarian ini memberi ruang kreativitas bagi para
penarinya, juga sebagai ruang ekspresi. Kegiatan
fisik menari ini, tidak hanya berakibat positif bagi
bugarnya jasamani tapi juga mampu mengusir
jenuh di kala beberapa waktu lalu’”terkungkung
“keadaan pandemi. Jiwa raga terpelihara, dalam
proses kreatif berkarya, berlatih tari yang bertema
ceria, menggugah rasa suka cita. Sudah saatnya tari

93Vol. 23 No. 2, Agustus 2022
tak hanya menghibur hati, namun juga “mengobati”
dan menjadi terapi bagi yang menari, menata hati,
berteman dengan pandemi.
Susunan Gerak Pokok
Tari Salam Sahabat Anak, adalah tari yang
bergenre Tari Anak, seperti tercantum dalam
namanya tari ini memiliki gerakan yang easy
moving, mudah digerakkan dan mudah diimitasi.
Sumber inspirasi kreatif gerak diambil dari hasil
eksplorasi tematik rangsang kinestetik, motif
gerak berjalan, bersalaman, mengulurkan tangan
bermakna pertolongan, keceriaan kelincahan,
digambarkan dengan gerak gerak stakato, komikal,
menirukan gerak boneka “Angkrek”.
Gerak Tari Salam Sahabat Anak terdiri dari:
1. ulurkan tangan
motif tiktokaksi
2. kita bergandengan
motif gerak bunga mekar
dalam satu jiwa saling menyapa
motif gerak kuncup mengembang
3. salam sahabat anak
motif santun melambai
4. selalu riang gembira
motif gerak tangkai serangkai
5. sahabat anak bergandeng tangan
motif gerak pukul tumpul
6. sahabat anak saling jabat erat
motif gerak goyang simpul
7. sahabat anak selalu riang
motif guyub rukun
8. berbagi dan berbahagia
motif merapat erat
Gambar 3: Gerakan Ayun Ria (Foto: Daruni, 2022).
Gambar 4: Pose motif Tiktok (Foto: Daruni, 2022).
Gambar 2: Tari Salam Sahabat Anak dalam Koreografi
Kelompok (Foto: Daruni, 2022).

94Daruni, Lagu Salam Sahabat Anak Inspirasi Karya Penciptaan Tari
konsep seni yang diperuntukkan bagi anak-anak
dengan segala keceriaan dan kesederhanaan yang
dapat dipelajari oleh anak-anak dimanapun ereka
berada. Terlebih ada nuansa Gerakan Tik Tok
mempermudah anak-anak unrtuk menghafal
gerakannya. Harapan penulis kedepannya
banyak pula bermunculan perancangan karya tari
yang bisa saja terinspirasi dari lagu Anak-anak,
sehingga banyak bermunculan karya yang memang
diperuntukkan untuk anak-anak dengan segala
keserhanaan dan keceriannya.
Kepustakaan
Alam, S., & Zuama, S. N. (2020). Profesionalisme
Guru Seni Budaya di Sekolah. Geter Jurnal
Seni Drama, Tari Dan Musik, 2 (2). https://
journal.unesa.ac.id/index.php/geter/article
Barthes, R. (n.d.). Elemen-Elemen Semiologi.
BASABASI.https://books.google.co.id/
books?id=h1lFEAAAQBA.
Batubara, J. (2021). DESTINASI: Kolaborasi
Kreatif Musik Digital, Puisi dan Tari. Resital:
Jurnal Seni Pertunjukan, 22(1), 1–11. https://
doi.org/10.24821/resital.v22i1.5866
Bintarto, A. G. (2014). Aspek Olah Vokal Musik
Klasik Barat pada Musik Populer. Journal of
Urban Society’s Arts, 1(1), 44–56. https://doi.
org/10.24821/jousa.v1i1.787
Firmansyah, Simatupang, G. R. L. L., Kusmayati,
H., & Sushartami, W. (2019). Aksiologi
Musikal pada Pertunjukan Tari Tradisional
dalam Ritual Adat Keagamaan Karia di Daerah
Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara.
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 20(30), 132–
149. DOI: https://doi.org/10.24821/resital.
v20i3.3817
Hau, N. H., Cuong, T. V., & Tinh, T. T. (2020).
Students and Teachers‘ Perspective of The
Importance of Arts in Steam Education in
Vietnam. Blibliomed,7 (11).
Irawati, Eli. (2019). Transmission of Kelentangan
Music Among the Dayak Benuaq of East
Kalimantan in Indonesia. Malaysian Journal
of Music, 8 (1), 108–121. https://doi.org/10.
37134/mjm.vol8.7.2019
Irawati, Eli. (2020). Transmisi, Musik Lokal-
Hasil perancangan koreografi tersebut bisa
ditarikan secara mandiri ataupun berkelompok,
tergantung dari untuk apa tari salam sahabat anak
dipentaskan. Perancangan ini sebagai wujud dari
dedikasi penulis agar tarian yang diperuntukkan
bagi anak-anak tetap bernuansa riang gembira dan
tetap pada porsinya sebagai tari hiburan bagi anak-
anak agar tetap mau menari dimana dan kapan-
pun.
Kesimpulan
Sebuah lagu mampu menjadi rangsang
auditif terciptanya karya tari. Sebuah pertanyaan
penelitian terjawab sudah, sebuah karya musik,
dengan pola ritme, karajter nada dan lagu yang
dinamis mampu menjadi patner sajian tari yang
lincah, atraktif menarik, bernuansa ceria, polos
jujur, mengambarkan suasana bahagia sekumpulan
anak-anak.
Motif gerak sederhana yang terbentuk
dari hasil pencarian, memaknai arti kata yang
berjiwa. Gerak kombinasi kaki, tangan, kepala
dan olahan level medium maupun low mewarnai
motif geraknya. Lahirnya sebuah karya tari
bisa terinspirasi oleh musik yang mendorong
melahirkan karya koreografi tari dengan judl sama
denagn karya musiknya Salam Sahabat. Seni dalam
fungsinya mampu menggugah, menawan, dengan
cara yang kuat melalui sentuhan secara estetikanya.
Karya Tari menempatkan komunikasi non verbal
yang mengarahkan isi hati sang koreografer kepada
penikmatnya.
Daya tarik seni berbasis pertunjukan maupun
visual, meninggalkan kesan mendalam tersimpan
yang kemudian memprovokasi seseorang untuk
melakukan sesuatu, bisa bersifat aktif memproduksi
sesuatu atau sekedar melakukan perenungan. Arus
ulang alik inilah yang membangunkan seseorang
untuk bertahan berkarya seni, sekaligus menata
hati untuk terus berkarya. Perancangan tari dengan
lagu Sahabat Anak ini, penulis berusaha berkarya
tari dan “mendengungkan” menggugah melalui
sentuhan syair kebaikan kepada anak-anak pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Karya penciptaan tari yang terinspirasi dari
judul lagu yang sama tetap memegang teguh

95Vol. 23 No. 2, Agustus 2022
Tradisional, dan Musik Populer. Panggung,
30(3), 392–410. https://doi.org/10.26742/
panggung.v30i3.893
Irawati, Eli. (2021). The Transmission of Resilience
Learning in the Context of Formal Education
an Ethnomusicological Review. Linguistics and
Culture Review, 5 (S3), 1040–1053. https://
doi.org/10.21744/lingcure.v5nS3.1664
Kawih, P. I., Hendrayana, D., Dienaputra, R.,
Muhtadin, T., & Nugrahanto, W. (2020).
Pelurusan Istilah. 411–424.
Meloni, I. (2021). Sindhenan Banyumasan: An
Example of Variation and Pluralism of the
Javanese Female Singing Tradition. Journal of
Urban Society’s Arts, 8(1), 15–27. https://doi.
org/10.24821/jousa.v8i1.5446
Mettler, B. (1985). DanceAsAnElement (B. Mettler
(ed.); 2nd ed., Vol. 2). Mettler Studios, Inc.
Prasetya, H. B., Widodo, W., Seni, I., & Yogyakarta,
I. (2018). Musik Karawitan untuk Lagu
Dolanan Anak. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan
(Journal of Performing Arts), 19(2), 83–88.
DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v19i2
Pratiwi, E. Y. R., Asmarani, R., Widiyati, E.,
Nuruddin, M., & Susilo, C. Z. (2020).
Pelatihan Tari Kreasi Sebagai Peningkatan
Kompetensi Guru MI/PAUD/RA Raden
Fatah. Abidumas, 1 (2). http://ejournalunhasy.
ac.id/index.php/ABIDUMASY/article/
view/991https://doi.org/10.24821/resital.
v19i2.3918
Raharja, B. (2021). Pembelajaran Dolanan Jawa
Berbasis Pilar-pilar Pendidikan bagi Anak Usia
Dini. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan. 21(3),
150–162. https://doi.org/10.24821/resital.
v21i3.4611
Rokhani, U., & Haryanto, H. (2021). Rancangan
Garap Karya Gending Sekar Jagad Berbasis
Motif Batik Gaya Yogyakarta. Resital: Jurnal
Seni Pertunjukan, 21(3), 163–172. https://
doi.org/10.24821/resital.v21i3.4110
Rustiyanti, S. (2019). Metode “TaTuPa” Tabuh
Tubuh Padusi sebagai Musik Internal
Visualisasi Koreografi NeoRandai. Resital:
Jurnal Seni Pertunjukan, 20(30), 161–175.
DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v20i3.
3394
Saepudin, A. (2015). Perkembangan dan Perubahan
Tepak Kendang Jaipongan Suwanda dalam
Masyarakat Urban. Journal of Urban Society’s
Arts, 2(1), 9–17. https://doi.org/10.24821/
jousa.v2i1.1265
Sanjaya, S. (2021). Pola Irama Keroncong Progresif
pada Komposisi Kidung Panyuwun. Resital:
Jurnal Seni Pertunjukan, 22(1), 48–57.
https://doi.org/10.24821/resital.v22i1.4620
Smith-Autard, J. M. (2010). Dance Composition
(10th ed.). Methuen Drama.
Thi, P. T. M. (2020). Defining The Concept of Arts
and Culture in Higher Education Systems in
Indonesia. Imaji, 18(1). https://journal.uny.
ac.id/index.php/imaji/article/view/31636.