Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan e-ISSN 2615-0441 | p-ISSN 2527-9548
Vol. 8, No. 2, Desember 2023, pp. 189-194 189
https://doi.org/10.34008/jurhesti.v8i2.317 https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti [email protected]

Pengetahuan Remaja tentang Implementasi Mitigasi Bencana
pada Kelompok Rentan di Kelurahan Aur Kecamatan Medan
Maimun

Nur Asiah
1*
, Nur Asnah Sitohang
2
, Evi Indri Br Karo
3
, Cut Adeya Adela
4


1,2,3
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
4
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

1
[email protected]*,
2
[email protected],
3
[email protected],
4
[email protected]
*corresponding author

1. Pendahuluan
Bencana adalah adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis [1]. Kesiapsiagaan
(preparedness) adalah aktivitas-aktivitas dan langkah-langkah yang diambil sebelumnya untuk
memastikan respons yang efektif terhadap dampak bahaya, termasuk dengan mengeluarkan
A R T I C L E IN F O

ABST RACT


Article history
Received: 29-07-2023
Revised: 17-011-2023
Accepted: 30-12-2023

Disaster events will have an impact on the stability of the social order.
Mitigation is structural and non-structural steps taken to limit the adverse
impacts caused by natural hazards, environmental damage and
technological hazards. Mitigation measures in terms of their nature can
be classified into 2 (two) parts, namely passive mitigation and active
mitigation. Vulnerable groups in society that must receive priority during
a disaster are pregnant women, mothers giving birth and babies. The
impact of disasters on pregnant women is abortion and premature birth
because mothers easily experience stress, both due to hormonal changes
and environmental pressures around them. Children who experience a
disaster feel afraid, sad and in pain because they have experienced
trauma. Disasters also affect children's future growth and development.
Aur village is on the banks of the Deli river which experiences major
flooding every year between December and January. Meanwhile, small
floods occur starting in September around 5 times every month. This
flood hit lingkungan III and IV. The number of family heads in
Lingkungan III is 360 families and in Lingkungan IV is 255 families.
This research aims to increase teenagers' knowledge about implementing
disaster mitigation in vulnerable groups. Research design that has been
use is descriptive. The sampling technique that has been used is total
sampling. The number of samples was 23 people. The research data
analysis that has been used is descriptive. The research results showed
that the majority were 16 years old (73.3%), high school education
(93.34%), parents' occupation, housewife (36.6%), source of information
about the implementation of disaster mitigation through this research
(66.6 %). The level of knowledge was good (47.8%), sufficient (39.1%)
and poor (13%). This research proves that the health education provided
can increase teenagers' knowledge about implementation of disaster
mitigation for vulnerable groups.



Keywords
Disaster vulnerablegroups
Disaster mitigation
Knowledge
Attitudes

e-ISSN 2615-0441 Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan 190
p-ISSN 2527-9548 Vol. 8, No. 2, Desember 2023, pp. 189-194

Nur Asiah et al. (Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Mitigasi Bencana Hidrometeorologi…)
peringatan dini yang tepat dan efektif dan dengan memindahkan penduduk dan hartabenda
untuk sementara dari lokasi yang terancam [2].
Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan
pihak yang terancam bencana. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat
oleh lembaga yang berwenang [3].
Mitigasi (mitigation) adalah langkah-langkah struktural dan non struktural yang diambil
untuk membatasi dampak merugikan yang ditimbulkan bahaya alam, kerusakan lingkungan dan
bahaya teknologi. Tindakan mitigasi dilihat dari sifatnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu mitigasi pasif dan mitigasi aktif [4.5,6].
Kejadian bencana akan berdampak terhadap stabilitas tatanan masyarakat. Kelompok
masyarakat rentan (vulnerability) harus mendapatkan prioritas. Kelompok rentan dalam
masyarakat yang harus mendapatkan prioritas pada saat bencana adalah ibu hamil, ibu melahirkan
dan bayi. Penelitian di beberapa negara yang pernah mengalami bencana, menunjukan adanya
perubahan pada kelompok ini selama kejadian bencana. Bencana bom World Trade Center
(September, 2000) berdampak terhadap kejadian BBLR (berat bayi lahir rendah) pada ibu-ibu
melahirkan di New York [7,8].
Dampak bencana pada ibu hamil adalah abortus dan lahir prematur disebabkan ibu mudah
mengalami stres, baik karena perubahan hormon maupun karena tekanan lingkungan di
sekitarnya. Ibu hamil yang mengalami bencana memiliki risiko melahirkan prematur dan
menyebabkan keguguran. Selain itu, saat bencana ibu hamil bisa saja mengalami benturan dan
luka yang mengakibatkanperdarahan atau pelepasan dini pada plasenta dan rupture uteri. Keadaan
ini dapat mengakibatkan gawat janin dan mengancam kehidupan ibu dan janin. Itulah sebabnya
ibu hamil dan melahirkan perlu diprioritaskan dalam penanggulangan bencana (WHO – ICN.
2009).
Anak yang mengalami bencana merasakan kesakitan yang mendalam pada rohani dan
jasmani. Anak merasa takut, sedih dan dan kesakititan karena mengalami trauma. Bencana juga
mempengaruhi tumbuh kembang anak dimasa depan. Stres pada anak yang disebabkan oleh
bencana tidak hanya dipengaruhi oleh skala bencana serta tingkat kerusakan atau kehilangan, tetapi
juga dipengaruhi oleh usia anak itu sendiri, orang-orang yang berada di samping mereka ketika
bencana, tingkah laku dan respon dari orang tua serta anggota keluarganya.
Reaksi stres pada anak muncul dalam 3 aspek, yaitu fisiologis, emosi, dan tingkah laku.
Meskipun tidak ada masalah penyakit dalam, mereka menunjukkan gejala fisik seperti mual, diare,
sakit kepala, konsumsi susu yang buruk, panik karena ketakutan pada pemandangan atau bunyi
yang mengingatkan peristiwa yang menakutkan, menangis pada malam hari, susah tidur, bermimpi
buruk, tidak bisa konsentrasi untuk belajar, melamun, melakukan tindakan yang tidak realistis,
memperlihatkan tingkah laku yang menakutkan seolah-olah mereka berada dalam situasi bencana,
tidak tenang dan gelisah dan regresi (perilaku seperti bayi : minta digendong, mengisap ibu jari,
tidak mau pisah dari orang tua) [10,11].
Kelurahan Aur berada ditepialiran sungai Deli yang setiap tahunnya mengalami banjir besar
antara bulan Desember sampai Januari. Sedangkan banjir kecil terjadi mulai bulan September
sekitar 5 kali setiap bulan. Banjir ini melanda lingkunga III dan IV. Jumlah KK di lingkungan IV
sebanyak 360 KK dan dilingkungan IV sebanyak 255 KK. Jumlah ibu hamil saat ini 20 orang dan
balita 150 orang. Jika banjir besar terjadi, ketinggian air biasanya sampai 3 meter yang
mengakibatkan rumah warga terendam. Lurah sudah memberdayakan masyarakat sebagai
relawan dengan membentuk kelompok masyarakat KELTANA AUR (Ketahanan Bencana
kelurahan AUR), akan tetapi belum pernah mendapatkan materi tentang kesiapsiagaan bencana
dan implementasi mitigasi bencana terutama pada kelompok rentan yakni ibu hamil, bayi dan anak.
Kelurahan juga belum memiliki sistem peringatan dini bencana banjir (Early Warning System) dan
Standar Operasional Prosedur evakuasi kelompok rentan.
Kegiatan ini bertujuan mewujudkan kelurahan tangguh bencana melalui pemberdayaa
masyarakat kelompok KELTANA AUR melalui pelatihan dan pendampingan kesiapsiagaan dan
implementasi mitigasi bencana pada kelompok rentan . Tujuan pencapaian SDGs yang dapat

e-ISSN 2615-0441 Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan 191
p-ISSN 2527-9548 Vol. 8, No. 2, Desember 2023, pp. 189-194

Nur Asiah et al. (Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Mitigasi Bencana Hidrometeorologi…)
dielaborasikan dalam penelitian ini adalah : Tujuan 13. Penanganan perubahan iklim (Climate
action).
2. Metode
Desain penelitian adalah deskriptif. Tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Jumlah
sampel 23 orang. Kriteria sampel : pendidikan minimal SMP, bersedia mengikuti seluruh kegiatan,
bersedia menjadi responden, penduduk lingkungan III dan IV Kelurahan Aur, diizinkan orang tua.
Instrumen penelitian kuesioner. Analisis data univariat.


3. Hasil dan Diskusi
3.1 Karakteristik responden

Tabel 1. Karakteristik Responden Keluraha Aur Kec. Medan Mimun
(n=23)
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Umur
16
18

15
8


65,21
34,78

Total 23 100
Pendidikan
SMP
SMA

2
21

8,69
91,31


Total 23 100
Pekerjaan Orang tua
Ibu rumah tangga
Wiraswasta


11
12


34,37
65,63

Total 23 100
Sumber Informasi tentang mitigasi
bencana
Kegiatan PkM ini
Dari penyuluhan sebelumnya


20
3


62,5
37,5
Total 23 100

Berdasarkan tabel 1. diatas diperoleh hasil mayoritas berusia 16 tahun (73,3%),
pendidikan SMA (93,34%), pekerjaan orang tua ibu rumah tangga (36.6%), , sumber
informasi mitigasi bencana pada kelompok khusus dari kegiatan PkM ini (66,6%).
3.2 Analisa Univariat
Tabel 2. Distribusi Frekwensi Pengetahuan Remaja tentang Implementasi Mitigasi Bencana
pada Kelompok Rentan di Kelurahan Aur Medan Mimun (n=23)
No Pertanyaan Benar Salah
f % f %
1 Defenisi bencana 11 47,8 12 52,2
2 Contoh bencana 6 26,1 17 73,9
3 Contoh bencana karena konflik sosial 22 95,7 1 4,3

e-ISSN 2615-0441 Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan 192
p-ISSN 2527-9548 Vol. 8, No. 2, Desember 2023, pp. 189-194

Nur Asiah et al. (Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Mitigasi Bencana Hidrometeorologi…)
4 Contoh bencana alam 19 82,6 4 17,4
5 Dampak bencana terhadap kesehatan 12 52,2 11 47,8
6 Siklus terjadinya bencana 16 69,6 7 30,4
7 Tindakan penanggulangan bencana pada fase pra
bencana
18 78,3 5 21,7
8 Kegiatan yang dilakukan pada tahap pencegahan
bencana
18 78,3 5 21,7
9 Kegiatan yang dilakukan pada tahap rehabilitasi 17 73,9 6 26,1
10 Fase satu minggu setelah terjadi bencana disebut
fase---
19 82,6 4 17,4
11 Faktor yang mempengaruhi resiko bencana 10 43,5 13 56,5
12 Defenisi hazard 10 43,5 13 56,5
13 Defenisi resiko bencana 4 17,4 19 82,6
14 Pernyataan yang benar tentang hazard 18 78,3 5 21,7
15 Faktor – faktor yang mempengaruhi bencana 18 78,3 5 21,7
16 Contoh kerentanan fisik dalam manajemen bencana
17 Lingkungan hidup suatu masyarakat yang
mempengaruhi kerentanan lingkungan
11 47,8 12 52,2
18 Dampak tingginya ancaman bahaya di suatu daerah
terhadap bencana
6 26,1 17 73,9
19 Contoh kerentanan lingkungan terhadap bencana 22 95,7 1 4,3
20 Cara mengurangi resiko bencana 19 82,6 4 17,4
21 Alasan pentingnya bantuan emergensi pada ibu hamil
dan bayi/anak saat bencana
12 52,2 11 47,8
22 Dampak bencana terhadap ibu hamil 16 69,6 7 30,4
23 Dampak bencana terhadap ibu dan bayi 18 78,3 5 21,7
24 Penyebab ibu hamil beresiko mengalami kelahiran
prematur
18 78,3 5 21,7
25 Dampak bencana pada anak 17 73,9 6 26,1
26 Gejala somatik pada anak korban bencana 19 82,6 4 17,4
27 Implementasi manajemen bencana pada ibu hamil
korban bencana
10 43,5 13 56,5
28 Implementasi manajemen bencana pada anak korban
bencana
10 43,5 13 56,5
29 Tindakan yang harus dilakukan jika anak masih
mengalami trauma terhadap bencana setelah 2 bulan
kejadian
4 17,4 19 82,6
30 Contoh tindakan trauma healing pada anak – anak
yang dapat dilakukan remaja di posko pengungsian
18 78,3 5 21,7

Tabel 3. Dsitribusi responden berdasarkan kategori pengetahuan
Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik
Cukup
Kurang
11
9
3
47,8
39,1
13,0
Total 23 100
Berdasarkan tabel 3 diperoleh hasil mayoritas pengetahuan remaja tentang implementasi
mitigasi bencana pada kelompok rentan adalah baik (47,8%).
Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas masyarakat
diataranya adalah remaja. Peningkatan kapasitas masyarakat ini dicapai dengan memberikan
pengetahuan tentang segala ancaman yang ada di sekitar mereka. Semakin masyarakat sadar
dan tahu mengenai ancaman yang ada di wilayahnya, maka mereka akan semakin siap dalam
menghadapi bencana tersebut [12].

e-ISSN 2615-0441 Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan 193
p-ISSN 2527-9548 Vol. 8, No. 2, Desember 2023, pp. 189-194

Nur Asiah et al. (Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Mitigasi Bencana Hidrometeorologi…)
Pengetahuan adalah faktor yang dapat mendorong remaja agar dapat memiliki sikap yang
baik dalam menghadapi bencana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada responden
menjawab salah pada pertanyaan tindakan yang harus dilakukan jika anak masih mengalami trauma
terhadap bencana setelah 2 bulan kejadian (82.6%) dan dampak tingginya ancaman bahaya di suatu
daerah terhadap bencana (73,9%). Kategori pengetahuan remaja adalah baik (47,8%) dan kurang
(13%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian [13] pada siswa kelas XII IPS SMA Negeri
Samarinda tentang mitigasi bencana banjir baik (83,12%) dan sikap positif (84,29%). Hal ini
disebabkan responden baru pertama kali ini mendapat informasi tentang mitigasi bencana pada
kelompok rentan sehingga pengetahuan ini masih menjadi pengetahuan baru bagi mereka.
Remaja yang memiliki pengetahuan yang baik tentang bencana banjir maka akan memahami
kapan terjadinya banjir dilingkungannya, apakah banjir dalam skala kecil dan kapan banjir besar
[14]. Pemahaman ini dibutuhkan sehingga remaja dapat mempersiapkan diri dan kelaurganya serta
lingkungannya untuk berperan dalam fase mitigasi bencana. Pencegahan awal bencana banjir penting
dilakukan untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan akibat banjir. Kegiatan yang dapat dilakukan
pada tahap ini adalah dengan memberikan informasi atau pendidikan kesehatan kepada remaja [15].

4. Kesimpulan
Karakteristik responden mayoritas berusia 16 tahun (73,3%), pendidikan SMA (93,34%),
pekerjaan orang tua ibu rumah tangga (36.6%), sumber informasi tentang mitigasi bencana pada
kelompok khusus diperoleh dari kegiatan penelitian ini (66,6%). Tingkat pengetahuan responden
tentang implementasi mitigasi bencana pada kelompok rentan mayoritas pengetahuan baik (47,8%).
5. Ucapan Terima kasih
Kegiatan ini didanai oleh NON PNBP Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan
Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat Program Mono
Tahun Reguler Tahun Anggaran 2023 Nomor : 599/UN%.2.4.1/PPM/2023. Tanggal 31 Juli
2023, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada bapak rektor dan ketua LPPM USU.

Referensi

[1] UU No. 24 tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
[2] WHO – ICN. (2009). ICN Framework of Disaster Nursing Competencies, WHO and ICN,
Geneva, Switzerland.
[3] BNPB (2013). Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia,.
BNPB. Jakarta.
[4] Affeltrnger, B., Alcedo, A., W, J, Arnold, M. (2006). Living with Risk, “A Global Review of
Disaster Reduction Initiatives”. Buku terjemahan oleh MPBI (Masyarakat Penanggulangan
Bencana Indonesia), Jakarta.
[5] Yulaelawati, E.., Usman, S. (2008). Mencerdasi Bencana. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
[6] Kemenkes. R.I. (2011). Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana,
Jakarta.
[7] Umar, N. (2013). Pengetahuan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Banjir di
Bolapapu Kecamatan Kulawi Sigi Sulawesi Tengah. Jurnal Keperawatan Soedirman, 8 (3),
November 2013.
[8] UN – ISDR. (2004). Living with Risk “A Hundred Positive Examples of How People are Making
The World Safer”, United Nation Publication, Geneva, Switzerland.
[9] Kimin. A 2018). Keperawatan gawat darurat dan manajemen bencana. Sahey. EGC.Jakarta
[10] Yuko, U. (2007). Care for victims of the disaster in revival period.Hiroko Minami,
AikoYamamoto (Editorial Supervision): A Disaster Nursing Learning Text. Japan Nursing
Association publication society.
[11] Tatsue, Y. (2007). The nursing to people who need much support at disaster. Yasushi Yamamoto
(Editorial Supervision): Health promotion at the time of the disaster. Soudousya.
[12] Ainun, R., Ratih, N., Suprapto. (2019). Hidrometrologi dan geologi di Indonesia dilihat dari

e-ISSN 2615-0441 Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan 194
p-ISSN 2527-9548 Vol. 8, No. 2, Desember 2023, pp. 189-194

Nur Asiah et al. (Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Mitigasi Bencana Hidrometeorologi…)
jumlah korban dan kerusakan. Studi : data kejadian bencana Indonesia 2018. Jurnal Dialog
Penanggulangan Bencana. 10(1):12-21
[13] Endang, R., Iya S., Aisyiah TS. (2023) Tingkat pengetahuan mitigasi bencana dalam
menghadapi ancaman banjir siswa kelas XII IPS SMA Negeri di Kota Samarinda. Geography
Science Education Journal (GEOSEE), 4(2) : 73-80
[14] Ariningtyas, A. (2020). Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan kesiapsiagaan siswa
dan sekolah dalam menghadapi bencana banjir di SMAN 5 Kota Tegal. Dikutip 24 November
2023 dari: http://Lib.Unnes.ac.id/41210/1/3201415003.
[15] Hadiyanto,A. (2020). Pengetahuan dan sikap kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir
di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang. Higeia (Journal of Public Health
research and Development).