Tarumanagara Medical Journal
Vol. 5, No. 1, 75-81, April 2023

75

Pengaruh sarapan terhadap tingkat konsentrasi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Ines Melania Benga Ola
1
, Meilani Kumala
2,*

1
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
2
Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
*korespondensi email: [email protected]


ABSTRAK

Sarapan dengan komposisi meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral penting
sebelum beraktivitas. Di Indonesia menunjukkan bahwa 16,9%-59% anak dan remaja, serta
31,2% dewasa tidak sarapan. Tingkat konsentrasi yang baik berarti dapat memberikan perhatian
penuh dalam suatu informasi yang diperoleh dan salah satunya dipengaruhi oleh asupan nutrisi di
pagi hari. Tujuan studi ini untuk mengetahui hubungan sarapan dengan tingkat konsentrasi
mahasiswa kedokteran. Studi ini bersifat analitik dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan
141 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan
kuesioner melalui google forms. Pengumpulan data menggunakan kuesioner hubungan sarapan
dengan tingkat konsentrasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang telah
diuji validitas dan reliabilitas. Data tingkat konsentrasi menggunakan concentration grid test. Studi
ini didapatkan responden yang melakukan sarapan sebanyak 99 (70,2%) dan tidak sarapan
sebanyak 42 (29,8%). Sebanyak 79 (56%) responden memiliki tingkat konsentrasi baik dan 62
(44%) responden memilki tingkat konsentrasi kurang. Hasil analisis bivariat didapatkan responden
yang melakukan sarapan dan memiliki tingkat konsentrasi baik sebanyak 53 (53,5%) responden
dan tingkat konsentrasi kurang sebanyak 46 (46,5%) responden dengan nilai p-value 0,360. Hasil
ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sarapan dengan tingkat konsentrasi.

Kata kunci: sarapan; tingkat konsentrasi; mahasiswa kedokteran




ABSTRACT
Breakfast with a composition that includes carbohydrates, proteins, fats, vitamins, and minerals is
important before your activities. In Indonesia, it shows that 16.9–59% of children and adolescents,
and also 31.2% of adults, do not have breakfast. A good level of concentration means being able
to give full attention to the information obtained, and one of them is influenced by nutritional intake
in the morning. The purpose of this study was to determine the relationship between breakfast and
the concentration level of medical students. This study is analytic in nature with a cross-sectional
design. Intake of 141 respondents using the purposive sampling technique. Retrieval of data using
a questionnaire through Google Forms. Data collection used a questionnaire on the relationship
between breakfast and the concentration level of Tarumanagara University Medical Faculty students
who had been tested for validity and reliability. Concentration level data using a concentration grid
test. This study found that 99 (70.2%) of respondents had breakfast and 42 (29.8%) did not have
breakfast. As many as 79 (56%) respondents had a good concentration level, and 62 (44%)
respondents had a poor concentration level. The results of the bivariate analysis showed that 53
(53.5%) respondents ate breakfast and had a good concentration level, and 46 (46.5%)
respondents had a low concentration level, with a p-value of 0.360. These results show that there
is no significant relationship between breakfast and concentration levels.
Keywords: breakfast; concentration level; medical students

Tarumanagara Med. J. 5, 1, 75-81, April 2023
76

PENDAHULUAN


Sarapan adalah makanan dan minuman
yang dikonsumsi saat bangun pagi pada
jam 06.00 sampai 10.00 sehingga dapat
terpenuhinya sebagian kebutuhan nutrisi
harian (15-30% dari kebutuhan nutrisi)
untuk menjalani hidup yang sehat, aktif,
dan produktif.
1
Sebuah studi yang
dilakukan di Amerika Latin menunjukkan
prevalensi remaja yang melakukan
sarapan sebesar 74% dan yang tidak
sarapan sebesar 26%, dewasa muda yang
sarapan sebesar 76,8% dan 23,2% yang
tidak sarapan.
2
Angka prevalensi di
Indonesia didapatkan sebanyak 16,9%-
59% anak dan remaja, serta 31,2%
dewasa tidak sarapan.
3
Studi di
Universitas Klabat tahun 2020 terhadap
117 orang mahasiswa di kelas General
English menunjukkan mahasiswa yang
sarapan memiliki tingkat konsentrasi
lebih tinggi dibandingkan dengan yang
tidak sarapan.
4
Studi lain yang dilakukan
pada mahasiswa yang aktif dalam
perkuliahan di Universitas Tadulako
tahun 2022 menunjukkan bahwa
mahasiswa yang sarapan memiliki tingkat
konsentrasi yang lebih baik.
5
Berbagai dampak jika seseorang tidak
sarapan antara lain menurunkan daya
ingat, konsentrasi dalam belajar,
kesehatan tubuh, dan prestasi akademik.
6
Mahasiswa yang tidak sarapan selama

10-11 jam akan mengalami kekosongan
lambung sehingga kadar glukosa akan
semakin berkurang saat bangun pagi. Hal
ini menyebabkan mahasiswa akan merasa
lapar dan mengganggu konsentrasi
selama kegiatan perkuliahan.
7
Sarapan
merupakan sumber energi utama bagi
otak untuk meningkatkan fungsi kognitif
dan konsentrasi, di mana glukosa yang
terkandung dalam sarapan menjadi
sumber energi tersebut.
7
Berdasarkan
Depkes RI 2014, cara mengatasi dampak
tingginya angka tidak sarapan adalah
dengan melatih diri untuk bangun pagi
untuk mendapatkan sarapan.
8

Padatnya kegiatan perkuliahan apalagi
jika terdapat jadwal kuliah di pagi hari
dan membuat mahasiswa terburu-buru
sehingga tidak sempat untuk sarapan
pagi. Hal tersebut sering terjadi sehingga
membuat mahasiswa melakukan
kebiasaan brunch yaitu kebiasaan
menggabungkan waktu sarapan dengan
makan siang yang dapat menimbulkan
efek yang buruk. Masalah tersebut sering
dialami oleh mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara.
Jadwal kuliah yang begitu padat dan
tuntutan dari universitas maupun
orangtua yang terkadang membuat
mahasiswa fakultas kedokteran harus
belajar giat hingga malam hari dan

Tarumanagara Medical Journal
Vol. 5, No. 1, 75-81, April 2023

77

terlambat bangun pada pagi hari sehingga
terburu-buru dan tidak sarapan.
7
Berdasarkan latar belakang yang telah
dibahas, peneliti bermaksud melakukan
studi untuk mengetahui hubungan antara
sarapan yang dapat memengaruhi tingkat
konsentrasi pada usia produktif,
khususnya mahasiswa yang sedang aktif
dalam aktivitas pendidikan akademik.

METODE PENELITIAN
Desain studi yang digunakan adalah
analitik cross sectional pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara dengan menggunakan
kuesioner online (Google form) untuk
pernyataan sarapan. Tingkat konsentrasi
menggunakan concentration grid test
yang terdiri dari dua digit angka secara
acak dari 00 sampai 99 selama dan
diurutkan dari terkecil hingga terbesar
dalam waktu 1 menit. Kriteria penilaian
concentration grid test yaitu baik (11-20)
dan kurang (<5-10). Studi dilakukan pada
bulan September 2022. Subjek studi ini
adalah 141 mahasiswa kedokteran
Universitas Tarumanagara angkatan
2020 yang diambil menggunakan metode
purposive sampling. Data yang telah
terkumpul akan dianalisis dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi 26
dengan uji statistik chi-square.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Mayoritas responden terdiri dari 99
(70,2%) perempuan dengan total subjek
sebanyak 141 orang. Mayoritas berusia
20 tahun sebanyak 91 (64,5%) subjek.
Sebanyak 99 (70,2%) subjek memiliki
sarapan dan 42 (29,8) subjek tidak
sarapan. Hal ini sesuai dengan studi yang
dilakukan oleh Sukmawati dkk, yaitu
mayoritas responden yang sarapan
sebesar 73 (60%) dan tidak sarapan
sebanyak 49 (40%).
8
Studi ini didukung
juga oleh Ba, dkk yang dilakukan di
China dengan subjek mahasiswa
kedokteran menunjukkan bahwa
prevalensi sarapan sebesar 70,95% dan
tidak sarapan 29,05%.
9
Hasil yang
berbeda didapatkan pada studi Al-Faida
yakni lebih banyak responden yang tidak
sarapan (55,6%).
10
Putra dkk juga
menunjukkan bahwa mayoritas subjek
studi yakni mahasiswa Universitas Ngudi
Waluyo tidak memiliki sarapan 56%.
11

Studi Wardana juga menunjukkan bahwa
sebanyak 52,8% responden tidak
sarapan.
12
Studi lain yang dilakukan di
Universitas of Ghama Medical School
oleh Ackuaku-Dogbe dan Abaidoo
tentang sarapan pada mahasiswa pre-
klinis dan klinis menunjukkan bahwa
mahasiswa yang melewatkan sarapan
sebesar 71,92%.
13

Tarumanagara Med. J. 5, 1, 75-81, April 2023
78

Masleni dkk menyatakan mayoritas
responden studi yang tidak sarapan
beralasan bahwa mereka tidak sempat,
malas, kesiangan dan tidak terbiasa.
14

Alasan utama yang berbeda didapatkan
pada studi Goon dkk yaitu karena kurang
nafsu makan (39,5%), meskipun
teradapat juga alasan tidak ada waktu
(16,2%).
15
Studi Rahma juga
menyebutkan mayoritas alasan responden
tidak melakukan sarapan karena tidak ada
waktu (49,49%) disebabkan pada jam
07.30 kegiatan perkuliahan sudah
dimulai.
16
Subjek studi yang
menyediakan sarapan sendiri sebanyak 99
(70,2%) orang. Hal ini tidak sesuai
dengan studi yang dilakukan oleh Putra
dkk dengan ketersediaan sarapan
mayoritas dibeli oleh 49 (64%) subjek
untuk menghemat waktu.
11
(Tabel 1)
Tabel 1 juga memperlihatkan tingkat
konsentrasi pada subjek studi ini.
Sebanyak 79 (56%) orang dari 141 subjek
studi memiliki konsentrasi baik dan 62
(44%) subjek dengan konsentrasi kurang.
Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat
konsentrasi subjek studi mayoritas dalam
kategori baik. Studi ini memiliki hasil
lebih tinggi jika dibandingkan dengan
yang telah ditemukan oleh Mustikowati
dkk dengan 6,9% subjek memiliki tingkat
konsentrasi kurang.
17
Hasil ini serupa
dengan yang didapatkan oleh Sukmawati
dkk menunjukkan bahwa dari 122 total
subjek, mayoritas memiliki konsentrasi
baik yaitu sebanyak 69 orang (57%).
8



Tabel 1. Karakteristik subjek (N=141)
Karakteristik Jumlah (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 42 (29,8)
Perempuan 99 (70,2)
Usia
18 1 (0,7)
19 22 (15,6)
20 91 (64,5)
21 27 (19,1)
Sarapan
Ya 99 (70,2)
Tidak 42 (29,8)
Menyediakan
Sendiri Sarapan

Ya, selalu 99 (70,2)
Tidak pernah/ jarang 42 (29,8)
Tingkat konsentrasi
Baik 76 (56)
Kurang 62 (44)

Studi Wardana dan Dinata pada tahun
2016 menyebutkan bahwa kondisi
psikologi misalnya stres atau kelelahan
pada otot akibat duduk dalam jangka
waktu berjam-jam dapat memengaruhi
konsentrasi selama perkuliahan.
18
Faktor
lingkungan salah satunya intensitas
cahaya rendah dalam ruang belajar
mengakibatkan mata menjadi lelah
bahkan saat aktivitas yang dilakukan
dalam jarak dekat yaitu membaca.
19

Tarumanagara Medical Journal
Vol. 5, No. 1, 75-81, April 2023

79

Pada studi ini didapatkan mahasiswa
yang sarapan dan memiliki konsentrasi
baik sebesar 53,5% sedangkan yang
sarapan dan memiliki konsentrasi kurang
sebesar 46,5%. Hasil uji chi-square
didapatkan hubungan yang tidak
bermakna antara sarapan dengan tingkat
konsentrasi (nilai p 0,360) dengan nilai
PR sebesar 0,865. Mahasiswa yang
sarapan memiliki peluang konsentrasi
baik ebih baik sebesar 0.865 kali
dibandingan dengan mahasiswa yang
tidak sarapan. Hasil ini menunjukkan
sarapan merupakan faktor protektif yang
berarti tidak melakukan sarapan dapat
mengurangi tingkat konsentrasi
mahasiswa. (Tabel 2)

Tabel 2. Hubungan sarapan berdasarkan tingkat konsentrasi (N=141)
Konsentrasi
p-value

PR
(95% CI)
Baik
(n=79)
Kurang
(n=62)
Sarapan
Ya

53 (53,5%)

46 (46,5%)
0,360 0,865
(0,641-1,167)
Tidak 26 (61,9%) 16 (38,1%)

Hasil ini sesuai dengan yang dilakukan
Sukmawati, dkk menunjukkan bahwa
sebanyak 122 responden memiliki
kebiasaan sarapan baik dan mempunyai
nilai konsentrasi yang baik sebanyak 56
(64%) responden.
8
Hasil serupa
didapatkan pada studi Al-Faida, dimana
persentase mahasiswa yang sarapan
namun memiliki konsentrasi kurang lebih
tinggi dibandingkan dengan konsentrasi
yang baik (33,3% vs 11,1%). Begitu pula
sebaliknya, persentase mahasiswa yang
tidak sarapan namun memiliki
konsentrasi yang lebih baik lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrasi kurang
(36,1% vs 19,4%).
10
Studi oleh Mawarni
juga menunjukkan bahwa mahasiswa
tidak selalu sarapan karena tidak sempat
tapi masih dapat menerima informasi
yang disampaikan dan tetap dapat
berkonsentrasi.
20

Studi ini menunjukkan tidak terdapat
hubungan sarapan dengan tingkat
konsentrasi secara statistik. Hasil yang
serupa juga didapatkan oleh Lestari, dkk
dan Fauziyyah, dkk yang menunjukkan
tidak ada hubungan antara sarapan
dengan tingkat konsentrasi.
21,22
Hal ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor
lainnya yang dapat memengaruhi
konsentrasi seperti kualitas tidur,
lingkungan dan psikologis.
23
Kualitas
tidur yang kurang dapat menyebabkan
mudah lelah, mengantuk, dan

Tarumanagara Med. J. 5, 1, 75-81, April 2023
80

kemampuan konsentrasi juga dapat
menurun.
24
Faktor lingkungan dengan
suasana yang tidak kondusif serta faktor
psikologis seperti kehilangan semangat
dan motivasi dalam belajar juga dapat
menurunkan kemampuan dalam
berkonsentrasi.
23



KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
sarapan dengan tingkat konsentrasi
mahasiswa kedokteran Universitas
Tarumanagara angkatan 2020 dengan
nilai p = 0,360 (p >0,05). Hasil PR
sebesar 0,865 menunjukkan dengan
memiliki sarapan akan meningkatkan
daya konsentrasi belajar mahasiswa.



DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pedoman gizi seimbang. Jakarta: Kemenkes
RI. 2014.
2. Fisberg M, Kovalskys I, Previdelli AN,
Pereira JL, Zimberg IZ, Fisberg R. Breakfast
consumption habit and its nutritional
contribution in Latin America: Results from
the ELANS study. J Nutrients.
2020;12(8):2397.
3. Hardinsyah H, Aries M. Jenis pangan sarapan
dan perannya dalam asupan gizi harian anak
usia 6-12 tahun di Indonesia. Jurnal Gizi dan
Pangan. 2016;7(2):89–96.
4. Purnawinadi IG, Lotulung CV. Kebiasaan
sarapan dan konsentrasi belajar mahasiswa. J
Nutix. 2020;4(1):31–8.
5. Monepa JM, Idhan AA, Putri NA, Farhana N,
Dayanti T. Hubungan antara sarapan dan
konsentrasi belajar mahasiswa. Medica
Tadulako (Jurnal Ilmiah Kedokteran).
2022;7(1):26-32
6. Rani R, Dharaiya CN, Singh B. Importance
of not skipping breakfast: a review. J Food
Science and Technology. 2021;56(1):28-38.


7. Andriati R, Nuraini R. Kebiasaan sarapan
pagi terhadap konsentrasi belajar pada
mahasiswi. Jurnal Abdi Masyarakat.
2020;1(1):51-54.
8. Sukmawati, Harna H, Nuzrina R, Sitoayu L,
Dewanti LP. Kebiasaan sarapan, kualitas
tidur, dan dukungan orangtua terhadap
konsentrasi belajar selama pandemi covid-19.
Jurnal Gizi dan Kesehatan. 2021;5(1):24-35.
9. Ba T, Liu Z, Guo W, Eshita Y, Sun J.
Comparison of breakfast consumption in
rural and urban among inner Mongolia
Medical University students. Open journal of
Preventive Medicine. 2013;3(4):342-346.
10. Al-faida N. Pengaruh Kebiasaan sarapan
terhadap konsentrasi belajar mahasiswa
STIKES PERSADA Nabire Provinsi Papua.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2021;17(2):81–6.
11. Putra A, Syafira DN, Maulyda S, Afandi A,
Wahyuni S. Kebiasaan sarapan pada
mahasiswa aktif. HIGEIA (Journal of Public
Health Research and Development).
2018;2(4):577-89.
12. Wardana YJ. Hubungan sarapan pagi dengan
konsentrasi belajar anak SD Negri 02
Balerejo Kabupaten Madiun. [Skripsi].
Madiun: Stikes Bhakti Husada Mulia. 2019.
13. Ackuaku-Dogbe EM, Abaidoo B. Breakfast
eating habits among medical students. Ghana
Med J. 2014;48(2):66-70
14. Masleni SLM, Siringo-Ringo L, Yemina L.
Gambaran kebiasaan sarapan dengan tingkat
konsentrasi mahasiswa di asrama akademi
perawatan RS Cikini Jakarta Pusat. Jurnal
Keperawatan Cikini. 2021;2(2):19–25.
15. Goon S, Shabnam M, Islam S. Factors
associated with breakfast skipping among
urban adults in Bangladesh. Glob Res J Publ
Health Epidemiol. 2014; 2(6):37-42.
16. Rahma AS. Tingkat penegtahuan dan
kebiasaan sarapan mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makassar
tahun 2017. Alami Journal. 2019;3(2):13-21.
17. Mustikowati T, Rukmana HT, Karim UN,
Rahmawati A. Hubungan kebiasaan sarapan
terhadap konsentrasi belajar anak di sekolah
dasar negeri Sukawera. Journal of Nursing
and Midwifery Sciences. 2022;1(1):8-12.
18. Wardana S, Dinata K. Tingkat stres siswa
menjelang ujian akhir semester di SMAN 4
Denpasar. Jurnal Medika Udayana.
2016;5(9):1-4.

Tarumanagara Medical Journal
Vol. 5, No. 1, 75-81, April 2023

81

19. Rafika R, Astuty P, Setyowati S. Hubungan
kebiasaan sarapan pagi dengan konsentrasi
pada remaja. J Biomed Sci. 2018;6(2):26–35.
20. Mawarni, E. Hubungan sarapan pagi dengan
konsentrasi siswa. Jurnal Kesehatan
Tambusai. 2021;2(4):159-67.
21. Lestari DA, Falah FIB, Sahari P. Hubungan
sarapan, status gizi dengan konsentrasi
belajar mahasiswa di STIKes
PERTAMEDIKA Jakarta. Jurnal Gizi dan
Kesehatan. 2022;14(1):72-80.
22. Fauziyyah A, Risky IR, Mega PA. Hubungan
kecukupan energi dan makronutrien dalam
tingkat konsentrasi mahasiswa fakultas
kedokteran. Unimus. 2020;2(2):88-93.
23. Setiyorini E. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan tingkat konsentrasi belajar mahasiswa
semester 1 program studi pendidikan ners
STIKes Patria Husada Blitar. Jurnal Ners dan
Kebidanan. 2016;3(3):247-52.
24. Arifin Z. Hubungan kualitas tidur dengan
konsentrasi belajar pada mahasiswa
keperawatan Universitas Muhammadiyah
purwokerto. J Human Care. 2020;5(3):650-
66.