Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Ilmu Pendidikan
Vol.3, No.1 Maret 2024
e-ISSN: 2963-542X; p-ISSN: 2963-4997, Hal 01-11
DOI: https://doi.org/10.58192/sidu.v3i1.1599

Received Oktober 30, 2023; Revised November 20, 2023; Accepted Desember 01, 2023
*Nur Indri Yani Harahap, [email protected]





Peran Pendidikan Islam dalam Mempertahankan Integrasi Sosial:
Pandangan Emile Durkheim dalam Sosiologi Pendidikan

Nur Indri Yani Harahap
1
, Silfia Hanani
2
, Muhamad Iqbal
3
, Andy Riski Pratama
4

1,2,3
Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil
Djambek Bukittinggi
4
Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Jl. Gurun Aua, Kubang Putiah, Kec. Banuhampu, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26181
E-mail: [email protected]
1



Abstract. This research examines the role of Islamic education in maintaining social integration through the lens
of Emile Durkheim's sociology of education. Emile Durkheim, a major figure in sociology, has developed a theory
about the importance of educational institutions in maintaining social solidarity and preventing disintegration in
society. The research method used is literature study, by collecting and analyzing various relevant library sources.
The results of this research underline that Islamic education has great potential in maintaining social integration
in Muslim societies. Islamic educational institutions can act as the main agents in forming moral values,
strengthening social solidarity, and building a strong social identity. This research provides an in-depth
understanding of how the principles of Emile Durkheim's sociology of education can be applied to the context of
Islamic education, and the results can provide guidance for the development of educational policies that support
sustainable social integration in Muslim societies.

Keywords: Islamic Education, Social Integration, Emile Durkheim's Views in the Sociology of Education


Abstrak. Penelitian ini mengkaji peran pendidikan Islam dalam mempertahankan integrasi sosial melalui lensa
sosiologi pendidikan Emile Durkheim. Emile Durkheim, seorang tokoh utama dalam sosiologi, telah
mengembangkan teori tentang pentingnya lembaga pendidikan dalam memelihara solidaritas sosial dan mencegah
disintegrasi dalam masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur, dengan pengumpulan dan
analisis berbagai sumber pustaka yang relevan. Hasil penelitian ini menggarisbawahi bahwa pendidikan Islam
memiliki potensi besar dalam mempertahankan integrasi sosial dalam masyarakat Muslim. Lembaga-lembaga
pendidikan Islam dapat berperan sebagai agen utama dalam membentuk nilai-nilai moral, memperkuat solidaritas
sosial, dan membangun identitas sosial yang kuat. Penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang
bagaimana prinsip-prinsip sosiologi pendidikan Emile Durkheim dapat diterapkan pada konteks pendidikan Islam,
dan hasilnya dapat memberikan panduan untuk pengembangan kebijakan pendidikan yang mendukung integrasi
sosial yang berkelanjutan dalam masyarakat Muslim.

Kata kunci: Pendidikan Islam, Integrasi Sosial, Pandangan Emile Durkheim dalam Sosiologi Pendidikan


LATAR BELAKANG
Pendidikan secara luas dapat berlangsung di mana saja. Pendidikan tidak diikat oleh
masa, waktu, dan ruang sehingga pendidikan tersebut berjalan sepanjang hayat (Silfia, 2013).
Pendidikan Islam memiliki peran sentral dalam masyarakat Muslim, tidak hanya sebagai
penyedia pengetahuan agama, tetapi juga dalam membentuk identitas sosial, nilai-nilai moral,
dan integrasi sosial (A’yun, 2019). Emile Durkheim, seorang sosiolog terkemuka, menekankan
pentingnya pendidikan dalam memelihara solidaritas sosial. Namun, dengan perubahan zaman,
tantangan baru dan dinamika sosial muncul, dan integrasi sosial dalam masyarakat Muslim
juga menghadapi berbagai isu yang berkaitan dengan globalisasi, pluralisme, dan perubahan
budaya (Lubis, 2017). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran

Peran Pendidikan Islam dalam Mempertahankan Integrasi Sosial:
Pandangan Emile Durkheim dalam Sosiologi Pendidikan
2 Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Ilmu Pendidikan-Vol. 3 No. 1 Maret 2024



pendidikan Islam dalam mempertahankan integrasi sosial dengan memandangnya melalui
lensa sosiologi pendidikan Emile Durkheim.
Pendidikan Islam memiliki karakteristik unik yang memerlukan pendekatan khusus
dalam pemahaman peran integrasi sosial. Bagaimana prinsip-prinsip sosiologi dari pandangan
para ahli tersebut dapat diterapkan dalam konteks pendidikan Islam akan menjadi fokus utama.
Sejumlah penelitian relevan sebelumnya telah mengulas peran pendidikan Islam dalam
konteks integrasi sosial. Namun, sebagian besar fokus pada aspek-aspek khusus, seperti
kurikulum pendidikan Islam, peran lembaga pendidikan, atau dampak globalisasi pada
pendidikan Islam. Terdapat kekurangan dalam literatur yang secara khusus menghubungkan
pandangan Emile Durkheim dalam sosiologi pendidikan dengan pendidikan Islam dalam
konteks mempertahankan integrasi sosial. Dengan demikian, penelitian ini berusaha mengisi
kekosongan ini dan menyediakan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran pendidikan
Islam dalam memelihara integrasi sosial dengan mempertimbangkan pandangan Durkheim
(Lubis, 2017). Selain Durkheim, penelitian ini juga melibatkan pandangan para ahli sosiologi
lainnya yang telah memberikan wawasan tentang peran pendidikan dalam integrasi sosial. Para
ahli seperti Max Weber, Auguste Comte, dan Pierre Bourdieu akan diselidiki untuk
memberikan perspektif yang lebih luas.
Emile Durkheim adalah salah satu tokoh utama dalam sosiologi yang menekankan
pentingnya lembaga pendidikan dalam memelihara solidaritas sosial (Adnan, 2020).
Pandangan Durkheim tentang pendidikan sebagai alat untuk memitigasi disintegrasi sosial
menjadi fokus utama dalam penelitian ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan menggali peran pendidikan Islam
dalam mempertahankan integrasi sosial berdasarkan perspektif Emile Durkheim dalam
sosiologi pendidikan. Penelitian ini menggali peran pendidikan Islam dalam mempertahankan
integrasi sosial melalui lensa pandangan para ahli sosiologi, khususnya Emile Durkheim.
Pendidikan Islam memiliki nilai penting dalam masyarakat Muslim, tidak hanya sebagai
penyampai ajaran agama, tetapi juga dalam membentuk kesatuan sosial yang kuat. Penelitian
ini akan menganalisis dampak pendidikan Islam terhadap nilai-nilai moral, solidaritas sosial,
dan identitas sosial dalam masyarakat Muslim. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk
memberikan rekomendasi yang relevan untuk pengembangan kebijakan pendidikan Islam yang
lebih mendukung integrasi sosial yang berkelanjutan di era kontemporer.

e-ISSN: 2963-542X; p-ISSN: 2963-4997, Hal 01-11
KAJIAN TEORITIS
Pendidikan memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia. Mengingat pentingnya
pendidikan bagi kehidupan manusia, maka Islam sebagai Agama yang rahmatan lil alamin,
memberikan perhatian serius terhadap perkembangan pendidikan bagi kelangsungan hidup
manusia (Baharun, 2016). Seiring dengan adanya perkembangan globalisasi yang sedang
berlangsung saat ini, mau tidak mau ada dampak bagi kehidupan masyarakat di Indonesia.
Kemajuan teknologi informasi telah membabat habis batas-batas yang mengisolasi kehidupan
manusia. Karena itu, lahirlah masyarakat yang terbuka (open society), dimana terjadi aliran
bebas informasi, yakni manusia, perdagangan, serta berbagai bentuk-bentuk aktivitas
kehidupan global lainnya yang dapat menyatukan manusia dari berbagai penjuru dunia. Karena
itu, masyarakat Indonesia mempunyai karakter tersendiri yang menjadi ciri khas dan berbeda
dengan negara lain-nya, antara lain; 1) keberagaman, 2) sikap saling pengertian, 3) toleransi 4)
sanksi moral (Fauzi, 2015). Karakteristik ini diharapkan dapat mewarnai kehidupan sosial
masyarakat Indonesia, sehingga dapat melahirkan masyarakat madani.
Begitu pentingnya pendidikan dimiliki oleh manusia maka negara harus membangun
sekolah untuk tujuan pendidikan. Negara bertanggung jawab atas pendidikan warga negaranya.
Oleh sebab itu, sekolah harus menjadi sarana utama dalam suatu negara untuk membangun
pendidikan warga negaranya. Ketika pendidikan sudah dikelola melalui persekolahan dengan
semestinya, berkembang, dan menginternalisasi peranan pendidikan dalam kehidupan manusia
(Silfia, 2013).
Pandangan ahli yang relevan dalam konteks peran pendidikan Islam dalam
mempertahankan integrasi sosial dari perspektif sosiologi pendidikan memiliki dimensi yang
beragam.
Emile Durkheim, seorang tokoh kunci dalam sosiologi, menekankan peran instrumen
pendidikan dalam membentuk dan memelihara kesatuan sosial dengan mengajarkan norma-
norma sosial dan nilai-nilai moral kepada individu. Pierre Bourdieu menyoroti bahwa
pendidikan bukan hanya mengenalkan pengetahuan, tetapi juga mewariskan kapital budaya,
dan pendidikan Islam berpotensi memengaruhi reproduksi sosial dalam masyarakat Muslim.
Max Weber menggarisbawahi peran struktur sosial dan birokrasi dalam pengaturan sistem
pendidikan yang dapat memengaruhi aksesibilitas pendidikan Islam dan integrasi sosial dalam
masyarakat. Auguste Comte menganggap pendidikan sebagai agen pembentuk moralitas
sosial, dan pendidikan Islam dapat memainkan peran penting dalam memelihara nilai-nilai
moral yang khas dalam masyarakat Muslim. Karen Armstrong, seorang ahli agama dan budaya,
mencatat bahwa pendidikan agama Islam memiliki potensi besar dalam menjaga integrasi

Peran Pendidikan Islam dalam Mempertahankan Integrasi Sosial:
Pandangan Emile Durkheim dalam Sosiologi Pendidikan
4 Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Ilmu Pendidikan-Vol. 3 No. 1 Maret 2024



sosial dengan mengajarkan toleransi, pengertian, dan kerukunan antarindividu dengan latar
belakang beragam (Lubis, 2017).
Pendapat dari berbagai ahli ini menggambarkan sudut pandang yang berbeda-beda terkait
peran pendidikan Islam dalam mempertahankan integrasi sosial. Penelitian ini akan mencoba
mengintegrasikan pandangan-pandangan tersebut untuk memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang peran penting pendidikan Islam dalam memelihara harmoni dan solidaritas
dalam masyarakat Muslim.
Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pemahaman tentang bagaimana pandangan
para ahli sosiologi, khususnya Emile Durkheim, dapat diterapkan pada konteks pendidikan
Islam untuk memahami dan menganalisis peran pendidikan Islam dalam mempertahankan
integrasi sosial di era kontemporer dalam masyarakat Muslim. Hal ini dapat memberikan
kontribusi signifikan terhadap pemahaman tentang peran penting pendidikan Islam dalam
menjaga solidaritas sosial dan harmoni dalam masyarakat Muslim (Serlika Aprita, 2021).
Penelitian ini didasarkan pada sejumlah teori relevan yang memberikan landasan
konseptual untuk memahami peran pendidikan Islam dalam mempertahankan integrasi sosial
dari perspektif sosiologi pendidikan (Warsah, 2020). Beberapa teori kunci yang relevan adalah:
1. Teori Integrasi Sosial Emile Durkheim
Pandangan Emile Durkheim tentang integrasi sosial merupakan landasan utama
penelitian ini. Durkheim menekankan bahwa lembaga pendidikan memiliki peran kunci
dalam memelihara solidaritas sosial dengan mengajarkan norma-norma sosial dan nilai-
nilai moral kepada individu. Pandangan ini memberikan dasar untuk memahami
bagaimana pendidikan Islam dapat berkontribusi dalam mempertahankan integrasi sosial
di masyarakat Muslim (Arif, 2020).
2. Teori Reproduksi Sosial Pierre Bourdieu
Teori ini menggambarkan bagaimana lembaga-lembaga pendidikan dapat
mempengaruhi reproduksi sosial dan pemeliharaan ketidaksetaraan. Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa pendidikan Islam juga dapat memengaruhi reproduksi
sosial dalam masyarakat Muslim. Bagaimana pendidikan Islam memengaruhi
perkembangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat adalah pertimbangan penting
dalam penelitian ini (Krisdinanto, 2014).
3. Teori Fungsionalisme
Pendekatan fungsionalisme menekankan bahwa lembaga-lembaga sosial, termasuk
pendidikan, berperan dalam menjaga keseimbangan dan fungsi sosial dalam masyarakat.
Teori ini akan membantu dalam memahami peran penting pendidikan Islam dalam

e-ISSN: 2963-542X; p-ISSN: 2963-4997, Hal 01-11
memelihara stabilitas sosial dan kontribusinya dalam menjaga kesatuan masyarakat
Muslim (Nugroho, 2021).
4. Teori Sosiologi Pendidikan Klasik
Teori-teori sosiologi pendidikan klasik, seperti teori Max Weber tentang birokrasi
dan pengaruh struktur sosial pada pendidikan, serta pandangan Auguste Comte tentang
peran pendidikan dalam pembentukan moralitas sosial, juga memberikan wawasan yang
relevan dalam memahami peran pendidikan Islam dalam konteks integrasi sosial
(Maunah, 2016).
Sejumlah penelitian sebelumnya telah mengulas topik-topik terkait, seperti peran
pendidikan Islam, integrasi sosial, dan teori-teori sosiologi dalam konteks pendidikan. Namun,
penelitian yang secara khusus menghubungkan pandangan Emile Durkheim dalam sosiologi
pendidikan dengan pendidikan Islam dalam konteks integrasi sosial masih terbatas. Penelitian
sebelumnya cenderung lebih fokus pada aspek-aspek spesifik, seperti kurikulum, peran
lembaga pendidikan, atau nilai-nilai moral dalam pendidikan Islam.
Kebaruan utama dalam penelitian ini adalah menjembatani kesenjangan pengetahuan
antara pandangan Emile Durkheim dalam sosiologi pendidikan dan praktik pendidikan Islam
dalam konteks mempertahankan integrasi sosial di masyarakat Muslim. Penelitian ini bertujuan
untuk mengisi kekosongan literatur ini dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang hubungan antara teori Durkheim dan praktik pendidikan Islam dalam memelihara
integrasi sosial di era kontemporer.
Penelitian ini akan mendalam ke dalam peran pendidikan Islam dalam mempertahankan
integrasi sosial melalui perspektif para ahli sosiologi. Dengan mengintegrasikan beragam teori
sosiologi yang relevan, penelitian ini akan memberikan wawasan yang komprehensif tentang
bagaimana pendidikan Islam dapat berkontribusi dalam menjaga solidaritas sosial dan harmoni
dalam masyarakat Muslim.

METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah metode studi literatur
(Arifin, 2020). Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan dan analisis berbagai sumber
pustaka yang relevan. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk menyelidiki dan
menganalisis pandangan para ahli, teori-teori, temuan penelitian sebelumnya, dan literatur
terkait dengan topik penelitian (Sari & Asmendri, 2020). Dengan mengacu pada berbagai
sumber literatur, penelitian ini akan memperoleh wawasan yang mendalam tentang peran
pendidikan Islam dalam mempertahankan integrasi sosial dari perspektif sosiologi pendidikan,

Peran Pendidikan Islam dalam Mempertahankan Integrasi Sosial:
Pandangan Emile Durkheim dalam Sosiologi Pendidikan
6 Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Ilmu Pendidikan-Vol. 3 No. 1 Maret 2024



sebagaimana dilihat melalui lensa Emile Durkheim dan para ahli sosiologi lainnya. Analisis
data akan mencakup pemilihan, perbandingan, penggabungan, dan pemilahan sumber-sumber
literatur sehingga hasil penelitian dapat mencerminkan gambaran yang komprehensif. Metode
studi literatur ini akan memungkinkan penelitian ini untuk merumuskan pemahaman yang
mendalam dan holistik tentang topik penelitian, memberikan wawasan baru, serta mengisi
kesenjangan dalam literatur yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan Islam memegang peran yang sangat penting dalam mempertahankan
integrasi sosial, khususnya ketika dilihat dari perspektif sosiologi pendidikan dan dalam
konteks pandangan Emile Durkheim. Emile Durkheim menekankan bahwa pendidikan
memiliki peran krusial dalam membentuk dan memelihara kesatuan sosial. Dalam hal ini,
pendidikan Islam bukan hanya sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran agama, tetapi juga
sebagai lembaga yang membentuk identitas sosial, mengajarkan norma-norma sosial, serta
memperkuat nilai-nilai moral dalam masyarakat Muslim (Ali, 2020).
Emile Durkheim, seorang tokoh sosiologi terkemuka, menekankan bahwa pendidikan
memiliki peran yang sangat penting dalam memelihara kesatuan sosial dalam masyarakat.
Salah satu peran utamanya adalah mengajarkan norma-norma sosial dan nilai-nilai moral
kepada individu. Penelitian ini menguatkan pandangan ini dengan menyoroti bahwa
pendidikan Islam, sebagai subdisiplin pendidikan, memiliki potensi besar dalam menjaga dan
memperkuat norma-norma sosial dalam masyarakat Muslim yang beragam (Arif, 2020).
Pengembangan kurikulum pendidikan Islam yang mencakup nilai-nilai sosial dan
pendidikan integrasi sosial dapat memperkuat peran pendidikan Islam dalam mempertahankan
harmoni sosial. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang pandangan Emile Durkheim
dan teori sosiologi pendidikan, pendidikan Islam dapat menjadi alat yang efektif dalam
memitigasi konflik sosial, memperkuat solidaritas sosial, serta menjaga integrasi sosial dalam
masyarakat Muslim. Dengan demikian, pendidikan Islam memainkan peran yang sangat
penting dalam menjaga kesatuan dan stabilitas sosial dalam masyarakat Muslim.
Peran penting pendidikan Islam dalam mempertahankan integrasi sosial, terutama dari
perspektif sosiologi pendidikan dan pandangan Emile Durkheim. Berikut adalah beberapa
temuan kunci dan pembahasan terkait:
1. Pendidikan Islam sebagai Penjaga Norma Sosial
Emile Durkheim menekankan bahwa pendidikan berperan dalam memelihara kesatuan
sosial dengan mengajarkan norma-norma sosial dan nilai-nilai moral kepada individu (Burlian,

e-ISSN: 2963-542X; p-ISSN: 2963-4997, Hal 01-11
2022). Penelitian ini menegaskan bahwa pendidikan Islam memiliki potensi besar dalam
menjaga dan memperkuat norma-norma sosial dalam masyarakat Muslim. Pendidikan Islam
mengajarkan nilai-nilai agama, etika, dan moral yang membentuk landasan solidaritas sosial.
Pendidikan Islam tidak hanya menjadi sarana untuk mengenalkan ajaran agama, tetapi
juga berperan sebagai lembaga yang membentuk dasar norma-norma sosial yang mengatur
interaksi sosial dalam masyarakat Muslim. Dalam konteks ini, pendidikan Islam mengajarkan
nilai-nilai agama, etika, dan moral yang menjadi fondasi bagi solidaritas sosial di antara
komunitas Muslim. Ini mencakup pemahaman tentang tata nilai sosial, etika dalam bisnis dan
hubungan antarindividu, serta cara-cara berperilaku yang sesuai dengan ajaran agama.
Pendidikan Islam juga mengajarkan individu tentang kewajiban sosial, hak dan tanggung
jawab, serta norma-norma yang mengatur interaksi sosial. Etika, moralitas, serta nilai-nilai
sosial yang diajarkan dalam pendidikan Islam membentuk landasan kuat bagi harmoni sosial
dalam masyarakat. Ini membantu individu menjadi anggota yang bertanggung jawab dalam
masyarakat Muslim, menjaga norma-norma yang diterima secara luas, serta mempromosikan
sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan dalam masyarakat yang beragam.
2. Pendidikan Islam sebagai Pendorong Solidaritas Sosial
Pendidikan Islam bukan hanya menyediakan pengetahuan agama, tetapi juga berperan
dalam membentuk solidaritas sosial di antara komunitas Muslim. Pendidikan ini
mempromosikan pemahaman tentang persamaan, toleransi, dan saling pengertian di tengah
perbedaan dalam masyarakat Muslim. Dalam konteks ini, pendidikan Islam dapat berperan
dalam mengurangi konflik sosial dan memperkuat integrasi masyarakat.
Dengan kata lain, pendidikan Islam berperan dalam memelihara norma-norma sosial,
memperkuat nilai-nilai moral, dan mendukung kesatuan sosial dalam masyarakat Muslim. Ini
adalah bagian integral dari upaya memitigasi disintegrasi sosial, mempromosikan solidaritas
sosial, dan menjaga harmoni dalam masyarakat yang dihuni oleh beragam latar belakang
budaya, etnis, dan sosial. Dalam pandangan Emile Durkheim, pendidikan Islam menjadi alat
yang sangat penting dalam menjaga dan memelihara kesatuan sosial dalam masyarakat Muslim
(Arif, 2020).
3. Pendidikan Islam dalam Memitigasi Disintegrasi Sosial
Penelitian ini mencatat bahwa pendidikan Islam dapat memitigasi disintegrasi sosial
dengan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pluralitas dalam masyarakat
Muslim. Dengan mengajarkan toleransi dan penghargaan terhadap keragaman, pendidikan
Islam dapat membantu mencegah potensi disintegrasi sosial. Pendidikan Islam memiliki peran
vital dalam mengatasi potensi disintegrasi sosial dalam masyarakat Muslim yang beragam.

Peran Pendidikan Islam dalam Mempertahankan Integrasi Sosial:
Pandangan Emile Durkheim dalam Sosiologi Pendidikan
8 Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Ilmu Pendidikan-Vol. 3 No. 1 Maret 2024



Dalam pandangan Emile Durkheim, pendidikan Islam mampu mengajarkan nilai-nilai seperti
toleransi dan penghargaan terhadap keragaman budaya, etnis, dan pandangan. Ini memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang pluralitas dalam masyarakat dan membantu
mencegah potensi konflik sosial yang mungkin timbul karena ketidakpengertian terhadap
perbedaan. Melalui pendidikan etika, moralitas, dan nilai-nilai sosial yang mencakup
penghargaan terhadap keragaman, pendidikan Islam dapat menjadi alat efektif untuk
mengurangi potensi disintegrasi sosial dan memelihara integrasi sosial dalam masyarakat
Muslim (Nurozzi, 2018). Ini adalah bagian integral dari upaya untuk menjaga kesatuan sosial
dan harmoni di tengah beragamnya latar belakang budaya dan pandangan dalam masyarakat
Muslim.
4. Implikasi untuk Pengembangan Kurikulum
Temuan penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan dalam pengembangan
kurikulum pendidikan Islam. Pengintegrasian nilai-nilai sosial dan pendidikan integrasi sosial
ke dalam kurikulum pendidikan Islam dapat memperkuat peran pendidikan ini dalam
mempertahankan harmoni sosial dalam masyarakat Muslim. Untuk mencapai ini,
pengembangan kurikulum pendidikan Islam dapat mempertimbangkan penambahan mata
pelajaran tambahan yang fokus pada pengajaran nilai-nilai sosial, toleransi, dan penghargaan
terhadap perbedaan (Ramadhan, n.d.). Guru-guru pendidikan Islam perlu diberikan pelatihan
yang memadai dalam mengajarkan nilai-nilai sosial dan integrasi sosial, dan pengembangan
materi ajar yang relevan yang mendukung pengajaran nilai-nilai sosial juga menjadi penting.
Evaluasi dan pemantauan yang terus-menerus diperlukan untuk memastikan bahwa nilai-nilai
sosial dan integrasi sosial diterapkan secara efektif dalam lingkungan pendidikan. Kerjasama
dengan lembaga-lembaga eksternal yang mempromosikan integrasi sosial dan toleransi juga
dapat memperkuat pendidikan Islam sebagai kekuatan yang mendukung harmoni sosial.
Dengan demikian, pengembangan kurikulum pendidikan Islam yang mencakup nilai-nilai
sosial dan integrasi sosial akan membantu menciptakan generasi muda yang lebih sadar akan
pentingnya solidaritas sosial dalam masyarakat Muslim yang beragam.
5. Peluang Penelitian Lanjutan
Penelitian ini membuka peluang untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan
berfokus pada pengukuran dampak konkret dari pendidikan Islam terhadap integrasi sosial
dalam masyarakat Muslim. Penelitian empiris lebih lanjut dapat menggali data konkret yang
mengukur efek pendidikan Islam terhadap kesatuan sosial, toleransi, dan penghargaan terhadap
keragaman. Studi longitudinal yang melibatkan pemantauan jangka panjang terhadap individu
yang telah menerima pendidikan Islam sepanjang hidup mereka dapat memberikan wawasan

e-ISSN: 2963-542X; p-ISSN: 2963-4997, Hal 01-11
mendalam tentang perubahan sikap dan pandangan mereka terhadap integrasi sosial. Survei
dan wawancara dengan siswa yang telah menerima pendidikan Islam, serta pandangan
masyarakat umum, dapat memberikan perspektif langsung tentang dampak pendidikan Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
Analisis konten materi ajar dalam kurikulum pendidikan Islam juga dapat menjadi subjek
penelitian untuk memahami sejauh mana nilai-nilai sosial dan integrasi sosial tercermin dalam
pendidikan tersebut. Studi perbandingan lintas negara akan memberikan wawasan tentang
bagaimana pendidikan Islam berperan dalam mempertahankan integrasi sosial dalam
masyarakat dengan latar belakang budaya dan politik yang berbeda. Selain itu, evaluasi
mendalam tentang program-program pendidikan Islam yang telah diterapkan akan memberikan
pemahaman tentang dampak nyata program-program tersebut terhadap solidaritas sosial dan
harmoni dalam masyarakat. Penelitian lanjutan seperti ini dapat memberikan bukti empiris
yang lebih kuat terkait peran penting pendidikan Islam dalam memelihara integrasi sosial dan
membantu mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam pengajaran nilai-nilai sosial dan
integrasi sosial dalam kurikulum pendidikan Islam.
Pendidikan Islam memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam mempertahankan
integrasi sosial dalam masyarakat Muslim. Dengan memahami pandangan Emile Durkheim
dan teori sosiologi pendidikan, pendidikan Islam dapat menjadi alat yang efektif dalam
memitigasi konflik sosial, memperkuat solidaritas sosial, dan menjaga harmoni dalam
masyarakat. Melalui pengembangan kurikulum yang relevan dan upaya pendidikan yang tepat,
pendidikan Islam dapat menjadi kekuatan positif dalam mempertahankan integrasi sosial di era
kontemporer.

KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini menggarisbawahi peran penting pendidikan Islam dalam mempertahankan
integrasi sosial dengan merujuk pada pandangan Emile Durkheim dalam sosiologi pendidikan.
Pendidikan Islam bukan hanya sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran agama, tetapi juga
berperan dalam membentuk identitas sosial, nilai-nilai moral, serta harmoni dalam masyarakat
Muslim. Melalui studi literatur yang komprehensif, penelitian ini memperkuat konsep bahwa
pendidikan Islam dapat berkontribusi pada memitigasi disintegrasi sosial, meningkatkan
solidaritas sosial, dan menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang pluralitas dalam
masyarakat Muslim.

Peran Pendidikan Islam dalam Mempertahankan Integrasi Sosial:
Pandangan Emile Durkheim dalam Sosiologi Pendidikan
10 Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Ilmu Pendidikan-Vol. 3 No. 1 Maret 2024



Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menggali dampak konkret dari pendidikan
Islam terhadap integrasi sosial dalam konteks masyarakat Muslim yang beragam. Penelitian
empiris lebih lanjut dapat memberikan bukti empiris yang mendukung temuan dalam studi
literatur ini. Penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai moral dan pendidikan integrasi sosial
dalam kurikulum pendidikan Islam. Hal ini dapat membantu menghasilkan generasi muda yang
lebih sadar akan pentingnya solidaritas sosial dalam masyarakat. Komunitas dan lembaga-
lembaga pendidikan Islam perlu berperan aktif dalam mempromosikan nilai-nilai sosial dan
integrasi dalam pendidikan Islam. Kolaborasi dengan komunitas dapat memperkuat peran
pendidikan Islam dalam mempertahankan integrasi sosial. Perlu ada upaya untuk
meningkatkan kesadaran tentang peran pendidikan Islam dalam mempertahankan integrasi
sosial baik di kalangan pendidik, komunitas, maupun pemangku kepentingan terkait.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, pendidikan Islam dapat menjadi alat yang lebih
efektif dalam mempertahankan harmoni sosial dan integrasi dalam masyarakat Muslim, serta
memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan dan keharmonisan masyarakat Muslim.

e-ISSN: 2963-542X; p-ISSN: 2963-4997, Hal 01-11
DAFTAR REFERENSI
A’yun, Q. (2019). Manajemen Pendidikan Dan Pengembangan Pendidikan Islam
Kontemporer. Vicratina: Jurnal Ilmiah Keagamaan, 2(2), 133–140.
Adnan, G. (2020). Sosiologi Agama: Memahami Teori dan Pendekatan. Ar-raniry Press.
Ali, M. (2020). Pendidikan Islam dan Perubahan Sosial. Pustaka Wacana.
Arif, A. M. (2020). Perspektif Teori Sosial Emile Durkheim Dalam Sosiologi Pendidikan.
Moderasi: Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(2), 1–14.
Arifin, Z. (2020). Metodologi penelitian pendidikan. Jurnal Al-Hikmah, 1(1).
Baharun, H. (2016). Pemikiran Pendidikan Perspektif Filsuf Muslim Kajian Kritis terhadap
Pemikiran Muhammad Abduh dan Muhammad Iqbal. AT-TURAS: Jurnal Studi
Keislaman, 3(1).
Burlian, P. (2022). Patologi sosial. Bumi Aksara.
Fauzi, A. (2015). Membangun Epistemologi Pendidikan Islam Melalui Kepemimpinan
Spiritual: Suatu Telaah Diskursif. Empirisma: Jurnal Pemikiran Dan Kebudayaan Islam,
24(2).
Krisdinanto, N. (2014). Pierre Bourdieu, Sang Juru Damai. KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi,
2(2), 189–206.
Lubis, H. M. R. (2017). Sosiologi Agama: Memahami Perkembangan Agama dalam Interaksi
Islam. Kencana.
Maunah, B. (2016). Pendidikan dalam perspektif struktural fungsional. Cendekia: Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran, 10(2), 159–178.
Nugroho, A. C. (2021). Teori Utama Sosiologi Komunikasi (Fungsionalisme Struktural, Teori
Konflik, Interaksi Simbolik). Majalah Semi Ilmiah Populer Komunikasi Massa, 2(2).
NUROZZI, A. D. (2018). Pengembangan Budaya Toleransi Melalui Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Studi Multikasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Bendo dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bendo Magetan). Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Ramadhan, W. (n.d.). Analisis Integrasi Nilai-Nilai Keislaman dalam Pembelajaran Ilmu
Pendidikan Alam dan Sosial (IPAS) Pada Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar. El-
Ibtidaiy: Journal of Primary Education, 6(1).
Sari, M., & Asmendri, A. (2020). Penelitian kepustakaan (library research) dalam penelitian
pendidikan IPA. Natural Science, 6(1), 41–53.
Serlika Aprita, S. H. (2021). Sosiologi Hukum. Prenada Media.
Silfia, H. (2013). Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan. Ar-Ruzz Media.
Warsah, I. (2020). Pendidikan Islam dalam keluarga: Studi psikologis dan sosiologis
masyarakat multi agama desa Suro Bali. Tunas Gemilang Press.