163

GAMBARAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI PADA
BALITA

Maria Kornelia Ringgi Kuwa
1
, Gabriel Mane
1
, Mediatrix Santi Gaharpung
1
,

Gaudensia Cindi Vilatri
1
,
Herni Sulastien
2
*
1
Akademi Keperawatan St. Elisabeth Lela, Jalan Dr. Sr Conchita, Lela, Sikka, Nusa Tenggara Timur 86161,
Indonesia
2
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram, Jl. Kaktus No.1-3, Gomong, Mataram, Nusa
Tenggara Barat 83126, Indonesia
*[email protected]

ABSTRAK
Salah satu masalah kesehatan yang masih tinggi di Indonesia adalah gizi pada balita. Gizi adalah salah
satu elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti
halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Masalah gizi kurang ataupun gizi lebih
masih menjadi tantangan dalam perbaikan kesehatan masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan karena
balita merupakan kelompok usia yang sangat rentan terhadap kelainan gizi.. Dalam penelitian ini,
menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dari balita di Posyandu
Lowolabo berjumlah 36 orang dimana teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total
sampling. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah 36 orang responden. Berdasarkan hasil
pengisisan kuesioner dari 36 responden didapatkan ibu balita yang berpengetahuan baik berjumlah 35
responden (97, 2%), sikap ibu balita yang positif berjumlah 33 responen (91, 7%) dan untuk tindakan
ibu balita yang mendukung sebanyak 29 responden (80, 6%).Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
presentasi terbanyak adalah ibu di Posyandu Lowolabo yang memiliki pengetahuan yang baik yaitu
sebnayak 35 responden (97, 2%), sikap yang positif yaitu sebanyak 33 responden (91, 7%) dan tindakan
yang mendukung sebanyak 29 responden (80, 6%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
diharapkan kepada tempat penelitian agar bisa mempertahankan kondisi yang telah dicapai berkaitan
dengan pengetahuan sikap dan tindakan ibu dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada anak balitanya,
karena status gizi anak balita sangat bergantung cara ibu menyiapkan makanan gizi seimbang bagi anak
balitanya.

Kata kunci: kebutuhan gizi; perilaku ibu; usia balita

DESCRIPTION OF MATERNAL BEHAVIOR IN MEETING NUTRITIONAL NEEDS
IN TODDLERS

ABSTRACT
One of the health problems that is still high in Indonesia is nutrition in toddlers. Nutrition is one of the
elements contained in food and can be utilized directly by the body such as carbohydrates, protein, fat,
vitamins, minerals and water. The problem of undernutrition or overnutrition is still a challenge in
improving the health of the Indonesian people, this is because toddlers are an age group that is very
vulnerable to nutritional disorders. In this study, quantitative methods were used. The population in this
study were mothers of toddlers at Posyandu Lowolabo totaling 36 people where the sampling technique
used was total sampling. The number of samples that meet the criteria is 36 respondents. Based on the
results of filling out the questionnaire from 36 respondents, it was found that the mothers of toddlers
who had good knowledge amounted to 35 respondents (97, 2%), positive attitudes of mothers of toddlers
amounted to 33 respondents (91, 7%) and for the actions of mothers of toddlers who supported 29
respondents (80, 6%). Based on the results of the study, it was found that the most presentations were
mothers in Posyandu Lowolabo who had good knowledge, namely 35 respondents (97, 2%), positive
attitudes were 33 respondents (91, 7%) and supportive actions were 29 respondents (80, 6%). Based on
the results of the research conducted, it is hoped that the research site can maintain the conditions that

Jurnal Keperawatan
Volume 15 Nomor S4, Desember 2023
e-ISSN 2549-8118; p-ISSN 2085-1049
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan

Jurnal Keperawatan Volume 15 No S4, Desember 2023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

164
have been achieved related to the knowledge of the attitudes and actions of mothers in meeting the
nutritional needs of their toddlers, because the nutritional status of children under five is very dependent
on how the mother prepares balanced nutritional food for her toddler.

Keywords: nutritional needs; mother's behavior; toddler age

PENDAHULUAN
Salah satu masalah kesehatan yang masih tinggi di Indonesia adalah gizi pada balita. Gizi yang
baik ini sangat penting untuk kelangsungan hidup anak, proses tumbuh kembang, pemeliharaan
dan pemulihan kesehatan, serta imunitas (Ida Mariana1, 2016). Masalah gizi kurang ataupun
gizi lebih masih menjadi tantangan dalam perbaikan kesehatan masyarakat Indonesia, hal ini
disebabkan karena balita merupakan kelompok usia yang sangat rentan terhadap kelainan gizi.
Usia balita sendiri sangat rawan mengalami gangguan kesehatan akibat dari status gizi yang
kurang. Mengingat bahwa usia balita adalah awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut Williams (1993), masalah yang menyebabkan malnutrisi adalah tidak cukupnya
pengetahuan gizi dan kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan yang baik (Gabetta,
2016). Dampak dari gizi yang kurang pada balita pun cukup beragam antara lain adalah
meningkatnya risiko penyakit infeksi, menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak,
menyebabkan gangguan kesehatan saat usia remaja dan dewasa bahkan dapat meningkatkan
risiko kematian anak(Nugrahaeni, 2018).

Menurut WHO tahun 2018 mengemukkan bahwa Indonesia termaksut Negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di South East Asian Region balita gizi kurang dengan presentase 28, 9%,
menurut Kemenkes RI, tahun 2019 menunjukan prevalensi tertinggi untuk gizi buruk dan gizi
kurang sebanyak 29, 6%, berdasarkan riset kesehatan kabupaten Sikka tahun 2022 ditemukan
prevalensi balita dengan gizi lebih 146 orang, resiko gizi lebih 632 orang, Obesitas 48 orang,
gizi kurang 2. 287 dan gizi normal sebanyak 19. 798 orang, sedangkan data dari hasil penelitian
di Posyandu Lowolabo didapatkan dari 36 balita ada 11 balita dengan gizi kurang, 24 balita
gizi seimbang dan 1 balita gizi buruk. Sasaran intervensi gizi spesifik meliputi remaja, ibu
hamil, ibu menyusui dengan bayi baru lahir, ibu menyusui bayi berusia 6 bulan sampai dengan
2 tahun. Berbagai upaya sensitif dan spesifik telah banyak dilakukan namun kenyataannya
masalah stunting masih tinggi karena banyak keluarga yang mempunyai perilaku gizi yang
tidak sehat (Simbolon et al., 2022).

Salah satu faktor penyebab tingginya masalah gizi pada balita di Indonesia disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan, sikap dan tindakan ibu tentang gizi pada balita. Pengetahuan ibu yang
kurang akan mempengaruhi status gizi balita dan ibu akan susah dalam memilih makanan yang
bergizi untuk balita, selain pengetahuan ibu, sikap dan tindakan ibu juga sangat berpengaruh
terhadap hidangan dan mutu makanan yang disajikan untuk balita. Untuk mencegah semakin
bertambahnya balita yang mengalami masalah gizi, dapat dilakukan upaya untuk meningkatkan
pengetahuan ibu dengan beberapa cara seperti mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan tentang makanan bergizi untuk balita, memberikan motivasi pada ibu untuk
lebih memperhatikan gizi dalam pemberian makanan pada balita misalnya dengan membuat
menu makanan balita yang kreatif dan mengandung gizi seimbang, memberikan dorongan
untuk mencari informasi tentang pentingnya gizi melalui televisi, internet, radio, koran, majalah
(Primahastuti, 2018). Tujuan penelitian yaitu Mengetahui gambaran perilaku ibu (Pengetahuan,
sikap dan tindakan) dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada balita di Posyandu Lowolabo, Desa
Lowolabo Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka tahun 2023.

Jurnal Keperawatan Volume 15 No S4, Desember 2023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

165
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan metode kuantitatif yang pengkajian fenomena-fenomena berdasarkan fakta
empiris lapangan(Nursalam, 2015). Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dari balita di Posyandu Lowolabo berjumlah 36 orang
dimana teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Jumlah sampel yang
memenuhi kriteria adalah 36 orang responden. Instrument penelitian yang digunakan peneliti
adalah kuesioner baku penilaian perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada balita yang berisi 15
pertanyaan yang terdiri dari 5 pertanyaan tentang pengetahuan, 5 pertanyaan tentang sikap, dan
5 pertanyaan tentang tindakan.

HASIL
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan (n=36)
Pengetahuan f %
Baik
Kurang
35
1
97,2
2,8
Tabel 1 di atas, dapat di ketahui bahwa distribusi pengetahuan responden yaitu baik sebanyak
35 responden (97,2%.

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap (n=36)
Sikap f %
Positif
Negatif
33
3
91,7
8,3
Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa persentase terbanyak adalah sikap positif yaitu 33
responden (91,7%).

Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan (n=36)
Tindakan f %
Mendukung
Tidak mendukung
29
7
80,6
19,4
Tabel 3 di atas, dapat di ketahui bahwa persentase responden terbanyak adalah tindakan
mendukung sebesar 29 responden (80,6%).

PEMBAHASAN
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi pada Balita
Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi
balita (Ertiana & Zain, 2023). Pengetahuan yang didasarkan dengan pemahaman akan
menumbuhkan sikap positif dalam upaya pencegahan stunting dengan dilakukannya kerja sama
tim kesehatan dilakukan melalui intervensi gizi spesifik untuk mengatasi permasalahan gizi
anak usia 0-23 bulan dengan pemberian konseling gizi kepada individu dan keluarga dapat
membantu untuk mengenali masalah kesehatan gizi terkait, memahami penyebab terjadinya
masalah gizi, dan membantu individu serta keluarga memecahkan masalahnya sehingga terjadi
perubahan perilaku untuk dapat menerapkan perubahan perilaku (Arnita et al., 2020). Status
gizi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan individu, sehingga
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Status gizi balita
tergantung pada asupan gizi, tingkat pengetahuan ibu, tingkat ekonomi keluarga, pendidikan
ibu, pola asuh dan ketahanan pangan (Burhani et al., 2016). Kurangnya pengetahuan gizi dan

Jurnal Keperawatan Volume 15 No S4, Desember 2023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

166
kesehatan orangtua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab kekurangan gizi pada anak
balita. Pengetahuan ibu tentang gizi adalah yang diketahui ibu tentang pangan sehat, pangan
sehat untuk golongan usia tertentu dan cara ibu memilih, mengolah dan menyiapkan pangan
dengan benar. Pengetahuan gizi ibu yang kurang akan berpengaruh terhadap status gizi
balitanya dan akan sukar memilih makanan yang bergizi untuk anaknya dan keluarganya.
Pengetahuan tentang gizi dan pangan yang harus dikonsumsi agar tetap sehat merupakan faktor
penentu kesehatan seseorang, tingkat pengetahuan ibu tentang gizi juga berperan dalam besaran
masalah gizi di Indonesia (Herman et al., 2019). Keber- samaan ibu dengan anaknya lebih besar
dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain sehingga lebih mengerti segala kebutuhan
yang dibutuhkan anak. Pengetahuan yang dimiliki ibu menjadi kunci utama kebutuhan gizi
balita terpenuhi (Susilowati & Himawati, 2017). Status gizi juga dipengaruhi oleh jumlah dan
jenis makanan yang dikonsumsi, serta pengetahuan ibu yang masih rendah akan kesehatan dan
gizi (Istiono et al., 2009).

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada
balita di Posyandu Lowolabo paling banyak berada pada kategori baik yaitu sebesar 97,2%
sedangkan sebesar 2,8% berada pada kategori kurang. Menurut peneliti bahwa hal ini
disebabkan karena adanya penyuluhan tentang ilmu gizi disetiap kegiatan Posyandu sehingga
dapat mempengaruhi perubahan pengetahuan ibu mengenai gizi pada balita di Posyandu
Lowolabo. Untuk teorinya dapat dikatakan tidak sejalan karena berdasarkan hasil penelitian
tingkat pendidikan ibu masih sangat rendah karena persentasi terbanyak adalah ibu dengan
pendidikan SMP, dimana pendidikan SMP adalah pendidikan dasar. Walaupun pendidikan ibu
masih rendah tetapi faktor pendukung lain seperti faktor pengalaman dan ibu sering
mengupdate informasi informasi terbaru terkait kebutuhan gizi anak balitanya, sehingga
kebutuhan gizi anak balitanya terpenuhi sehingga anak balita ibu berada padaa status gizi baik
paling banyak.

Sikap Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita
Semakin kuat sikap semakin besar kemungkinan hal itu mempengaruhi perilaku. Kekuatan
sikap meliputi pentingnya atau relevansi pribadi mengacu pada seberapa signifikan sikap bagi
orang tersebut dan berkaitan dengan kepentingan pribadi, identifikasi dan nilai sosial. Jika sikap
memiliki kepentingan pribadi yang tinggi bagi seseorang, hal itu akan menjadi sangat penting.
Sebagai konsekuensinya, sikap akan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap tingkah laku
seseorang (Kresnawati et al., 2022). Di samping itu peran keluarga sangat besar dalam
membentuk kepribadian anak (Damanik et al., 2010). Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
merupakan sikap dan perilaku keluarga yang dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi
yang sebaik-baiknya tercermin dari konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bermutu gizi
seimbang (Oktaviani et al., 2020). Banyak orang tua terutama ibu yang tidak memperhati- kan
asupan nutrisi pada anak balitanya. Padahal anak usia balita rentan terhadap penyakit dan
infeksi (Nurma Yuneta et al., 2019). Di sisi yang lain, ada pula kondisi di mana seorang ibu
akan terpaksa memberikan makanan sesuai dengan keinginan sang anak (pada kasus anak yang
tidak suka makan sayur) atau memberikan makanan sambil bermain agar anak tersebut mau
makan. Hal ini akan berakibat pada anak yang terbiasa sulit makan serta banyak menyisakan
makanan (Milda Riski Nirmala Sari & Leersia Yusi Ratnawati, 2018).

Sikap dan pengetahuan tentang gizi anak yang cukup akan memberikan dampak pada pola
makan yang diberikan kepada anak sehingga berpengaruh pada status gizi anak toddler (Ika
Atifatus Sholikha, Dian Pitaloka Priasmoro, 2022). Ketiadaan biaya untuk memenuhi
kebutuhan makanan yaitu uang untuk membeli makanan yang bergizi sehingga walaupun
sikapnya positif akan tetapi balita tetap mengalami masalah gizi kurang karena asupan

Jurnal Keperawatan Volume 15 No S4, Desember 2023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

167
makanannya tidak tercukupi (Fajriani et al., 2020). Sikap erat hubungannya dengan tingkat
pendidikan, sedangkan pendidikan seseorang itu mempengaruhi pengetahuan yang dimilikinya,
dengan pengetahuan yang kurang terhadap Kadarzi maka sikap dalam menanggapi Kadarzi
akan semakin berkurang (Setiyaningrum & Duvita Wahyani, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sikap ibu dalam pemenuhan gizi balita di
Posyandu Lowolabo dalam kategori positif lebih besar dengan presentase 91,7% dari pada
perilaku ibu dalam kategori negatif dengan presentase 8,3%. Hasil penelitian menunjukan
bahwa sikap dan pengetahuan ibu mengenai gizi akan berpengaruh terhadap hidangan dan mutu
makanan yang disajikan untuk anggota keluarga termaksud bayi. Sikap ibu dalam memenuhi
kebutuhan gizi balita juga sangat penting. Sikap merupakan faktor yang mempengaruhi
perilaku kesehatan seseorang, perubahan sikap secara berkelanjutan dapat mempengaruhi
perilaku seseorang, dimana perilaku pemenuhan gizi yang baik dapat meningkatkan status gizi
anak. Sikap ibu disini didukung oleh faktor umur karena semakin cukup umur seorang ibu maka
tingkat kematangan dan kekuatan seorang ibu akan lebih matang dalam berfikir maupun bekerja
sehingga dapat menyerap informasi sebanyak banyaknya tentang pemenuhan kebutuhan gizi
pada anak balitanya.

Tindakan Ibu dalam Pemenuhan Gizi pada Balita
Praktik pemberian makan merupakan perilaku orang tua dalam memenuhi kebutuhan energi
dan zat gizi pada anak, pemberian makan akan mempengaruhi asupan makan pada anak. Praktik
pemberian makan yang baik mengandung sumber energi, protein, lemak, vitamin, serta mineral.
Pola makan yang secara umum yaitu 3x makanan utama dan 2x selingan (Tiara Carolin et al.,
2020). Pengetahuan perilaku gizi seimbang mempunyai hubungan yang signifikan dengan
status gizi anak balita hal ini dikarenakan pengetahuan adalah komponen dasar dari perilaku
yang dapat memberikan gambaran perilaku kesehatan dalam kehidupannya sehari-hari,
sehingga semakin baik pengetahuan seorang ibu tentang perilaku gizi seimbang maka akan
semakin baik pula status gizi balita dan sebaliknya apabila semakin kurang pengetahuan
seorang ibu tentang bagaimana berperilaku gizi seimbang maka akan berdampak pada semakin
tidak baik pada status gizi balita yang dimilikinya (Fajriani et al., 2020). Kemudian untuk
perilaku ibu berkaitan dengan pola asuh, menurut Herman dalam Huriah, (2006), keadaan gizi
juga balita dipengaruhi oleh pola pengasuhan keluarga karena balita masih bergantung dalam
mendapatkan makanan. Studi menunjukkan bahwa orang tua yang memahami pentingnya gizi
dapat membantu anak balita memilih makanan sehat (Prakoso, 2012). Beberapa penelitian
menemukan bahwa pengetahuan ibu sangat signifikan berdampak terhadap status gizi balita
menurut indeks BB/U. Ibu dengan pengetahuan baik cenderung lebih mempunyai anak sehat
begitu juga dengan ibu yang bersikap positif (Maharani et al., 2019).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita di
Posyandu Lowolabo dalam kategori mendukung lebih besar dengan presentase 80,6% dari pada
perilaku ibu dalam kategori yang tidak mendukung dengan presentase 19,4%. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya faktor pendukung antara lain pengetahuan dan sikap ibu dalam
pemenuhan kebutuhan gizi balita. Tindakan ibu dalam pemberian gizi pada balita sangat
diperlukan karena hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembang balita. Tindakan seorang ibu
didukung oleh faktor umur, pendidikan dan pekerjaan, tetapi yang sangat berpengaruh adalah
lebih ke faktor pekerjaan karena, ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga memiliki
perbedaan dibandingkan dengan ibu yang berprofesi sebagai guru, dokter, perawat dan lain
sebagainya. Karena ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga memiliki banyak waktu
untuk merawat dan melihat proses tumbuh kembang anak sehingga banyak anak balita yang
memiliki gizi baik.

Jurnal Keperawatan Volume 15 No S4, Desember 2023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

168
SIMPULAN
Gangguan kesehatan yang sering terjadi di dunia adalah terjadinya masalah gizi baik gizi kurus
maupun gemuk (Anggraeni et al., 2021). Pada masa balita, anak mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, mental, maupun sosial. Anak
memerlukan gizi dari makanan sehari-hari dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang baik. Gizi
yang baik ini sangat penting untuk kelangsungan hidup anak, proses tumbuh kembang,
pemeliharaan dan pemulihan kesehatan, serta imunitas(Setyaningsih, Rachmawati, 2014).
Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti
kondisi sosial ekonomi, sakit pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi(Budiretanani et
al., 2023). Dari hasil penelitian yang telah di jabarkan di atas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut; (1)Tingkat pengetahuan tentang perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada
balita di Posyandu Lowolabo terbanyak yaitu 33 orang (91,7 %) berada pada kategori baik. (2)
Sikap tentang perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada balita di Posyandu Lowolabo terbanyak
yaitu 32 responden (88,9 %) berada pada kategori positif. (3)Tindakan tentang perilaku ibu
dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada balita di Posyandu Lowolabo terbanyak yaitu 29
responden (80,6 %), berada dalam kategori mendukung.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, L. D., Toby, Y. R., & Rasmada, S. (2021). Analisis Asupan Zat Gizi Terhadap
Status Gizi Balita. Faletehan Health Journal, 8(02), 92 –101.
https://doi.org/10.33746/fhj.v8i02.191
Arnita, S., Rahmadhani, D. Y., & Sari, M. T. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
dengan Upaya Pencegahan Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang
Kawat Kota Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 9(1), 7.
https://doi.org/10.36565/jab.v9i1.149
Budiretanani, D. A., Utami, B., Herawati, E., Astuti, P., & Widi, H. (2023). Gambaran
Pengetahuan Ibu Hamil Dan Ibu Balita Tentang Status Stunting Di Posyandu Kelurahan
Banjarmlati Kota Kediri. 1(1), 26–33.
Burhani, P. A., Oenzil, F., & Revilla, G. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan
Tingkat Ekonomi Keluarga Nelayan dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Air Tawar
Barat Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3), 515 –521.
https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.569
Damanik, M. R., Ekayanti, I., & Hariyadi, D. (2010). Analisis Pengaruh Pendidikan Ibu
Terhadap Status Gizi Balita. Jurnal Giizi Dan Pangan, 5(2), 69–77.
Ertiana, D., & Zain, S. (2023). Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Berhubungan
Dengan Status Gizi Balita. Jurnal Ilkes (Ilmu Kesehatan), 14(1), 3.
doi:10.35966/ilkes.v14i1.279
Fajriani, F., Aritonang, E. Y., & Nasution, Z. (2020). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan
Tindakan Gizi Seimbang Keluarga dengan Status Gizi Anak Balita Usia 2-5 Tahun.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(01), 1–11. https://doi.org/10.33221/jikm.v9i01.470
Gabetta. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar
Lampung. 58(58), 99 –104.
https://www.unhcr.org/publications/manuals/4d9352319/unhcr-protection-training-
manual-european-border-entry-officials-2-legal.html?query=excom 1989

Jurnal Keperawatan Volume 15 No S4, Desember 2023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

169
Herman, S., Studi, P., Mesin, T., Mesin, J. T., Teknik, F., Sriwijaya, U., Saputra, R. A., Irlane
Maia De Oliveira, Rahmat, A. Y., Syahbanu, I., Rudiyansyah, R., Sri Aprilia And Nasrul
Arahman, Aprilia, S., Rosnelly, C. M., Ramadhani, S., Novarina, L., Arahman, N.,
Aprilia, S., Maimun, T., … Jihannisa, R. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan
Ibu Terhadap Status Gizi Balita. Jurusan Teknik Kimia USU, 3(1), 18–23.
Ida Mariana1, W. A. M. S. (2016). Gambaran Sikap Dan Perilaku Orang Tua Terhadap
Kebutuhan Gizi Usia Balita Pasca Bencana H-1 Di Sumatera Barat. Correspondencias &
Análisis, 1(15018), 1–23.
Ika Atifatus Sholikha, Dian Pitaloka Priasmoro, M. (2022). Gambaran Status Gizi Anak Usia
Toddler (1-3 Tahun) Di Posyandu Duta Sehat. 2(1), 180–197.
Istiono, W., Suryadi, H., Haris, M., Irnizarifka, Tahitoe, A. D., Hasdianda, M. A., Fitria, T., &
Sidabutar, T. . R. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 25(3), 150–155. https://doi.org/10.22146/bkm.3562
Kresnawati, W., Ambarika, R., & Saifulah, D. (2022). Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Sadar
Gizi terhadap kejadian Stunting. Journal Of Health Science Community, 3(1), 26–33.
https://thejhsc.org/index.php/jhsc
Maharani, M., Wahyuni, S., & Fitrianti, D. (2019). Tingkat pengetahuan dan sikap ibu terkait
makanan tambahan dengan status gizi balita di Kecamatan Woyla Barat. AcTion: Aceh
Nutrition Journal, 4(2), 81. https://doi.org/10.30867/action.v4i2.78
Milda Riski Nirmala Sari, & Leersia Yusi Ratnawati. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu
tentang Pola Pemberian Makan dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Gapura Kabupaten Sumenep. Amerta Nutrition, 2(2), 182 –188.
https://doi.org/10.20473/amnt.v2.i2.2018.182-188
Nugrahaeni, D. E. (2018). Pencegahan Balita Gizi Kurang Melalui Penyuluhan Media Lembar
Balik Gizi. Amerta Nutrition, 2(1), 113. https://doi.org/10.20473/amnt.v2i1.2018.113-
124
Nurma Yuneta, A. E., Hardiningsih, H., & Yunita, F. A. (2019). Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Wonorejo Kabupaten
Karanganyar. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, 7(1), 8.
https://doi.org/10.13057/placentum.v7i1.26390
Nursalam. (2015). Metodologi Keperawatan.
Oktaviani, P. P., Djafar, M., & Fayasari, A. (2020). Penerapan Perilaku Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI) dan Status Gizi Balita Usia 24-59 Bulan di Puskesmas Kranji Bekasi. Nutri-
Sains: Jurnal Gizi, Pangan Dan Aplikasinya, 3(2), 115.
https://doi.org/10.21580/ns.2019.3.2.3421
Prakoso, B. I. (2012). Hubungan Perilaku Ibu dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi dan Tingkat
Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor
Kabupaten Sumedang. Fakultas Ilmu Keperawatan, 1–15.
Primahastuti, D. (2018). Makanan bergizi pada balita di wilayah posyandu Tulip RT 04 RW 07
Desa Petiken Driyorejo – Gresik. Jurnal Keperawatan, 7(1).
Setiyaningrum, S., & Duvita Wahyani, A. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu

Jurnal Keperawatan Volume 15 No S4, Desember 2023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

170
Keluarga Sadar Gizi Dengan Status Gizi Anak Balita. Jurnal Ilmiah Gizi Kesehatan),
1(02), 33–40.
Setyaningsih, Rachmawati, dkk. (2014). Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Ibu dalam Pemenuhi
Gizi Balita. Jurnal Keperawatan Indonesia, 17(3), 88–94.
Simbolon, D., Mahyuddin, M., Okfrianti, Y., & Sari, A. P. (2022). Peningkatan Perilaku Ibu
dalam Pemenuhan Kebutuhan Gizi Baduta Berisiko Stunting melalui Pemberdayaan
Kader. Empowerment: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(4), 421 –431.
https://doi.org/10.55983/empjcs.v1i4.167
Susilowati, E., & Himawati, A. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah 1 Demak. Jurnal
Kebidanan, 6(13), 21. https://doi.org/10.31983/jkb.v6i13.2866
Tiara Carolin, B., Rizki Saputri, A., & Silawati, V. (2020). Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Status Gizi Balita (12-59 Bulan) Di Puskesmas Sukadiri Kabupaten
Tangerang Tahun 2018. Jurnal Ilmu Dan Budaya, 41, 7835–7846.