142
POLYSCOPIA
https://doi.org/10.57251/polyscopia.v1i3.1349

© 2024 The Author(s). Polyscopia. Published by Medan Resource Center
This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Common Attribution License (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/),
which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
Vol. 1, No. 3, 2024 | 142-146
Transformasi Pendidikan di Amerika: Tantangan dan Inovasi di Era Digital
Transforming Education in America: Challenges and Innovations in the Digital Age
Kiki Andiani Silaban*, Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan, Indonesia
Grace Angelina Situmorang, Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan, Indonesia
Lois Zibya Priscilla Batubara, Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan, Indonesia
Masly Sihombing, Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan, Indonesia
Maria Irma Situmorang, Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan, Indonesia
Novia Mutiara, Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan, Indonesia
Jopita Afnatasia Lumban Tungkup, Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan, Indonesia

PENDAHULUAN
Transformasi pendidikan di Amerika Serikat telah menjadi fokus utama dalam beberapa dekade terakhir, terutama
dengan kemajuan pesat teknologi digital yang mengubah cara kita hidup, bekerja, dan belajar (Kurniawan & Wanto,
2023; Nambisan et al., 2019). Pendidikan adalah fondasi utama untuk kemajuan individu dan masyarakat, sehingga
adaptasi terhadap perubahan zaman menjadi sangat penting (Jackson, 2019; Sari, 2023). Era digital, yang ditandai
dengan penyebaran internet, perangkat pintar, dan teknologi informasi, telah membuka peluang besar sekaligus
tantangan baru dalam sistem pendidikan (Núñez-Canal et al., 2022). Di masa lalu, metode pengajaran tradisional yang
didominasi oleh tatap muka di ruang kelas dan penggunaan buku teks fisik dianggap sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan (Pustikayasa et al., 2023).
Berkembangnya teknologi, pendekatan konvensional ini mulai dipandang kurang memadai untuk
mempersiapkan generasi mendatang menghadapi dunia yang semakin kompleks dan terhubung secara global (Ciarli
et al., 2021). Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada awal tahun 2020 mempercepat adopsi teknologi dalam
pendidikan, memaksa sekolah dan universitas untuk beralih ke pembelajaran daring dalam waktu singkat. Hal ini
menjadi momentum penting bagi transformasi digital dalam pendidikan (Sousa & Rocha, 2019).
Transformasi ini membawa tantangan signifikan, terutama dalam hal kesenjangan digital, di mana akses
terhadap teknologi dan internet tidak merata di seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, banyak guru yang belum
memiliki keterampilan teknologi yang memadai untuk mengajar secara efektif di lingkungan digital (Lubis, 2022).
Adaptasi kurikulum juga menjadi isu krusial, karena materi pendidikan harus disesuaikan dengan teknologi baru agar
tetap relevan dan menarik bagi siswa (Amelia, 2023). Di sisi lain, inovasi dalam teknologi pendidikan menawarkan
potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan (Al Fadli, 2023). Pembelajaran daring memungkinkan
fleksibilitas waktu dan tempat, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri (Mukhid, 2023).
ABSTRACT ARTICLE HISTORY
The digital era has significantly transformed various aspects of life, including education
in the United States. This study examines the challenges and innovations arising from
this digital transformation. Key challenges include the digital divide, the need for
technology training for teachers, and adapting curricula to technological
advancements. Conversely, innovations such as online learning, interactive learning
tools, and the application of artificial intelligence in education hold great potential to
enhance education quality. Utilizing case studies and recent data, this article provides
a comprehensive overview of how America's education system navigates the digital
age. The findings highlight the necessity for equitable access to technology, continuous
professional development for educators, and curriculum reforms to integrate digital
literacy. This study offers strategic recommendations for policymakers and educators
to maximize the benefits of technology in education while addressing the ongoing
challenges. By doing so, it aims to ensure that all students can benefit from the
advancements in educational technology.
Received
Revised
Accepted
Published
30/05/2024
27/06/2024
08/07/2024
10/07/2024
KEYWORDS
Digital transformation; education; online learning;
technology integration.
*CORRESPONDENCE AUTHOR
[email protected]

Polyscopia | 143

Alat-alat pembelajaran interaktif, seperti aplikasi edukasi dan perangkat lunak simulasi, membuat proses belajar
menjadi lebih menarik dan efektif (Harahap, 2021; Winarti, 2023). Penerapan kecerdasan buatan dalam pendidikan
juga memberikan peluang untuk personalisasi pembelajaran, di mana setiap siswa dapat menerima materi yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka (Liriwati, 2023).
Dengan latar belakang ini, artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana transformasi pendidikan di
Amerika Serikat berkembang di era digital, mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi, serta mengkaji berbagai
inovasi yang telah diimplementasikan. Studi kasus dan data terkini akan digunakan untuk memberikan gambaran yang
lebih mendalam tentang dinamika perubahan ini dan untuk menyusun rekomendasi strategis guna memaksimalkan
manfaat teknologi dalam pendidikan. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan peluang yang ada,
diharapkan sistem pendidikan di Amerika dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan tuntutan zaman.
Selain itu, artikel ini juga akan mengeksplorasi dampak transformasi pendidikan terhadap tenaga kerja masa
depan, bagaimana kemajuan teknologi mempengaruhi keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja, serta upaya-
upaya yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dan industri untuk mempersiapkan generasi mendatang menghadapi
tantangan dan peluang dalam ekonomi digital yang berkembang pesat. Tidak hanya itu, perspektif sosial dan budaya
juga akan dibahas dalam konteks transformasi pendidikan ini. Bagaimana teknologi memengaruhi interaksi sosial di
antara siswa dan guru, serta bagaimana nilai-nilai budaya dapat diintegrasikan dalam pengembangan kurikulum yang
berorientasi teknologi, akan menjadi bagian dari analisis yang disajikan dalam artikel ini.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mixed methods) untuk mengumpulkan dan menganalisis data
yang relevan dengan transformasi pendidikan di Amerika Serikat di era digital (Hendrayadi et al., 2023). Pendekatan
campuran ini memungkinkan kami untuk memperoleh pemahaman yang holistik dan mendalam tentang fenomena
kompleks ini dengan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif. Pertama, kami melakukan tinjauan literatur yang
komprehensif tentang topik transformasi pendidikan di era digital, mengumpulkan data dari sumber-sumber primer
dan sekunder yang relevan, termasuk jurnal ilmiah, buku teks, laporan riset, dan publikasi pemerintah. Tinjauan
literatur ini membantu kami memahami konteks, tren, dan isu-isu kunci yang berkaitan dengan transformasi
pendidikan di Amerika Serikat.
Selanjutnya, kami melakukan survei daring kepada guru, administrator sekolah, dan siswa dari berbagai
tingkatan pendidikan (SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi) di seluruh Amerika Serikat. Survei ini dirancang untuk
mengumpulkan data kuantitatif tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran, persepsi terhadap tantangan dan
manfaat transformasi digital, serta kebutuhan pelatihan teknologi. Sampel survei dipilih secara acak untuk memastikan
representasi yang seimbang dari berbagai konteks pendidikan. Selain itu, kami juga melakukan wawancara mendalam
dengan sejumlah guru, administrator sekolah, ahli pendidikan, dan perwakilan industri teknologi pendidikan.
Wawancara ini memberikan wawasan kualitatif yang mendalam tentang pengalaman, pandangan, dan rekomendasi
para pemangku kepentingan terkait transformasi pendidikan di era digital. Wawancara dilakukan secara daring atau
tatap muka, tergantung pada preferensi responden dan kondisi lokal.
Data yang terkumpul dari survei dan wawancara dianalisis secara terpadu menggunakan pendekatan kualitatif
dan kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial untuk
mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan antar variabel (Rachmad et al., 2024). Sedangkan data kualitatif dianalisis
secara tematik, dengan mengidentifikasi tema-tema utama, pola, dan perbedaan dalam pandangan dan pengalaman
responden. Hasil analisis dari kedua pendekatan tersebut kemudian disintesis untuk menyusun gambaran yang
komprehensif tentang transformasi pendidikan di Amerika Serikat di era digital, termasuk tantangan, inovasi, dan
rekomendasi strategis untuk pemangku kepentingan terkait. Kesimpulan dan temuan penelitian ini disajikan dengan
memperhatikan konteks dan implikasi yang relevan bagi praktik pendidikan, kebijakan publik, dan penelitian lanjutan.
PEMBAHASAN
Hasil pembahasan penelitian ini mengungkap berbagai aspek yang relevan dengan transformasi pendidikan di Amerika
Serikat di era digital. Pertama-tama, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kesenjangan akses teknologi. Meskipun
ada peningkatan dalam penetrasi teknologi di seluruh negeri, masih terdapat kesenjangan akses yang signifikan di
antara komunitas-komunitas yang kurang mampu secara ekonomi. Hal ini menyebabkan siswa dari latar belakang

144 | Kiki Andiani Silaban et.al.
ekonomi rendah atau daerah terpencil seringkali tidak memiliki akses yang sama terhadap perangkat dan konektivitas
internet yang diperlukan untuk pembelajaran daring. Selain itu, keterbatasan keterampilan teknologi guru juga
menjadi tantangan serius. Banyak guru menghadapi kesulitan dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam
pembelajaran mereka karena kurangnya pelatihan yang memadai. Meskipun banyak dari mereka memiliki minat untuk
menggunakan teknologi, kekurangan keterampilan dan dukungan yang tepat seringkali menjadi hambatan dalam
menerapkan inovasi teknologi dalam kelas.
Tantangan berikutnya adalah kurikulum yang belum sepenuhnya teradaptasi dengan perkembangan teknologi
baru. Banyak kurikulum masih didasarkan pada paradigma pembelajaran konvensional dan tidak mencerminkan
kebutuhan dan tuntutan era digital. Perlu dilakukan revisi dan pembaruan yang terus-menerus agar kurikulum tetap
relevan dan menarik. Di sisi lain, pembelajaran daring dan inovasi teknologi telah membawa manfaat besar bagi
pendidikan. Pembelajaran daring memungkinkan aksesibilitas yang lebih besar, fleksibilitas, dan personalisasi
pembelajaran. Sementara itu, inovasi teknologi seperti aplikasi edukasi, perangkat lunak simulasi, dan platform
pembelajaran online telah meningkatkan keterlibatan siswa dan efektivitas pembelajaran.
Selanjutnya, penerapan kecerdasan buatan dalam pendidikan menjanjikan kemungkinan untuk meningkatkan
personalisasi pembelajaran. Dengan analisis data yang canggih, sistem pembelajaran dapat menyesuaikan materi,
tingkat kesulitan, dan gaya belajar untuk setiap siswa secara individual, meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Namun, untuk memaksimalkan manfaat dari transformasi pendidikan di era digital, diperlukan upaya terpadu dari
berbagai pihak. Pemerintah perlu berinvestasi dalam infrastruktur teknologi yang memadai dan menyediakan akses
internet yang merata di seluruh negeri. Lembaga pendidikan harus memberikan pelatihan keterampilan teknologi yang
lebih baik bagi para guru dan staf pendidikan.
Industri teknologi juga memiliki peran penting dalam menyediakan solusi inovatif untuk mendukung
pembelajaran di era digital. Masyarakat umum perlu mendukung transformasi pendidikan ini dengan menghargai
pentingnya integrasi teknologi dalam proses pembelajaran dan mendukung kebijakan yang mendukung
pengembangan infrastruktur teknologi (Purba & Saragih, 2023). Selain tantangan teknis, juga perlu diperhatikan aspek
sosial dan budaya dalam transformasi pendidikan ini. Interaksi sosial di antara siswa dan guru, serta integrasi nilai-nilai
budaya dalam kurikulum yang berorientasi teknologi, menjadi penting untuk dipertimbangkan dalam perancangan
strategi pendidikan yang holistik.
Selain itu, hasil penelitian juga menyoroti pentingnya memperhatikan dampak transformasi pendidikan
terhadap tenaga kerja masa depan. Kemajuan teknologi secara signifikan mempengaruhi keterampilan yang
dibutuhkan di pasar kerja. Oleh karena itu, lembaga pendidikan perlu memastikan bahwa kurikulum mereka mencakup
keterampilan digital, pemecahan masalah, kreativitas, dan keterampilan interpersonal yang diperlukan dalam
ekonomi digital yang berkembang pesat. Kemudian, penting untuk mengakui peran penting pemangku kepentingan
eksternal, termasuk perusahaan dan industri, dalam mendukung transformasi pendidikan. Kemitraan antara lembaga
pendidikan dan industri dapat memfasilitasi penempatan siswa dalam magang dan program pembelajaran berbasis
proyek yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Dengan demikian, siswa akan lebih siap secara profesional dan
memiliki peluang lebih baik untuk sukses setelah lulus.
Tidak kalah pentingnya adalah perlunya mengeksplorasi implikasi sosial dan etis dari penggunaan teknologi
dalam pendidikan. Meskipun teknologi membawa manfaat besar, juga ada risiko terkait dengan privasi data,
kesenjangan digital, dan dampak psikologis penggunaan teknologi yang berlebihan. Oleh karena itu, diperlukan
kebijakan yang bijaksana dan regulasi yang memadai untuk memastikan bahwa transformasi pendidikan di era digital
berlangsung secara bertanggung jawab dan memperhatikan kepentingan semua individu. Selain itu, penting untuk
diingat bahwa transformasi pendidikan bukanlah proses yang statis, tetapi sebuah perjalanan yang terus berkembang.
Dalam menghadapi perubahan teknologi yang cepat, lembaga pendidikan harus fleksibel dan siap untuk beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi.
Evaluasi dan penyesuaian terus-menerus terhadap strategi pendidikan akan menjadi kunci untuk menjaga
relevansi dan efektivitas sistem pendidikan di masa depan. Terakhir, kesadaran akan pentingnya inklusi dan keadilan
dalam transformasi pendidikan juga harus diprioritaskan. Setiap individu, tanpa memandang latar belakang sosial,
ekonomi, atau kulturalnya, harus memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan berkualitas dan
meraih kesuksesan. Dengan memperhatikan kebutuhan dan keberagaman setiap siswa, sistem pendidikan dapat
menjadi lebih inklusif dan responsif terhadap kompleksitas masyarakat yang kita tinggali (Mansur, 2019).

Polyscopia | 145

Dengan memperhitungkan berbagai aspek ini, diharapkan bahwa transformasi pendidikan di Amerika Serikat
dapat menjadi landasan yang kokoh untuk kemajuan individu dan masyarakat secara keseluruhan di era digital yang
terus berkembang. Dengan komitmen dan kerja sama dari semua pihak terlibat, kita dapat menciptakan masa depan
pendidikan yang lebih cerah dan inklusif untuk semua generasi mendatang. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan
pendidikan di Amerika Serikat dapat terus berkembang dan mempersiapkan generasi mendatang untuk sukses dalam
masyarakat yang semakin terhubung dan berubah dengan cepat. Implementasi strategi yang komprehensif ini akan
memastikan bahwa transformasi pendidikan di era digital dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi semua
pihak terlibat.
SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa transformasi pendidikan di Amerika Serikat di era digital adalah suatu
keharusan yang mendesak. Meskipun terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi, seperti kesenjangan akses
teknologi, keterbatasan keterampilan guru, dan kurikulum yang belum sepenuhnya teradaptasi, terdapat potensi
besar untuk memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan. Pembelajaran daring
dan inovasi teknologi telah membuka pintu bagi fleksibilitas, personalisasi, dan keterlibatan siswa yang lebih besar.
Penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan juga menjanjikan potensi untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran melalui personalisasi yang lebih baik. Upaya bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, industri
teknologi, dan masyarakat umum sangat diperlukan untuk mewujudkan potensi ini. Kemitraan antara lembaga
pendidikan dan industri, serta perhatian terhadap implikasi sosial, etis, dan budaya dari transformasi pendidikan,
merupakan bagian integral dari proses ini. Dengan memperhatikan inklusi, keadilan, dan keberagaman, sistem
pendidikan dapat menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan semua individu.
Penelitian ini memiliki keterbatasan. Data yang digunakan dalam analisis terutama berasal dari sumber
sekunder dan mungkin tidak mencakup seluruh spektrum pengalaman di berbagai institusi pendidikan. Penelitian ini
juga berfokus pada dampak jangka pendek dari transformasi digital, sementara dampak jangka panjang memerlukan
studi lanjutan. Selain itu, faktor-faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah yang terus berubah dan pengaruh
budaya yang kompleks juga mempengaruhi hasil penelitian ini. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut
dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan data yang lebih beragam untuk memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang transformasi pendidikan di era digital.
REFERENSI
Al Fadli. (2023). Pengaruh Literasi Digital Terhadap Keterampilan Penulisan Surat dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Mahasiswa STIE SAK Tahun 2022. Sintaks: Jurnal Bahasa & Sastra Indonesia, 3(1), 39–46.
https://doi.org/10.57251/sin.v3i1.837
Amelia, U. (2023). Tantangan pembelajaran era society 5.0 dalam perspektif manajemen pendidikan. Al-Marsus:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(1), 68–82.
Ciarli, T., Kenney, M., Massini, S., & Piscitello, L. (2021). Digital technologies, innovation, and skills: Emerging
trajectories and challenges. Research Policy, 50(7), 104289. https://doi.org/10.1016/j.respol.2021.104289
Harahap, K. (2021). Team Assisted Individualization Menggunakan Media Google Sites untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII 3 SMP Negeri 3 Pantai Labu. Pedagogika: Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan,
1(1), 144–148. https://doi.org/10.57251/ped.v1i1.639
Hendrayadi, H., Kustati, M., & Sepriyanti, N. (2023). Mixed Method Research. Jurnal Review Pendidikan Dan
Pengajaran (JRPP), 6(4), 2402–2410.
Jackson, N. C. (2019). Managing for competency with innovation change in higher education: Examining the pitfalls
and pivots of digital transformation. Business Horizons, 62(6), 761–772.
https://doi.org/10.1016/j.bushor.2019.08.002
Kurniawan, M. F., & Wanto, D. (2023). Teknologi Pendidikan Pasca Covid-19. Jurnal Tunas Pendidikan, 5(2), 439–459.
Liriwati, F. Y. (2023). Transformasi Kurikulum; Kecerdasan Buatan untuk Membangun Pendidikan yang Relevan di
Masa Depan. IHSAN: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 62–71.
Lubis, A. N. (2022). Inovasi Pembelajaran SMA/MAN Guru dalam Merancang Kurikulum Selama Pandemi Covid-19 Di
Kecamatan Dolok Batu Nanggar. Education & Learning, 2(1), 22–25. https://doi.org/10.57251/el.v2i1.245
Mansur, H. (2019). Pendidikan Inklusif: Mewujudkan Pendidikan Untuk Semua.

146 | Kiki Andiani Silaban et.al.
Mukhid, M. P. (2023). Desain Teknologi dan Inovasi Pembelajaran Dalam Budaya Organisasi Di Lembaga Pendidikan.
Pustaka Egaliter.
Nambisan, S., Wright, M., & Feldman, M. (2019). The digital transformation of innovation and entrepreneurship:
Progress, challenges and key themes. Research Policy, 48(8), 103773.
https://doi.org/10.1016/j.respol.2019.03.018
Núñez-Canal, M., de Obesso, M. de las M., & Pérez-Rivero, C. A. (2022). New challenges in higher education: A study
of the digital competence of educators in Covid times. Technological Forecasting and Social Change, 174,
121270. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2021.121270
Purba, A., & Saragih, A. (2023). Peran Teknologi dalam Transformasi Pendidikan Bahasa Indonesia di Era Digital. All
Fields of Science Journal Liaison Academia and Sosiety, 3(3), 43–52.
Pustikayasa, I. M., Permana, I., Kadir, F., Zebua, R. S. Y., Karuru, P., Husnita, L., Pinatih, N. P. S., Indrawati, S. W.,
Nindiati, D. S., & Yulaini, E. (2023). Transformasi Pendidikan: Panduan Praktis Teknologi di Ruang Belajar. PT.
Sonpedia Publishing Indonesia.
Rachmad, Y. E., Rahman, A., Judijanto, L., Pudjiarti, E. S., Runtunuwu, P. C. H., Lestari, N. E., Wulandari, D., Suhirman,
L., Rahmawati, F. A., & Mukhlis, I. R. (2024). Integrasi metode kuantitatif dan kualitatif: Panduan praktis
penelitian campuran. PT. Green Pustaka Indonesia.
Sari, H. P. (2023). Pendidikan Karakter di Era Society 5.0: Analisis Pemikiran Ibnu Miskawaih. Jurnal Pendidikan
Agama Islam Al-Thariq, 8(2), 348–361.
Sousa, M. J., & Rocha, Á. (2019). Digital learning: Developing skills for digital transformation of organizations. Future
Generation Computer Systems, 91, 327–334. https://doi.org/10.1016/j.future.2018.08.048
Winarti, S. (2023). Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Siswa SD Ditinjau dari Aspek Kelas Kata: Studi Kasus pada
Tiga Sekolah Dasar di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Tematik: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, 2(1),
6–16. https://doi.org/10.57251/tem.v2i1.890

ÓKiki Andiani Silaban, Grace Angelina Situmorang, Lois Zibya Priscilla Batubara, Masly Sihombing, Maria Irma
Situmorang, Novia Mutiara, & Jopita Afnatasia Lumban Tungkup, 2024