PENGARUH PEMBERIAN AIR KELA PA MUDA HIJAU TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PERUMNAS II PONTIANAK

THE EFFECT OF GIVING GREEN YOUNG COCONUT WATER TOWARDS THE
CHANGES OF BLOOD PRESSURE LEVEL ON HYPERTENSION PATIENTS IN THE
WORKING AREA OF COMMUNITY HEALTH CENTER PERUMNAS II PONTIANAK

Riki Sulindra Ramadhan
1
, Herman
2
, Sukarni
3

1
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura
2
Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura
3
Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura


ABSTRAK

Latar Belakang : Epidemi hipertensi terus meningkat di negara maju dan berkembang. Hipertensi
merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia. Pravelensi hipertensi di Kota
Pontianak meningkat drastis pada tahun 2017 dengan jumlah 154.338 kasus. Pengobatan
hipertensi salah satunya dengan pengobatan herbal minum air kelapa muda hijau. Air kelapa muda
hijau mengandung kalium dan magnesium yang diduga dapat menurunkan tekanan darah.
Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian air kelapa muda hijau terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas Perumnas II Pontianak.
Metode : Penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian Quasy Experiment dengan
rancangan pre test and post test nonequivalent control group. Sampel 20 kelompok intervensi dan
20 kelompok kontrol. Uji t berpasangan digunakan untuk melihat pengaruh intervensi. Analisa
untuk mengetahui perbedaan menggunakan uji t tidak berpasangan dan Mann Whitney.
Hasil : Hasil analisis didapatkan nilai p untuk sistolik dan diastolik kelompok intervensi yaitu
0,001 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian air kelapa muda hijau
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi
Kesimpulan : Air kelapa muda hijau dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada
penderita hipertensi.


Kata Kunci : Tekanan Darah, Hipertensi, Air Kelapa muda Hijau
Referensi : 66 (2009-2017)

ABSTRACT


Background: The hypertension epidemic continues to increase in developed and developing
countries. Hypertension is a major cause of mortality and morbidity in Indonesia. The
prevalence of hypertension in Pontianak City has increased dramatically in 2017 with a total of
154,338 cases. Treatment of hypertension is one of them with herbal treatment for drinking green
young coconut water. Green young coconut water contains potassium and magnesium which are
thought to reduce blood pressure.
Purposes: This study aims to determine the effect of green young coconut water towards the
changes of blood pressure level on patients with hypertension in the working area of Community
Health Center Perumnas II Pontianak.
Method: Quantitative research uses the Quasy Experiment research design or quasi-
experimental design with nonequivalent control group pre test and post test. Samples of 20
intervention groups and 20 control groups. Paired t test is used to see the effect of intervention.
Analysis to find out the differences using unpaired t test and Mann Whitney.
Results: The results of the analysis showed that the p value for the systolic and diastolic
intervention groups was 0.001 (p <0.05) which showed that there was an effect of giving green
young coconut water to blood pressure in patients with hypertension.
Conclusion : A green young coconut can reduce systolic and diastolic blood pressure in
hypertensive patients.


Keywords : Blood Pressure, Hypertension, Green young Coconut Water
Reference : 66 (2009-2017)

PENDAHULUAN
Tekanan darah tinggi atau
hipertensi merupakan gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai nutrisi dan oksigen yang
dibawa oleh darah menjadi terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Hipertensi disebut the
silent killer (pembunuh diam-diam)
karena termasuk penyakit yang
mematikan tanpa disertai gejala-
gejalanya terlebih dahulu sebagai
peringatan bagi korbannya.
1
Epidemi hipertensi terus
meningkat baik di negara maju dan
negara berkembang. Jika tidak
dikendalikan akan meningkat
sebanyak 50% dalam 15 tahun
kedepan. Secara global, tingkat
pravelensi hipertensi diseluruh dunia
masih tinggi. Lebih dari seperempat
jumlah populasi dunia saat ini
menderita hipertensi.
2
Penyakit
kardiovaskular menyumbang sekitar
17 juta kematian per tahun, hampir
sepertiga dari total penduduk dunia.
Dari jumlah tersebut, komplikasi
hipertensi mencapai 9,4 juta
kematian di seluruh dunia setiap
tahunnya. Hipertensi bertanggung
jawab atas setidaknya 45% kematian
akibat penyakit jantung, dan 51%
kematian akibat stroke Prevalensi
peningkatan tekanan darah tertinggi
terjadi di Wilayah Afrika (46%) dan
terendah di Wilayah Amerika (35%)
dan di wilayah Asia Tenggara (36%).
Tekanan darah tinggi merupakan
faktor risiko utama kematian yang
menewaskan 1,5 juta jiwa setiap
tahunnya di Wilayah Asia Tenggara.
3

Prevalensi semakin meningkat
seiring dengan pertambahan usia.
4
Untuk provinsi Kalimantan Barat
sendiri masuk dalam 10 besar dengan
penyakit hipertensi yaitu peringkat
ke 7 dari 33 provinsi di Indonesia
dengan persentase 28,3%.
5
Hasil data dari Dinas Kesehatan
Kota Pontianak pada tahun 2017
jumlah penderita hipertensi di Kota
Pontianak mencapai 154.338 dengan
jumlah penderita laki-laki sebanyak
76.252 orang dan perempuan
sebanyak 78.086 orang .Jumlah ini
meningkat drastis 150.479 kasus
dalam satu tahun terakhir
dibandingkan dengan tahun 2016
yang berjumlah 3.859 kasus.
Angka kejadian hipertensi
tertinggi menurut data Dinas
Kesehatan Kota Pontianak tahun
2017 terdapat di puskesmas
Perumnas II Kecamatan Pontianak
Barat. Puskesmas Perumnas II
menempati urutan pertama dengan
jumlah hipertensi terbanyak
dibandingkan dengan puskesmas-
puskesmas lainnya di Kota
Pontianak. Sebelumnya tahun 2016
puskesmas perumnas II menempati
urutan keempat dengan hanya 312
kasus kemudian mengalami
kenaikan sebanyak 12.542 kasus
menjadi 12.854 pada tahun 2017.
Tujuan pengobatan hipertensi
adalah untuk mencegah morbiditas
dan mortalitas akibat tekanan darah
tinggi serta sangatlah penting karena
dapat mencegah timbulnya
komplikasi pada beberapa organ
tubuh seperti jantung, otak dan
ginjal.
2,6
Penatalaksanaan farmakologis
dan nonfarmakologis dapat
membantu individu menurunkan
tekanan darahnya. Pengobatan
farmakologi merupakan pengobatan
menggunakan obat anti hipertensi.
Meminum obat ini secara terus
menerus seringkali tidak disukai
penderita hipertensi. Selain membuat

bosan, harganya relatif mahal dan
tidak patuh minum obat
antihipertensi secara teratur,
konsumsi obat dalam jangka panjang
juga membuat penderita takut pada
efek sampingnya. Pengobatan non
farmakologi merupakan pengobatan
tanpa obat-obatan, dengan merubah
gaya hidup menjadi lebih sehat dan
menghindari faktor risiko seperti
menurunkan berat badan, berhenti
merokok, olahraga, mengurangi
pemakaian garam dan disertai
dengan mengkonsumsi asupan
kalsium, magnesium dan kalium.
Salah satu pengobatan non
farmakologi untuk mengatasi
hipertensi adalah dengan pengobatan
herbal dengan minum air kelapa
muda.
2,7,8,9
Air kelapa muda mengandung
sejumlah mineral yaitu fosfor,
nitrogen, kalium, magnesium, klorin,
sulfur dan besi dengan kandungan
terbanyak ialah mineral kalium.
Kandungan didalam air kelapa muda
yang bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah ialah kalium dan
magnesium. Kalium inilah yang
bekerja dengan cara menjaga
keseimbangan tekanan darah.
Kalium (potasium) merupakan ion
utama didalam cairan intraseluler.
Mengkonsumsi kalium akan
meningkatkan konsentrasinya di
intraseluler, sehingga cenderung
menarik cairan dari bagian
ekstraseluler dan menurunkan
tekanan darah. Mineral magnesium
juga bermanfaat melancarkan aliran
darah dan menenangkan saraf.
10,11
Penelitian yang dilakukan oleh
Fahriza, Maryati dan Suhadi
didapatkan bahwa terdapat pengaruh
pemberian air kelapa muda terhadap
penurunan tekanan darah pada
kategori pralansia dan lansia.
7

Menurut penelitian Gandari, Iga
Ratih Agustini & Ni wayan Eka
Nopiyanti setelah diberikan air
kelapa muda, sebanyak 8 responden
yang mengalami tekanan darah
normal (11,1%), 20 responden yang
mengalami pre hipertensi (27,7%)
dan 44 responden mengalami
hipertensi sedang (27,8%).
Studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti di puskesmas
Perumnas II ternyata 4 orang yang
diwawancara tidak pernah ada satu
pun dari mereka menggunakan air
kelapa sebagai terapi penurun
tekanan darah. Mereka tidak tahu
bahwa air kelapa muda berguna
untuk menurunkan tekanan darah.
Hal ini membuat peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh pemberian air kelapa muda
hijau terhadap perubahan tekanan
darah di wilayah kerja puskesmas
Perumnas II Pontianak.


METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian jenis kuantitatif
menggunakan desain penelitian
Quasy Experiment atau eksperimen
semu dengan rancangan pre test and
post test nonequivalent control
group.
Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien yang menderita
penyakit hipertensi yang datang ke
puskesmas Perumnas II pada tanggal
1 Januari sampai 28 Februari 2018
yang berjumlah 112 orang. Sampel
pada penelitian ini sebanyak 20
orang untuk kelompok intervensi dan
20 orang untuk kelompok kontrol.
Untuk estimasi drop out sebesar 20%
dengan jumlah 8 orang

HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
1.1 Distribusi Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden (20 Responden)


1.2 Identifikasi Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah pada Kelompok
Intervensi
Tabel 2. Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Intervensi

Tekanan Darah n Mean±SD
Sebelum
Setelah
Sistolik
Diastolik
Sistolik
Diastolik

20
140,10±9,124
96,65±6,846
131,85±9,593
91,15±5,622


1.3 Identifikasi Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah pada Kelompok
Kontrol
Tabel 3. Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kontrol
Tekanan Darah n Mean±SD
Sebelum

Setelah
Sistolik
Diastolik
Sistolik
Diastolik

20
140,85±12,123
98,70±9,510
141,50±12,129
100,80±9,606






Variabel Intervensi Kontrol
n % n %
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
9
11
45
55
4
16
20
80


Usia
17-25
26-35
36-45
46-55
56-65
>65
1
1
12
3
2
1
5
5
60
15
10
5
2
3
3
5
5
2
10
15
15
25
25
10
Riwayat Hipertensi Ya
Tidak
18
2
90
10
16
4
80
20

2. Analisa Bivariat
2.1 Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda Hijau terhadap Perubahan
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Tabel 4. Analisis Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda Hijau terhadap Perubahan
Tekanan Darah Kelompok Intervensi

Variabel Mean± (SD) Median (min-max) p-
value Intervensi Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Tekanan
Darah
Sistolik

140,10±9,124

131,85±9,593

140 (128-159)

129 (120-150)

0,001
Tekanan
Darah
Diastolik
96,65±6,846 91,15±5,622 96 (87-110) 90 (80-103) 0,001

Tabel 5. Analisis Tekanan Darah pada Kelompok Kontrol

Variabel Mean± (SD) Median (min-max) p-
value Kontrol Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Tekanan
Darah
Sistolik
140,85±12,123 141,50±12,129 140 (120-159) 142,5 (123-160) 0,358
Tekanan
Darah
Diastolik
98,70±9,510 100,80±9,606 99 (80-112) 105 (89-120) 0,138


2.2 Perbedaan Tekanan Darah pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol pada Penderita Hipertensi
Tabel 6. Analisis Perbedaan Tekanan Darah Sistolik pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Variabel Kelompok Mean±SD Median (min-
max)
p-value
Sebelum Intervensi 140,10±9,124 140(128-159) 0,826
Kontrol 140,85±12,123 140(120-159)
Sesudah Intervensi 131,85±9,593 129(120-150) 0,008
Kontrol 141,50±12,129 142,50(123-160)

Tabel 7. Analisis Perbedaan Tekanan Darah Diastolik pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Variabel Kelompok Mean±SD Median (min-
max)
p-value
Sebelum Intervensi 96,65±6,846 96(87-110) 0,428
Kontrol 98,70±9,510 99(80-112)
Sesudah Intervensi 91,15±5,622 90(80-103) 0,002
Kontrol 100,80±9,606 105(89-120)

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
bahwa jumlah responden terbanyak
yaitu berjenis kelamin perempuan
dengan total 27 responden pada
kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Karakteristik responden
berdasarkan usia yang terbanyak
ialah 36-45 tahun dengan jumlah
keseluruhan antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol
yaitu 15 respoden. Dari tabel 1 juga
dapat dilihat jumlah responden yang
mempunyai riwayat hipertensi dalam
keluarganya lebih banyak daripada
yang tidak yaitu dengan jumlah 18
respoden (90%) pada kelompok
intervensi dan 16 responden (80%)
pada kelompok kontrol. Total jumlah
responden yang mempunyai riwayat
hipertensi dalam keluarga sebanyak
36 reponden.
Hasil tabel 2 dapat dilihat bahwa
mean (rata-rata) tekanan darah
sistolik sebelum diberikan air kelapa
muda hijau pada kelompok
intervensi yaitu 140,10 mmHg
dengan nilai standar deviasi 9,124
dan tekanan diastoliknya yaitu 96,65
mmHg dengan standar deviasi 6,846.
Sedangkan setelah diberikan air
kelapa muda hijau mean (rata-rata)
tekanan sistoliknya menjadi 131,85
mmHg dan diastolik 91,15 mmHg
dengan masing-masing standar
deviasinya yaitu 9,593 dan 5,622.
Dapat disimpulkan Mean (rata- rata)
tekanan darah sistolik pada
kelompok intervensi sebelum dan
sesudah mengalami penurunan
tekanan darah..
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
bahwa mean (rata-rata) tekanan
darah sistolik sebelum pada
kelompok kontrol yaitu 140,85
mmHg dengan standar deviasi
12,123 dan tekanan diastolik ialah
98,70 mmHg dengan standar deviasi
9,510. Kemudian mean (rata-rata)
setelah untuk tekanan sistolik 141,50
mmHg dan diastoliknya 100,80
mmHg dengan standar deviasi
masing-masing 12,129 dan 9,606.
Diketahui bahwa mean (rata-rata)
tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik pada kelompok
kontrol tidak mengalami perubahan
bahkan tekanan sistol dan
diastoliknya mengalami kenaikan
antara sebelum dan sesudah.
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat
bahwa dari hasil analisis uji t
berpasangan dengan tingkat
kepercayaan 95% (α=0,05),
didapatkan nilai p tekanan darah
sistolik dan diastolik pada kelompok
intervensi sebelum dan sesudah
diberikan air kelapa muda hijau yaitu
0,001 (p<0,05) sehingga dapat
disimpulkan adanya perubahan yang
signifikan pada tekanan darah
sistolik maupun diastolik sebelum
dan setelah pemberian air kelapa
muda hijau pada penderita hipertensi
pada kelompok intervensi yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
bahwa dari hasil analisis uji
Wilcoxon didapatkan nilai p=0,358
untuk tekanan darah sistolik dan
untuk tekanan darah diastoliknya
nilai p sebesar 0,138. Dari hasil
tersebut diketahui bahwa tidak ada
perubahan pada tekanan darah
sistolik dan diastolik.
Berdasarkan tabel 6 diatas
didapatkan bahwa dari hasiil uji t
berpasangan dengan tingkat
kepercayaan 95% (α=0,05)
didapatkan nilai p tekanan darah
sistolik sesudah pada kelompok
kontrol dan intervensi yaitu 0,008
sehingga ada perbedaan antara

tekanan darah sistolik pada
kelompok kontrol dan intervensi
Berdasarkan hasil tabel 7 diatas
didapatkan bahwa dari hasiil uji
Mann Whitney dengan tingkat
kepercayaan 95% (α=0,05)
didapatkan nilai p tekanan darah
diastolik sesudah pada kelompok
kontrol dan intervensi yaitu 0,002.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dari hasil uji t tidak berpasangan dan
uji Mann Whitney terdapat
perbedaan tekanan darah sistolik dan
diastolik antara kelompok kontrol
dan kelompok intervensi

PEMBAHASAN
Hasil penelitian di dapatkan
bahwa responden terbanyak yang
menderita tekanan darah tinggi ialah
berjenis kelamin perempuan dengan
total 27 responden. Dalam penelitian
Sedayu, Azmi & Rahmatini
berdasarkan jenis kelamin, pasien
hipertensi perempuan lebih banyak
(64,3%) dibandingkan laki-laki
(35,7%).
13
Jenis kelamin merupakan
salah faktor resiko terjadinya
hipertensi yang tidak bisa dikontrol
atau tidak bisa dirubah. Perempuan
memiliki yang namanya hormon
estrogen. Hormon estrogen berperan
meningkatkan High Density
Lipoprotein (HDL) yang melindungi
pembuluh darah dari kerusakan.
Besarnya pravelensi hipertensi pada
perempuan dikarenakan pada saat
menopause hormon estrogen ini akan
sedikit demi sedikit berkurang
sehingga waktu menopause
perempuan sering mengalami
hipertensi.
Berdasarkan dari hasil
penelitian responden terbanyak
adalah yang berusia 36-45 tahun
yang berjumlah 15 responden pada
kedua kelompok. Menurut penelitian
Lestari yang menunjukkan hipertensi
tidak hanya terjadi pada lanjut usia
tetapi dapat juga terjadi pada dewasa
masa produktif sebagai dampak
globalisasi dan perubahan sosial
ekonomi yang mengubah gaya hidup
masyarakat seperti pola makan dan
aktifitas fisik.
14
Sebagian besar
prehipertensi terjadi pada usia 25-45
tahun dan hanya pada 20% terjadi
dibawah usia 20 tahun dan diatas 50
tahun. Hal ini disebabkan karena usia
produktif jarang memperhatikan
kesehatan, seperti pola makan dan
pola hidup hidup yang kurang sehat
seperti merokok.
15

Hasil penelitian yang telah
dilakukan jumlah responden yang
mempunyai riwayat hipertensi dalam
keluarganya lebih banyak daripada
yang tidak yaitu dengan jumlah 18
respoden pada kelompok intervensi
dan 16 responden pada kelompok
kontrol dengan total 36 responden.
Seseorang memiliki kemungkinan
lebih besar terkena hipertensi apabila
orang tuanya adalah penderita
hipertensi atau memiliki riwayat
hipertensi dalam keluarganya.
16
Hasil
penelitian menunjukkan mean (rata-
rata) tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dan sesudah pada
kelompok intervensi mengalami
penurunan setelah diberikan air
kelapa muda hijau pada penderita
hipertensi di wilayah kerja
puskesmas Perumnas II Pontianak.
Kandungan kalium dalam air kelapa
berhubungan dengan penurunan
tekanan darah. Kandungan mineral
kalium yang dapat menjaga dinding
pembuluh darah tetap elastis,
mengurangi penyempitan pembuluh
darah sehingga pembuluh darah
menjadi lebar, mengurangi sekresi

renin, menurunnya aldosteron dan
mempunyai efek dalam pompa Na-K
yaitu kalium dipompa dari cairan
ekstraseluler ke dalam sel, dan
natrium di pompa keluar. Sehingga
kalium dapat menurunkan tekanan
darah.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mean (rata-rata) tekanan
darah sistolik pada kelompok kontrol
sebelum dan sesudah tidak
mengalami perubahan dan sementara
itu untuk mean ( rata-rata) diastolik
mengalami kenaikan antara sebelum
dan sesudah. Beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi tekanan darah
meliputi faktor yang tidak bisa
dikontrol seperti umur, jenis kelamin,
riwayat hipertensi pada keluarga dan
faktor yang bisa dikontrol seperti
obesitas, kurang olahraga, kebiasaan
merokok, Stres dapat menaikkan
aktivitas saraf simpatis. Peningkatan
aktivitas ini akan menaikkan
tekanan. Kurangnya aktivitas fisik
menaikkan resiko tekanan darah
tinggi dan resiko menjadi gemuk.
Orang yang kurang aktif
cenderung mempunyai detak jantung
lebih cepat dan otot jantung mereka
harus bekerja lebih keras pada setiap
kontraksi. Nikotin yang terdapat
dalam rokok akan merangsang
pelepasan adrenalin sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan
darah, denyut nadi dan tekanan
kontraksi jantung. Selain itu,
merokok juga mengakibatkan
peningkatan kolesterol sehingga
meningkatkan resiko terjadinya
hipertensi.
9,16,17
Berdasarkan hasil uji hipotesis
yang menggunakan uji t berpasangan
pada tekanan darah sistolik sebelum
dan sesudah intervensi didapatkan
nilai p=0,001. Pada tekanan darah
diastolik sebelum dan sesudah
intervensi nilai p=0,001 yang
menunjukan bahwa adanya
perubahan yang signifikan secara
statistik pada tekanan darah sistolik
maupun diastolik sebelum dan
sesudah pemberian air kelapa muda
hijau.
Diet sebagai komponen kunci
dalam mengontrol tekanan darah.
Tekanan darah lebih rendah pada
populasi yang mengonsumsi jumlah
buah dan sayuran dalam jumlah yang
lebih tinggi. Pola diet yang diketahui
menurunkan tekanan darah termasuk
pengurangan asupan natrium,
peningkatan asupan kalium dan
magnesium, peningkatan konsumsi
buah dan sayuran, serta makanan lain
yang kaya antioksidan.
Kalium yang terdapat didalam
air kelapa dapat membantu
mengatasi tekanan darah tinggi.
Kalium sangat bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah sistolik
dan diastolik dengan cara
menghambat pelepasan renin
sehingga terjadi peningkatan
ekskresi natrium dan Stress,
konsumsi garam berlebih, air.
Angiotensin II berpotensi besar
meningkatkan tekanan darah karena
karena bersifat sebagai
vasokontriktor dan dapat
merangsang pengeluaran aldosteron.
Aldosteron meningkatkan tekanan
darah dengan jalan retensi natrium.
Retensi natrium dan air menjadi
berkurang dengan adanya kalium,
sehingga terjadi penurunan volume
plasma, curah jantung, tekanan darah
dan tekanan perifer.
9
Peningkatan
kadar kalium dalam darah dapat
mengimbangi kadar natrium
sekaligus mampu mengurangi kadar
natrium yang dikeluarkan melalui

urin sehingga dapat mencegah
terjadinya peningkatan tekanan darah
pada penderita hipertensi.
Efek antihipertensi dari
peningkatan asupan kalium terkait
dengan berbagai mekanisme.
peningkatan kalium plasma
berhubungan dengan vasodilatasi
endotelium bergantung melalui
stimulasi pompa Na + -K + ATPase
dan pembukaan saluran kalium
dalam sel otot polos pembuluh darah
dan reseptor saraf adrenergic. Selain
peningkatan vasodilatasi, mekanisme
lain yang mungkin di mana kalium
diusulkan untuk menurunkan BP dan
meningkatkan hasil vaskular
termasuk peningkatan ekskresi
natrium, modulasi sensitivitas
baroreseptor, pengurangan
sensitivitas terhadap vasokonstriksi
terkait katekolamin, peningkatan
sensitivitas insulin, dan penurunan
stres oksidatif dan inflamasi.
18
Berdasarkan dari hasil
penelitian didapatkan perbedaan
tekanan darah sistolik dan diastolik
antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Asupan kalium
menyebabkan natriuresis dan
mencegah retensi natrium dan
menurunkan tekanan darah.
Mekanisme fisiologis lainnya yang
mendasari efek penurunan tekanan
darah dari mengkonsumsi kalium
adalah sebagai berikut: sel-sel
vaskular endotel dan makrofag
menghambat pembentukan radikal
bebas dengan menghambat
proliferasi sel-sel otot vaskular yang
halus, dan mengurangi resistensi
pembuluh darah.
19
Kalium dapat
menurunkan tekanan darah dengan
mengurangi natrium dalam urin dan
air dengan cara yang sama seperti
diuretik. Konsumsi kalium yang
banyak meningkatkan
konsentrasinya di dalam cairan
intraseluler sehingga cenderung
menarik cairan dari ekstraseluler dan
menurunkan tekanan darah.
20


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Karakteristik responden
terbanyak berdasarkan jenis kelamin
yaitu perempuan dengan jumlah 27
responden, berdasarkan usia yaitu
36-45 tahun dengan 15 responden
serta sebagian besar responden
mempunyai riwayat hipertensi pada
keluarga yang berjumlah 34
responden.
Nilai mean (rata-rata) tekanan
darah sistolik dan tekanan darah
diastolik sebelum dan sesudah pada
kelompok intervensi yang diberikan
air kelapa muda hijau mengalami
penurunan.
Nilai mean (rata-rata) tekanan
darah sistolik dan tekanan darah
diastolik pada kelompok kontrol
tidak mengalami perubahan bahkan
tekanan sistol dan diastoliknya
mengalami kenaikan mean antara
sebelum dan sesudah.
Hasil analisis menggunakan uji
t berpasangan diketahui terdapat
pengaruh pemberian air kelapa muda
terhadap perubahan tekanan darah
pada penderita hipertensi di wilayah
kerja puskesmas Perumnas II
Hasil analisis menggunakan uji
t tidak berpasangan dan uji Mann
Whitney diketahui terdapat
perbedaan tekanan darah antara
kelompok intervensi dan kelompok
kontrol pada penderita hipertensi
diwilayah kerja puskesmas Perumnas
II Pontianak

Saran
Peneliti berharap hasil dari
penelitian ini dapat digunakan
sebagai ilmu pengetahuan yang
bermanfaat tentang pengaruh air
kelapa muda hijau terhadap
perubahan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
Bagi Institusi Keperawatan,
diharapkan dapat menjadi tambahan
wawasan ilmu pengetahuan dalam
bidang keperawatan pada sistem
kardiovaskuler yaitu hipertensi untuk
melakukan asuhan keperawatan
dengan menggunakan terapi
nonfarmakologi khusunya terapi
komplementer.
Bagi responden, diharapkan
dapat menjadi pilihan pengobatan
herbal bagi penderita hipertensi
khusunya yang menderita
prahipertensi dan hipertensi stadium
1 untuk mencegah dan mengurangi
kenaikan tekanan darah serta harga
yang relatif terjangkau, mudah
didapatkan.
Bagi peneliti selanjutnya,
Diharapkan untuk peneliti
selanjutnya dapat menggunakan
dosis air kelapa muda yang berbeda
dengan dosis yang lebih sedikit,
dapat lebih mengontrol faktor-faktor
yang dapat menimbulkan bias dalam
penelitian. Hasil penelitian ini juga
dapat digunakan sebagai referensi
terkait terapi komplementer dan
sebagai pembanding dengan terapi
komplementer yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyuningsih, Retno. (2013).
Penatalaksanaan Diet Pada
Pasien. Yogyakarta : Graha Ilmu
2. Utaminingsih, Wahyu Rahayu.
(2015). Mengenal & Mencegah
Penyakit Diabetes, Hipertensi,
Jantung dan Stroke untuk Hidup
Lebih Berkualitas. Yogyakata :
Media Ilmu
3. World Health Organization
(WHO). (2013). A Global Brief
on Hypertension, Silent Killer,
Global Public Health Crisis.
Diunduh 20 Januari, 2018, dari
http://www.who.int/cardiovascul
ar_diseases/publications/global_b
rief_hypert ension/en/
4. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. (2016). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun
2016. Diunduh 22
November, 2017, dari
http://www.depkes.go.id/resource
s/download/pusdatin/profil-
kesehatan- indonesia/Profil-
Kesehatan-Indonesia-2016.pdf
5. Riskesdas. (2013). Riset
Kesehatan Dasar. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI. Diunduh 13
September, 2017, dari
http://www.depkes.go.id/resource
s/download/general/Hasil%20Ris
kesdas% 2013.pdf
6. Mutaqqin, Arif. (2014).
Pengantar Asuhan Keperawatan
Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular : Pengantar dan
Teori. Jakarta : Salemba Medika
7. Fahriza, Thaariq, Suhadi &
Maryati. (2014). Pengaruh Terapi
Herbal Air Kelapa terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi di Desa
Tambahrejo Kecamatan Bandar
Kabupaten Batang. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan.

Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan (JIKK)
8. Kurniadi, Helmanu & Ulfa
Nurrahmani. (2015). Stop
Diabetes, Hipertensi, Kolesterol
Tinggi , Jantung Koroner.
Yogyakarta : Istana Media
9. Setyowati, Endang Buda. (2015).
Perbedan Efektivitas Seduhan
Daun Alpukat (Persea American
Mill) Dan Air Kelapa Hijau
Muda (Cosos Nucifera Linn)
Terhadap Tekanan Darah Pada
Wanita Menopause Dengan
Hipertensi pada Penderita Rawat
Inap di Rumah Sakit Umum Sari
Mutiara Medan. Jurnal Ilmiah
Keperawatan vol 1 No 1
10. Aden, R. (2010). Menjalani Pola
& Gaya Hidup Sehat.
Yogyakarta : Hangar Kreator
11. Nurhayati, Henni. (2017).
Pengaruh Terapi Air Kelapa
Muda Terhadap Tekanan Darah
Pada Lansia Penderita Hipertensi
Di Desa Gogik Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten
Semarang. Fakultas Keperawatan
Semarang
12. Gandari, Ni Komang Matalia, Iga
Ratih Agustini & Ni Wayan Eka
Nopiyanti. (2015). Pengaruh
Pemberian Air Kelapa Muda
Terhadap Penurunan tekanan
darah pada Penderita Hipertensi
di Banjar Pisang Desa Taro
Kabupaten Gianyar. Program
Studi S1 Keperawatan STIKES
Bina Usada Bali. Jurnal Dunia
Kesehatan Volume 5 nomor 2
13. Sedayu, Bagus, Syaiful Azmi &
Rahmatini. (2013). Karakteristik
Pasien Hipertensi di Bangsal
Rawat Inap SMF Penyakit dalam
RSUP DR. M. Djamil Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas
14. Lestari, Dian. (2010). Hubungan
Asupan Kalium, Kalsium,
Magnesium, dan Natrium, Indeks
Masa Tubuh serta Aktivitas Fisik
dengan Kejadian Hipertensi pada
Wanita Usia 30-40 tahun.
Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro
15. Fitriani, Nur & Neffrety
Nilamsari. (2017). Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan
Tekanan Darah pada Pekerja
Shift dan Pekerja Non Shift di
PT.X Gresik. Journal of
Industrial Hygiene and
Occupational Helath Vol.2 No 1.
DOI :
http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.
v2i1.948
16. Pratiwi, Erlita & Yekti
Mumpuni. (2017). Tetap Sehat
Saat lansia : Pencegahan dan
Penanganan 45 Penyakit yang
Sering Hinggap di Usia Lanjut.
Yogyakarta : Rapha Publishing
17. Lingga, Lanny. (2012). Bebas
Hipertensi tanpa Obat. Jakarta :
Agro Media Pustaka
18. Michael S. Stone, Lisa Martyn &
Connie M. Weaver. 2016.
Potassium Intake,
Bioavailability, Hypertension,
and Glucose Control. Department
of Nutrition Science, College of
Health and Human Sciences,
Purdue University, West
Lafayette,IN 47907, USA.
Nutrients 2016, 8, 444;
doi:10.3390/nu8070444

19. Jalal Poorolajal et al. Oral
Potassium Supplementation for
Management of Essential
Hypertension: A Meta-analysis
of Randomized Controlled Trials.
2017. Department of
Epidemiology, School of Public
Health, Hamadan University of
Medical Sciences, Hamadan,
Iran. PLOS ONE |
https://doi.org/10.1371/journal.p
one.0174967
20. Ramadhian, M. Ricky &
Noviyanti Choirunnisa Hasibuan.
(2016). Efektifitas Kandungan
Kalium dan Likopen yang
Terdapat Dalam Tomat (Solanum
Lycipersicum) terhadap
Penurunan Tekanan Darah
Tinggi. Majority Volume 5
Nomor 3 September 2016

.