P ro sid in g SN ATIF Ke -2 Tah u n 2 0 1 5 ISBN: 978-602-1180-21-1
Fakultas Teknik–Universitas Muria Kudus
109
PENGOLAHAN DATA TERINTEGRASI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BERBAS IS E-KMS
(KARTU MENUJU SEHAT)
Lukman Hakim
1*
, Martin Saputra
1
1
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi dan Desain, Universitas Bunda Mulia
Jl. Lodan Raya No.2 Jakarta Utara 14430
*
Email: [email protected]
Abstrak
Perlu adanya peningkatan mekanisme data dan informasi yang terintegrasi untuk pengolahan
data balita pada bidan praktek mandiri yang dibawah naungan puskesmas sebagai pihak
pemerintah, pelaporan dan pendataan pasien balita serta gizi yang dilakukan oleh BPM
(Bidan Praktek Mandiri) kepada pihak Puskesmas bermanfaat untuk mengetahui secara pasti
data balita dan perkembangannya, perancangan prototype e-KMS (Kartu Menuju Sehat)
menggunakan pemodelan UML (Unified Modeling Language) dengan desain penelitian Case
Study Research pada lokasi Kecamatan Kalideres. Adanya e-KMS memberikan informasi
kondisi balita secara akurat yang terdiri dari data gizi, data lengkap balita, data Imunisasi,
dan grafik pertumbuhan berat badan . E-KMS pada BPM dan Puskesmas memberikan nilai
tambah untuk pemantauan data balita dan kondisi gizi secara lebih baik, dan terintegrasinya
informasi antar BPM dengan Puskesmas, Sistem prototype E-KMS sepenuhnya belum dapat
dijalankan pada BPM, selain perlu adanya penambahan Infrastruktur Hardware Puskesmas
dan BPM.
Kata Kunci:e-KMS, Bidan Praktek Mandiri,Case Study Research
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 155/Menkes/Per/I/2010, pada pasal 6
bahwa : “Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan Peraturan ini dengan melibatkan
organisasi  profesi,  dan  lintas  sektor  terkait”.  Hal  ini  mendorong  penulis  untuk  memberikan
melakukan penelitian yang mengenai Kartu Menuju Sehat yang dapat digunakan untuk Bidan
Praktek Mandiri sebagai kemudahan dalam mengawasi dan mengendalikan pertumbuhan balita,
berat badan, dan Pengaturan Jadwal Imunisasi sampai batas akhir yaitu 24 bulan.
Banyaknya Bidan Praktek Mandiri serta tidak efektifnya posyandu dan Puskemas didaerah
dan Kota-kota besar di Indonesia menjadi kendala dalam mendeteksi balita sehat atau kurang Gizi
dan kelebihan berat badan. Masyarakat lebih banyak berkonsultasi dengan para Bidan Praktek
Mandiri karena secara emosional lebih dekat dan proses persalinan bayi mereka para bidan yang
melakukan atau menolong. Bidan mandiri sebagian besar masih menggunakan pengolahan data
manual yang sering kali mudah hilang dan rusak dimakan usia, sedangkan data informasi ini sangat
bermanfaat untuk mengetahui tumbuh kembang balita serta kelahiran balita setiap tahun diwilayah
tersebut.
Permasalahan ini sangat diperlukan sistem yang memberikan kemudahan pengolahan data
secara baik serta manajemen Bidan Pratek Mandiri dalam menerapkan Kartu Menuju Sehat
Elektronik. E-KMS memberikan kemudahan dalam pengolahan data pasien serta pelaporan BPM
kepada pihak Puskesmas. Penerapan e-KMS mengintegrasikan pengolahan data BPM dan
Puskesmas secara terpadu, serta memudahkan pengawasan kepada BPM dalam pelaporan secara
berkala. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pengolahan data dan informasi balita pada
Bidan Praktek Mandiri secara elektronik dengan menerapkan aplikasi E-KMS untuk Puskemas.
Manfaat pengolahan data terintegrasi KMS adalah Memberikan pengolahan data secara elektronik
pada administrasi BPM, Memberikan kemudahan dalam pelaporan bulanan BPM ke Puskesmas,
Pengolahan data pasien dan gizi balita lebih mudah dan interaktif.
2. METODOLOGI
Data dan referensi diambil dari beberapa buku, peraturan pemerintah, panduan KMS yang
berhubungan dengan perkembangan balita berdasarkan buku kMS manual, membuat aplikasi
berbasiswebdan melakukan wawancara dengan bidan praktek.

P ro sid in g SN ATIF Ke -2 Tah u n 2 0 1 5 ISBN: 978-602-1180-21-1
Fakultas Teknik–Universitas Muria Kudus
110
2.1. Kartu Menuju Sehat
Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal
anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan
jenis kelamin
1
.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
155/Menkes/Per/I/2010 pada pasal 2 yaitu :
1. Setiap balita harus mempunyai KMS sesuai jenis kelamin.
2. KMS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk mencatat berat badan, memantau
pertumbuhan balita setiap bulan dan sebagai media penyuluhan gizi dan kesehatan.
3. Penggunaan KMS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan Pedoman yang
tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
KMS berisi informasi berat badan normal dan tidak normaL, jadwal imunisasi balita beserta jenis
imunisasinya. Informasi secara rinci dari KMS sebagai berikut:
2.2. Berat Badan Normal
Tabel berikut merupakan rangkuman berat badan anak normal sesuai usianya, yang diambil
dari tabel pertumbuhan anak menurut WHO. Pada tabel dibedakan antara jenis kelamin laki-laki
dan perempuan, yang memiliki nilai normal masing-masing
2
.
1. Anak yang berada antara batas bawah dan batas atas–tergolong berat badan normal sesuai
usianya.
2. Anak yang beratnya berada di bawah batas bawah–tergolongunderweight(berat badan
kurang).
3. Anak yang beratnya berada di atas batas atas–tergolongoverweight(kelebihan berat
badan)
Tabel 1. Tabel Berat badan berdasarkan jenis kelamin
Laki-Laki Usia
Tahun :Bulan
Perempuan
Batas BawahBatas Atas Batas Bawah Batas Atas
2.5 4.4 0:0 2.4 4.2
3.4 5.8 0:1 3.2 5.5
4.3 7.1 0:2 3.9 6.6
5.0 8.0 0:3 4.5 7.5
5.6 8.7 0:4 5.0 8.2
: : : : :
9.7 15.3 2:0 9.0 14.5
Sumber :WHO
2.3. Jenis dan Jadwal Imunisasi
1. Imunisasi Rutin
a. Imunisasi Dasar
Tabel 2 Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar
Umur Jenis
0 bulan Hepatitis BO
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak
Catatan:
ØBayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta, imunisasi
BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.
ØBayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar DPT-HB-Hib 1, DPT-HB-Hib 2, dan
DPT-HB-Hib 3, dinyatakan mempunyai status imunisasi T2.
1
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010
2
dr Sony Prabowo, Sp. A, Tabel Berat Badan Berdasarkan WHO,Jakarta, 2014

P ro sid in g SN ATIF Ke -2 Tah u n 2 0 1 5 ISBN: 978-602-1180-21-1
Fakultas Teknik–Universitas Muria Kudus
111
b. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi Lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi
imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak Batita, anak usia sekolah, dan
wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil. Imunisasi lanjutan pada WUS salah
satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal.
Tabel 3 Jadwal imunisasi lanjutan pada anak bawah tiga tahun
Umur Jenis Imunisasi
18 bulan DPT-HB-Hib
24 bulan Campak
2.4. Desain Penelitian
Metode penelitian atau desain penelitian merupakan bagian dari metodologi. Metodologi
penelitian bisa digunakan ke berbagai macam riset desain. Ada beberapa macam desain penelitian
yang bisa kita pilah sesuai dengan penelitian yang ingin kita lakukan, antara lain metode
correlational, metode, causal comperative, metode experimental, metodeethnographic yang
biasanya digunakan dalam bidang sosial, metode historica research, metode survey dan ada juga
action research dimana penelitian ini para penelitinya terlibat langsung di dalamnya, penelitian ini
biasanya digunakan dalam penelitian bidang sosial. Dalam bidang ilmu teknologi informasi desain
penelitian yang paling banyak digunakan adalah desain eksperimental dan studi kasus (case study)
3
.
Gambar 1. Tipe Desain Penelitian
2.4.1.Case Study Research
Penelitian ini mengambil permasalahan sekitar penerapan KMS pada wilayah Kelurahan
Kamal , Kecamatan Kalideres, Rw 03 yang memiliki 2 Posyandu, yang sifatnya penunjukkan pihak
puskesmas sehingga pengolahan data balita atau peserta posyandu sering terjadi kehilangan atau
tidak akurat dan tidak efisiennya informasi yang akan dilaporkan kepihak puskemas. KMS
merupakan media yang digunakan untuk komunikasi ibu dan kader atau para bidan untuk
melakukan pemantauan dan evaluasi kesehatan balita. Penerapan e-KMS sangat perlu karena
jumlah warga yang cukup banyak serta pengolahan data masih dilakukan secara manual sehingga
pihak puskemas harus datang dan pihak kader atau bidan untuk mengirimkan laporan status balita.
Perkembangan teknologi informasi e-Goverment seharusnya dapat mencangkup ketingkat
puskesmas, karena puskesmas merupakan ujung tombak informasi yang terjadi dimasyarakat,
namun kenyataannya mekanisme pelaporan serta rekam data balita belum diperhatikan secara baik.
Penelitian ini mengambil beberapa informasi yang berasal dari BPM (Bidan Praktek Mandiri) yang
3
Zainal A Hasibuan,MetodologiPenelitianPadaBidangIlmuKomputerDanTeknologiInformasi, Universitas Indonesia,
2007, Jakarta

P ro sid in g SN ATIF Ke -2 Tah u n 2 0 1 5 ISBN: 978-602-1180-21-1
Fakultas Teknik–Universitas Muria Kudus
112
merupakan kader dari posyandu serta merupakan tenaga medis yang berhubungan langsung dengan
masyarakat dan proses persalinan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Perancangan E-KMS
3.1.1. Halaman Administrator (Puskesmas) untuk rekap imunisasi seluruh BPM
Rancangan prototype pada e-KMS memonitoring data dan informasi balita, bidan, orangtua
serta laporan kondisi pasien atau bayi. Halaman 2 ini merupakan halaman untuk administrator yang
dikendalikan oleh pihak puskesmas, dengan halaman ini pihak Puskesmas dapat mengetahui setiap
pasien pada BPM secara terintegrasi yaitu halaman rekap data imunisasi dan registrasi bidan,
terdapat pada gambar 2 dan gambar 3.
Gambar 2. Halaman Admin rekap imunisasi
3.1.2. Halaman administrator Registrasi Bidan
Halaman input bidan merupakan halaman yang berada pada otorisasi administrator yaitu
pihak Puskesmas yang mengendalikan BPM yang sudah memiliki ijin sehingga memudahkan
memonitoring BPM yang berada di wilayah tersebut. Halaman ini secaraauto incrementpada
nomor bidan dan bersifat unik. ditunjukkan pada gambar 3. sebagai berikut:
Gambar 3. Halaman registrasi bidan
3.1.3. Halaman akses BPM untuk pemeriksaan gizi balita
Halaman pemeriksaan gizi balita dapat ditampilkan baik pada otorisasi Bidan, dengan
halaman ini dapat memberikan informasi secara lebih lengkap mengenai balita setiap melakukan
pemeriksaan, halaman ini dapat memberikan informasi perkembangan balita berdasarkan berat
badan, umur ditunjukkan pada gambar 4. sebagai berikut:

P ro sid in g SN ATIF Ke -2 Tah u n 2 0 1 5 ISBN: 978-602-1180-21-1
Fakultas Teknik–Universitas Muria Kudus
113
Gambar 4. Halaman pemeriksaan gizi balita
3.1.4. Halaman akses BPM Grafik Perkembangan balita berdasarkan berat badan dan umur
Halaman monitoring perkembangan balita dalam bentuk grafik ini digunakan untuk
mengetahui kondisi berat badan bayi berdasarkan umur, yang akan digunakan untuk pemberian
obat atau makan tambahan serta halamanan ini digunakan untuk BPM melakukan observasi
terhadap balita tersebut. Halaman perkembangan balita berdasarkan berat badan dan umur
ditunjukkan pada gambar 5 sebagai berikut.
Gambar 5. Halaman BPM grafik perkembangan balita berdasarkan berat badan dan umur
3.2. Pembahasan
Pada aplikasi e-KMS belum dilakukan implementasi pada pihak BPM dan Puskesmas,
aplikasi ini baru tahap perancangan prototype, untuk mengetahui tingkat efektivitas dan manfaat
yang lebih mendalam perlu dilakukan tahapan implementasi pada BPM dan Puskesmas.
3.2.1. Perancangan Sistem E-KMS
Perancangan sistem e-KMS menggunakan pemodelan UML untuk menggam barkan
keterhubungan aktor dengan sistem, aktivitas dari proses pada sistem KMS dan proses lengkap
mekanisme yang digambarkan pada diagram sequence, interaksi antara BPM dengan aktivitas pada
sistem e-KMS serta peranan Puskesmas di gambarkan pada diagram usecase. Untuk rancangan
struktur menu yang terdapat pada e-KMS dapat ditunjukkan pada gambar 6.
E-KMS
Puskes mas BPM ( Bidan Praktek Ma ndiri )
Uba h Pass word
Periksan Gizi
Hasil Pemeriksaan
Gra fik tumbuh Kemba ng
Master Anak
Dafta r Anak
Input Imunis asi
Antro BB
Antro BB/U
Antro IMT
Antro PB/U
Rekap Pemeriksaan Gizi
Rekap Imunisasi
Rekap Grafik Gizi
Master Va ks in
Data Bidan
Data Pas ien Balita
Reset Pass word

P ro sid in g SN ATIF Ke -2 Tah u n 2 0 1 5 ISBN: 978-602-1180-21-1
Fakultas Teknik–Universitas Muria Kudus
114
Gambar 6.Struktur E-KMS untuk tampilan Menu
3.2.1.1. Rancangan UseCase E-KMS
Pada diagramusecasemenggambarkan keterhubungan antara aktor yang terlibat pada e-
KMS terhadap aktivitas dimana BPM atau bidan melakukan pencatatan registrasi dan membuat
laporan yang akan dikirimkan kepihak Puskesmas yang mengontrol data pasien balita setiap
bulannya.
BPM
Registrasi Balita
Rekam data balita
catat Status
catat Imunisasi
Catat Gizi
Lihat perkembangan balita
Laporan rekap balita
<<include>>
<<extend>>
<<extend>>
<<include>>
<<include>>
Puskesmas
Registrasi Bidan
Gambar 7. Diagram usecase pengolahan data e-KMS
3.2.1.2. Rancangan Diagram Sequence E-KMS untuk proses pengolahan data balita
Pada diagram ini menggambarkan skenario dan langkah-langkah yang dilakukan BPM,
dimana BPM harus melakukan pada setiap tahapannya. BPM melakukan login terlebih dahulu,
setelah itu melakukan pencatatan pasien untuk memudahkan pendataan serta melakukan pendataan
imunisasi, berat badan, umur serta cek status gizi balita tersebut.

P ro sid in g SN ATIF Ke -2 Tah u n 2 0 1 5 ISBN: 978-602-1180-21-1
Fakultas Teknik–Universitas Muria Kudus
115






)

P ro sid in g SN ATIF Ke -2 Tah u n 2 0 1 5 ISBN: 978-602-1180-21-1
Fakultas Teknik–Universitas Muria Kudus
116
Berdasarkan hasil analisis dan perancangan prototype e-KMS untuk BPM (Bidan Praktek
Mandiri) Kec.Kalideres dapat disimpulkan sebagai berikut :
(1) Proses pelaporan imunisasi balita yang secara rutin dilakukan oleh BPM dapat dilakukan
secaraonlinedengan menggunakan fitur rekap imunisasi pada halaman bidan.
(2) Adanya beberapa fitur seperti rekap imunisasi, daftar bidan, input data imunisasi, data
pasien balita, grafik perkembangan balita memberikan meudahan dalam melakukan
pemantauan informasi balita yang berada di wilayah tersebut.
(3) E-KMS memberikan kemudahan dalam pengolahan dan penyimpanan informas i
perkembangan bayi yang secara rutin melakukan imunisasi seluruh BPM yang berada di
wilayah kelurahan Kamal Kec. Kalideres
5. SARAN
(1) Pengembangan E-KMS sebaiknya mengacu pada kebutuhan BPM dan Puskesmas dengan
mempertimbangkan Infrastruktur serta adanya fitur tambahan untuk pelaporan rekap balita
secara berkala seperti bulanan, triwulan, tahunan sehingga memberikan laporan yang
lengkap.
(2) Desain aplikasi e-KMS sederhana mungkin memudahkan pengoperasian oleh BPM. Untuk
desain sebaiknya sederhana mungkin mengacu pada aturan interaksi manusia dan
komputer.
DAFTAR PUSTAKA
Onny Priskia, Arief Wibowo, (2013), Health Card Usage Effectiveness (KMS): Electronics
Improving Services to Speed, Simplify Data Collection and Decision Making Health Status
in Posyandu. Jurnal Media Biometrika dan Kependudukan, vol 2 No.1.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 155 tahun 2010, Penggunaan Kartu Menuju
Sehat bagi Balita. Keputusan Menteri Kesehatan, 28 Januari 2010.
Sony Prabowo, (2014), Tabel Berat Badan Berdasarkan WHO, Jakarta, T ersedia :
http://majalahkesehatan.com/tabel-berat-badan-anak-menurut-usia/
Kemenkes Republik Indonesia tentang Tenaga Kesehatan, tersedia :
http://bppsdmk.kemkes.go.id/infonakes/rekBidan.php
Lukman Hakim, Martin Saputra, (2015), Penerapan E-KMS pada Bidan Praktek Mandiri Jakarta
Barat, Penelitian Prodi Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia 2015, Jakarta.
Zainal A Hasibuan., (2007), Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi
Informasi, Universitas Indonesia, Jakar