SMK/MAK KELAS X
Fitriyani Yetti Handayani
Teguh Pangajuanto
Rizka Zulhijah
DASAR-DASAR DASAR-DASAR
TEKNIK KIMIA TEKNIK KIMIA INDUSTRIINDUSTRI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2023

Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Dilindungi Undang-Undang.
Pena�an: Buku ini disiapkan oleh Pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku
pendidikan yang bermutu, murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU No. 3 Tahun 2017.
Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki,
diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau melalui alamat surel
[email protected] diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis
Fitriyani Yetti Handayani
Teguh Pangajuanto
Rizka Zulhijah
Penelaah
Hendrawati
Muhammad Widodo
Penyelia/Penyelaras
Supriyatno
Wijanarko Adi Nugroho
Erlina Indarti
Kontributor
Iin Inayah
Yuzelma
Ilustrator
Frisna Yulinda Nathasia Harahap
Editor
Imtam Rus Ernawati
Erlina Indarti
Desainer
Dono Merdiko
Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Dikeluarkan oleh:
Pusat Perbukuan
Kompleks Kemdikbudristek Jalan RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan
https://buku.kemdikbud.go.id
Cetakan pertama, 2023
ISBN 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)
Isi buku ini menggunakan huruf Noto Serif 10/14 pt., SIL Open Font License, Version 1.1.
xvi, 312 hlm.: 17,6 x 25 cm.

iii
Kata Pengantar
Pusat Perbukuan; Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan;
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memiliki tugas
dan fungsi mengembangkan buku pendidikan pada satuan Pendidikan Anak
Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, termasuk Pendidikan
Khusus. Buku yang dikembangkan saat ini mengacu pada Kurikulum Merdeka.
Kurikulum ini memberikan keleluasaan bagi satuan/program pendidikan dalam
mengimplementasikan kurikulum dengan prinsip diversi�kasi sesuai dengan
kondisi satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Pemerintah dalam hal ini Pusat Perbukuan mendukung implementasi
Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan dengan mengembangkan buku siswa
dan buku panduan guru sebagai buku teks utama. Buku ini dapat menjadi salah
satu referensi atau inspirasi sumber belajar yang dapat dimodi�kasi, dijadikan
contoh, atau rujukan dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran sesuai
karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Adapun acuan penyusunan
buku teks utama adalah Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Nomor 033/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
Sebagai dokumen hidup, buku ini tentu dapat diperbaiki dan disesuaikan
dengan kebutuhan dan perkembangan keilmuan dan teknologi. Oleh karena itu,
saran dan masukan dari para guru, peserta didik,
orang tua, dan masyarakat
sangat dibutuhkan untuk pengembangan buku ini di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, Pusat Perbukuan menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini, mulai dari penulis,
penelaah, editor, ilustrator, desainer, dan kontributor terkait lainnya. Semoga
buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi peserta didik dan guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran.
Jakarta, Maret 2023
Kepala Pusat,
Supriyatno
NIP 196804051988121001

iv
Prakata
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan izin-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan buku Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri kelas X. Buku ini
merupakan buku teks utama yang diharapkan bisa menjadi sumber belajar utama
bagi peserta didik kelas X jenjang SMK/MAK.
Materi dalam buku ini memuat ilmu dasar teknik kimia, ilmu dasar kimia,
dan beberapa ilmu dasar pendukung penting lainnya sebagai bekal peserta
didik dalam mengikuti Program Keahlian Teknik Kimia Industri. Buku ini terdiri
atas 13 bab sebagai pengembangan Capaian Pembelajaran Fase E yang memuat
delapan elemen, yaitu proses bisnis secara menyeluruh bidang kimia industri;
perkembangan teknologi di dunia kerja dan isu-isu global terkait dunia kimia
industri; profesi dan kewirausahaan (job-pro�le dan technopreneurship), serta
peluang usaha di bidang kimia industri; teknik dasar proses produksi pada
bidang kimia industri; keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan hidup
dan budaya kerja industri, dasar kimia; dasar mikrobiologi; dan teknik dasar
pekerjaan laboratorium.
Materi yang disajikan sesuai dengan perkembangan keilmuan dan teknologi,
termasuk Industri 4.0, sehingga memberikan wawasan terkini dan luas bagi
peserta didik. Fitur yang disajikan pun beragam mulai dari peta konsep hingga
latihan soal untuk mengevaluasi kemampuan peserta didik. Beragam aktivitas
dan projek, baik mandiri maupun berkelompok juga disajikan untuk melatih
kemampuan berpikir tingkat tinggi, bekerja sama, dan meningkatkan kreativitas
peserta didik. Selain itu, buku ini juga dilengkapi percobaan-percobaan yang
bisa dilakukan di sekolah. Peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar
yang sarat ilmu dan menyenangkan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
proses penyusunan buku ini. Penulis berharap buku ini turut memberikan
kontribusi dalam perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Jakarta, Maret 2023
Tim Penulis

v
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................ iii
Prakata ..................................................................................................... iv
Daftar Isi .................................................................................................. v
Daftar Gambar ........................................................................................ viii
Daftar Tabel ............................................................................................. xiv
Petunjuk Penggunaan Buku ................................................................... xv
Bab 1 Proses Bisnis Industri Kimia ........................................................ 1
A. Mengenal Industri Kimia ........................................................................ 3
B. Perancangan Produk ................................................................................ 6
C. Alur Rantai Pasok (Supply Chain) ........................................................ 7
D. Aktivitas Logistik ....................................................................................... 8
E. Proses Produksi pada Industri Kimia .................................................. 9
F. Peralatan Produksi Industri Kimia ...................................................... 10
G. Pengelolaan Sumber Daya Manusia ................................................... 13
Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia
Industri Kimia .................................................................................. 15
A. Perkembangan Proses Produksi pada Industri Kimia .................... 17
B. Pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap Industri Kimia .............. 19
C. Product Life Cycle pada Industri Kimia ............................................... 27
D. Pengendalian Limbah (Waste Control) di Industri Kimia .............. 29
E. Pengaruh, Peran, dan Kontribusi Industri Kimia dalam Isu
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim ........................................... 33
F. Peraturan Ketenagakerjaan pada Industri Kimia ............................ 35
Bab 3 Profesi, Kewirausahaan, dan Peluang Usaha
di Bidang Kimia Industri ................................................................. 39
A. Profesi di Bidang Kimia Industri .......................................................... 41
B. Kewirausahaan di Bidang Kimia Industri .......................................... 46
C. Peluang Usaha di Bidang Kimia Industri ............................................ 49

vi
Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia ........................... 55
A. Teknik Dasar Penggunaan Peralatan Laboratorium ....................... 57
B. Teknik Dasar Pembuatan Larutan ....................................................... 75
Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup
dan Budaya Kerja Industri .............................................................. 81
A. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) ... 83
B. Praktik-Praktik Kerja yang Aman ......................................................... 84
C. Bahaya-Bahaya di Tempat Kerja ........................................................... 86
D. Prosedur-Prosedur dalam Keadaan Darurat ..................................... 89
E. Budaya Kerja Industri ............................................................................. 91
F. Pengendalian Pencemaran Air .............................................................. 93
G. Pengendalian Pencemaran Udara ........................................................ 97
H. Pengelolaan Limbah B3 dan Non-B3 ................................................... 100
I. Material Safety Data Sheet (MSDS) ....................................................... 102
Bab 6 Kimia Organik Dasar .................................................................... 107
A. Senyawa Organik ...................................................................................... 109
B. Sifat Khas Atom Karbon .......................................................................... 111
C. Posisi Atom Karbon dalam Rantai Karbon ........................................ 111
D. Hidrokarbon ............................................................................................... 112
E. Gugus Fungsi Senyawa Karbon ............................................................. 120
F. Senyawa Turunan Hidrokarbon ........................................................... 121
Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar .................... 139
A. Tata Nama Senyawa ................................................................................. 141
B. Persamaan Reaksi ..................................................................................... 145
C. Hukum Dasar Kimia ................................................................................. 146
D. Konsep Mol ................................................................................................. 150
E. Stoikiometri (Perhitungan Kimia) ........................................................ 154
F. Larutan Standar ........................................................................................ 158
Bab 8 Laju Reaksi .................................................................................... 169
A. Pengertian Laju Reaksi ............................................................................ 171
B. Persamaan Laju Reaksi ........................................................................... 172
C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi ................................ 174

vii
Bab 9 Kesetimbangan Kimia ................................................................... 181
A. Reaksi Berkesudahan dan Reaksi Kesetimbangan .......................... 183
B. Keadaan Setimbang .................................................................................. 184
C. Kesetimbangan Dinamis ......................................................................... 184
D. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen ......................................... 184
E. Pergeseran Kesetimbangan .................................................................... 185
F. Faktor–Faktor yang Memengaruhi Pergeseran Kesetimbangan . 186
G. Tetapan Kesetimbangan .......................................................................... 189
H. Kesetimbangan Kimia dalam Industri ................................................ 193
Bab 10 Sifat Koligatif Larutan ................................................................ 199
A. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit .................................................. 201
B. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit .......................................................... 210
Bab 11 Redoks dan Elektrokimia ........................................................... 213
A. Perkembangan Konsep Reaksi Redoks................................................ 215
B. Penyetaraan Reaksi Redoks .................................................................. 219
C. Elektrokimia ............................................................................................... 220
Bab 12 Dasar Mikrobiologi ..................................................................... 235
A. Konsep Mikrobiologi ................................................................................ 237
B. Penerapan Mikrobiologi di Industri .................................................... 241
C. Identi�kasi Bakteri dan Kapang ........................................................... 243
D. Media Pertumbuhan Mikroba ............................................................... 246
E. Teknik Sterilisasi ....................................................................................... 251
F. Teknik Isolasi dan Inokulasi .................................................................. 255
G. Penentuan Jumlah Bakteri/Kapang ...................................................... 259
Bab 13 Analisis Dasar Laboratorium .................................................... 269
A. Analisis Volumetri..................................................................................... 271
B. Analisis Gravimetri ................................................................................... 275
Glosarium ................................................................................................ 283
Daftar Pustaka ......................................................................................... 287
Indeks ....................................................................................................... 297
Pro�l Pelaku Perbukuan ........................................................................ 302

viii
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Sabun dan sampo merupakan produk industri kimia. ...... 2
Gambar 1.2 Bangun Industri Nasional .......................................................... 3
Gambar 1.3 Alur Rantai Pasok ......................................................................... 8
Gambar 1.4 Proses Produksi Industri Kimia ................................................ 9
Gambar 1.5 Reaktor Tangki Berpengaduk .................................................... 10
Gambar 1.13 Tangki Penyimpan ........................................................................ 12
Gambar 2.1 Timbangan Tradisional dan Timbangan Digital .................. 17
Gambar 2.2 Infogra�k perkembangan Revolusi Industri. ....................... 18
Gambar 2.3 Manusia Sebagai Operator untuk Mengontrol Jalannya
Proses Produksi dalam Industri 4.0 ......................................... 20
Gambar 2.4 Digitalisasi Industri dalam Industri 4.0 .................................. 21
Gambar 2.5 Penggunaan teknologi AR untuk memeriksa alat industri
dengan aplikasi smartphone ...................................................... 24
Gambar 2.6 Penerapan AR dalam pengaturan produk di gudang ......... 25
Gambar 2.7 Tahapan Siklus Hidup Produk .................................................. 27
Gambar 2.8 Siklus Hidup Produk Teh Kemasan ......................................... 28
Gambar 2.9 Perbandingan kondisi bumi normal dan terjadi pemanasan
global ................................................................................................ 33
Gambar 2.10 Emisi gas dari aktivitas industri dapat menyebabkan
terjadinya pemanasan global .................................................... 34
Gambar 3.1 Profesi operator proses bidang kimia industri dan produk
sabun batang sebagai salah satu hasil wirausaha dalam
bidang teknik kimia industri. .................................................... 41
Gambar 3.2 Operator dalam Industri Kimia ................................................ 43
Gambar 3.3 Penelitian dan pengembangan di industri pupuk untuk
menciptakan produk baru. ........................................................ 44
Gambar 3.4 Quality control dalam industri pupuk, dilakukan sampling
produk (kiri) dan dianalisis untuk memastikan kualitas
produk sesuai dengan standar yang ditentukan (kanan). 45
Gambar 3.5. Desainer Pabrik Kimia ................................................................ 45
Gambar 3.6. Pembuatan Sabun Batang Homemade .................................... 46
Gambar 3.7 Penggunaan Hand Sanitizer ....................................................... 46

ix
Gambar 3.8 Daging Kelapa Digiling Menjadi Santan. ................................ 49
Gambar 3.9 Sampah Plastik yang Mencemari Lingkungan. .................... 53
Gambar 4.1 Labu Ukur ....................................................................................... 57
Gambar 4.2 Corong Kaca ................................................................................... 58
Gambar 4.3 Pipet Volume .................................................................................. 58
Gambar 4.4 Gelas Ukur ...................................................................................... 58
Gambar 4.5 Gelas Beker ..................................................................................... 59
Gambar 4.6 Pipet Tetes ....................................................................................... 59
Gambar 4.8 Tabung Reaksi ............................................................................... 60
Gambar 4.7 Burner/Pembakar Spiritus.......................................................... 60
Gambar 4.9 Kaca arloji untuk menimbang bahan kimia serbuk. .......... 61
Gambar 4.10 Erlenmeyer ..................................................................................... 61
Gambar 4.11 Batang Pengaduk .......................................................................... 62
Gambar 4.12 Corong Pisah .................................................................................. 62
Gambar 4.13 Pipet Ukur ....................................................................................... 63
Gambar 4.14 Piknometer 25 ml ......................................................................... 63
Gambar 4.17 Penjepit Tabung Reaksi ............................................................... 64
Gambar 4.16 Statif dan klem Holder ................................................................ 64
Gambar 4.15 Botol timbang dengan beberapa ukuran ............................... 64
Gambar 4.19 Kaki Tiga ......................................................................................... 65
Gambar 4.20 Spatula Porselen ........................................................................... 65
Gambar 4.22 Rak Tabung Reaksi ....................................................................... 66
Gambar 4.23 Penjepit Kayu ................................................................................. 66
Gambar 4.21 botol semprot ................................................................................. 66
Gambar 4.24 Mortar dan Alu .............................................................................. 67
Gambar 4.25 Cawan Porselen ............................................................................. 67
Gambar 4.26 Krusible atau Krus Porselen ...................................................... 68
Gambar 4.27 Sumbat Karet ................................................................................. 68
Gambar 4.28 Pipet Filler ....................................................................................... 69
Gambar 4.29 Neraca Digital ................................................................................ 69
Gambar 4.30 Hot plate yang dilengkapi dengan stirrer. ............................. 70
Gambar 4.31 Magnetic Stirrer ............................................................................ 70
Gambar 4.32 Heating Mantle .............................................................................. 71
Gambar 4.33 Oven listrik di laboratorium untuk pemanasan dan
pengeringan. .................................................................................. 71

x
Gambar 4.34 Centrifuge ........................................................................................ 71
Gambar 4.35 Mikroskop ....................................................................................... 72
Gambar 5.1 Slogan mengutamakan keselamatan. ..................................... 82
Gambar 5.2 Alat Pelindung Diri. ...................................................................... 85
Gambar 5.3 Simbol bahan kimia mudah terbakar. .................................... 87
Gambar 5.4 Simbol bahan kimia mudah meledak ( explosive). ............... 88
Gambar 5.5 Simbol bahan kimia beracun. ................................................... 88
Gambar 5.6 Simbol bahan kimia korosif....................................................... 88
Gambar 5.7 Simbol bahan kimia bersifat oksidator. ................................. 88
Gambar 5.8 Simbol bahan kimia iritan. ........................................................ 89
Gambar 5.9 Pencemaran Air ............................................................................ 93
Gambar 5.10 Diagram alir pengolahan air dari air sungai. ....................... 95
Gambar 5.11 Contoh unit koagulasi-klari�kasi. ............................................ 96
Gambar 5.12 Kota dengan udara bersih. ......................................................... 97
Gambar 5.13 Kota dengan udara berpolusi. ................................................... 97
Gambar 5.14 Gravity Settler ................................................................................ 99
Gambar 5.15 Cyclone ............................................................................................. 99
Gambar 5.16 Fabric Filter .................................................................................... 100
Gambar 5.17 Cara pandang pengelolaan limbah. ......................................... 101
Gambar 5.18 Algoritma Penanganan Limbah ............................................... 101
Gambar 5.20 MSDS dalam Label N-Heksana .................................................. 103
Gambar 5.19 Kemasan Asam Klorida ............................................................... 103
Gambar 5.21 Simbol bahaya bahan kimia menurut NFPA......................... 104
Gambar 6.1 Senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari. .................. 109
Gambar 6.2 Friedrich Wohler .......................................................................... 109
Gambar 6.3 Hans Krebs (1900–1981) .............................................................. 110
Gambar 6.4 Model Molekul ............................................................................... 112
Gambar 6.5 Bentuk CH
4
...................................................................................... 113
Gambar 6.7 Model molekul (a) Etena, (b) Propena .................................... 116
Gambar 6.6 Gas minyak bumi yang dicairkan (LPG). ................................ 116
Gambar 6.7 Gas asetilen diperoleh dengan mereaksikan Kalsium
karbida dengan air. ...................................................................... 120
Gambar 6.9 Reaksi antara logam Na dengan etanol. ................................ 122
Gambar 6.10 Perbedaan alkohol primer dengan alkohol tersier dengan
oksidasi K
2
Cr
2
O
7
. ............................................................................ 123

xi
Gambar 6.11 Radiator coolant mengandung etilen glikol. ......................... 125
Gambar 6.12 Endapan merah bata CuO ketika aldehid diuji terbentuk
ketika aldehid diuji dengan pereaksi Fehling. ...................... 127
Gambar 6.13 Cermin perak terbentuk dengan pereaksi Tollens. ............ 127
Gambar 6.14 Pisang mengandung ester etil asetat. ...................................... 134
Gambar 7.1 Berkenalan .................................................................................... 141
Gambar 7.2 (a) Struktur molekul CH
4
atau senyawa molekuler,
(b) Struktur kristal NaCl atau senyawa ion. .......................... 143
Gambar 7.3 Antoine Laurent Lavoisier ......................................................... 146
Gambar 7.4 Joseph Louis Proust ...................................................................... 147
Gambar 7.5 Joseph Louis Gay Lussac ............................................................. 148
Gambar 7.6 Ilustrasi Amedeo Avogadro ........................................................ 149
Gambar 7.7 Teknik melakukan titrasi. .......................................................... 163
Gambar 7.8 Kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat. ................................. 164
Gambar 7.9 Kurva titrasi basa lemah oleh asam kuat ditunjukkan
oleh garis tebal. ............................................................................. 164
Gambar 8.1 (a) Perkaratan besi berlangsung lambat. ............................... 171
(b) Pembakaran kertas berlangsung cepat. ........................... 171
Gambar 8.2 Tumbukan dengan posisi tepat (bawah) menghasilkan
reaksi. .............................................................................................. 174
Gambar 8.4 Partikel reaktan dalam: a. molaritas rendah,
b. molaritas tinggi. ........................................................................ 175
Gambar 8.3 (a) Energi Aktivasi Cukup ........................................................... 175
(b) Energi Aktivasi Tidak Cukup ............................................... 175
Gambar 8.5 Dengan total volume atau massa yang sama, makin kecil kubus
makin besar luas permukaannya. ........................................... 176
Gambar 8.6 Reaksi katalisis pada pembentukan etana dari etena
dengan katalisator logam nikel. ............................................... 177
Gambar 8.7 Hubungan katalis dengan energi pengaktifan. .................... 177
Gambar 9.1 Siklus Oksigen................................................................................ 183
Gambar 9.2 Henry Louis Le Chatelier ............................................................ 185
Gambar 9.3 Ketika tekanan diperbesar/volume diperkecil,
kesetimbangan bergeser ke arah jumlah molekul sedikit. 187
Gambar 9.4 Fritz Haber ..................................................................................... 194
Gambar 9.5 Reaksi pembuatan NH3. ............................................................. 195

xii
Gambar 10.1 Air Mendidih .................................................................................. 201
Gambar 10.2 Penguapan partikel (a) pelarut murni (b) larutan. ............. 202
Gambar 10.3 Air mendidih pada suhu 100
o
C. ............................................... 203
Gambar 10.4 Diagram hubungan tekanan dan temperatur. ..................... 205
Gambar 10.5 Mengawetkan ikan menggunakan es. .................................... 205
Gambar 10.6 Osmosis dan tekanan osmosis. ................................................. 208
Gambar 10.7 Reverse Osmosis ........................................................................... 209
Gambar 11.1 Sepeda Motor Listrik ................................................................... 215
Gambar 11.2 Sel volta elektroda Zn dan Cu dengan larutan ZnSO4
dan CuSO4. ..................................................................................... 221
Gambar 11.3 Sel Volta ........................................................................................... 222
Gambar 11.4 Elektroda Standar ........................................................................ 223
Gambar 11.5 Bagian-Bagian Baterai ................................................................. 225
Gambar 11.6 Bagian Bagian Aki ........................................................................ 226
Gambar 11.7 Sel Elektrolisis ............................................................................... 226
Gambar 11.8 Michael Faraday ............................................................................ 228
Gambar 11.9 Pemurnian tembaga secara elektrolisis. ................................ 229
Gambar 11.10 Melapisi sendok dengan perak. ................................................ 230
Gambar 11.11 Proses Korosi ................................................................................. 231
Gambar 11.12 Korosi menyebabkan kerusakan. ............................................. 231
Gambar 11.13 Penerapan Perlindungan Katoda ............................................. 232
Gambar 12.1 Bioetanol ......................................................................................... 237
Gambar 12.2 Penampakan Virus ....................................................................... 238
Gambar 12.3 Bentuk-Bentuk Bakteri ................................................................ 239
Gambar 12.4 Parasit dalam Darah .................................................................... 239
Gambar 12.5 Pertumbuhan jamur pada roti. ................................................. 240
Gambar 12.6 Pertumbuhan ragi pada pembuatan roti. .............................. 240
Gambar 12.7 Komponen Penyusun Bakteri ................................................... 243
Gambar 12.8 Struktur Pertumbuhan Jamur/Kapang ................................... 244
Gambar 12.9 Media pertumbuhan bakteri ..................................................... 247
Gambar 12.10 Media PCA, PDA, dan Lactose Broth ......................................... 248
Gambar 12.12 Media Pertumbuhan NA, NB, dan MRSA ................................ 249
Gambar 12.11 Media Pertumbuhan EMBA ........................................................ 249
Gambar 12.13 Autoclave sebagai alat sterilisasi. .............................................. 251

xiii
Gambar 12.14 Sterilisasi Hot Air ........................................................................... 252
Gambar 12.15 Sterilisasi Hot Air Oven ................................................................ 252
Gambar 12.16 Sterilisasi Steam Autoclave ......................................................... 254
Gambar 12.17 Jarum Ose ........................................................................................ 255
Gambar 12.18 Media Pembiakan dalam Tabung ............................................. 256
Gambar 12.19 Metode pemasukan bibit dengan jarum ose .......................... 257
Gambar 12.20 Metode Tuang dan Metode Sebar ............................................. 257
Gambar 12.21 Metode Cawan Gores .................................................................... 258
Gambar 12.22 Metode Cawan Sebar .................................................................... 258
Gambar 12.23 Metode Cawan Tuang Tabur ...................................................... 259
Gambar 12.24 Prosedur pengenceran untuk teknik TPC. .............................. 260
Gambar 13.1 Cuka Dapur..................................................................................... 271
Gambar 13.2 Reaksi Pengendapan .................................................................... 276
Gambar 13.3 Cara Melipat Kertas Saring ........................................................ 277
Gambar 13.4 Menyaring Endapan .................................................................... 277
Gambar 13.5 Mencuci Endapan ......................................................................... 278

xiv
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Rencana Strategis Industri Kimia di Indonesia Menghadapi
Revolusi 4.0 ............................................................................................ 25
Tabel 5.1 Klasi�kasi Kebakaran dan Media Pemadam Menurut NFPA ... 90
Tabel 5.2 Jenis dan Karakteristik Pencemar Udara Berdasarkan Kondisi
Fisik .......................................................................................................... 98
Tabel 6.1 Senyawa Alkana .................................................................................... 113
Tabel 6.2 Tiga Suku Pertama Alkena ................................................................. 117
Tabel 6.3 Tiga Suku Pertama Alkuna ................................................................ 118
Tabel 7.1 Penamaan Garam Berdasarkan Nama Kation dan Anion
Penyusunnya ......................................................................................... 144
Tabel 7.2 Larutan Baku dan Baku Primer ....................................................... 162
Tabel 10.1 Tetapan Titik Didih Beberapa Pelarut ........................................... 204
Tabel 10.2 Tetapan Titik Beku Molal Beberapa Pelarut ................................. 206
Tabel 12.1 Jenis Kapang, Manfaat, dan Kerugiannya ..................................... 245

xv
Petunjuk Penggunaan Buku
Dalam buku ini akan ditemukan �tur-�tur sebagai penanda kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Adapun �tur-�tur yang terdapat pada
buku Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri sebagai berikut.
Ikon Nama Icon Keterangan
Tujuan Pembelajaran
Tujuan
Pembelajaran
Bagian ini memuat hasil
pembelajaran dan kompetensi
yang harus dicapai melalui proses
pembelajaran. Tujuan pembelajaran
disusun secara kronologis
berdasarkan urutan pembelajaran
yang menjadi prasyarat menuju
capaian pembelajaran.
Kata kunci
Kata kunci Bagian ini memuat istilah-istilah
yang merujuk pada inti pembahasan
materi.
Pertanyaan Pemantik
Pertanyaan
Pemantik
Bagian ini berisi pertanyaan yang
memantik nalar bepikirmu sebelum
melakukan aktivitas pembelajaran.
Peta Konsep
Peta Konsep Bagian ini berisi materi-materi yang
akan kamu pelajari dan capai dalam
pembelajaran.
Apersepsi
Apersepsi Bagian ini untuk menghubungkan
pengalaman belajar atau kompetensi
yang sudah kamu miliki dengan
materi yang akan dipelajari.
Materi pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Bagian ini berisi materi yang akan
kamu pelajari.
Aktivitas 1.1
Aktivitas Bagian ini memuat kegiatan
pembelajaran yang kamu lakukan
berupa diskusi, penugasan,
praktikum, kunjungan industri,
presentasi, dan lainnya.

xvi
Ikon Nama Icon Keterangan
Rangkuman
Rangkuman Gambar ini menunjukkan
rangkuman atau ringkasan dari
materi pembelajaran pada masing-
masing bab yang ditampilkan dalam
bentuk poin-poin pernyataan.
Uji Kompetensi
Uji
kompetensi
Bagian ini memuat soal-soal uji
kompetensi untuk mengukur
kemampuanmu dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Pengayaan
Pengayaan Bagian ini berisi aktivitas tambahan
untuk memperkaya pengetahuan
dan wawasan terhadap materi
dalam suatu bab.
Re�eksi
Re�eksi Bagian ini menunjukkan re�eksi
hasil kegiatan pembelajaran yang
telah kamu lakukan. Re�eksi
disajikan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang mengajakmu
berpikir secara mendalam terkait
materi yang sudah dipelajari dan
mengidenti�kasi kekurangannya,
manfaat, dan sikap setelah
mempelajari materi tersebut.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)
Proses Bisnis
Industri Kimia
Bab
1
Sumber: Pandora Board/Pixy CC0 Public Domain (2022)
Bagaimana cara mengubah bahan baku menjadi produk yang lebih bernilai
melalui bidang industri kimia?

2 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan kamu mampu:
● menjelaskan industri kimia secara tepat;
● mendeskripsikan perancangan produk secara benar;
● menjelaskan alur rantai pasok (Supply Chain) secara tepat;
● menjelaskan aktivitas logistik secara benar;
● menjelaskan proses produksi pada industri kimia secara tepat;
● mengidenti�kasi peralatan produksi pada industri kimia secara tepat;
serta
● menjelaskan pengelolaan sumber daya manusia secara kritis.
Peta Konsep
Proses Bisnis
Industri Kimia
Mempelajari
RIPIN 2015-
2035
Penggolongan
Produk Kimia
Tahapan
Rantai Pasok
Kegiatan
Logistik
Proses
Produksi
Secara Umum
Peralatan
Reaksi
Sumber Daya
Manusia
Klasi�kasi
Industri
Konsep
Perancangan
Produk
Manajemen
Rantai Pasok
Perbedaan
dengan
Rantai Pasok
Jenis Proses
Produksi
Peralatan
Pemisah
Sistem
Pendidikan di
SMK/MAK
Pengelolaan
Sumber Daya
Manusia
Pengenalan
Industri
Kimia
Alur Rantai
Pasok (Supply
Chain)
Peralatan
Proses
Produksi
Aktivitas
Logistik
Perancangan
Produk
Proses
Produksi di
Industri KImia
Kata Kunci
Industri Kimia, Rantai Pasok, Logistik, Sumber Daya Manusia
Produk-produk industri kimia sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Produk
tersebut antara lain minuman, makanan,
kosmetik, pakaian, perabot rumah tangga,
hingga pupuk pertanian. Coba amati barang-
barang di rumah atau periksalah kembali
barang-barangmu di tempat sampah. Adakah
barang-barang yang kamu miliki termasuk
dalam produk industri kimia? Coba kemukakan
pendapatmu dalam forum diskusi kelas.
Gambar 1.1 Sabun dan sampo
merupakan produk industri kimia.
Sumber: Bicanski/pixnio (2022)

Bab 1 Proses Bisnis Industri Kimia 3
A. Mengenal Industri Kimia
Industri kimia adalah suatu industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan
yang lebih bernilai (bahan jadi atau setengah jadi) dengan melibatkan bahan kimia.
Industri ini menggunakan proses kimia, baik dalam reaksi maupun pemisahannya.
Bahan mentah dapat berupa bahan pertanian dan pertambangan. Contoh bahan
mentah dari pertanian antara lain kelapa sawit, jagung, tebu, susu, hasil laut, ole�n,
kakao, kayu, dan lainnya. Adapun contoh bahan mentah dari pertambangan antara
lain batuan dan mineral, tembaga, nikel, besi, aluminium, timah, lithium, belerang,
minyak bumi, gas alam, serta dolomit. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas karunianya, Indonesia memiliki kekayaan alam berlimpah, baik pertanian
maupun pertambangan.
Bahan mentah perlu diolah agar bernilai guna lebih. Industri merupakan
salah satu sektor yang mampu mengolah bahan mentah tersebut. Hal tersebut
karena sektor industri menjadi prioritas dalam pembangunan nasional Indonesia.
Gambar 1.2 menunjukkan bangun industri nasional yang dirumuskan dalam
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015–2035.
Gambar 1.2 Bangun Industri Nasional
Sumber: Kementerian Perindustrian (2015)

4 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Berdasarkan data pada gambar 1.2, terdapat sepuluh industri prioritas yang
dikelompokkan menjadi industri andalan, industri pendukung, dan industri
hulu. Industri kimia termasuk dalam kelompok industri hulu, yaitu “industri
kimia dasar berbasis migas dan batu bara”.
Aktivitas 1.1
Mengidenti�kasi Contoh Industri Prioritas
Bentuklah kelompok belajar yang terdiri atas 3–5 peserta didik. Selanjut nya,
coba carilah contoh dari sepuluh kelompok industri prioritas khususnya
industri yang terdekat di daerahmu dan Indonesia pada umumnya seperti
pada gambar 1.2. Sajikan hasilnya dalam bentuk tabel seperti contoh berikut.
Tulislah dalam buku tugas kalian.
Tabel Kelompok Industri Prioritas dan Jenis Industri
No. Kelompok Industri Prioritas Jenis Industri
1. Industri pangan a. Industri pengolahan ikan
b. …
dst
2. Industri farmasi, kosmetik, dan alat
kesehatan
a. …
b. …
dst
3. Industri tekstil, kulit, alas kaki, dan
aneka
a. …
b. …
dst
4. Industri alat transportasi a. …
b. …
dst
5. Industri elektronika dan telematika/
ICT
a. …
b. …
dst
6. Industri pembangkit energi a. …
b. …
dst

Bab 1 Proses Bisnis Industri Kimia 5
No. Kelompok Industri Prioritas Jenis Industri
7. Industri barang modal, komponen,
serta bahan penolong dan jasa
industri
a. …
b. …
dst
8. Industri hulu agro a. …
b. …
dst
9. Industri logam dasar dan bahan galian
bukan logam
a. …
b. …
dst
10. Industri kimia dasar berbasis migas
dan batu bara
a. …
b. …
dst
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian Nomor 19/M/SK/I/1986 tentang Sistem
Klasi�kasi Industri, industri terbagi menjadi industri kimia dasar, industri mesin
logam dasar dan elektronika, aneka industri, industri kecil, serta industri
pariwisata. Bidang industri kimia termasuk dalam kelompok industri kimia
dasar dan aneka industri. Contoh industri kimia dasar, yaitu industri kimia
organik, industri kimia anorganik, industri agrokimia, serta industri selulosa
dan karet. Adapun aneka industri adalah industri yang memproduksi barang
kebutuhan hidup sehari-hari, meliputi industri tekstil, alat listrik dan logam,
industri kimia, dan industri pangan.
Aktivitas 1.2
Berikan contoh produk-produk yang termasuk dalam industri kimia dasar
dan aneka industri. Sajikan hasilnya pada tabel seperti contoh berikut.
Kerjakan di buku tugasmu.
Tabel Jenis Industri dan Contoh Produk
No Jenis Industri Contoh Produk
1. Industri kimia organik. a. Pewarna tekstil
b. …
c. …
2. Industri kimia anorganik. a. …
b. …
dst

6 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
No Jenis Industri Contoh Produk
3. Industri agrokimia. a. …
b. …
dst
4. Industri selulosa dan karet. a. …
b. …
dst
5. Aneka industri kategori industri
kimia.
a. …
b. …
dst
B. Perancangan Produk
Industri kimia di Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang. Potensi
tersebut didukung dengan adanya sumber daya alam melimpah dan jumlah
penduduk yang banyak. Terlebih, manusia tidak dapat lepas dari penggunaan
bahan kimia dalam kehidupan sehari-harinya. Adapun industri kimia yang
berkembang pesat saat ini antara lain industri petrokimia, agrokimia, dan
oleokimia. Saat ini pengembangan industri kimia menjadi prioritas. Kondisi
tersebut terjadi karena produk-produk industri kimia digunakan oleh sektor
lain dan dapat mengurangi impor bahan kimia dasar.
Pengembangan industri kimia dapat dilakukan melalui perancangan proses
dan perancangan produk. Kegiatan dalam perancangan proses antara lain
merancang langkah operasi, memilih dan merangkai per alatan, melakukan
analisis ekonomi, serta mempertimbangkan aspek humanitas. Adapun kegiatan
dalam perancangan produk antara lain mengidenti�kasi spesi�kasi produk,
sifat dan kualitas produk yang di inginkan, serta mengidenti�kasi keinginan
pasar. Perancangan produk digunakan untuk menentukan struktur kimia dan
komposisinya.
Indonesia menghasilkan banyak produk kimia. Secara umum jenis produk
kimia sebagai berikut.
1. Bahan Kimia Komoditas (Commodity Chemicals)
Ciri-ciri bahan kimia komoditas antara lain diproduksi dalam jumlah besar,
kualitas dan komposisi kimia sudah ditentukan, faktor harga di pasar sangat
menentukan daya saing, serta e�siensi proses sangat potensial. Contoh produk
bahan kimia ini, yaitu semen, pupuk, minyak goreng, bahan bakar minyak,
etanol, detergen, dan serat tekstil.

Bab 1 Proses Bisnis Industri Kimia 7
2. Bahan Kimia Khusus (Speciality Products)
Ciri-ciri bahan kimia khusus antara lain diproduksi dalam jumlah sedikit, kualitas
menjadi daya saing utama, komposisi kimia tidak dijadikan parameter utama,
harga sangat tinggi, jumlah produsen terbatas karena seleksi persaingan, terjadi
kompetisi peningkatan kualitas, dan e�siensi proses kurang menentukan daya
saing. Adapun contoh produk bahan kimia ini, yaitu parfum, kosmetik, obat,
dan pewarna. Saat ini bahan kimia khusus atau spesial makin penting dalam
industri kimia.
Persaingan produk bahan kimia khusus sangat ketat. Oleh karena itu, umur
pakainya tidak lama. Bahan kimia khusus/spesial suatu saat dapat menjadi
bahan kimia komoditas. Adapun konsep perancangan produk kimia khusus/
spesial pada prinsipnya terdiri atas empat langkah berikut.
a. Kebutuhan
Langkah ini dilakukan untuk mencari informasi tentang produk khusus
yang dibutuhkan masyarakat dan spesi�kasinya. Bahan pembuatan bahan
kimia khusus dapat berasal dari bahan baru atau modi�kasi dari bahan
yang sudah ada.
b. Gagasan
Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan ide-ide kreatif yang dibutuhkan
untuk memproduksi bahan kimia spesial. Ide tersebut kemudian
diimplementasikan melalui langkah-langkah nyata.
c. Seleksi
Langkah selanjutnya adalah memilih salah satu ide berdasarkan hasil
pengumpulan ide pada langkah sebelumnya. Pemilihan tersebut
mempertimbangkan aspek ekonomis, teknis, nonteknis, dan lingkungan.
d. Manufaktur
Langkah manufaktur dilakukan untuk merealisasikan ide yang sudah
diseleksi atau dipilih.
C. Alur Rantai Pasok (Supply Chain)
Produk industri kimia yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah detergen. Bagaimana proses detergen sampai kepada konsumen? Detergen
ada karena kebutuhan konsumen. Lantas, bagaimana suatu produk diproduksi
dan didistribusikan, hingga sampai kepada konsumen? Proses inilah yang
dinamakan alur rantai pasok.

8 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Alur rantai pasok meliputi semua
tahapan pemenuhan kebutuhan
pelanggan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Berbagai pihak yang
terlibat dalam alur tersebut, yaitu
produsen, pemasok, pengangkut, gudang,
pengecer, dan pelanggan. Pelanggan
adalah bagian penting dari rantai pasok.
Selain perpindahan produk dari pemasok,
produsen, dan distributor, alur rantai
pasok juga mencakup perpindahan
informasi, dana, dan produk dua arah.
Secara umum pihak yang terlibat dalam
alur rantai pasok dapat dilihat pada
gambar di samping.
Tidak semua pihak dalam alur tahapan di atas harus ada. Rantai pasok
bertujuan untuk memaksimalkan nilai keseluruhan yang dibuat. Nilai rantai
pasok merupakan perbedaan antara nilai produk akhir bagi pelanggan dan
upaya yang dikeluarkan rantai pasok dalam memenuhi permintaan pelanggan.
Sumber pendapatan rantai pasok berasal dari pelanggan. Adapun sumber
biaya rantai pasok meliputi arus informasi, produk, atau dana antartahapan
rantai pasok. Oleh karena itu, diperlukan manajemen untuk memaksimalkan
keuntungan rantai pasok atau dikenal sebagai manajemen rantai pasok atau
supply chain management (SCM). Manajemen rantai pasok adalah pengelolaan
arus dalam rantai pasokan untuk mengoptimalkan pro�tabilitas total rantai
pasok. Dengan SCM, perusahaan dapat memperhitungkan biaya berlebih dan
produk hingga sampai kepada konsumen lebih cepat.
Ada sejumlah pemain atau organisasi yang terlibat dalam SCM. Setiap pemain/
organisasi bisa berada di tempat yang sama atau berbeda, baik provinsi, pulau,
negara maupun benua. Pelaksanaan SCM membutuhkan metode, kecermatan,
dan kerja sama yang baik antara pelaku satu dan lainnya.
D. Aktivitas Logistik
Aktivitas logistik berkaitan dengan ketepatan waktu pemenuhan kebutuhan
konsumen. Logistik merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, serta pengawasan terhadap perpindahan barang, jasa, sumber
daya, dan energi. Kegiatan logistik berperan mengelola dan memelihara
penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman barang atau perlengkapan.
Konsumen
Manufaktur
Distributor
Bahan Baku
Suplier
Retailer
Gambar 1.3 Alur Rantai Pasok
Sumber: Fitriyani Yetti H (2022)

Bab 1 Proses Bisnis Industri Kimia 9
Aktivitas logistik berbeda dengan rantai pasok logistik. Perbedaan tersebut
terletak pada subjek distribusi barang. Fokus rantai pasok adalah alur pengadaan
barang agar berjalan lancar. Adapun aktivitas logistik berfokus pada strategi
dan koordinasi antara produksi dan pemasaran. Cakupan rantai pasok lebih
luas daripada aktivitas logistik. Logistik menjadi bagian dari rantai pasok karena
lebih fokus pada aliran produk ke konsumen.
Aktivitas 1.3
Diskusi Kelompok
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3–5 peserta didik. Selanjutnya, carilah
contoh kasus rantai pasok dan logistik suatu industri kimia atau produk-
produk yang kalian gunakan sehari-hari, misalnya sabun, sampo, pasta gigi,
dan minyak goreng. Diskusikan contoh tersebut dalam kelompok. Kalian
dapat mencari contoh dari berbagai sumber, seperti internet. Buatlah alurnya
dan presentasikan hasilnya di depan kelas.
E. Proses Produksi pada Industri Kimia
Secara umum proses produksi pada industri kimia adalah mengolah bahan
baku (raw material) menjadi barang jadi (product). Adapun serangkaian proses
produksi pada industri kimia dapat kalian amati pada gambar berikut.
Bahan Baku
(Raw Material)
Unit Persiapan
(Preparation)
Unit Utilitas
Proses/Sintesis
Unit Pemisahan
(Separation)
Hasil
(Product)
Gambar 1.4 Proses Produksi Industri Kimia
Sumber: Fitriyani Yetti H (2022)
Sebelum dilakukan sintesis, bahan baku terlebih dahulu perlu disiapkan.
Persiapan tersebut bertujuan untuk menyesuaikan kondisi operasi (suhu,
tekanan, kecepatan alir, ukuran, dan sebagainya) pada peralatan di unit sintesis.
Setelah kondisi umpan sesuai dengan kondisi operasi di unit sintesis/reaksi,
umpan dialirkan ke dalam unit reaksi yang dinamakan reaktor. Oleh karena
aliran yang keluar dari reaktor masih bercampur, perlu dilakukan pemisahan.

10 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Di unit pemisahan, produk utama dipisahkan dari bahan yang tidak bereaksi
dan produk samping. Metode pemisahan yang dilakukan tergantung dari
campuran yang keluar dari reaktor. Selanjutnya, produk dimurnikan sesuai
standar mutu yang ditetapkan.
Selain unit persiapan, unit reaksi, dan unit pemisahan, terdapat satu unit
yang membantu atau menyediakan kebutuhan di unit-unit lain atau disebut
unit utilitas. Unit utilitas menyediakan bahan bakar, listrik, air, udara tekan,
dan uap.
F. Peralatan Produksi Industri Kimia
Beberapa kategori peralatan produksi yang digunakan pada industri kimia
sebagai berikut.
1. Peralatan Reaksi
Peralatan reaksi dinamakan reaktor. Dalam reaktor, bahan baku bereaksi
menjadi bahan lain yang akan menjadi produk. Reaktor yang biasanya digunakan
di industri antara lain reaktor tangki berpengaduk, reaktor alir tangki
berpengaduk, reaktor pipa, reaktor �xed bed, reaktor gelembung, dan reaktor
�uidisasi. Ilustrasi reaktor dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1.5 Reaktor Tangki Berpengaduk
Sumber: Agomuoh Paul Kelechi/ocd.lcwu.edu.pk (2011)
2. Peralatan Pemisahan
Peralatan pemisahan digunakan untuk memisahkan suatu campuran dua
senyawa atau lebih. Beberapa peralatan pemisahan yang digunakan dalam
industri kimia sebagai berikut.

Bab 1 Proses Bisnis Industri Kimia 11
Kolom Distilasi
Alat ini digunakan
untuk memisahkan
campuran berupa
cairan yang
memiliki perbedaan
volatilitas
(kemudahan
menguap). Sebagai
contoh, digunakan
untuk memisahkan
etanol dan air.
Gambar 1.6
Kolom
Distilasi
Sumber:
Luigi Chiesa/
Wikimedia
Commons (2006)
Gambar 1.7
Rangkaian alat
distilasi skala
laboratorium
Sumber: Fitriyani Yetti H.
(2022)
Gambar 1.8 Ekstraktor soxhlet
Sumber: Choksawatdikorn/Dreamstime.com (2023)
Gambar 1.11 Rotary evaporator
Sumber: Sergeyryzhov (2023)
Gambar 1.10 Filter press
Sumber: Peter Creven/Wikimedia
Commons (2011)
Gambar 1.9
Absorber jenis
bubble-cap tray
Sumber: Gozan (2006)
Ekstraktor
Ekstraktor adalah tempat berlangsungnya ekstraksi
(pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan
dimana sebagian senyawa larut dalam solven).
Misalnya, ekstraksi minyak kemiri dari biji kemiri.
Evaporator
Alat ini digunakan untuk
memekatkan larutan.
Misalnya, larutan NaOH 5%
dipekatkan menjadi 30%.
Filter
Alat yang digunakan untuk
memisahkan campuran
padat dan cair ke dalam
medium. Misalnya, untuk
menyaring nira dari kotoran.
Gambar
Sumber: S
Evapora
Alat ini d
memekat
Misalnya
dipekatka
Dryer
Dryer digunakan untuk mengeringkan
padatan dengan cara mengurangi
kadar airnya. Misalnya, pupuk dari
setelah dibutirkan perlu dimasukkan
ke dalam dryer untuk dikeringkan.
Gambar 1.12 Rotary drum dryer
(2013)
x
Absorber
Peralatan yang
digunakan untuk
menyerap gas
dari campuran
gas. Misalnya,
menyerap gas
CO
2,
NO , dan
SO
3
.
Tray
Downspout
Ring dudukan tray
Penguat tray

12 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
3. Peralatan Perpindahan Panas
Pada alat ini terjadi perpindahan panas antara �uida panas dan dingin dalam
satu fase (hanya berubah suhunya) atau ada perubahan fase. Misalnya, dari
cair diubah menjadi uap atau sebaliknya. Contoh alat perpindahan panas antara
lain vaporizer, kondensor, heat exchanger, dan boiler.
4. Peralatan Pengubah Tekanan
Dalam industri kimia kadang ada kondisi operasi seperti tekanan perlu diubah,
diperbesar, atau diperkecil. Untuk mengubah tekanan tersebut diperlukan alat
pengubah tekanan atau kompresor.
5. Peralatan Pengubah Ukuran
Industri kimia yang menangani bahan padat sering membutuhkan peralatan
untuk mengubah ukuran dengan memperbesar atau memperkecil. Sebagai
contoh, di pabrik semen dibutuhkan bahan baku batu kapur. Batu kapur sebelum
masuk reaktor dilakukan pengecilan ukuran dengan cara grinding. Setelah
dilakukan grinding, biasanya dilanjutkan dengan penyeragaman ukuran
(sizing).
6. Peralatan Transportasi
Alat transportasi digunakan untuk memindah bahan dari satu tempat ke tempat
lain. Contoh alat transportasi padat antara lain belt conveyor dan screw conveyor.
Adapun alat transportasi cair dan gas biasanya menggunakan pipa, pompa
(untuk cair), kompresor/blower (untuk gas), dan valve.
7. Peralatan Penampung
Sebelum dipindahkan ke tempat lain, bahan
baku, produk, atau bahan perantara terlebih
dahulu disimpan dalam alat penyimpan.
Bahan cair dan gas biasanya disimpan dalam
tangki penyimpan. Adapun bahan padat
biasanya disimpan di silo, gudang, atau
diletakkan di tempat terbuka.
Aktivitas 1.4
Pembelajaran di Luar Kelas
Lakukan kunjungan industri di daerah kalian bersama teman satu kelas atau
kelompok yang lebih kecil. Misalnya, industri minyak sawit, gula, etanol, atau
industri skala kecil. Buatlah laporan hasil kunjungan dalam berbagai media
Gambar 1.13 Tangki Penyimpan
Sumber: Alan Levine/Pxhere (2005)

Bab 1 Proses Bisnis Industri Kimia 13
yang kalian minati seperti �yer, reportase, salindia, dan video. Laporan
memuat informasi berikut.
1. Bahan baku yang digunakan.
2. Produk utama dan produk samping yang dihasilkan.
3. Proses produksi yang dilaksanakan.
4. Tuliskan reaksi kimianya (jika ada).
5. Peralatan yang digunakan dan fungsinya.
6.
Cara pengoperasian dan perawatan peralatan proses produksi yang digunakan.
7. Pemasaran hasil di industri yang dikunjungi.
G. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Keberadaan industri kimia diharapkan akan menjadikan Indonesia mampu
mengolah sumber daya alam lebih baik sehingga nilai tambahnya lebih optimal.
Sebagai contoh, minyak kelapa sawit mentah harganya hanya sekitar US$ 870/
ton, akan tetapi jika sudah diolah menjadi beta karoten harganya menjadi US$
350/kilogram. Sumber https://www.cnbcindonesia.com/tahun 2020.
Sumber daya manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja pada suatu organisasi/
instansi/perusahaan. SDM yang dikelola dengan baik akan meningkatkan efektivitas
dan e�siensi perusahaan. Ada beberapa prinsip pengelolaan SDM, yaitu orientasi
pada pelayanan, membangun kesempatan terhadap SDM agar berperan aktif, dan
menemukan jiwa kewirausahaan untuk kepentingan perusahaan. Komponen SDM
meliputi pengusaha, pimpinan, dan karyawan. Karyawan terbagi menjadi dua,
yaitu karyawan operasional dan karyawan manajerial.
Dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sejak tahun 2015, era
persaingan bebas tidak dapat dihindarkan. Persaingan tersebut tidak hanya pada
barang dan jasa, tetapi juga tenaga kerja, termasuk di bidang industri kimia. Oleh
karena itu, dibutuhkan peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia. Untuk
menjadi tenaga kerja bidang kimia industri, dibutuhkan kompetensi yang
terstandardisasi dan dibuktikan dengan serti�kat kompetensi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, serti�kat kompetensi diberikan kepada peserta didik oleh
satuan pendidikan atau lembaga serti�kasi setelah lulus uji kompetensi. Badan
Nasional Serti�kasi Profesi (BNSP) telah mengeluarkan Skema Serti�kasi KKNI
Level II pada Kompetensi Keahlian Kimia Industri, maka SMK/MAK Kimia
Industri Industri dapat menggunakan skema ini untuk uji kompetensi peserta
didiknya. Berdasarkan data pokok SMK, jumlah SMK di Indonesia ada 14.459
sekolah. Dari jumlah tersebut, SMK yang memiliki jurusan kompetensi keahlian
Kimia Industri sejumlah 132 sekolah, atau sekitar 1% dari total SMK. Sumber
https://dapo.kemdikbud.go.id/ tahun 2022.

14 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Indonesia memiliki banyak industri kimia, yaitu industri kimia dasar,
petrokimia, oleokimia, agrokimia, polimer, dan farmasi. Lulusan kimia industri
biasanya menempati jabatan operator, karyawan quality control, petugas
keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja (K3), serta bagian research and
development (R&D).
Rangkuman
1. Industri merupakan salah satu sektor paling penting dan menjadi prioritas
dalam pembangunan nasional Indonesia. Salah satu industri tersebut adalah
industri kimia. Industri yang termasuk industri kimia dasar, yaitu industri
kimia organik, industri kimia anorganik, industri agrokimia, serta industri
selulosa dan karet.
2.
Rantai pasok meliputi semua tahapan dalam memenuhi permintaan
pelanggan untuk pengembangan produk, pemasaran, operasi, distribusi,
keuangan, layanan pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Proses produksi pada industri kimia, yaitu mengolah bahan baku (raw
material) menjadi hasil (product) melalui serangkaian proses kimia mulai
dari persiapan, sintesis, hingga pemisahan.
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Apa yang kamu ketahui tentang industri kimia? Sebutkan empat produk
dari industri kimia!
2. Sebutkan dan jelaskan empat langkah konsep perancangan produk!
3. Jelaskan yang dimaksud alur mata rantai pasok!
4. Buatlah bagan proses produksi di industri kimia! Berilah penjelasan tiap-
tiap unit tersebut!
5.
Sebut dan jelaskan tiga metode pemisahan yang dilakukan pada proses
produksi!
Pengayaan
Untuk menambah wawasan tentang industri kimia, lakukan pene lusuran
informasi materi tentang proses industri kimia.
Re�eksi
Silakan kamu renungkan, bagaimana perkembangan industri kimia di
Indonesia saat ini? Bagaimana perannya terhadap pembangunan Indonesia?

Sumber: mnbb/canva.com (2022)
Tahukah kamu perbedaan teknologi konvensional dan modern dalam
industri kimia? Bagaimana perkembangannya hingga saat ini?
Bab
2 Perkembangan Teknologi
dan Isu-Isu Global
di Dunia Industri Kimia
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

16 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan kamu mampu:
● memahami perkembangan proses produksi industri kimia, mulai dari
konvensional hingga teknologi modern;
● menjelaskan penerapan digitalisasi dan Industri 4.0 dalam industri kimia;
● mendeskripsikan konsep product life cycle dalam industri kimia;
● memahami pengaruh, peran, serta kontribusi industri kimia terhadap isu
pemanasan global serta perubahan iklim;
● menjelaskan penerapan waste control di industri kimia; serta
● menjelaskan peraturan tentang ketenagakerjaan di industri kimia.
Peta Konsep
Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu
Global di Dunia Kimia Industri
Mempelajari
• Konvensional
• Modern dan
Otomatis
Perkembangan
Proses Industri
• Teknologi yang
Menjadi Pilar
Industri 4.0
• Industri
Kimia dalam
Menghadapi
Industri 4.0
Industri 4.0
• Tahap
pengenalan
(introduction),
• Tahap
pertumbuhan
(growth),
• Tahap
kedewasaan
(mature),
• Tahap
penurunan
(decline)
Product Life Cycle
• Karakteristik
Limbah
Industri
• Cara
Pengolahan
Air Limbah
Industri
Waste Control
• Isu Pemanasan
Global
• Perubahan
Iklim
Isu Pemanasan
Global dan
Perubahan Iklim
• Undang-
Undang Cipta
Kerja tahun
2023
Ketenagakerjaan
Kata Kunci
Teknologi, Digital, Otomatisasi, Industri 4.0, Pemanasan Global, Tenaga Kerja,
Konvensional

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 17
Gambar 2.1 Timbangan Tradisional dan Timbangan Digital
Sumber: pxhere/CC0 Area publik (2022)
Dahulu timbangan konvensional banyak digunakan masyarakat. Ketika
menggunakan timbangan konvensional, diperlukan anak timbangan dan
membandingkan beratnya. Seiring perkembangan zaman muncul timbangan
digital. Timbangan digital lebih mudah digunakan. Pengguna hanya meletakkan
benda di atas timbangan dan akan keluar angka beratnya secara otomatis.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perkembangan ilmu pe ngetahuan
dan teknologi mampu menciptakan alat-alat yang me mudahkan kehidupan
masyarakat. Hal ini juga dialami oleh industri kimia. Lantas, bagaimana industri
kimia menghadapi era Revolusi Industri 4.0? Kamu akan menemukan jawabannya
setelah mempelajari materi pada bab ini. A. Perkembangan Proses Produksi pada Industri Kimia
Proses dan peralatan yang digunakan dalam dunia industri senantiasa mengalami
perkembangan. Dahulu proses industri dilakukan secara manual dengan
mengandalkan tenaga manusia atau hewan. Se lanjutnya, proses produksi beralih
menggunakan mesin-mesin hingga sekarang menggunakan sistem automasi.
1. Teknologi Konvensional Hingga Modern
Perkembangan dari teknologi konvensional hingga modern dalam dunia industri
berkaitan erat dengan revolusi industri yang terjadi di dunia. Adapun
perkembangan industri sebagai berikut.

18 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X

Sebelum Revolusi
Industri
• Proses produksi
mengandalkan
tenaga manusia dan
hewan
• Produksi dalam skala
kecil rumah tangga.
Industri 1.0
(Tahun 1800 – 1900)
• Diawali dengan
ditemukannya mesin uap
• Penciptaan mesin di dunia
industri dengan energi uap.
• Tenaga manusia mulai
digantikan oleh mesin.
Manusia bertugas sebagai
operator mesin.
• Produksi mulai dilakukan
dalam skala besar.
Contoh: Industri tekstil
menggunakan mesin pemintal
Industri 2.0
(Tahun 1900 – 1960)
• Dikenal sebagai revolusi
teknologi.
• Ditemukan tenaga listrik.
• Penciptaan mesin industri
dengan tenaga listrik.
• Terjadi mekanisasi sistem
produksi massal pada
industri.
Contoh: Penggunaan belt
conveyor untuk pemindahan
barang di industri dan
mesin combustion chamber
bertenaga listrik
Industri 3.0
(Tahun 1960-2010)
•Munculnya teknologi
informasi dan elektronik
•Pencitaan alat industri
otomatis berbasis
komputer dan robot.
•Mesin-mesin tidak
dioperasikan oleh manusia,
tetapi dikendalikan oleh
komputer
•Manusia hanya berperan
mengontrol layar panel
kontrol untuk memastikan
bahwa semua alat bekerja
dengan baik.
•Manusia dibutuhkan
sebagai otak dari sistem
komputerisasi mesin
industri.
Industri 4.0 (saat ini)
• Adanya konektivitas
antara manusia, mesin,
dan data dalam bentuk
virtual.
• Terjadi digitalisasi
industri atau era disrupsi
teknologi.
• Terjadinya automasi pada
mesin-mesin industri
(smart factory).
• Penggunaan jaringan
internet pada mesin-
mesin industri sehingga
sistem dapat dikontrol
lebih mudah.
• Data-data industri dapat
diakses secara real time
dari mana saja.
•E isiensi kerja industri
meningkat.
Gambar 2.2 Infogra�k perkembangan Revolusi Industri.
2. Perkembangan Proses Produksi Industri Kimia
Pada pembahasan sebelumnya, kamu telah mengetahui pengaruh teknologi
terhadap perkembangan peralatan dan proses dalam industri kimia. Terdapat
tiga proses dalam industri kimia, yaitu proses batch, semi-batch, dan continuous
�ow. Penjelasan ketiga proses tersebut sebagai berikut.
a. Batch
Pernahkah kamu memasak mi instan? Saat air mendidih, kamu akan
memasukkan bahan mi dan membiarkannya hingga matang. Saat mi matang,
proses memasak telah selesai. Selanjutnya, mi tersebut kamu hidangkan
untuk disantap.
Proses memasak mi instan menunjukkan contoh proses batch. Batch
merupakan suatu proses dimasukkannya bahan baku ke dalam reaktor
pada awal proses. Selanjutnya, produk diambil setelah proses tersebut
selesai. Selama proses batch, tidak dilakukan penambahan bahan baku
ataupun pengambilan produk. Contoh industri kimia yang menggunakan
proses batch dalam proses produksi adalah industri makanan, seperti nata
de coco.

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 19
b. Semi-Batch
Apakah kamu pernah memasak sayur sop? Sayur sop membutuhkan
beberapa bahan yang cukup banyak, bukan? Saat memasak sayur sop,
bahan-bahan tidak dimasukkan secara bersamaan. Penambahan bahan-
bahan dilakukan secara bertahap selama proses pembuatan sayur sop. Ada
kentang dan wortel yang mungkin kamu masukkan di awal proses masak.
Selanjutnya, kamu perlu menambahkan daun seledri di akhir proses. Nah,
proses ini dianalogikan sebagai proses semi-batch.
Dalam industri kimia, proses semi-batch merupakan sebuah proses
penambahan bahan baku atau pengambilan produk secara berkala selama
proses produksi. Contoh proses semi-batch dalam industri kimia adalah
proses pembuatan oksida besi. Dalam pembuatan oksida besi, bahan
pengoksidasi seperti oksigen atau udara dialirkan secara berkala masuk
dan keluar proses. Adapun bahan baku besi dimasukkan satu kali dalam
reaktor. Selanjutnya, produk diambil setelah proses pembentukan oksida
besi selesai.
c. Continuous Flow
Pada proses kontinu atau continuous �ow, baik bahan baku maupun produk
sama-sama mengalir secara konstan selama proses berlangsung. Adapun
contoh proses kontinu dalam industri kimia adalah industri kilang minyak.
Aktivitas 2.1
Coba amati peralatan yang ada di laboratorium sekolahmu. Selanjutnya,
klasi�kasikan alat-alat tersebut dalam kategori alat konvensional/manual
atau alat otomatis/alat digital.
Aktivitas 2.2
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 2–3 peserta didik. Selanjutnya, carilah
sepuluh contoh peralatan dalam industri kimia yang masih konvensional dan
dioperasikan secara manual serta peralatan automasi yang dioperasikan secara
digital. Cantumkan gambar serta sumber yang kalian gunakan dalam tugas
ini.
B. Pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap Industri Kimia
Revolusi Industri 4.0 dikenal dengan cyber physical, yaitu era yang ditandai
adanya konektivitas antara manusia, data, dan mesin dalam bentuk virtual. Era
ini juga disebut sebagai revolusi digital dan era disrupsi teknologi. Pada era

20 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Revolusi Industri 4.0 terjadi pergeseran ke arah teknologi digital sehingga
mendorong terjadinya automasi di berbagai bidang kehidupan. Tenaga manusia
yang berperan sebagai operator pun akan berubah menjadi tenaga ahli dengan
kompetensi cukup tinggi.
Gambar 2.3 Manusia Sebagai Operator untuk Mengontrol Jalannya Proses Produksi dalam Industri 4.0
Sumber: Ferlyn (2022).
1. Teknologi yang Menjadi Pilar Utama Revolusi Industri 4.0
Terdapat sembilan teknologi yang menjadi pilar dalam pengembangan industri
digital, yaitu internet of things, arti�cial intelligence, big data, cloud computing,
additive manufacturing, augmented reality, cyber security, simulation, dan system
integration.
Aktivitas 2.3
Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai sembilan teknologi yang
menjadi pilar Revolusi Industri 4.0 serta contohnya. Kamu dapat mengumpulkan
informasinya melalui buku, internet, jurnal, atau sumber relevan lainnya.
Sajikan hasilnya di buku tugas dan presentasikan secara bergantian di depan
kelas.

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 21
2. Penerapan Dasar Teknologi Industri 4.0 dalam Lingkup Teknik
Kimia Industri
Gambar 2.4 Digitalisasi Industri dalam Industri 4.0
Sumber: Jamesteohart/Canva.com (2022)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi dasar kemajuan
industri kimia, khususnya dalam proses produksi. Dampaknya, proses industri
berjalan lebih e�sien dan menghasilkan produk berkualitas sesuai kebutuhan
konsumen. Sejak Industri 3.0 dan awal mula penggunaan komputer, industri
kimia telah menerapkan teknologi komputasi dalam proses industri. Proses
produksi mengunakan mesin-mesin secara otomatis dan terkontrol oleh sistem.
Manusia memegang peran sebagai brainware untuk mengembangkan program
komputer yang sesuai. Peran tersebut bertujuan agar proses produksi berjalan
dengan baik serta operator menjadi pengontrol jalannya proses. Kondisi ini
mendorong industri kimia menjadi salah satu industri yang siap menerapkan
teknologi dalam Industri 4.0.
Beberapa contoh penerapan teknologi Industri 4.0 dalam proses industri
kimia sebagai berikut.
a. Internet of Things (IoT) dalam Proses Industri Kimia
Pesatnya perkembangan teknologi mendorong kemudahan berbagai aktivitas
manusia di berbagai bidang kehidupan. Sebagai contoh, dengan koneksi internet,
kamu dapat menyalakan atau mematikan lampu rumah dari jarak jauh. Selain
itu, keberadaan internet memudahkan serangkaian sistem atau perangkat dapat
saling terkoneksi.
Dalam Industri 4.0, penerapan jaringan internet akan memungkinkan semua
unit proses dalam industri kimia terkoneksi sehingga dapat menampilkan data
real time. Sebagai contoh, penggunaan teknologi di perusahaan farmasi yang

22 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
memanfaatkan IoT dengan memasang sensor pada sistem mesin produksi,
seperti liqiud mixing, liquid �lling, dan tablet coater yang terhubung software
tertentu. Data pada tiap unit proses pun dapat ditampilkan secara real time.
Setiap kondisi yang terjadi pada proses dapat dikontrol dan dipantau dengan
baik.
Kemampuan menampilkan data secara real time sangat penting. Bahkan,
apabila terjadi permasalahan secara mendadak juga dapat segera terdeteksi
dan teratasi lebih cepat. Dengan koneksi internet, data-data real time tiap unit
proses dapat ditampilkan pada perangkat lain, bahkan dapat dipantau dari
jarak jauh menggunakan perangkat mobile. Teknologi ini memudahkan
pengawasan seluruh proses secara terpusat dan proses pemantauan keseluruhan
proses secara terpusat dapat dilakukan dengan lokasi unit proses yang terpisah.
b. Arti�cial Intelligence (AI) dalam Proses Industri Kimia
Dalam industri kimia, AI diaplikasikan dalam bidang riset untuk pengembangan
produk dalam proses produksi, pemasaran, serta distribusi. Penerapan AI dalam
industri kimia sebagai berikut.
1) Arti�cial Intelligence (AI) untuk Optimasi Proses dan Produk
Proses produksi dalam industri kimia memiliki kondisi operasi tertentu,
seperti suhu, tekanan, dan konsentrasi larutan. Data-data kondisi operasi
tersebut dapat dideteksi oleh sensor dan ditampilkan datanya secara real
time setiap saat. AI akan mengolah data-data tersebut sehingga dapat
mengoptimalkan setting kondisi operasi saat proses produksi, serta dapat
melakukan trouble shooting saat terjadi ketidaksesuaian kondisi operasi
selama proses. Dengan demikian, kesalahan produksi dapat dihindari dengan
hasil produk yang konsisten. Selain itu, AI dapat diterapkan untuk memprediksi
dan menyimulasi variasi produk baru dengan kualitas lebih baik.
2) Arti�cial Intelligence (AI) untuk Memprediksi Kualitas Produk
Kesesuaian kualitas produk dengan standar yang telah ditetapkan biasanya
dilakukan pemeriksaan oleh seorang staf khusus. Apabila kondisi barang
tidak sesuai standar, akan disimpan dan tidak dipasarkan keluar. Dengan
adanya AI, kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Melalui
algoritma-algoritma yang diterapkan pada sistem dan analisis data real
time yang diperoleh selama proses produksi berlangsung, permasalahan
dapat terdeteksi sejak dini. AI akan memberikan informasi secara cepat
saat terjadi masalah, sehingga produk dapat diselamatkan atau proses
produksi dapat dihentikan sementara agar tidak menimbulkan kerugian
besar bagi industri.

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 23
3) Arti�cial Intelligence (AI) untuk Memprediksi Pemeliharaan Peralatan
Industri kimia pada umumnya terdiri atas beberapa unit proses yang
menggunakan peralatan berat, besar, dan kompleks. Pemeliharaan peralatan
biasanya dilakukan berdasarkan jadwal atau saat alat mengalami kerusakan.
Apabila terjadi kerusakan pada alat, produksi terpaksa dihentikan dan
mengalami keterlambatan.
Dengan menerapkan teknologi AI, data operasional dan historis alat
selama beroperasi dapat dianalisis dan dinilai performanya pada masa
mendatang. Dengan demikian, pelaku industri kimia dapat menentukan
waktu yang tepat untuk melakukan perawatan untuk menghindari kerusakan
pada alat. Upaya ini bertujuan mengurangi terjadinya pemberhentian proses
produksi yang tidak terencana dan mengurangi biaya maintenance/
pemeliharaan.
c. Cloud Computing dalam Proses Industri Kimia
Cloud computing merupakan sebuah teknologi menggunakan internet sebagai
pusat pengelolaan data dan aplikasi. Aplikasi teknologi 4.0 dalam dunia industri
tidak terlepas dari data-data digital. Data-data digital ini membutuhkan media
penyimpanan yang mudah diakses setiap saat dan di mana saja. Dengan cloud
computing, pelaku industri dapat lebih mudah memperoleh akses data kapan
dan di mana pun serta dalam pengolahan antardata.
d. Augmented Reality (AR) dalam Proses Industri Kimia
Pernahkah kamu melakukan kunjungan museum secara virtual? Museum
virtual merupakan salah satu contoh penerapan teknologi Augmented Reality
(AR). Dengan bantuan AR, objek museum dapat dihadirkan dalam dunia nyata.
Teknologi ini memberikan pengalaman baru dan menyenangkan bagi pengguna
karena dapat berinteraksi dalam dunia nyata dengan objek. Lantas, bagaimana
penerapan teknologi AR dalam dunia industri kimia?
1) Augmented Reality (AR) dalam Proses Kontrol Industri
Penggunaan aplikasi AR dalam industri kimia memungkinkan para operator
mengontrol alat-alat industri bekerja. Melalui aplikasi yang terhubung
dengan smartphone atau dengan kacamata AR, operator dapat memperoleh
bayangan visual saat mesin-mesin beroperasi secara real time.
Teknologi AR membawa banyak kemajuan dan kemudahan dalam
mengontrol proses industri. AR juga bermanfaat bagi unit dengan kondisi
proses yang ekstrem dan membahayakan pekerja. AR mampu meminimalisasi
interaksi antara pekerja dengan peralatan secara langsung.

24 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2) Augmented Reality (AR) dalam Perbaikan (Maintenance) Alat Industri
AR juga dapat diterapkan dalam proses perbaikan (maintenance) alat-alat
industri. AR membantu melihat kondisi alat secara jelas. Dengan demikian,
akan diketahui bagian yang perlu diperbaiki dan yang tidak, tanpa harus
membongkarnya atau melihat secara �sik terlebih dahulu. Upaya ini
memudahkan proses maintenance karena perbaikan dapat berfokus pada
bagian tertentu saja. Dengan demikian, biaya perbaikan dan perawatan
alat juga dapat diminimalisasi.
Dengan kombinasi teknologi AR dan video conference, teknisi juga dapat
membantu perbaikan dengan memberikan rekomendasi perbaikan alat,
tanpa harus datang secara �sik ke industri. AR memberikan kemudahan
untuk berkomunikasi antardivisi jika terjadi permasalahan, tanpa harus
bertatap muka.
Gambar 2.5 Penggunaan teknologi AR untuk memeriksa alat industri dengan aplikasi smartphone
Sumber: Nanostockk/Canva.com (2022)
3) Augmented Reality (AR) dalam Pemasaran Produk
AR dapat diterapkan dalam pemasaran produk. AR memberikan pengalaman
menarik bagi konsumen untuk melihat produk. Dengan bantuan AR, contoh
produk tidak hanya dalam bentuk foto produk dua atau tiga dimensi, tetapi
produk dapat terlihat lebih jelas seperti nyata. Konsumen dapat lebih
merasakan bentuk produk tersebut seolah-olah memegangnya, padahal
hanya visualisasi produk. Upaya ini akan meningkatkan kepuasan konsumen
terhadap produk yang dibeli karena sesuai dengan penawaran dan keinginan
konsumen.
AR juga sangat berguna dalam pengaturan gudang sebelum produk
dipasarkan. Dengan bantuan AR, karyawan dapat lebih mudah
mengidenti�kasi lokasi produk disimpan, jadwal pengiriman, dan jumlah
stok seperti tampak pada gambar 2.6.

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 25
Gambar 2.6 Penerapan AR dalam pengaturan produk di gudang
Sumber: Nanostockk/Canva.com, (2022)
e. Cyber Security dalam Proses Industri Kimia
Penerapan teknologi Industri 4.0 berpengaruh terhadap kegiatan industri dalam
melakukan proses transfer data dan penggunaan koneksi internet. Oleh karena
itu, diperlukan cyber security untuk menjaga keamanan data-data dan informasi
industri. Dengan sistem keamanan siber yang baik, data-data dan informasi
penting dari industri tidak dapat diretas. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan sistem keamanan enkripsi saat proses transfer data atau informasi
digital.
Itulah beberapa contoh penerapan teknologi Industri 4.0 yang membawa
dampak cukup besar dalam industri kimia. Teknologi tersebut sebenarnya
berkaitan dan saling mendukung dalam penerapannya di industri. Dengan
demikian, terbentuk digital industri yang dikenal sebagai smart factory.
Saat ini Indonesia juga mempersiapkan diri menghadapi Revolusi Industri
4.0. Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0 Kementerian Perindustrian
tahun 2018-2030, berikut ini adalah rencana startegis yang dilakukan oleh
industri kimia dalam menghadapi Revolusi 4.0.
Tabel 2.1 Rencana Strategis Industri Kimia di Indonesia Menghadapi Revolusi 4.0
Aspek Teknologi Industri 4.0 yang Digunakan
Manajemen
Aset
Internet of Things untuk pengoperasian peralatan (turbin,
kompresor, estruders, dan lainnya).
Arti�cial Intelligence untuk mendiagnosis potensi kerusakan
peralatan serta menyusun jadwal perawatan dan rencana
pengadaan komponen.

26 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Aspek Teknologi Industri 4.0 yang Digunakan
Manajemen
Sumber Daya
Internet of Things untuk memonitor kondisi operasi proses, seperti
aliran, suhu, tekanan, konsentrasi, dan lainnya.
Arti�cial Intelligence (AI) untuk melakukan data mining dan modelling.
Manajemen
Risiko
Keamanan
Tenaga Kerja
Advanced Robotics (AR) untuk memudahkan tenaga kerja dalam
melakukan pemeriksaan peralatan/lokasi pabrik yang berbahaya,
seperti jalur kabel dan pipa tangki kimia.
VR Wearable untuk melatih pekerja secara virtual dalam
menangani berbagai situasi di lokasi.
Manajemen
Supply Chain
3D printing untuk pengembangan produk.
AI untuk menyusun perkiraan peluang pemasaran dan permintaan
konsumen dengan mempertimbangkan berbagai variabel, seperti
dampak musim, perubahan regulasi, dan strategi perusahaan.
IoT untuk memonitor kondisi bahan kimia selama pengiriman
serta mengirimkan peringatan dan troubleshooting jika terjadi
masalah selama proses pengiriman bahan kimia.
Sumber: Dokumen Making Indonesia 4.0, Kementerian Perindustrian (2018)
Aktivitas 2.4
Mengidenti�kasi Industri Kimia yang Menerapkan Teknologi 4.0
Aktivitas ini berbentuk proyek dan dikerjakan di luar jam pelajaran. Bentuklah
kelompok yang terdiri atas 3–4 peserta didik. Carilah informasi tentang
industri kimia di daerah tempat tinggalmu dan di Indonesia yang menerapkan
teknologi 4.0. Selanjutnya, buatlah laporan tentang hal-hal berikut.
1. Apa nama industri tersebut dan produk apa yang dihasilkan?
2. Apa saja teknologi Industri 4.0 yang diterapkan?
3.
Bagaimana teknologi tersebut diterapkan pada tahapan proses produksi
industri kimia?
4. Bagaimana pengaruh penerapan teknologi 4.0 terhadap perkembangan
industri tersebut?
5.
Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan oleh industri tersebut untuk
menjadi smart factory?
Kalian dapat mencari informasi dengan mewawancarai alumni atau wali murid
yang bekerja di industri, melakukan kunjungan industri, atau mencari informasi
melalui berbagai sumber yang relevan, seperti buku, jurnal, atau internet.
Cantumkan sumber-sumber yang kalian gunakan. Catatlah hasil informasi
yang kalian peroleh untuk dilaporkan pada akhir pertemuan Bab 2.

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 27
C. Product Life Cycle pada Industri Kimia
Product life cycle atau siklus hidup produk merupakan tahapan-tahapan yang
dilalui oleh suatu produk mulai dari diluncurkan ke pasar, produk mulai dikenal
dan naik daun, sampai akhirnya hilang di pasaran karena sudah tidak lagi
dibutuhkan atau karena persaingan produk.
Siklus hidup produk secara umum terbagi atas empat tahapan sebagai
berikut.
1.
Tahap pengenalan (introduction), merupakan tahap mengenalkan atau
meluncurkan produk baru ke pasar. Diperlukan strategi agar pasar
mengetahui dan mengenal suatu produk, serta dilakukan pengiklanan
produk yang umumnya membutuhkan modal tinggi.
2.
Tahap pertumbuhan (growth), merupakan tahap ketika pasar sudah mengenal
produk, penjualan meningkat, dan produsen memperoleh keuntungan.
3.
Tahap kedewasaan (mature), merupakan tahap ketika produksi semakin besar,
tetapi mulai ada persaingan pasar dengan produk lain. Minat konsumen
terhadap produk mulai turun. Biasanya produsen mulai menurunkan harga
untuk mempertahankan konsumen. Produsen mulai melakukan inovasi produk.
4. Tahap penurunan (decline), merupakan tahap ketika produk mengalami
penurunan eksistensi di pasar. Pasar mulai bosan dan ingin beralih ke
produk yang lebih baru. Inovasi produk dilakukan untuk mempertahankan
produknya di pasaran, seperti berganti kemasan atau menambah varian.
Siklus hidup produk ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
perkembangan teknologi, perubahan tren dalam masyarakat, banyaknya
kompetitor, dan kondisi ekonomi masyarakat.
Gambar 2.7 Tahapan Siklus Hidup Produk

28 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Berikut ini contoh siklus hidup produk teh kemasan.
2. Tahap 1. Tahap Pengenalan 3. Tahap Kedewasaan 4. Tahap Penurunan
1
3
4
2
1. Tahap Pengenalan
●Produk Tehmoe baru
diluncurkan dengan
menjual teh seduh.
●Dilakukan Promosi
“CICIP TEH” di pasar-
pasar.
●Penjualan teh seduh
yang kurang diminati,
Tehmoe dijual dalam
bentuk botol.
2. Tahap Pertumbuhan
●Penjualan teh botol
TehMoe semakin marak
dilakukan. Produk dijual
ke warung, supermarket,
dan kios-kios. Produk
semakin terkenal di
masyarakat.
3. Tahap Kedewasaan
●Pasar mulai jenuh
denganproduk, dan
muncul persaingan pasar
dengan produk yang baru.
●Produsen melakukan
inovasi dengan kemasan
botol menjadi lebih kecil
sehingga lebih mudah
dibawa dan menambah
varian-varian rasa
sehingga menarik pembeli.
4. Tahap Penurunan
●Penjualan produk
semakin menurun.
●Produsen melakukan
beragam inovasi produk
seperti membuat
kemasan baru dalam
botol plastik, tetra pak,
pouch, varian baru
seperti minuman teh
tanpa gula atau rendah
gula dan teh celup.
Gambar 2.8 Siklus Hidup Produk Teh Kemasan
Aktivitas 2.5
Carilah satu barang di rumahmu yang termasuk hasil industri kimia.
Selanjutnya, carilah siklus hidup produk tersebut dari awal diluncurkan
sampai saat ini! Sajikan hasilnya di buku catatanmu.
Aktivitas 2.6
Aktivitas ini termasuk tugas Proyek Bab 2 yang dikerjakan di luar jam pelajaran.
Coba gali lebih dalam mengenai industri kimia yang telah kalian pilih pada
Aktivitas 2.4. menggunakan beberapa pertanyaan berikut.
1. Apa jenis produk yang dihasilkan?
2. Apa saja tahapan proses untuk menghasilkan produk?
3. Bagaimana siklus hidup produk tersebut dari awal diluncurkan sampai
saat ini?
Catatlah hasil informasi yang kalian peroleh untuk dilaporkan di akhir
pertemuan Bab 2.

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 29
D. Pengendalian Limbah (Waste Control) di Industri Kimia
Coba perhatikan tempat sampah di dapur rumahmu. Kamu tentu akan melihat
sampah rumah tangga sisa hasil memasak di tempat sampah tersebut.
Sebagaimana di dapur, industri kimia dengan berbagai unit produksinya tentu
menghasilkan limbah. Bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku,
mungkin memiliki sisa-sisa bahan yang akan berakhir menjadi sampah/limbah.
Bahan kimia yang digunakan tersebut dapat berbahaya dan tidak berbahaya.
Selain itu, dalam proses penanganan atau treatment bahan baku, seperti
pengecilan ukuran, pencampuran, dan lainnya juga berpotensi menghasilkan
limbah atau sampah. Selanjutnya, saat melewati proses produksi, dengan proses
kimia dan �sika tentu akan menghasilkan limbah atau sampah.
Setiap industri kimia akan menghasilkan banyak limbah. Oleh karena itu,
setiap industri kimia memiliki unit pengendalian limbah. Unit tersebut berguna
untuk mengolah limbah agar aman bagi lingkungan. Adapun jenis-jenis limbah
yang dihasilkan industri kimia antara lain limbah kimia organik, limbah kimia
anorganik, limbah pelarut atau solvent, limbah yang mudah meledak, limbah
radioaktif, limbah yang tidak aktif, limbah yang dapat diuraikan (biodegradable),
limbah yang berminyak, limbah bahan-bahan logam atau besi, dan limbah
umum yang terkontaminasi.
Aktivitas 2.7
1. Pilihlah jenis-jenis sampah yang kalian temui di rumah atau sekitar
lingkungan tempat tinggal kalian. Catat hasilnya dalam tabel berikut ini.
Jenis Sampah Rumah Tangga Contoh
Sampah organik
Sampah anorganik
Jenis Sampah Rumah Tangga Contoh
Sampah yang tidak dapat diolah
kembali
Sampah yang dapat diolah lagi

30 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Selanjutnya, carilah contoh jenis limbah industri dan sajikan seperti pada
tabel berikut.
Jenis Limbah industri Contoh
Limbah kimia organik
Limbah kimia anorganik
Limbah pelarut atau solvent
Limbah yang mudah meledak
Limbah radioaktif
Limbah bahan-bahan logam atau besi
Limbah yang dapat diuraikan
(biodegradable)
1. Karakteristik Air Limbah Industri
Sebelum melakukan pengendalian air limbah industri perlu diketahui karakteristik
air limbah yang akan diolah. Karakteristik air limbah industri sebagai berikut.
a. Karakteristik Fisika
Kondisi �sik limbah ini dapat dilihat secara jelas dan dirasakan langsung.
Sebagai contoh, kekeruhan, bau, warna, suhu, dan kandungan endapan.
b. Karakteristik Kimia
Kandungan kimia yang terkandung dalam air limbah sebagai berikut.
1) Kimia organik, seperti minyak, protein, lemak, dan lainnya. Besaran
yang biasanya digunakan untuk mengukur pencemaran kimia organik
dalam air limbah, yaitu BOD dan COD.
2)
Kimia anorganik, seperti kandungan senyawa klorida, sulfur, tembaga,
timbal, Cs, Cr, As, dan lainnya. Selain itu, dalam air limbah terdapat
kandungan gas-gas beracun, seperti gas metana.
c. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi merupakan kandungan makhluk hidup dalam air limbah,
seperti lumut, bakteri, virus, plankton, benthos, dan lainnya (Solichin, 2012).
2. Pengendalian Air Limbah Industri Kimia
Pengendalian air limbah industri kimia dapat dilakukan melalui empat cara
berikut.

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 31
a. Proses Pengolahan Fisika
Sebelum proses pengolahan air limbah dalam industri kimia biasanya
dilakukan pemisahan padatan-padatan dari cairan terlebih dahulu. Proses
ini disebut pengolahan �sika. Proses ini bertujuan untuk mengurangi beban
pengolahan selanjutnya, menyeleksi bahan-bahan yang masih bermanfaat
dan dapat digunakan kembali, serta menghindari kerusakan peralatan
seperti pipa, dan pompa. Pengolahan �sika yang dapat dilakukan, yaitu
mengayak, sedimentasi, dan pengapungan (Ervina, 2018).
1)
Mengayak bertujuan menyaring partikel-partikel besar menggunakan
ayakan.
2)
Sedimentasi merupakan proses pemisahan partikel-partikel dengan
proses pengendapan. Partikel yang memiliki massa lebih berat daripada
air akan mengendap dan dapat dipisahkan dari air limbah.
3)
Pengapungan merupakan pemisahan partikel dengan berat yang lebih
rendah daripada air. Misalnya, memisahkan kandungan minyak dari
air limbah.
b. Proses Pengolahan Kimia
Proses ini menggunakan zat-zat kimia untuk mengurangi jumlah zat
pencemar yang terkandung dalam air limbah. Proses pengolahan secara
kimia yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1) Netralisasi
Proses ini dilakukan untuk melakukan penetralan air limbah dengan
nilai pH yang terlalu rendah atau terlalu tinggi sebelum dibuang ke
lingkungan.
2) Presipitasi
Presipitasi merupakan salah satu cara untuk menghilangkan zat terlarut
dalam air limbah. Proses ini dilakukan dengan menambahkan zat kimia
yang dapat bereaksi dengan zat terlarut tersebut dan menghasilkan
padatan-padatan atau endapan. Presipitasi biasanya digunakan untuk
menghilangkan logam berat, sulfat, �orida, dan garam-garam besi.
3) Koagulasi atau Flokulasi
Proses ini bertujuan membentuk gumpalan-gumpalan pada zat terlarut
atau kontaminan dalam air limbah. Proses koagulasi ini dilakukan pada
air limbah yang berbentuk koloid. Dengan penambahan koagulan,
partikel koloid akan bersatu dan membentuk gumpalan yang besar.
Koagulan yang biasa digunakan dalam industri kimia antara lain alum,
ferro sulfat, poly aluminium chlorida, dan lainnya.

32 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
c. Proses Pengolahan Biologi
Proses ini dilakukan untuk mengurangi zat organik dengan bantuan
mikroorganisme melalui reaksi biokimia. Jenis proses yang dapat dilakukan
dalam pengolahan biologi sebagai berikut.
1) Proses secara aerob, yaitu proses pengolahan limbah dengan adanya
kandungan oksigen yang dapat digunakan mikro organisme untuk
menguraikan limbah.
2)
Proses secara anaerob, yaitu proses pengolahan limbah yang tidak
tersedia kandungan oksigen sehingga bakteri akan menguraikan zat
organik menjadi gas metan.
3)
Proses secara fakultatif, yaitu mikroorganisme yang digunakan dalam
proses pengolahan limbah mampu beradaptasi baik pada kondisi
tersedia oksigen maupun tidak.
Unit yang biasa digunakan pada proses pengolahan limbah secara
biologis ada dua, yaitu reaktor lumpur aktif atau unit aerasi dan kolam
stabilisasi (Solichin, 2012).
d. Pengolahan Lanjut dengan Cara Khusus
Selain ketiga metode yang telah dijelaskan di atas, ada juga kondisi air
limbah yang tidak dapat ditangani menggunakan metode tersebut. Misalnya,
air limbah yang mengandung ion-ion organik. Metode lain yang dilakukan
untuk menangani masalah limbah tersebut meliputi pengolahan dengan
ion exchange, adsorpsi karbon aktif, reserve osmosis, dan lainnya.
Selain proses pengolahan limbah, pengendalian limbah di industri kimia dapat
dilakukan dengan penerapan produksi bersih. Produksi bersih ini menerapkan
prinsip 5R, yaitu Rethink, Reduction, Reuse, Recycle, dan Recovery.
Aktivitas 2.8
Aktivitas ini menjadi tugas Proyek Bab 2 yang dikerjakan di luar jam pelajaran.
Berdasarkan industri kimia yang telah dipilih pada Aktivitas 2.4 dan Aktivitas
2.6, selanjutnya carilah informasi mengenai beberapa pertanyaan berikut.
1. Apa jenis produk yang dihasilkan oleh industri kimia?
2. Apa saja jenis limbah yang dihasilkan oleh industri kimia tersebut?
3.
Bagaimana cara pengolahan limbah dan pembuangannya ke
lingkungan?
Catatlah hasil informasi yang kalian peroleh untuk dilaporkan pada akhir
pertemuan Bab 2.

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 33
Aktivitas 2.9
Melakukan Percobaan Penjernihan Air Limbah
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3–5 peserta didik. Selanjutnya, lakukan
kegiatan percobaan penjernihan air limbah berikut ini.
Alat dan Bahan:
Kasa, pasir, arang aktif, kerikil, botol plastik 1,5 L, ijuk, Zeolit, dan air limbah.
Langkah Kerja:
1. Potong bagian dasar botol hingga menjadi terbuka.
2.
Masukkan kain kasa ke dalam botol plastik dari posisi terbalik (mulut botol
di bagian bawah dan dasar botol yang terbuka di bagian atas), sehingga kasa
memenuhi bagian mulut botol.
3. Masukkan bahan-bahan: Kasa, pasir, arang aktif, kerikil, ijuk, Zeolit ke
dalam botol. Tentukan urutan peletakkan bahan tersebut agar diperolah
air yang jernih.
4. Masukkan sampel air limbah ke dalam botol plastik secara perlahan dan
buka tutup pada mulut botol. Air hasil �ltrasi dan adsorpsi akan keluar
melalui mulut botol.
5.
Bandingkan hasil air limbah sebelum masuk botol dengan air yang keluar
dari botol.
Buatlah kesimpulan dan laporan dari hasil percobaan dalam bentuk slide
presentasi, video, atau laporan tertulis.
E. Pengaruh, Peran, dan Kontribusi Industri Kimia dalam Isu
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Pada gambar 2.9 kamu dapat melihat tanah mengering akibat pemanasan global
(sebelah kiri) dan dan suhu bumi normal sehingga rumput tumbuh subur di
tanah (kanan). Gambar tersebut menunjukkan ciri terjadinya pemanasan global.
Pemanasan global merupakan sebuah fenomena peningkatan suhu bumi, baik
di atmosfer, darat, maupun lautan.
1. Isu Pemanasan Global
Bagaimana proses terjadinya pemanasan global?
Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah
kaca. Efek rumah kaca di bumi disebabkan oleh
kandungan gas CO
2
yang sangat banyak di atmosfer.
Akibatnya, cahaya matahari yang sampai ke bumi
tidak dapat dipantulkan kembali ke luar atmosfer
Gambar 2.9 Perbandingan kondisi bumi
normal dan terjadi pemanasan global
Sumber: Gorsh13/Canva.com (2022)

34 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
karena tertahan oleh jumlah gas CO
2
yang cukup banyak. Hal ini menyebabkan
cahaya matahari terperangkap sehingga suhu di bumi pun meningkat (Hari, 2019).
Lantas, bagaimana keterkaitan industri kimia dengan isu pemanasan global?
Pembukaan lahan untuk area industri terkadang harus dengan melakukan
penebangan pohon pada area hutan. Hal ini secara langsung menyebabkan
makin berkurangnya jumlah pohon yang dapat menangkap gas CO
2
di atmosfer.
Selain itu, aktivitas industri kimia, seperti penggunaan mesin produksi dan alat
transportasi untuk distribusi produk yang menghasilkan polusi gas CO
2
juga
mendorong terjadinya pemanasan global.
Para ilmuwan dalam bidang teknik kimia terus mengembangkan penelitian
dan ilmu pengetahuan untuk menanggulangi masalah polusi gas CO
2
. Beberapa
hasil penelitian, seperti material-material yang dapat digunakan untuk
mengadsorpsi gas CO
2
sudah banyak dihasilkan. Material ini dapat dimanfaatkan
oleh industri kimia untuk mengurangi emisi gas CO
2
yang dibuang ke udara. Para
peneliti pun terus berusaha mengembangkan proses industri yang lebih ramah
lingkungan dan meminimalisasi pelepasan emisi gas-gas berbahaya ke atmosfer.
Gambar 2.10 Emisi gas dari aktivitas industri dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global
Sumber: Aluxum/Canva.com (2022)
2. Perubahan Iklim
Peningkatan suhu bumi akibat pemanasan global berdampak terjadinya
perubahan iklim. Iklim akan mulai tidak stabil. Misalnya, suhu di daerah tropis
akan menjadi lebih hangat, sedangkan suhu pada musim kemarau akan
meningkat. Kondisi demikian menyebabkan banyak air yang menguap dari
lautan sehingga menyebabkan tingkat kelembapan makin meningkat dan curah
hujan makin tinggi. Perubahan-perubahan tersebut juga dapat menyebabkan
angin yang bertiup menjadi lebih kencang. Akibatnya, pola cuaca sulit diprediksi
dan menjadi ekstrem (Hari, 2019).
Industri kimia ikut andil sebagai penyebab terjadinya perubahan iklim.
Aktivitas industri kimia menjadi penyumbang emisi karbon yang cukup besar

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 35
di atmosfer. Kondisi demikian mendorong industri kimia menerapkan konsep
industri hijau untuk mengurangi emisi karbon. Misalnya, dengan menggunakan
mesin produksi yang rendah emisi karbon serta mengembangkan teknologi
penangkapan karbon yang menjadi hasil proses produksi.
Aktivitas 2.10
Carilah artikel di surat kabar, majalah, atau berita online mengenai berita
tentang dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Analisislah dan
sajikan hasilnya di buku catatan, kemudian presentasikan di depan kelas.
Aktivitas 2.11
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3–4 peserta didik. Bersama kelompok
kalian buatlah infogra�k tentang pemanasan global dan perubahan iklim.
Cantumkan beberapa poin seperti pengertian, penyebab, dampak terhadap
kehidupan, peran industri kimia dalam isu tersebut, dan upaya mengatasinya.
Presentasikan hasilnya di depan kelas atau bagikan di media sosial untuk
dinilai oleh guru.
F. Peraturan Ketenagakerjaan pada Industri Kimia
Tenaga kerja di dunia industri dilindungi oleh hukum, yaitu Undang-Undang
Ketenagakerjaan untuk menjamin hak-hak karyawan agar dapat terpenuhi
dengan baik oleh perusahaan. Undang-undang ketenagakerjaan ini berisi tentang
perjanjian kerja, waktu kerja, jam lembur, outsourcing, sakit, cuti, penghitungan
upah pokok, sanksi pekerja dan perusahaan, pemutusan hubungan kerja,
tuntutan kedaluwarsa, serta pesangon.
Tenaga kerja di industri kimia bekerja dalam lingkungan kerja yang berisiko,
seperti penggunaan bahan kimia berbahaya, mesin produksi, atau paparan
radiasi gelombang. Oleh karena itu, tenaga kerja perlu memperoleh perlindungan
hukum atas keamanan dan keselamatan mereka di lingkungan kerja. Hal ini
diatur oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor
5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas kerja di industri berdasarkan
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan sebagai berikut.
1. Faktor �sika meliputi iklim kerja, kebisingan, getaran, radiasi gelombang
mikro, radiasi ultraviolet, radiasi medan magnet statis, tekanan udara dan
pencahayaan yang disebabkan oleh penggunaan mesin, peralatan, bahan,
dan kondisi lingkungan sekitar tempat kerja.

36 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Faktor kimia meliputi kontaminan kimia di udara berupa gas, uap, dan
partikulat yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dan turunannya
di tempat kerja.
3.
Faktor biologi yang meliputi hewan, tumbuhan dan produknya, serta
mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.
4.
Faktor ergonomi yang meliputi cara kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban
angkat terhadap tenaga kerja.
5.
Faktor psikologi yang merupakan hubungan antarpersonal di tempat kerja.
Hal-hal tersebut diatur oleh pemerintah sebagai acuan bagi industri agar
lingkungan kerja aman tidak menimbulkan gangguan atau penyakit pada tenaga
kerja.
Aktivitas 2.12
Apa dampak yang terjadi jika pemerintah tidak menetapkan peraturan tentang
ketenagakerjaan? Jelaskan pendapatmu secara lisan di kelas.
Aktivitas 2.13
Aktivitas ini menjadi tugas Proyek Bab 2 yang dikerjakan di luar jam pelajaran.
Carilah informasi mengenai sistem ketenagakerjaan di industri kimia yang
telah kalian cari pada tugas sebelumnya. Kalian dapat melakukan wawancara
dengan salah satu karyawan atau alumni yang bekerja di sana. Pertanyaan
yang dapat kalian ajukan antara lain mengenai upah (sesuai dengan
jabatannya), waktu kerja, serta kondisi lingkungan kerja (terkait kontaminan
bahan kimia dan penggunaan peralatan atau mesin produksi).
Lakukan analisis kesesuaian peraturan yang berlaku dengan hasil
wawancara yang kalian lakukan. Gabungkan informasi yang kalian peroleh
dari Aktivitas 2.4, 2.6, 2.8, dan 2.13. Selanjutnya, buatlah laporan Proyek
Bab 2. Sajikan dalam bentuk slide presentasi dari laporan tersebut untuk
dipresentasikan di depan kelas.
Rangkuman
1. Pada era Industri 4.0, ada sembilan teknologi yang menjadi pilar utama
dalam mengembangkan industri yang siap digital, yaitu internet of things,
arti�cial intelligence, big data, cloud computing, additive manufacturing,
augmented reality, cyber security, simulation, dan system integration.
2. Product life cycle atau siklus hidup produk merupakan tahapan-tahapan
yang dilalui oleh suatu produk mulai dari diluncurkan ke pasar, produk

Bab 2 Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global di Dunia Industri Kimia 37
mulai dikenal dan naik daun, sampai akhirnya hilang di pasaran karena
sudah tidak lagi dibutuhkan atau karena persaingan produk.
3.
Pengendalian air limbah industri kimia bisa dilakukan dengan empat cara,
yaitu pengolahan secara �sika, kimia, biologi, dan proses pengolahan lanjut
dengan cara khusus.
4.
Industri kimia juga ikut andil menjadi penyebab terjadinya pemanasan
global dan perubahan iklim, yaitu emisi gas CO
2
yang dihasilkan dari proses
produksi yang dibuang ke atmosfer. Namun, industri kimia saat ini juga
terus mengembangkan proses dengan teknologi ramah lingkungan.
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut!
1. Bagaimana perkembangan teknologi dalam peralatan dan proses dalam
industri dari konvensional hingga modern seperti saat ini? Jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan teknologi yang menjadi pilar Industri 4.0!
3. Jelaskan penerapan teknologi Industri 4.0 dalam industri kimia!
4.
Bagaimana cara yang dilakukan industri kimia dalam me ngendali kan
limbah industri?
5.
Jelaskan beberapa hal yang diatur dalam Peraturan Menteri Ke tenagakerjaan
untuk melindungi keselamatan tenaga kerja di lingkungan industri kimia!
Pengayaan
Pindailah QR Code di samping untuk menambah
pengetahuanmu mengenai penerapan teknologi Industri 4.0
dalam industri kimia di Indonesia. Pranala: https://youtu.be/
FErbfTOJB3k (Kementerian Perindustrian RI/Youtube)
Re�eksi
Berilah tanda centang pada kolom Ya atau Tidak sesuai pernyataan yang tersedia!
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya mampu memahami perkembangan
proses produksi pada industri kimia, mulai
dari konvensional hingga modern.

38 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
No. Pernyataan Ya Tidak
2. Saya mampu menjelaskan pengaruh teknik
digitalisasi di industri dan penerapan
Revolusi Industri 4.0 di industri kimia.
3. Saya mampu menjelaskan konsep product life
cycle di industri kimia.
4. Saya mampu menjelaskan pengaruh isu
pemanasan global dan perubahan iklim
terhadap industri kimia.
5. Saya mampu memahami pengolahan limbah
di industri kimia.
6. Saya mampu menjelaskan penerapan
peraturan ketenagakerjaan di industri kimia.

Sumber: Ferlyn (2023)
Profesi apa yang akan kamu tekuni setelah lulus sekolah dalam bidang
keahlian teknik kimia industri?
Bab
3 Profesi, Kewirausahaan,
dan Peluang Usaha
di Bidang Kimia Industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

40 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan kamu mampu:
● menjelaskan ragam profesi di bidang kimia industri;
● menjelaskan ragam wirausaha di bidang kimia industri;
● menganalisis peluang usaha di bidang kimia industri; serta
● merancang rencana wirausaha di bidang kimia industri.
Peta Konsep
Proses Kewirausahaan dan Peluang di
Bidang Kimia Industri
Mempelajari
• Operator
• Staf Penelitian dan
Pengembangan
• Staf Quality
Control
• Desain Pabrik
Kimia
Profesi
• De�nisi
Kewirausahaan
• Asas
Kewirausahaan
• Contoh
Kewirausahaan
Kewirausahaan
• Melihat Peluang
Usaha
• Pemasaran
Peluang Usaha
Kata Kunci
Copywriting, Modal, Operator, Peluang Usaha, Pemasaran, Penelitian dan
Pengembangan, Quality Control, Wirausaha

Bab 3 Profesi, Kewirausahaan, dan Peluang Usaha di Bidang Kimia Industri 41
Gambar 3.1 Profesi operator proses bidang kimia industri dan produk sabun batang sebagai
salah satu hasil wirausaha dalam bidang teknik kimia industri.
Sumber: Ferlyn (2023); whitestorm/Canva.com (2023)
Gambar pertama menunjukkan operator proses sedang bekerja di depan papan
kontrol untuk memastikan proses produksi berlangsung dengan baik dan aman.
Operator proses termasuk salah satu profesi yang dapat dijadikan pilihan bagi
lulusan teknik kimia industri. Selain operator proses, tentu ada profesi lainnya
seperti peneliti di bagian research and development atau staf di bagian quality
control. Bahkan, apabila tidak ingin bekerja di industri, kamu dapat berwirausaha
dengan bekal keilmuan yang dimiliki untuk membuat produk sendiri seperti
tampak pada gambar kedua.
Lantas, profesi apa saja yang dipilih seorang lulusan teknik kimia industri?
Bagaimana peluang usaha di dunia kimia industri?
A. Profesi di Bidang Kimia Industri
Pernahkah kamu membayangkan peluang kerja lulusan teknik kimia? Profesi
apa yang dapat kamu pilih dengan bekal keilmuan yang dimiliki?
Teknik kimia industri merupakan suatu cabang ilmu teknologi yang
mempelajari proses pengolahan bahan mentah menjadi produk atau barang
yang memiliki nilai lebih. Proses pengolahan tersebut melibatkan reaksi kimia
ataupun �sika. Oleh karena itu, ilmu teknik kimia sangat penting untuk
diterapkan, baik dalam perencanaan proses produksi maupun pemeliharaan
proses dalam skala kecil ataupun besar. Berbagai profesi dalam bidang teknik
kimia industri tidak lepas dari proses produksi dalam industri kimia.
Aktivitas 3.1
Coba perhatikan beberapa profesi yang tersedia pada tabel berikut. Menurut
kamu, profesi apa saja yang sesuai dengan bidang teknik kimia industri?
Tuliskan pula alasan jawabanmu. Selanjutnya, presentasikan hasilnya di
depan kelas agar memperoleh tanggapan dari teman dan guru.

42 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Profesi
Sesuai atau Tidak
dengan Bidang Teknik
Kimia Industri
Alasan
Sekretaris
Akuntan
Operator proses
Peneliti atau laboran
(litbang)
Desainer gra�s
Konsultan
Staf quality control
Staf marketing
Pada bidang keahlian Teknik Kimia Industri, kamu mempelajari segala
sesuatu berkaitan dengan proses industri kimia. Program keahlian Teknik Kimia
Industri merupakan kombinasi berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu kimia, �sika,
matematika, proses kontrol, mikrobiologi, prosedur di laboratorium, dan ilmu-
ilmu lain yang menjadi prinsip memproses bahan dalam suatu industri.
Di dunia industri, lulusan teknik kimia biasanya terlibat dalam kegiatan
berikut.
1.
Melakukan penelitian atau riset untuk mengembangkan produk baru yang
lebih berkualitas atau meningkatkan proses produksi yang lebih e�sien.
2.
Mengembangkan prosedur kerja aman dalam proses produksi yang
menggunakan bahan kimia berbahaya.
3. Mengembangkan proses yang lebih optimal dengan sistem pengendalian
proses kimia.
4.
Melakukan tindakan solutif apabila terjadi permasalahan dalam proses produksi.
5. Mengevaluasi peralatan dan proses dalam industri kimia sehingga berjalan
dengan baik dan aman bagi lingkungan.
6. Menyusun anggaran atau estimasi biaya produksi dalam industri.
Beberapa profesi yang sesuai dengan bidang teknik kimia antara lain operator
proses industri, laboran atau staf peneliti di bagian research and development
(penelitian dan pengembangan),, staf bagian quality control, pengajar, konsultan,
dan desainer pabrik kimia. Berikut penjelasan mengenai berbagai profesi tersebut.

Bab 3 Profesi, Kewirausahaan, dan Peluang Usaha di Bidang Kimia Industri 43
1. Operator Proses Industri
Saat mengunjungi suatu industri kimia, kamu akan melihat serangkaian unit
proses, seperti unit reaksi, unit separasi, unit pengolahan limbah, dan lainnya.
Jumlah serangkaian peralatan di tiap-tiap unit tersebut tidak sedikit. Setiap unit
proses dan alat yang digunakan dalam industri kimia harus berada dalam
pengawasan agar bekerja dengan baik. Pihak yang bertanggung jawab
menjalankan peran tersebut adalah operator. Operator proses bertugas
menjalankan serangkaian unit proses dalam industri serta melakukan pengawasan
untuk me mastikan semua proses berjalan dengan baik dan terkendali.
Gambar 3.2 Operator dalam Industri Kimia
Sumber: Ferlyn (2022)
Dalam industri skala besar, biasanya proses produksi berjalan dengan
sistem automasi, yaitu menggunakan sistem komputasi yang menghubungkan
semua unit proses dalam industri. Suatu sistem tersebut berada di sebuah ruang
kendali yang berisi layar-layar dan mesin untuk mengendalikan proses dalam
satu pabrik atau plant. Operator proses bertanggung jawab untuk menjalankan
tugas tersebut.
Dalam ruang kendali, proses on dan off juga dikendalikan secara otomatis.
Pada layar akan ditampilkan proses produksi yang sedang berlangsung. Apabila
terjadi suatu masalah dalam proses produksi, biasanya akan terlihat pada layar
sehingga secara langsung diketahui masalahnya. Operator akan memeriksa
plant dan melakukan tindakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Selain bekerja dalam ruang pengendali, para operator melakukan pemeriksaan
ke plant secara berkala. Para operator bertugas untuk memastikan kondisi
peralatan industri dalam keadaan baik dan terkendali.

44 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Peneliti atau Laboran Bagian Penelitian dan Pengembangan
(Litbang)
Sebagai lulusan teknik kimia, kamu juga dapat bekerja di laboratorium dan
bergabung dengan tim Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Gambar 3.3
menunjukkan seorang ahli teknik kimia sedang melakukan riset atau penelitian
untuk pengembangan produk dan menciptakan produk baru. Misalnya, seorang
peneliti di industri cat, dituntut untuk melakukan penelitian pengembangan
produk, seperti menciptakan cat antiair atau mudah dihapus jika terkena noda.
Gambar 3.3 Penelitian dan pengembangan di industri pupuk untuk menciptakan produk baru.
Sumber: Ferlyn (2022)
Keberadaan tim Litbang sangat penting dalam industri kimia. Tim tersebut
dapat menghasilkan inovasi dalam produk sesuai kebutuhan pasar. Selain itu,
tim Litbang melakukan riset dan pengembangan agar proses produksi berjalan
lebih e�sien dan aman bagi lingkungan.
3. Staf di Bagian Quality Control (QC)
Setiap produk dalam industri harus memiliki kualitas sesuai standar yang
ditentukan oleh industri. Pihak yang berperan memastikan ketepatan standar
pada produk dinamakan quality controller. Gambar 3.4 menunjukkan seorang
staf di bagian QC memeriksa produk akhir suatu industri. Staf QC tersebut perlu
memastikan produk yang dihasilkan sesuai standar yang telah ditentukan, baik
dari segi kualitas maupun pengemasannya.
Proses QC dilakukan sebelum, selama, dan setelah proses produksi
berlangsung. Sebelum proses produksi, seorang QC perlu memastikan bahan
baku yang digunakan telah memenuhi standar yang ditentukan untuk memasuki
proses produksi. Selama proses produksi, QC memastikan hasil-hasil produksi
sesuai dengan standar, baik secara kualitas maupun kuantitas. Adapun setelah

Bab 3 Profesi, Kewirausahaan, dan Peluang Usaha di Bidang Kimia Industri 45
proses produksi, produk yang dipasarkan harus lolos QC. Selain menjamin
kualitas produk, proses tersebut dilakukan sebagai controling process. Dengan
demikian, jika terdapat masalah pada produk yang dihasilkan dapat segera
dilakukan evaluasi pada proses produksi yang sedang berlangsung.
Gambar 3.4 Quality control dalam industri pupuk, dilakukan sampling produk (kiri) dan dianalisis
untuk memastikan kualitas produk sesuai dengan standar yang ditentukan (kanan).
Sumber: Ferlyn (2023)
4. Desainer Pabrik Kimia
Gambar 3.5. Desainer Pabrik Kimia
Sumber: Sabthai/Canva.com (2022)
Berbekal keilmuan yang dimiliki, seorang lulusan teknik kimia berpeluang
menjadi desainer pabrik kimia. Selain mendirikan pabrik kimia yang baru,
mereka dapat mengembangkan industri yang sudah berjalan. Industri kimia
yang sudah berjalan akan terus melakukan pengembangan proses dan produk.
Pengembangan proses dan produk dapat dilakukan melalui penambahan unit-
unit proses baru. Dalam penambahan unit tersebut dibutuhkan para ahli teknik
kimia untuk membuat desain plant atau pabrik. Hal ini karena pembuatan plant
tidak mudah sehingga membutuhkan pengetahuan yang komprehensif karena
harus dilakukan dengan cermat dan teliti.

46 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
5. Wirausaha
Gambar 3.6. Pembuatan Sabun Batang Homemade
Sumber: Microgen/Canva.com (2023)
Selain bekerja di industri, seorang lulusan teknik kimia ber peluang menjadi
wirausaha. Misalnya, dengan wawasan proses esteri�kasi, lulusan teknik kimia
dapat membuat sabun sendiri dan memasarkannya.
Aktivitas 3.2

Bentuklah kelompok yang terdiri atas 2–3 peserta didik. Carilah satu contoh
industri yang bergerak di bidang teknik kimia industri. Coba cari tahu, profesi
apa saja yang ada dalam industri tersebut. Analisislah profesi yang sesuai
dengan bidang teknik kimia. Kalian dapat mencari informasi dengan melakukan
wawancara langsung atau mengumpulkan informasi dari internet. Selanjutnya,
buatlah laporan dari hasil pekerjaan kalian.B. Kewirausahaan di Bidang Kimia Industri
Saat pandemi Covid-19, pemerintah mewa-
jibkan masyarakat untuk menerapkan
protokol kesehatan salah satunya dengan
rajin mencuci tangan untuk mencegah
penyebaran virus Covid-19. Produk hand
sanitizer menjadi barang yang harus selalu
dibawa saat bepergian. Penjualan produk
hand sanitizer pun meningkat tajam seiring
dengan peningkatan kebutuhan masyarakat
terhadap produk tersebut. Akibatnya, hand
sanitizer menjadi barang yang langka
karena banyak masyarakat mencarinya.
Gambar 3.7 Penggunaan Hand Sanitizer
Sumber: Maridav/Canva.com (2022)

Bab 3 Profesi, Kewirausahaan, dan Peluang Usaha di Bidang Kimia Industri 47
Produk hand sanitizer dibuat menggunakan bahan-bahan dari alkohol, air,
gliserin, dan hidrogen peroksida. Setelah diproduksi, hand sanitizer dijual di
pasaran. Proses inilah yang disebut dengan wirausaha, yaitu membuat produk
sendiri dan memasarkannya. Selain menjual sendiri secara langsung, produsen
juga mengajak orang lain ikut memasarkan produknya. Dengan demikian,
kegiatan wirausaha ini tidak hanya menjadi pekerjaan bagi pemiliknya tetapi
juga menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
1. De�nisi dan Asas Kewirausahaan
Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK), kewirausahaan
dide�nisikan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan
e�siensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau
memperoleh keuntungan lebih besar. Wirausaha merupakan kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk menciptakan produk sendiri dan menjalankan
usahanya secara berkelanjutan.
Seseorang yang melakukan wirausaha disebut wirausahawan atau
entrepreneur. Para wirausahawan ini mengambil risiko dengan menyediakan
modal sendiri untuk menjalankan usahanya. Mereka memutuskan cara mengelola
usahanya, seperti bagaimana dan berapa banyak produk yang akan dijual agar
mampu menghasilkan keuntungan. Wirausahawan juga harus mampu melihat
peluang dan mengatur langkah strategi untuk menjalankan usahanya.
Adapun beberapa asas pokok kewirausahaan sebagai berikut.
a.
Memiliki kemampuan yang kuat untuk berkarya dan semangat
kemandirian.
b.
Memiliki kemauan dan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan secara sistematis, termasuk keberanian mengambil risiko.
c. Memiliki kemampuan berpikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif.
d. Memiliki kemampuan bekerja secara teliti, tekun, dan produktif.
e. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan
berlandaskan etika bisnis yang sehat.
2. Kewirausahaan di Bidang Kimia Industri
Teknik kimia berkaitan erat dengan proses mengubah bahan baku menjadi
produk baru yang memiliki nilai lebih. Oleh karena itu, seorang di bidang teknik
kimia memiliki potensi melakukan wirausaha. Misalnya, membuat hand sanitizer
dan sabun cuci seperti yang dijelaskan sebelumnya. Selain itu, dalam dunia
makanan atau minuman, misalnya membuat makanan tradisional atau makanan
khas suatu daerah dalam bentuk kemasan dan instan, seperti cuanki instan.

48 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Dalam kegiatan wirausaha ini, pelaku usaha harus melakukan perencanaan
proses yang matang sebagai berikut.
a. Pemilihan Bahan Baku
Pelaku usaha harus memperhatikan kualitas bahan baku yang digunakan.
Standar kualitas bahan baku harus ditetapkan untuk menjaga kualitas hasil
produksi. Misalnya, dalam pembuatan hand sanitizer, standar bahan baku
seperti konsentrasi alkohol, hidrogen peroksida, dan gliserin harus sama. Jenis
air yang digunakan juga harus sama, seperti air keran atau air suling.
b. Keakuratan Prosedur Proses
Prosedur atau tahapan proses produksi yang akan digunakan, mulai dari bahan
baku hingga menjadi produk yang siap dipasarkan harus tetap dan konsisten.
Untuk memperoleh tahapan proses yang tepat, pelaku usaha harus melakukan
trial and error beberapa kali hingga diperoleh prosedur proses yang dapat
menghasilkan produk sesuai kualitas yang diinginkan. Prosedur ini mencakup
setiap proses, baik proses kimia dan �sika, komposisi bahan baku, dan kondisi
operasi selama proses.
Setelah mendapatkan prosedur proses produksi yang tepat, pelaku usaha
harus memastikan keakuratan proses. Tahapan proses tersebut sebaiknya
dilakukan secara berulang. Hasil produk untuk setiap pengulangan proses perlu
diperiksa kesamaan kualitasnya. Apabila sudah memiliki hasil yang konsisten,
tahapan proses dapat dinyatakan layak untuk digunakan. Jika dalam perusahaan
atau pabrik, proses ini dilakukan oleh bagian penelitian dan pengembangan
(Litbang).
c. Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pelaku usaha perlu memperhatikan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) dalam proses produksi untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja.
K3 ini mencakup tiga aspek berikut.
1) Lingkungan kerja, yaitu lokasi tampat kerja atau proses produksi harus
memadai dari segi luas, suhu yang aman untuk bekerja, serta ventilasi dan
penerangan yang cukup.
2) Alat dan bahan yang digunakan. Pelaku usaha harus mengetahui secara
detail cara mengoperasikan alat yang digunakan dan keamanan
pengoperasiannya. Bahan-bahan yang digunakan dalam produksi juga perlu
dipastikan keamanannya. Jika menggunakan bahan kimia, harus diketahui
jenisnya termasuk bahan berbahaya atau tidak. Pelaku usaha juga harus
memahami Material Safety Data Sheet (MSDS) atau Lembar Data Keselamatan
Bahan untuk tiap bahan kimia yang digunakan sehingga dapat memahami
penanganan yang aman saat menggunakan bahan tersebut.

Bab 3 Profesi, Kewirausahaan, dan Peluang Usaha di Bidang Kimia Industri 49
3) Metode kerja yang aman harus dipahami dan dilakukan oleh semua pelaku
usaha. Misalnya, penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan standar.
d. Perhitungan Modal dan Keuntungan
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan wirausaha adalah menghitung modal
yang digunakan serta menentukan margin harga dan keuntungan dari produk
yang dihasilkan. Semua biaya yang diperlukan dalam proses produksi harus
dihitung secara akurat dan detail. Berapa banyak produk yang akan dihasilkan,
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, serta margin harga dan keuntungan.
Upaya tersebut perlu dilakukan dengan akurat agar waktu kembali modal juga
tepat dan usaha dapat berjalan dengan aman.
Aktivitas 3.3

Tulislah sepuluh ide wirausaha di bidang kimia industri yang ingin kamu
lakukan. Sajikan hasilnya di buku catatan. Kemukakan idemu dalam forum
diskusi kelas secara bergantian.
Aktivitas 3.4
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3–4 peserta didik. Dari sepuluh ide yang
kalian tulis di Aktivitas 3.3, pilihlah satu ide dan lakukan analisis sebagai berikut.
1. Nama produk yang dihasilkan.
2. Bahan baku yang digunakan dan cara mendapatkannya.
3. Perkirakan modal yang dibutuhkan dalam proses produksi.
4.
Perkiraan harga jual yang cocok untuk produk yang akan kalian hasilkan.
5. Strategi marketing yang dilakukan agar produk kalian dapat laku di pasaran.
Presentasikan hasil diskusi kelompok kalian di depan kelas untuk dinilai
oleh guru.
C. Peluang Usaha di Bidang Kimia Industri
Coba perhatikan gambar 3.8. Saat di pasar tradisional,
cobalah kamu pergi ke tempat penggilingan kelapa.
Di sana kamu dapat menemukan kelapa-kelapa yang
dibelah dan digiling dagingnya menjadi santan. Air
dari kelapa yang dibelah akan dibuang begitu saja.
Melihat hal tersebut, apa yang kamu pikirkan? Sayang
sekali bukan? Perlu kamu ketahui air kelapa dapat
dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan nata
de coco.
Gambar 3.8 Daging Kelapa
Digiling Menjadi Santan.
Sumber: Junce/Canva.com (2022)

50 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
1. Analisis Peluang Usaha
Pemanfaatan air kelapa untuk dijadikan nata de coco menunjukkan adanya
sebuah peluang usaha. Peluang usaha tersebut muncul dari melimpahnya bahan
baku dan belum dimanfaatkan secara baik. Apakah kamu sudah memiliki
gambaran mengenai peluang usaha tersebut? Peluang usaha dide�nisikan
sebagai ide atau kesempatan untuk melakukan usaha. Seorang wirausahawan
harus jeli dan kreatif melihat peluang usaha yang ada dalam masyarakat.
Peluang usaha dapat kamu analisis dari kebutuhan atau permasalahan
yang terjadi dalam masyarakat. Seorang wirausahawan akan mencari ide untuk
membuat produk sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Misalnya, munculnya
peluang pembuatan hand sanitizer berasal dari kebutuhan masyarakat saat
pandemi Covid-19.
Peluang usaha juga dapat kamu peroleh setelah menganalisis potensi alam
suatu daerah. Setiap daerah memiliki keunikan dan potensi alam yang berbeda.
Misalnya, daerah Malang di Jawa Timur kaya akan buah apel. Kekayaaan alam
hayati ini dapat dijadikan peluang usaha dengan membuat berbagai makanan
olahan apel seperti keripik, permen, dan makanan lain. Dengan ilmu teknik
kimia, kalian dapat melakukan teknik pengemasan dan pengolahan agar produk
mampu bertahan lama. Selain itu, kamu dapat membuat minyak atsiri dengan
bahan dasar apel.
Aktivitas 3.5
Coba perhatikan lingkungan di sekitar tempat tinggalmu. Lakukan analisis
keunikan dan potensi sumber daya yang ada di daerahmu. Kamu juga dapat
menganalisis masalah dan kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Lakukan
identi�kasi dan carilah ide peluang usaha yang dapat kamu lakukan. Sajikan
hasilnya di buku catatan dan presentasikan di depan kelas secara bergantian.
2. Analisis Kriteria Usaha
Setelah mengetahui dan menemukan peluang usaha, langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis kriteria usaha, meliputi analisis modal, analisis proses
produksi, analisis pasar, analisis penghasilan (penghitungan break even point
atau BEP), dan analisis jam kerja. Pada tahapan ini kamu dapat mengumpulkan
berbagai macam informasi dari usaha sejenis yang sudah ada, melihat kondisi
langsung di lapangan, dan melakukan perhitungan-perhitungan ekonomi secara
matematis. Apabila perancangan matang dan menghasilkan prospek yang
positif, lakukan usaha tersebut dan jangan menyerah. Mental pantang menyerah
menjadi salah satu kunci sukses dalam berwirausaha.

Bab 3 Profesi, Kewirausahaan, dan Peluang Usaha di Bidang Kimia Industri 51
3. Pemasaran Produk
Hal yang juga penting diperhatikan dalam menjalankan usaha adalah pemasaran
produk. Hasil produk yang baik dapat menghasilkan penjualan yang buruk
apabila strategi pemasaran dilakukan dengan kurang baik. Sebaliknya, produk
yang sebenarnya biasa-biasa saja akan menghasilkan penjualan yang sangat
baik karena strategi pemasaran yang baik. Oleh karena itu, pemasaran menjadi
jalan agar produk yang kamu hasilkan dapat diketahui dan diterima oleh
masyarakat luas.
Era digitalisasi memudahkan kamu untuk memasarkan produk. Kamu dapat
mempromosikan produk dengan menjualnya melalui media sosial, toko online,
dan e-commerce. Pemasaran di dunia digital juga harus dilakukan secara menarik.
Selain melalui foto-foto produk yang menarik, pemasaran dapat dilakukan dengan
teknik copywriting.
Copywriting merupakan tulisan promosi produk yang berisi persuasi dan
gaya menarik untuk menarik pembeli. Dalam copywriting biasanya tidak secara
langsung memerintah orang membeli, tetapi melalui kalimat-kalimat ringan
dan sarat akan makna untuk mengajak orang membeli produk.
Aktivitas 3.6

Bukalah media sosial atau market place. Amatilah produk-produk yang dijual
dan kalimat pemasaran atau copywriting yang ditulis oleh penjual untuk
promosi. Pilih tiga contoh kalimat copywriting yang menurutmu paling
menarik. Kemukakan hasil pencarianmu di depan kelas secara bergantian.
Aktivitas 3.7

Membuat Nata de Coco dari Air Kelapa
1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3-4 peserta didik.
2. Salah satu contoh peluang usaha adalah membuat nata de coco dari air
kelapa. Lakukan kegiatan pembuatan nata de coco sebagai berikut di
rumah.
a. Alat dan Bahan
► Alat: loyang, kertas koran, panci, kompor, pengaduk, botol 100 ml.
► Bahan untuk starter
• Air kelapa 1 liter

Gula pasir 3 sendok makan
• Asam asetat 3 sendok teh
• ZA/urea 1 sendok teh

52 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
► Bahan untuk pembuatan 1 kg nata de coco
• Air kelapa 1 liter
• Gula pasir 3 sendok
makan
• Asam asetat 3 sendok teh
• ZA/urea 1 sendok teh
• 100 ml starter
b. Prosedur Pembuatan
► Pembuatan Starter atau Bibit
Starter atau bibit dibuat dengan cara memanaskan 1 liter air kelapa,
kemudian ditambahkan dengan 3 sendok makan gula pasir, 3 sendok teh
asam asetat, dan 1 sendok teh ZA/Urea, lalu dididihkan. Setelah larutan
dingin, larutan dimasukkan ke dalam botol dengan takaran 100 ml.
► Pembuatan nata de coco
Nata de coco dibuat dengan cara memanaskan 1 liter air kelapa kemudian
ditambahkan 3 sendok makan gula pasir, 3 sendok teh asam asetat, dan 1
sendok teh ZA/Urea, lalu aduk hingga mendidih. Selanjutnya, tambahkan
100 ml starter, diaduk sampai rata dan ditutup dengan kertas koran. Biarkan
selama 7 hari untuk proses fermentasi sampai terbentuk lembaran nata.
Cuci lembaran nata dengan air mengalir, potong dadu, dan rebus dalam
air sampai mendidih. Rebus kembali dengan air yang baru. Ulangi lagi dan
tambahkan perasa bila perlu.
3.
Dari proses produksi nata de coco, lakukan analisis mengenai modal yang
dibutuhkan, target pasarnya, dan analisis keuntungan usaha.
4.
Buatlah strategi pemasaran dan copywriting yang akan membuat produk
nata de coco kalian dapat dikenal dan disukai masyarakat.
5. Buatlah laporan kegiatan yang telah kalian lakukan dalam bentuk slide
presentasi, video, atau laporan tertulis, kemudian presentasikan di depan
kelas secara bergantian.
Rangkuman
1. Berbekal keilmuan yang dimiliki oleh lulusan teknik kimia, ada beragam
profesi yang sesuai dengan bidang teknik kimia, di antaranya operator
proses industri, laboran atau staf peneliti di bagian research and development,
staf bagian quality control, pengajar, konsultan, dan desainer pabrik kimia.
2. Lulusan teknik kimia dapat melakukan kegiatan wirausaha. Dalam kegiatan
wirausaha, pelaku usaha harus melakukan perencanaan proses yang matang,
di antaranya pemilihan bahan baku, keakuratan prosedur proses, prosedur
kesehatan dan keselaman kerja (K3), serta perhitungan modal dan
keuntungan.

Bab 3 Profesi, Kewirausahaan, dan Peluang Usaha di Bidang Kimia Industri 53
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut!
1. Sebutkan dan jelaskan profesi lulusan teknik kimia!
2.
Tuliskan salah satu profesi yang kamu ingin tekuni setelah lulus dan
kemukakan alasannya!
3.
Deskripsikan de�nisi kewirausahaan dan asas pokok kewirausahaan yang
harus dimiliki oleh seorang entrepreneur!
4. Studi kasus:
Saat ini makin banyak masyarakat yang mulai sadar akan pencemaran lingkungan
dari sampah plastik. Masyarakat pun sudah mulai banyak yang mengurangi
penggunaan plastik sebagai kemasan. Melihat kondisi masyarakat dan lingkungan
tersebut, coba carilah ide peluang usaha atau produk yang dapat kamu hasilkan
untuk menjadi solusi dari masalah lingkungan tersebut dan menjawab kebutuhan
masyarakat yang tidak mau atau ingin mengurangi penggunaan kemasan plastik.
Gambar 3.9 Sampah Plastik yang Mencemari Lingkungan.
Sumber: Narvikk/Canva.com (2022)
Pengayaan
Pindailah QR code di samping untuk
menambah wawasanmu mengenai beberapa
peluang wirausaha dalam bidang teknik
kimia industri. Kamu juga bisa mencari
materi lainnya selain yang ada dalam QR
code melalui mesin peramban dengan kata
kunci “wirausaha bidang teknik kimia”.

54 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Re�eksi
Pada bab ini kamu telah mempelajari tentang profesi dan ke wirausahaan di
bidang kimia industri. Isilah kolom re�eksi di bawah ini untuk menilai tingkat
pemahaman kamu tentang materi ini secara jujur.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya mampu menjelaskan berbagai
profesi yang ada di bidang kimia industri.
2. Saya mampu menjelaskan tentang
kewirausahaan dalam bidang kimia
industri.
3. Saya mampu menganalisis peluang-
peluang usaha dalam bidang kimia
industri.
4. Saya mampu menganalisis kelayakan
usaha dalam bidang kimia industri.
5. Saya mampu melakukan usaha di bidang
kimia industri.

Sumber: Ferlyn (2022)
Alat-alat apa saja yang dapat kamu temukan di laboratorium?
Bab
4 Teknik Dasar
Pekerjaan
Laboratorium Kimia
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

56 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan kamu mampu:
● mengidenti�kasi jenis-jenis alat laboratorium beserta fungsinya;
● menjelaskan teknik dasar penggunaan alat laboratorium; dan
● menjelaskan teknik dasar pembuatan larutan dalam proses produksi.
Peta Konsep
Teknik Dasar Pekerjaan
Laboratorium Kimia
Mempelajari
• Penggunaan peralatan gelas
• Penggunaan peralatan
nongelas
• Penggunaan instrumen
laboratorium
Teknik Dasar Penggunaan Alat
Laboratorium
• Larutan dengan konsentrasi
dalam persen
• Hal-hal yang perlu diperhatikan
saat membuat larutan
Teknik Dasar Pembuatan Larutan
Kata Kunci
Larutan, Konsentrasi, Persentase, Pengenceran, Laboratorium
Pernahkah kamu berkunjung ke laboratorium sekolah? Di laboratorium kamu
akan melihat banyak peralatan, misalnya gelas tabung reaksi, gelas ukur, gelas
beaker, erlenmeyer, dan lainnya. Beberapa aktivitas juga dapat dilakukan di
laboratorium, seperti praktikum dan penelitian.
Di industri kimia, laboratorium berperan penting dalam proses produksi.
Peran tersebut berkaitan dengan riset pengembangan produk serta proses
analisis suatu produk kimia. Di laboratorium, produksi biasanya dilakukan
dalam skala kecil, selanjutnya akan di-scale up dalam skala industri.
Pada bab ini akan dijelaskan jenis-jenis peralatan laboratorium beserta
fungsi dan cara penggunaannya. Adapun teknik dasar pembuatan larutan
dengan alat laboratorium akan dijelaskan lebih lanjut.

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 57
A. Teknik Dasar Penggunaan Peralatan Laboratorium
Alat laboratorium dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu peralatan gelas,
peralatan nongelas, dan instrumen.
Aktivitas 4.1
Ayo, Berkunjung ke Laboratorium!
Catatlah semua peralatan yang ada di laboratorium sekolahmu. Klasi�kasikan
peralatan laboratorium tersebut sesuai jenisnya, seperti peralatan gelas,
nongelas, atau instrumen. Berilah penjelasan fungsi tiap-tiap alat tersebut.
Selanjutnya, sajikan hasilnya dalam tabel seperti contoh berikut.
Nama Alat
Jenis Alat Laboratorium
Fungsi Alat
Spesi�kasi
AlatAlat Gelas Nongelas Instrumen
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Penggunaan Peralatan Gelas
Apa saja peralatan gelas yang digunakan di laboratorium? Bagaimana cara
penggunaannya? Simak penjelasan berikut.
a. Labu Ukur
Fungsi:
● Membuat larutan dengan konsentrasi dan
jumlah yang diketahui dengan pasti.
● Mengencerkan larutan.
Cara Penggunaan:
Saat digunakan untuk membuat atau mengencerkan
larutan, labu ukur dibolak-balik agar larutan
menjadi homogen. Ibu jari tangan kanan memegang
tutup agar tidak terlepas saat dibolak-balik.
b. Corong Kaca
Fungsi:● Membantu memindahkan larutan dari satu
wadah ke wadah lain, khususnya wadah
dengan mulut yang kecil.
Gambar 4.1 Labu Ukur
Sumber: Rifa Rahma (2023)

58 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
● Menjadi tempat untuk meletakkan kertas
saring saat melakukan penyaringan.
Cara Penggunaan:
Larutan diletakkan pada mulut wadah dengan
posisi corong agak diangkat sehingga bagian ujung
corong tidak menyentuh dasar wadah. Cara ini
dilakukan untuk mempercepat masuknya larutan.
c. Pipet Volume
Fungsi:
Pipet volume berfungsi untuk memindahkan
cairan dengan volume tertentu sesuai ukuran
volume pipet. Biasanya, pipet volume digunakan
untuk memindahkan larutan beracun dan
berbahaya.
Cara Penggunaan:
Saat digunakan pipet volume membutuhkan pipet
�ller atau pipet pump. Pipet pump dikempiskan
terlebih dahulu, kemudian dipasang di ujung
bagian atas pipet volume. Pipet volume
dimasukkan dengan posisi tegak dalam larutan
yang akan diambil. Larutan dihisap dengan
menekan tanda S pada pipet �ller sehingga larutan
masuk ke pipet hingga dasar meniskus larutan
tepat pada skala volume yang diinginkan. Apabila
kelebihan larutan yang terhisap, tekan tanda E
pada pipet �ller untuk mengeluarkan larutan
hingga skala volume yang diinginkan.
d. Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan gelas silinder, seperti pipa
yang memiliki dudukan untuk ditegakkan. Pada
bagian dinding gelas ukur juga terdapat skala
volume untuk pengukuran.
Fungsi:
Mengukur benda cair dan benda padat.
Gambar 4.2 Corong Kaca
Sumber: Finda Agustin Pramatasari (2023)
Gambar 4.3 Pipet Volume
Sumber: Rifa Rahma (2023)
Gambar 4.4 Gelas Ukur
Sumber: Finda Agustin Pramatasari (2023)

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 59
Cara Penggunaan:
Saat mengukur benda cair, cairan dituangkan dalam gelas ukur. Posisi mata
sejajar dengan batas atau skala volume yang diinginkan karena larutan
membentuk meniskus cembung atau cekung.
Saat mengukur benda padat, dituangkan suatu cairan dalam gelas ukur
hingga volume tertentu kemudian dimasukkan benda padat yang akan diukur.
Volume benda diukur dengan menghitung selisih volume setelah dan sebelum
diberi benda padat. Saat mengukur, dibutuhkan ketelitian agar tidak salah
dalam pembacaan volume.
e. Gelas Beker
Gelas beker merupakan gelas berbentuk tabung
dengan diameter tertentu dan di sepanjang
dinding gelas terdapat skala volume. Pada bibir
gelas terdapat bibir tuang untuk memudahkan
penuangan larutan. Gelas beker memiliki beberapa
ukuran, yaitu 50 ml, 150 ml, 250 ml, 500 ml, 1000
ml, dan 2000 ml.
Fungsi:
● Mengukur volume cairan yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi.
● Memanaskan larutan, tempat reaksi, dan tempat menampung bahan kimia
berupa larutan, padatan, serbuk, atau pasta.
Cara Penggunaan:
Zat-zat yang akan direaksikan dituangkan ke dalam gelas beker. Agar larutan
tidak tumpah, volume larutan yang dimasukkan tidak boleh melebihi batas
skala yang tertera pada dinding gelas beker. Apabila dilakukan pemanasan,
perlu diperhatikan batas suhu maksimal beker agar tidak pecah saat digunakan.
f. Pipet Tetes
Pipet tetes merupakan alat gelas dengan ujung
meruncing dan bagian atasnya terdapat karet
pipet. Karet pipet tersebut berguna untuk
menghisap larutan.
Fungsi:
Pipet tetes berfungsi untuk menambahkan larutan
atau akuades dengan jumlah sangat sedikit, yaitu
tetes demi tetes.
Gambar 4.5 Gelas Beker
Sumber: Rifa Rahma (2023)
Gambar 4.6 Pipet Tetes
Sumber: Finda Agustin Pramatasari (2023)

60 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Cara Penggunaan:
Pipet tetes dapat digunakan dengan cara menekan bagian karet pipet untuk
mengeluarkan udara pada pipet tetes dan menahannya. Dengan karet pipet
yang masih ditekan, bagian ujung pipet dimasukkan ke larutan yang akan
dihisap. Selanjutnya, lepaskan tekanan pada karet pipet sehingga larutan terhisap
masuk ke pipet tetes. Untuk memindahkan larutan, pada wadah lain dengan
cara menekan kembali karet pipet.
g. Pembakar Spiritus
Pembakar spiritus merupakan alat gelas yang di
dalamnya dilengkapi dengan bahan bakar spiritus,
sumbu, dan tutup.
Fungsi:
Pembakar spiritus berfungsi untuk memanaskan
larutan.
Cara Penggunaan:
Pembakar spiritus dapat digunakan dengan cara menyalakan sumbu spiritus
dengan korek api. Selanjutnya, letakkan pembakar spiritus di bawah kaki tiga
dan kasa kawat. Posisi api harus tepat di bawah asbes yang ada di tengah kasa
kawat. Setelah digunakan, api dimatikan dengan cara menutup spiritus dengan
penutupnya, tidak boleh ditiup.
h. Tabung Reaksi
Tabung reaksi merupakan alat gelas berbentuk
tabung dengan alas berbentuk tumpul dan bagian
ujung atas tidak memiliki bibir tuang.
Fungsi:
Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat mereaksikan
bahan kimia atau larutan kimia dalam jumlah
sedikit.
Cara Penggunaan:
● Bahan atau larutan kimia yang akan direaksikan dimasukkan ke tabung
reaksi.
● Jumlah larutan tidak melebihi setengah ukuran tabung reaksi.
● Pengocokan dilakukan dengan menggerakkan tabung reaksi memutar ke
samping.
● Apabila dilakukan pemanasan, tabung reaksi dijepit dengan penjepit kayu
pada bagian atas yang berada di dekat mulut tabung reaksi.
Gambar 4.7 Burner/Pembakar
Spiritus.
Sumber: Kosta�y/Canva.com (2022)
Gambar 4.8 Tabung Reaksi
Sumber: Amriphoto/Canva.com (2022)

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 61
● Saat dipanaskan, tabung diletakkan di atas pembakar spiritus dengan posisi
dimiringkan. Mulut tabung dihadapkan menjauhi praktikan. Apakah kamu
tahu kenapa posisi tabung reaksi harus dimiringkan ketika dipanaskan?
i. Kaca Arloji
Kaca arloji merupakan alat gelas berbentuk
bundar seperti piring dengan diameter 10 cm.
Fungsi:
Kaca arloji berfungsi untuk menempatkan bahan
yang akan ditimbang, menjadi tempat sampel
yang sedang diamati, dan menutup wadah saat
proses pemanasan.
Cara Penggunaan:
● Sebelum digunakan, kaca arloji dicuci bersih dan dikeringkan.
● Saat digunakan sebagai tempat bahan, kaca arloji dapat digunakan langsung
tanpa harus diberi alas.
● Saat digunakan untuk menimbang bahan, kaca arloji perlu ditimbang
beratnya terlebih dahulu.
j. Erlenmeyer
Fungsi:
Erlenmeyer berfungsi mencampurkan bahan-bahan
analitis, tempat untuk melakukan titrasi bahan
(tempat titrat), sebagai tempat memanaskan larutan,
dan tempat menampung �ltrat hasil penyaringan.
Cara Penggunaan:
● Saat digunakan untuk titrasi, erlenmeyer yang berisi larutan dipegang
menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang buret. Saat
proses titrasi, erlenmeyer harus terus digoyangkan agar terlihat titik titrasinya
(saat terjadi perubahan warna). Saat pemanasan jangan menggunakan
erlenmeyer yang retak agar tidak pecah.
● Setelah dicuci, erlenmeyer dikeringkan dengan cara dibalik agar bagian
dalam erlenmeyer kering.
k. Pipa U
Pipa U merupakan alat gelas berbentuk tabung melengkung menyerupai bentuk U.
Fungsi:
Pipa U berfungsi untuk memindahkan hasil reaksi berupa gas dari tabung reaksi
ke gelas beker dan sebagai tempat larutan saat uji elektrolisis.
Gambar 4.9 Kaca arloji untuk
menimbang bahan kimia serbuk.
Sumber: Rifa Rahma (2023)
Gambar 4.10 Erlenmeyer
Sumber: Davidf/Canva.com (2022)

62 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Cara Penggunaan:
● Saat digunakan untuk memindahkan gas, pipa U dipasang dengan posisi
terbalik.
● Saat digunakan untuk uji elektrolisis, pipa U dipasang pada statif dengan
posisi tegak, kemudian larutan dimasukkan ke pipa U.
l. Batang Pengaduk
Batang pengaduk merupakan alat gelas berbentuk
bulat memanjang dan di salah satu ujungnya
berbentuk pipih.
Fungsi:
Batang pengaduk berfungsi melarutkan padatan
dan mengaduk larutan menjadi homogen.
Cara Penggunaan:
Saat digunakan untuk mengaduk, batang pengaduk
dipegang dan digerakkan bagian pipihnya ke
dalam wadah berisi larutan untuk mengaduk.
Jangan mengaduk terlalu keras agar tidak terjadi
benturan dinding gelas dengan pengaduk.
m. Corong Pisah
Fungsi:
Corong pisah berfungsi untuk proses ekstraksi
cair-cair yang terdiri atas dua komponen cairan
dengan densitas cairan berbeda.
Cara Penggunaan:
Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan ke
corong pisah melalui tutup atas. Saat larutan
dimasukkan, pastikan kran corong pisah tertutup.
Selanjutnya, tutup corong ditutup, tangan kanan
memegang corong pisah bagian atas dan tutup,
sedangkan tangan kiri memegang corong pisah
bagian bawah dan keran. Pada posisi mendatar
corong pisah digoyang agar terbentuk dua fase
larutan. Setelah terbentuk dua fase larutan, cairan
pada bagian bawah dikeluarkan dengan membuka
tutup corong dan keran secara perlahan-lahan.
Gambar 4.11 Batang Pengaduk
sumber: TarnPraewan, CC BY-SA 4.0/Wikimedia
Commons (2015)
Gambar 4.12 Corong Pisah
Sumber: HaJo88, CC BY-SA 4.0/
Wikimedia Commons, (2022)

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 63
n. Pipet Ukur
Fungsi:
Pipet ukur berfungsi untuk mengambil cairan
dengan volume tertentu sesuai skala volume pada
pipet, biasanya 10 ml, 25 ml, dan 50 ml.
Cara Penggunaan:
Cara penggunaan pipet ukur mirip dengan pipet
volume. Saat digunakan pipet ukur membutuhkan
pipet �ller atau pipet pump. Pipet �ller dikempiskan
terlebih dahulu, kemudian dipasang di ujung
bagian atas pipet ukur. Pipet ukur dimasukkan
dengan posisi tegak dalam larutan yang akan
diambil. Larutan dihisap dengan menekan tanda
S pada pipet �ller sehingga larutan masuk pipet
hingga dasar meniskus larutan tepat pada skala
volume yang diinginkan. Apabila kelebihan
larutan yang terhisap, pencet tanda E pada pipet
�ller untuk mengeluarkan larutan sampai skala
volume yang diinginkan.
o. Piknometer
Fungsi:
Piknometer berfungsi untuk mengukur massa
jenis atau densitas larutan, zat, atau �uida.
Cara Penggunaan:
● Sebelum digunakan, piknometer ditimbang
dalam keadaan kosong.
● Memasukkan larutan ke dalam piknometer
hingga penuh, kemudian tutup piknometer.
● Menimbang piknometer yang berisi larutan.
● Menghitung massa larutan dengan menghitung
selisih berat piknometer berisi larutan dengan
piknometer kosong.
● Menghitung densitas larutan dengan rumus
v
m
volume larutan
massalarutan
t==
dengan volume larutan adalah volume yang
tertera pada piknometer.
Gambar 4.13 Pipet Ukur
Sumber: Finda Agustin Pramatasari
(2023)
Gambar 4.14 Piknometer 25 ml
Sumber: Ichwarsnur, CC BY-SA 4.0/
Wikimedia Commons, (2022)

64 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
p. Botol Timbang
Fungsi:
Botol timbang berfungsi untuk menimbang bahan
kimia, terutama zat cair, pasta, atau bersifat
higroskopis. Selain itu, botol timbang juga
berfungsi untuk menentukan kadar air suatu
bahan.
Cara Penggunaan:
Sebelum digunakan untuk menimbang, botol timbang perlu ditimbang terlebih
dahulu dalam keadaan kosong. Selanjutnya, bahan yang akan ditimbang
dimasukkan ke botol. Botol tersebut harus dalam keadaan tertutup untuk
mengurangi terjadinya penguapan zat kimia tertentu dan penyerapan uap air
pada material higroskopis.
2. Penggunaan Peralatan Nongelas
Selain terbuat dari kaca, ada beberapa peralatan laboratorium yang terbuat
dari nongelas, seperti logam, plastik, dan kayu. Apa saja dan bagaimana
penggunaan alat tersebut? Ayo, simak penjelasan berikut.
a. Statif dan Klem
Statif dan klem merupakan alat laboratorium
yang terbuat dari besi dan digunakan untuk
menopang dan menggantung alat kimia seperti
buret, soklet, atau kondensor.
Cara Penggunaan:
● Memasang tiang statif pada bagian dasar
dengan mengencangkan sekrup bagian bawah.
● Memasang klem pada statif dengan mengatur
sekrup agar klem terpasang dengan kuat.
● Menjepit alat kimia dengan memberikan
lapisan, seperti tisu di antara alat kimia dan
klem agar tidak pecah saat klem dirapatkan.
b. Penjepit Tabung Reaksi
Penjepit tabung reaksi merupakan alat penjepit yang
terbuat dari stainless steel untuk menjepit tabung
reaksi dan mengambil benda yang tidak boleh
dipegang langsung dengan tangan. Contoh benda
tersebut, yaitu botol timbang dan alat yang dipanaskan.
Gambar 4.15 Botol timbang
dengan beberapa ukuran
Sumber: Yurko Gud/Canva.com, (2022)
Gambar 4.16 Statif dan
klem Holder
Sumber: Nipastock/Canva.com, (2022)
Statif
Klem
Gambar 4.17 Penjepit Tabung Reaksi
Sumber: Moxumbic/Canva.com, (2022)

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 65
Cara Penggunaan:
Untuk membuka penjepit tabung reaksi, bagian tengah alat pencepit perlu ditekan.
Selanjutnya, dipasangkan pada tabung reaksi yang akan dijepit. Saat digunakan
untuk pemanasan, usahakan penjepit tidak terkena api agar tidak menjadi panas.
c. Kaki Tiga dan Kasa Kawat
Kaki tiga dan kasa kawat merupakan alat yang
digunakan untuk memanaskan larutan. Bentuk kaki
tiga berupa rangka besi dengan tiga kaki yang
berfungsi seperti tungku. Adapun bentuk kasa kawat
berupa kawat berdiameter 0,5 mm yang dianyam
menyerupai jaring. Pada bagian tengah kasa kawat
terdapat asbes berbentuk lingkaran. Kasa kawat
digunakan sebagai alas untuk erlenmeyer atau gelas
beker saat dipanaskan dengan bunsen sehingga
panas dapat merata dan api tidak langsung mengenai
alat.
Cara Penggunaan:
Kaki tiga dan kasa kawat digunakan bersama-sama
saat pemanasan. Kasa kawat diletakkan di atas
kaki tiga. Sementara itu, erlenmeyer dan beker
diletakkan di atas kasa kawat. Selanjutnya, bunsen
spiritus diletakkan pada bagian bawah di antara
kaki tiga.
d. Spatula Porselen atau Plastik
Spatula terbuat dari porselen atau plastik
berbentuk seperti sendok panjang dengan bagian
ujung atasnya datar. Spatula digunakan untuk
mengambil bahan kimia yang berbentuk padat
atau serbuk.
Cara Penggunaan:
Sebelum digunakan, spatula harus dibersihkan dan harus dipastikan dalam
keadaan kering agar bahan kimia tidak terkontaminasi. Bagian ujung atas yang
berbentuk datar digunakan sebagai pegangan, sedangkan bagian cekung seperti
sendok digunakan untuk mengambil bahan kimia. Spatula hanya dapat digunakan
untuk mengambil satu bahan saja. Apabila ingin mengambil bahan lain, spatula
harus dicuci terlebih dahulu.
Gambar 4.19 Kaki Tiga
Sumber: Rifa Rahma (2023)
Gambar 4.20 Spatula Porselen
Sumber: Milda 444, CC BY-SA 4.0/
Wikimedia Commons (2022)

66 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
e. Botol Semprot
Botol semprot terbuat dari plastik, pada
bagian tutupnya dilengkapi dengan pipa atau
selang kecil. Biasanya, botol semprot diisi
dengan akuades. Botol ini digunakan untuk
menambahkan akuades saat praktikum.
Selain itu, botol semprot juga digunakan untuk
mencuci dinding bagian dalam alat-alat yang
bermulut sempit, seperti tabung reaksi, pipet,
dan buret.
Cara Penggunaan:
Bagian selang diarahkan pada wadah yang
akan ditambahkan akuades atau mulut alat
yang akan dibersihkan. Selanjutnya, bagian
perut botol ditekan sehingga akuades keluar
dari selang.
f. Rak Tabung Reaksi
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan
12 lubang untuk meletakkan tabung reaksi.
Pada alas rak dibuat cekungan agar tabung
reaksi tidak tergelincir. Pada bagian sisinya
terdapat tiang yang dapat digunakan untuk
mengeringkan tabung reaksi.
Cara Penggunaan:
Rak tabung reaksi dapat digunakan dengan
cara diletakkan pada bidang datar. Untuk
tabung reaksi yang sudah dicuci, diletakkan
pada tiang di sisi rak tabung dengan posisi
terbalik. Dengan demikian, air dalam tabung
reaksi dapat keluar.
g. Penjepit Kayu
Penjepit tabung reaksi terbuat dari kayu.
Penjepit kayu digunakan untuk memegang
tabung reaksi saat mereaksikan zat atau
memanaskan tabung reaksi dengan bunsen
spiritus.
Gambar 4.21 botol semprot
Sumber: Finda Agustin Pramatasari (2023)
Gambar 4.22 Rak Tabung Reaksi
Sumber: Rifa Rahma (2023)
Gambar 4.23 Penjepit Kayu
Sumber: Rifa Rahma (2023)

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 67
Cara Penggunaan:
● Pastikan terlebih dahulu pegas penjepit tidak kendor. Penjepit dengan pegas
kendor tidak dapat digunakan untuk menjepit tabung reaksi.
● Saat digunakan, bagian tengah penjepit ditekan sehingga kepala penjepit
terbuka dan dipasangkan pada tabung reaksi yang akan dipegang. Tabung
reaksi harus dipastikan telah terjepit dengan benar dan erat. Saat pemanasan,
ujung penjepit yang tidak ada tabung reaksinya dipegang. Berhati-hatilah
agar penjepit kayu tidak terkena api karena dapat terbakar dan panas.
● Setelah digunakan, bersihkan dan keringkan penjepit agar tidak tumbuh
jamur dan bagian pegas tidak mudah berkarat.
h. Mortar dan Alu
Mortar dan alu terbuat dari porselen. Mortar
berbentuk seperti mangkuk dan alu sebagai
penumbuknya. Mortar dan alu digunakan untuk
menumbuk dan menghaluskan bahan kimia padat,
baik organik maupun anorganik. Permukaan
bagian dalam mortar bersifat kasar untuk
memudahkan penumbukan.
Cara Penggunaan:
Masukkan bahan yang akan dihaluskan ke mortar.
Selanjutnya, tumbuk bahan tersebut hingga halus
menggunakan alu. Penumbukan dilakukan
perlahan agar bahan tidak keluar dari mortar.
i. Cawan Porselen atau Pinggan Penguapan
Cawan ini terbuat dari keramik atau porselen,
berdiameter 90 mm, dan memiliki bibir tuang.
Alat ini digunakan sebagai wadah saat
memanaskan bahan, menguapkan larutan,
mereaksikan bahan dengan suhu tinggi, dan
menguapkan endapan hasil reaksi kimia.
Cara Penggunaan:
Saat digunakan untuk penguapan larutan, cawan pinggan diletakkan di atas
kompor listrik dengan alas kasa kawat hingga seluruh air menguap dan
menyisakan endapan yang kering.
j. Plat Tetes
Plat tetes memiliki 12 cekungan kecil dan terbuat dari porselen. Pada umumnya
alat ini digunakan untuk tempat larutan yang akan diuji keasamannya (pH).
Gambar 4.24 Mortar dan Alu
Sumber: 13fosgen/Canva.com, (2022)
Gambar 4.25 Cawan Porselen
Sumber: Finda Agustin Pramatasari (2023)

68 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Cara Penggunaan:
Larutan yang akan diuji tingkat keasamannya (pH) diteteskan pada setiap
cekungan. Selanjutnya, pH indikator dicelupkan ke cekungan yang berisi larutan.
Setiap cekungan hanya dapat digunakan untuk satu larutan. Apabila semua
cekungan penuh dan masih ada larutan yang akan diuji, pelat harus dicuci
dahulu hingga bersih dan dikeringkan sebelum digunakan kembali.
k. Krusible atau Krus Porselen
Krusible atau krus porselen berupa
mangkuk kecil terbuat dari porselen yang
dilengkapi dengan tutup. Biasanya, alat ini
digunakan sebagai wadah untuk
mereaksikan zat pada suhu tinggi dan
menguraikan endapan gravimetri hingga
stabil.
Cara Penggunaan:
Bahan yang akan direaksikan dimasukkan ke krus, kemudian ditutup. Krus
diletakkan di atas kompor listrik atau kaki tiga untuk dipanaskan. Setelah
digunakan, krus yang masih panas tidak boleh langsung disiram dengan air
agar tidak pecah.
l. Sumbat Karet
Sumbat karet merupakan karet yang
digunakan sebagai sumbatan atau tutup
pada tabung reaksi, erlenmeyer, atau tabung
T pada alat destilasi. Pada sumbat karet
terdapat lubang berjumlah satu atau dua
pada bagian tengahnya. Lubang ini biasanya
digunakan untuk meletakkan termometer,
pipa, atau selang.
Cara Penggunaan:
Sumbat karet dimasukkan ke mulut erlenmeyer/tabung reaksi/labu ukur yang
berisi larutan. Pada sumbat karet satu lubang dapat dimasukkan termometer
atau selang. Adapun pada sumbat karet yang memiliki dua lubang dapat dipasang
termometer dan selang pada setiap lubang. Sebelum digunakan, sumbat karet
perlu diolesi dengan vaselin agar udara, baik dari dalam maupun dari luar alat
tidak keluar masuk.
Gambar 4.26 Krusible atau Krus Porselen
Sumber: 13fosgen/Canva.com (2022)
Gambar 4.27 Sumbat Karet
Sumber: Rifa Rahma (2023)

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 69
m. Pipet Filler
Pipet �ller digunakan bersama pipet volume dan
pipet ukur untuk menghisap larutan. Pada pipet
�ller terdapat tiga saluran yang memiliki katup.
Katup dengan simbol A (aspirate) digunakan untuk
mengeluarkan udara dari gelembung. Katup
simbol E (exhaust) berfungsi mengeluarkan
larutan dari pipet volume atau pipet ukur. Adapun
katup simbol S (suction) berfungsi untuk
menghisap larutan masuk ke pipet volume atau
pipet ukur.
Cara Penggunaan:
Pipet �ller dikempiskan terlebih dahulu, kemudian dipasang di ujung bagian
atas pipet volume atau pipet ukur. Selanjutnya, tanda S pada pipet �ller ditekan
sehingga larutan dapat masuk ke pipet hingga dasar meniskus larutan tepat
pada skala volume yang diinginkan. Apabila kelebihan larutan yang terhisap,
tekan tanda E pada pipet �ller untuk mengeluarkan larutan hingga skala volume
yang diinginkan (Fatoni, 2015)
3. Penggunaan Instrumen Laboratorium
Instrumen laboratorium merupakan peralatan di laboratorium yang digunakan
untuk proses tertentu, seperti pengukuran dan pemanasan. Bebarapa instrumen
dasar yang biasanya digunakan di laboratorium sebagai berikut.
a. Neraca Digital
Neraca digital merupakan alat yang digunakan
untuk menimbang massa benda atau bahan secara
digital. Neraca digital terdiri atas beberapa bagian
antara lain piringan timbangan untuk meletakkan
sampel yang akan ditimbang, waterpass untuk
mengecek timbangan dalam posisi stabil atau tidak,
tombol tare untuk mengukur neraca dalam keadaan
nol, tombol mode untuk mengatur konversi dalam
pengukuran, serta tombol on/off untuk menyalakan
dan mematikan timbangan.
Cara Penggunaan:
● Sebelum digunakan, timbangan harus dipastikan terlebih dahulu kebersihannya.
Piringan timbangan dapat diangkat dan dibersihkan dengan menggunakan
alkohol atau etanol. Neraca juga perlu dicek terlebih dahulu kevalidannya.
Gambar 4.28 Pipet Filler
Sumber: Jérôme, CC BY-SA 3.0/Wikimedia
Commons (2022)
Gambar 4.29 Neraca Digital
Sumber: Anamejia18/Canva.com (2023)

70 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
● Saat digunakan, neraca harus diletakkan di atas meja datar dan stabil.
Neraca dihidupkan dengan menekan tombol on/off. Satuan pengukuran
juga dapat diatur sesuai keinginan dengan menekan tombol mode.
Selanjutnya, tombol tare ditekan untuk memastikan timbangan dimulai
dari angka nol. Kaca arloji diletakkan di atas piringan timbangan, kemudian
diukur massanya.
● Sampel diletakkan di atas kaca arloji hingga neraca menunjukkan nilai
massa. Nilai massa tersebut merupakan massa gabungan sampel dan kaca
arloji. Saat menggunakan neraca digital, hindari tempat yang berangin agar
tidak memengaruhi keakuratan hasilnya.
● Setelah digunakan, bersihkan neraca dari sampel yang berjatuhan. Pastikan
neraca bersih sebelum disimpan kembali.
b. Hot Plate
Hot plate merupakan peralatan laboratorium
berupa pelat yang dipanasi menggunakan
arus listrik. Alat ini digunakan untuk
memanaskan larutan dengan temperatur
kurang lebih hingga 450
o
C. Ada jenis hot
plate yang dilengkapi juga dengan magnetic
stirrer.
Cara Penggunaan:
Wadah berisi larutan yang akan dipanaskan
diletakkan di atas plate dengan dilapisi kawat
kasa. Hot plate dihubungkan dengan arus
listrik kemudian dinyalakan. Selanjutnya,
suhu pemanasan diatur sesuai keinginan.
c. Magnetic Stirrer
Magnetic stirer adalah alat laboratorium
yang berfungsi untuk mengaduk larutan
dengan kecepatan tertentu sehingga cepat
larut dan menjadi homogen. Alat ini bekerja
menggunakan motor dengan kecepatan
300–2000 rpm dan elektromotor yang
menggerakkan magnetic bar yang
dimasukkan ke larutan. Stir bar dilapisi
dengan keramik atau te�on sehingga tidak
bereaksi dengan larutan. Magnetic stirrer
biasanya dilengkapi dengan hot plate.
Gambar 4.30 Hot plate yang
dilengkapi dengan stirrer.
Sumber: Surgeyryzov/Canva.com (2022)
Gambar 4.31 Magnetic Stirrer
Sumber: Artas/Canva.com (2022)
Stir Bar

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 71
Cara Penggunaan:
●Magnetic stir bar dimasukkan ke larutan, kemudian larutan diletakkan pada
magnetic stirrer. Selanjutnya, hubungkan alat dengan arus listrik kemudian
dinyalakan.
● Tombol speed diputar untuk mengatur kecepatan putaran alat. Magnet pada
poros akan memutar stir bar sehingga larutan pun teraduk sesuai kecepatan
yang diatur.
d. Heating Mantle
Heating mantle merupakan pemanas listrik yang
digunakan untuk memanaskan larutan menggunakan
wadah yang alasnya berbentuk bulat, seperti labu.
Cara Penggunaan:
Heating mantle dihubungkan dengan arus listrik,
kemudian dinyalakan dan diatur sesuai suhu
pemanasan yang diinginkan. Selanjutnya, labu yang
sudah berisi larutan dimasukkan ke mantel pada
alat.
e. Oven Listrik
Oven listrik merupakan peralatan yang digunakan
untuk mengeringkan endapan dan alat-alat
laboratorium.
Cara Penggunaan:
Oven listrik dihubungkan dengan arus listrik,
kemudian dinyalakan dan diatur di suhu oven sesuai
kebutuhan untuk pengeringan.
f. Tanur atau Furnace
Tanur atau furnace merupakan peralatan laboratorium
berupa tanur yang dipanasi dengan arus listrik dan
digunakan untuk proses suhu tinggi hingga 1000
o
C,
seperti proses kalsinasi.
g. Centrifuge
Alat laboratorium ini digunakan untuk memisahkan
padatan dengan cairan. Selain itu, centrifuge juga
digunakan pada larutan yang mengandung partikel
dengan ukuran sangat halus dan sedikit. Alat ini
menggunakan prinsip gaya sentrifugal sehingga
Gambar 4.32 Heating Mantle
Sumber: Surgeyryzhov/Canva.com (2022)
Gambar 4.33 Oven listrik di
laboratorium untuk pemanasan
dan pengeringan.
Sumber: Matylda Sękpl/Wikimedia
Commons (2022)
Gambar 4.34 Centrifuge
Sumber: Anamejia18/Canva.com (2023)

72 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
partikel padat yang lebih berat akan mengendap pada dasar tabung, sedangkan
partikel lebih ringan akan melayang dalam larutan.
Cara Penggunaan:
● Menghubungkan larutan dengan sumber tegangan arus listrik, kemudian
menyalakan alat.
● Larutan yang akan diendapkan atau dimurnikan dimasukkan ke tabung
centrifuge, kemudian diletakkan dalam lubang dudukan di centrifuge.
● Apabila lubang tidak terisi penuh, kedudukannya harus seimbang. Cara
tersebut dapat dilakukan dengan meletakkan tabung pada posisi saling
berseberangan.
● Menutup rapat tutup centrifuge.
● Mengatur kecepatan centrifuge dan waktu sentrifugasi sesuai kebutuhan.
● Setelah centrifuge selesai berputar, buka tutupnya dan tabung dapat diambil
dari centrifuge. Apabila belum terbentuk endapan, proses sentrifugasi dapat
dilakukan kembali. (Fatoni, 2015)
h. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat laboratorium yang
digunakan untuk mengamati dan mempelajari
mikroorganisme dengan ukuran sangat kecil. Prinsip
kerja mikroskop adalah pembesaran sekian kali lipat
suatu benda yang dilakukan terhadap ukuran benda
aslinya. Mikroskop sangat berperan dalam
pembesaran objek yang sedang diamati.
Cara Penggunaan:
● Memeriksa kondisi kebersihan mikroskop dengan memastikan tidak ada
jamur. Berbagai komponen mikroskop dipastikan berfungsi baik. Pastikan
fungsi kelistrikannya dapat bekerja baik.
● Memastikan kebersihan meja preparat dan lensa objektif berada pada posisi
perbesaran terendah, dipasang garis sumbu dan lensa okuler.
● Mengatur intensitas cahaya dengan menyalakan lampu. Selanjutnya,
menyesuaikan besarnya lubang diafragma agar sinar yang diterima mata
optimal.
● Preparat dijauhkan dari lensa objektif dilakukan dengan memutar pengatur
kasar searah jarum jam. Preparat diletakkan di bawah lensa objektif.
Posisikan lensa objektif mulai dari perbesaran terendah dengan jarak kira-
kira 1 cm dari preparat. Pengamatan melalui lensa okuler dapat diperjelas
dengan pemutar kasar. Selanjutnya, pengatur halus diputar hingga preparat
tampak terlihat jelas. Apabila perlu dilakukan, ulangi untuk lensa objektif
yang pembesarannya lebih tinggi.
Gambar 4.35 Mikroskop
Sumber: Carla Images/Canva.com (2022)

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 73
● Memastikan agar lensa tidak menabrak preparat. Setelah pengamatan
selesai, mikroskop dikembalikan ke posisi semula dengan pembesaran
terendah. (Kurniawati, 2018)
Aktivitas 4.2
Kegiatan Praktik Penggunaan Alat Laboratorium
Ayo, lakukan kegiatan praktik berikut agar kamu makin memahami penggunaan
alat laboratorium.
Persiapan Sebelum Praktik:
1. Cuci tangan hingga bersih.
2. Kenakan sarung tangan dan pakaian laboratorium untuk menghindari
bahan kimia ke kulit atau seragam sekolah.
a. Praktik Menimbang Menggunakan Timbangan Digital
Ikutilah langkah-langkah berikut.
1. Siapkan bahan padat atau serbuk yang ada di laboratorium, misalnya
NaCl padat.
2.
Timbanglah bahan padat tersebut menggunakan timbangan digital sesuai
prosedur yang dijelaskan pada materi. Perhatikan dengan baik cara
penggunaan sebelum, saat, dan sesudah menggunakan timbangan digital.
3. Lakukan pengulangan tiga kali penimbangan untuk mendapatkan hasil
akurat.
4. Lakukan percobaan uji coba dua bahan padat berbeda yang tersedia di
laboratorium.
5. Catatlah langkah-langkah yang kalian lakukan di buku latihanmu dan
buatlah laporan dari hasil praktik.
b. Praktik Menggunakan Pipet Ukur
Ikutilah langkah-langkah berikut.
1. Siapkan larutan standar yang ada di laboratorium.
2. Ambillah larutan menggunakan pipet ukur sesuai prosedur yang telah
dijelaskan di materi.
3. Lakukan dua kali pengambilan lagi dengan volume berbeda agar kamu
makin mahir menggunakan pipet ukur tersebut.
4.
Catatlah hal-hal yang kamu lakukan atau langkah-langkah menggunakan
pipet ukur di buku latihan.

74 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
c. Praktik Menggunakan Labu Ukur
Lakukan praktik sesuai dengan langkah berikut.
1. Siapkan bahan berupa NaCl padat dan aquades.
2. Siapkan alat berupa labu ukur 250 ml, kaca arloji, dan neraca digital.
3.
Timbanglah NaCl padat sebanyak 20 gram dengan menggunakan neraca
digital. Lakukan prosedur sesuai praktik bagian (a).
4. Tuangkan NaCl dalam gelas beaker dan tambahkan aquades sebanyak
100 ml, kemudian diaduk menggunakan kaca pengaduk.
5. Tuangkan larutan tersebut ke dalam labu ukur dengan menggunakan
corong kaca.
6.
Tambahkan aquades hingga volume mencapai skala labu ukur. Tutuplah
labu ukur dan goyangkan sesuai prosedur yang dijelaskan pada materi
hingga larutan menjadi homogen.
7.
Ulangi percobaan dengan massa NaCl yang berbeda agar keterampilanmu
menggunakan alat makin baik.
8. Catatlah langkah-langkah yang kamu lakukan di buku latihan. Buatlah
laporan dari hasil praktik yang kamu lakukan.
d. Praktik Menghitung Densitas Larutan Menggunakan Piknometer
Lakukan praktik sesuai langkah berikut.
1.
Siapkan tiga larutan cair yang ada di laboratorium, misalnya larutan HCl,
larutan gula, dan KOH.
2.
Hitunglah densitas ketiga larutan tersebut menggunakan piknometer
sesuai prosedur yang dijelaskan pada materi.
3.
Pengukuran setiap larutan dilakukan pengulangan tiga kali untuk
menghasilkan pengukuran yang akurat.
4.
Apabila menggunakan larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya, kamu dapat membandingkan hasil pengukuran dengan
konsentrasi yang tertera pada label.
5. Buatlah laporan dari praktik yang kamu lakukan.
Aktivitas 4.3
Aktivitas Berbasis Proyek:
Perawatan Peralatan Laboratorium dan Prosedur Keamanan
1.
Bentuklah empat kelompok kecil yang terdiri atas 3–5 peserta didik. Setiap
kelompok mengerjakan satu topik berbeda. Selanjutnya, carilah informasi
terkait topik berikut.

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 75
a. Cara perawatan peralatan gelas.
b. Cara perawatan peralatan nongelas.
c. Cara perawatan instrumen laboratorium.
d. Prosedur keselamatan kerja di laboratorium.
2.
Diskusikan hasilnya dengan guru. Kemudian buatlah poster dan
presentasikan di depan kelas. Poster bisa ditempel di laboratorium sekolah
atau di kelas.
B. Teknik Dasar Pembuatan Larutan
Salah satu aktivitas yang dilakukan saat praktikum di laboratorium adalah
pembuatan larutan. Larutan dapat terbentuk karena ada pelarut (solvent) dan
zat terlarut (solute). Sebagai contoh, kamu akan membuat larutan gula. Larutan
gula dapat terbentuk dengan melarutkan gula dalam air. Air berperan sebagai
pelarut dan gula sebagai zat terlarut.
Saat membuat larutan gula, kamu menambahkan sejumlah gula dalam air.
Dengan jumlah air yang sama, makin banyak gula yang ditambahkan, larutan
makin pekat. Jumlah gula dalam larutan atau dalam air disebut konsentrasi.
Jadi, konsentrasi larutan menyatakan jumlah zat terlarut dalam satuan larutan
atau pelarut. Konsentrasi ini seperti menjadi label pada sebuah larutan.
Ada beberapa cara menyatakan konsentrasi larutan, antara lain molaritas
(M), molalitas (m), normalitas (N), persentase (%), dan ppm (parts per million).
Pada bab ini akan dibahas teknik dasar pembuatan larutan dalam persentase
serta pembuatan larutan dari larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya.
Untuk konsentrasi yang lain akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
1. Konsentrasi dalam Persen
Persen konsentrasi dapat dinyatakan dalam % berat (% W/W) atau persen
volume (% V/V) atau persen berat per volume, seperti dalam persamaan berikut.
B%× 100%erat
Massalarutan
Massazat terlarut
=
Volume
V%× 100%olume
Volumelarutan
zatterlarut
=
%× 100%Beratpervolume
Volume larutan
Massa zatterlarut
=
Bagaimana cara membuat larutan dengan konsentrasi dalam persen? Simak
contoh berikut.

76 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
a. Membuat Larutan dengan Konsentrasi % Berat
Contoh 4.1 Membuat larutan NaCl 10% (% w/w)
Larutan NaCl 10% (% w/w) menunjukkan 10 gram NaCl dalam 100 gram larutan
NaCl. 100 gram larutan NaCl berarti berat NaCl dan berat air.
Berat NaCl = 10 gram, maka berat air = 90 gram.
Densitas air = 1 g/ml
Maka volume air = 90 ml.
Dengan demikian, untuk membuat NaCl 10% (w/w) diperlukan 10 gram NaCl
dan 90 ml air.
Prosedur Pembuatan Larutan:
1) Menyiapkan bahan berupa NaCl padat dan Akuades.
2) Menyiapkan alat laboratorium, seperti kaca arloji, beaker glass, atau gelas
ukur, dan pengaduk kaca.
3) Memasukkan akuades kira-kira 50 ml dalam gelas beaker atau gelas ukur.
4)
Menimbang NaCl sebanyak 10 gram dengan menggunakan neraca analitik
dan memasukkannya ke gelas beaker atau gelas ukur yang sudah berisi
akuades.
5) Menambahkan sisa air 40 ml dan mengaduknya dengan pengaduk kaca.
b. Membuat Larutan dengan Konsentrasi % Berat/Volume
Contoh 4.2 Membuat larutan NaCl 10% (% w/v) dalam 500 ml larutan.
Larutan NaCl 10% (w/v) menunjukkan 10 gram NaCl dalam 100 ml larutan
garam. Jika membuat 500 ml larutan garam, maka
berat NaCl = 10% × 500 = 50 gram
Jadi, dalam membuat larutan NaCl 10% (w/v) 500 ml dibutuhkan 50 gram NaCl
padat.
Prosedur Pembuatan Larutan:
1) Menyiapkan bahan berupa NaCl padat dan Akuades.
2)
Menyiapkan alat laboratorium, yaitu kaca arloji, beaker glass atau labu
ukur 500 ml, dan pengaduk kaca.
3) Memasukkan akuades kira-kira 300 ml dalam gelas beker atau gelas ukur.
4)
Menimbang NaCl sebanyak 50 gram dengan menggunakan neraca analitik
dan memasukkannya ke gelas beaker atau labu ukur yang sudah berisi
akuades.

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 77
5) Menambahkan sisa air sampai mencapai volume 500 ml lalu mengaduk
dengan pengaduk kaca jika menggunakan gelas beker, atau dikocok jika
menggunakan labu ukur.
Aktivitas 4.4
Berkunjung ke Laboratorium
Lakukan aktivitas ini dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
1.
Carilah dua bahan kimia berbentuk padatan sesuai yang tersedia di
laboratorium.
2.
Selanjutnya, buatlah larutan dari dua bahan kimia tersebut, masing-
masing 5% w/w dan 5% w/v dalam 500 ml.
3. Lakukan sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan.
c.
Membuat Larutan dari Larutan yang Sudah Diketahui Konsentrasinya
Contoh 4.3 Membuat larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 1M
Tidak semua laboratorium tersedia wujud padatan zat terlarut yang dibutuhkan,
tetapi tersedia dalam bentuk larutan standar. Sebagai contoh, di laboratorium
tersedia larutan standar HCl 1M, sedangkan kamu harus membuat HCl 0,1 M
sebanyak 250 ml. Dengan demikian, prosedur pada poin (a) tidak bisa digunakan.
Cara yang dapat dilakukan adalah pengenceran dari 1M HCl menjadi 0,1 M
HCl. Untuk mengubah konsentrasi HCl dari 1 M menjadi 0,1 M, maka perlu
menambah air dengan jumlah tertentu. Jumlah HCl 1M yang dibutuhkan dan air
yang ditambahkan bisa dihitung dengan persamaan berikut.
C
1
= 1 M (Molaritas HCl 1M)
V
1
= ? (Volume HCl 1 M yang diambil)
C
2
= 0,1 M (Molaritas yang diinginkan, yaitu 0,1 M HCl)
V
2
= 250 mL (Volume yang diinginkan, yaitu 250 mL 0,1 M HCl)
C
1
× V
1
= C
2
× V
2
1 × V
1
= 0,1 × 250
V
1
= 25 mL
Maka, volume HCl 1 M yang dibutuhkan adalah 25 ml.
Jumlah air yang ditambahkan adalah 250 ml – 25 ml = 225 ml.

78 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Prosedur Pembuatan Larutan:
1) Menyiapkan bahan berupa HCl 1 M 25 ml dan Akuades 225 ml.
2) Menyiapkan alat berupa gelas beaker, gelas ukur, atau labu ukur 250 ml.
3)
Memasukkan akuades kira-kira 100 ml dalam gelas beaker, gelas ukur, atau
labu ukur.
4) Mengambil larutan HCl 1 M sebanyak 25 ml dan memasukkannya ke gelas
beaker, gelas ukur, atau labu ukur yang sudah terisi akuades.
5)
Menambah akuades sampai mencapai volume 250 ml atau jika menggunakan
labu ukur hingga batas ukur.
6)
Apabila menggunakan gelas beaker atau gelas ukur, larutan diaduk dengan
pengaduk kaca sampai homogen. Apabila menggunakan labu ukur, larutan
dikocok hingga terlihat homogen.
Saat membuat larutan, perlu diperhatikan prosedur keamanannya, seperti
menggunakan sarung tangan dan masker. Pada pembuatan larutan HCl yang
berbahaya, proses pembuatan dapat dilakukan di ruang asam. Apabila
menggunakan bahan asam pekat, maka berbahaya jika asam langsung
ditambahkan dengan air. Sebaiknya, wadah diberi sejumlah air kemudian
cairan asam ditambahkan secara perlahan, selanjutnya ditambahkan air kembali
sampai mencapai volume yang diinginkan.
Aktivitas 4.5
Berkunjung ke Laboratorium
Lakukan aktivitas ini dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
1.
Dari larutan yang kamu miliki, buatlah larutan dengan konsentrasi
masing-masing 0,25 M dan 0,1 M.
2. Lakukan sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan.
3. Sajikan hasil praktikmu di buku latihan.
2. Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Membuat Larutan
Selain perhitungan secara matematis untuk menentukan jumlah zat yang
dibutuhkan saat membuat larutan, hal teknis berikut perlu diperhatikan.
a. Jenis larutan dan sifat larutan harus diketahui sebelum membuat larutan.
Harus diperhatikan terlebih dahulu jenis larutan organik atau anorganik,
asam atau basa, dan bersifat korosif, mudah terbakar, beracun, atau dapat
menyebabkan iritasi. Dengan mengetahui jenis dan sifat larutan, maka
akan diketahui prosedur keamanannya saat membuat larutan agar tidak
membahayakan.

Bab 4 Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 79
b. Jika menggunakan larutan asam pekat, proses pembuatan larutan harus
dilakukan di ruang asam untuk menghindari uap larutan berbahaya.
c.
Memperhatikan standar keamanan bekerja di laboratorium, seperti
mengenakan sarung tangan, masker, googles, dan baju laboratorium.
d. Apabila membutuhkan larutan yang kualitatif, sebaiknya menggunakan
labu ukur agar konsentrasi diperoleh lebih akurat.
e.
Apabila tidak membutuhkan larutan dengan konsentrasi akurat bisa
menggunakan gelas beker atau gelas ukur.
Aktivitas 4.6
Carilah informasi mengenai prosedur keamanan penggunaan dan penyimpanan
larutan kimia di laboratorium untuk jenis larutan yang mudah terbakar,
mudah meledak, beracun, korosif, dan menyebabkan iritasi. Diskusikan
hasilnya dengan guru, kemudian buatlah poster digital dan posting di media
sosial.
Rangkuman

1. Peralatan yang digunakan dalam laboratorium terbagi menjadi peralatan
gelas, nongelas, dan instrumen.
2.
Peralatan gelas antara lain labu ukur, erlenmeyer, pipet ukur/volume, gelas
ukur, dan gelas beker. Peralatan nongelas, misalnya statif dan klem, penjepit
tabung reaksi, krusibel, dan cawan porselen. Adapun instrumen, misalnya
neraca digital, hot plate, magnetic stirer, dan oven listrik.
3.
Larutan dapat dibuat dalam konsentrasi % berat dan volume dengan
melarutkan bahan kimia padat dengan pelarut air. Selain itu, larutan juga
dapat dibuat dari larutan cair yang telah diketahui konsentrasinya atau
pengenceran.
Uji Kompetensi
1. Tuliskan prosedur pembuatan larutan gula 10% berat dan peralatan
laboratorium yang digunakan!
2.
Tuliskan masing-masing tiga contoh alat laboratorium yang termasuk
peralatan gelas, nongelas, dan instrumen. Jelaskan pula fungsi alat tersebut
dan cara penggunaannya!

80 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
3. Tulislah alat-alat yang kamu butuhkan untuk:
a. menimbang bahan kimia padat;
b. membuat larutan dengan konsentrasi yang akurat;
c. menentukan densitas larutan;
d. menimbang bahan padat yang higroskopis; serta
e. memanaskan bahan dengan suhu tinggi.
Pengayaan

Ayo pindai QR Code di samping untuk mengetahui
cara merawat peralatan gelas di laboratorium.
Re�eksi
Coba renungkan secara mandiri apakah kamu sudah mampu menggunakan
peralatan laboratorium dan membuat larutan dengan baik?

Apakah kecelakaan kerja dapat dicegah?
Bab
5
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Hidup
dan Budaya Kerja Industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

82 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kamu mampu:
● menjelaskan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan hidup;
● menerapkan praktik kerja yang aman;
● mengidenti�kasi bahaya di tempat kerja;
● menerapkan prosedur keadaan darurat;
● menerapkan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin);
● menjelaskan langkah-langkah pengendalian pencemaran air;
● menjelaskan langkah-langkah pengendalian pencemaran udara;
● menjelaskan pengelolaan limbah B3 dan non-B3; serta
● menerapkan penggunaan Material Safety Data Sheet (MSDS)
Peta Konsep
Keselamatan, Kesehatan Kerja,
Lingkungan Hidup, dan Budaya Kerja
Mempelajari
Keselamatan
Kesehatan
Kerja
Melaksanakan
praktik kerja
yang aman
Hazard
dan risk
Kecelakaan
kerja
Pengetahuan
budaya
kerja
Karakteristik
air tercemar
Jenis dan
karakteristik
pencemaraan
udara
Pengelolaan
limbah B3
Lingkungan
hidup
Alat
pelindung
diri
Sifat bahaya
bahan kimia
Keadaan
darurat
kebakaran
Penerapan
5R/5S
Manajemen
limbah cair
Sumber
pencearan
udara
Pengelolaan
limbah
non-B3
Pengendalian
Pencemaran
Udara
Pengelolaan
Limbah B3
dan Non-B3
K3LH
Bahaya-
Bahaya di
Tempat Kerja
Pengendalian
Pencemaran
Air
Prosedur
Keadaan
Darurat
Praktik Kerja
yang Aman
Budaya Kerja
Industri
Kata Kunci
K3LH, Budaya Kerja Industri, Limbah B3, MSDS
Pernahkah kamu melihat gambar rambu dengan slogan
seperti pada gambar di 5.1? Slogan tersebut dapat kamu
jumpai di industri, laboratorium, pekerjaan suatu proyek,
dan pada kendaran umum. Keselamatan memang
merupakan hal paling utama dalam pekerjaan. Contohnya
dalam lembaga pendidikan biasanya selalu ada kegiatan
praktikum dimana peserta didik memegang peralatan
praktikum, menggunakan alat kerja yang berat, mengolah
bahan berbahaya yang semuanya mengandung risiko
Gambar 5.1 Slogan
mengutamakan keselamatan.

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 83
terjadinya kecelakaan. Disinilah pentingnya simulasi atau sosialisasi keselamatan
kesehatan kerja (K3) agar risiko dan bahaya kecelakaan dapat dikurangi dan
dihindari.
Demikian juga di dunia pekerjaan, terutama industri kimia. Pekerja atau
orang yang magang sebelum melakukan tugasnya pasti akan diberi pemahaman
tentang K3. Bahkan karena pentingnya K3 banyak industri menerapkan denda
jika ada orang yang melanggar.
A. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
Sejarah keselamatan kerja diawali dari pola pikir manusia bahwa dengan adanya
kecelakaan kerja menimbulkan perasaan kasihan. Selanjutnya, bagaimana
menolong korban? Kecelakaan kerja ternyata terjadi berulang-ulang sehingga
membutuhkan biaya besar dan menimbulkan korban. Dengan hal tersebut
manusia berpikir: bisakah kecelakaan dicegah? Tentunya kecelakaan ada
penyebabnya sehingga perlu dicari akar permasalahannya. Setelah itu muncul
pertanyaan bagaimana mengendalikannya? Berbagai permasalahan tersebut
mendorong timbulnya ilmu keselamatan kerja.
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya untuk menciptakan lingkungan
kerja yang sehat dan aman, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja yang berdampak pada terganggunya
produktivitas kerja. Program keselamatan akan sukses jika komponen-komponen
penyusun SAFETY (System, Attitude, Fundamentals, Experience, Time, You)
terpenuhi.
Dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang K3, bahwa
tujuan K3 adalah mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja
serta memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber produksi agar terjadi
peningkatan e�siensi dan produktivitas kerja. Kesehatan pekerja sebanding
dengan produktivitas kerja. Makin baik kesehatan pekerja maka produktivitas
juga makin meningkat dan demikian juga sebaliknya.
2. Lingkungan Hidup
Merujuk Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, lingkungan hidup merupakan
kesatuan ruang yang meliputi benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan
perikehidupan serta makhluk hidup lainnya.
Kegiatan usaha di industri memberi dampak positif dan negatif bagi
lingkungan, baik lingkungan hidup maupun lingkungan sosial. Industri akan
menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Dampak positif dari

84 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
kegiatan industri antara lain mengurangi pengangguran dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kegiatan industri juga berdampak negatif seperti
polusi udara dan pencemaran air. Lingkungan yang tercemar akan memengaruhi
kesehatan lingkungan di sekitarnya. Untuk itu suatu industri diwajibkan
menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
dalam kegiatannya dengan pengawasan pemerintah.
B. Praktik-Praktik Kerja yang Aman
1. Melaksanakan Praktik Kerja yang Aman
Apakah kamu tahu kecelakaan bidang industri kimia terburuk di dunia? Ada
beberapa sejarah kecelakaan seperti bencana Bhopal, Piper Alpha, dan Kilang
BP Texas City. Bencana Bhopal (india) merupakan bencana industri terburuk
di dunia. Menurut Vijayan, kecelakaan ini menewaskan lebih dari 2500 orang.
Adapun menurut Britannica, jumlah total korban tewas diperkirakan di antara
15.000 sampai 20.000 jiwa. Pabrik pestisida ini mengeluarkan gas beracun metil
isosianat yang mematikan. Kecelakaan ini menurut pemerintah India, disebabkan
oleh kesalahan manajemen dalam menunda pemeliharaan rutin pada pipa
sehingga ada aliran balik air ke tangki metil isosianat.
Tragedi lain, yaitu kecelakaan Piper Alpha yang terjadi pada 6 Juli 1988 karena
ada ledakan yang menghancurkan anjungan sehingga menewaskan 167 orang.
Kecelakaan ini disebabkan kurangnya koordinasi antara bagian pemeliharaan dan
operator sehingga terjadi kebocoran pipa kemudian timbul ledakan dan kebakaran.
Belajar dari dua contoh kecelakaan tersebut kita harus memastikan bahwa
kita bekerja dengan aman agar tidak terjadi kecelakaan atau sakit akibat kerja.
Praktik kerja yang aman dapat dilaksanakan jika semua orang menerapkan
prosedur yang ada, tanda bahaya sudah tersedia dan diinformasikan. Prosedur
bekerja dengan aman berupa serangkaian langkah spesi�k yang membimbing
seseorang untuk mengurangi risiko dengan meminimalkan bahaya. Sebagai
contoh, saat sedang melaksanakan praktik di laboratorium, kamu harus
menerapkan prosedur menggunakan neraca, alat pemanas, alat pemadam
kebakaran, alat gelas dan nongelas. Selain prosedur penggunaan alat, kamu
juga harus menerapkan penanganan bahan kimia terutama yang berbahaya.
Aktivitas 5.1
Dapatkah kalian memberi contoh kecelakaan di industri kimia yang lain?
Yuk, silakan berkelompok dengan anggota 3–4 orang untuk diskusi mencari
contoh kecelakaan di industri kimia yang terjadi di Indonesia atau dunia,
penyebab kecelakaan, dan upaya pencegahan. Selanjutnya, presentasikan
hasilnya di depan kelas.

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 85
2. Alat Pelindung Diri (APD)
Kita yang bekerja di bidang kimia sering berhubungan langsung dengan bahan
dan alat berbahaya. Oleh karena itu, menggunakan dan mengenakan alat
pelindung diri merupakan hal yang wajib dilakukan. Seharusnya penggunaan
APD menjadi budaya kerja kita karena hal ini demi kebaikan kita sendiri. Ada
banyak perusahaan yang menerapkan denda jika tidak menggunakan APD
karena pentingnya hal tersebut. Untuk itu, sebelum bekerja di bidang kimia
industri, kamu harus memahami prosedur menggunakan APD.
Head Protection
Alat ini melindungi diri dari kejatuhan benda, debu, terlilit mesin,
panas matahari, gas, asap, uap, dan suhu ekstrim dingin.
Contoh helm, topi pengaman, tudung kepala, tutup kepala.
Pelindung Kaki
Alat ini melindungi
diri kita dari
kejatuhan benda
berat/cairan panas,
tersandung, terpeleset,
tertusuk benda tajam, aliran
listrik, suhu ekstrem panas/dingin.
Contohnya sepatu pengaman dan sepatu boot.
Pelindung
Mata
dan Muka
Alat ini melindungi
diri kita dari paparan
bahan kimia, debu/percikan partikel
lainnya, radiasi, kesilauan, benturan
karena jatuh, atau benturan karena benda
bergerak. Contohnya kaca mata pelindung,
goggles, dan face shield kepala.
Pakaian Pelindung
Melindungi dari suhu ekstrem panas/
dingin, pajanan api/benda panas, percikan
bahan kimia/cairan panas, benturan/
tergores, radiasi, mikroorganisme, binatang/
tumbuhan Contoh: rompi (vest), celemek
(apron), jaket, wearpack, jas laboratorium,
pakaian pelindung khusus lainnya.
Pelindung
Penapasan
Melindungi diri dari gas,
asap, uap, fume, debu,
kekurangan oksigen,
mikroorganisme. Contohnya
masker dan respirator.
Pelindung Tangan
Melindungi tangan dari
pajanan benda panas/ekstra
dingin, radiasi, listrik, bahan
kimia, mikroorganisme,
getaran, dan gesekan benda
kasar/keras. Contohnya
sarung tangan yang terbuat
dari karet, kulit, kain/katun,
dan lapis asbes.
Alat Pelindung Telinga
Alat ini melindungi diri dari
kebisingan dan tekanan.
Contohnya earplug dan earmuff.
Gambar 5.2 Alat Pelindung Diri.

86 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Aktivitas 5.2
Setelah kamu belajar jenis-jenis APD dan contohnya, sekarang lakukanlah
identi�kasi secara benar untuk menentukan APD yang digunakan sesuai
pekerjaan/kegiatan seperti terdapat pada tabel berikut.
No. Jenis Pekerjaan/Kegiatan APD yang Digunakan
1. Orang yang bekerja di bagian
quality control industri makanan.
2. Orang yang bekerja di bagian
produksi pabrik semen.
3.Peserta didik praktikum
mikrobiologi.
4. Orang yang bekerja di bagian
pengeboran minyak bumi.
5. Orang yang bekerja di bagian
konstruksi pabrik pupuk.
C. Bahaya-Bahaya di Tempat Kerja
Kita yang berada di tempat kerja, terutama di bidang industri kimia tidak terlepas
dari bahaya atau hazard. Apa bahaya atau hazard itu? Hazard adalah sifat
bawaan suatu bahan atau keadaan yang berpotensi menyebabkan celaka atau
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan pada manusia atau lingkungan.
Besarnya hazard mere�eksikan besarnya potensi konsekuensi yang tidak
diinginkan tersebut, misalnya kematian, umur pendek, cacat, dan kemandulan.
Untuk bahan kimia, istilah hazard biasa diasosiasikan dengan sifat racun bahan
kimia tersebut, sifat �ammable (mudah terbakar), sifat explosive (mudah meledak),
sifat radioaktif, dan lain-lain. Selain itu hazard juga karena proses seperti tekanan
ekstrem, suhu ekstrem, kondisi ketinggian, pencahayaan, dan kebisingan.
Risiko (risk) berbeda dengan bahaya. Berbahaya belum tentu berisiko tinggi.
Misal kita melakukan perjalanan jauh, kita dapat menggunakan pesawat, kereta
api, dan bus/mobil. Dari hazard, pesawat memiliki risiko paling tinggi karena
kalau mengalami kecelakaan akibatnya paling fatal. Akan tetapi berdasarkan
risiko, mobil/bus yang paling tinggi karena berdasarkan statistik, kecelakaan
kendaraan jenis mobil/bus yang paling banyak. Jadi risk adalah probabilitas
suatu hazard akan menghasilkan kondisi yang tidak diinginkan. Risiko adalah

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 87
fungsi dari probabilitas dan konsekuensi, atau fungsi dari bahaya dan paparan.
Perbedaan hazard dan risk adalah hazard dapat diidenti�kasi dalam berbagai
keadaan, sedangkan risk tidak mudah untuk d iidenti�kasi. Hazard hanya ada
sebagai potensi sumber bahaya, sedangkan risk akan ada pada setiap kegiatan
yang dilakukan dalam situasi yang hazardous. Jadi hazard adalah sesuatu yang
berkaitan dengan identi�kasi masalah atau pengenalan adanya sesuatu yang
berpotensi mencelakakan. Risk berkaitan dengan masalah estimasi atau evaluasi
probabilitas atau peluang terjadinya kecelakaan.
Orang yang ahli dalam pengoperasian dan proses kerja diperlukan dalam
mengidenti�kasi bahaya di tempat kerja. Faktor bahaya dapat digolongkan
sebagai berikut.
1. Zat kimia baik cairan, padat, maupun gas.
2. Zat �sis seperti suhu ekstrem, tekanan ekstrem, kebisingan, getaran, dan
radiasi.
3. Zat biologi seperti virus, bakteri, jamur, serangga, dan tungau.
4. Ergonomi yang meliputi posisi badan, fungsi badan, dan segi kejiwaan.
Bahaya di tempat kerja dapat berupa bahan dan proses. Bahaya tersebut
dapat diketahui dari Material Safety Data Sheet (MSDS) bahan B3 dan diagram
alir B3 di industri. Pada bidang kimia bahaya bahan kimia dapat dilihat dari
label bahan atau dari MSDS. Ada beberapa sifat bahan kimia yang wajib kita
ketahui, agar kita dapat menangani bahan tersebut dengan benar.
1. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Bahan kimia mudah terbakar adalah bahan kimia
yang siap memantik api dan terbakar di udara. Bahan
yang mudah bereaksi dengan oksigen dan
menimbulkan nyala api, jika tidak dapat dikendalikan
akan menimbulkan kebakaran.
Bahan kimia mudah menyala dapat berupa padat,
cair, dan gas. Zat padat mudah menyala antara lain
belerang, fosfor, dan hidrida logam. Zat cair mudah
menyala antara lain petroleum eter, metil isobutyl
keton, karbondisul�da, bensin, toluene, dan pelarut
organik (eter, etanol, aseton, benzene, dan heksana).
Adapun gas mudah menyala antara lain hidrogen,
asetilen, etilen oksida, dan gas alam.
Gambar 5.3 Simbol bahan
kimia mudah terbakar.

88 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Bahan Kimia Mudah Meledak (Explosive)
Bahan kimia mudah meledak bila reaksi kimia bahan
tersebut menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan
yang besar serta suhu tinggi. Selanjutnya, menimbulkan
kerusakan di sekelilingnya, terutama untuk bahan-bahan
yang peka terhadap panas dan gesekan/tumbukan.
Contohnya trinitrotoluena (TNT), nitrogliserin, dan
ammonium nitrat.
Ledakan bahan kimia juga mudah terjadi pada
peristiwa bercampurnya senyawa oksidator dan reduktor
seperti asam nitrat–etanol, Kalium permanganate–gliserol,
krom oksida–hidrasin. Bahan mudah meledak juga dapat
disebabkan bahan kimia yang reaktif terhadap air.
Contohnya alkali dan alkali tanah, garam halide anhidrat,
oksida anhidrat, dan oksida nonlogam halida (sulfuril
klorida).
3. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan
keracunan pada manusia atau hewan, masuk melalui
pemaparan, mengganggu organ tubuh (hati dan paru-
paru), terakumulasi dalam tulang, darah, hati, ginjal,
cairan limfa, berefek terhadap kesehatan dalam jangka
panjang, pengeluaran racun melalui urine, saluran
pencernaan, sel epitel, keringat. Contoh bahan kimia
beracun adalah timbal, merkuri, kadmium, kloroform,
asam sianida, asam sul�da, gas CO, dan benzena.
4. Bahan Kimia Korosif
Bahan kimia korosif adalah bahan yang karena reaksi
kimia dapat merusak logam. Contohnya asam sulfat,
asam nitrat, natrium hidroksida, kalsium hidroksida,
dan gas belerang dioksida.
5. Bahan Kimia Bersifat Oksidator
Bahan kimia bersifat oksidator adalah bahan tidak
terbakar tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran pada bahan lain atau ledakan.
Bahan ini bersifat eksplosif karena sangat reaktif, tidak
stabil, dan mampu menghasilkan oksigen dalam reaksi
Gambar 5.4 Simbol bahan kimia
mudah meledak (explosive).
Gambar 5.5 Simbol bahan
kimia beracun.
Gambar 5.6 Simbol bahan
kimia korosif.
Gambar 5.7 Simbol bahan
kimia bersifat oksidator.

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 89
atau penguraiannya. Contoh senyawa oksidator
anorganik adalah senyawa permanganate, perklorat,
dikromat, hidrogen peroksida, periodat, dan persulfate.
6. Bahan Kimia Iritan
Bahan kimia iritan adalah bahan yang karena reaksi kimia
dapat menimbulkan kerusakan atau peradangan atau
iritasi bila kontak dengan permukaan kulit yang lembap
seperti kulit, mata, dan saluran pernapasan. Bahan ini
pada umumnya termasuk bahan korosif. Contohnya asam
trikloroasetat, asam sulfat, dan gas belerang dioksida.
Bahan iritan padat akan berbahaya bila kontak
dengan mata atau kulit. Contohnya NaOH, natrium
silikat, KOH, kalsium hidroksida, asam trikloroasetat,
dan fenol.
Aktivitas 5.3
Setelah belajar sifat-sifat bahan kimia, sekarang lakukanlah identi�kasi bahan
kimia yang di laboratorium sekolah kalian sebanyak-banyaknya secara
kelompok. Salin dan lengkapi tabel berikut dalam buku tugas kalian.
No. Jenis Bahaya Simbol Contoh Bahan Kimia
1. Mudah terbakar
2. Beracun
3. Korosif
4. Oksidator
5. Iritan
D. Prosedur-Prosedur dalam Keadaan Darurat
Kecelakaan di industri kimia biasanya terkait dengan beberapa faktor, seperti
kegagalan alat, kegagalan standar operasional prosedur (SOP), kegagalan sistem
pengendalian (alat kontrol), faktor eksternal (gempa, banjir, dan lain-lain),
keletakan peralatan, dan faktor manusia. Kecelakaan kerja erat kaitannya
dengan keadaan darurat.
Gambar 5.8 Simbol bahan
kimia iritan.

90 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Keadaan darurat adalah kondisi yang tidak normal, terjadi tiba-tiba,
mengganggu aktivitas, dan perlu segera ditanggulangi. Tanggap darurat bertujuan
untuk menyelamatkan jiwa, mengendalikan keadaan darurat, me minimalkan
kerugian harta benda dan meminimalkan kerugian lingkungan. Penanganan
keadaan darurat jika direncanakan akan jauh mengurangi kerugian dibandingkan
tidak direncanakan. Penyebab keadaan darurat antara lain kebakaran, paparan
karena bahan yang korosif, beracun, infektif maupun radioaktif, gempa, banjir,
dan tsunami. Bagaimana jika keadaan darurat itu terjadi? Apa yang harus kita
lakukan?
Keadaan darurat yang sering terjadi di industri kimia atau di laboratorium
kimia adalah kebakaran. Kebakaran terjadi karena adanya api yang tidak dapat
dikendalikan. Ada tiga elemen terjadinya pembakaran, yaitu fuel (bahan bakar),
oxidizer (pengoksidasi, misalnya oksigen), dan ignition source (pemantik, misalnya
panas). Api tidak akan terjadi jika salah satu elemen tersebut tidak ada, maka
tiga elemen ini dikenal dengan �re triangle.
Klasi�kasi kebakaran di Indonesia mengacu Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor 04/MEN/1980 tentang syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR. Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, kebakaran
dikelompokkan dengan kategori A, B, C, dan D. Adapun menurut National Fire
Protection Association (NFPA) klasi�kasi kebakaran dan media pemadamnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.1 Klasi�kasi Kebakaran dan Media Pemadam Menurut NFPAKelas Contoh Penyebab Media Pemadam
A (Padat Non
Logam)
Kayu, kertas, kain,
plastik
Air, uap air, serbuk kimia
kering, busa
B (Gas/Uap/ Cairan) Bensin, solar, metana,
LPG
Serbuk kimia kering, CO
2
,
busa
C (Listrik) Arus pendek Serbuk kimia kering, CO
2
D (Logam) Natrium Serbuk kimia NaCl, gra�t
E (Radioaktif) Uranium Belum diketahui secara
spesi�k
K (Bahan Masakan) Minyak, lemak CO
2

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 91
Bagaimana jika kebakaran terjadi dalam suatu gedung atau bangunan?
Berikut prosedur yang harus dilaksanakan bagi penghuni gedung jika terjadi
kebakaran.
1. Tetap tenang jangan panik.
2. Bunyikan alarm sambil berteriak “Kebakaran! Kebakaran!”
3.
Menelepon petugas pemadam kebakaran dengan Nomor “113”. Jangan lupa
sampaikan identitas, lokasi kebakaran, dan besarnya kebakaran.
4. Jika memungkinkan, halangi terjadinya penyebaran kebakaran.
5.
Tutup kepala dengan kain basah jika terdapat asap, kemudian keluar melalui
tangga darurat dengan merapat di dinding dan merunduk.
6. Padamkan api dengan APAR yang ada jika hal ini memungkinkan.
7.
Lakukan evakuasi melalui jalur evakuasi (jangan menggunakan lift) sampai
keluar gedung.
Aktivitas 5.4
Jika ada kebakaran ringan, apa yang harus kita
lakukan? Mari kita saksikan video cara menggunakan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dengan memindai
QR Code di samping.
Setelah menonton video tersebut, lakukan simulasi
kebakaran di lingkungan sekolahmu yang jauh dari
bangunan, misalnya di lapangan. Lakukan pemadaman
dengan menggunakan APAR di sekolahmu.
E. Budaya Kerja Industri
Sebenarnya budaya kerja sudah lama kita kenal, hanya saja ada beberapa orang
atau pihak belum sepenuhnya menyadari bahwa budaya kerja akan berpengaruh
pada keberhasilan kerja. Norma dalam masyarakat yang menjadi kebiasaan
disebut budaya. Nilai-nilai yang menjadi kebiasaan yang berhubungan dengan
kualitas kerja dinamakan budaya kerja. Jika budaya kerja berada dalam
masyarakat industri maka dikenal dengan budaya kerja industri.
Dalam masyarakat industri, hal yang sangat penting adalah perusahaan
memberikan pengetahuan budaya yang baik kepada tenaga kerjanya. Hal ini
bertujuan meningkatkan kualitas kerja dan menambah wawasan sehingga akan
meningkatkan perkembangan perusahaan pada masa depan. Bentuk pema haman
budaya kerja dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan, pendidikan, upgrading,
reskilling dan benchmarking. Budaya kerja yang telah terbentuk akan menumbuhkan
nilai-nilai disiplin, keterbukaan, saling menghargai, dan kerja sama.

92 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Lingkungan yang bersih, rapi, dan teratur tentunya menjadi dambaan setiap
perusahaan karena akan meningkatkan produktivitas dan e�siensi. Sering kita
mengeluh mencari barang atau data karena kurang tertibnya dalam penyimpanan,
sehingga akan membuang-buang waktu untuk mencarinya dan tidak sedikit yang
sampai menyebabkan gangguan emosional. Demikian juga perusahaan atau
instansi. Hal ini tidak akan terjadi jika kita menerapkan 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin). Konsep 5R diadopsi dari Jepang dengan program 5S (Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu, Shitsuke) yang sekarang sudah diterapkan di banyak negara.
1. Ringkas (Seiri)
Ringkas adalah tindakan menentukan barang yang diperlukan dan yang
harus disingkirkan di tempat kerja. Kita harus bijak dalam menyimpan
barang agar tidak penuh dengan barang yang tidak berguna.
2. Rapi (Seiton)
Rapi merupakan langkah kedua dalam penerapan 5R. Jika kita sudah
menentukan barang-barang yang berguna, langkah selanjutnya adalah
merapikan dengan menyusun barang berdasarkan jenis atau kategori
tertentu. Pertimbangan yang dapat dilakukan adalah frekuensi barang
digunakan, kapan digunakan, penempatan, dan orang yang menggunakan
barang.
3. Resik (Seiso)
Setelah barang rapi, selanjutnya barang, peralatan, dan ruangan/lingkungan
diupayakan dalam keadaan resik (bersih). Kebersihan merupakan tanggung
jawab bersama.
4. Rawat (Seiketsu)
Rawat adalah upaya mempertahankan 3R sebelumnya dengan me lakukan
standardisasi. Tahapan yang dapat dilakukan antara lain menetapkan standar
kebersihan dan ketertiban, serta me ngomunikasikan kepada semua pekerja.
5. Rajin (Shitsuke)
Rajin adalah menciptakan kebiasaan karyawan untuk mem pertahankan
dan meningkatkan apa yang telah dicapai. Rajin dilakukan secara
berkelanjutan dengan memberikan pelatihan, menerima masukan, dan
memberikan feedback.
Dengan diterapkannya 5R diharapkan tercipta kebiasaan atau budaya kerja
yang melekat pada masyarakat termasuk bidang industri.

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 93
F. Pengendalian Pencemaran Air
Bagaimana jika air di bumi ini tercemar?
Coba perhatikan salah satu contoh air sungai
yang tercemar.
Apa itu pencemaran air? Pencemaran
air adalah kontaminasi air oleh bahan kimia
berbahaya atau bahan limbah yang
disebabkan oleh kejadian alam atau akibat
ulah manusia.
1. Karakterisasi Air yang Tercemar
Air dikatakan tercemar jika mengandung kontaminan melebihi baku mutu air
bersih. Parameternya apa saja?
a. Padatan
Total padatan disini termasuk sejumlah material yang ditinggalkan di dalam
wadah setelah air diuapkan pada suhu 103–105
o
C.
Total padatan dapat dibagi sebagai berikut.
1) Total Suspended Solid (TSS).
Jumlah padatan yang tertahan pada �lter ukuran 2,0 µm.
2) Total Dissolved Solid (TDS).
Jumlah bahan yang terlarut dan berupa koloid yang terlewat di �lter.
b. Bahan Organik
Kandungan bahan organik dapat dianalisis menggunakan ukuran berikut.
1) Biological Oxygen Demand (BOD)
Mengukur jumlah O
2
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
menguraikan senyawa-senyawa organik secara biologis (biodegradasi) per
satuan volume air limbah.
2) Chemical Oxygen Demand (COD)
Mengukur total kebutuhan oksigen untuk mengoksidasi semua senyawa
organik dalam limbah yang dapat teroksidasi secara kimiawi (senyawa
karbon selain senyawa-senyawa aromatik, misalnya: benzene dan fenol)
serta senyawa-senyawa lain yang dapat teroksidasi (misalnya sul�da, sul�t,
dan besi ferro) per satuan volume air limbah.
c. Nutrisi (N dan P)
Nitrogen terjadi dalam lima bentuk utama di lingkungan perairan: nitrogen
organik, ammonia, nitrit, nitrat, dan gas nitrogen terlarut. Fosfor hampir
Gambar 5.9 Pencemaran Air
Sumber: Agung Pambudhy/detik.com (2021)

94 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
seluruhnya berupa fosfat organik dan ortofosfat anorganik atau polifosfat.
Berbagai bentuk nitrogen dan fosfor dapat diukur secara analitis dengan teknik
kolorimetri.
d. Mikroorganisme Patogen
Organisme patogen dalam air berasal dari kotoran hewan atau manusia. Jenis
organisme patogen: bakteri, protozoa, cacing, dan virus. Analisis organisme
patogen menggunakan organisme indikator (misalnya Escherichia coli).
e. Polutan Mikro
Polutan mikro dapat berupa logam berat dan senyawa berbahaya. Logam berat
seperti arsenik, tembaga, dan merkuri dapat membahayakan organisme akuatik,
atau terakumulasi dalam rantai makanan, meskipun konsentrasi logam dalam
air relatif rendah. Senyawa beracun, karsinogenik, atau organik berbahaya
lainnya dalam air. Contoh: pestisida, bifenil poliklorinasi (PCB), dan hidrokarbon
aromatik polisiklik (PAH).
2. Manajemen Limbah Cair
Manajemen limbah cair industri di Indonesia harus mengacu baku mutu limbah
cair seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Limbah Cair. Pengelolaan
limbah cair dapat mengikuti hirarki berikut.
● Langkah 1: Mencegah atau mengurangi terjadinya limbah.
● Langkah 2: Mengurangi toksisitas atau dampak negatif limbah.
● Langkah 3: Mendaur ulang limbah dalam bentuknya yang sekarang.
● Langkah 4: Menggunakan kembali limbah setelah diproses lebih lanjut.
● Langkah 5: Mengolah limbah sebelum dibuang.
● Langkah 6: Membuang limbah dengan cara yang ramah lingkungan.
Aktivitas 5.5
1. Carilah satu baku mutu limbah cair untuk industri kimia!
2. Berikan contoh upaya yang dapat dilakukan untuk pengelolaan limbah.
Tulis pada daftar berikut! Kerjakan dalam buku tugasmu.
Langkah Kegiatan Contoh Tindakan/Upaya
1. Mencegah atau
mengurangi terjadinya
limbah.
Menggunakan alat atau bahan
yang dapat dipakai kembali.



Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 95
Langkah Kegiatan Contoh Tindakan/Upaya
2. Mengurangi toksisitas
atau dampak negatif
limbah.
3. Mendaur ulang limbah
dalam bentuknya yang
sekarang.
4. Menggunakan kembali
limbah setelah diproses
lebih lanjut.
5. Mengolah limbah
sebelum dibuang.
6. Membuang dengan cara
yang ramah lingkungan.
3. Pengolahan Air
Air untuk industri dapat bersumber dari air sungai atau air laut. Pengolahan
dari kedua sumber ini tentunya berbeda. Pengolahan air yang bersumber dari
air sungai dapat dilihat pada diagram berikut.
Screening Sedimentasi Klari�kasiSand Filter
Carbon FilterDemineralisasiDeaerasi
Air
sungai
Air
bersih
Gambar 5.10 Diagram alir pengolahan air dari air sungai.
Sumber: Fitriyani Yetti H./Kemendikbud (2023)
4. Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah harus melalui beberapa tahapan berikut.
a. Pengolahan Pendahuluan
Tujuan pengolahan pendahuluan adalah menghilangkan padatan kasar dan
material besar lain yang sering ditemukan dalam air limbah masuk. Pengolahan
pendahuluan biasanya dilakukan melalui cara berikut.

96 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
1) Penyaringan kasar (coarse screening).
2) Penghilangan pasir.
3) Penghilangan pecahan benda yang besar.
b. Pengolahan Primer
Pengolahan primer dilakukan dengan proses sedimentasi (pe ngendapan).
Tujuan pengolahan primer adalah menghilangkan padatan organik dan
anorganik yang dapat mengendap melalui sedimentasi dan penghilangan
material yang akan mengapung dengan cara skimming. Skimming adalah
metode pemisahan minyak yang mengapung di atas permukaan zat cair lain
dengan cara menangkap minyak.
c. Pengolahan Primer Lanjut
Padatan yang tidak dapat mengendap kemudian dikoagulasikan dan diklari�kasi.
Koagulasi adalah penambahan bahan kimia (koagulan) ke dalam dispersi koloid
(partikel) sampai terbentuknya �ok (gumpalan) karena adanya gaya tarik-menarik
antarpartikel. Koagulan yang biasa digunakan yaitu alum, ferrisulfat, kapur, FeCl
3
,
dan Fe(SO
4
)
3
. Setelah proses koagulasi dilanjutkan dengan �okulasi, dimana
partikel-partikel yang kecil setelah ditambahkan koagulan maka akan membentuk
kumpulan partikel (�ok) yang lebih besar dengan massa jenis yang lebih besar,
sehingga dapat mengendap. Selanjutnya dipisahkan dengan klari�kasi di tangki
clari�er. Padatan akan mengumpul dan dikeluarkan melalui tangki bagian bawah,
sedangkan cairan yang bening dikeluarkan melalui bagian atas tangki.
d. Pengolahan Air Limbah Sekunder
Pengolahan air limbah sekunder sering dikenal dengan pengolahan biologis
karena menggunakan makhluk hidup (mikroorganisme) dalam prosesnya.
Tujuan pengolahan biologis ini sebagai berikut.
1) Mengubah zat/konstituen yang biodegradable menjadi produk akhir yang
diterima.
Gambar 5.11 Contoh unit
koagulasi-klari�kasi.
Sumber: Joko Wintoko, 2011

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 97
2) Menangkap dan menggabungkan padatan koloid yang tersuspensi dan tidak
dapat mengendap ke dalam �ok biologis atau bio�lm.
3) Mengubah atau membuang nutrisi (N dan P).
4) Dalam beberapa kasus, menyingkirkan konstituen dan senyawa organik
tertentu.
Proses yang dilakukan pada pengolahan ini yaitu, lumpur aktif, kolam
aerasi, trickling �lter, dan anaerobic digestion.
e. Pengolahan Air Limbah Tersier dan Lanjut
Pengolahan ini didasarkan atas kebutuhan sebagai berikut.
1) Menghilangkan senyawa organik dan Total Suspended Solid (TSS) di luar
pengolahan sekunder.
2) Menghilangkan nutrisi (N dan P).
3)
Menghilangkan senyawa anorganik (misal logam berat) dan organik
tertentu.
Jenis pengolahan yang dapat dilakukan dengan cara �ltrasi lanjut (�ltrasi
membran), elektrodialisis, adsorpsi, stripping (pelucutan gas), pertukaran ion,
serta pengolahan dengan reaksi kimia.
G. Pengendalian Pencemaran Udara
Apa pendapatmu mengenai dua gambar berikut ini? Sampaikan pendapatmu
di depan kelas!
Gambar 5.12 Kota dengan udara bersih.
Sumber: Faizal Fanani/Liputan6.com (2021)
Gambar 5.13 Kota dengan udara berpolusi.
Sumber: Kritianto Purnomo/Kompas.com (2021)
1. Mengenal Pencemaran Udara
Komposisi udara terdiri atas nitrogen (N
2
) 78,09%, oksigen (O
2
) 20,94%, argon
0,93%, karbon dioksida 0,03%, dan lain-lain 0,01%. Pemerintah telah menerbitkan
peraturan tentang pencemaran udara, yaitu Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Carilah
informasi mengenati isi peraturan tersebut.

98 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tabel 5.2 Jenis dan Karakteristik Pencemar Udara Berdasarkan Kondisi Fisik
Klasi�kasi Sub-klasi�kasi Pencemar
Partikulat Padatan Debu, asap, abu terbang
Cairan Kabut, spray
Gas
Organik Hidrokarbon Hexana, benzena, etena, metana,
butana, butadiena
Aldehid dan keton Formaldehid, aseton
Organik lainnya Alkohol, hidrokarbon terklorinasi
Anorganik Oksida karbon CO, CO
2
Oksida sulfur SO
2
, SO
3
Oksida nitrogen NO
2
, NO, N
2
O
Anorganik
lainnya
H
2
S, HF, NH
4
2. Sumber Pencemaran Udara
Sumber pencemaran udara terbagi menjadi sumber alamiah dan sumber
antropogenetik. Sumber alamiah misalnya meletusnya gunung api dan kebakaran
hutan. Sumber antropogenetik, misalnya kendaraan bermotor, pembakaran
sampah, kegiatan industri, dan kegiatan pertambangan.
3. Baku Mutu Udara
Kualitas atau mutu termasuk udara tentu ada standarnya. Ada dua istilah dalam
baku mutu udara, yaitu baku mutu ambien dan baku mutu emisi. Baku mutu
ambien adalah baku mutu yang didasarkan pada tempat dimana kita tinggal/
berada. Baku mutu emisi didasarkan pada tempat zat pencemar dilepaskan.
Penetapan baku mutu udara ada dua prinsip berikut.
a.
Prinsip tidak memberatkan pengusaha (pemilik industri, pemilik kendaraan),
sehingga tidak terlalu ketat.
b. Prinsip tidak mengabaikan kesehatan masyarakat, sehingga tidak terlalu
longgar.

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 99
Aktivitas 5.6
Carilah referensi tentang baku ambien di daerahmu atau kota lain dan
bandingkan.
4. Alat Pengendali Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat dikendalikan dengan peralatan, ter gantung polutan
yang ada di dalam bahan baku udara.
a. Gravity Settler
Gravity settler telah lama digunakan di
industri untuk menghilangkan limbah padat
(particulate matter) pada aliran gas.
Konsepnya sama seperti sedimentasi/
pengendapan. Syarat dalam pemisahan ini,
gaya berat lebih besar daripada gaya apung,
diberikan waktu yang cukup, dan perlu
ketenangan/diam/kecepatan alir rendah.
Alat ini beroperasi dengan cara melewatkan
aliran gas di tempat yang luas permukaannya
(ruang) besar untuk mengurangi kecepatan
aliran. Dengan demikian partikel padat akan
mengendap karena adanya gaya gravitasi,
sedangkan gas mengalir ke pintu keluar gas
menjadi gas yang bersih.
b. Cyclone
Cyclone menggunakan gaya sentrifugal untuk
menghilangkan partikel padat yang halus.
Alat ini merupakan pemisah padatan dari
gas yang paling banyak digunakan di industri.
c. Fabric Filter
Fabric �lter adalah metode yang digunakan untuk memisahkan partikel kering
(debu) dari sebuah aliran gas. Filter ini dapat menyaring sekitar 90% debu halus.
Aliran gas kotor masuk ke dalam kantong �lter yang biasanya dipasang paralel
agar kapasitasnya lebih besar, debu akan tertangkap dalam kantong di sisi kotor
kantong, sedangkan gas keluar melewati sisi kantong yang bersih. Secara berkala
debu-debu yang menempel dibersihkan dari kantong dengan cara diguncang kan
atau dengan aliran terbalik. Biasanya alat ini digunakan di industri karbon hitam
dan semen.
Gambar 5.14 Gravity Settler
Gambar 5.15 Cyclone

100 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 5.16 Fabric Filter
Sumber: Rochim B. Cahyono (2022)
d. Electrostatic Precipitator
Electronic precipitator adalah alat yang digunakan untuk menghilangkan debu
dari gas yang mengalir (seperti udara) menggunakan gaya tarik elektrostatik
yang diinduksi (muatan yang sama akan tolak-menolak, muatan yang berbeda
akan tarik-menarik). Alat ini merupakan alat �ltrasi yang sangat e�sien
memungkinkan aliran gas melalui alat, dan dapat dengan mudah menghilangkan
partikel halus seperti debu dan asap dari aliran udara.H. Pengelolaan Limbah B3 dan Non-B3
Limbah berdasarkan wujudnya dapat berupa padatan, cairan, dan gas. Contoh
limbah berupa padatan adalah lumpur, abu boiler, sampah kantor, dan sampah
rumah tangga. Limbah berupa cairan seperti limbah cair cucian rumah tangga,
limbah kegiatan laboratorium, atau produksi di industri. Limbah berupa gas
seperti gas sisa dari pembakaran dan produksi suatu industri.
Aktivitas 5.7
Bentuklah kelompok diskusi yang terdiri atas 4 peserta didik, kemudian
perhatikan skema cara pandang pengelolaan limbah di bawah ini.

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 101
THE WASTE HIERARCHY
Reduce
Recycle
Re-use
Composting and
Energy Recovery
Disposal
Best
Environmental
Option
Go Green
Worst
Environmental
Option
Composting
and Energy
Recovery
Gambar 5.17 Cara pandang pengelolaan limbah.
Sumber: Prasetyo (2014)
Diskusikan dalam kelompok kalian maksud dari skema di atas dan presentasikan
di depan kelas.
Penanganan limbah harus dilakukan secara komprehensif, seperti pada
algoritma pada Gambar 5.18.
Limbah
Padat/Cair
Usaha Pencegahan
(Prevention)
Usaha Pengurangan
(Reduce, Minimization)
Usaha Penanganan
(Reuse, Recycle, Recovery)
Dapat Dicegah?
Dapat Dikurangi?
Dapat
Dimanfaatkan?
Kategori B3?
Manajemen
Penanganan
Khusus
Pengolahan Konvensional
(Conventional Treatment)
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Penanganan.
Gambar 5.18 Algoritma Penanganan Limbah
Sumber: Prasetyo (2014)

102 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Berdasarkan tingkat bahayanya limbah dikategorikan menjadi limbah B3
dan non-B3.
1. Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
Pemerintah telah mempunyai dasar hukum pengelolaan limbah, yaitu Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah B3. Limbah B3 merupakan limbah
yang di dalamnya terdapat zat atau senyawa yang beracun dan berbahaya
sehingga keberadaannya dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan,
dan mengancam kelangsungan kehidupan makhluk hidup. Yang dimaksud B3
adalah bahan yang mempunyai minimal salah satu karakteristik limbah B3,
yakni mudah menyala, mudah meledak, reaktif, infeksius, dan korosif.
Pemanfaatan limbah B3 wajib dilaksanakan bagi yang menghasilkan limbah
B3 atau diserahkan kepada pemanfaat limbah B3 dapat sebagai substitusi bahan
baku, substitusi energi, sebagai bahan baku dan cara lain sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengolahan limbah B3 dilakukan dengan cara
termal, stabilisasi dan solidi�kasi, bioremediasi, elektrokoagulasi, serta pencucian.
2. Pengelolaan Limbah Non-B3
Pengelolaan limbah non-B3 dapat dilakukan dengan mengacu Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 19 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Pengelolaan Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun. Limbah non-B3
merupakan sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang tidak menunjukkan
karakteristik limbah B3. Limbah non-B3 dapat dimanfaatkan dengan cara reuse
(penggunaan kembali), recycle (daur ulang) maupun perolehan kembali dengan
cara mengubahnya menjadi produk yang dapat digunakan lagi dengan cara
yang aman.
Pengurangan limbah non-B3 dapat dilakukan dengan cara penggilingan,
pencacahan, pemadatan, termal, atau cara lainnya sesuai dengan perkembangan
Iptek. Penyimpanan dapat dilakukan pada fasilitas berupa bangunan, silo
(tempat untuk menyimpan bahan padat), tempat tumpukan limbah, dan
sebagainya. Pemanfaatan limbah non-B3 dapat sebagai substitusi bahan baku,
substitusi energi, sebagai bahan baku, sebagai produk samping dan cara lain
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
I. Material Safety Data Sheet (MSDS)
Apakah kamu pernah melihat kemasan atau botol serupa dengan gambar di
samping? Jika kamu sering melakukan kegiatan praktikum kimia pasti tidak asing
melihat kemasan di atas. Untuk bahan kimia berbahaya dan tergolong jenis pro
analisis pasti kamu akan menjumpai label dalam kemasan. Sebelum kita

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 103
Berdasarkan tingkat bahayanya limbah dikategorikan menjadi limbah B3
dan non-B3.
Pemerintah telah mempunyai dasar hukum pengelolaan limbah, yaitu Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah B3. Limbah B3 merupakan limbah
yang di dalamnya terdapat zat atau senyawa yang beracun dan berbahaya
sehingga keberadaannya dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan,
dan mengancam kelangsungan kehidupan makhluk hidup. Yang dimaksud B3
adalah bahan yang mempunyai minimal salah satu karakteristik limbah B3,
yakni mudah menyala, mudah meledak, reaktif, infeksius, dan korosif.
Pemanfaatan limbah B3 wajib dilaksanakan bagi yang menghasilkan limbah
B3 atau diserahkan kepada pemanfaat limbah B3 dapat sebagai substitusi bahan
baku, substitusi energi, sebagai bahan baku dan cara lain sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengolahan limbah B3 dilakukan dengan cara
termal, stabilisasi dan solidi�kasi, bioremediasi, elektrokoagulasi, serta pencucian.
Pengelolaan limbah non-B3 dapat dilakukan dengan mengacu Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 19 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Pengelolaan Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun. Limbah non-B3
karakteristik limbah B3. Limbah non-B3 dapat dimanfaatkan dengan cara
(penggunaan kembali), (daur ulang) maupun perolehan kembali dengan
cara mengubahnya menjadi produk yang dapat digunakan lagi dengan cara
yang aman.
Pengurangan limbah non-B3 dapat dilakukan dengan cara penggilingan,
pencacahan, pemadatan, termal, atau cara lainnya sesuai dengan perkembangan
Iptek. Penyimpanan dapat dilakukan pada fasilitas berupa bangunan, silo
(tempat untuk menyimpan bahan padat), tempat tumpukan limbah, dan
sebagainya. Pemanfaatan limbah non-B3 dapat sebagai substitusi bahan baku,
substitusi energi, sebagai bahan baku, sebagai produk samping dan cara lain
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Apakah kamu pernah melihat kemasan atau botol serupa dengan gambar di
samping? Jika kamu sering melakukan kegiatan praktikum kimia pasti tidak asing
melihat kemasan di atas. Untuk bahan kimia berbahaya dan tergolong jenis pro
analisis pasti kamu akan menjumpai label dalam kemasan. Sebelum kita
Gambar 5.19 Kemasan Asam Klorida
Sumber: Fitriyani Yetti H. (2022)
menggunakan bahan kimia seharusnya kita
membaca hal-hal yang terdapat dalam label
kemasan. Apa pentingnya label tersebut? Pada
label tersebut terdapat Material Safety Data Sheet
(MSDS) atau Label Data Keselamatan Bahan
(LDKB).
1.
Mengenal Material Safety Data Sheet
(MSDS)
MSDS/LDKB adalah kumpulan data keselamatan
dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan
kimia berbahaya. Isi MSDS sebagai berikut.
a. Informasi bahan kimia.
b. Sifat �sika dan kimia.
c. Penggunaan penanggulangan.
d. Penyimpanan.
e. Penanganan limbah.
f. Gejala over exposure.
g. Cara bekerja yang aman dengan produk kimia.
h. Prosedur darurat.
i. Potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktivitas, dan lingkungan).
Kita amati contoh MSDS dalam label bahan berikut.
K53124867 915
C6H14
1.04367.2500
UN 1648UN 1648
2.5l
31.12.25
EMSURE®
ECS
n-Hexane
for analysis
n-Hexan
n-Hexano
n-Esano
n-hexan
Made in Indonesia
CAS-No: 110-54-3
K53124867 915
UN 1648UN 1648
31.12.25
C6H14
NOMOR LOT
1.04367.2500
NOMOR PESANAN
2.5l
KUANTITAS
SATU KEMASAN
RUMUS
KIMIA
TANGGAL
KADALUARSA
NAMA
BAHAN
DATA
TRANSPORTASI
n-Hexane
for analysis
n-Hexan
n-Hexano
n-Esano
n-hexan
KARAKTERISTIK
BAHAYA
Gambar 5.20 MSDS dalam Label N-Heksana

104 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Tujuan Pembuatan MSDS
Tujuan pembuatan MSDS sebagai berikut.
a. Informasi dan Acuan
Sebagai informasi dan acuan bagi para pekerja dan supervisor dalam
menangani bahan kimia.
b. Upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja
Mencegah, menghindari, dan menanggulangi kecelakaan yang mungkin terjadi.
c. Sikap penanganan bahan
Mendorong sikap kehati-hatian pekerja dalam menangani bahan kimia berbahaya.
3. Informasi dalam MSDS
Berikut informasi yang terdapat dalam MSDS.
a. Product and Company Identi�cation
Menerangkan identitas produk serta perusahaan yang memproduksi produk.
b. Composition/Information on Ingredients
Menjelaskan komposisi bahan yang bersangkutan, konsentrasi, campuran,
dan sebagainya.
c. Identi�kasi Bahaya
Berisi tentang sifat-sifat bahaya berikut: bahaya kesehatan, bahaya kebakaran,
dan bahaya reaktivitas. Menurut National Fire Protection Association (NFPA),,
simbol bahaya bahan kimia berbentuk persegi. Sebagai contoh:
Flammability
(Kemudahan terbakar)
Skala 0 : Mengidenti�kasikan bahan
tersebut tidak mudah terbakar
di udara atmosfer dengan
suhu 820 °C selama 5 menit.
Beberapa contohnya adalah,
beton, batu, dan pasir.
Skala 1 : Bahan-bahan yang titik
nyalanya pada atau di atas
93,3°C ini memerlukan
pemanasan awal sebelum
terbakar. Contohnya
seperti ammonia, minyak
mineral, dll.
Skala 2 : Bahan ini memiliki titik nyala
antara 37,8-93,3°C dan biasanya
membutuhkan pemanasan awal
yang bersifat moderat sebelum
terjadinya pembakaran.
Contohnya belerang, solar, dll.
Skala 3 : Bahan jenis ini memiliki titik
nyala relatif rendah (22,8-
37,8°C), dan tergolong mudah
terbakar. Contohnya aseton,
dan bensin.
Skala 4 : Bahan-bahan yang titik
nyalanya di bawah 22,8°C. Ini
merupakan bahan yang sangat
mudah terbakar di lingkup
udara atmosfer. Contohnya
propane, gas hidrogen, dan
asetilen.
Health (Kesehatan)
Skala 0 : Merupakan bahan-bahan yang tidak menimbulkan
bahaya kesehatan meskipun mudah terbakar.
Contohnya kertas, kayu, dan lain sebagainya.
Skala 1 : Bahan-bahan yang perannya dapat menyebabkan
iritasi pada kulit. Contohnya aseton, kalium
klorida, dan lain-lain.
Skala 2 : Bahan atau zat yang paparan secara
terus-menerus dapat menyebabkan
ketidakmampuan sementara dan cedera.
Contohnya dietil eter, ammonium fosfat,
dan lain-lain.
Skala 3 : Zat-zat yang paparan singkatnya
dapat menyebabkan cedera serius,
sementara, atau sedang. Contohnya
hidrogen cair, asam sulfat, kalsium
hipoklorit, dll.
Skala 4 : Zat-zat yang paparan-nya sangat singkat
dapat menyebabkan kematian atau cedera
yang parah. Contohnya diboran, fosgen, metil
isosianat, dll.
Reactivity (Reaktivitas)
Skala 0 : Zat-zat yang tergolong stabil, bahkan saat
terjadi bahaya kebakaran. Contohnya
helium, dan nitrogen.
Skala1 : Zat-zat yang biasanya stabil, namun akan
menjadi sangat reaktif pada suhu dan
tekanan tinggi. Contohnya propena.
Skala 2 : Merupakan zat yang mengalami
perubahan kimia hebat pada suhu dan
tekanan tinggi, serta memiliki reakti�tas
tinggi jika bertemu dengan air.
Contohnya natrium, dan kalium.
Skala 3 : Bahan-bahan yang dapat meledak,
tetapi membutuhkan pemicu (sumber
inisiasi) yang kuat. Contohnya hidrogen
peroksida, dan cesium.
Skala 4 : Bahan yang mampu meledak di suhu dan
tekanan normal (atmosfer). Contohnya
nitrogliserin, azidoazide azide, dan TNT.
Special Hazards (Bahaya Khusus)
OX : Zat yang pada dasarnya pengoksidasi. Contohnya kalium
perklorat, dan ammonium nitrat.
W : Zat yang dapat bereaksi dengan air dengan cara yang
tidak biasa dan tergolong sangat berbahaya. Contohnya
asam sulfat, dan cesium.
SA : Simbol ini memberikan informasi tentang gas yang dapat
menyebabkan sesak napas. Contohnya helium, dan argon.
Gambar 5.21 Simbol bahaya bahan kimia menurut NFPA.
Sumber: OpenStax, CC BY 4.0/Wikimedia Commons (2016)

Bab 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup dan Budaya Kerja Industri 105
Keterangan:
1) Red – Flammability
2) Blue – Health
3) Yellow – Reactivity
4) White – Special
Untuk Merah, Biru, dan Kuning dengan skala: 0 – 4. Skala 4 paling berbahaya.
Aktivitas 5.8
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3–4 peserta didik.
Kemudian tontonlah video tentang bahaya yang terjadi
jika tidak menerapkan K3LH dengan memindai QR Code
di samping ini. Diskusikan dalam kelompok kalian. Setelah
itu, presentasikan di dalam kelas.
Rangkuman
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja yang menyebabkan
terganggunya produktivitas kerja.
2.
Bahaya-bahaya di tempat kerja bidang industri kimia tidak terlepas karena
banyak bahan berbahaya yang mempunyai sifat beracun, reaktif, mudah
menyala, mudah meledak, oksidator, dan iritan. Keadaan darurat adalah
kondisi yang tidak normal, terjadi tiba-tiba, mengganggu aktivitas, dan
perlu segera ditanggulangi.
3. Budaya kerja industri dilakukan dengan menerapkan 5R (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, Rajin). Dalam rangka penerapan K3LH maka dilakukan
pengendalian pencemaran air dan udara serta pengelolaan limbah B3 dan
non-B3 sesuai dengan MSDS.
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut!
1.
Seorang karyawan bekerja di bagian quality control suatu pabrik makanan
dan minuman. Menurutmu, alat pelindung diri apa yang harus digunakan
karyawan tersebut? Jelaskan alasannya!

106 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Seorang siswa akan melakukan kegiatan praktikum
ekstraksi minyak kemiri. Pelarut yang digunakan
adalah n-Heksana. Sebelum melakukan kegiatan
praktik tentunya siswa tersebut harus memahami
MSDS dari n-Heksana. Dari label bahan, dia menemukan
simbol bahaya seperti pada gambar di samping.
Gambar dan jelaskan arti simbol bahaya pada
n-Heksana tersebut!
3. Apa perbedaan antara limbah padat B3 dan non-B3? Coba tuliskan contoh
limbah-limbah tersebut!
4.
Kendaraan bermotor di kota menimbulkan pencemaran udara. Dalam kasus
ini apa yang menjadi sumber pencemar udara dan apa saja yang menjadi
polutan?
5.
Berdasarkan informasi di dalam MSDS, hazard dari metanol me nurut NFPA
seperti pada gambar di bawah ini.
Jelaskan maksud dari gambar di atas!
Pengayaan
Untuk menambah wawasanmu tentang penerapan K3LH
di industri kimia, yuk kita pelajari materi ini dengan
memindai QR Code di samping.
Re�eksi
Coba renungkan secara mandiri. Setelah mempelajari bab ini,
● Apakah kamu memahami tentang K3LH dan budaya kerja industri?
● Dengan mengamati kegiatan praktik di laboratorium, apakah sudah
memenuhi aspek penerapan K3LH dan budaya kerja industri?
● Jika ada yang belum memenuhi, apa yang harus kamu lakukan untuk
memperbaikinya?
Sumber: Fitriyani Yetti H. (2022)

Sumber: Muhammad Ridwan/Bisnis.com (2021)
Menurutmu, apakah kegunaan alkohol (etanol)? Apakah alkohol tergolong
senyawa organik?
Bab
6 Kimia Organik
Dasar
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

108 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan kamu mampu:
● menguji keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon;
● memahami perbedaan senyawa organik dengan anorganik;
● menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan dan
tata namanya;
● menjelaskan konsep isomer dan penerapannya pada sifat senyawa karbon;
● menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam kehidupan
sehari-hari;
● mengidenti�kasi gugus fungsi dalam suatu senyawa;
● membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier;
● menuliskan senyawa isomer dan memberi nama senyawa turunan
hidrokarbon; serta
● menjelaskan sifat-sifat dan kegunaan serta dampak senyawa turunan
hidrokarbon kehidupan sehari-hari.
Peta Konsep
Kimia Organik
Dasar
Mempelajari
Terdiri atas
Terdiri atas
Berdasar ikatan
Ikatan Tak Jenuh
Alkena
Alkohol
Alkuna
Eter Aldehida Keton Ester Haloalkana
Asam
Karboksilat
Ikatan Jenuh (Alkana)
Biomolekul
Senyawa Karbon
Hidrokarbon
Turunan alkana
Kata Kunci

Kimia Organik, Kimia Anorganik, Senyawa Organik, Hidrokarbon, Senyawa
Turunan hidrokarbon, Alkana, Alkena, Alkuna, Alkohol, Eter, Aldehide, Keton,
Asam Karboksilat, Ester, Alkil Halida

Bab 6 Kimia Organik Dasar 109
Gambar 6.1 Senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber: Dhias Suwandi/Antaranews.com (2015)
Aktivitas kita sehari-hari tidak terlepas dari senyawa karbon organik, baik
berupa makanan, pakaian, bahan bakar, maupun peralatan rumah tangga.
Senyawa karbon merupakan senyawa paling banyak terdapat di alam karena
sifat khas atom karbon yang dapat membentuk rantai karbon yang stabil, baik
rantai lurus maupun bercabang. Senyawa karbon yang hanya tersusun dari
atom karbon dan hidrogen disebut senyawa hidrokarbon. Selain hidrokarbon,
terdapat golongan senyawa turunan hidrokarbon, yaitu golongan alkohol, eter,
alkanal, alkanon, alkanoat, alkil alkanoat, dan haloalkana.
Sebelum kita pelajari lebih lanjut, apa yang telah kamu ketahui tentang
contoh-contoh senyawa organik dalam kehidupan sehari-hari? Marilah kita
pelajari senyawa-senyawa tersebut dalam hal struktur, cara penulisan, tata nama,
sifat, identi�kasi, dan kegunaan pada bab ini.
A. Senyawa Organik
Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan senyawa organik untuk berbagai
keperluan. Apa yang dimaksud dengan senyawa organik? Senyawa karbon yang
jumlahnya mencapai jutaan merupakan komponen utama penyusun makhluk
hidup sehingga senyawa karbon lebih dikenal dengan senyawa organik.
Pada tahun 1823, Friedrich Wohler (1800–1882)
seorang ahli kimia dari Jerman, berhasil mensintesis
senyawa organik yaitu Urea CO(NH
2
)
2
yang terdapat
dalam urin dengan pemanasan garam amonium
sianat. NH
4
OCN
T
CO(NH
2
)
2
. Sejak penemuan
Wohler ini, para ahli kimia percaya bahwa senyawa
organik dapat disintesis di laboratorium. Selain itu,
penggolongan senyawa organik dan anorganik tidak
didasarkan pada asalnya, tetapi lebih didasarkan
pada sifat dan strukturnya. Apa saja perbedaan
Gambar 6.2 Friedrich Wohler
Sumber: Rudolph Hoffmann/ Wikimedia
Commons, Public domain (2017)

110 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
senyawa karbon organik dengan senyawa karbon anorganik? Coba kamu
lakukan studi literatur untuk menemukan jawabannya.
Oleh karena jumlah senyawa organik sangat
banyak dan peranannya sangat penting bagi makhluk
hidup, maka senyawa organik dipelajari secara khusus
dalam cabang ilmu Kimia, yaitu Kimia Organik.
Seorang ahli kimia yang bernama Hans Krebs pertama
kali melakukan serangkaian reaksi glukosa (gula)
diuraikan untuk menghasilkan karbon dioksida, air
dan energi. Gas CO
2
dari pemanasan senyawa karbon
dapat mengeruhkan air kapur. Adanya gas CO
2
yang
dihasilkan dari suatu senyawa menunjukkan bahwa
senyawa mengandung unsur C. Uji kertas kobalt
digunakan untuk mengidenti�kasi adanya uap air
(H
2
O). Kertas kobalt berwarna biru dengan uap air
berubah menjadi merah jambu.
Kertas kobalt + Uap air Kertas kobalt
(biru) (merah jambu)
Untuk mengetahui adanya karbon dan hidrogen dalam senyawa organik
lakukan percobaan pada kegiatan berikut.
Aktivitas 6.1
Tugas Kelompok
Menguji Keberadaan Unsur C, H, dan O dalam Senyawa Karbon
Tujuan: Mengidenti�kasi unsur penyusun suatu senyawa karbon
Alat dan Bahan:
• Tabung reaksi • Gula pasir, Tembaga (II) Oksida
• Statif dan Klem • Kertas kobalt
• Sumbat gabus • Air kapur
• Selang • Lampu spiritus
Keselamatan Kerja:
Kenakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, masker, kacamata
pelindung (goggle) dan sarung tangan. Bekerjalah hati-hati dan ikuti petunjuk
guru karena alat-alat yang digunakan mudah pecah.
Gambar 6.3 Hans Krebs
(1900–1981)
Sumber: Jendela Iptek: Kimia, (1997)

Bab 6 Kimia Organik Dasar 111
Langkah Kerja:
1.
Masukkan gula dan serbuk tembaga (II) oksida
ke dalam tabung reaksi besar, kemudian
tutuplah dengan sumbat gabus dengan
selangnya.
2. Masukkan air kapur ke dalam tabung reaksi
kecil.
3.
Panaskan gula dalam tabung reaksi sampai
menjadi hitam, kemudian ujilah uap yang keluar
dengan kertas kobalt. Catat perubahan yang
terjadi.
4. Panaskan terus gula dalam tabung reaksi dan
alirkan gas yang terjadi ke dalam air kapur
seperti pada gambar, amati perubahan yang
terjadi pada air kapur.
Tugas Individu
Buatlah laporan praktikum dan presentasikan di depan kelas.
B. Sifat Khas Atom Karbon
Banyaknya jenis dan jumlah senyawa karbon tidak terlepas dari sifat khas yang
dimiliki atom karbon yang tidak dimiliki oleh atom-atom lain sebagai berikut.
1. Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen dengan atom-atom
lain. Hal ini disebabkan atom karbon memiliki 4 elektron valensi. Kon�gurasi
elektron pada atom karbon dapat dituliskan:
Kulit K L
6
C 2 4
Karbon bervalensi 4, sehingga dapat membentuk 4 ikatan kovalen
sebagai berikut.
2.
Atom karbon dapat membentuk rantai karbon, yaitu ikatan antara sesama
atom karbon secara berantai, sehingga dapat membentuk senyawa yang
banyak sekali jenisnya.
C. Posisi Atom Karbon dalam Rantai Karbon
Posisi atom karbon ditentukan oleh banyaknya atom karbon yang mengikat
atom karbon tersebut dalam rantai karbon. Posisi atom karbon dibedakan
Gula Air Kapur
keterangan: K dan L adalah nama kulit
atom tempat elektron

112 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
menjadi empat macam, yaitu atom karbon primer, sekunder, tersier, dan
kuarterner. Perhatikan contoh berikut.
Contoh:
CH CH
CH
CH CC H
CH
CH
32 3
33
3
atom C tersier
atom C kuarterneratom C sekunderatom C primer
Pada senyawa di atas terdapat lima atom C primer, satu atom C sekunder,
satu atom C tersier, dan satu atom C kuaterner. Berdasarkan contoh di atas,
apakah yang dimaksud atom karbon primer, atom karbon sekunder, atom
karbon tersier, dan atom karbon kuaterner?
D. Hidrokarbon
Golongan senyawa karbon yang hanya tersusun dari unsur karbon (C) dan
hidrogen(H) disebut hidrokarbon. Contoh Metana (CH
4
), etana (C
2
H
6
), dan propana
(C
3
H
8
). Dengan menggunakan perangkat model molekul (molymod) dapat disusun
model molekul sebagai berikut.
(a) (b) (c)
Gambar 6.4 Model Molekul
a. Metana b. Etana c. Propana
Berdasarkan ikatan yang terkandung di dalamnya, hidrokarbon digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon
jenuh terdiri atas golongan alkana, sedangkan hidrokarbon tak jenuh terdiri atas
alkena (dengan ikatan rangkap 2) dan alkuna (dengan ikatan rangkap 3).

Bab 6 Kimia Organik Dasar 113
1. Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka. Semua ikatan
antaratom karbon dalam alkana merupakan ikatan tunggal. Alkana yang paling
sederhana adalah metana CH
4
.
Gambar 6.5 Bentuk CH
4
Selanjutnya perhatikan tabel sepuluh suku pertama alkana berikut.
Tabel 6.1 Senyawa Alkana
Nama
Senyawa
Rumus
Molekul
Rumus Struktur
Titik
Didih (ºC)
Metana
Etana
Propana
Butana
Pentana
Heksana
Heptana
Oktana
Nonana
Dekana
CH
4
C
2
H
6
C
3
H
8
C
4
H
10
C
5
H
12
C
6
H
14
C
7
H
16
C
8
H
18
C
9
H
20
C
10
H
22
CH
4
CH
3
- CH
3
CH
3
– CH
2
– CH
3
CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
3
CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
3
CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
3
CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
3
CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
3
CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
3
CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
2
CH
3
-161
-89
-44
0,5
36
68
98
125
151
174
a. Rumus Umum Alkana
Berdasarkan tabel 6.1 di atas, bagaimanakah rumus perbandingan jumlah atom
C dengan atom H pada alkana? Dari tabel di atas dapat ditarik rumus umum
alkana adalah C
n
H
2n+2.
Dengan demikian perbandingan jumlah atom C dan H
dalam alkana adalah n : (2n + 2).

114 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
b. Deret Homolog
Pada Tabel 6.1 di atas terlihat bahwa antara anggota alkana yang satu dengan
anggota berikutnya bertambah sebanyak CH
2.
Inilah sebabnya alkana disebut
deret homolog. Dari tabel tersebut juga terlihat hubungan makin panjang rantai
karbon (makin besar Mr) makin tinggi titik didihnya.
c. Tata Nama Alkana
Senyawa karbon, khususnya hidrokarbon jumlah dan jenisnya sangat banyak
sehingga penamaannya dilakukan secara sistematis. Penamaan senyawa karbon
didasarkan pada aturan yang dibuat International Union and Pure Applied
Chemistry (IUPAC). Tata nama alkana secara garis besar sebagai berikut.
1) Alkana Tidak Bercabang
Namanya sesuai dengan jumlah atom C yang dimiliki dan diberi awalan n
(n = normal) serta diakhiri dengan akhiran “ana”. Contoh:
Rumus Molekul Rumus Struktur Nama
C
4
H
10
C
5
H
12
CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
3
CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– CH
3
n-butana
n-pentana
2) Alkana Bercabang
Cabang pada alkana berupa gugus alkil yang biasa dilambangkan dengan
R. Gugus alkil adalah alkana yang telah kehilangan satu atom H.
Rumus umum alkana : C
n
H
2n+2
Rumus umum alkil : C
n
H
2n+1
Contoh:
Alkana Alkil
CH
4
Metana
CH
3
-
Metil
C
2
H
6
Etana
C
2
H
5
-
Etil
C
3
H
8
-
Propana dan seterusnya
C
3
H
7
-
Propil
Langkah-langkah memberi nama alkana bercabang sebagai berikut.
a)
Tentukan rantai yang terpanjang (rantai induk) yang menjadi nama alkana.
b) Tentukan cabang-cabangnya (alkil).

Bab 6 Kimia Organik Dasar 115
c) Berilah nomor pada rantai utama dimulai dari ujung yang paling dekat
dengan cabang, agar nomor atom C yang mengikat cabang sekecil mungkin.
d) Jika cabang lebih dari satu.
Cabang yang sama penulisan ditambah awalan di, tri, tetra, dan seterusnya
yang menunjukkan jumlah cabang. Cabang yang berbeda, penulisan sesuai
dengan urutan abjad (etil lebih dahulu daripada metil). Jika terdapat beberapa
pilihan rantai C terpanjang, pilihlah rantai C yang mengikat alkil (cabang)
yang terbanyak.
e)
Urutan penamaan: nomor cabang, nama cabang, nama alkana rantai
terpanjang.
CH
1
2
3
3
1CH
2
2
3
CH
2CH
4
CH
3
CH
1
3CH
2 3
CH
2CH
4
CH
3 CH
3
CH
5
2CH
6
3
CH
3CH
3
CHCH
4
CH
5
2CH
6
3
CH
CH
2
3CH
2 - metil butana
2, 4 – dimetil heksana
(bukan 3, 5 – dimetil heksana)
3 – etil – 2 – metil heksana
d. Isomer
Tahukah kamu yang dimaksud isomer? Isomer adalah senyawa dengan rumus
molekul sama, tetapi rumus struktur (rumus bangunnya) berbeda. Tiga senyawa
alkana pertama metana, etana, dan propana tidak mempunyai isomer, mulai
butana memiliki isomer.
Contoh:
1) Butana C
4
H
10
memiliki 2 isomer
2) CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
3
n butana
3) CH
3
– CH – CH
3
CH
3
2 metil propana
e. Sifat-sifat Alkana
1)
Alkana merupakan hidrokarbon jenuh sehingga kurang reaktif. Makin
panjang rantai karbon, makin kurang reaktif.
2) Bersifat nonpolar sehingga tidak larut dalam air.

116 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
3) Makin banyak atom C, makin tinggi titik didihnya. Untuk alkana yang
berisomer (jumlah atom C sama), makin panjang rantai karbon makin tinggi
titik didihnya.
Beberapa reaksi pada alkana
1) Dengan halogen (F
2
, Cl
2
, Br
2
, dan I
2
) terjadi substitusi (pergantian) dengan
atom H.
Contoh: CH
4
+ Cl
2
CH
3
Cl + HCl
Metana Metil klorida
(kloro metana)
2)
Dapat mengalami oksidasi dengan oksigen, menghasilkan energi, sehingga
digunakan sebagai bahan bakar.
Contoh: C
3
H
8
+ 5O
2

3CO
2
+ 4H
2
O
f. Kegunaan Alkana
Alkana merupakan komponen utama penyusun
minyak bumi, sehingga kegunaan utamanya sebagai
bahan bakar, misalnya Lique�ed Petroleum Gas (LPG)
atau elpiji kerosin, bensin, dan solar. Selain sebagai
bahan bakar, alkana digunakan dalam banyak bidang
industri khususnya industri petrokimia, yaitu sebagai
sumber hidrogen, bahan baku pembuatan senyawa
organik lain, dan polimer. Materi minyak bumi,
industri petrokimia, dan polimer akan kamu pelajari
pada elemen proses industri kimia.
2. Alkena
Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung sebuah ikatan
rangkap dua ( – C = C – ).
Alkena yang paling sederhana adalah etena C
2
H
4
(a) (b)
Gambar 6.7 Model molekul (a) Etena, (b) Propena
Gambar 6.6 Gas minyak bumi
yang dicairkan (LPG).

Bab 6 Kimia Organik Dasar 117
Perhatikan tiga suku pertama alkena berikut.
Tabel 6.2 Tiga Suku Pertama Alkena
Rumus molekul Rumus Struktur Nama
C
2
H
4
C
3
H
5
C
4
H
8
CH
2
= CH
2
CH
2
= CH – CH
2
CH
2
= CH – CH
2
– CH
3
Etana
Propena
Butena
a. Rumus Umum
Contoh alkena pada tabel di atas dapat ditarik rumus umum alkena, yaitu C
n
H
2n
.
Ini artinya jumlah atom H dalam alkena adalah dua kali jumlah atom C, atau
perbandingan jumlah atom C dengan atom H adalah 1 : 2. Dari tabel di atas juga
terlihat bahwa setiap suku alkena dengan suku berikutnya memiliki selisih CH
2
,
sehingga alkena juga merupakan deret homolog.
b. Tata Nama Alkena
Nama Alkena diturunkan dari nama alkana, yaitu sesuai dengan jumlah atom
C yang dimiliki, dengan menggantikan akhiran “ana” dengan akhiran “ena”.
Selain itu, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberi nama alkena
sebagai berikut.
1)
Rantai utama dipilih rantai yang terpanjang dan harus mengandung ikatan
rangkap.
2)
Penomoran rantai utama dimulai dari ujung yang dekat dengan ikatan
rangkap, sehingga atom C yang berikatan rangkap memiliki nomor serendah
mungkin.
3) Aturan yang lain seperti alkana.
4) Urutan penamaan: nomor cabang – nama cabang – nomor ikatan rangkap
– nama alkena rantai utama.
Contoh:
CH CH CH CH
CH
32
3
CH CH CH CH
CH
3
2
CH
3
23
CH CH CC H3
CH
3
2 CH3
3 metil 1 butena
2 etil 1 butena
3 metil 2 pentena

118 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
c. Isomer Alkena
Isomer pada alkena dapat terjadi karena perbedaan rantai karbon dan letak
ikatan rangkapnya. Hal ini berarti selain isomer rantai, alkena juga memiliki
isomer posisi dan isomer geometri. Carilah informasi tentang pengertian
isomer-isomer tersebut beserta contohnya.
Aktivitas 6.2
1. Dengan menggunakan molymod rakitlah/susunlah struktur cis 2-butena
dan trans 2-butena!
2. Tunjukkan bahwa struktur keduanya merupakan bayangan cermin.
3. Alkuna
Alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap tiga.
Alkuna yang paling sederhana adalah etena C
2
H
2
. Rumus struktur etena
digambarkan sebagai: H – C ≡ C – H
Tabel 6.3 Tiga Suku Pertama Alkuna
Rumus Molekul Rumus Struktur Nama
C
2
H
2
C
3
H
4
C
4
H
6
Dst
CH ≡ CH
CH
3
– C ≡ CH
CH
3
– CH
2
– C ≡ CH
Etuna
Propuna
Butuna
a. Rumus Umum Alkuna
Dari tabel tiga suku pertama alkuna di atas terlihat perbandingan jumlah atom
C dan atom H adalah n: 2n-2. Jadi, rumus umum alkuna adalah:
C
n
H
2n-2
Bagaimana rumus molekul alkuna suku berikutnya setelah C
4
H
6
?
b. Tata Nama Alkuna
Alkuna diberi nama seperti alkena dengan mengganti akhiran ena dengan
akhiran una.
Contoh:
CH ≡ C – CH
2
– CH
3
1-butuna

Bab 6 Kimia Organik Dasar 119
CH ≡ C – CH – CH
3
CH
3
3-metil-1-butuna
c. Isomer Alkuna
Alkuna hanya memiliki isomer rantai dan isomer posisi, sedangkan isomer
geometri tidak dimiliki alkuna. Contoh: Isomer Pentuna C
5
H
8
CH ≡ C – CH
2
– CH
2
– CH
3
1-pentuna
CH
3
– C ≡ C – CH
2
– CH
3
2-pentuna
CH ≡ C – CH – CH
3
CH
3
3-metil-1-butuna
d. Sifat-sifat Alkena dan Alkuna
1)
Makin panjang rantai karbonnya, makin tinggi titik didih dan titik lelehnya.
2) Alkena dan alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh, sehingga mudah
mengalami reaksi adisi (penambahan).
3)
Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi polimerisasi, yaitu peng gabungan
monomer-monomer (molekul kecil) menjadi polimer (makromolekul).
Aktivitas 6.3
Menguji Ikatan Karbon Tidak Jenuh
Tujuan: Menguji ikatan karbon tidak jenuh pada margarin.
Alat dan Bahan: Tabung reaksi, margarin, air brom
Keselamatan Kerja:
Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, masker, kacamata
pelindung (goggle) dan sarung tangan. Bekerjalah hati-hati dan ikuti petunjuk
guru karena alat-alat yang digunakan mudah pecah.
Langkah Kerja:
1. Masukkan sedikit air brom ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan margarin atau mentega ke dalam air brom.
3. Amati perubahan yang terjadi.

120 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
e. Kegunaan Alkena dan Alkuna
Tahukah kamu apa kegunaan karbit? Alkena dan alkuna
merupakan bahan yang digunakan untuk pembuatan
plastik yang akan kamu pelajari di kelas XI pada proses
industri kimia. Etuna (asetilena) merupakan gas yang
dihasilkan dari reaksi karbit dengan air digunakan
untuk bahan bakar pengelasan logam.
CaC
2
+ H
2
O Ca(OH)
2
+ C
2
H
2
Karbit etuna
E. Gugus Fungsi Senyawa Karbon
Bila satu atau lebih atom hidrogen pada alkana diganti dengan atom atau gugus
lain akan menjadi turunan alkana. Atom atau gugus atom yang menentukan
sifat senyawa karbon disebut gugus fungsi.
Contoh: H H
│ │
H — C — H H — C — Cl
│ │
H H
metana kloro metana (turunan metana)
Pada contoh di atas, kloro metana merupakan turunan dari metana dimana
satu atom H pada metana diganti oleh gugus fungsi Cl. Peranan Gugus Fungsi dalam Senyawa Karbon
Gugus fungsi pada senyawa karbon menentukan sifat golongan senyawa karbon
tersebut, karena setiap fungsi memiliki sifat yang khas.
Contoh:
Gugus
H
O
C
pada aldehid dapat bereaksi dengan larutan fehling (larutan
tembaga (II) oksida) menghasilkan endapan merah Cu
2
O
Dengan demikian, sifat khas gugus fungsi dapat digunakan untuk mengenal/
mengidenti�kasi senyawa karbon.
Gambar 6.7 Gas asetilen
diperoleh dengan
mereaksikan Kalsium
karbida dengan air.
Sumber: Chemistry (Chang), 2002

Bab 6 Kimia Organik Dasar 121
F. Senyawa Turunan Hidrokarbon
Berdasarkan gugus fungsinya, senyawa turunan hidrokarbon digolongkan
menjadi beberapa golongan, yaitu alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat,
ester, dan haloalkana.
1. Alkohol dan Eter
Alkohol dan eter memiliki rumus umum yang sama, yaitu C
n
H
2n+2
O. Alkohol dan
eter merupakan isomer fungsi, yaitu senyawa yang rumus molekulnya sama,
tetapi gugus fungsi berbeda. Gugus fungsi alkohol adalah (–OH), sedangkan
gugus fungsi eter adalah (–O–).
a. Alkohol
Kata alkohol berasal dari bahasa Arab, al khul. Alkohol yang dikenal merupakan
golongan senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi –OH (hidroksi) dengan
rumus umum C
n
H
2n+1
OH
Contoh: CH
3
OH (methanol), C
2
H
5
OH (etanol), C
3
H
7
OH (propanol)
1) Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan letak gugus –OH, alkohol dibedakan menjadi:
a) alkohol primer: alkohol yang gugus –OH-nya terikat pada atom C primer
b)
alkohol sekunder: alkohol yang gugus –OH-nya terikat pada atom C sekunder
c) alkohol tersier: alkohol yang gugus –OH-nya terikat pada atom C tersier
2) Tata Nama Alkohol
a) Alkohol tidak bercabang
● Memberi nomor pada rantai utama (atom C yang mengikat –OH diberi
nomor serendah mungkin.
● Nama alkohol seperti nama alkana, akhiran ana diganti anol.
Contoh: CH
3
— CH
2
— CH — CH
3
2 butanol

OH
b) Alkohol yang bercabang
Seperti pada alkohol rantai lurus dengan urutan penyebutan: nomor
cabang, nama cabang, nomor letak –OH kemudian nama alkanol rantai
utama (rantai terpanjang yang mengandung gugus –OH).
Contoh: CH
3
— CH — CH
2
— CH
2
— OH 3 metil 1 butanol

CH
3

122 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
3) Isomer Alkohol
Alkohol memiliki beberapa macam isomer sebagai berikut.
a)
Isomer fungsi adalah isomer yang disebabkan perbedaan gugus fungsi.
Alkohol merupakan isomer fungsi dari eter.
Contoh: CH
3
— CH
2
— OH dengan CH
3
— O — CH
3

etanol dimetil eter
b) Isomer posisi adalah isomer yang disebabkan perbedaan letak gugus
– OH
Contoh: CH
3
– CH
2
– CH
2
– OH dengan CH
3
– CH
2
– CH - CH
3


OH
1 butanol 2 butanol
c) Isomer rantai adalah isomer yang disebabkan perbedaan cara atom
karbon berikatan dalam molekul.
CH
3

Contoh: CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
2
– OH dengan CH
3
– CH – CH
2
– OH
1 butanol 2 metil 1 propanol
d)
Isomer optik adalah isomer yang dimiliki senyawa-senyawa yang
mengandung atom C asimetris.
Contoh: CH
3
— CH — CH
2
— CH
3

OH
4) Sifat-Sifat Alkohol
a)
Mudah terbakar, titik didih lebih tinggi dari alkana dengan jumlah atom
C yang sama.
b)
Dapat bereaksi dengan logam Na, K, Mg, dan Al melepaskan gas hidrogen.
Contoh: 2 CH
3
– CH
2
– OH + 2Na
2 CH
3
– CH
2
– ONa + H
2
Etanol natrium etanolat
Pada reaksi tersebut terjadi gelembung gas
hidrogen yang me rupakan tanda uji positif
terhadap logam natrium.

Gambar 6.9 Reaksi antara
logam Na dengan etanol.
Sumber: Chemistry and Chemical
Reactivity, Kotz and Purcell (1978)

Bab 6 Kimia Organik Dasar 123
c) Dapat bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester (disebut reaksi
esteri�kasi).
d) Dapat bereaksi dengan PX
3
, PX
5
dan SOX
2
(X = F, Cl, Br atau I)
Contoh:
CH
3
– OH + PCl
5
CH
3
Cl + POCl
3
+ HCl
metanol metil klorida
e)
Dapat dioksidasi (sebagai oksidatornya K
2
Cr
2
O
7
dalam larutan asam). Oksidasi
alkohol primer menghasilkan aldehid atau asam karboksilat.
Reaksi oksidasi alkohol ini dapat
digunakan untuk membedakan alkohol
primer, sekunder, dan tersier. Oksidator
yang digunakan dapat dari larutan kalium
dikromat (VI) yang berwarna oranye karena
mengandung ion-ion dikromat (VI). Apabila
oksidasi alkohol terjadi maka ion-ion
dikromat tereduksi menjadi ion-ion
kromium (III) yang berwarna hijau.
Alkohol primer, sekunder, dan tersier
juga dapat dibedakan dengan reaksi Lucas
(Reaksi antara alkohol dengan HCl).
● Alkohol primer + HCl sangat lambat
● Alkohol sekunder + HCl cepat
● Alkohol tersier + HCl sangat cepat
Contoh: CH
3
– CH
2
– OH + HCl CH
3
– CH
2
–Cl + H
2
O
Etanol Etil klorida
f)
Dapat mengalami dehidrasi dengan H
2
SO
4
pekat pada suhu 140
O
C
menghasilkan eter.
H
2
SO
4
2CH
3
- CH
2
- CH
2
- OH
CH
3
- CH
2
- CH - O - CH
2
- CH
2
- CH
3
+ H
2
O

140
O
C
1 propanol dipropil eter
● Pada suhu 180
O
C menghasilkan alkena

H
2
SO
4
CH
3
– CH
2
– CH
2
– OH CH – CH = CH
2
+ H
2
O

180
O
C
1 propanol propena
primer sekunder tersier
Gambar 6.10 Perbedaan alkohol primer dengan
alkohol tersier dengan oksidasi K
2
Cr
2
O
7
.

124 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Polialkohol
Polialkohol adalah alkanol yang memiliki lebih dari satu gugus – OH.
Contoh:
● Glikol CH
2
— CH
2
(1, 2 etanadiol)
│ │
OH OH
● Gliserol CH
2
— CH —CH
2
(1, 2, 3 propanatriol)
│ │ │
OH OH OH
5) Pembuatan Alkohol
a) Metanol (CH
3
OH)
Metanol dibuat dengan cara hidrogenasi gas CO pada suhu 400
O
C dan tekanan
200 atm dengan katalisator Cr
2
O
3
atau ZnO.

Cr
2
O
3
CO + 2H
2

CH
3
OH
b) Etanol (C
2
H
5
OH)
Dalam bidang industri, etanol dibuat dengan fermentasi tetes tebu, yaitu
cairan gula yang tidak mengkristal/menghablur menjadi gula.
c) Glikol (CH
2
OH CH
2
OH)
Glikol dibuat dengan cara mengoksidasi etana dengan oksigen kemudian
dilanjutkan hidrolis. Reaksi dilakukan pada suhu 250
O
C dengan katalisator
serbuk perak.
d) Gliserol (CH
2
OH – CH OH CH
2
OH)
Gliserol diperoleh dari hasil samping pada pembuatan sabun.
6) Kegunaan Alkohol dan Dampak Alkohol
a) Metanol
(1) Metanol digunakan untuk membuat metanal sebagai bahan plastik.
(2) Metanol digunakan untuk pelarut dan bahan pembuat ester, serta bahan
bakar alternatif.
Selain kegunaan metanol, terdapat dampak penggunaan metanol, yaitu
sangat beracun. Keracunan metanol dapat melalui pernapasan (menghirup
uapnya) dan dapat melalui kulit.

Bab 6 Kimia Organik Dasar 125
b) Etanol
Etanol digunakan sebagai pelarut, disinfektan, bahan pembuatan ester, dan
sebagai bahan bakar (di Brasil telah banyak kendaraan menggunakan bahan
bakar etanol).
c) Glikol
Di negara atau daerah bermusim dingin, glikol digunakan untuk zat antibeku
pada radiator mobil. Glikol juga digunakan sebagai bahan baku dalam
industri serat sintesis dan pelarut.
d) Gliserol
Gliserol digunakan untuk pelarut obat-obatan
dan bahan pembuatan gliserol trinitrat, yaitu
suatu bahan peledak.
b. Eter/Alkoksi Alkana
Kata eter berasal dari bahasa Arab attar yang
berarti bau menusuk karena uap eter berbau
menusuk dan dapat membius. Eter merupakan
isomer fungsi dari alkohol sehingga memiliki
rumus molekul yang sama, yaitu C
n
H
2n + 2
O. Rumus
umumnya adalah R – O – R.
1) Tata Nama Eter
Pemberian nama eter ada dua cara, yaitu:
a) Sebagai eter
Dengan menyebutkan nama alkil-alkilnya kemudian diikuti kata eter.
Contoh: CH
3
– CH
2
– O – CH
3
metil etil eter
b) Sebagai alkoksi alkana (sesuai (IUPAC)
Dengan menyebutkan nama alkoksinya (dari alkil yang lebih kecil) diawali
nomor letak alkoksi kemudian nama alkananya (alkil yang lebih besar).
Contoh: CH
3
– CH
2
– O – CH
3
metoksi etana
2) Isomer Eter
Isomer eter selain isomer posisi sesama eter, juga berisomer fungsi dengan
alkohol.
3) Sifat-Sifat Eter
a)
Eter berupa zat cair, sulit larut dalam air, berbau harum, mudah
menguap dan uapnya mudah terbakar.
Gambar 6.11 Radiator coolant
mengandung etilen glikol.
Sumber: Chemistry: The Central Science, (2000)

126 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
b) Titik didihnya lebih rendah dari alkohol (karena alkohol memiliki ikatan
hidrogen).
c)
Tidak bereaksi dengan PCl
5
bila dipanaskan, tetapi tidak melepaskan HCl.
CH
3
– CH
2
– O – CH
3
+ PCl
5
CH
3
– CH
2
– Cl + CH
3
Cl + POCl
3
d) Dapat terurai oleh Hl (dengan pemanasan Hl berlebih).
CH
3
– CH
2
– O – CH
3
+ 2Hl CH
3
– CH
2
– I + CH
3
I + H
2
O
4) Kegunaan Eter
a) Sebagai pelarut zat organik.
b)
Sebagai obat bius dan disinfektan (tetapi sekarang tidak digunakan lagi
sebagai obat bius).
c) MTBE (metil tersier butil eter) ditambahkan ke dalam bensin untuk
meningkatkan bilangan oktan.
5) Pembuatan eter
a) Dengan sintesis Williamson
Secara umum: R – ONa + RX → R – OR + NaX
Contoh: CH
3
- CH
3
– ONa + CH
3
– Cl
CH
3
– CH
2
– O – CH
3
+ NaCl
Natrium etanoat metil klorida etil metil eter
b) Dengan dehidrasi alkohol pada suhu 130
O
– 140
O
C menggunakan H
2
SO
4

pekat.

H
2
SO
4
Contoh: CH
3
– CH
2
– OH CH
3
– CH
2
– O

- CH
2
– CH
3
+ H
2
O

130 – 140
o
C
Etanol dietil eter
2. Aldehid dan Keton
Aldehid dan keton berisomer fungsi dengan rumus empiris C
n
H
2n
O.
a. Aldehid/Alkanal
Rumus Umum Aldehid:
H
O
CR
1) Tata Nama Alkanal
● Rantai C terpanjang yang merupakan nama alkanalnya harus mengandung
atom C gugus aldehid.
● Penomoran rantai terpanjang selalu dimulai dari atom C gugus aldehid.

Bab 6 Kimia Organik Dasar 127
Contoh: CH
3
– CH
2

H
O
C propanal
CH
3
– CH
2
– CH
2
– CH
H
O
C 2 etil pentanal
2) Isomer Aldehid
Isomer Alkanal disebabkan oleh adanya cabang dan letak cabang
Contoh: isomer butanal (C
4
H
8
O)
CH
3
– CH
2
– CH
2

H
O
C n butanal
CH
3
– CH
H
O
C 2 metil propanal
Selain itu alkanal juga berisomer dengan alkanon, yang akan dibahas
kemudian.
3) Sifat-Sifat Aldehid
● Dari jumlah atom C 1 sampai dengan 5 larut dalam air.
● Bila direduksi (+H
2
) menghasilkan alkohol primer.
● Dapat mengadisi HCN.
● Bila dioksidasi menghasilkan asam karboksilat.
[O]
(R
H
O
C R
OH
O
C )
● Dapat mereduksi larutan fehling membentuk endapan merah dan
mereduksi pereaksi Tollens membentuk endapan perak (Ag).
Gambar 6.12 Endapan merah bata CuO ketika aldehid diuji
terbentuk ketika aldehid diuji dengan pereaksi Fehling.
Gambar 6.13 Cermin perak
terbentuk dengan pereaksi Tollens.
Sumber: Chemistry/Ann and Patrick Fullick (2000)

C
2
H
5

CH
3

128 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
4) Pembuatan Aldehid
Aldehid di laboratorium dapat dibuat dengan oksidasi lemah alkohol
primer.
Secara komersial, formaldehida dibuat dengan mereaksikan uap alkohol
(metanol) dengan katalis tembaga yang dipanaskan.
5) Kegunaan Aldehid
● Larutan 40% formaldehid (metanal) dalam air disebut formalin,
digunakan untuk mengawetkan benda-benda anatomi.
● Formaldehid untuk membuat plastik dan insektisida (DDT).
● Formaldehid untuk membuat lem kayu.
b. Alkanon/Keton
Alkanon merupakan senyawa karbon dengan gugus fungsional
O
C yang merupakan isomer fungsi dari aldehid.
Rumus umum alkanon:
R
R
O
C
1) Tata Nama Alkanon
● Sistem IUPAC, seperti pada alkana, hanya akhiran ana diganti anon.
Contoh:
CH
3
CH
3
O
C propanon

● Sistem trivial (sebagai keton)
Dengan menyebutkan alkil-alkil yang mengapit gugus sesuai urutan
abjad dan diakhiri dengan keton.
Contoh:
CH
3
CH
3
O
C
Dimetil keton
O

CH
3
– C – C
2
H
5
Etil metil keton

Bab 6 Kimia Organik Dasar 129
2) Isomer Alkanon
Isomer alkanon disebabkan oleh cabang, letak gugus fungsional, dan isomer
fungsional dengan aldehid. Contoh: isomer C
4
H
8
O
Sebagai Aldehid Sebagai Alkanon
CH
3
– CH
2
– CH
2

H
O
C , n butanal
CH
3
– CH

H
O
C

, 2 metil propanal


CH
3
O

CH
3
– C – C
2
H
5
Butanon/etil metil keton
3) Sifat-Sifat Alkanon
● Dari C1 sampai dengan 5 berupa zat cair tidak berwarna dan larut
dalam air.
● Dapat direduksi (direaksikan dengan H
2
) menjadi alkohol sekunder.
● Dapat mengadisi HCN.
● Tidak dapat mereduksi larutan fehling dan tollens (sehingga dapat
untuk membedakan aldehid dan alkanon).
4) Pembuatan alkanon
Alkanon dapat dibuat dengan cara:
a) mengoksidasi alkohol sekunder
CH
3
– CH – CH
3
+ ½O
2
CH
3
– C – CH
3
+ H
2
O
│ ║
OH O
2 propanol propanon
b) distilasi kering garam alkali/alkali tanah karboksilat
O O
║ ║
2CH
3
– C – ONa CH
3
– C – CH
3
+ Na
2
CO
3
Natrium Etanoat propanon
5) Kegunaan Alkanon
Sebagai pelarut dan bahan pembuatan zat organik lain, misalnya kloroform
(obat bius) dan iodoform.

130 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Aktivitas 6.4
Membedakan Aldehid dan Keton
Alat dan Bahan:

Tabung reaksi, penangas air penangas air (panci yang diisi air), pemanas
spiritus, kaki tiga, dan kasa gelas piala.
• Larutan Fehling A dan Fehling B
• Propanal
• Propanon
Keselamatan Kerja:
• Kenakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, masker, kacamata
pelindung (goggle), dan sarung tangan.

Bekerjalah hati-hati dan ikuti petunjuk guru karena alat-alat yang
digunakan mudah pecah dan menggunakan bahan kimia.
Langkah Kerja:
• Sediakan penangas air panas.

Buatlah larutan fehling dengan
mencampurkan 10 ml larutan fehling
A dan 10 ml fehling B.

Ambillah masing-masing 5 ml larutan
fehling dalam 2 tabung reaksi.
• Tambahkan 5 ml propanal ke dalam
tabung 1 yang berisi fehling dan
kocoklah.

Tambahkan pula 5 ml propanon ke
dalam tabung II yang berisi fehling
dan kocoklah.

Masukkan kedua tabung reaksi itu ke
dalam penangas air panas dan
perhatikan perubahan yang terjadi.
c. Asam Karboksilat dan Ester
Asam karboksilat dan ester merupakan isomer berfungsi dengan rumus molekul
C
n
H
2n
O
2
1) Asam Karboksilat/Alkanoat
OH
R
O
C
Asam karboksilat merupakan senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi.

Bab 6 Kimia Organik Dasar 131
a) Tata nama asam karboksilat
Asam karboksilat dapat diberi nama dengan dua cara, yaitu:
● menurut sistem IUPAC
Namanya seperti pada alkana, hanya akhiran ana diganti dengan anoat.
Contoh: CH
3

OH
O
C asam etanoat
● menurut sistem trivial
Namanya seperti pada aldehid, hanya akhiran aldehid diganti dengan
at.
Contoh: H
OH
O
C asam format, CH
3
OH
O
C
Asam asetat
b) Isomer asam karboksilat
Isomer asam karboksilat disebabkan ada tidaknya cabang dan letak cabang.
Selain itu, asam karboksilat berisomer fungsi dengan ester.
Contoh: CH
3
– CH
2
– CH
2

OH
O
C
asam butanoat
CH
3
– CH
OH
O
C
│ 2 metil propanoat
CH
3
c) Sifat-sifat asam karboksilat
● Empat asam pertama larut dalam air.
● Dengan basa kuat membentuk garam:
O

CH
3

OH
O
C + NaOH CH
3
– C – ONa + H
2
O
Asam etanoat natrium etanoat
● Dengan alkohol membentuk ester (reaksi esteri�kasi).
● Dengan H
2
SO
4
dan P
2
O
5
membentuk anhidrid asam.
● Reduksi lemah menghasilkan aldehid dan reduksi kuat menghasilkan
alkohol primer.

132 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
d) Pembuatan asam karboksilat
● Dengan oksidasi kuat alkohol primer
Contoh: CH
3
– CH
2
OH + ½O
2
CH
3

OH
O
C
● Dengan mereaksikan gas CO
2
dengan pereaksi grignard (R – MgX).
● Dengan sintesis nitrit.
e) Kegunaan asam karboksilat
● Asam formiat untuk menggumpalkan lateks, menyamak kulit, membuat
plastik dan untuk industri tekstil.
● Asam asetat untuk bahan pembuatan makanan sebagai pengasam,
untuk menahan warna agar tidak luntur.
● Asam stearat untuk membuat lilin.
2) Ester
Rumus umum ester R
OR
O
C
a) Tata nama ester
Menurut sistem IUPAC, ester diberi nama dengan menyebutkan gugus
alkilnya, kemudian diikuti nama alkanoatnya.
O

Contoh: CH
3
– C – OC
2
H
5
etil etanoat (etil asetat)
b) Isomer ester
Isomer ester disebabkan oleh gugus alkil dan gugusan alkanoatnya. Selain
itu, ester berisomer fungsi dengan asam karboksilat.
Contoh: isomer = C
4
H
8
O
2
Sebagai Asam Karboksilat Sebagai Eter
CH
3
– CH
2
– CH
2

OH
O
C
Butanoat
CH
3
– CH
OH
O
C

CH
3
2 metil propanoat
O

CH
3
– C – OC
2
H
5
Etil etanoat
O

C
2
H
5
– C – OCH
3
Metil propanoat

Bab 6 Kimia Organik Dasar 133
c) Pembuatan ester
Ester dibuat dengan reaksi esteri�kasi, yaitu dengan mereaksikan asam
karboksilat dengan alkohol.
O

Contoh: CH
3

OH
O
C + C
2
H
5
OH CH
3
– C – OC
2
H
5
+ H
2
O
etanoat etanol etil etanoat
d) Sifat-sifat ester
● Bersifat netral, tidak bereaksi dengan Na dan PCl
3.
● Ester beratom C rendah beraroma buah-buahan, ester beratom C tinggi
berupa minyak dan lemak yang tidak larut dalam air.
● Ester dapat terhidrolisis menjadi asam karboksilat dan alkohol.
O O
║ ║
Contoh: CH
3
– C – OC
2
H
5
+ H
2
CH
3
– C – OH + C
2
H
5
OH
Etil etanoat etanoat etanol
● Hidrolis ester suku tinggi dengan NaOH atau KOH menghasilkan sabun
dan gliserol (reaksi penyabunan).
e) Ester dapat mengalami reduksi menjadi alkohol
O

Contoh: CH
3
– C – OCH
3
+ 2H
2
CH
3
– CH
2
OH + CH
3
OH
Metil etanoat etanol metanol
f)
Reduksi terhadap ester tak jenuh suhu tinggi (minyak atau lemak cair)
menghasilkan mentega.
g) Kegunaan ester
● Sebagai esens buatan, misalnya:
CH
3
COOC
2
H
5
: etil asetat berbau pisang selai
CH
3
COOC
5
H
11
: amil asetat berbau buah nanas, juga sebagai pelarut
damar
CH
3
COOC
8
H
17
: oktil asetat berbau buah stroberi C
3
H
7
COOC
2
H
5
: etil
butirat berbau buah stroberi
C
4
H
9
COOC
5
H
11
: amil valerat berbau buah apel

134 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 6.14 Pisang mengandung ester etil asetat.
Sumber: TimothyPilgrim/en.wikipedia, CC BY-SA 3.0 (2004)
● Sebagai bahan pembuatan kain (poliester).
● Sebagai bahan pembuatan sabun (untuk ester suku tinggi).
Aktivitas 6.5
Pembuatan Ester
Alat:
• Tabung reaksi berlengan
• Tabung reaksi
• Gelas ukur
• Pipet tetes
• Sendok plastik
• Kaki tiga dan kasa
Bahan:
• Etanol
• Metanol
• Alat pembakar
• Asam salisilat
• Sumbat gabus
• Asam sulfat
• Termometer
• Asam asetat
Keselamatan Kerja:
Kenakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, masker, kacamata
pelindung (goggle), dan sarung tangan.
Bekerjalah hati-hati dan ikuti petunjuk guru karena alat-alat yang digunakan
mudah pecah dan menggunakan bahan yang mungkin berbahaya kimia.

Bab 6 Kimia Organik Dasar 135
Langkah Kerja:
1. Panaskan air ± 100 ml dalam gelas kimia sampai 70ºC!
2. Sementara air dipanaskan:
a.
masukkan 3 ml etanol, 3 ml asam asetat pekat dan 20 tetes asam sulfat
pekat ke dalam tabung berlengan, seperti pada gambar, ciumlah bau
campuran ini;
b.
masukkan tabung reaksi kecil ke dalam lubang gabus dan sumbatlah
tabung berlengan dengan gabus tersebut; dan
c.
isilah tabung reaksi kecil itu dengan air yang telah dipanaskan sampai
± 10 menit (jangan sampai melebihi 80ºC). Bandingkan bau zat yang
terjadi dengan zat asal!
3.
Ulangi langkah kerja di atas dengan menambahkan air yang telah
dipanaskan dengan 1 sendok teh asam salisilat dan 20 tetes asam sulfat
pekat! (Lakukan di dalam lemari asam)
Laporan: Buatlah laporan hasil percobaan untuk dipresentasikan di depan
kelas.
d. Haloalkana
Senyawa haloalkana dapat berasal dari alkana dimana satu atau lebih atom
hidrogen pada alkana diganti dengan halogen.
Contoh: CH
4
+ Cl
2

CH
3
Cl + HCl
Metana kloro metana
Rumus umum haloalkana adalah R – X dengan R adalah alkil (R = C
n
H
2n+1
)
dan X adalah atom halogen (X = F, Cl, Br, atau I).
1) Tatanama Haloalkana
Haloalkana diberi nama sebagai turunan halida dari alkana dengan cara
menyebutkan nomor letak halogen, awalan (di, tri, tetra dan seterusnya)
yang menunjukkan jumlah halogen, kemudian diikuti nama alkananya.
Contoh:
CH
3
– CH
2
– CH
2
– Cl 1 kloro propana
CH
3
– CH – CH
3
2 kloro propana

Cl
CH
3
– CH – CH
2
1, 2 dikloro propana
│ │
Cl Cl

136 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2) Isomer Haloalkana
Haloalkana dapat memiliki isomer rantai dan isomer posisi seperti pada
alkohol.
3) Sifat-sifat Haloalkana
Beberapa sifat penting dari haloalkana secara umum sebagai berikut.
● Dapat bereaksi dengan basa kuat menghasilkan alkohol.
Contoh: CH
3
– CH
2
– Cl + NaOH CH
3
– CH
2
– OH + NaCl
Kloro etana etanol
● Dengan pemanasan bersama alkoksida terjadi eliminasi.
Contoh: CH
3
– CH – CH
3
+ CH
3
OK CH
2
= CH – CH
3
+ CH
3
OH + KCl

Cl
2 kloro propana propena
4) Pembuatan Haloalkana
Haloalkana dapat dibuat dengan cara:
● Reaksi substitusi halogen pada alkana
Contoh: klorinasi pada metana
● Reaksi adisi alkena dengan asam halogenida (HX)
Contoh: CH
2
= CH
2
+ HCl CH
3
– CH
2
– Cl
Etena kloro etana
● Substitusi OH pada alkohol dengan HX
Contoh: CH
3
– CH – CH
3
+ HBr CH
3
– CH – CH
3
+ H
2
O
│ │
OH Br
5) Kegunaan Haloalkana
a) CFC/Freon (CF
2
Cl
2
dan C
2
Cl
2
F
4
) sebagai pendingin dan sebagai gas dorong
pada aerosol.
b)
BFC (CBr
2
ClF) untuk pemadam kebakaran, sedangkan CCl
4
tidak digunakan
lagi sebagai pemadam kebakaran karena pada suhu tinggi teroksidasi
menjadi COCl
2
(fosgen) yang beracun, CCl
4
digunakan sebagai pelarut
nonpolar.
c)
F
3
C – CHBrCl (2 Bromo, 2 kloro, 1, 1, 1 tri�uro etana) dikenal dengan halotan
untuk obat bius kloroform (CHCl
3
), tidak lagi digunakan sebagai pembius
karena dapat merusak hati dan beracun.

Bab 6 Kimia Organik Dasar 137
Penggunaan haloalkana harus berhati-hati, karena selain dapat meracuni,
juga dapat mencemari lingkungan. CCl
4
dapat teroksidasi menjadi COCl
2
yang
beracun, CHCl
3
dapat membius dan merusak hati serta Freon dapat merusak
lapisan ozon.
Rangkuman
1. Senyawa yang tersusun dari atom hidrogen dan karbon disebut senyawa
hidrokarbon.
2.
Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon
dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh (alkana) dan hidrokarbon tak jenuh
(alkena dan alkuna).
3. Aldehid dapat dibuat dengan mengoksidasi alkohol primer atau dengan
destilasi kering campuran natrium karboksilat.
4.
Alkanon atau keton dibuat dengan mengoksidasi alkohol sekunder dan
destilasi kering garam-garam alkali atau alkali tanah karboksilat.
5. Aseton digunakan sebagai pelarut senyawa-senyawa organik.
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut!
1. Buatlah semua isomer C
6
H
12
beserta namanya menurut aturan IUPAC!
2.
Bagaimana hubungan jumlah atom Karbon yang terkandung dalam alkana
dengan titik didih alkana?
3. Tulislah reaksi yang terjadi apabila 3 metil 1 butena direaksikan dengan
gas hidrogen dan apakah nama senyawa yang dihasilkan!
4.
Senyawa A dan B mempunyai rumus molekul yang sama, yaitu C
3
H
6
O. Bila
senyawa A direaksikan dengan larutan fehling ternyata menghasilkan
endapan merah, sedangkan senyawa B tidak. Senyawa A bila direduksi
menghasilkan 1 propanol sedangkan senyawa B menghasilkan 2 propanol.
Tentukan struktur dan nama senyawa A dan B!
5. Apakah dampak negatif dari penggunaan senyawa berikut?
a. Freon sebagai refrigerant.
b. Kloroform sebagai obat bius.
c. Karbon tetraklorida sebagai pemadam kebakaran pada suhu tinggi.

138 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Pengayaan
Senyawa A dan B mempunyai rumus molekul yang sama, yaitu C
3
H
6
O. Bila senyawa
A direaksikan dengan larutan fehling ternyata menghasilkan endapan merah,
sedangkan senyawa B tidak. Senyawa A bila direduksi menghasilkan 1 propanol
sedangkan senyawa B menghasilkan 2 propanol. Tentukan struktur dan nama
senyawa A dan B!
Re�eksi
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mempelajari materi bab ini? Tanyakan
kepada Bapak/Ibu Gurumu apabila ada materi yang belum kamu pahami.
Perbanyaklah latihan dan kerjakan kegiatan yang ada dalam bab ini semaksimal
mungkin.

Sumber: Fatma, (2018)
Tahukah kamu nama kimia garam dapur yang digunakan sebagai bumbu
masak?
Bab
7 Reaksi Kimia,
Stoikiometri, dan
Larutan Standar
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

140 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi bab ini, diharapkan kamu mampu:
● menuliskan nama senyawa kimia berdasarkan rumus kimianya;
● menyetarakan persamaan reaksi dengan benar;
● menuliskan persamaan reaksi dengan benar;
● menerapkan hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum
kelipatan perbandingan, dan hukum perbandingan volume dalam
perhitungan kimia;
● menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia dalam persamaan reaksi;
● menghitung konsentrasi larutan dalam berbagai satuan; serta
● membuat larutan standar dan melakukan standarisasi.
Peta Konsep
Rumus Kimia
Persamaan Reaksi
Hukum Dasar Kimia
Konsep Mol
Mendasari
kuantitatif yang bereaksi
Satuan
Konsentrasi
Pembuatan dan
Standardisasi
R P
(Reaktan)(Produk)
Larutan StandarStoikiometri
hubungan Zat mempelajari
Kata Kunci
Tata Nama Senyawa, Senyawa Biner, Senyawa Poliatomik, Senyawa Ion,
Senyawa Asam, Senyawa Organik, Persamaan Reaksi, Koe�sien Reaksi, Hukum
Dasar Kimia, Konsep Mol, Stoikiometri, Larutan Standar, Standardisasi,
Indikator

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 141
Gambar 7.1 Berkenalan
Saat berkenalan dengan seseorang, apa yang pertama kali kamu tanyakan?
Tentu saja nama terlebih dahulu, baru yang lain. Demikian pula sebelum
mengenal lebih jauh atau menggunakan bahan kimia, kamu harus mengenal
nama bahan tersebut.
Dalam ilmu kimia senyawa-senyawa diberi nama dengan aturan tertentu
yang diatur oleh suatu badan yang dikenal dengan International Union of Pure
and Applied Chemistry (IUPAC). A. Tata Nama Senyawa
Dewasa ini senyawa yang dikenal jumlahnya telah mencapai jutaan dan setiap
tahun terus bertambah. Bagaimana agar nama-nama kimia senyawa tersebut
dapat diberlakukan dan digunakan secara bersama serta konsisten di seluruh
dunia? Untuk memberi nama yang berlaku universal, IUPAC membuat aturan
tata nama senyawa. Aturan tata nama IUPAC tersebut meliputi cara menuliskan
nama dan rumus kimia suatu senyawa, baik organik maupun anorganik.
1. Tata Nama Senyawa Anorganik
a. Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun dari dua macam unsur, misalnya
CO
2
, MgO, NaCl, dan CaCl
2
.
1) Rumus Senyawa
Penulisan rumus senyawa didasarkan pada urutan keelektronegatifan. Biasanya
rumus senyawa biner ditulis dengan lambang untuk unsur yang kurang
elektronegatif, kemudian unsur yang lebih elektronegatif.
Contoh:
● Rumus kimia air ditulis H
2
O (bukan OH
2
).

142 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
● Senyawa antara O dengan F ditulis OF
2
(bukan F
2
O).
2) Nama Senyawa
Senyawa biner yang tersusun dari unsur-unsur nonlogam diberi nama dengan
menyebutkan nama unsur di depan diikuti unsur berikutnya yang diakhiri ida.
Jumlah atom unsur dinyatakan dengan awalan dalam bahasa Yunani:
Mono = 1, Di = 2, Tri = 3, Tetra = 4, Penta = 5, Heksa = 6, Hepta = 7, Okta= 8, Nona= 9,
Deka = 10 (awalan mono tidak digunakan untuk unsur di depan)
Contoh: PCl
3
= fosfor triklorida
N
2
O
3
= dinitrogen trioksida
CS
2
= karbon disul�da
Untuk senyawa-senyawa tertentu yang sudah umum, tidak mengikuti aturan
tersebut.
Contoh: H
2
O = air
N H
3
= ammonia
b. Senyawa Poliatomik
1) Rumus Senyawa
Suatu senyawa yang tersusun lebih dari dua jenis atom disebut senyawa
poliatomik. Seperti pada senyawa biner, unsur-unsur disusun menurut naiknya
keelektronegatifan (dari yang kurang elektronegatif ke yang lebih elektronegatif).
Contoh: H
2
SO
4
, H
2
C
2
O
4
, CaCO
3
2) Nama Senyawa
Nama senyawa poliatomik didasarkan pada nama suatu ion (ion yang mengandung
oksigen dan unsur lain). Berdasarkan nama suatu ion-oksi, senyawa poliatomik
digolongkan ke dalam kelas at dan it.
Nama-nama senyawa pada kelas at dan it diperoleh dengan cara berikut.
Nama ion-oksi menyatakan unsur induknya, yaitu unsur yang bukan oksigen
dan biasanya sebagai ion at.
Contoh: SO
4
2-
= sulfat
NO
3
-
= nitrat
Anion yang khusus induknya mempunyai dua ion-oksi, maka ion-oksi yang
mengandung oksigen lebih banyak adalah kelas at dan yang mengandung
oksigen lebih sedikit merupakan kelas it.

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 143
Contoh: H
2
SO
4
= hidrogen sulfat (asam sulfat)
H
2
SO
3
= hidrogen sul�t (asam sul�t)
Ca
3
(PO
4
)
2
= kalsium fosfat
Ca
3
(PO
3
)
2
= kalsium fostit
c. Nama Senyawa Ion
Senyawa ion tersusun dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah
kation dan anion dalam senyawa menyesuaikan muatan positif dan negatif
sehingga menjadi senyawa netral (jumlah muatan positif = jumlah muatan
negatif). Perhatikan Tabel 7.1.
(a) (b)
Gambar 7.2 (a) Struktur molekul CH
4
atau senyawa molekuler, (b) Struktur kristal NaCl atau
senyawa ion.
d. Nama Senyawa Asam
Asam adalah senyawa yang dalam air melepaskan ion hidrogen (H
+
). Dengan
kata lain senyawa asam tersusun dari atom hidrogen dan anion sisa asam. Nama
atom hidrogen dalam asam dapat diganti dengan kata asam.
1) Asam yang Tidak Mengandung Oksigen
Asam yang tidak mengandung oksigen berarti termasuk senyawa biner sehingga
penamaannya juga seperti senyawa biner.
Contoh: HCl = hidrogen klorida (asam klorida)
HBr = hidrogen bromida (asam bromida)
2) Asam yang Mengandung Oksigen (Asam-Oksi)
Asam yang mengandung oksigen berarti tersusun dari tiga atom dan tergolong
senyawa terner. Penamaan asam-oksi didasarkan pada nama ion-oksi, yaitu
ion yang mengandung oksigen dan satu unsur lain.
Contoh: HNO
3
= hidrogen nitrat (asam nitrat)
HNO
2
= hidrogen nitrit (asam nitrit)

144 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Senyawa basa dan garam tergolong senyawa ion sehingga penamaannya
juga sesuai dengan tata nama senyawa ion.
Basa merupakan senyawa yang dalam air melepaskan ion hidroksida (OH
-
).
Dengan demikian, nama basa sesuai dengan nama kation diikuti nama anion
hidroksida.
Contoh: NaOH = Natrium hidroksida
Ba(OH)
2
= Barium hidroksida
Cu(OH)
2
= Tembaga (II) hidroksida
Garam merupakan senyawa ion yang tersusun dari kation dari basa dan
anion dari asam. Penamaan garam sesuai dengan nama kation dan anion
penyusunnya.
Tabel 7.1 Penamaan Garam Berdasarkan Nama Kation dan Anion Penyusunnya
Kation Anion Rumus Garam Nama Garam
Na
+
Cl
-
NaCl Natrium klorida
Al
3+
NO
3
- Al(NO
3
)
3
Aluminium nitrat
K
+
SO
4
2-
K
2
SO
4
-
Kalium sulfat
NH
4
+
Cl
-
NH
4
Cl Amonium klorida
Pb
2+
S
2-
PbS Timbal (II) sul�da
2. Nama Senyawa Organik
Senyawa organik memiliki aturan tata nama khusus yang telah kamu pelajari
pada bab sebelumnya. Masih ingatkah kamu cara memberi nama alkana, alkena,
alkuna, alkohol, alkanal, dan lain-lain? Selain nama sistematis, senyawa organik
memiliki nama lazim/nama trivial.
Contoh: C
6
H
12
O
6
= glukosa
C
12
H
22
O
11
= sukrosa
CO(NH
2
)
2
= urea
C H
4
= metana

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 145
Aktivitas 7.1
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 5 peserta didik, kemudian lakukan
pendataan terhadap bahan kimia di laboratorium kimia sekolah kalian.
Buatlah tabel pendataan yang terdiri atas nomor, rumus kimia, nama,
organik/anorganik!
B. Persamaan Reaksi
Pernahkah kamu mengamati logam besi berkarat? Bagaimana keadaan logam
besi tersebut? Bila logam besi dibiarkan di udara terbuka, lama-kelamaan logam
besi itu berkarat. Hal ini berarti logam besi mengalami reaksi kimia dengan
oksigen yang terkandung di udara dan menjadi karat besi. Perubahan yang terjadi
pada reaksi kimia tersebut dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia
zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Zat-zat yang mengalami perubahan disebut
pereaksi (reaktan) dan zat-zat hasil perubahan disebut hasil reaksi (produk).
Pada contoh tersebut besi dan oksigen merupakan zat pereaksi dan karat
besi merupakan zat hasil reaksi. Cara pemaparan ini disebut persamaan reaksi,
yaitu persamaan yang menggambarkan rumus kimia zat-zat pereaksi dan zat-
zat hasil reaksi yang dihubungkan tanda panah beserta koe�sien. Secara umum
dapat digambarkan sebagai berikut.
Zat pereaksi
Zat hasil reaksi
Contoh: Logam magnesium direaksikan dengan larutan asam klorida
menghasilkan larutan magnesium klorida dan gas hidrogen.
Persamaan reaksinya dituliskan sebagai berikut.
Langkah 1: Mg(s) + HCl(aq) MgCl
2
(aq) + H
2
(q) (belum setara)
Jumlah atom H ruas kiri 1, sedangkan ruas kanan 2, maka HCl harus dikalikan 2.
Langkah 2: disetarakan menjadi:
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl
2
(aq) + H
2
(g) (setara)
Untuk menyetarakan persamaan reaksi, kita boleh mengubah jumlah rumus
kimia zat, tetapi tidak boleh mengubah rumus kimianya. Jumlah rumus kimia
suatu zat adalah koe�sien reaksi zat tersebut. Untuk reaksi yang agak rumit,
disetarakan dengan cara pemisalan, kemudian dibuat persamaan matematika
dan diselesaikan dengan cara substitusi.
Misalnya untuk menyetarakan reaksi, silakan dicoba!
I
2
+ NaOH
Nal + NaIO
3
+ H
2
O!

146 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
C. Hukum Dasar Kimia
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Pernahkan kamu memperhatikan bagaimana
massa kayu sebelum dan sesudah dibakar? Apakah
ada penambahan atau pengurangan massa pada
reaksi pembakaran tersebut? Seorang ahli kimia
bangsa Prancis, Antoine Laurent Lavoisier (1743–
1794) telah melakukan serangkaian percobaan,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dari
percobaan tersebut Lavoisier membuat kesimpulan
bahwa:
“Massa total zat-zat sebelum reaksi akan sama
dengan massa total zat-zat setelah reaksi”
Untuk membuktikan berlakunya hukum kekekalan massa, lakukan kegiatan
berikut.
Aktivitas 7.2
Mempelajari Massa Zat Sebelum Reaksi dan Sesudah Reaksi
Alat dan Bahan:
1. Tabung berbentuk Y
2. Sumbat
3. Neraca
4. Larutan timbal (II) nitrat
5. Kalium Iodida
Keselamatan Kerja:
Alat-alat yang digunakan mudah pecah dan pecahannya tajam. Gunakan alat
pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, sarung tangan, dan kacamata
pelindung (goggle). Bekerjalah hati-hati mengikuti petunjuk guru.
Langkah Kerja:
1.
Isilah satu kaki tabung Y dengan larutan timbal (II) nitrat pada kaki yang
lain dengan kalium iodida.
2. Tutuplah dengan sumbat, lalu timbanglah dan catat massanya.
3. Miringkan sehingga larutan bercampur (bereaksi).
4. Timbanglah setelah reaksi berlangsung, catat massanya.
Gambar 7.3 Antoine Laurent
Lavoisier
Sumber: Arthur L. Donovan/ britannica.
com (2023)

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 147
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Pada tahun 1799 seorang ilmuwan Prancis yang
bernama Joseph Louis Proust (1754–1826) meneliti
pembentukan beberapa senyawa, di antaranya
adalah pembentukan air. Proust memublikasikan
hasil penelitiannya tentang pembentukan air
sebagai berikut.
Berdasarkan percobaannya dapat di ambil
kesimpulan bahwa perbandingan massa hidrogen
dan oksigen dalam air selalu tetap 1 : 8. Kemudian
ia menyusun hukum perbandingan tetap sebagai
berikut.
”Perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa selalu tetap”
Contoh Soal:
Pada pembakaran logam magnesium dengan oksigen menghasilkan senyawa
magnesium oksida diperoleh data sebagai berikut.
Massa Zat-Zat Sebelum Reaksi Massa Zat-Zat Setelah Reaksi
Magnesium Oksigen
Magnesium
oksida
Unsur yang
Tersisa
12 gram
15 gram
24 gram
36 gram
8 gram
8 gram
20 gram
24 gram
20 gram
20 gram
40 gram
60 gram
-
3 gram magnesium
4 gram oksigen
-
Berapakah perbandingan massa magnesium : massa oksigen dalam
magnesium oksida?
Jawaban:
Dari data pertama perbandingan massa magnesium : massa oksigen = 12 : 8 = 3 : 2
3. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)
Sebelum Joseph Louis Gay Lussac (1778–1850) melakukan serangkaian percobaan,
seorang ahli kimia Inggris, Henry Cavendish (1731–1810) menemukan fakta
bahwa pada suhu dan tekanan yang sama (tetap) perbandingan volume gas
hidrogen dengan volume gas oksigen dalam membentuk air adalah 2 : 1.
Gambar 7.4 Joseph Louis Proust
Sumber: Wellcome Library/Wikimedia Commons
CC.BY.4.0 (2014)

148 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Kemudian pada tahun 1809 Gay Lussac tertarik
pada penemuan tersebut dan melakukan percobaan
beberapa gas dengan mereaksikan gas hidrogen dan
gas oksigen.
Gas hidrogen + gas klorin gas hidrogen klorida
(1 volum) (1 volum) (2 volum)
Berdasarkan hasil percobaannya, Gay Lussac membuat kesimpulan yang
kemudian dikenal dengan hukum perbandingan volume sebagai berikut.
”Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan volume
gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”
Percobaan-percobaan Gay Lussac di atas dapat kita gambarkan dengan
persamaan reaksi sebagai berikut.
H
2
(g) + Cl
2
(g)
2HCl (g)
1 liter 1 liter 2 liter
Perhatikan bilangan bulat dan sederhana pada reaksi-reaksi di atas ternyata
sama dengan koe�sien tiap-tiap gas dalam persamaan reaksi. Dengan kata lain
perbandingan volume gas-gas sama dengan koe�sien tiap-tiap gas.
koefisieny
koefisienx
Volume y
Volume x
=
Contoh soal:
Empat liter gas etuna C
2
H
2
dibakar sempurna dengan gas oksigen, menghasilkan
gas CO
2
dan uap air. Hitunglah:
a. Volume gas oksigen yang diperlukan.
b. Volume gas CO
2
yang terbentuk.
Gambar 7.5 Joseph Louis
Gay Lussac
Sumber: Edgar Fahs Smith
Collection/sciencehi�ory.org (2017)

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 149
Jawaban:
2C
2
H
2
(g) + 5O
2
(g) → 4CO
2
(g) + 2H
2
O (g)
a. VO
2
=
KoefisienCH
KoefisienO
22
2
× VC
2
H
2
=
2
5
× 4 liter
= 10 liter
b. VCO
2
=
KoefisienCH
KoefisienCO
22
2
× Volume C
2
H
2
=
2
4
× 4
= 8 liter
4. Hipotesis Avogadro
Fakta percobaan dari Gay-Lussac menyatakan 2
volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 volume
gas oksigen membentuk 2 volume uap air dan yang
lainnya. Bila dihubungkan dengan konsep atom
Dalton tidak sesuai, karena Dalton menganggap
bahwa atom merupakan partikel terkecil dari suatu
zat. Gay-Lussac dan Dalton tidak dapat menjelaskan
ketidaksesuaian tersebut. Untuk mengatasi hal
tersebut, pada tahun 1811 Amadeo Avogadro (1776–
1856) mengemukakan pendapatnya bahwa partikel
unsur dapat berupa atom dan gabungan atom yang
disebut molekul unsur.
Setiap partikel gas nitrogen dan hidrogen tersusun dari dua atom yang
disebut molekul diatomik. Dengan demikian teori atom Dalton dan fakta
percobaan Gay-Lussac tidak bertentangan. Dari pendapat Avogadro ini, reaksi
antara nitrogen dan hidrogen menghasilkan amonia dapat kita gambarkan
sebagai berikut.
Gambar 7.6 Ilustrasi Amedeo
Avogadro

150 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Kemudian Avogadro mengajukan hipotesis yang dapat menjelaskan hukum
perbandingan volume sebagai berikut.
“Pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang volumenya sama
mengandung jumlah molekul yang sama”
Dari hipotesis Avogadro dan hukum perbandingan volume dapat disimpulkan
bahwa perbandingan volume gas = perbandingan jumlah molekul = perbandingan
koe�sien atau dirumuskan:
Volumegasy
Volumegasx
Jumlah molekulgasy
Jumlahmolekulgasx
=
Contoh Soal:
Sebanyak 3 liter gas hidrokarbon C
x
H
y
dibakar sempurna dengan 15 liter gas
oksigen menghasilkan 9 liter gas CO
2
dan sejumlah uap air. Tentukan rumus
hidrokarbon tersebut!
Jawaban:
C
x
H
y
(g) + O
2
(g) CO
2
(g) + H
2
O (g)
3 liter 15 liter 9 liter
Perbandingan volume gas = perbandingan jumlah molekul = perbandingan
koe�sien.
C
x
H
y
: O
2
: CO
2
= 3 : 15 : 9 = 1 : 5 : 3
C
x
H
y
(g) + 5O
2
(g) → 3CO
2
(g) + 4H
2
O (g)
Syarat reaksi setara, jumlah atom ruas kiri = jumlah atom ruas kanan
● atom C = x = 3
● atom H = y = 8
Jadi rumus hidrokarbon C
x
H
y
adalah C
3
H
8
.
D. Konsep Mol
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat kita sering menggunakan satuan lusin
untuk menyebutkan benda yang jumlahnya kelipatan 12. Apakah sebenarnya
tujuan penggunaan satuan lusin tersebut? Dalam ilmu kimia digunakan satuan
jumlah zat yang disebut mol. Sebagai standar mol digunakan isotop karbon -12
yang massanya 12 gram. Jumlah atom karbon yang terdapat dalam 12 gram C-12
ditetapkan berdasar pengukuran adalah 6,02 × 10
23
. Bilangan 6,02 × 10
23
ini disebut
bilangan Avogadro dan diberi lambang L. Dengan demikian, satu mol suatu zat
dide�nisikan sebagai banyaknya zat itu yang mengandung L partikel (atom,

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 151
molekul, ion).
1 mol = 6,02 × 10
23
partikel
1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
Bila 1 mol besi mengandung 6,02 × 10
23
atom besi, berapa jumlah atom yang
terkandung dalam 2 mol besi? Tentu dengan mudah kamu dapat menjawabnya,
yaitu 1,204 × 10
24
atom besi. Angka tersebut diperoleh dari hubungan sebagai
berikut.
Jumlah partikel molL#= atau mol
L
Jumlah partikel
=
Contoh Soal:
Hitunglah jumlah partikel (atom atau molekul) yang terkandung dalam:
a. 0,5 mol Mg
b. 0,1 mol H
2
O
Jawaban:
a. Jumlah atom Mg = mol × L
= 0,5 × 6,02 × 10
23
= 3,01 × 10
23
atom
b. Jumlah molekul H
2
O = mol × L
= 0,1 × 6,02 × 10
23
= 6,02 × 10
22
molekul
2. Massa Molar
Pernahkah kamu menghitung massa 6,02 × 10
23
atom besi? Bagaimana caranya?
Hubungan massa dengan jumlah partikel dinyatakan dalam massa molar, yaitu
massa zat yang mengandung 6,02 × 10
23
partikel zat itu. Dengan kata lain massa
molar adalah massa dari 1 mol suatu zat.
Berdasar standar mol, massa dari 6,02 × 10
23
atom C-12 adalah 12 gram,
maka dapat diperoleh hubungan antara massa molar dan massa atom relatif.
Dari persamaan massa atom relatif (A
r
) berikut:
r
C12
AX
Massarata rata1atom
Massa1atomx
12
1
#
=
--
Dapat dihitung massa 1 atom zat atau massa 1 molekul suatu zat yang dapat
digunakan untuk menghitung massa 1 mol suatu zat. Massa molar suatu zat

152 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
sama dengan Ar

atau Mr zat itu yang dinyatakan dalam gram, sehingga dapat
dirumuskan:
ArMassa mol#= atau mol
rA
Massa
= atau Ar
mol
Massa
=
Untuk zat yang partikelnya atom digunakan Ar dan untuk zat yang partikelnya
gabungan atom (molekul) digunakan Mr.
Contoh Soal:
Berapa gram massa dari zat berikut?
a. 0,5 mol besi (Ar

Fe = 56)
b. 1,204 × 10
24
molekul O
2
(Ar O = 16)
Jawaban:
a. Massa = mol × Ar = 0,5 × 56 = 28 gram
b. molO
L
Jumlah partikel
6,02 10
1,20410
2mol2
23
24
#
#
== =
Massa = mol × Mr
= 2 × 32
= 64 gram
3. Volume Molar
Volume molar yang diukur pada keadaan standar, yaitu pada suhu 0ºC dan
tekanan 1 atm disebut volume molar standar. Keadaan standar gas ini selanjutnya
disingkat dengan STP (Standard Temperature and Pressure). Volume molar gas
pada keadaan standar ditentukan dengan percobaan, yaitu menimbang sejumlah
volume gas tertentu dalam tabung kosong pada suhu 0ºC dan tekanan gas 1 atm.
Dari percobaan terhadap beberapa macam gas dapat disimpulkan bahwa
volume molar pada keadaan standar (0ºC, 1 atm) adalah 22,4 liter. Dengan
demikian diperoleh hubungan sebagai berikut.
Volume gas (STP) = mol × 22,4 liter
atau mol =
()
22,4
Volume gasSTP
Contoh Soal:
Hitunglah volume gas-gas berikut bila diukur pada suhu 0ºC dan tekanan 1 atm.
a. 0,2 mol gas CH
4
b. 8,5 gram gas NH
3
. (Ar I N = 14; H = 1)

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 153
Jawaban:
a. Volume (STP) = mol × 22,4 liter
= 0,2 × 22,4 liter
= 4,48 liter
b. Mol NH
3
=
rMNH
massa
3
=
17
8,5
= 0,5 mol.
c. Volume (STP) = mol × 22,4 liter
= 0,5 × 22,4 liter
= 11,2 liter.
Hubungan jumlah partikel, mol, massa, dan volume gas dapat digambarkan
dalam diagram berikut.
MOL
Jumlah Partikel
Konsentrasi
Larutan dalam
Molar
Massa Zat Volume Gas
x 6,02 × 10
23
x Volume
: 6,02 × 10
23
: Volume
: V
m
: Ar/Mr
x V
m
x Ar/Mr
4. Volume Gas pada Suhu dan Tekanan Tertentu
Volume gas pada suhu dan tekanan tertentu dapat dihitung dengan persamaan
gas ideal.
PV = nRT
dengan P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (liter)
n = jumlah mol gas
R = tetapan gas= 0,082 (L atm mol
-1
K
-1
)
T = suhu mutlak gas (K)
tºC = (t + 273) K

154 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Contoh Soal:
Berapa liter volume dari 15 gram gas NO (Ar N = 14; O = 16) bila diukur pada
suhu 27ºC dan tekanan 1 atm?
Jawaban:
mol =
rM
massa
=
30
15
= 0,5 mol
PV = n RT
1 . V = 0,5 . 0,082 . 300
V = 12,3 liter
5. Volume Gas pada Keadaan yang Sama dengan Gas Lain
Hukum Avogadro menyatakan “pada suhu dan tekanan yang sama gas-gas yang
volumenya sama mengandung jumlah molekul yang sama”. Hal ini berarti pada
suhu dan tekanan yang sama gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah
mol yang sama pula. Dengan demikian, perbandingan volume gas = perbandingan
mol, sehingga diperoleh persamaan:
molgasY
molgasX
volumegasY
volumegasX
=
E. Stoikiometri (Perhitungan Kimia)
Stoikiometri membahas tentang komposisi suatu senyawa termasuk di dalamnya
membahas tentang massa unsur-unsur dalam rumus kimia dan reaksi kimia
jenis unsur penyusun senyawa ditentukan melalui analisis kualitatif, sedangkan
massa unsur dalam senyawa ditentukan dengan analisis kuantitatif. Dalam hal
ini kita akan membahas cara perhitungannya bukan teknis analisisnya.
1. Penentuan Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Rumus empiris dan rumus molekul telah kamu pelajari pada pokok bahasan di
depan. Rumus empiris menyatakan perbandingan jumlah atom-atom dalam suatu
senyawa, sedangkan rumus molekul me nentukan jenis dan jumlah atom-atom
dalam suatu molekul senyawa.
Contoh Soal:
Dari hasil analisis suatu senyawa diketahui mengandung 40% karbon; 6,6%
hidrogen, dan sisanya oksigen. (Ar C = 12, H = 1; O = 16).
Tentukan:
a. Rumus empiris senyawa tersebut.
b. Rumus molekul senyawa bila 45 gram senyawa tersebut me ngan dung
3,01 × 10
23
molekul.

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 155
Jawaban:
% C = 40 %
% H = 6,6 %
% O = 100% - (40 + 6,6)% = 53,4%
Perbandingan mol atom = C : H : O
=
12
40
:
1
6,6
:
16
53,4
= 3,3 : 6,6 : 3,3
= 1 : 2 : 1
a. Rumus empiris senyawa CH
2
O
b. Mol =
L
Jumlah partikel
=
6,02 10
3,01 10
23
23
#
#
= 0,5 mol
Mr =
mol
massa
=
0,5
45
= 90
Mr

(CH
2
O)
n
= 90
(12 + 2 + 16)
n
= 90
30
n
= 90
n = 3
Rumus molekul adalah (CH
2
O)
3
= C
3
H
6
O
3
2. Persentase Unsur dalam Senyawa
Persentase/kadar unsur senyawa dapat ditentukan dari rumus empiris atau
rumus molekul senyawanya. Rumus kimia senyawa menyatakan perbandingan
jumlah atom-atom unsur penyusunnya. Karena setiap unsur mempunyai massa
atom tertentu, persentase suatu unsur dalam senyawa dapat ditentukan dengan
membandingkan jumlah massa atom unsur tersebut dengan jumlah massa atom
seluruh unsur (Mr

senyawa).
% X dalam X
m
Y
n
=
rMX Y
m.AX
mm
r
× 100%
Contoh Soal:
Berapa persen kadar nitrogen dalam urea CO(NH
2
)
2
?
(Ar C = 12, O = 16, N = 14, H = 1)
Jawaban: %N =
rMCO(NH)
2AN
22
r#
× 100%
=
60
214#
× 100% = 46,67%

156 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
3. Menentukan Air Kristal
Sebagian zat padat memiliki bentuk teratur yang disebut kristal. Pada umumnya
kristal terbentuk dari zat cair atau larutan yang mengalami pemadatan atau
penguapan. Pada penguapan terjadi kemungkinan air yang masih terikat dalam
kristal. Air yang terikat dalam kristal ini disebut air kristal.
Jumlah air kristal pada setiap zat tidak sama, misalnya garam inggris
MgSO
4
.7H
2
O magnesium sulfat heptahidrat terusi CuSO
4
.5H
2
O tembaga (II) sulfat
pentahidrat. Banyaknya air kristal dapat dilakukan dengan memanaskan
sehingga semua air kristalnya menguap. Selanjutnya, berat air kristal dihitung
dari selisih berat sebelum dan setelah dipanaskan. Cara lain untuk menentukan
air kristal adalah dengan analisis reaksi kimia.
Contoh Soal:
Sebanyak 50 gram kristal Zn(NO
3
)
2
. xH
2
O dipanaskan hingga semua airnya
menguap dan diperoleh berat yang konstan 31,73 gram. Tentukan jumlah air
kristal dan rumus kristal tersebut! (Ar Zn

= 65, N = 14, O = 16, H = 1).
Jawaban:
massa kristal = 50 gram
massa Zn(NO
3
)
2
= 31,73 gram
massa H
2
O = (50 – 31, 73) gram
= 18,27 gram
Perbandingan mol = Zn(N)
3
)
2
: H
2
O
=
189
31,73
:
18
18,27
= 0,17 : 1,015
= 1 : 6
Jadi jumlah air kristal = 6
Rumus kristal Zn(NO
3
)
2
6H
2
O.
Aktivitas 7.4
Tugas Kelompok
Menentukan Rumus Kristal Terusi CuSO
4
X H
2
O
Alat dan Bahan:
• Oven/ Kompor listrik • Desikator
• Krus • Neraca
• Tang krus • Terusi, CuSO
4
X H
2
O

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 157
Keselamatan Kerja:
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan ini mudah pecah dan pecahannya
tajam. Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, kacamata
pelindung (goggle), dan sarung tangan. Bekerjalah hati-hati dan ikuti petunjuk
guru.
Langkah Kerja:
1. Timbanglah 10 gram terusi dalam krus.
2. Panaskan terusi dalam krus dengan oven/kompor listrik.
3. Dinginkan krus beserta terusi dalam desikator.
4. Timbang krus beserta isinya, catat massanya.
5. Ulangi langkah 2 sampai dengan 4 hingga diperoleh massa terusi yang
konstan.
6. Hitung jumlah air kristal dalam terusi dan tentukan rumus terusi.
Tugas Mandiri
Buatlah laporan hasil percobaan untuk dipresentasikan.
4. Perhitungan Kimia pada Persamaan Reaksi
Dalam mereaksikan suatu zat untuk memperoleh hasil reaksi, kita dapat
memperhitungkan jumlah pereaksi yang diperlukan agar e�sien (tidak ada
yang tersisa). Selain itu, kita dapat memperhitungkan jumlah hasil yang akan
terbentuk sebelum mereaksikan pereaksi tersebut.
Pada persamaan reaksi setara, koe�sien reaksi menunjukkan perbandingan
jumlah partikel, mol, dan volume gas. Dengan demikian, bila salah satu zat
diketahui jumlahnya, maka zat-zat lain yang terlibat dalam persamaan reaksi
dapat dihitung dengan membandingkan koe�sien reaksinya.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan perhitungan
pada persamaan reaksi sebagai berikut.
a. Menulis persamaan reaksi yang setara.
b. Menghitung mol zat yang diketahui.
c.
Menghitung mol zat yang ditanyakan menggunakan fungsi koe�sien reaksi.
Mol A =
koefisienB
koefisienA
× mol B; (mol B sudah dihitung pada langkah kedua)
d. Mengubah mol menjadi satuan sesuai dengan pertanyaan.

158 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Contoh Soal:
Sebanyak 5,4 gram logam aluminium direaksikan dengan larutan asam klorida
menghasilkan larutan aluminium klorida dan gas hidrogen. Berapa liter gas
hidrogen yang dihasilkan bila diukur pada keadaan standar? (Ar Al = 27).
Jawaban:
2Al(s) + 6HCl(aq) 2AlCl
3
(aq) + 3H
2
(g)
mol Al =
rA
massa
27
5,4
= = 0,2 mol
Mol H
2
=
koefisienHl
koefisienH2
× mol Al
=
2
3
× 0,2
= 0,3 mol
Volume H
2
= mol x 22,4
= 0,3 × 22,4
= 6,72 liter
F. Larutan Standar
Pernahkah kamu membuat larutan? Saat membuat minuman, kita sering
melarutkan gula ke dalam air. Gula yang kita larutkan disebut zat terlarut dan
air yang digunakan untuk melarutkan disebut pelarut.
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih. Zat dalam
larutan yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut/solute dan yang lebih
banyak disebut pelarut/solvent. Perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut
dinyatakan sebagai konsentrasi larutan.
1. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi suatu larutan menyatakan perbandingan zat terlarut dengan larutan
atau pelarutnya. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan berbagai satuan
seperti persen (%), bagian per juta (Bpj), fraksi mol (X), molalitas (m), molaritas
(M), dan normalitas (N).
Satuan % telah kalian pelajari pada bab 4. Pada bab ini kita pelajari satuan
konsentrasi yang lain.
a. Bagian Per Juta (Bpj)
Seperti halnya persen yang menyatakan per seratus, Bpj menyatakan per juta.
Dengan demikian, Bpj dapat dirumuskan sebagai berikut.

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 159
Bpjmassa
massalarutan
massazatterlarut
10
6
#=
Bpjvolume
volumelarutan
volumezatterlarut
10
6
#=
Oleh karena persen menyatakan per seratus dan Bpj menyatakan per juta, dapat
disimpulkan hubungan persen dengan Bpj sebagai berikut.
X % = X . 10
4
Bpj
b. Fraksi Mol (X)
Fraksi mol menyatakan perbandingan mol suatu zat dengan mol seluruh zat
dalam larutan. Dalam campuran zat A dengan zat B, maka fraksi mol tiap-tiap
zat dapat dinyatakan dengan:
X
mol Amol B
mol A
A
+
dan X
mol Amol B
mol B
B
+
Jumlah fraksi mol seluruh zat dalam larutan sebagai berikut.
x
A
+ x
B
= 1
Contoh Soal:
Sebanyak 15 gram urea CO(NH
2
)
2
dilarutkan dalam 180 gram air (Ar C=12, O=16,
N=14, H=1). Hitunglah:
1) Fraksi mol urea
2) Fraksi mol air
Jawab:
1) Mol CO(NH
2
)
2
=
rM
massa
=
60
15
= 0,25 mol
Mol H
2
O =
rM
massa
=
18
180
= 10 mol
X
urea
=
molureaair
molurea
+
=
0,25 10
0,25
+
=
10,25
0,25
= 0,024 mol
2) X
air
=
molureamolair
molair
+
=
0,25 10
10
+

=
10,25
10
= 0,976 mol

160 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Atau
X
urea
+ X
air
= 1
X
air
= 1 – X
urea

= 1 – 0,024
= 0,976
c. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Molalitas
dapat dinyatakan dengan rumus:
mm ol
p
1000
#= atau m
Mr
massa
p
1000
#=
Keterangan: m = molalitas (m)
p = massa pelarut (gram)
Mr = massa molekul relatif
Contoh Soal:
Sebanyak 18 gram glukosa C
6
H
12
O
6
dilarutkan dalam 500 gram air (Ar, C = 12,
H =1, O = 16). Berapakah molalitas larutan yang terjadi?
Jawaban:
m =
Mr
massa
p
1000
#
=
180gmol
18g
500g
1000
1
#
-
= 0,2 m
d. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Molaritas
dapat dinyatakan dengan rumus:
M
V
mol
= dan
r
mol
M
massa
=
Keterangan: M = Molaritas (M)
V = Volume larutan (L)
Contoh Soal:
Suatu larutan dibuat dengan cara melarutkan 2 gram NaOH (Ar Na = 23, O = 16,
H = 1) kedalaman air sampai volume larutan 500 ml. Berapakah molaritas
larutan yang terjadi?
Jawaban:
.Vr
M
M
massa
40.0,5
2
20
2
0,1M== ==

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 161
e. Normalitas
Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Ekuivalen asam atau basa menyatakan jumlah ion hidrogen (H
+
) atau ion hidroksil
(OH
-
). Dengan demikian ekuivalen menyatakan valensi asam atau basa tersebut.
Satu ekuivalen asam adalah sejumlah asam yang dapat menghasilkan satu mol
ion hidrogen (H
+
atau H
3
O
+
). Satu ekuivalen basa adalah sejumlah basa yang dapat
menghasilkan satu mol ion hidroksil (OH
-
) atau sejumlah basa yang dapat
menetralkan 1 mol ion hidrogen (H
+
atau H
3
O
+
). Dengan demikian, normalitas
berbanding lurus dengan banyaknya mol tiap liter larutan dan valensi zat terlarut.
Normalitas (N) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Normalitas(N)
literlarutan
molekuivalen zatterlarut
=
molekuivalen
Beratekuivalen
Massa(gram)
=
Berat ekuivalen (BE) =
valensi
Ar atau Mr
Dengan demikian, dapat diperoleh hubungan normalitas dengan molaritas
sebagai berikut.
N =
v
mol
.valensi atau N = M. Valensi
Contoh Soal:
Sebanyak 0,5 mol H
2
SO
4
dilarutkan dalam air sampai volume 1 liter. Hitunglah:
1) Normalitas
2) Molaritas
Jawaban:
1) N =
v
mol
.valensi
=
1
0,5
. 2 = 1 N
2) M =
v
mol
=
1
0,5
= 0,5 M
2. Larutan Standar/Baku
Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan
teliti. Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan
senyawa baku. Senyawa baku dibedakan menjadi dua, yaitu senyawa baku
primer dan senyawa baku sekunder.

162 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
a. Standar Primer/Baku Primer
Baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk
membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku yang konsentrasi
larutannya dapat dihitung dari hasil penimbangan senyawanya dan volume
larutan yang dibuat. Contoh: H
2
C
2
O
4
.2H
2
O, asam benzoat (C
6
H
5
COOH), Na
2
CO
3
,
K
2
Cr
2
O
7
, As
2
O
3
, KBrO
3
, KIO
3
, NaCl, Na
2
B
4
O
7
.10H
2
O.
Syarat-syarat baku primer:
1) diketahui dengan pasti rumus molekulnya;
2) mudah didapat dalam keadaan murni dan mudah dimurnikan;
3) stabil, tidak mudah bereaksi dengan CO
2
, cahaya, dan uap air; serta
4) mempunyai Mr tinggi.
b. Baku Sekunder
Baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku
primer karena sifatnya yang tidak stabil, kemudian digunakan untuk
membakukan larutan standar. Contoh: larutan natrium tiosulfat pada
pembakuan larutan iodium.
Tabel 7.2 Larutan Baku dan Baku Primer
No. Larutan Baku Baku Primer
1.NaOH H
2
C
2
O
4
(as. oksalat), C
6
H
5
COOH (as. benzoat), KHP
2.HCl Na
2
B
4
O
7
(nat. tetraborat), Na
2
CO
3
(nat. karbonat)
3. KMnO
4
H
2
C
2
O
4
, As
2
O
3
(arsen trioksida)
4. Iodium As
2
O
3
, Na
2
S
2
O
3
.5H
2
O baku (nat. tio sulfat)
5.Serium (IV) SulfatAs
2
O
3
, serbuk Fe pa.
6.AgNO
3
NaCl, NH
4
CNS
7.Na
2
S
2
O
3
K
2
Cr
2
O
7
, KBrO
3
, KIO
3
8.EDTA CaCO
3
pa, Mg pa
Keterangan: pa (pro analisis)
Contoh Soal:
Bagaimanakah cara membuat 100 ml larutan H
2
C
2
O
4
0,1 N dari H
2
C
2
O
4
.2H
2
O
padat (Ar H = 1. C = 1, O = 16)?

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 163
Jawaban:
M = N/ valensi = 0,1/ 2 = 0,05 M
Mol = M × V = 0,05 × 0,1 = 0,005 mol
Massa = mol x Mr = 0,005 × 126 = 0,63 gram
Jadi, cara membuat 100 ml larutan H
2
C
2
O
4
0,1 N adalah dengan melarutkan
0,63 gram H
2
C
2
O
4
.2H
2
O padat ke dalam aquades sampai volume larutan 100 ml.
3. Standardisasi Larutan
Standardisasi larutan menggunakan baku dilakukan dengan cara titrasi. Titrasi
merupakan suatu metode untuk menentukan konsentrasi suatu larutan
menggunakan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Pada titrasi
asam basa dikenal istilah titik ekuivalen, yaitu keadaan pada saat asam dan
basa habis bereaksi.
Untuk mengetahui kapan penambahan larutan dihentikan diperlukan
indikator untuk menandai titik akhir titrasi, yaitu keadaan dimana titrasi harus
dihentikan tepat pada saat indikator asam-basa menunjukkan perubahan warna.
Titik ekuivalen diperoleh melalui perhitungan teoretis, sedangkan titik akhir
titrasi diperoleh dari percobaan perbedaan volume titik akhir titrasi dengan
titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi.
Gambar 7.7 Teknik melakukan titrasi.
Sumber: General Chemistry, Hill J. W, Petrucci R. H, Mc Creary T. W, dan Perry S. S (2002)
a. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat, misalnya 50 ml larutan HCl 0,1 M
dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M, sedikit demi sedikit dengan indikator
fenolftalein atau metil merah, perubahan pH yang terjadi dapat dibuat kurva
titrasi sebagai berikut.

164 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Titik Ekuivalen
Fenolftalein
12
10
8
6
4
2
20 40 60
Metil Merah
Bromotimol Biru
Volume NaOH (mL)
pH
Gambar 7.8 Kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat.
Dari kurva tersebut terlihat bahwa pH larutan HCl 0,1 M mula-mula = 1.
Pada penambahan larutan NaOH 0,1 M terjadi kenaikan pH sedikit demi sedikit
hingga mencapai titik ekuivalen (volume NaOH 0,1 M sebanyak 50 ml) pH larutan
terjadi kenaikan sangat besar. Titik ekuivalen terjadi saat asam dan basa habis
bereaksi, yaitu pada pH = 7. Kenaikan pH sangat besar terjadi saat mendekati
titik ekuivalen dan setelah titik ekuivalen. Pada penambahan NaOH 0,1 M
berikutnya setelah 50 ml, perubahan pH larutan sangat kecil. Pada titrasi basa
kuat oleh asam kuat, pH larutan basa yang mula-mula tinggi berangsur-angsur
turun dan titik ekuivalen terjadi pada pH = 7.
b. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat
Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat, misalnya larutan CH
3
COOH 0,1 M
dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M dapat dibuat kurva titrasi dengan cara
seperti di atas.
c. Titrasi Basa Lemah dengan Asam Kuat
Pada titrasi basa lemah dengan asam
kuat, misalnya 50 ml larutan NH
3

0,1 M dititrasi dengan larutan HCl
0,1 M, Perubahan pH yang terjadi
dapat dibuat kurva titrasi seperti
gambar 7.9.
Titik
Ekuivalen
Fenolftalein
12
10
8
6
4
2
20 40 60
Metil Merah
Bromotimol Biru
Volume NaOH (mL)
pH
Gambar 7.9 Kurva titrasi basa lemah oleh asam
kuat ditunjukkan oleh garis tebal.
Sumber: Crys Fajar Partana dan Antuni Wiyarsi

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 165
Contoh Soal:
Untuk menentukan konsentrasi larutan H
2
SO
4
diambil 10 ml larutan H
2
SO
4
ditambah
2 tetes indikator fenolftalein kemudian dititrasi dengan larutan standar sekunder
NaOH 0,1 N. Data yang diperoleh sebagai berikut.
No. Volume H
2
SO
4
Volume NaOH 0,1N
1. 10 ml 31 ml
2. 10 ml 29 ml
3. 10 ml 30 ml
Tentukan konsentrasi larutan H
2
SO
4
tersebut!
Jawaban:
Va. Na = Vb. Nb
Na =
Va
Vb.Nb
Na =
10
30.0,1
Na = 0,3 N, jadi konsentrasi larutan H
2
SO
4
tersebut 0,3 N
Aktivitas 7.4
Membuat larutan Standar Primer: H
2
C
2
O
4
.0,1 N, larutan Standar Sekunder NaOH
dan Standardisasi
Alat dan Bahan:
• Gelas kimia 100 ml
• Spatula
• Pengaduk kaca
• Labu ukur 100 ml
• Corong kaca
• Neraca
• Kristal H
2
C
2
O
4
. 2 H
2
O
• NaOH
Keselamatan Kerja:
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan ini mudah pecah dan pecahannya
tajam. Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, kacamata
pelindung (goggle) dan sarung tangan. Bekerjalah hati-hati dan ikuti petunjuk
guru.

166 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Langkah Kerja:
Membuat larutan standar primer H
2
C
2
O
4
0,1 N
1. Timbang massa H
2
C
2
O
4
. 2 H
2
O sesuai dengan perhitungan.
2. Larutkan dalam gelas kimia dengan aquades secukupnya (± 50 ml).
3. Aduk hingga homogen, masukkan dalam labu ukur 100 ml.
4. Tambahkan aquades hingga tanda batas (meniskus).
5. Kocok ± 15 kali hingga homogen dan beri label.
Membuat larutan standar sekunder NaOH 0,1N
1. Timbang massa NaOH sesuai dengan perhitungan.
2. Larutkan dalam gelas kimia dengan aquades secukupnya (± 50 ml).
3. Aduk hingga homogen, masukkan dalam labu ukur100 ml.
4. Tambahkan aquades hingga tanda batas (meniskus).
5. Kocok ± 15 kali hingga homogen dan beri label.
Standardisasi larutan standar sekunder NaOH dengan larutan standar primer
H
2
C
2
O
4
0,1 N sebagai berikut.
1. Isilah buret dengan larutan standar sekunder NaOH yang telah kamu
buat.
2. Ambil 10 ml larutan asam oksalat 0,1 N dengan pipet volume, tuangkan
ke dalam erlenmeyer, tambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalein (pp).
3. Titrasi dengan larutan NaOH yang sudah disiapkan sampai titik akhir
titrasi (terjadi warna merah muda).
4. Ulangi langkah 2 dan 3 sampai 3 kali.
5. Tulis hasil pengamatan kamu dalam tabel pengamatan.
6. Hitung normalitas NaOH dengan persamaan:
Va × Na = Va × Nb, di mana a = asam dan b = basa
Buatlah laporan percobaan yang telah kamu lakukan!
Rangkuman
1. Senyawa kimia dibedakan atas senyawa anorganik dan senyawa organik.
2.
Pemberian nama pada senyawa anorganik dibedakan atas senyawa biner,
senyawa poliatomik, senyawa ion, senyawa asam, basa, dan garam.
3. Persamaan reaksi adalah persamaan yang menggambarkan rumus kimia
zat-zat pereaksi dan hasil reaksi yang dibatasi dengan tanda panah.
4. Pada reaksi yang setara jumlah atom ruas kiri sama dengan jumlah atom
ruas kanan.

Bab 7 Reaksi Kimia, Stoikiometri, dan Larutan Standar 167
5. Mol merupakan satuan jumlah zat, satu mol suatu zat adalah banyaknya
zat yang mengandung 6,02 × 10
23
partikel.
6. Pada reaksi yang setara, koe�sien reaksi menyatakan perbandingan dari
jumlah partikel, mol, dan volume gas.
7. Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat
dan teliti.
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut!
1. Tuliskan persamaan reaksi berikut ini secara lengkap!
a.
Gas etana (C
2
H
6
) dibakar dengan oksigen menghasilkan gas karbon
dioksida dan uap air.
b.
Logam aluminium direaksikan dengan larutan asam klorida
menghasilkan larutan aluminium klorida dan gas hidrogen.
c.
Larutan kalsium klorida direaksikan dengan larutan natrium karbonat
menghasilkan endapan kalsium karbonat dan larutan natrium
klorida.
2.
Sebanyak 8 liter campuran gas CH
4
dan C
2
H
6
dibakar sempurna menghabiskan
25 liter gas oksigen pada suhu dan tekanan tetap. Berapa liter volume tiap-
tiap gas dalam campuran tersebut?
3. Berapa liter volume dari 88 gram gas CO
2
(Ar C = 12 O = 16) yang diukur
pada suhu 0ºC dan tekanan 76 cm Hg?
4. Sebanyak 19,6 gram kristal natrium karbonat (Na
2
CO
3
× H
2
O) direaksikan
dengan larutan asam klorida sampai habis menurut reaksi:
Na
2
CO
3(s)
+ HCl
(ag)
→ NaCl
(ag)
+ H
2
O
(g)
+ CO
2(g)
(belum setara). Bila pada keadaan
standar dihasilkan 2,24 liter gas CO
2
, tentukan jumlah air kristal dan rumus
garam tersebut!
5. Pada standardisasi larutan H
2
SO
4
yang dititrasi dengan larutan NaOH 0,1
N diperoleh data sebagai berikut.
No. V H
2
SO
4
yang dititrasi V NaOH 0,1 N yang diperlukan
1.
2.
3.
10 ml
10 ml
10 ml
19 ml
21 ml
20 ml
Tentukan konsentrasi H
2
SO
4
dalam satuan molar dan normal!

168 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Pengayaan
Berdasarkan materi yang telah kamu pelajari, buatlah rancangan percobaan
untuk menentukan kadar cuka dapur menggunakan larutan standar!
Re�eksi
1. Ceritakan keterkaitan materi reaksi kimia, stoikiometri , dan larutan standar
yang telah kamu pelajari dengan penerapan di bidang kimia industri!
2. Adakah ide, materi atau pendapat tentang reaksi kimia, stoikiometri, dan
larutan standar dari gurumu yang berbeda dengan sumber lain yang telah
kamu pelajari?
3.
Ceritakan konsep-konsep utama tentang reaksi kimia, stoikiometri, dan
larutan standar yang kamu pelajari sebagai dasar mempelajari Konsentrasi
Keahlian Teknik Kimia Industri.
4.
Ceritakan sebuah perubahan dalam diri yang ingin kalian lakukan setelah
mendapatkan materi pada bab ini.

Berapa laju kendaraanmu saat ke sekolah?
Bab
8
Laju Reaksi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

170 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi bab ini, diharapkan kamu mampu:
● menjelaskan pengertian laju reaksi;
● menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan sentuh, temperatur
dan tekanan, serta volume terhadap laju reaksi ditinjau dari teori tumbukan;
● menjelaskan pengaruh katalisator terhadap laju reaksi;
● menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi suatu reaksi berdasarkan
data eksperimen;
● menuliskan persamaan hukum laju reaksi suatu reaksi kimia; serta
● menjelaskan penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Peta Konsep
Laju Reaksi
berkaitan
untuk
menentukan
menggunakan
Teori tumbukan
Konsentrasi
Luas permukaan
Suhu
Katalisator
Waktu dan Perubahan
Pereaksi
Persamaan laju reaksi
Hasil reaksi
Molaritas
dipengaruhi
Kata Kunci
Konsentrasi, Pereaksi, Hasil Reaksi, Energi Aktivasi, Persamaan Laju Reaksi,
Orde Reaksi, Teori Tumbukan, Luas Permukaan Sentuh, Suhu, Katalis

Bab 8 Laju Reaksi 171
(b) Pembakaran kertas berlangsung cepat.
Sumber: Walter Ewing/mmigrationimpact.com (2018)
Gambar 8.1 (a) Perkaratan besi
berlangsung lambat.
Sumber: Metal Cinkara/gradjevinarstvo.rs (2022)
Reaksi kimia ada yang berlangsung cepat dan ada pula yang berlangsung lambat.
Apabila kita membakar kertas, maka dalam waktu singkat kertas tersebut
terbakar habis. Berbeda dengan reaksi perkaratan besi. Apabila logam besi
dibiarkan, makin lama akan berkarat. Reaksi satu dengan reaksi lainnya
memerlukan waktu reaksi berbeda tergantung sifat zat yang bereaksi dan
beberapa faktor lainnya.
Pernahkah kamu memperhatikan faktor lain yang memengaruhi laju reaksi?
Pernahkah kamu memperhatikan, mengapa buah di dalam kulkas lebih tahan
lama daripada di ruangan terbuka pada suhu kamar? Mengapa pembakaran
yang dilakukan dengan bantuan kipas berlangsung lebih cepat? Mengapa bahan
bakar gas lebih mudah terbakar daripada bahan bakar padat atau cair? Marilah
kita cari jawabannya dalam bab ini.
A. Pengertian Laju Reaksi
Coba kamu ingat kembali pelajaran bab sebelumnya tentang konsentrasi larutan.
Pada reaksi: A + B C + D, pada awal reaksi [A] dan [B] maksimum, sedangkan
[C] dan [D] = 0. Setelah reaksi berlangsung, setiap saat konsentrasi A dan B
berkurang, sedangkan konsentrasi C dan D bertambah. Perubahan konsentrasi
A dan B atau C dan D tiap satuan waktu disebut laju reaksi. Dengan demikian,
secara umum laju reaksi dapat dide�nisikan sebagai perubahan konsentrasi
pereaksi atau hasil reaksi tiap satuan waktu. Jadi pada reaksi tersebut, laju
reaksi dapat dide�nisikan sebagai berkurangnya [A] atau [B] tiap satuan waktu,
atau bertambahnya [C] dan [D] tiap satuan waktu, sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut.
V = –
[]
t
A
D
D
atau V = –
[]
t
B
D
D
atau V =
[]
t
C
D
D
atau V =
[]
t
D
D
D
Dengan V = laju reaksi (M / det)
Δ[ ] = perubahan konsentrasi (mol/L)
Δt = perubahan waktu (detik)

172 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Laju reaksi yang dihitung dengan persamaan tersebut merupakan laju rata-rata
yang berbeda dalam selang waktu yang berbeda. Reaksi kimia ada yang
berlangsung cepat, misalnya pembakaran gas dan korek api. Ada juga reaksi
kimia yang berlangsung lambat, misalnya perkaratan besi dan pelapukan kayu.
Adapun reaksi yang melibatkan koe�sien reaksi berbeda, misalnya:
pA + qB r C + sD, maka berlaku hubungan
V = –
1
p
[]
t
A
D
D
atau V = –
q
1[]
t
B
D
D
atau V =
r
1[]
t
C
D
D
atau V =
s
1[]
t
D
D
D

Contoh Soal:
1.
Pada reaksi N
2(g)
+ 3H
2(g)

2NH
3(g)
, tentukan hubungan laju reaksi terhadap
tiap-tiap zat (V N
2
, VH
2
VNH
3
).
Penyelesaian:
V N
2
= 1/3 VH
2
= ½ VNH
3
2. Diketahui reaksi pembentukan HBr pada suhu tertentu:
H
2(g)
+ Br
2(g)

2HBr
(g)
. Bila setelah 10 detik konsentrasi HBr sebesar 0,06
mol /liter, tentukan:
a. Laju reaksi pembentukan HBr (V
HBr
)
b. Laju reaksi terhadap H
2
(VH
2
)
c. Laju reaksi terhadap Br
2
(VBr
2
)
Penyelesaian:
a. V
H1
=
[]
t
HBr
D
D
=
10
0,0060-
= 0,006 mol/liter detik
b. VH
2
=
2
1
VHBr = 0,003 mol/liter detik
c. VBr
2
= VH
2
= 0,003 mol/liter detik
B. Persamaan Laju Reaksi
Pada umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi.
Pernyataan ini dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.
Secara umum:
Pada reaksi: pA + qB rC + sD, mempunyai persamaan laju reaksi
V = k [A]
m
[B]
n
, dengan: V = laju reaksi (mol L
-1
det
-1
).
k = tetapan laju reaksi (mol
1-m+n
L
m+n-1
det
-1
)
m = tingkat (orde reaksi terhadap A)
n = tingkat (orde reaksi terhadap B)
m+n = tingkat (orde reaksi) total

Bab 8 Laju Reaksi 173
Orde Reaksi
Orde reaksi merupakan pangkat dari konsentrasi suatu zat dalam persamaan
laju reaksi. Reaksi orde nol, berarti konsentrasi pereaksi tidak memengaruhi
laju reaksi; reaksi orde satu, berarti laju reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi pereaksi; dan reaksi orde dua berarti laju reaksi berbanding lurus
dengan kuadrat konsentrasi pereaksi tersebut.
Contoh Soal:
Perhatikan tabel percobaan reaksi P + Q
R + S berikut!
No. Percobaan
[P]
(mol/liter)
[Q]
(mol/liter)
V
(mol/liter detik)
1.
2.
3.
0,10
0,30
0,10
0,10
0,10
0,20
2.10
-3
6.10
-3
8.10
-3
Tentukan:
a. tingkat reaksi terhadap P dan Q
b. rumus kecepatan reaksi
c. orde reaksi
d. harga k
Penyelesaian:
a.
Untuk menentukan orde terhadap P, digunakan data [Q] tetap (data 1 dan 2).
Karena Q
1
dan Q
2
sama, maka:
[][]
[][]
v
v
kP Q
kP Q
22
11
mn
mn
2
1
=
6.10
2.10
0,3
0,1
m
3
3
=
-
-
ak penjelasan 0,1 per 0,3 pangkat m
3
1
3
1
m
=bl
m = 1
Untuk menentukan orde terhadap Q, digunakan data [P] tetap (data 1 dan 3).
Karena P
1
dan P
2
sama, maka:

[][]
[][]
v
v
kP Q
kP Q
3
1
3
m
3
n
1
m
1
n
= (k dan P tetap)
8.10
2.10
0,20
0,10
3
3 n
=-
-
cm
4
1
2
1
n
=bl
n = 2

174 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
b. v = k [P] [Q]
2
c. Orde reaksi total = m + n = 1 + 2 = 3
d. Dari data 1:
v = k [P] [Q]
2
2.10
-3
= k (0,10)(0,10)
2
= k (0,10)(0,010)
= k . 1 . 10
-3
k =
1.10
2.10
3
3
-
-
=2 mol
-2
liter
2
detik
-1
C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi
Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalisator.
Untuk memahami pengaruh faktor-faktor tersebut, maka perlu dipahami lebih
dahulu teori tumbukan.
Teori Tumbukan
Agar zat-zat dapat bereaksi menghasilkan hasil reaksi, maka molekul-molekul
pereaksi harus bertumbukan terlebih dahulu. Tumbukan yang efektif adalah
tumbukan dengan posisi tepat dan energi yang cukup. Dengan demikian makin
mudah/banyak terjadi tumbukan, reaksi berlangsung makin cepat.
Gambar 8.2 Tumbukan dengan posisi tepat (bawah) menghasilkan reaksi.
Energi minimum yang dimiliki oleh partikel-partikel pereaksi agar
menghasilkan reaksi bila bertumbukan disebut energi aktivasi atau energi
pengaktifan. Energi aktivasi merupakan selisih antara energi potensial tertinggi
dan energi potensial mula-mula, sehingga selalu positif dan besarnya tergantung
jenis reaksi.

Bab 8 Laju Reaksi 175
Gambar 8.3 (a) Energi Aktivasi Cukup (b) Energi Aktivasi Tidak Cukup
Dengan demikian faktor yang memengaruhi tumbukan dan energi aktivasi
akan memengaruhi laju reaksi.
a. Konsentrasi
Larutan pereaksi dengan konsentrasi yang lebih besar berarti mengandung
partikel/molekul terlarut dengan jumlah lebih besar. Dengan demikian jarak
partikel/ molekul di dalamnya pun lebih rapat dan lebih mudah terjadi saling
tumbuk, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat. Makin besar konsentrasi
pereaksi, makin cepat reaksi berlangsung.
Gambar 8.4 Partikel reaktan dalam: a. molaritas rendah, b. molaritas tinggi.
Contoh Soal:
Reaksi: 2H
2(g)
+ 2NO
(g)

2H
2
O
(g)
+

N
2(g)
. pada suhu 800
0
C memiliki persamaan
laju reaksi V = k [NO]
2
[H
2
], berapa kali lebih cepat reaksi berlangsung bila
konsentrasi H
2
dan NO dinaikkan dua kali?
Jawaban: V = k [NO]
2
[H
2
], konsentrasi H
2
dan NO dinaikkan dua kali
Vx = k [2NO]
2
[2H
2
]
= k 4[NO]
2
2[2H
2
]
= 8k[NO]
2
[2H
2
]
Vx = 8 . V
Jadi, reaksi berlangsung 8 kali lebih cepat.

176 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
b. Sifat Zat yang Bereaksi
Ada zat pereaksi yang mudah bereaksi dan ada zat pereaksi yang sulit bereaksi.
Mudah dan sulitnya zat untuk bereaksi akan menentukan kecepatan reaksinya.
Senyawa-senyawa ion pada umumnya bereaksi lebih cepat daripada senyawa-
senyawa kovalen. Pada reaksi senyawa ion terjadi tarik-menarik antara kation
dan anion yang bereaksi, sehingga reaksi dapat lebih cepat. Reaksi pada senyawa
kovalen membutuhkan energi untuk memutuskan ikatan-ikatan kovalen dalam
molekul-molekul zat yang bereaksi.
c. Suhu
Pada umumnya makin tinggi suhu, makin cepat reaksi berlangsung. Hal ini
terjadi karena makin tinggi suhu makin cepat gerakan partikel-partikel pereaksi
dan makin besar pula energi kinetiknya. Dengan demikian, banyak partikel
yang dapat melampaui energi aktivasinya (energi minimum yang diperlukan
agar reaksi dapat berlangsung), sehingga reaksi makin cepat. Pada umumnya
setiap kenaikan suhu 10
0
C menyebabkan kecepatan reaksi menjadi dua kali
lebih cepat, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.
V
2
=
2
t
10
. V
1
d. Luas Permukaan
Makin luas permukaan pereaksi, makin cepat reaksi ber langsung. Hal ini
disebabkan makin luas permukaan, makin besar kemungkinan terjadinya
tumbukan, akibatnya reaksi menjadi lebih cepat. Bila pereaksi berupa zat padat,
bentuk serbuk lebih cepat bereaksi daripada bentuk keping/lempengan.
Gambar 8.5 Dengan total volume atau massa yang sama, makin kecil kubus makin besar luas
permukaannya.
e. Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi dan pada akhir reaksi
terbentuk kembali. Pada reaksi pemutusan ikatan rangkap pada etena untuk
membentuk etana yang sangat sulit dilakukan. Dengan katalis logam nikel reaksi
lebih mudah terjadi seperti pada gambar berikut ini.

Bab 8 Laju Reaksi 177
Gambar 8.6 Reaksi katalisis pada pembentukan etana dari etena dengan katalisator logam nikel.
Katalisator mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi
seperti terlihat pada diagram berikut.
Energi
Reaktan
Produk
Energi Aktivitas
dengan katalis
Energi Aktivitas
tanpa katalis
Gambar 8.7 Hubungan katalis dengan energi pengaktifan.
Katalis berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu katalis homogen
dan katalis heterogen. Dalam bidang industri, katalis digunakan dalam pembuatan
asam sulfat dan juga ammonia. Pembentukan asam sulfat berupa reaksi kimia
yang berlangsung sangat lambat sehingga digunakan katalis vanadium oksida
(silika) untuk mempercepatnya. Pembentukan ammonia juga sangat tidak stabil
sehingga katalis besi digunakan agar gas ammonia tidak kembali terurai menjadi
gas hidrogen dan nitrogen.

178 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Aktivitas 8.1
Mempelajari Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi
1. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
a.
Alat dan bahan: gelas kimia, tabung reaksi, stopwatch, batu pualam
(CaCO
3
), larutan HCl 2 M, larutan HCl 1M
b.
Keselamatan Kerja:
Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, sarung tangan,
kacamata pelindung (goggle), dan masker. Bekerjalah dengan hati-hati
dan ikuti petunjuk guru karena alat-alat yang digunakan mudah pecah.
c. Langkah Kerja:
1) Siapkan tiga keping batu pualam yang
luas permukaannya kira-kira sama.
2) Buatlah saluran kecil pada sisi sumbat
erlenmeyer seperti pada gambar.
3) Isilah erlenmeyer dengan larutan HCl
4M sampai seperempat nya.
4)
Masukkan satu keping pualam ke dalam
erlenmeyer, segera sumbat erlenmeyer
itu dan balikkan gelas ukur berisi air.
Pegang tabung itu tegak lurus. Catat
waktu sejak tabung dibalikkan sampai
tabung itu penuh terisi gas.
5)
Ulangi percobaan di atas dengan meng-
gunakan larutan HCl 2 M dan HCl 1M.
2. Pengaruh Luas Permukaan
a. Alat dan bahan: neraca, gelas ukur 25 ml,
selang plastik, tabung reaksi dan sumbat,
bejana, air, stopwatch, pualam (CaCO
3
), dan
larutan HCl 2M.
b. Langkah kerja:
1) Masukkan 10 ml larutan HCl 2 M ke
dalam erlenmeyer, tambahkan 0,5 gram keping pualam. Tampung
gas yang terjadi dalam gelas ukur seperti pada gambar. Catat
waktu yang diperlukan untuk menampung 10 ml gas.
2)
Ulangi langkah kerja tersebut di atas dengan mengganti keping
pualam dengan 0,5 gram serbuk pualam.

Bab 8 Laju Reaksi 179
Rangkuman
1. Laju reaksi adalah laju perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
tiap satuan waktu.
2.
Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan
katalisator.
3. Katalis mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi. Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut!
1. Dalam ruang 4 liter direaksikan 0,6 mol NO dan 0,5 mol O
2
menghasilkan
NO
2
. Setelah 5 detik dihasilkan 0,4 mol gas NO
2
, hitunglah:
a. Laju reaksi terbentuknya NO
2
.
b. Laju reaksi O
2
.
2. Diketahui reaksi:
2Fe
3+
(aq)
+ 3 S
2-
(aq)
S
(s)
+ 2 FeS
(s)
, menurut data eksperimen
No. [Fe
3+
] M [S
2-
] M Laju M/det
1.
2.
3.
4.
0,1
0,2
0,2
0,2
0,1
0,1
0,2
0,3
2
8
16
54
Tentukan persamaan laju reaksinya!
3.
Pada suatu industri kimia, bagaimana cara mempercepat suatu reaksi agar
mendapatkan keuntungan lebih besar?
4. Jelaskan pengaruh luas permukaan dan suhu terhadap kecepatan reaksi
dengan mengaitkan teori tumbukan!
5. Bila reaksi A + B
AB, pada suhu 25
0
C selesai dalam waktu 16 menit
dan setiap kenaikan 10
0
C menyebabkan reaksi menjadi 2 kali lebih cepat.
Pada suhu berapakah agar reaksi tersebut selesai dalam waktu 15 detik?
6. Suatu reaksi berlangsung pada suhu 20
0
C. Setiap kenaikan 10
0
C tetapan
kecepatan reaksinya meningkat 2 kali. Berapa kali lebih cepat reaksi pada
suhu 60
0
C dibandingkan dengan pada suhu 60
0
C?

180 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
7. Bila suatu reaksi dinaikkan 20
0
C, maka kecepatan reaksinya akan menjadi
3 kali lebih cepat. Pada suhu t
0
C reaksi berlangsung selama 12 menit. Berapa
menitkah reaksi berlangsung pada suhu (t+60)
0
C?
8.
Usaha apa sajakah yang dapat dilakukan untuk mempercepat suatu
reaksi?
9.
Apa yang terjadi pada reaksi: A
(g)
+ B
(g)

AB
(g)
, yang memiliki persamaan
laju reaksi V = k [A]
2
[B] bila volume ruangan diperkecil 2 kali?
10. Suatu reaksi 2H
2(g)
+ SO
2(g)
H
2
O
(g)
+ S
(S)
, berlangsung dalam beberapa
tahap:
IV. H
2(g)
+ SO
2(g)
SO
2(g)
(1 jam)
V. SO
2
H
2(g)
H
2
O
(g)
+ SO
(g)
(0,1 jam)
VI. SO
(g)
+ H
2(g)
SO
2
H
2
(0,15 jam)
VII. SOH
2(g)
H
2
O
(g)
+ S
(g)
(0,2 jam)
VIII. S
(g)
S
(s)
(0,22 jam)
Manakah tahap penentu laju dan bagaimanakah hukum lajunya?
Pengayaan
Lakukan analisis terhadap fakta berikut hubungannya dengan laju reaksi.
1. Mengecat besi agar tidak mudah berkarat.
2. Menyimpan buah dan sayur di kulkas.
3. Mengipas saat membakar sate.
4. Memeram buah dalam dedaunan biar cepat matang.
5. Memotong-motong kayu untuk api unggun.
Re�eksi
1. Ceritakan keterkaitan materi laju reaksi yang telah kamu pelajari dengan
penerapan di bidang kimia industri!
2. Adakah ide, materi, atau pendapat dari gurumu tentang laju reaksi yang
berbeda dengan sumber lain yang telah kamu pelajari?
3.
Ceritakan konsep-konsep utama laju reaksi yang kamu pelajari dan
menurutmu penting untuk terus dipelajari sebagai dasar mempelajari
Konsentrasi Keahlian Teknik Kimia Industri
4.
Ceritakan sebuah perubahan dalam dirimu yang ingin kamu lakukan setelah
memperoleh materi pada bab ini?

Sumber: pupuk-indonesia.com, (2017)
Dapatkah kamu meniti balok? Bagaimana agar kamu tidak jatuh? Hal ini
erat kaitannya dengan keseimbangan tubuh.
Bab
9Kesetimbangan
Kimia
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

182 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan kamu mampu:
● menjelaskan reaksi kesetimbangan dan keadaan setimbang;
● menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan;
● menentukan harga tetapan kesetimbangan (Kc);
● menentukan harga tetapan kesetimbangan parsial gas (Kp);
● menjelaskan hubungan antara Kc dan Kp; serta
● menjelaskan penerapan kesetimbangan kimia pada bidang industri.
Peta Konsep
Kesetimbangan Kimia
bersifat
dipengaruhi oleh
dapat mengalami
didasari
terdiri atas
mempunyai
Kesetimbangan
Heterogen
Kesetimbangan
Homogen
Tetapan Kesetimbangan
Kc Kp
Dinamis
Asas Le Chatelier
VolumeKonsentrasi
Pergeseran Kesetimbangan
TekananSuhu
dibedakan
Kata Kunci
Kesetimbangan, Reaksi Reversible, Reaksi Irreversible, Tetapan Kesetimbangan,
Derajat Disosiasi, Tekanan Parsial

Bab 9 Kesetimbangan Kimia 183
Gambar 9.1 Siklus Oksigen
Setiap saat kita menghirup oksigen. Pernahkah kamu berpikir ke mana perginya
oksigen yang kita hirup? Oksigen yang kita hirup diikat oleh hemoglobin dalam
darah. Reaksi pengikatan oksigen tersebut merupakan reaksi kesetimbangan
dinamis. Hemoglobin mengikat oksigen dan dapat melepaskannya kembali
sehingga terjadi pergeseran kesetimbangan. Selain oksigen, hemoglobin dalam
darah juga dapat mengikat gas CO dan melepaskannya kembali. Kondisi tersebut
menunjukkan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan dinamis diterapkan dalam
banyak industri, misalnya industri amonia sebagai bahan pembuatan pupuk.
A. Reaksi Berkesudahan dan Reaksi Kesetimbangan
Pada pembakaran belerang dan gas oksigen terjadi reaksi: S
(s)
+ O
2 (g)
SO
2 (g)
Setelah belerang habis, reaksi tersebut berhenti karena gas SO
2
tidak dapat
kembali menjadi S dan O
2
. Artinya, reaksi tersebut hanya terjadi satu arah dalam
pembentukan SO
2
dan tidak dapat kembali. Reaksi ini disebut reaksi berkesudahan
(irreversible), yaitu reaksi yang berlangsung satu arah (ke arah produk). Pada
reaksi berkesudahan, produk/hasil reaksi tidak dapat saling bereaksi membentuk
pereaksi. Penulisan persamaan reaksi digambarkan dengan satu anak panah.
Sebagai contoh, NaOH
(aq)
+ HCl
(aq)

NaCl
(aq)
+ H
2
O
(l).
Setelah bereaksi menjadi NaCl dan H
2
O, NaOH dan HCl tidak saling bereaksi.
Oleh karena itu, apabila NaOH dan HCl habis, reaksi akan berhenti. Berbeda
dengan reaksi antara asam asetat dengan etanol, yaitu:
CH
3
COOH
(l)
+ C
2
H
5
OH
(l)

CH
3
COOC
2
H
5(l)
+ H
2
O
(l).

Setelah CH
3
COOH bereaksi dengan C
2
H
5
OH menghasilkan CH
3
COOC
2
H
5
dan
H
2
O, maka CH
3
COOC
2
H
5
dapat terhidrolisis oleh air menjadi CH
3
COOH dan C
2
H
5
OH
kembali. Reaksi yang berlangsung bolak balik (dua arah) ini disebut reaksi
kesetimbangan (reversible).

184 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
B. Keadaan Setimbang
Dalam proses reaksi penguapan air sistem terbuka, uap air yang dihasilkan
akan keluar ke lingkungan dan tidak kembali ke dalam sistem. Dalam sistem
tertutup, penguapan air diimbangi pengembunan uap air. Penguapan dan
pengembunan berlangsung bersamaan sehingga jumlah air dalam sistem tetap.
Dalam kondisi ini jumlah air yang menguap sama dengan jumlah uap air yang
mengembun (laju penguapan sama dengan laju pengembunan). Laju pembentukan
produk yang sama dengan laju pembentukan reaktan disebut keadaan setimbang.
C. Kesetimbangan Dinamis
Keadaan setimbang terjadi apabila suatu reaksi terjadi bolak–balik, berlangsung
dalam sistem tertutup, dan bersifat dinamis. Reaksi kesetimbangan air dan uap
air dalam sistem tertutup dapat dituliskan sebagai berikut.
H
2
O
(l)
H
2
O
(g)

Secara makroskopis, dalam kesetimbangan tidak terjadi perubahan–
perubahan yang dapat dilihat ataupun diukur. Akan tetapi, secara mikroskopis
reaksi akan terus berlangsung ke arah produk dan ke arah reaktan dengan
kecepatan sama. Reaksi kesetimbangan mikroskopis yang berlangsung terus-
menerus disebut kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan dapat terjadi secara
terus berlangsung karena suhu tetap tekanan uap air jenuh tidak berubah.
D. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen
Reaksi kimia dapat berlangsung melalui fase padat, cair, gas, atau larutan
berdasarkan fase zat-zat dalam kesetimbangan. Oleh karena itu, kesetimbangan
kimia dibedakan menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
Penjelasan kedua jenis kesetimbangan tersebut sebagai berikut.
1. Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan homogen terjadi apabila dalam reaksi kesetimbangan hanya
terdiri atas zat-zat dengan fase sama. Contoh kesetimbangan homogen sebagai
berikut.
N
2(g)
+ 3H
2(g)

2 NH
3(g)

Fe
3+
(aq)
+ SCN
-
(aq)
FeSCN
2+
(aq)
2. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen terjadi apabila zat-zat dalam reaksi kesetimbangan
memiliki fase berbeda. Contoh kesetimbangan heterogen sebagai berikut.

Bab 9 Kesetimbangan Kimia 185
3Fe
(s)
+ 4H
2
O
(l)
Fe
3
O
4(s)
+ 4H
2(g)

2NaHCO
3(s)
Na
2
CO
3(s)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)
Apabila dilakukan aksi, baik pada kesetimbangan homogen maupun
heterogen akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Materi ini akan kita pelajari
pada kegiatan pembelajaran berikutnya.
Aktivitas 9.1
Mempelajari Kesetimbangan Dinamis
Alat dan Bahan:
Tabung reaksi pyrex, pemanas spiritus, statif dan klem, tabung reaksi kecil,
erlenmeyer, sumbat karet, dan Pb(NO
3
)
2
.
Keselamatan Kerja:
Gunakan alat pelindung diri (APD), seperti jas praktikum, masker kacamata
pelindung, dan sarung tangan. Bekerjalah dengan hati-hati dan ikuti petunjuk
guru karena alat-alat yang digunakan mudah pecah.
Langkah Kerja:
1.
Masukkan Pb(NO
3
)
2
ke dalam tabung reaksi, selanjutnya susunlah seperti
pada gambar.
2. Panaskan Pb(NO
3
)
2
sehingga terbentuk gas berwarna cokelat (NO
2
).
3.
Ambil dua tabung reaksi kecil yang telah berisi campuran gas dan sumbat
dengan karet. Amatilah perubahan warna gas.
4. Panaskan salah satu tabung yang berisi gas tadi dan amati warnanya.
Tugas Mandiri
Buatlah laporan hasil percobaan yang telah kamu lakukan.
E. Pergeseran Kesetimbangan
Dalam sistem kesetimbangan, reaksi ke arah zat hasil
dan ke arah pereaksi terus berlangsung dengan
kecepatan sama. Sistem kesetimbangan cenderung
mempertahankan agar keadaannya tetap setimbang.
Apabila dilakukan aksi terhadap sistem kesetimbangan,
maka sistem akan melakukan reaksi agar sistem
segera setimbang lagi. Hubungan antara aksi dari
luar dengan reaksi yang timbul dalam sistem
kesetimbangan dirumuskan oleh seorang ahli kimia
bangsa Prancis bernama Henry Louis Le Chatelier
Gambar 9.2 Henry Louis Le
Chatelier
Sumber: Semion Zhutovsky/
researchgate.net (2010)

186 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
(1852– 936) pada tahun 1888. Hubungan aksi dengan reaksi ini dikenal dengan
asas Le Chatelier, yang menyatakan bahwa:
“Jika pada sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah
sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu sekecil mungkin.”
Adapun beberapa aksi yang dapat me nimbulkan perubahan sistem
kesetimbang an antara lain perubahan konsentrasi, pe rubahan volume/tekanan,
dan perubahan suhu.
F. Faktor–Faktor yang Memengaruhi Pergeseran Kesetimbangan
Pergeseran kesetimbangan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
1. Perubahan Konsentrasi
Apabila dalam keadaan sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu zat
ditambah, maka sistem akan berusaha untuk menghilangkan pengaruh
penambahan zat tersebut dengan menggeser kesetimbangan dari arah
penambahan ke arah yang lain. Sebaliknya, apabila konsentrasi salah satu zat
dikurangi, sistem akan berusaha untuk menghilangkan pengaruh pengurangan
tersebut dengan cara menggeser kesetimbangan ke arah pengurangan.
Sebagai contoh, pada reaksi pembuatan amonia menurut reaksi berikut.
N
2(g)
+ 3H
2(g)
2NH
3(g)
,
Apabila konsentrasi N
2
atau H
2
ditambah, maka kesetimbangan akan bergeser
dari arah N
2
dan H
2
ke arah NH
3
. Dengan demikian, jumlah NH
3
bertambah dan
akan menjadi setimbang lagi. Sebaliknya, apabila konsentrasi N
2
atau H
2

dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah N
2
dan H
2
. Dengan demikian,
N
2
dan H
2
bertambah, sehingga sistem menjadi setimbang lagi.
2. Perubahan Tekanan/Volume
Reaksi-reaksi dalam fase gas sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan/volume.
Perubahan tekanan berbanding terbalik dengan perubahan volume. Memperbesar
tekanan berarti memperkecil volume. Sebaliknya, memperkecil tekanan berarti
memperbesar volume. Apabila tekanan diperbesar dan volume diperkecil, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koe�siennya lebih kecil.
Contoh: N
2(g)
+ 3H
2(g)

2NH
3(g)
,
Apabila tekanan diperbesar dan volume diperkecil, maka ke setim bangan
bergeser ke arah yang jumlah koe�siennya kecil, yaitu ke arah NH
3
(kanan).
Kondisi demikian berarti jumlah NH
3
bertambah, sedangkan jumlah N
2
dan H
2
berkurang hingga tercapai kesetimbangan baru.

Bab 9 Kesetimbangan Kimia 187
Gambar 9.3 Ketika tekanan diperbesar/volume diperkecil, kesetimbangan bergeser ke arah jumlah
molekul sedikit.
Sumber: McMurry/Chemistry (2001)
Bagaimana apabila jumlah koe�sien zat-zat di ruas kiri dan kanan sama?
Apa yang akan terjadi? Perubahan tekanan/volume tidak memengaruhi
kesetimbangan kimia yang jumlah koe�sien di ruas kiri dan kanan sama. Dengan
demikian, kesetimbangan tidak bergeser.
Contoh, pada kesetimbangan H
2(g)
+ Cl
2(g)

2HCl
(g)
Jumlah koe�sien ruas kiri dan kanan sama, yaitu 2. Apabila tekanan terhadap
kesetimbangan tersebut diperbesar/volume diperkecil, maka kesetimbangan
tidak mengalami pergeseran.
3. Perubahan Suhu
Hubungan perubahan suhu dengan kesetimbangan kimia dirumuskan oleh
Van’t Hoff (1852–1911) dari Belanda sebagai berikut.
“Apabila dalam kesetimbangan kimia yang sedang berlangsung suhu sistem
dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm.
Sebaliknya, apabila suhu diturunkan kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi eksoterm.”
Teori Van’t Hoff ini sesuai asas Le Chatelier. Apabila terhadap sistem
kesetimbangan dilakukan aksi (suhu dinaikkan), maka sistem bereaksi
menurunkan suhu dengan cara menyerap kalor dari lingkungan. Dengan
demikian, reaksi endoterm berlangsung lebih cepat daripada reaksi eksoterm
hingga akhirnya terjadi kesetimbangan baru.
Contoh: N
2(g)
+ 3H
2(g)

2NH
3(g)
,

∆H = - 92 kJ
● Apabila suhu dinaikkan, kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm.
Dalam reaksi ini ke arah kiri (N
2
dan H
2
bertambah).

188 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
● Apabila suhu diturunkan, kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksoterm.
Dalam reaksi ini ke arah kanan (NH
3
bertambah).
Penambahan katalisator ke dalam reaksi reversible dapat mem percepat
terjadinya kesetimbangan. Apabila katalisator di tambahkan ke dalam sistem
kesetimbangan, katalisator akan mempercepat reaksi ke arah produk dan ke
arah reaktan. Dengan demikian, penambahan katalisator ke dalam sistem
kesetimbangan tidak mengakibatkan pergeseran kesetimbangan.
Aktivitas 9.2
Mempelajari Asas Le Chatelier
Alat dan Bahan:
• Tabung reaksi
• Rak tabung reaksi
• Gelas kimia
• Gelas ukur
• Pengaduk
• Larutan FeCl
3
1 M
• Larutan KSCN 1 M
• Kristal Na
2
HPO
4
• Air/aquades
Keselamatan Kerja:
Gunakan alat pelindung diri (APD), seperti jas praktikum, masker, kacamata
pelindung, dan sarung tangan. Bekerjalah dengan hati-hati dan ikutilah
petunjuk guru karena alat-alat yang digunakan mudah pecah.
Langkah Kerja:
1. Masukkan 50 ml aquades ke dalam gelas kimia.
2. Tambahkan 3 tetes larutan KSCN 0,1 M dan FeCl
3
0,1 M dalam tiap-tiap
aquades, kemudian aduklah hingga warna tetap.
3.
Bagilah larutan tersebut ke dalam 5 tabung reaksi dengan sama banyak.
Gunakan tabung reaksi 5 sebagai pembanding.
4. Tambahkan berturut-turut ke dalam:
a. Tabung 1 dengan 2 tetes larutan FeCl
3
1 M
b. Tabung 2 dengan 2 tetes larutan larutan KSCN 1 M
c. Tabung 3 dengan 2 butir kristal Na
2
HPO
4
d. Tabung 4 dengan 5 ml aquades
5. Bandingkan warna pada tabung 1, 2, 3 dan 4 dengan warna tabung 5
dengan melihat dari atas.
6. Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

Bab 9 Kesetimbangan Kimia 189
G. Tetapan Kesetimbangan
1. Tetapan Kesetimbangan Berdasar Konsentrasi
Pada tahun 1866, dua ahli kimia Norwegia, yaitu Cato Maximilian Guldberg
(1836–1902) dan Peter Wage (1833–1900) melakukan pengamatan terhadap
sejumlah reaksi kesetimbangan. Mereka mengajukan postulat yang menyatakan
“Jika hasil kali zat hasil reaksi yang dipangkatkan koe�siennya dibanding hasil
kali konsentrasi zat pereaksi yang dipangkatkan koe�siennya maka akan
diperoleh perbandingan yang tetap.”
Untuk kesetimbangan pA + qB
mC + nD. Maka perbandingan:
Q=
[][]
[][]
AB
CD
pq
mn
diperoleh harga tetap.
Rumusan itu disebut Hukum Kesetimbangan. Hasil perbandingan ini
disebut tetapan kesetimbangan kimia yang dinyatakan dengan notasi K.
Contoh: Pada kesetimbangan H
2(g)
+ Cl
2(g)
2HCl
(g)
, maka tetapan
kesetimbangannya dirumuskan sebagai berikut.
[][]
[]
K
HCl
HCl
22
2
=
Harga tetapan kesetimbangan untuk tiap-tiap reaksi tidak sama. Reaksi
kesetimbangan tertentu memiliki harga tetapan kesetimbangan tetap pada suhu
yang tetap pula. Harga K berubah apabila suhunya berubah.
Contoh Soal:
Tuliskan rumus Kc untuk kesetimbangan berikut.
1) 2SO
3(g)
2SO
2(g)
+ O
2(g)
2) PCl
3(g)
+ Cl
2(g)
PCl
5(g)
Jawaban:
1) Kc =
[SO]
[SO][O]
3
2
2
2
2
2) Kc =
[PCl][Cl ]
[PCl]
32
5
Untuk kesetimbangan heterogen, konsentrasi zat padat dan zat cair adalah tetap
meskipun terjadi perubahan volume maupun suhu. Oleh karena itu, perhitungan
aljabar perkalian, pembagian, dan pemangkatan konsentrasi zat padat dan zat
cair merupakan harga tetap. Dengan demikian, konsentrasi zat padat dan zat
cair tidak ikut menentukan harga Kc.

190 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Contoh: Pada reaksi kesetimbangan berikut.
CaCO
3(s)
CaO
(s)
+ CO
2(g)
K =
[CaCO]
[CaO][CO]
3
2
karena [CaO] dan [CaCO
3
] tetap, maka:
K =
[CaCO]
[CaO]
3
. [CO
2
]
K = K’ [CO
2
]
K = [CO
2
]
Contoh Soal:
Tuliskan rumus Kc untuk kesetimbangan berikut.
1) Fe
2
O
3(s)
+ 3CO
(g)
2Fe
(s)
+ 3CO
2(g)

2) NH
3(aq)
+ H
2
O
(l)
NH
4
+
(aq)
+ OH
-
(aq)
Jawaban:
1) Kc =
[CO]
[CO]
3
2
3

2) Kc =
[NH]
[NH][OH]
3
4
+-
a. Manipulasi Tetapan Kesetimbangan
Apabila pada reaksi kesetimbangan diberi perlakuan tertentu, akan terjadi
persamaan reaksi kesetimbangan yang menggambarkan reaksi tersebut
mengalami operasi tertentu seperti pembalikan arah reaksi, penjumlahan atau
perkalian. Oleh karena itu, untuk menentukan tetapan kesetimbangan dapat
dilakukan manipulasi.
1)
Apabila reaksi dibalik, maka harga tetapan kesetimbangan dari reaksi
kebalikannya adalah K’ =
Kc
1
.
Contoh: A
(g)
+ B
(g)
AB
(g)
K = 9
K =
[A][B]
[AB]
= 9. maka bila reaksi dibalik
Contoh: AB
(g)
A
(g)
+ B
(g)
K

=
[AB]
[A][B]
=
K
1
9
1
=
2) Apabila reaksi dijumlahkan, maka harga tetapan kesetimbangan dari hasil
penjumlahan adalah K

= K
1
x K
2
.

Bab 9 Kesetimbangan Kimia 191
3) Apabila reaksi dikalikan dengan bilangan n, maka harga tetapan
kesetimbangannya menjadi K’ = (K)
n
.
Demikian pula, apabila reaksi dibagi dengan bilangan n, sama saja
dikalikan n
1
, sehingga harga K menjadi K’ = (K)
1/n
.
b. Disosiasi
Disosiasi adalah peristiwa penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang
lebih sederhana dan peristiwa penguraiannya merupakan kesetimbangan.
Contoh: 2HCl
(g)

H
2(g)
+ Cl
2(g)

Setiap peristiwa penguraian/disosiasi memiliki derajat disosiasi (α) tertentu.
Derajat disosiasi (α) adalah perbandingan mol zat yang terdisosiasi dengan mol
zat mula-mula.
α
mol terdisosiasi
mol mula-mula
Harga derajat disosiasi = 0 < α < 1
Contoh Soal:
Dalam ruang tertutup yang volumenya 1 liter sebanyak 2 mol gas SO
3
dibiarkan
terurai menurut reaksi berikut.
2SO
3(g)

2SO
2(g)
+ O
2(g)
. Apabila saat setimbang masih didapatkan 0,8 mol O
2
,
tentukan:
1) Derajat disosiasi
2) Tetapan kesetimbangan
Jawaban: 2SO
3(g)
2SO
2(g)
+ O
2(g)
mula – mula: 2
terurai : 1,6 1,6 0,8
setimbang : 0,4 1,6 0,8
molmulamula
molterurai
2
1,6
0,8a=
-
==
K
[SO]
[SO][O]
1
1,6
1
0,8
0,16
1,61,60,8
16 0,8
K12,8
3
2
2
2
2
2
##
#
=
=
=
=
=
;;EE

192 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
c. Mengetahui Banyak Sedikitnya Hasil Reaksi
Harga tetapan kesetimbangan merupakan perbandingan konsentrasi zat hasil
dipangkatkan koe&#6684777;siennya dengan konsentrasi pereaksi dipangkatkan
koe&#6684777;siennya, maka dapat diketahui apabila harga K besar berarti hasil reaksinya
banyak dan bila harga K kecil berarti hasil reaksinya sedikit.
2. Tetapan Kesetimbangan Berdasar Tekanan (Kp)
Tetapan kesetimbangan yang melibatkan gas-gas saja dapat dinyatakan dari
harga tekanan parsial gas masing-masing. Dengan diketahui tekanan ruangan,
maka tekanan parsial masing-masing gas dapat ditentukan. Misalnya,
kesetimbangan gas yang terdiri atas gas A, gas B, gas C, dan gas D, maka tekanan
parsial masing–masing gas sebagai berikut.
pA =
mol A
mol total
x Ptotal
pB =
mol B
mol total
x Ptotal
pC =
mol C
mol total
x Ptotal
pD =
mol D
mol total
x Ptotal
Contoh: Untuk kesetimbangan: mA
(g)
+nB
(g)

xC
(g)
+ yD
(g)
maka tetapan
kesetimbangan berdasar tekanan dapat ditentukan dengan rumus:
Kp =
pA pB
[pC][pD]
mn
xy
66@@
Berdasarkan persamaan gas ideal
Kp = Kc (RT)
Δn
Dengan
Kp = tetapan kesetimbangan berdasar tekanan
Kc = tetapan kesetimbangan berdasar konsentrasi
R = 0,082
T = suhu mutlak
Δn = (jumlah koe&#6684777;ien ruas kanan) – (jumlah koe&#6684777;sien ruas kiri)
Dari rumus hubungan Kp dan Kc dapat disimpulkan bila jumlah koe&#6684777;sien
gas ruas kanan dan ruas kiri sama, maka Δn = 0, ini berarti Kp=Kc.

Bab 9 Kesetimbangan Kimia 193
Contoh Soal:
Dalam ruang tertutup pada suhu 27
0
C terdapat dalam keadaan setimbang 0,4
mol gas SO
2
, 0,6 mol gas O
2
, dan 0,5 mol gas SO
3
menurut reaksi berikut.
2 SO
2(g)
+ O
2(g)
2 SO
3(g)
. Apabila tekanan ruang adalah 1,5 atm, tentukan:
1) Kp
2) Kc
Jawaban:
1) Mol total = 0,4 +0,6+0,5 = 1,5 mol
p =
pSO
2
=
moltotal
molS2
× Ptotal =
1,5
0,4
× 1,5 = 0,4 atm
pO
2
=
moltotal
molO2
× Ptotal =
1,5
0,6
× 1,5 = 0,6 atm
pSO
3
=
moltotal
molSO3
× Ptotal=
1,5
0,5
× 1,5 = 0,5 atm
Kp =
pSO2 pO2
pSO
2
3
2
6
6
6@
@
@
=
0,40,6
0,5
2
2
6
6
6@
@
@
= 2,604 atm
-1
2) Kp = Kc (RT)
Δn

2,600 = Kc (0,082 . 300)
2-(2+1)
2,600 = Kc (0,082 . 300)
-1
2,600 = Kc (24,6)
-1
2,604 =
24,6
Kc
Kc = 2,604 . 24,6
= 64,0584
H. Kesetimbangan Kimia dalam Industri
Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang proses pembuatan amonia (NH
3
)
dan asam sulfat (H
2
SO
4
). Pada proses pembuatan NH
3
dan H
2
SO
4
melibatkan
reaksi kesetimbangan yang merupakan tahap terpenting dalam proses tersebut.

194 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
1. Pembuatan Amonia dengan Proses Haber–Bosch
Amonia merupakan gas yang tidak berwarna,
berbau menyengat, dan sangat mudah larut dalam
air. Amonia merupakan senyawa penting dalam
industri kimia. Orang pertama yang berhasil
mensintesis ammonia (NH
3
) dari gas nitrogen dan
gas hidrogen adalah Fritz Haber (1868 – 1934) dari
Jerman. Proses ini disampaikan oleh Karl Bosch
(1874–1949) dari Jerman. Proses pembuatan
amonia dari nitrogen dan hidrogen disebut proses
Haber–Bosch.
Gas nitrogen dengan gas hidrogen hanya
bereaksi pada suhu tinggi dan berlangsung secara
eksoterm. Oleh karena reaksinya berlangsung
reversible, maka perlu diperhatikan faktor-faktor
yang dapat memengaruhi kesetimbangan.
Reaksi N
2(g)
+ 3H
2(g)
2NH
3(g)
ΔH = -92 kJ. Untuk memperoleh amonia
sebanyak-banyaknya, digunakan asas Le Chatelier agar kesetimbangan bergeser
ke arah NH
3
.
a. Pengaruh Konsentrasi
Agar kesetimbangan bergeser ke arah NH
3
maka konsentrasi N
2
dan H
2
diperbesar.
Dengan penambahan konsentrasi N
2
dan H
2
, reaksi menjadi lebih cepat dan NH
3
yang dihasilkan makin banyak.
b. Pengaruh Tekanan
Pada kesetimbangan di atas, terlihat jumlah partikel (jumlah koe&#6684777;sien) di ruas
kiri lebih besar daripada ruas kanan. Agar kesetimbangan bergeser ke arah
NH
3
, maka tekanan harus di perbesar (200–400 atm).
c. Pengaruh Suhu
Reaksi antara N
2
dan H
2
membentuk NH
3
berlangsung secara eksoterm, sehingga
faktor suhu sangat berperan dalam proses ini. Apabila suhu dinaikkan kesetimbangan
bergeser ke arah endoterm, yaitu ke arah N
2
dan H
2
. Akibatnya, NH
3
yang dihasilkan
sedikit. Pada suhu rendah (suhu diturunkan) kesetimbangan bergeser ke arah
eksoterm, yaitu ke arah NH
3
tetapi reaksi berlangsung lambat. Oleh karena itu,
proses ini tetap dilakukan dengan suhu tinggi (± 500
0
C) dan diimbangi dengan
tekanan tinggi. Dengan suhu dan tekanan tinggi, memungkinkan reaksi pembuatan
amonia dapat berlangsung cepat dan menghasilkan lebih banyak.
Gambar 9.4 Fritz Haber
Sumber: In Great Chemists/
Bonhoeffer, K.R. (1961)

Bab 9 Kesetimbangan Kimia 195
d. Pengaruh Katalisator
Agar kesetimbangan cepat tercapai maka digunakan katalisator serbuk besi
yang diberi promoter Al
2
O
3
dan K
2
O. Reaktor katalis dalam proses ini telah
dilengkapi dengan katalisator tersebut.
Secara umum, industri amonia melalui proses sebagai berikut.● Mencampurkan gas N
2
yang diperoleh dari udara dan gas H
2
yang diperoleh
dari reaksi antara gas metana CH
4
dengan air. Campuran gas N
2
dan H
2

dengan perbandingan 3 : 1 dialirkan melalui pompa bertekanan tinggi ke
dalam tabung pemurnian gas.
● Gas H
2
dan N
2
hasil pemurnian dialirkan ke dalam reaktor katalis yang telah
dilengkapi dengan katalisator. Dalam reaktor ini terjadi reaksi antara N
2

dengan H
2
yang menghasilkan NH
3
.
● Gas NH
3
yang dihasilkan dari dalam reaktor katalis masih bercampur dengan
gas N
2
dan H
2
yang dialirkan melalui kondensor (pendingin). Oleh karena
titik didih NH
3
lebih tinggi dari N
2
dan H
2
, maka NH
3
segera mengembun
menjadi cair dan ditampung dalam bejana penampungan. Gas N
2
dan H
2

dipisahkan untuk didaur ulang pada proses selanjutnya. Proses tersebut
dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut.
Gambar 9.5 Reaksi pembuatan NH3.
Selama proses pembuatan berlangsung, gas nitrogen dan hidrogen
ditambahkan terus ke dalam campuran reaksi dalam reaktor katalis dan NH
3
yang dihasilkan

terus dipisahkan. Proses Haber–Bosch merupakan proses penting
dalam industri kimia. Hal tersebut karena gas NH
3
yang dihasilkan memiliki
banyak kegunaan, misalnya untuk membuat pupuk garam-garam nitrat dan
berbagai senyawa nitrogen lainnya.

196 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Pembuatan Asam Sulfat Dengan Proses Kontak
Asam Sulfat (H
2
SO
4
) merupakan asam kuat yang bersifat korosif. Selain digunakan
sebagai elektrolit dalam aki, asam sulfat digunakan untuk membuat berbagai
produk. Misalnya, pupuk, bahan peledak, detergen, zat warna, dan zat kimia
lainnya. Proses kontak merupakan salah satu proses pembuatan asam sulfat
yang banyak dilakukan dalam industri. Pada dasarnya proses kontak terdiri
atas tiga tahap berikut.
a. Pembentukan SO
2
Pada tahap ini belerang dipanaskan hingga cair. Belerang cair kemudian
direaksikan dengan oksigen dari udara dalam dapur pemanasan sehingga terjadi
reaksi: S
(ℓ)
+ O
2(g)

SO
2(g)
.
b. Pembentukan SO
3
Gas SO
2
yang dihasilkan dialirkan ke dalam reaktor yang diberi katalisator V
2
O
5
.
Selanjutnya, gas tersebut dipanaskan dan direaksikan dengan oksigen. Pada
proses ini terjadi reaksi kesetimbangan dan berlangsung eksotermis berikut.
SO
2 (g)
+ O
2(g)

SO
3(g)
. ΔH = -196 kJ
Untuk memperoleh asam sulfat sebanyak-banyaknya sesuai asas Le Chatelier,
konsep kesetimbangan perlu diterapkan. Agar kesetimbangan bergeser ke arah
SO
3
, proses ini perlu dilakukan menggunakan tekanan tinggi dan suhu rendah.
Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi berlangsung lambat. Untuk mengatasinya,
digunakan katalisator V
2
O
5.
Dari hasil penelitian, suhu optimum untuk proses
kontak dilakukan adalah antara 400
0
C–450
0
C dan tekanan 1 atm.
c. Pembentukan H
2
SO
4
Gas SO
3
yang dihasilkan pada tahap 2 direaksikan dengan air membentuk H
2
SO
4
.
SO
3(g)
+ H
2
O
(ℓ)

H
2
SO
4(ℓ)
. Pada proses ini dihasilkan H
2
SO
4
dengan kadar yang
cukup tinggi, yaitu antara 97%–99%.
Aktivitas 9.3
Tugas Mandiri
Untuk lebih memahami penerapan kesetimbangan kimia dalam industri,
carilah informasi tentang proses pembuatan asam sulfat dengan proses kamar
timbal serta pembuatan gas klor dengan proses deacon. Carilah informasi
dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, atau internet. Buatlah laporan
hasil observasi dan informasi yang kamu peroleh.

Bab 9 Kesetimbangan Kimia 197
Rangkuman
1. Reaksi irreversible adalah reaksi yang berlangsung satu arah atau tidak
dapat balik sehingga zat hasil tidak kembali menjadi reaktan.
2. Reaksi reversible adalah reaksi yang berlangsung dua arah/bolak-balik.
3.
Keadaan kesetimbangan adalah keadaan dimana kecepatan reaksi
pembentukan zat-zat produk sama dengan kecepatan reaksi pembentukan
zat-zat reaktan.
4.
Kesetimbangan dinamis artinya reaksi berlangsung terus-menerus dari dua
arah yang berlawanan, tidak terjadi perubahan makroskopis, namun selalu
terjadi perubahan mikroskopis dan dicapai pada sistem tertutup.
5. Beberapa faktor yang dapat mengganggu letak kesetimbangan antara lain
perubahan konsentrasi, perubahan tekanan, perubahan volume, dan
perubahan suhu.
6.
Tetapan kesetimbangan kimia adalah suatu nilai tetapan dari reaksi
kesetimbangan yang merupakan perbandingan konsentrasi produk terhadap
konsentrasi pereaksi, masing-masing dipangkatkan dengan koe&#6684777;sien
reaksinya.
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut!
1.
Pada reaksi N
2(g)
+ 3H
2(g)

2NH
3(g)
,

∆H= - 92,2 kJ, apa yang terjadi apabila:
a. Konsentrasi N
2
dan H
2
ditambah.
b. NH
3
yang telah terbentuk dipisahkan.
c. Tekanan dinaikkan.
d. Suhu diturunkan.
e. Volume diperbesar.
2.
Pada peruraian NH
4
Cl menurut reaksi NH
4
Cl
(g)

NH
3(g)
+ HCl
(g)
. Bila pada
kesetimbangan terdapat 0,4 mol NH
4
Cl dan 0,2 mol NH
3
. Berapakah derajat
disosiasinya?
3. Pada ruang 2 liter 1 mol HI terurai menurut reaksi:
2HI
(g)

H
2(g)
+ I
2(g)
. Bila derajat disosiasi α = 0,4. Berapakah harga tetapan
kesetimbangan reaksi tersebut?
4. Dalam ruang 2 liter sebanyak 4 mol HI terurai dengan derajat disosiasi 0,5
menurut reaksi 2HI
(g)

H
2(g)
+ I
2(g)
. Apabila saat kesetimbangan tekanan
total adalah 2,4 atm, berapakah harga:
a. Kp
b. Kc

198 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
5. a. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses kontak!
b.
Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan agar pembuatan asam sulfat lebih
menguntungkan?
Pengayaan
Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1. Dalam ruang 1 L dimasukkan 4 mol HCl lalu terurai menurut reaksi! Jika
tetapan keseimbangan untuk reaksi 2A + 2B
4C adalah 0,04, hitunglah
tetapan keseimbangan untuk reaksi 2C A + B!
Re&#6684780;eksi
1. Ceritakan keterkaitan materi kesetimbangan kimia yang telah kamu pelajari
dengan penerapan di bidang kimia industri!
2.
Adakah ide, materi atau pendapat dari gurumu tentang kesetimbangan
kimia yang berbeda dengan sumber lain yang telah kamu pelajari?
3. Ceritakan konsep-konsep utama tentang kesetimbangan kimia yang kamu
pelajari dan menurutmu penting untuk terus dipelajari sebagai dasar
mempelajari Konsentrasi Keahlian Teknik Kimia Industri.
4. Ceritakan sebuah perubahan dalam diri kamu yang ingin kamu lakukan
setelah memperoleh materi pada bab ini.

Sumber: Matra pendidikan.com, (2022)
Apakah yang terjadi saat kamu merebus air hingga mendidih?
Bab
10 Sifat Koligatif
Larutan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

200 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi bab ini, diharapkan kamu mampu:
● menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan;
● menjelaskan pengaruh zat terlarut terhadap sifat koligatif larutan;
● menghitung penurunan tekanan uap jenuh larutan elektrolit dan nonelektrolit;
● menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan nonelektrolit;
● menentukan harga Mr zat terlarut berdasarkan persamaan kenaikan titik didih
larutan;
● menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan nonelektrolit;
● menentukan tekanan osmotik larutan elektrolit dan nonelektrolit; serta
● endeskripsikan penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari.
Peta Konsep
Sifat Koligatif Larutan
bergantung pada dapat
dikaitkan
berupa
disebabkan adanya
jumlahnya dinyatakan
Mr zat terlarut
Jumlah partikel
dalam larutan
Sifat koligatif larutan
nonelektrolit
Sifat koligatif larutan
elektrolit
Ion-Ion
Faktor Van’t Hoff
Penurunan titik
beku
Penurunan
tekanan uap
Tekanan
osmosis
Kenaikan titik
didih
untuk
menentukan
Kata Kunci
Sifat Koligatif, Fraksi Mol, Molalitas, Molaritas, Penurunan Tekanan Uap,
Kenaikan Titik Didih, Penurunan Titik Beku, Tekanan Osmosis

Bab 10 Sifat Koligatif Larutan 201
Cobalah kamu merebus air. Berapa
o
C suhu air saat mendidih? Bagaimana bila
air yang direbus diberi gula, apakah mendidih pada suhu yang sama? Titik didih
air dengan titik didih larutan tentu tidak sama, adanya zat terlarut akan menaikkan
titik didih. Mengapa demikian? Marilah kita pelajari materi dalam bab ini.
Gambar 10.1 Air Mendidih
Sumber: Rizky Wahyu Permana/merdeka.com (2019)
Pada bab ini kamu akan mempelajari tentang sifat-sifat &#6684777;sik larutan yang
tergolong dalam sifat koligatif larutan seperti penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Sebelum mempelajari
sifat koligatif larutan, kamu harus mengingat kembali materi konsentrasi larutan
yang telah kamu pelajari sebelumnya. Sifat koligatif larutan dipengaruhi oleh
konsentrasi partikel zat terlarut. Partikel zat terlarut ada yang berupa molekul
dan ada yang berupa ion-ion, sehingga sifat koligatif larutan nonelektrolit
berbeda dengan sifat koligatif larutan elektrolit.
A. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Sifat koligatif larutan tidak tergantung pada interaksi antara molekul pelarut
dan zat terlarut, tetapi tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam
larutan. Sifat koligatif larutan terdiri atas penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
1. Penurunan Tekanan Uap (∆P)
Bila zat yang dilarutkan tidak mudah menguap, maka yang menguap adalah
pelarutnya. Dengan demikian, adanya zat terlarut menyebabkan partikel pelarut
yang menguap menjadi berkurang sehingga terjadi penurunan tekanan uap.
Dengan kata lain, tekanan uap larutan lebih rendah dibandingkan tekanan uap
pelarut murninya.

202 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
∆P = X
- ∆P
Kenaikan Titik Didih (∆Tb)
∆T
(a) (b)
Gambar 10.2 Penguapan partikel (a) pelarut murni (b) larutan.
Penurunan tekanan uap yang terjadi merupakan selisih dari tekanan uap
jenuh pelarut murni (P
0
) dengan tekanan uap larutan (P).
∆P = P
0
– P
Tekanan uap larutan ideal dapat dihitung berdasarkan hukum Raoult “Tiap
komponen dalam sebuah larutan melakukan tekanan yang sama dengan fraksi
mol kali tekanan uap dari komponen (pelarut) murni”.
∆P = X
t
x P
0

Keterangan: ∆P = penurunan tekanan uap
x
p

= fraksi mol pelarut
x
t
= fraksi mol terlarut
P
0
= tekanan uap jenuh pelarut murni
P = tekanan uap larutan
Contoh Soal:
Sebanyak 684 gram sukrosa C
12
H
22
O
11
dilarutkan dalam 900 gram air (Ar C = 12,
H = 1, O = 16).
Hitunglah tekanan uap larutan yang terjadi bila tekanan uap air jenuh adalah
31,80 mmHg.
Jawaban:
Mol C
12
H
22
O
11
=
Mr
massa
342
684
= = 2 mol
Mol H
2
O =
Mr
massa
18
900
= = 50 mol

Bab 10 Sifat Koligatif Larutan 203
X
Sukrosa
=
molsukrosaair
molsukrosa
+
=
250
2
+
= 0,038
∆P = X
t
. P
0
= 0,038 . 31,80
= 0,21
P = P
0
- ∆P
= 31,8 – 0,21
= 30,59 mmHg
2. Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku
Zat terlarut selain memengaruhi tekanan uap juga memengaruhi titik didih dan
titik beku. Bagaimana pengaruh adanya zat terlarut terhadap titik didih dan
titik beku larutan? Marilah kita pelajari materi berikut ini.
a. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)
Kamu tentu telah mengetahui bahwa titik didih air adalah 100
0
C. Titik didih
tersebut adalah titik didih normal yang diukur pada tekanan 760 mmHg. Apakah
titik didih air di dataran rendah dan di puncak gunung juga sama? Di puncak
gunung tekanan udara luar lebih rendah sehingga untuk menyamakan tekanan
uap jenuh zat cair yang dididihkan lebih cepat tercapai. Hal ini berarti titik
didihnya lebih rendah.
∆T
b
= T
b
larutan – T
b
pelarut
Hukum sifat koligatif dapat diterapkan untuk memperkirakan titik didih
larutan dengan zat terlarut nonelektrolit dan tidak mudah menguap. Dari suatu
eksperimen diperoleh bahwa 1 mol zat terlarut nonelektrolit yang tidak mudah
menguap tiap 100 gram air akan menaikkan titik didih kira-kira 0,51
0
C. Untuk
membandingkan titik didih beberapa pelarut berikut ini disajikan data titik
didih dan tetapannya (Kb).
Gambar 10.3 Air mendidih
pada suhu 100
o
C.
Sumber: ThoughtCo/kumparan.com (2017)

204 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tabel 10.1 Tetapan Titik Didih Beberapa Pelarut
Pelarut Titik Didih (
0
C) K
b
0
C/m
Asam asetat
Benzena
Kamfor
Etil eter
Nitrobenzena
Fenol
Air
117,90
80,10
207,42
34,51
210,80
181,75
100,00
3,07
2,53
5,61
2,02
5,24
3,56
0,512
Perubahan titik didih pelarut murni menjadi larutan, (∆T
b
), berbanding lurus
dengan molalitas dari larutan tersebut.
∆T
b
= m × K
b

Keterangan: ∆T
b
= kenaikan titik didih
m = molalitas
K
b
= kenaikan titik didih molal pelarut
Contoh Soal:
Sebanyak 36 gram glukosa C
6
H
12
O
6
dilarutkan dalam 500 gram air (Ar C = 12,
H = 1, O = 16 K
b
air = 0,52
0
C/m). Perkirakan titik didih larutan yang terjadi!
Jawaban:
∆Tb = m x Kb
=
Mr
massa
p
1000
Kb##
=
180
36
500
1000
0,52##
= 0,208
0
C
Titik didih larutan = Tb Pelarut + ∆Tb
= 100 + 0,208
= 100,208
0
C
b. Penurunan Titik Beku (∆Tf)
Setelah kamu mempelajari kenaikan titik didih, tentunya kamu dapat menentukan
konsentrasi dan Mr suatu zat yang belum diketahui. Untuk lebih meyakinkanmu
dapat menggunakan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku secara
bersamaan, perhatikan diagram P–T (Pressure–Temperature) berikut.

Bab 10 Sifat Koligatif Larutan 205
Gambar 10.4 Diagram hubungan tekanan dan temperatur.
Sumber: Silberg Chemistry The molecular nature of Matter and Change. McGraw Hill, (2006)
Pada diagram di atas ditunjukkan adanya pengaruh penurunan tekanan
uap jenuh larutan terhadap titik didih dan titik beku larutan. Penurunan tekanan
uap jenuh mengakibatkan penurunan titik beku. Larutan akan membeku pada
suhu di bawah titik beku pelarut.
Gambar 10.5 Mengawetkan ikan menggunakan es.
Sumber: Medical News Today/kompas.com (2022)
Besarnya penurunan titik beku larutan merupakan selisih antara titik beku
pelarut dan titik beku larutan.
∆Tf = Tf pelarut – Tf larutan
Atau
Tf larutan = Tf pelarut - ∆Tf

206 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Seperti halnya pada kenaikan titik didih, penurunan titik beku berbanding
lurus dengan molalitas larutan.
∆Tf = m × Kf
Keterangan: ∆Tf = penurunan titik beku
Kf = penurunan titik beku molal pelarut
Harga Kf beberapa pelarut dicantumkan pada tabel berikut.
Tabel 10.2 Tetapan Titik Beku Molal Beberapa Pelarut
Pelarut Titik beku (
0
C) Kf
0
C/m
Asam asetat
Benzena
Kamfor
Nitrobenzena
Fenol
Air
16,60
5,50
179,80
5,70
40,90
0,00
3,90
4,90
39,70
7,00
7,40
1,86
Contoh Soal:
Suatu larutan dibuat dengan cara melarutkan 6 gram urea CO(NH
2
)
2
dalam 200
gram air. (Kf air= 1,86
0
C/m) Ar C = 12, O = 16, = H = 1 N = 14). Hitunglah:
1. Penurunan titik beku
2. Titik beku larutan
Jawaban:
1. ∆Tf = m × Kf
=
Mr
massa
p
1000
Kf##
=
60
6
200
1000
1,85##
= 0,93
0
C
2. Tf larutan = Tf pelarut – ∆Tf
= 0 – 0,93 = – 0,93
0
C
= - 0,93
0
C

Bab 10 Sifat Koligatif Larutan 207
Aktivitas 10.1
A. Kenaikan Titik Didih
Tujuan:
Mempelajari kenaikan titik didih beberapa larutan.
Alat dan Bahan:
• Tabung reaksi
• Penjepit tabung reaksi
• Pemanas spiritus
• Aquades/air
• Gula pasir/glukosa
Keselamatan Kerja:
Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, masker, kacamata
pelindung (goggle), dan sarung tangan. Bekerjalah hati-hati dan ikuti petunjuk
guru karena alat-alat yang digunakan mudah pecah.
Langkah Kerja:
1.
Masukkan 5 ml air murni ke
dalam tabung reaksi kemudian
panaskan perlahan-lahan!
2.
Catat suhu air mendidih (titik
didih)!
3. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan
mengganti air dengan larutan
(gula + air) 0,5 m kemudian 1 m!
B. Penurunan Titik Beku
Tujuan:
Mempelajari penurunan titik beku beberapa larutan.
Alat dan Bahan:
• Termometer (skala 0,1 – 0,5)
• Tabung reaksi
• Rak tabung reaksi
• Gelas kimia plastik
• Pengaduk kaca
• Es batu
• Garam dapur kasar
• Air suling
• Larutan urea

208 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Langkah Kerja:
1. Masukkan es dan garam dapur ke dalam gelas kimia sampai tiga per
empat (sebagai pendingin)!
2.
Isilah tabung reaksi dengan air suling sampai 4 cm, kemudian masukkan
tabung tersebut ke dalam campuran pendingin dan aduk campuran
pendinginnya!
3.
Masukkan pengaduk ke dalam tabung reaksi tadi dan gerakkan pengaduk
naik turun sampai air dalam tabung membeku!
4.
Keluarkan tabung dari campuran pendingin dan biarkan es dalam tabung
mencair sebagian. Gantilah pengaduk dengan termometer turun naik,
kemudian baca suhu campuran es dan air dalam tabung!
5. Ulangi langkah 1 – 4 dengan menggunakan urea sebagai pengganti air
suling dalam tabung!
3. Tekanan Osmotik (π)
Bila larutan yang berbeda konsentrasi dipisahkan oleh membran semipermiable,
maka molekul-molekul pelarut mengalir dari larutan encer ke larutan yang pekat.
Molekul zat terlarut tidak mengalir karena berukuran lebih besar sehingga tidak
dapat menembus membran semipermiable. Aliran pelarut dari larutan encer ke
larutan yang lebih pekat melalui membran semipermiable disebut osmosis.
Gambar 10.6 Osmosis dan tekanan osmosis.
Peristiwa osmosis dapat dicegah dengan memberi tekanan pada permukaan
larutan. Tekanan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya osmosis disebut
tekanan osmotik. Tekanan osmotik bergantung pada konsentrasi larutan. Tekanan
osmotik larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan
persaman gas ideal.
πV = n RT
π =
V
n.RT
π = M RT

Bab 10 Sifat Koligatif Larutan 209
Keterangan:
π = tekanan osmotik (atm)
V = volume larutan (liter)
R = tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
T = suhu mutlak (K)
M = Molaritas
Contoh Soal:
Sebanyak 0,25 gram sampel protein hemoglobin dilarutkan dalam air sampai volume
larutan 100 ml. Bila larutan yang terjadi memiliki tekanan osmotik 1,35 mmHg pada
suhu 25
0
C, berapakah massa molekul relatif protein hemoglobin tersebut?
Jawaban:
π = M. R. T
π =
Mr.V
massa
. R.T
760
1,35
=
Mr.0,1
0,25
.0,082 . (25 + 273)
1.78 × 10
-3
=
Mr.0,1
0,25
.0,082 . 298
Mr =
x1,78 10.0,1
0,25.0,082.298
2- = 3,434 × 10
4

Berdasarkan tekanan osmotiknya, larutan dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu larutan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Apa pengertian tiap-tiap
larutan tersebut? Carilah jawabannya.
Peristiwa osmosis dapat dimanfaatkan untuk memasukkan cairan ke dalam
tubuh manusia melalui infus. Osmosis juga dapat digunakan untuk memperoleh
air tawar dari air laut atau air payau melalui osmosis balik, yaitu proses
perpindahan pelarut dari larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan
berkonsentrasi rendah dengan suatu tekanan.
Gambar 10.7 Reverse Osmosis

210 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
B. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Perbandingan sifat koligatif larutan elektrolit dengan sifat koligatif larutan
nonelektrolit yang diharapkan pada kosentrasi yang sama disebut faktor Van’t
Hoff yang dinyatakan dengan lambang i. Bila NaCI dilarutkan dalam air akan
terionisasi menjadi ion Na
+
dan Cl
-
. Bila derajat ionisasi NaCl α = 1, maka seluruh
NaCl terionisasi menjadi Na
+
dan Cl
-
.
Dengan demikian untuk larutan elektrolit berlaku rumus-rumus sifat
koligatif sebagai berikut.
∆Tb = m × Kb × i
∆Tb = m × Kf × i
π = M × R × T × i
Dengan:
i = 1 + (n - 1) α
n = banyaknya ion
α = derajat ionisasi
untuk elektrolit kuat (α = 1), harga (i = n)
Contoh SoaI:
Berapakah titik didih larutan yang dibuat dengan melarutkan 11,7 gram NaCI
dalam 2 kg air? (Kb air = 0,52, Ar Na = 23, Cl = 35,5)
Jawaban:
∆Tb = m × Kb × i (NaCI, elektrolit kuat, α = 1)
= m × Kb × n
=
Mr
massa
1000
1000
# × Kb × n
=
58,5gmol
11,7
2000
1000
1
#
-
× 0,52
o
C/m
-1
× 2
= 0,104 °C
Tb = 100 + 0,104 °C
= 100,104 °C

Bab 10 Sifat Koligatif Larutan 211
Aktivitas 10.2
Kenaikan Titik Didih
Tujuan:
Mempelajari kenaikan titik didih beberapa larutan elektrolit.
Alat dan Bahan:
• Tabung reaksi
• Penjepit tabung reaksi
• Pemanas spiritus
• Aquades/air
• NaCl
• Termometer
Keselamatan Kerja:
Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, masker, kacamata
pelindung (goggle), dan sarung tangan. Bekerjalah hati-hati dan ikuti petunjuk
guru karena alat-alat yang digunakan mudah pecah.
Langkah Kerja:
1.
Masukkan 5 ml air ke dalam tabung reaksi kemudian panaskan perlahan-
lahan.
2. Catat suhu saat akuades mendidih (titik didih).
3.
Ulangi langkah 1 dan 2 dengan mengganti aquades dengan larutan NaCl
0,5 m kemudian 1 m.
Rangkuman
1. Sifat koligatif larutan terdiri atas penurunan tekanan uap, kenaikan titik
didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
2.
Adanya zat terlarut dalam larutan mengakibatkan terjadinya penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan dibanding
pelarutnya.
3. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif yang lebih besar dibanding
sifat koligatif larutan nonelektrolit dengan konsentrasi yang sama.
4.
Perbandingan sifat koligatif larutan elektrolit dengan sifat koligatif larutan
nonelektrolit dengan konsentrasi yang sama disebut faktor Van’t Hoof.
Uji Kompetensi

Kerjakan soal-soal berikut!
1.
Suatu larutan dibuat dengan cara melarutkan 10 gram urea (Mr = 60) dalam
90 gram air (Mr = 18) pada suhu tertentu. Bila tekanan uap jenuh air pada
suhu tersebut adalah 70 mmHg, hitunglah tekanan uap larutan!

212 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Suatu alkena sebanyak 28 gram dilarutkan dalam 250 gram benzena (kf = 5,0).
Ternyata larutan itu membeku pada suhu -3
o
C. Jika titik beku benzena adalah
5
o
C, tentukanlah rumus molekul alkena tersebut! (C = 12, H = 1)
3. Suatu larutan mengandung 10% massa urea CO(NH
2
)
2
.
Bila kb ai = 0,52 (Ar C = 12, H = 1, N = 4, O = 16) kf air = 1,86
Tekanan uap air murni = 15,5 mmHg, hitunglah:
a. Titik didih larutan
b. Titik beku larutan
c. Tekanan uap larutan
4. Bila suatu larutan nonelektrolit mendidih pada suhu 100,2
o
C (kb = 0,52,
kf = 1,86), berapakah titik beku larutan tersebut?
5.
Suatu zat nonelektrolit sebanyak 24 gram dilarutkan dalam air hingga
volumenya 250 ml dan mempunyai tekanan osmosis sebesar 32,8 atmosfer
pada suhu 27
o
C. Jika tetapan R = 0,082 atm/mol K, berapakah massa molekul
relatif (Mr) zat tersebut?
Pengayaan
Lakukan kegiatan untuk menggali informasi tentang penerapan sifat koligatif
larutan dengan wawancara, observasi, atau studi literatur. Buatlah laporan kegiatan
dalam bentuk tertulis, powerpoint, atau video.
Re&#6684780;eksi
1. Ceritakan keterkaitan materi sifat koligatif larutan yang telah kamu pelajari
dengan penerapan di bidang kimia industri.
2.
Adakah ide, materi atau pendapat dari gurumu tentang sifat koligatif larutan
yang berbeda dengan sumber lain yang telah kamu pelajari?
3. Ceritakan konsep-konsep utama sifat koligatif larutan yang kamu pelajari
sebagai dasar relatif Konsentrasi Keahlian Teknik Kimia Industri.
4.
Ceritakan sebuah perubahan dalam dirimu yang ingin kamu lakukan setelah
memperoleh materi pada bab ini.

Apa perbedaan kendaraan listrik dengan kendaraan berbahan bakar
bensin?
Bab
11 Redoks dan
Elektrokimia
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

214 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan kamu mampu:
● membedakan reaksi redoks dengan reaksi bukan redoks;
● menyetarakan reaksi redoks dengan metode setengah reaksi dan perubahan
bilangan oksidasi;
● menuliskan persamaan sel elektrokimia;
● menentukan potensial reduksi pada beberapa reaksi redoks;
● menjelaskan proses terjadinya korosi pada logam
● menjelaskan cara-cara mencegah atau menghambat terjadinya proses
korosi;
● menuliskan reaksi elektrolisis pada lelehan dan beberapa larutan;
● menerapkan hukum Faraday untuk menghitung massa endapan yang
dihasilkan pada elektrolisis; serta
● menerapkan konsep reaksi redoks untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Peta Konsep
Redoks dan Elektrokimia
berdasarkan mencakup
disebut
terdiri atas
terjadi pada
disetarakan dengan
mencakup
mengikuti
Sel elektrokimia
Sel volta
Sel primerKorosi Sel sekunder
Reaksi redoks Sel elektrolisis
Cara setengah
reaksi
Hukum Faraday
Cara bilangan
oksidasi
Kata Kunci

Reaksi Reduksi, Reaksi Oksidasi, Bilangan Oksidasi, Sel Volta, Potensial Sel,
Korosi, Sel Elektrolisis, Hukum Faraday

Bab 11 Redoks dan Elektrokimia 215
Apakah kamu pernah melihat kendaraan
listrik, baik melalui televisi, media lain,
maupun secara langsung? Saat ini telah
dikembangkan kendaraan, baik sepeda
maupun mobil berenergi listrik dari baterai.
Mengapa baterai atau aki dapat menghasilkan
energi listrik? Baterai dan aki merupakan
sel elektrokimia dengan reaksi redoks yang
menghasilkan arus listrik. Energi kimia
dalam baterai atau aki diubah menjadi energi
listrik. Bagaimana caranya? Untuk me-
nemukan jawabannya, simak penjelasan
materi pada bab ini. Pada bab ini kita akan
mempelajari reaksi redoks, penyetaraan
reaksi redoks, dan elektrokimia.
A. Perkembangan Konsep Reaksi Redoks
Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
baik secara spontan maupun yang diupayakan agar reaksi redoks terjadi.
Perkaratan logam, pembakaran, penggunaan aki, fermentasi, dan respirasi
merupakan reaksi redoks. Konsep reaksi redoks mengalami perkembangan
dari konsep sederhana hingga lebih luas.
1. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Penggabungan dan
Pelepasan Oksigen
a. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi adalah reaksi penggabungan zat dengan oksigen (penambahan
oksigen).
Contoh:
1) Reaksi perkaratan besi
4Fe + 3O
2

2Fe
2
O
3
(besi mengalami oksidasi)
2) Reaksi pembakaran
CH
4
+ 2O
2
CO
2
+ 2H
2
O (CH
4
mengalami oksidasi)
b. Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat.
Contoh:
1) Reaksi pengolahan timah dari bijih timah
2SnO + C 2Sn + CO
2
(SnO mengalami reduksi)
Gambar 11.1 Sepeda Motor Listrik
Sumber: ANTARA/Ride Apart/otomotif.
antaranews.com (2022)

216 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2) Reaksi pengolahan besi dari bijihnya
Fe
2
O
2
+ 3CO 2Fe + 3CO
2
(Fe
2
O
3
mengalami reduksi)
Reaksi redoks berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen ternyata
kurang luas karena banyak reaksi kimia yang tidak melibatkan oksigen. Oleh
karena itu, diperlukan konsep reaksi redoks yang lebih luas dan tidak melibatkan
oksigen. Misalnya, reaksi pembentukan natrium klorida sebagai berikut.
2Na (s) + Cl
2
(g) 2NaCl (s)
2. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Penerimaan dan Pelepasan
Elektron
Atom yang melepaskan elektron dapat disebut telah mengalami oksidasi dan atom
yang menerima elektron dikatakan telah mengalami reduksi. Berdasarkan pelepasan
dan penerimaan elektron, reaksi redoks dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron.
Contoh: Na
Na
+
+ e (oksidasi)
b. Reaksi reduksi adalah reaksi penerimaan elektron.
Contoh: Cl
2
+ 2e 2Cl
-
(reduksi)
3. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Peningkatan dan Penurunan
Bilangan Oksidasi
Konsep reaksi redoks yang lebih luas didasarkan pada peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi merupakan muatan yang dimiliki suatu atom
apabila atom tersebut memberikan elektron pada atom yang memiliki
keelektronegatifan lebih kecil dan bilangan oksidasi positif. Adapun atom yang
keelektronegatifannya lebih besar memiliki bilangan oksidasi negatif.
Peringkat keelektronegatifan atom-atom sebagai berikut.
Logam < H < P < C < S < I < Br < Cl < N < O < F
Atom-atom logam dalam senyawa selalu memiliki bilangan oksidasi positif,
sedangkan atom F memiliki bilangan oksidasi negatif. Beberapa ketentuan yang
perlu diperhatikan saat menentukan bilangan oksidasi sebagai berikut.
a. Atom dalam unsur bebas memiliki bilangan oksidasi nol.
Contoh: bilangan oksidasi atom pada Na, Fe, Cl
2
, O
2
= 0 (nol).
b. Ion monoatom memiliki bilangan oksidasi sama dengan muatannya.
Contoh: bilangan oksidasi Na
+
= +1, Fe
2+
= +2, Cl
-
= -1, dan sebagainya.

Bab 11 Redoks dan Elektrokimia 217
c. Atom H dalam senyawa/ion memiliki bilangan oksidasi +1, kecuali dalam
hidrida (NaH, KH) biloks H = -1.
d. Atom O dalam senyawa/ion memiliki bilangan oksidasi -2, kecuali dalam
peroksida (H
2
O
2
, Na
2
O
2
), O = -1, dan dalam OF
2
, biloks O = -2.
e.
Atom logam dalam senyawa/ion memiliki bilangan oksidasi positif
berdasarkan muatan ion logam (logam golongan utama (A) sesuai nomor
golongannya).
Contoh:
1) Dalam KCl, biloks K = +1
2) Dalam FeCl
3
, biloks Fe = +3
3) Dalam FeSO
4
, biloks Fe = +2
f. Jumlah biloks seluruh atom dalam senyawa = nol.
Contoh: dalam H
2
SO
4
, jumlah biloks 2 × H + S + 4 × O = 0
g. Jumlah biloks seluruh atom dalam ion = muatan ion.
Dalam S
2
O
3
2-
, jumlah biloks 2 × S + 3 × O = -2
Selanjutnya, mari kita perhatikan kembali reaksi natrium dengan klorin
yang membentuk natrium klorida. Setelah Na melepaskan 1 elektron berubah
menjadi Na
+
, ini berarti bilangan oksidasi Na berubah dari 0 menjadi +1. Adapun
klorin (Cl
2
) menerima 1 elektron yang dilepaskan Na berubah menjadi Cl
-
, ini
berarti bilangan oksidasi Cl berubah dari 0 menjadi -1. Berdasarkan contoh
tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
● Reaksi oksidasi adalah reaksi peningkatan bilangan oksidasi.
● Reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi.
Contoh: Fe
2
O
3
+ CO 2Fe + 3CO
2
(redoks)
+3 +2 0 +4

Berdasarkan reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa Fe mengalami reduksi
dan C mengalami oksidasi hingga secara total menjadi reaksi redoks. Pada reaksi
di atas, Fe
2
O
3
berfungsi sebagai oksidator (zat yang melakukan oksidasi/mengalami
reduksi). Adapun CO berfungsi sebagai reduktor (zat yang melakukan reduksi/
mengalami oksidasi).
Reaksi Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi)
Pada reaksi autoredoks, zat yang mengalami oksidasi sama dengan reduksi.
Jadi, reaksi autoredoks dapat diartikan sebagai reaksi dimana satu zat mengalami
reduksi sekaligus oksidasi.
oksidasi
reduksi

218 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Contoh:
Reaksi autoredoks antara I
2
dengan NaOH
3 I
2
+ 6 NaOH 5 NaI + NaIO
3
+ 3 H
2
O
0 - 1 +5
Pada reaksi di atas sebagian I
2
mengalami reduksi menjadi NaI dan sebagian
lagi mengalami oksidasi menjadi NaIO
3
.
Aktivitas 11.1
Mengamati Contoh Reaksi Redoks
Alat dan Bahan:
• Amplas
• Tang besi
• Pemanas spiritus
• Korek api
• Pita magnesium
Keselamatan Kerja:
Bahan yang digunakan mudah terbakar, panas, dan menyilaukan. Oleh karena
itu, gunakan alat pelindung diri (APD), seperti jas praktikum, kacamata
pelindung (goggle), dan sarung tangan. Bekerjalah dengan hati-hati sesuai
petunjuk guru.
Langkah Kerja:
• Amplaslah pita magnesium agar bersih.
• Jepitlah pita magnesium dengan tang besi, kemudian bakarlah di atas
pemanas spiritus. (Jangan menatap pita magnesium saat membara).
Pertanyaan:
1. Termasuk reaksi reduksi atau oksidasi proses pembakaran magnesium?
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi!
3. Tunjukkan perubahan bilangan oksidasi dari magnesium dan oksigen!
oksidasi
reduksi

Bab 11 Redoks dan Elektrokimia 219
B. Penyetaraan Reaksi Redoks
Dalam penyetaraan reaksi redoks, kamu harus mengingat kembali tentang
bilangan oksidasi, reaksi reduksi, dan reaksi oksidasi. Reaksi redoks yang
sederhana dapat disetarakan secara langsung dengan mudah. Adapun reaksi
redoks yang rumit harus disetarakan dengan cara khusus, yaitu cara setengah
reaksi (metode ion elektron) dan cara perubahan bilangan oksidasi.
1. Cara Setengah Reaksi (Metode Ion Elektron)
Langkah-langkah penyetaraan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi sebagai
berikut.
a. Tuliskan setengah reaksi oksidasi dan reduksi.
b. Setarakan jumlah atom yang mengalami oksidasi reduksi.
c. Setarakan jumlah atom O dengan memperhitungkan lingkungannya.
● Lingkungan asam: kurang O ditambah H
2
O, kurang H ditambah H
+
.
● Lingkungan basa: kurang O ditambah OH, kurang H ditambah H
2
O.
d.
Setarakan muatannya dengan menambahkan elektron pada ruas yang
kelebihan muatan positif.
e. Jumlahkan kedua reaksi tersebut.
Contoh: Setarakan persamaan reaksi redoks berikut dengan metode ion
elektron.
Cu + NO
3
-

Cu
2+
+ NO (suasana asam)
Jawaban:
1) Oksidasi : Cu Cu
2+
Reduksi : NO
3
-
NO
2) Jumlah atom yang mengalami oksidasi dan reduksi sudah sama
3) Cu Cu
2+

NO
3
-
+ 4H
+
NO + 2H
2
O
4) Cu Cu
2+
+ 2e
NO
3
-
+ 4H
+
+ 3e NO + 2H
2
O
5) Cu Cu
2+
+ 2e × 3 3Cu 3Cu
2+
+ 6e
NO
3
-
+ 4H
+
+ 3e NO + 2H
2
O × 2 2NO
3
-
+ 8H
+
+ 6e 2NO + 4H
2
O
3Cu+2NO
3
-
+8H
+
3Cu
2+
+2NO+4H
2
O
(setara)

220 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Cara Bilangan Oksidasi
Langkah-langkah menyetarakan reaksi redoks dengan cara bilangan oksidasi
sebagai berikut.
a.
Tentukan bilangan oksidasi atom-atom yang mengalami perubahan bilangan-
bilangan oksidasi dan tuliskan perubahannya.
b.
Samakan jumlah elektron yang dilepas dan yang diterima dengan mengisikan
koe&#6684777;sien.
c. Samakan jumlah muatan pada ruas.
● Apabila muatan ruas kiri lebih kecil, tambahkan H
+
.
● Apabila muatan ruas kiri lebih besar, tambahkan OH
-
d. Samakan jumlah atom H dengan menambahkan H
2
O di ruas kanan
Contoh:
Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi.
MnO
4
-
+ SO
3
2-
Mn
2+
+ SO
4
2-
Jawaban:
1) MnO
4
-
+ SO
3
2-
Mn
2+
+ SO
4
2-
+7 +4 +2 +6
2) 2MnO
4
-
+ 5SO
3
2-
2Mn
2+
+ 5SO
4
2-
3) Jumlah muatan kiri = -12, muatan kanan = -6. Jadi, ruas kiri harus ditambah 6H
+
2MnO
4
-
+ 5SO
3
2-
+ 6H
+
2Mn
2+
+ 5SO
4
2-
4) Oleh karena di ruas kiri ada 6 atom H, maka ruas kanan ditambah 3H
2
O
2MnO
4
-
+ 5SO
3
2-
+ 6H
+
2Mn
2+
+ 5SO
4
2-
+ 3H
2
O (setara).
C. Elektrokimia
Reaksi redoks terjadi melalui transfer elektron secara langsung dari zat pereduksi
(reduktor) ke zat pengoksidasi (oksidator). Transfer elektron yang dihasilkan
reaksi kimia dari reduktor ke oksidator dalam reaksi redoks dapat diubah menjadi
energi listrik. Reduktor dan oksidator yang ditempatkan dalam wadah terpisah
dan dihubungkan dengan kawat eksternal untuk mengalirkan elektron terlihat
pada gambar berikut.
(2)
(5)

Bab 11 Redoks dan Elektrokimia 221
Gambar 11.2 Sel volta elektroda Zn dan Cu dengan larutan ZnSO4 dan CuSO4.
Reaksi antara logam Zn dan larutan CuSO
4
merupakan contoh reaksi redoks
spontan. Reaksi redoks spontan, yaitu reaksi yang terjadi secara langsung. Reaksi
tersebut dapat dituliskan dengan persamaan reaksi berikut.
Zn
(s)
+ CuSO
4(aq)
ZnSO
4(aq)
+ Cu
(s)
Pada reaksi di atas, sebanyak 2 elektron dari logam Zn dilepaskan dan
diterima oleh ion Cu
2+
, atau dapat dituliskan dengan setengah reaksi berikut.
Oksidasi: Zn
(s)

Zn
2+
(aq)
+ 2e
Reduksi: Cu
2+
(aq)
+ 2e Cu
(s)
Zn
(s)
+ Cu
2+
(aq)
Zn
2+
(aq)
+ Cu
(s)
Pada reaksi tersebut terjadi aliran elektron dari logam Zn ke ion Cu
2+
yang
akan menghasilkan arus listrik karena arus listrik adalah aliran elektron. Logam
Zn dan logam Cu pada rangkaian ini menjadi kutub-kutub listrik yang disebut
elektroda. Elektroda sebagai tempat terjadinya reaksi oksidasi disebut anoda
(pada rangkaian tersebut adalah logam Zn). Adapun elektroda sebagai tempat
terjadinya reaksi reduksi disebut katoda (pada rangkaian ini adalah logam Cu).
Sel elektrokimia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sel volta dan sel
elektrolisis. Penjelasan kedua jenis sel elektrokimia tersebut sebagai berikut.
1. Sel Volta (Sel Galvani)
Mengapa batu baterai dan aki dapat menghasilkan arus listrik? Perlu kita ingat
bahwa pada reaksi redoks terjadi perpindahan elektron. Adapun arus listrik
adalah aliran elektron dalam rangkaian tertutup. Batu baterai dan aki merupakan
rangkaian tertutup reaksi redoks yang terjadi secara spontan sehingga terjadi
perpindahan atau aliran elektron (arus listrik).

222 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Logam Zn dicampur dengan larutan ZnSO
4
dalam gelas kimia dan logam Cu
dicampur dengan larutan CuSO
4
dalam gelas kimia lain. Apabila dihubungkan dengan
jembatan garam seperti pada gambar 11.2 akan menghasilkan arus listrik.
Gambar 11.3 Sel Volta
Apabila kedua logam (Cu dan Zn) dihubungkan dengan kawat penghantar
listrik melalui voltmeter, maka jarum pada voltmeter akan bergerak. Pergerakan
tersebut terjadi karena adanya perbedaan potensial. Rangkaian seperti ini
disebut sel volta. Nama sel volta diambil dari nama penemu baterai, yaitu
Alessandro Volta.
Rangkaian sel volta dapat ditulis dalam bentuk notasi atau diagram sel.
Dalam diagram sel, anoda dituliskan di sebelah kiri dan katoda di sebelah kanan
yang dipisahkan oleh jembatan garam. Jembatan garam dituliskan sebagai
berikut.
Anoda || Katoda
Pada sel volta di atas dituliskan dalam bentuk notasi sel berikut.
Zn | Zn
2+
|| Cu
2+
| Cu
2. Potensial Elektroda Standar
Elektroda yang lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan hidrogen memiliki
potensial elektroda >0 (positif), sedangkan elektroda yang lebih sukar mengalami
reduksi dibandingkan hidrogen dengan potensial elektroda <0 (negatif). Jadi,
potensial elektroda standar menunjukkan urutan kecenderungan untuk
mengalami reduksi atau sering disebut potensial reduksi standar.

Bab 11 Redoks dan Elektrokimia 223
Gambar 11.4 Elektroda Standar
Apabila ion logam dalam sel lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan
ion H
+
, maka potensial elektroda logam tersebut lebih besar dari potensial
elektroda hidrogen sehingga bertanda positif. Apabila elektroda logam lebih
mudah mengalami oksidasi dibandingkan elektroda hidrogen, maka potensial
elektrodanya lebih kecil dibandingkan potensial elektroda hidrogen sehingga
bertanda negatif.
3. Potensial Sel
Perbedaan potensial dari kedua elektroda (katoda dan anoda) disebut beda
potensial atau potensial sel standar yang diberi lambang E
o
Sel.
E
o
Sel = E
o
Katoda - E
o
Anoda

Katoda merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi sehingga memiliki E
o
lebih besar. Adapun anoda merupakan tempat terjadinya reaksi oksidasi sehingga
memiliki harga E
o
lebih kecil. Apabila potensial sel yang dihitung bernilai positif,
maka reaksi sel berlangsung secara spontan dan sel akan menghasilkan arus.
Seperti yang terlihat dalam reaksi antara Mg dengan Zn
2+
berikut.
Mg
(s)
+ Zn
2+
(aq)

Mg
2+
(aq)
+ Zn
(s)
E
o
sel = +1,61 V (reaksi spontan), reaksi
sebaliknya tidak spontan.
Contoh Soal:
Suatu sel volta tersusun dari elektroda magnesium dan tembaga. Apabila
diketahui:
Mg
2+
(aq)
+ 2e
Mg
(s)
E
o
= -2,37 volt
Cu
2+
(aq)
+ 2e Cu
(s)
E
o
= +0,34 volt

224 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tentukan:
a. Katoda dan anoda.
b. Reaksi yang terjadi pada elektroda dan reaksi sel.
c. Notasi sel.
d. Potensial sel.
Jawaban:
a. Katoda memiliki E
o
lebih besar, yaitu tembaga (Cu).
Anoda memiliki E
o
lebih kecil, yaitu magnesium (Mg).
b. Reaksi katoda (reduksi): Cu
2+
(aq)
+ 2e Cu
(s)

Reaksi anoda (oksidasi): Mg
(s)
Mg
2+
(aq)
+ 2e
Reaksi sel (redoks): Cu
2+
(aq)
+ Mg
(s)
Cu
(s)
+ Mg
2+
(aq)
c. Notasi sel = Mg | Mg
2+
|| Cu
2+
|Cu
d. E
o
Sel

= E
o
Katoda – E
o

Anoda
= 0,34 – (-2,37)
= 2,71 volt
Potensial sel dapat digunakan untuk memperkirakan spontan tidaknya suatu
reaksi redoks. Reaksi redoks berlangsung spontan apabila E Sel >0 (positif) dan
tidak spontan apabila E Sel <0 (negatif). Jika potensial sel yang dihitung bernilai
positif, maka reaksi sel berlangsung secara spontan dan sel akan menghasilkan
arus. Seperti yang terlihat dalam reaksi antara Mg dan Zn
2+
berikut.
Mg
(s)
+ Zn
2+
(aq)

Mg
2+
(aq)
+ Zn
(s)
E
o
Sel = +1,61 V (reaksi spontan), reaksi sebaliknya
tidak spontan.
4. Jenis-Jenis Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Sel Kering (Baterai)
Sel kering menggunakan anoda Zn, katoda gra&#6684777;t, serta elektrolit pasta MnO
2
,
NH
4
Cl dan arang. Reaksi yang terjadi dalam sel kering sebagai berikut.
Anoda: Zn
(s)
Zn
2+
(aq)
+ 2e
Katoda: 2NH
4
+
(aq)
+ 2MnO
2(s)
Mn
2
O
3(s)
+ 2NH
3(aq)
+ H
2
O
(l)
Zn
(s)
+ 2NH
4
+
(aq)
+ 2MnO
2(s)

Zn
2+
(aq)
+ Mn
2
O
3(s)
+ 2NH
3(aq)
+ H
2
O
(l)

Bab 11 Redoks dan Elektrokimia 225
Gambar 11.5 Bagian-Bagian Baterai
b. Baterai Alkalin
Baterai alkalin pada dasarnya sama dengan sel kering, hanya bersifat lebih basa
karena menggunakan KOH sebagai pengganti NH
4
Cl dalam pasta. Baterai ini
lebih tahan lama dari sel kering biasa. Reaksi yang terjadi pada baterai alkalin
sebagai berikut.
Anoda : Zn
(s)
+ 2OH
-
(aq)

Zn(OH)
2(s)
+2e
Katoda: 2MnO
2(s)
+ 2H
2
O
(l)
2MnO(OH)
(s)
+ 2OH
-
(aq)
c. Sel Aki
Aki merupakan jenis baterai yang praktis karena dapat diisi kembali, anoda Pb
katodanya PbO
2
, sedangkan larutan elektrolitnya H
2
SO
4
. Reaksi penggunaan
atau pengosongan aki sebagai berikut.
Anoda : Pb
(s)
+ H
2
SO
4
-
(aq)

PbSO
4 (s)
+ H
+
(aq)
+2e
Katoda: PbSO
2(s)
+ HSO
4
-
(aq)
+ 3H
+
+2e 2MnO(OH)
(s)
+ 2OH
-
(aq)
Pb
(s)
+ PbO
2(s)
+ 2HSO
4
-
(aq)
+2H
+
(aq)
2PbSO
4(s)
+ 2H
2
O
(l)
Oleh karena hasil reaksi pengosongan aki melekat pada kedua elektroda, maka aki
dapat diisi kembali dengan membalik arah aliran elektron pada kedua elektroda.
Anoda : PbSO
4(s)
+ 2H
2
O
(l)

PbO
2 (s)
+ 3H
+
(aq)
+ H
2
SO
4
-
(aq)
+ 2e
Katoda : PbSO
4(s)
+ H
+
(aq)
+2e Pb
(s)
+ HSO
4
-
(aq)
2 PbSO
4(s)
+ 2H
2
O
(l)
Pb
(s)
+ PbO
2(s)
+ 2HSO
4
-
(aq)
+ 2H
-
(aq)

226 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 11.6 Bagian Bagian Aki
Sumber: Jhindo/teknik-otomotif.com (2020)
5. Sel Elektrolisis
Gambar 11.7 Sel Elektrolisis
Pada sel volta yang baru saja kita pelajari, reaksi redoks spontan menimbulkan
arus listrik. Terjadinya arus listrik ini dapat diamati dari voltmeter. Berbeda dengan
sel elektrolisis, reaksi redoks yang tidak spontan dapat berlangsung apabila dalamnya
dialiri listrik. Perhatikan susunan sel elektrolisis pada gambar 11.7.
a. Reaksi pada Anoda (Oksidasi)
1)
Apabila anoda terbuat dari Pt, Au, atau C, maka anoda tidak ikut teroksidasi.
a) Ion OH

teroksidasi menjadi H
2
O dan gas O
2
40H

(aq)

2H
2
O
(l)
+ O
2(g)
+ 4e
b) Ion sisa asam halida (Cl
-
, Br, I
-
) teroksidasi menjadi molekulnya.
Contoh: 2Br
(aq)
Br
2(l)
+ 2e
c) Ion sisa asam oksi (SO
4
2-
, NO
3
-
, CO
3
2-
) tidak teroksidasi yang teroksidasi
adalah air (pelarut).
2H
2
O
(l)
4H
+
(aq)
+ O
2(g)
+ 4e

Bab 11 Redoks dan Elektrokimia 227
2) Apabila anoda terbuat selain dari Pt, Au, atau C, maka anoda ikut teroksidasi.
Contoh:
Anoda dari logam Ag maka Ag
(s)
Ag
+
(aq)
+ e
Anoda dari logam Cu maka Cu
(s)
Cu
2+
(aq) + 2e
b. Reaksi pada Katoda (Reduksi)
1) Ion H
+
tereduksi menjadi gas H
2
: 2H
+
(aq)
+ 2e H
2(g)
2) Ion-ion logam
a) Ion-ion logam alkali dan alkali tanah (Na
+
, K
+
, Ca
2+
, Mg
2+
dan lain-lain)
serta Al
3+
, Mn
2+
tidak mengalami reduksi, yang tereduksi adalah air
(pelarut).
2H
2
O
(l)
+ 2e
H
2(g)
+ 2OH
-
(aq)
b) Ion-ion logam selain alkali dan alkali tanah serta Al
3+
, Mn
2+
, tereduksi
menjadi logamnya.
Contoh: Ni
2+
(aq)
+ 2e Ni
(s)
Perhatikan beberapa contoh reaksi elektrolisis berikut.
1) Reaksi elektrolisis larutan CaCI
2
, dengan elektroda karbon
Anoda : 2Cl
-
(aq)
Cl
2(g)
+ 2e
Katoda : 2H
2
O
(l)
+ 2e H
2(g)
+ 2OH
-
(aq)
+
2Cl-(aq) + 2H
2
O
(l)
Cl
2(g)
+ H
2(g)
+ 2OH
-
(aq)
2) Reaksi elektrolisis larutan NaNO
3
(elektroda Pt)
Anoda : 2H
2
O
(l)
4H
+
(aq)
+ O
2(g)
+ 4e
Katoda : 2H
2
O
(l)
+ 2e H
2(g)
+ OH
-
(aq)
+
6H
2
O
(l)
4H
+
(g)
+ O
2(g)
+ 2H
2(s)
+ 4OH
-
(aq)
3) Reaksi elektrolisis larutan NaCl
Anoda : 2Cl
-
(aq)
Cl
2 (g)
+ 2e
Katoda : 2H
2
O
(l)
+ 2e H
2(g)
+ 2OH
-
(aq)
× 2 +
2Cl
-
(aq)
+ 2H
2
O
(l)
Cl
2(g)
+ H
2(g)
+ 2OH
-
(aq)

228 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
c. Hukum-Hukum Faraday
Pada tahun 1834 Michael Faraday menemukan fakta
bahwa banyaknya perubahan kimia yang dihasilkan
oleh arus listrik berbanding lurus dengan jumlah
listrik yang dilewatkan. Fakta ini ditemukan sebelum
sifat dasar elektron diketahui. Fakta tersebut
kemudian dijadikan sebagai Hukum Faraday.
‘’Massa zat yang dihasilkan selama proses
elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah
muatan listrik yang melalui sel elektrolisis” .
w = massa zat hasil elektrolisis (gram)
e = massa ekuivalen zat hasil elektrolisis, e =
r
valensi
A
F = jumlah arus listrik (Faraday)
Oleh karena 1 Faraday setara dengan 96.500 coulomb, sedangkan 1 coulomb =
1 ampere detik, maka Hukum Faraday dapat dijabarkan sebagai berikut.
i = kuat arus listrik (ampere)
t = lama elektrolisis atau waktu (detik)
Contoh Soal:
Larutan AgNO
3
(Ar Ag = 108) dialiri listrik 10 ampere selama 1 jam.
Berapa gram logam perak yang dapat diendapkan?
Jawaban:
eAg =
1
108
= 108
W =
96.500
eit
=
96.500
108103 .600##

= 40,29 gram
Apabila berbagai larutan dielektrolisis bersama-sama dengan arus listrik
yang sama, berlaku Hukum Faraday II “Jumlah zat-zat yang dihasilkan oleh
arus yang sama dalam beberapa sel yang berbeda, sebanding dengan massa
ekuivalen zat-zat tersebut.”
w
1
: w
2
: …. = e
1
: e
2
: …..
Gambar 11.8 Michael Faraday
Sumber: Thomas Phillips/Wikimedia
Commons Public domain (1842)
w = eF
96.500
w
eit
=

Bab 11 Redoks dan Elektrokimia 229
6. Kegunaan Elektrolisis
Elektrolisis banyak digunakan dalam bidang industri, seperti pada pembuatan
beberapa bahan kimia, pemurnian logam, dan penyepuhan. Adapun kegunaan
elektrolisis sebagai berikut.
a. Pembuatan Beberapa Bahan Kimia
Beberapa bahan kimia, seperti logam alkali dan alkali tanah aluminium, gas
hidrogen, gas oksigen, gas klorin, dan natrium hidroksida dibuat secara
elektrolisis.
Contoh: Pembuatan logam natrium dengan mengelektrolisis lelehan NaCl yang
dicampur dengan CaCI
2
.

NaCl
(l)

Na
+
(l)
+ Cl
-
(l)
Katoda : Na
+
(l)
+ e Na
(l)
Anoda : 2Cl
-
(l)
Cl
2(g)
+ 2e × 2
2Na
+
(l)
+ 2 Cl
-
(l)
2Na
(l)
+ Cl
2(g)
Natrium cair yang terbentuk dikatoda mengapung di atas cairan NaCI,
kemudian dikumpulkan pada kolektor.
b. Pemurnian Logam
Pada pengolahan tembaga dari bijih kalkopirit diperoleh tembaga yang masih
bercampur dengan sedikit perak, emas, dan platina. Tembaga murni digunakan
untuk beberapa keperluan, misalnya bahan membuat kabel. Tembaga yang
tidak murni dipisahkan dari zat pengotornya dengan elektrolisis.
Gambar 11.9 Pemurnian tembaga secara elektrolisis.

230 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan tembaga murni
dipasang sebagai katoda dalam elektrolit larutan CuSO
4
. Tembaga anoda akan
teroksidasi menjadi Cu
2+
, selanjutnya Cu
2+
direduksi di katoda.
Anoda : Cu
(s)
Cu
2+
(aq)
+2e
Katoda : Cu
2+
(aq)
+ 2e Cu(s) +
Cu
(s)
Cu
(s)
anoda katoda
Dengan demikian, tembaga di anoda pindah ke katoda sehingga anoda
makin habis dan katoda makin bertambah besar. Logam emas, perak, dan
platina terdapat pada lumpur anoda sebagai hasil lain pemurnian tembaga.
c. Penyepuhan Logam
Salah satu cara melapisi atau menyepuh logam
adalah dengan elektrolisis. Benda yang akan dilapisi
dipasang sebagai katoda dan potongan logam
penyepuh dipasang sebagai anoda. Anoda dicampur
dalam larutan garam dari logam penyepuh dan
dihubungkan dengan sumber arus searah.
Sebagai contoh, penyepuhan sendok garpu.
Untuk melapisi sendok garpu yang terbuat dari baja
Kation (Ag+) dengan perak, maka garpu dipasang
sebagai katoda dan logam perak dipasang sebagai
anoda dengan elektrolit larutan AgNO
3
. Proses
tersebut dapat kamu lihat pada gambar 11.10.
d. Peluang Wirausaha di Bidang Elektroplating
Saat ini elektroplating banyak dibutuhkan dalam berbagai bidang, baik untuk
pelapisan perabot rumah tangga, perabot kantor dan industri otomotif. Peluang
usaha di bidang elektroplating cukup besar, apa lagi dengan maraknya modi&#6684777;kasi
kendaraan baik mobil maupun sepeda motor. Pelapisan secara listrik atau
elektroplating dapat menghasilkan lapisan yang tipis, dan lebih merata. Hal ini
menjadikan keuntungan banyak industri yang melakukan pelapisan timah,
seng, nikel, dan krom. Larutan yang sering digunakan sebagai elektrolit adalah
larutan asam dan sianida. Prinsip dari elektroplating ini adalah mencelupkan
logam yang akan dilapisi pada katoda dan logam pelapis pada anoda dalam
larutan elektrolit yang mengandung ion logam pelapis kemudian dialiri listrik
arus searah. Silakan mencoba!
Gambar 11.10 Melapisi sendok
dengan perak.

Bab 11 Redoks dan Elektrokimia 231
7. Korosi (Perkaratan)
Korosi adalah proses teroksidasinya suatu logam oleh berbagai zat menjadi
senyawa. Proses korosi merupakan peristiwa elektrokimia. Logam yang
mengalami korosi ditandai dengan adanya permukaan logam yang berperan
sebagai anoda dan di bagian lain berperan sebagai katoda.
Korosi banyak terjadi pada besi. Bagian tertentu dari besi berperan sebagai
anoda sehingga besi mengalami oksidasi.
Fe
(s)

Fe
2+
(aq)
+ 2e
Elektron yang dilepaskan oleh besi mengalir pada bagian lain dari besi yang
berperan sebagai katoda dan menyebabkan terjadinya reduksi oksigen dari
lingkungan.
O
2(g)
+ 4H
+
(aq)
+ 4e 2H
2
O
(l)
Ion Fe
2+
kemudian teroksidasi lagi menjadi Fe
3+
yang selanjutnya membentuk
karat besi Fe
2
O
3
× H
2
O
2Fe
(s)
+ 3/2O
2(g)
+ xH
2
O Fe
2
O
3
. xH
2
O
(karat besi berwarna coklat)
Gambar 11.11 Proses Korosi
Gambar 11.12 Korosi
menyebabkan kerusakan.
Sumber: Mohammed Al-Rabeeah, Nader
A. Al-Otaibi, Nauman Tehsin. (2020)

232 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Upaya pencegahan korosi dapat dilakukan dengan menghindari kontak
langsung antara logam dan zat-zat yang menyebabkan korosi atau mengusahakan
agar logam yang mengalami korosi berperan sebagai katoda. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah korosi sebagai berikut.
a.
Melapisi logam dengan cat, minyak atau oli, plastik, atau dengan logam lain
yang tahan korosi, misalnya krom, nikel, perak, dan lainnya.
b.
Menerapkan perlindungan katoda. Logam yang dilindungi korosi diposisikan
sebagai katoda. Logam tersebut selanjutnya dihubungkan dengan logam
lain yang lebih mudah teroksidasi (memiliki E° lebih negatif dari logam
yang dilindungi). Misalnya, pipa besi dalam tanah dihubungkan dengan
logam Mg. Logam Mg sengaja dikorbankan agar teroksidasi, namun pipa
besi tidak teroksidasi.
Gambar 11.13 Penerapan Perlindungan Katoda
Sumber: Chemistry: The Central Science/corrosionpedia.com/ (2000)
c.
Membuat alloy atau paduan logam. Misalnya, besi dicampur dengan logam
Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
Aktivitas 11.3
Mengamati Proses Elektrolisis
Tujuan: Memahami proses elektrolisis.
Keselamatan Kerja:
Alat-alat yang digunakan mudah pecah. Oleh karena itu, gunakan alat pelindung
diri (APD) seperti jas praktikum, kacamata pelindung (goggle), dan sarung
tangan. Bekerjalah dengan hati-hati sesuai petunjuk guru.

Bab 11 Redoks dan Elektrokimia 233
Alat dan Bahan:
• Pipa U
• Elektroda Karbon
• Fenolftalein
• Larutan Nacl
• Penjepit
• Batu Baterai
• Larutan Amilum
• Larutan KI
• Kabel
Langkah-Langkah Kerja:
1. Masukkan larutan Kl ke dalam pipa U.
2. Pasangkan elektroda karbon sehingga tercelup dalam larutan.
3.
Tambahkan 2 tetes fenolftalein dan 2 tetes larutan amilum ke dalam
larutan pada pipa U.
4.
Hubungkan elektroda dengan batu baterai. Selanjutnya, amatilah
perubahan yang terjadi.
5.
Ulangi langkah 1 sampai dengan 4 dengan mengganti larutan Kl dengan
larutan NaCl.
Pertanyaan:
1.
Apakah kesimpulan tentang peristiwa yang terjadi pada anoda dan
katoda?
2.
Tuliskan persamaan reaksi pada anoda dan katoda berdasarkan percobaan
yang telah kamu lakukan!
Rangkuman
1. Reaksi redoks adalah reaksi terjadinya perubahan bilangan oksidasi.
2.
Reaksi redoks dapat disetarakan dengan cara setengah reaksi dan cara
bilangan oksidasi.
3.
Sel elektrokimia dibedakan menjadi dua, yaitu sel volta dan sel
elektrolisis.
4. Pada sel volta reaksi redoks berlangsung spontan sehingga menghasilkan
arus listrik.
5.
Pada sel elektrolisis arus listrik menyebabkan terjadinya reaksi redoks yang
tidak dapat berlangsung spontan.
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut!
1. Setarakan reaksi redoks berikut!
a. S
2
O
3
2-
(aq)
+ Cl
2(g)
SO
4
2-
(aq)
+ Cl
-
(aq)
(asam)
b. Zn + NO
3
-
Zn(OH)
4
2-
+ NH
3
(Basa)

234 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Berdasarkan reaksi
KMnO
4
+ FeSO
4
+ H
2
SO
4
K
2
SO
4
+ Fe
2
(SO
4
)
3
+ MnSO
4
+ H
2
O,
berapakah mol KMnO
4
yang diperlukan untuk mengoksidasi 500 ml larutan
FeSO
4
1 M menjadi Fe
2
(SO
4
)
3
?
3. Diketahui:
Cu
2+
(Aq)
+ 2e Cu
(s)
E
o
= +0,34 volt
Ag
+
(Aq)
+ e Ag
(s)
E
o
=+0,80 volt
Prediksilah apakah reaksi berikut dapat berlangsung spontan pada kondisi
standar?
Cu
(s)
+ 2Ag
+
(aq)
Cu
2+
(aq)
+ 2Ag
(s)
4.
Arus listrik sebesar 0,5 Faraday dialirkan dalam larutan LSO
4
dalam proses
elektrolisis. Apabila pada katoda diendapkan 16 gram logam L, berapakah
massa atom relatif logam L?
5. Bagaimana cara mencegah korosi logam besi pada berbagai keperluan?
Jelaskan pendapatmu!
Pengayaan
Lakukan observasi dan wawancara atau studi literatur tentang kendaraan listrik
yang saat ini sedang dikembangkan. Berikan tanggapan terhadap informasi
yang kamu peroleh!
Re&#6684780;eksi
1. Ceritakan keterkaitan materi redoks dan elektrokimia yang telahh kamu pelajari
dengan penerapan di bidang kimia industri.
2. Adakah ide, materi atau pendapat dari gurumu tentang redoks dan elektrokimia
yang berbeda dengan sumber lain yang telah kamu pelajari?
3. Ceritakan konsep-konsep utama redoks dan elektrokimia yang kamu pelajari dan
menurutmu penting untuk terus dipelajari sebagai dasar mempelajarai Konsentrasi
Keahlian Teknik Kimia Industri.
4.
Ceritakan sebuah perubahan dalam dirimu yang ingin kamu lakukan setelah
mendapatkan materi pada bab ini.

Sumber: Edward Jenner/Merdeka.com (2021)
Proses pembuatan alkohol, tempe, yoghurt, dan wine menggunakan bantuan
mikroba. Seperti apakah bentuk dan bagaimana pem biakan mikroba
tersebut?
Bab
12 Dasar
Mikrobiologi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

236 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kamu mampu:
● menjelaskan konsep mikrobiologi;
● menjelaskan penerapan mikrobiologi di industri;
● mengidenti&#6684777;kasi bakteri dan kapang;
● membuat media mikrobiologi;
● melaksanakan teknik sterilisasi;
● melaksanakan teknik isolasi dan inokulasi; serta
● menghitung jumlah bakteri/kapang.
Peta Konsep
Dasar
Mikrobiologi
Mempelajari
Jenis-jenis
Mikro organisme
Penerapan
Mikrobiologi
di Industri
Morfologi
Bakteri
Bahan
Pembuatan
Media
Prinsip
dan Tujuan
Sterilisasi
Teknik
Isolasi
Metode TPC
Pertumbuhan
Mikroorganisme
Produk
dengan
Bantuan
Mikroba
Morfologi
Kapang
Proses
Pembuatan
Media
Metode
Sterilisasi
Teknik
Inokulasi
Metode SPC
Penentuan
Jumlah Bakteri/
Kapang
Konsep
Mikrobiologi
Identi&#6684777;kasi
Bakteri dan
Kapang
Teknik Isolasi
dan Inokulasi
Media
Pertumbuhan
Mikroba
Penerapan
Mikrobiologi
Teknik
Sterilisasi
Kata Kunci
Mikroorganisme, Media Mikroba, Sterilisasi, Isolasi,
Inokulasi, TPC

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 237
Salah satu bahan kimia penting yang dimanfaatkan
sebagai bahan untuk antiseptik, pengolahan minyak
bumi, dan farmasi adalah etanol. Etanol diproduksi
dari bahan baku yang memiliki kandungan sukrosa,
glukosa, dan senyawa sejenis. Industri besar alkohol
banyak terdapat di Indonesia. Bahan baku yang
digunakan umumnya tetes tebu atau molasses. Bahan
ini merupakan limbah dari industri pengolahan tebu
yang tidak dapat diubah menjadi gula kristal. Oleh
karena bahan ini masih mengandung senyawa
glukosa, sukrosa, dan sejenisnya maka dapat diolah
menjadi alkohol dengan bantuan mikroba.
Pengolahan menggunakan bantuan mikroba seperti
ini disebut proses fermentasi. Mikroba yang
digunakan adalah Saccharomyces cereviceae.
Pada proses pengolahan yang melibatkan mikroba, diperlukan pengetahuan
khusus tentang jenis mikroba dan kegunaannya. Hal ini karena setiap mikroba
memiliki sifat dan fungsi yang spesi&#6684777;k. Satu jenis mikroba tidak bisa berlaku
untuk semua proses produksi.
A. Konsep Mikrobiologi
Maha Besar Tuhan yang Maha Esa yang telah menciptakan berbagai macam
makhluk dengan berbagai macam ukuran. Ada makhluk berukuran besar dan
makhluk berukuran kecil. Ada makhluk tampak mata dan makhluk tidak tampak
mata, salah satu makhluk berukuran kecil tersebut adalah mikroba.
Salah satu cabang ilmu yang penting untuk dipelajari dalam Program
Keahlian Teknik Kimia Industri adalah Mikrobiologi. Ilmu ini penting karena
terkait dengan proses kimia yang melibatkan mikroba. Mikrobiologi merupakan
cabang dari ilmu biologi yang khusus mempelajari jenis-jenis makhluk hidup
berukuran mikro. Meskipun ukurannya kecil, mikroba memiliki peranan sangat
penting, baik dalam proses produksi maupun pengolahan limbah. Proses ini
dilakukan secara alami oleh mikroba dengan jenis tertentu sehingga proses
dapat terjadi, baik dengan adanya kontrol maupun disesuaikan dengan
kepentingan manusia.
1. Mengenal Mikroorganisme
Mikroorganisme berasal dari kata micron yang bermakna sangat kecil dan
organisme yang bermakna makhluk hidup. Mikroorganisme dimaknai sebagai
makhluk hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Mikroorganisme dapat
diamati menggunakan mikroskop dengan proses pembesaran.
Gambar 12.1 Bioetanol
Sumber: Fitriyani Yetti H (2022)

238 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Oleh karena ukurannya sangat kecil, keberadaan mikro organisme bisa di
udara, air, tanah, atau berada dalam makhluk hidup lain. Mikroorganisme yang
berada dalam makhluk hidup dapat menempel di berbagai jaringan seperti
kulit, daging, dan darah.
2. Jenis-Jenis Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan jenis hewan dan tumbuhan ataupun yang
menyerupainya serta memiliki ciri-ciri seperti hewan dan tumbuhan yang hidup
dan berukuran sangat kecil. Jika diklasi&#6684777;kasikan ke dalam kelompoknya, jenis-
jenis mikroorganisme antara lain sebagai berikut.
a. Virus
Virus merupakan organisme berukuran kecil dan bersifat sebagai parasit. Virus
menginfeksi sel-sel hidup dalam jaringan. Virus menyerang material yang
ditempatinya agar dapat hidup dan bereproduksi mengingat virus tidak memiliki
organ khusus untuk reproduksi sendiri. Virus disusun oleh sejumlah Ribo Nucleic
Acid (RNA) atau Deoxyribo Nucleic acid (DNA) yang merupakan asam nukleat.
Perhatikan gambar berikut.
Gambar 12.2 Penampakan Virus
Sumber: Madigan (2015)
b. Bakteri
Bakteri merupakan kumpulan organisme yang tidak memiliki membran pada inti
selnya. Bakteri dapat hidup di dalam tubuh, baik manusia maupun hewan. Bakteri
memiliki prokariota dan domain yang sangat kecil. Bakteri dapat hidup bersimbiosis
dengan makhluk lain, sehingga memiliki berbagai peranan dalam kehidupan manusia.
Bakteri memiliki pengaruh baik dan buruk terhadap manusia. Bakteri
berpengaruh negatif menyebabkan penyakit bagi manusia. Sebagai contoh
adalah bakteri coli, bakteri salmonella, bakteri staphylococcus, dan bakteri
difteri bacillus. Bakteri yang menguntungkan bagi manusia, contohnya bakteri
Saccharomyces cerevisiae dan Lactobacillus.

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 239
Bakteri disusun oleh beberapa bentuk, seperti yang terlihat pada gambar
berikut.
Coccus Coccobacillus
Bacillus Spirillum Spirochete
Vibrio
Gambar 12.3 Bentuk-Bentuk Bakteri
c. Parasit
Parasit dikelompokkan dalam jenis hewan berukuran mikro yang bersifat
merusak dan mengurangi produktivitas induk semangnya. Parasit menginfeksi
manusia atau hewan dengan menyerang melalui kulit. Adapun perusak jaringan
disebut parasitoid, merusak jaringan untuk memenuhi kebutuhan energi dan
hidupnya. Induk semang mengalami kematian karena kekurangan gizi atau
nutrisi serta rusaknya jaringan tubuh akibat adanya parasit. Parasit dapat hidup
dalam darah, sebagai contoh Plasmodium vivax yang menyerang sel-sel darah
merah manusia. Perhatikan gambar berikut.
Gambar 12.4 Parasit dalam Darah

240 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
d. Jamur
Jamur merupakan sejenis tumbuhan yang sering dinamakan sebagai fungi.
Jamur umumnya sedikit menyebabkan penyakit pada manusia. Jamur lebih
merusak pada bahan makanan, seperti roti, nasi, dan daging. Jamur lebih banyak
tumbuh pada bahan yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi. Penghilangan
jamur dapat dilakukan dengan cara mengiris atau membuang bagian yang
ditumbuhi oleh jamur tersebut. Perhatikan gambar berikut!
Gambar 12.5 Pertumbuhan jamur pada roti.
Sumber: Madigan (2015)
e. Ragi
Ragi sering juga disebut khamir. Ragi merupakan bahan tambahan untuk
menumbuhkan bakteri pada proses fermentasi. Ragi menumbuhkan terjadinya
proses fermentasi yang lebih cepat karena memicu dan membuat kecocokan
media untuk hidup bakteri sehingga proses fermentasi berjalan lebih cepat.
Gambar 12.6 Pertumbuhan ragi pada pembuatan roti.
Sumber: Madigan (2015)

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 241
B. Penerapan Mikrobiologi di Industri
Mikroba memiliki peranan sangat penting dalam bidang kimia industri. Mikroba
digunakan sebagai katalis atau pemicu dalam membantu terjadinya reaksi.
Beberapa produk yang dihasilkan dengan bantuan mikroba sebagai berikut.
1. Keju
Bahan baku pembuatan keju adalah susu. Curd (inti protein) dipisahkan dari
whey (air sisa), kemudian dilakukan proses denaturasi asam laktat menggunakan
bakteri lacto dalam kultur yang pertama. Secara sederhana pembuatan keju
dilakukan dengan memanaskan susu secara cepat hingga hampir mendidih,
sehingga mikroba yang merugikan dapat terbunuh secara merata. Setelah
dingin, bagian yang kental diberi kultur mikroba lalu dipanaskan pada suhu
180
O
C selama 24 jam. Dengan demikian, dihasilkan dua lapisan kental padat
dan cairan pada lapisan bawah, kemudian disaring diambil bagian yang kental
disebut dadih. Selanjutnya, diberi garam sebagai penghambat pertumbuhan
mikroba lainnya.
2. Tape
Bahan baku tape adalah umbi-umbian yang mengandung karbohidrat. Umumnya
bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tape adalah singkong atau ubi
kayu. Singkong yang sudah dikupas kemudian dimasak hingga mendidih dan
matang. Hal ini dilakukan untuk membunuh bakteri yang ada dalam bahan,
serta untuk memecah rantai-rantai panjang karbohidrat. Setelah didinginkan
dan ditiriskan, dilakukan proses kultur bakteri atau proses peragian. Setelah
peragian, dilakukan pemeraman selama 24–48 jam sehingga terbentuk tape.
Tape mengandung alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi karbohidrat
yang terkandung dalam ubi kayu. Reaksi fermentasi yang terjadi dengan bantuan
mikroba pada substrat gula dapat diperhatikan pada reaksi berikut.
C
6
H
12
O
6
2C
2
H
5
OH + 2CO
2
3. Roti
Pada pembuatan roti dibutuhkan proses peragian atau penumbuhan mikroba
dengan tujuan agar roti dapat mengalami pengembangan atau tidak bantat.
Roti dalam proses pembuatannya dicampur dengan fermentor yang berupa
yeast. Yeast berfungsi mengembangkan mikroba sehingga pada saat pemasakan
akan timbul gas-gas yang dilepas saat pemanasan yang menyebabkan roti
mengembang. Roti menjadi besar dan lebih menarik.
yeast

242 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
4. Yoghurt
Susu yang diolah dengan proses fermentasi menggunakan mikroba dapat
menghasilkan yoghurt. Umumnya yoghurt menggunakan bantuan mikroba
Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Susu dipanaskan untuk
mengurangi kadar airnya. Setelah mengental, pada suhu 40
O
C dilakukan proses
kultur bakteri yoghurt pada kondisi yang hangat. Setelah 24 jam kemudian
diperoleh yoghurt. Supaya awet yoghurt disimpan dalam kondisi dingin.
5. Tempe
Bahan baku tempe adalah kedelai. Kedelai direbus dan digiling sehingga kulit
arinya mengelupas. Setelah itu kedelai ditiriskan dan didinginkan. Setelah
dingin, diberi Rizhopus sp. Selanjutnya, dilakukan pemeraman selama 18–24
jam untuk memperoleh hasil yang siap dimasak.
6. Kecap
Kecap diproduksi dengan bahan baku kedelai hitam atau dicampur. Kedelai
yang sudah disortir kemudian dicuci hingga bersih, setelah itu dilakukan
perebusan. Proses perebusan dilakukan dengan cara dikukus. Setelah itu kedelai
ditiriskan sampai kering. Bibit bakteri Aspergillus oryzae diinokulasi pada kedelai
rebus hingga merata. Proses fermentasi I dilakukan selama 3–5 hari kemudian
ditambahkan larutan garam 20%. Selanjutnya proses fermentasi II berupa
pembiakan bakteri dan proses peragian selama 3–4 minggu. Selanjutnya bahan
direbus kembali dengan air. Setelah mendidih kemudian disaring. Hasil berupa
&#6684777;ltrat atau cake sebagai limbah yang dapat digunakan untuk makanan ternak.
Proses dilanjutkan dengan pasteurisasi, penambahan karamel, dan bumbu-
bumbu penyedap kemudian dilakukan penyaringan.
7. Penyedap Rasa/MSG
Penyedap rasa disebut juga monosodium glutamat. Pembuatannya dilakukan
dengan pembuatan asam glutamat melalui metode fermentasi. Bahan bakunya
berupa tetes tebu atau bahan baku yang mengandung glukosa. Bakteri Micrococcus
glutamicus atau Brevibacterium lactofermentum digunakan untuk membantu
proses fermentasi glukosa menjadi asam glutamat. Asam glutamat hasil fermentasi
tetes tebu tersebut direaksikan dengan sodium hidroksida untuk pembuatan
monosodium glutamat (MSG). MSG dapat digunakan sebagai bahan penyedap
rasa atau aditif bumbu masak.
8. Alkohol
Fermentasi merupakan proses pemecahan molekul glukosa oleh enzim amilase.
Amilase diproduksi oleh mikroorganisme yang diinokulasi dari ragi. Oleh
mikroba gula-gula sederhana dipecah menjadi senyawa alkohol dan gas CO
2
.

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 243
Proses fermentasi berjalan secara anaerob sehingga tidak membutuhkan oksigen,
dalam kondisi tertutup dan tanpa diaduk serta tanpa aliran udara. Proses
fermentasi tidak spontan terjadi sehingga perlu dibantu dengan pemicu berupa
Saccharomyces cerevisiae sejenisnya.
Tugas Proyek
Setelah kalian memahami penerapan mikrobiologi di industri, buatlah satu
produk yang menggunakan bantuan mikroorganisme! Misalnya tempe, tape,
keju, dan lain-lain. Kerjakan tugas ini di rumah kalian secara berkelompok.
Buatlah dokumentasi mulai dari bahan, alat, proses, dan hasilnya dalam
bentuk video dan unggahlah di Youtube! Bagikan link Youtube di grup kelas
dan dimohon kelompok lain memberi tanggapan!
C. Identi&#6684777;kasi Bakteri dan Kapang
1. Morfologi Bakteri
Bakteri termasuk satu jenis anggota kelompok mikroorganisme. Bakteri tidak
memiliki membran pada inti selnya. Bakteri berukuran kecil sehingga dapat
hidup pada berbagai tempat dalam tubuh makhluk hidup maupun media
bernutrisi yang tidak hidup.
Sifat bakteri ada yang bermanfaat bagi manusia dan juga bersifat merugikan
manusia. Berbagai jenis bakteri yang merugikan manusia antara lain Salmonella
dapat menyebabkan penyakit tifus, Escherichia coli dapat menyebabkan gangguan
dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan diare, Difteri bacillus dapat
menyebabkan penyakit difteri.
Gambar 12.7 Komponen Penyusun Bakteri
Banyak sekali bakteri yang bermanfaat bagi manusia. Bakteri yang
bermanfaat antara lain Lactobacillus casei shirota strain yang membantu dalam
pencernaan, terdapat pada produk susu fermentasi.

244 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Morfologi Kapang
Kapang sering disebut jamur, cendawan, khamir, atau kapang lapuk. Kapang
tersusun dalam struktur tubuhnya berupa &#6684777;lamen-&#6684777;lamen. Kapang dalam bidang
kimia industri merupakan jenis mikroba yang berperan penting di industri kimia
pangan. Namun, pertumbuhan yang tidak terkendali akan menyebabkan kerusakan
media karena jamur atau kapang yang tumbuh akan melingkupi bahan makanan
tersebut. Pertumbuhan kapang berupa serabut-serabut halus yang menyerupai
serat-serat kapas. Pada tahapan awal pertumbuhan kapang akan berupa serat
putih, selanjutnya akan tumbuh dan berwarna sesuai jenis kapang tersebut.
Perhatikan struktur pertumbuhan satu jenis kapang berikut.
Gambar 12.8 Struktur Pertumbuhan Jamur/Kapang
Sumber: Black (2012)
Madigan (2015) menjelaskan bahwa taksonomi kapang meliputi semua
kategori kapang. Setiap kapang termasuk dalam klasi&#6684777;kasi besarnya. Klasi&#6684777;kasi
kapang dilakukan berdasarkan beberapa hal, yaitu jenis spora pada kapang,

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 245
morfologi hifa, dan siklus seksual dari kapang. Kelompok-kelompok besar ini
menurut Madigan (2015), yaitu Ascomycetes, Basidiomycetes, Deuteromycetes,
Oomycetes, dan Zygomycetes. Jamur ini selain deuteromycetes menghasilkan
spora seksual.
Dari sekian banyak kapang yang dikaji terdapat jenis kapang yang
menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia. Perhatikan manfaat
dan kerugian bakteri bagi manusia, seperti pada tabel berikut.
Tabel 12.1 Jenis Kapang, Manfaat, dan Kerugiannya
No. Nama Kapang Manfaat/Kerugian
1.Aspergillus wentii pembuatan kecap
2.Auricularia auricula bisa dimakan
3.Lentinula edodes bisa dimakan
4.Penicillium notatum antibiotik
5.Penicillium requeforti Membuat keju
6.Rhizopus oryzae Membuat tempe
7.Saccharomyces cerevisiae Membuat tape
8.Volvariella volvacea bisa dimakan
9.Aspergillus &#6684780;avus a&#6684780;atoxin untuk obat antikanker
10.Aspergillus fumigatus kanker pada paru-paru burung
11.Rhizopus nigricans menyerang pada buah tomat
12.Puccinia graminis parasit pada gandum
13.Ustilago maydis menyerang tongkol jagung
14.Amanita muscaria
Amanita phalloides
bersifat racun dan menyebabkan
halusinasi
15.Rhizopus stoloniferus jamur pada roti
3. Identi&#6684777;kasi Kapang
Identi&#6684777;kasi kapang dilakukan dengan melihat morfologi mikroskopik kapang
tersebut.

246 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Aktivitas 12.1
Mengidenti&#6684777;kasi Kapang Menggunakan Mikroskop
1. Tujuan:
a. Mampu mengoperasikan mikroskop.
b. Mampu mengidenti&#6684777;kasi jenis kapang.
2. Alat dan Bahan:
Alat:
a. Mikroskop
b. Pinset
c. Jarum pentul
Bahan:
a. Tempe
b. Oncom
c. Roti berjamur
d. Aquades
3. Cara Kerja:
a. Letakkan sedikit sampel tempe pada kaca objek dan tutup dengan
kaca penutup.
b. Aturlah mikroskop dengan perbesaran dari yang paling kecil.
c. Aturlah preparat dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah supaya
diperoleh bayangan yang paling jelas. Amati arah bayangan bergerak!
d. Amati melalui lensa okuler bayangan objek yang terbentuk yang
terjelas. Gambarlah di buku catatan.
e. Aturlah perbesaran yang lebih tinggi sehingga diperoleh bayangan
objek yang lebih besar dan lebih jelas.
f. Lakukan langkah yang sama untuk mengamati objek yang lainnya
(oncom dan roti berjamur). Perlakuan sampel disesuaikan dengan
kondisi dan sifat sampel yang diamati.
D. Media Pertumbuhan Mikroba
Pembiakan bakteri memerlukan media pertumbuhan yang tepat. Media
merupakan tempat tumbuhnya mikroba. Media tersusun oleh bahan-bahan
yang mengandung nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuhnya
mikroba. Media dapat berupa padatan dan cairan. Secara umum digunakan
media kaldu atau agar sebagai bahan dasar media pertumbuhan mikroba.
Komposisi media yang dibuat juga dipengaruhi oleh spesi&#6684777;kasi dan jenis mikroba.

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 247
Media dapat dibuat dengan melarutkan 3 gram kaldu bubuk dan 5 gram pepton
dalam satu liter aquades.
Media yang baik harus memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba
untuk tumbuh dan berkembang. Media dapat dibuat dengan kaldu daging atau
kaldu sayuran. Untuk percobaan di laboratorium lebih praktis digunakan kaldu
cair atau media agar. Media agar yang dibuat kemudian ditempatkan dalam
wadah berupa tabung reaksi atau dapat juga menggunakan cawan petri. Ada
beberapa teknik dalam menyiapkan media berdasarkan penyajiannya. Perhatikan
gambar berikut.
Gambar 12.9 Media pertumbuhan bakteri
Beberapa cara penyajian media dalam wadahnya antara lain sebagai berikut.
1. Media agar tegak, disajikan dalam tabung reaksi.
2. Media agar miring, disajikan dalam tabung reaksi.
3. Media agar petri dish, disajikan dalam cawan petri.
Bahan-Bahan Media Pertumbuhan
Bakteri memerlukan nutrisi yang cukup sehingga media pertumbuhan harus
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba serta tidak mengandung
bahan-bahan yang menghambat pertumbuhan mikroba.
Media dapat disusun oleh bahan berikut.
1. Bahan Dasar
a. Air murni atau aquades (H
2
O) berfungsi untuk pelarut bahan lainnya.
b.
Agar-agar baik untuk bahan pemadat media. Mencair pada suhu 45–60
O
C
dan sulit didegradasi mikroba sehingga baik untuk media.
c. Gelatin baik sebagai media, bersifat seperti agar namun lebih mudah
didegradasi mikroba daripada agar.
d. Silica gel berfungsi sebagai pemadat media.

248 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Nutrisi atau Zat Makanan
Unsur makro yang dibutuhkan adalah unsur C, H, O, N, dan P, sedangkan unsur
mikro seperti S, Fe, Mg, dan unsur perunut/trace element. Metabolisme mikroba
memerlukan nutrisi yang mengandung unsur-unsur tersebut.
Beberapa Jenis Media Pertumbuhan
1. Plate Count Agar (PCA)
PCA merupakan media yang umum digunakan untuk menumbuhkan mikroba
di permukaan media. PCA umum digunakan untuk memudahkan dalam
menghitung pertumbuhan total mikroba. PCA mengandung casein enzymic
hydrolisate sebagai sumber asam amino dan nitrogen serta vitamin B kompleks.
2. Potato Dextrose Agar (PDA)
Identi&#6684777;kasi yeast dapat dilakukan dengan media PDA. Jamur dan kapang cocok
ditumbuhkan dengan media PDA. Kandungan PDA sebagai sumber karbohidrat
sehingga baik untuk jamur dan kapang, tetapi tidak cukup baik untuk
pertumbuhan bakteri. Dalam PDA kandungan karbohidrat kentang sebanyak
20% dan glukosa sebesar 2%.
3. Lactose Broth
Lactose broth berupa cairan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri koli
pada air, susu, atau makanan. Media ini diperkaya dengan kaldu untuk
menumbuhkan bakteri Salmonella. Pepton dan ekstrak beef merupakan bahan
baku pembuatan Lactose broth. Bahan tersebut sebagai sumber nutrisi esensial
untuk pertumbuhan dan metabolisme bakteri. Perhatikan gambar beberapa
media berikut.
c. Lactose brotha. PDA b. PCA
Gambar 12.10 Media PCA, PDA, dan Lactose Broth
Sumber: Black, J.G. (2012)
4. Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
Media EMBA merupakan sumber laktosa untuk menumbuhkan mikroba jenis
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Salmonella. Fermentasi

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 249
laktosa dari bakteri gram negatif
dengan jumlah asam yang banyak
menghasilkan koloni berwarna gelap,
sedangkan fermentasi laktosa dengan
asam sedikit akan menghasilkan koloni
berwarna merah muda. Bakteri yang
tidak memfermentasi laktosa
menghasilkan koloni yang transparan.
Perhatikan gambar media EMBA di
samping.
5. Nutrient Agar (NA)
NA digunakan pada pengujian mutu air, sewage, produk pangan, dan produk
dairy, untuk menumbuhkan mikroba yang bersifat heterotrof. Agar, pepton,
dan ekstrak beef merupakan bahan dasar untuk pembuatan media NA. Media
NA juga digunakan untuk mengisolasi kultur murni mikroba untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri.
6. Nutrient Broth (NB)
Media NB merupakan media yang berbentuk cair. NA terbuat dari bahan dasar
yang sama dengan NB, hanya saja bentuk NB berupa cairan, sedangkan NA
padatan. Media NB juga digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme pada
uji mutu air, sewage, produk pangan, untuk isolasi kultur murni mikroba.
7. deMan Rogosa Sharpe Agar (MRSA)
Pada tahun 1960 ditemukan MRSA oleh de Man, Rogosa, dan Shape. MRSA
digunakan untuk mengisolasi Lactobacillus. MRSA sebagai sumber asetat,
magnesium, mangan, dan polyasorbate. Perhatikan gambar media NA, NB, dan
MRSA berikut.
a. NA b. NB c. MRSA
Gambar 12.12 Media Pertumbuhan NA, NB, dan MRSA
Sumber: Black, J.G. (2012)
Identi&#6684777;kasi
Gambar 12.11 Media Pertumbuhan EMBA
Sumber: Black, J.G. (2012)

250 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Urutan Proses Pembuatan Media Pertumbuhan
1. Mencampur
Aquades dipanaskan sampai mendidih. Selanjutnya bahan-bahan dasar media
dilarutkan, diaduk, dan dicampur di atas pemanas sehingga terlarut dan
tercampur dengan baik, serta diperoleh media yang steril.
2. Menyaring
Padatan dalam media bersifat mengganggu pertumbuhan mikroba, sehingga
perlu dihilangkan dengan cara penyaringan. Penyaring dapat berupa kain
saring, kertas saring, atau kapas saring. Untuk bahan yang menggumpal saat
dingin seperti gelatin atau agar, maka dilakukan proses penyaringan pada saat
masih panas. Perlu perlakuan khusus dan berhati-hati dalam proses penyaringan
media yang masih panas.
3. Mengatur pH
Keasaman dapat diukur menggunakan indikator universal pH atau pH stick
paper. Basa atau asam jenis organik atau anorganik dapat ditambahkan sebagai
pengatur pH media. Dapat juga dengan menambahkan larutan buffer sebagai
pengatur pH media pertumbuhan.
4. Penuangan
Penuangan dapat dilakukan dengan wadah tabung reaksi, erlenmeyer, atau
cawan petri, tergantung kebutuhan dari media tersebut. Jika media telah dingin,
dibungkus dengan kertas perkamen untuk memastikan tidak basah pada saat
dilakukan proses sterilisasi.
5. Sterilisasi
Proses steaming umum dilakukan untuk sterilisasi karena mudah dan murah.
Proses steaming dilakukan dengan autoclave pada suhu 121°C selama 15–30
menit. Proses sterilisasi steaming dilakukan dengan media uap air panas.
Aktivitas 12.2
Setelah kalian memahami pembuatan media, silakan kalian bentuk kelompok
diskusi beranggotakan 2 orang, kemudian cari video pembuatan media.
Perhatikan tahap-tahapnya, diskusikan dan catat di buku kalian.

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 251
E. Teknik Sterilisasi
Pada proses pembiakan dan pertumbuhan mikroba
dilakukan dalam media yang bersifat steril dari berbagai
pengotor atau kontaminan. Sterilisasi merupakan proses
yang dilakukan untuk membunuh bakteri atau kontaminan
dalam media pertumbuhan bakteri. Salah satu proses
sterilisasi sederhana dalam laboratorium adalah pemanasan
atau pembakaran dengan bunsen. Untuk peralatan yang
tidak tahan panas/api dapat dilakukan dengan autoclave.
1. Prinsip dan Tujuan Sterilisasi
Konsep dasar sterilisasi sangat penting dipahami. Prinsip sterilisasi menjadi
dasar proses yang dilakukan untuk memperoleh tujuan sterilisasi.
a. Prinsip Sterilisasi
Sterilisasi pada dasarnya adalah proses meng hilangkan kontaminan pengotor
dan mikroba yang terdapat pada media, bahan, dan peralatan analisis
mikrobiologi. Dilakukan dengan mematikan mikroba-mikroba yang menempel
pada alat dan bahan. Metode umum sterilisasi adalah memanaskan alat dan
bahan pada suhu 121
O
C. Selain itu, sterilisasi dapat dilakukan secara radiasi,
penyaringan/&#6684777;ltrasi, dan penambahan bahan kimia.
b. Tujuan Sterilisasi
Sterilisasi bertujuan memperoleh alat dan bahan atau media yang steril bebas
dari mikroba-mikroba kontaminan. Perincian tujuan sterilisasi sebagai berikut.
1) Mensterilkan media, bahan, dan peralatan sehingga siap pakai.
2) Memperoleh standar peralatan yang steril dan bebas mikroba.
3) Mencegah kerusakan media, alat, dan bahan dari kontaminan.
4) Menjamin kelayakan dan standar kebersihan peralatan yang digunakan.
5) Mencegah terjadinya infeksi oleh kontaminan.
6) Melaksanakan prosedur sesuai dengan standar baku mutu.
2. Metode Sterilisasi
Untuk melakukan sterilisasi diperlukan alat dan bahan serta metode sterilisasi.
Terdapat beberapa metode steriliasasi antara lain metode pemanasan kering,
pemanasan basah, &#6684777;ltrasi, sinar radiasi dan kimia. Adapun metode sterilisasi
yang sering dilakukan sebagai berikut.
a. Metode Pemanasan Kering
Metode sterilisasi ini dilakukan dengan pemanasan langsung alat dan bahan
menggunakan udara panas. Metode sterilisasi dibedakan menjadi:
Gambar 12.13 Autoclave
sebagai alat sterilisasi.
Sumber: Juan de Vojníkov/Wikimedia
Commons (2010)

252 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
1) Sterilisasi dengan pembakaran
Sterilisasi dilakukan langsung di atas bara api bunsen atau alat pembakar
gas. Sterilisasi ini disebut metode pemijaran alat. Untuk alat yang terbuat
dari kaca atau logam, misalnya ose, pinset, dan tang krus.
Nyalakan
pembakar bunsen
Buka tutup
tabung reaksi)
Lewatkan mulut
tabung reaksi di
atas nyala api
bunsen
Gambar 12.14 Sterilisasi Hot Air
Sumber: Black, J.G. (2012)
2)
Pemanasan Kering Menggunakan Udara
Panas
Sterilisasi dapat dilakukan pada oven
sterilisator. Oven ini untuk sterilisasi alat-
alat gelas, seperti cawan petri, tabung
reaksi, gelas kimia, dan erlenmeyer. Oven
ini juga digunakan untuk sterilisasi bahan
serbuk, powder atau minyak. Pemanasan
meng gunakan hot air oven.
b. Metode Pemanasan Basah
Sterilisasi menggunakan uap air/air panas. Sterilisasi metode basah dapat dibagi
menjadi beberapa macam sebagai berikut.
1) Pemanasan basah dengan perebusan
Alat direbus dalam air mendidih selama 30–60 menit. Contohnya pinset,
gunting, jarum, dan penjepit.
2) Pemanasan basah dengan steam/uap air panas
Alat dialiri uap air panas/steam selama 60 menit. Metode ini untuk media
yang tidak tahan terhadap tekanan tinggi.
Gambar 12.15 Sterilisasi Hot Air Oven
Sumber: Black, J.G. (2012)

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 253
3) Pemanasan basah dengan uap air panas bertekanan tinggi (autoclave)
Alat dimasukkan dalam autoclave di atas suhu didih air dan tekanan tinggi
selama 30–70 menit.
4) Pasteurisasi
Metode pasteurisasi adalah pemanasan media atau bahan (umumnya susu
dan alkohol) dalam wadah pada suhu sekitar 60–65
o
C selama 30 menit.
Aktivitas 12.3
Terampil Melakukan Proses Sterilisasi
1. Sterilisasi Area Kerja
a. Meja dan area kerja dikosongkan terlebih dahulu dari alat dan bahan.
b. Permukaan meja kerja dan area kerja disemprot dengan alkohol tipis
dan merata.
c.
Alat dan bahan diletakkan kembali pada meja kerja dan semprotkan
alkohol pada alat tersebut tanpa mengontaminasi bahan.
d.
Tunggu hingga mengering, selanjutnya untuk memastikan kondisi steril
semprotkan kembali alkohol di area kerja tersebut dan biarkan sampai
mengering.
e. Bersihkan tangan sebelum bekerja, semprotkan sedikit alkohol untuk
sterilisasi telapak tangan.
f.
Bunsen disiapkan sebagai alat untuk sterilisasi dengan pemanasan
langsung. Pastikan bahwa area kerja sudah kering dan bebas dari
tumpahan alkohol.
2. Penggunaan Autoclave
a.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap kondisi autoclave, kebersihan, karat,
sekrup dan angsang (saringan), serta jumlah aquades yang digunakan.
b.
Objek yang dilakukan sterilisasi satu persatu dimasukkan dalam autoclave,
ditata rapi, dan tidak terjadi desakan. Wadah yang bertutup diupayakan
jangan terlalu kencang karena saat pemanasan bisa terjadi tekanan tinggi
dan mampat.
c. Kencangkan baut autoclave untuk menutupnya. Jangan sampai terjadi
kebocoran uap melalui penutup autoclave, diupayakan sekat rapat
pemasangannya. Safety valve autoclave tidak boleh dikencangkan dahulu.
d. Arus listrik berdaya listrik tinggi disambungkan dengan benar dan kencang
pada autoclave. Autoclave dinyalakan dan diatur pada suhu 121
o
C. Timer
atau waktu sterilisasi diatur sesuai dengan kebutuhan, misalnya 15, 30,
atau 60 menit.

254 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
e. Pada saat air mendidih dan tekanan dalam mencapai 2 atm, hitungan
proses sterilisasi dimulai. Pastikan katup pengaman otomatis berfungsi.
f. Setelah selesai, tunggu sampai
tekanan dalam alat sama dengan
tekanan udara luar. Pastikan suhu
alat sudah dingin, kemudian objek
yang disterilisasi dapat dikeluarkan
dari autoclave. Perhatikan sterilisasi
dalam autoclave pada gambar di
samping.
3.
Sterilisasi Peralatan Gelas dan
Logam Menggunakan Oven
a. Periksa pendahuluan terhadap kondisi oven, pastikan normal, bersih,
dan siap dioperasikan.
b.
Peralatan logam dan peralatan gelas yang akan disterilisasi dimasukkan
dan ditata rapi dalam oven.
c. Oven disetting pada suhu 160–180
o
C dengan waktu 120–180 menit.
d. Setelah dingin kemudian peralatan dikeluarkan dari oven.
4. Sterilisasi bahan dan media pertumbuhan
a. Dapat dilakukan dengan autoclave, lakukan pemeriksaan pendahuluan
terhadap autoclave.
b.
Bahan dan media pertumbuhan yang akan disterilisasi satu persatu
dimasukkan dalam autoclave, ditata rapi, dan tidak terjadi desakan.
Wadah yang bertutup diupayakan jangan terlalu kencang karena saat
pemanasan bisa terjadi tekanan tinggi dan mampat. Pastikan tidak terjadi
tumpahan saat proses sterilisasi.
c. Kencangkan baut autoclave untuk menutupnya. Jangan sampai terjadi
kebocoran uap melalui penutup autoclave, diupayakan sekat rapat
pemasangannya. Safety valve autoclave tidak boleh dikencangkan
dahulu.
d.
Operasikan autoclave pada suhu 121
o
C selama waktu 15, 30, atau 60 menit
dihitung waktunya dari saat mulai mendidih.
e.
Bahan dan media pertumbuhan dikeluarkan dari autoclave setelah dingin.
5. Sterilisasi Bahan Baku Cair
Teknik sterilisasi bahan cair, prosedurnya sebagai berikut.
a. Media uji sterilisasi disiapkan, bisa menggunakan tioglikolat cair dan
soybean casein digest medium dalam tabung media.
b. Cairan dipindahkan dari wadah uji menggunakan pipet steril.
Gambar 12.16 Sterilisasi Steam Autoclave
Sumber: Black, J.G. (2012)

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 255
c. Bahan uji diinokulasikan dimana sampelnya infus dekstrosa 5% dan
injeksi fenitoin sesuai volume yang dipersyaratkan, dari wadah uji ke
tabung media.
d. Cairan tersebut dicampurkan dengan media tanpa aerasi berlebihan.
e. Media diinkubasi dalam wadah selama tidak kurang dari 14 hari, untuk
media tioglikolat cair diinkubasi pada suhu 30
o
–35
o
C dan soybean casein
digest medium pada suhu 20
o
–25
o
C.
f.
Pertumbuhan pada media diamati secara visual sesering mungkin
sekurang-kurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5, pada hari ke-7
atau hari ke-8, dan pada hari terakhir dari masa uji.
g. Jika zat uji menyebabkan media menjadi keruh sehingga pertumbuhan
mikroba tidak dapat ditentukan secara visual, maka sejumlah media
dipindahkan ke dalam tabung baru berisi media yang sama, sekurangnya
1 kal pada hari ke-3 dan ke-7 sejak pengujian dimulai.
h.
Inkubasi media dilanjutkan terhadap media awal dan media baru selama
total waktu tidak kurang dari 14 hari sejak inokulasi awal.
F. Teknik Isolasi dan Inokulasi
Mikroba yang berada di lingkungan merupakan campuran, jarang dalam biakan
murni. Untuk mengetahui jenis mikroba, perlu dipisahkan dari campuran lain
yang dinamakan dengan isolasi. Tahap pertama dalam isolasi adalah pengambilan
sampel. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan jarum ose. Berbagai
macam jarum ose dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 12.17 Jarum Ose
Sumber: Yusminar (2017)
Madigan, 2015 menjelaskan beberapa teknik isolasi biakan murni mikroba
sebagai berikut.
1. Teknik Cawan gores, media dalam cawan petri dengan jarum ose digoresi
inokulum pada permukaan media agar yang memadat. Penggoresan berupa
garis berjarak 5 mm, sehingga akan muncul bakteri yang tumbuh koloni-
koloni secara terpisah sesuai dengan goresan yang dibuat pada media.

256 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Cawan tebar, cawan petri sebagai wadah ditetesi biakan mikroba di tengah-
tengahnya pada saat nutrien mulai memadat. Dilakukan menggunakan
jarum ose atau batang kaca bengkok steril. Pada cawan petri akan terdapat
koloni-koloni terpisah yang tersebar secara tidak teratur di permukaan
media.
3.
Cawan tuang, wadahnya menggunakan tabung reaksi. Biakan bakteri
dimasukkan ke dalam tabung media cair steril yang masih hangat dan
belum memadat. Supaya merata maka tabung dapat digojog dengan dipilin
menggunakan kedua telapak tangan.
Isolasi mikroba dapat diambil dari sampel atau jaringan untuk dibuat menjadi
kultur murni. Sampel dapat diambil dari air, udara atau darat, baik dari tanaman,
hewan, maupun bahan makanan lainnya. Perhatikan tanda-tanda pertumbuhan
mikroba, tabung kiri berkembang baik, tabung tengah berkembang sedikit, dan
tabung kanan tidak berkembang sama sekali. Perhatikan gambar berikut.
Gambar 12.18 Media Pembiakan dalam Tabung
Sumber: Black, J.G. (2012)
Inokulasi merupakan cara menanam mikroba dalam media. Beberapa
contoh teknik inokulasi sebagai berikut.
a.
Spread plate, merupakan teknik menyebar bibit mikroba pada permukaan
media pertumbuhan.
b.
Pour plate, merupakan teknik menanam bibit mikroba dengan me-
nuangkannya ke dalam media pertumbuhan yang belum memadat, kemudian
dihomogenisasi dengan diaduk dan dibiarkan memadat dan tumbuh kultur
murni mikroba.
c.
Streak methods, teknik menanam bibit mikroba dengan membuat goresan
pada permukaan media pertumbuhan yang sudah memadat.
d.
Metode tusuk, merupakan teknik menanam bibit mikroba dengan membuat
tusukan-tusukan menggunakan jarum ose pada media.

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 257
Gambar 12.19 Metode pemasukan bibit dengan jarum ose
Aktivitas 12.4
Terampil Melaksanakan Isolasi dan Inokulasi
Langkah proses isolasi secara umum diklasi&#6684777;kasikan sebagai berikut.
1. Isolasi Metode Tuang
a. Sampel cairan dipipet sebanyak 10 tetes dimasukkan ke cawan petri.
b. Media TEA 10 ml ditambahkan dalam cawan petri tersebut dan diaduk
hingga homogen.
c.
Cawan petri kemudian dimasukkan inkubator. Bakteri selama 1 × 24 jam
dan jamur 3 × 24 jam.
d.
Setelah selesai diinkubasi, sampel dikeluarkan dari inkubator dan
dilakukan pengamatan serta pencatatan hasil inkubasi. Perhatikan proses
inkubasi berikut.
Gambar 12.20 Metode Tuang dan Metode Sebar

258 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
2. Isolasi Metode Gores
a. Media TEA sebanyak 10 ml dimasukkan cawan petri hingga memadat.
b. Media yang sudah memadat digores menggunakan jarum ose.
c.
Cawan petri dimasukkan ke inkubator. Bakteri selama 1×24 jam dan
jamur 3×24 jam.
d.
Setelah selesai diinkubasi, sampel dikeluarkan dari inkubator dan
dilakukan pengamatan serta pencatatan hasil inkubasi. Perhatikan proses
inkubasi berikut.
Gambar 12.21 Metode Cawan Gores
Sumber: Black, J.G. (2012)
3. Isolasi Metode Sebar
a.
Media TEA sebanyak 10 ml dimasukkan ke cawan petri hingga memadat.
b. Media yang sudah memadat diinokulasi meng gunakan trigalsky.
c. Cawan petri dimasukkan ke inkubator. Bakteri selama 1 × 24 jam dan
jamur 3 × 24 jam.
d.
Setelah selesai diinkubasi, sampel dikeluarkan dari inkubator dan
dilakukan pengamatan serta pencatatan hasil inkubasi. Perhatikan proses
inkubasi berikut.
Gambar 12.22 Metode Cawan Sebar

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 259
4. Isolasi Metode Tabur
a.
Media TEA sebanyak 10 ml dimasukkan ke cawan petri hingga memadat.
b. Media yang sudah memadat digores menggunakan jarum ose.
c. Cawan petri dimasukkan ke inkubator. Bakteri selama 1 × 24 jam dan
jamur 3 × 24 jam.
d.
Setelah selesai diinkubasi, sampel dikeluarkan dari inkubator serta
dilakukan pengamatan dan pencatatan hasil inkubasi. Perhatikan proses
inkubasi berikut.
Gambar 12.23 Metode Cawan Tuang Tabur
Sumber: Black, J.G. (2012)
G. Penentuan Jumlah Bakteri/Kapang
Penentuan kapang sebagai salah satu uji mikroba merupakan salah satu uji
yang penting untuk menguji ketahanan suatu bahan terhadap mikroba. Pengujian
dilakukan dengan metode Angka Lempeng Total (ALT) juga disebut Angka
Kapang Khamir juga sering disebut Total Plate Count (TPC). Mikroba yang
dibiakkan membentuk koloni pada media, koloni dapat dihitung langsung
jumlahnya tanpa menggunakan mikroskop.
Proses ALT terbatas pada jumlah mikroba yang terkandung di dalamnya,
sehingga perlu dilakukan pengenceran untuk jumlah di atas 300 mikroba per ml
atau per gram sebelum pembiakan mikroba pada media. Koloni yang dapat
dihitung berjumlah 30–300 koloni. Buffer fosfat dan larutan Ringer dapat digunakan
untuk pengenceran dengan perbandingan pengenceran sebesar 1:10, 1:100,
1:1.000, 1:10.000, 1:100.000 atau 1:1.000.000 setelah diinokulasi pada cawan dengan
metode tuang (pour plate) atau metode gores (surface/spread plate). Selanjutnya
didiamkan sehingga koloni akan terbentuk. Koloni dalam sampel dapat dihitung
dengan persamaan berikut.
Koloni per ml (atau per gram) = jumlah koloni per cawan ×
faktor pengenceran
1
Kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk melakukan metode hitungan
angka lempeng Total (ALT), yaitu kompetensi pengenceran larutan. Pengenceran
bertujuan untuk mengurangi konsentrasi mikroba dalam sampel. Pertumbuhan

260 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
koloni dapat diamati jika jumlah dalam sampel sedikit. Pengenceran dilakukan
dengan proses berikut.
Gambar 12.24 Prosedur pengenceran untuk teknik TPC.
Sumber: Madigan (2015)
Setelah pengenceran, dilakukan inokulasi pada media kemudian dilakukan
inkubasi. Pasca inkubasi dilakukan pengamatan dan perhitungan jumlah koloni
yang tumbuh. Satu koloni umumnya terdiri atas bakteri yang memiliki sifat-sifat
mirip bahkan sama. Bentuk dan susunannya juga sama.
Standard Plate Counts (SPC) digunakan untuk menjelaskan hasil uji ALT,
dengan ketentuan berikut.
1.
Pada cawan yang dapat dihitung memiliki 30–300 koloni (pada standar lain
25–250 koloni).
2.
Gabungan koloni besar yang merupakan kumpulan koloni besar dan
diragukan jumlahnya, maka dapat dianggap satu koloni.
3. Nilai pelaporan berupa 2 angka, angka pertama satuan dan angka kedua
desimal. Jika diperoleh angka ketiga, dibulatkan sesuai dengan aturan
pembulatan.

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 261
4. Jika terdapat kurang dari 30 koloni berarti pengencerannya terlalu tinggi
sehingga koloni terlalu sedikit. Diperoleh hasilnya yakni jumlah koloni
kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran.
5. Jika terdapat lebih dari 300 koloni, berarti konsentrasi terlalu tinggi. Oleh
karena itu, jumlah koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung. Diperoleh
hasilnya yakni jumlah koloni lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya
pengenceran.
6.
Pada pengenceran dua tingkat dihasilkan angka antara 30–300 koloni,
terdapat dua cara pengambilan jumlah. Jika hasil tertinggi dibagi terendah
kurang dari dua, diambil hasil berupa rata-rata kedua hasil yang diperoleh.
Jika hasil tertinggi dibagi terendah lebih dari dua, diambil hasil berupa
hasil terendah.
7.
Pada percobaan duplo cawan per pengenceran dan angka diperoleh antara
30–300 koloni, maka data yang diambil harus dari keduanya dan tidak boleh
salah satu. (Madigan, 2012).
Proses perhitungan koloni mikroba dapat dilakukan dengan beberapa
ketentuan dan analisis berikut.
1.
Jika terdapat 10–150 koloni pada cawan, maka dapat dihitung dengan
persamaan berikut.
x x
N
1n10,12 dn
c
#
R
=
+] ^ ]g hg",
dimana:
N : Jumlah koloni total, satuan koloni/ml atau koloni/gram
ΣC : Jumlah koloni total pada semua sampel
n1 : Jumlah cawan pengenceran pertama yang dihitung
n2 : Jumlah cawan pengenceran kedua yang dihitung
d : Pengenceran pertama yang dihitung.
Contoh perhitungan:
Data hasil pengujian kapang suatu objek diperoleh data pengujian sebagai
berikut.
Data Penghitungan Jumlah Koloni
Pengenceran Koloni Cawan P Koloni Cawan Q Keterangan
10
–2
80 90
10
–3
25 30

262 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Pada pengenceran 10
-2
pada cawan P terdapat 80 koloni dan pada cawan Q
terdapat 90 koloni. Selanjutnya pada pengenceran 10
-3
pada cawan P terdapat
25 koloni dan pada cawan Q terdapat 30 koloni. Kemudian diolah dalam rumus:
N =
xx(12)0,12 10
80 90 25 30
2
#+
+++]
^ ]h
g
g",
N =
0,0022
220
^h
N = 10.000
gram
kolom

Jadi, terdapat 10.000 koloni/gram.
2.
Pada cawan yang didapati koloni lebih dari 150 koloni pada semua
pengenceran, disimpulkan terlalu banyak untuk dihitung atau TBUD. Jika
mendekati 150 koloni, maka diambil rata-ratanya.
Contoh Perhitungan:
Data hasil suatu pengujian kapang suatu objek diperoleh data pengujian
sebagai berikut.
Data Penghitungan Jumlah Koloni
Pengenceran Koloni Cawan P Koloni Cawan Q Keterangan
10
–2
920 856 Tak terhitung
10
–3
540 434 Tak terhitung
10
–4
288 240 Tak terhitung
10
–5
155 161
Pada pengenceran 10
-2
, 10
-3
, dan 10
-4
diperoleh data jumlah koloni jauh lebih
tinggi dari 150 koloni dan dinyatakan TBUD. Pada pengenceran 10
-5
pada cawan
P terdapat 155 koloni dan cawan Q terdapat 161 koloni. Diperoleh rata-rata
kapang sebanyak 158 koloni/gram.
3. Pelaporan hasil uji bakteri
Hasil pelaporan ALT untuk jumlah koloni memperhatikan hal berikut.
a. Hasil akhir berupa dua digit angka. Angka pertama sebagai angka pasti.
Angka kedua sebagai angka pembulatan.
b.
Pembulatan angka kedua dilakukan sebagaimana standar pembulatan
angka. Angka 0 digunakan untuk digit selanjutnya.
c.
Angka kedua dibulatkan ke atas jika angka ketiga lebih dari atau sama
dengan angka 5. Jika kurang dari angka 5, dibulatkan ke bawah.

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 263
Contoh Perhitungan:
Data hasil suatu pengujian kapang suatu objek. Diperoleh data pengujian sebagai
berikut.
Data Penghitungan Jumlah Koloni
Pengenceran
Koloni Hasil
Perhitungan
Pembulatan Hasil
Hitung ALT
10
–3
11.300 11.000
10
–3
15.700 16.000
10
–3
12.500 13.000
d. Beri tanda bintang (*) untuk cawan yang kurang dari 10 koloni.
Contoh Perhitungan:
Data hasil suatu pengujian kapang terhadap tempe yang telah membusuk.
Diperoleh data hasil pengujian sebagai berikut.
Data Penghitungan Jumlah Koloni
Pengenceran
Koloni
Cawan P*
Koloni
Cawan Q*
Keterangan
10
–2
5 9 Kurang dari 10
10
–3
0 1 Kurang dari 10
Perhitungan koloni bakteri mengacu pada kaidah SNI 2897-2018 sebagai
berikut.
1. Jumlah koloni dalam cawan sebanyak 25–250 koloni. Contoh data jumlah
koloni sebagai berikut.
Pengenceran Cawan P Cawan Q Keterangan
10
–2
200 345 Cawan P memenuhi syarat.
10
–3
26 35 Cawan Q tidak memenuhi
syarat karena jumlah koloni
ada 345.
Cawan P datanya memenuhi syarat, sedangkan cawan Q tidak karena terdapat
345 koloni. Jumlah yang tidak diizinkan. Jumlah koloni rata–rata diwakili oleh
cawan P, yaitu:

264 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
N =
2
200
10
1
26
10
1
23## +--bb ll
N =
2
200100 26 1000## +
]] gg
N =
2
20.000 26.000+]] gg
N = 23.000
Jumlah koloni dalam 1 ml adalah 23.000 cfu/ml.
2.
Untuk jumlah koloni ≤25 atau ≥ 250, dihitung rata-rata koloninya, dan
dikalikan faktor pengencerannya.
Contoh data jumlah koloni sebagai berikut.
Pengenceran Cawan P Cawan Q Jumlah Koloni Rata-Rata
10
–2
250 270
=
2
250270
10
1
2
#
+
-
^
c
h
m = 260 × 10
2
= 26.000
10
–3
26 34
=
2
2634
10
1
3
#
+
-
^
c
h
m= 30 × 10
3
= 30.000
Diperoleh perhitungan metode TPC:
N =
2
250270
10
1
26 34
10
1
23
##+ + +
--
c^ c^hm h m
N =
2
260100 30 1000## +]] gg
N =
2
26.000 30.000+]] gg
N = 28.000
Jumlah koloni dalam 1 ml adalah 28.000 cfu/ml.
3. Jika jumlah mikroba 25–250 koloni, maka dihitung dari tiap-tiap tingkat
pengenceran, dikalikan dengan faktor pengencerannya.
Contoh data jumlah koloni sebagai berikut.
Pengenceran Cawan P Cawan Q Jumlah Koloni Rata-Rata
10
–2
245 235
=
2
245 235
10
1
2
#
+
-
^
c
h
m= 240 × 10
2
= 24.000
10
–3
45 35
=
2
45 35
10
1
3
#
+
-
^
c
h
m= 40 × 10
3
= 40.000

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 265
Diperoleh perhitungan metode ALT:
N =
2
245 235
10
1
45 35
10
1
23
#+
+
+
--
d] d]gn g n
N =
2
240100 40 1000## +]] gg
N =
2
24.000 40.000+]] gg
N = 32.000
Jumlah koloni adalah 32.000 cfu/ml.
4.
Jika hasil perhitungan koloni rata-rata, pada tingkat pengenceran yang lebih
tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata ≥ 2 kali jumlah koloni rata-rata
pengenceran di bawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran yang lebih
rendah.
Contoh data penghitungan jumlah koloni sebagai berikut.
Pengenceran Jumlah Koloni Rata-Rata
10
–2
150
10
–3
48
Diperoleh perhitungan metode ALT:
N = 150 × (1/10
–2
)
Jumlah koloni adalah 15.000 cfu/ml.
5.
Jika koloni tidak tumbuh satupun dalam cawan, maka ALT dinyatakan
sebagai <1 dikalikan faktor pengenceran terendah.
Contoh data jumlah koloni sebagai berikut.
Pengenceran Jumlah Koloni Rata-Rata
10
–2
0
10
–3
0
10
–4
0
Jumlah koloni adalah kurang dari 100 cfu/ml.
6. Jika jumlah koloni ≥250 pada semua cawan, maka diambil cawan dengan
pengenceran tertinggi dan dibagi beberapa sektor (2,4, atau 8) dan dihitung
jumlah koloni per sektor.

266 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Contoh data jumlah koloni 4 Sektor sebagai berikut.
Pengenceran Cawan P (4 Sektor) Cawan Q (4 Sektor)
10
–2
400 600
10
–3
700 800
Dapat dihitung data jumlah koloni per 1 Sektor
Pengenceran Cawan P (1 Sektor) Cawan Q (1 Sektor)
10
–2
100 150
10
–3
175 200
Selanjutnya jumlah koloni dikalikan dengan jumlah sektor, dan dihitung rata-
rata dari kedua cawan dengan dikalikan faktor pengenceran.
Jumlah sektor: 4
Contoh data penghitungan jumlah koloni.
Pengenceran
Jumlah Koloni
Cawan P
Jumlah Koloni
Cawan Q
Jumlah Koloni
Rata-Rata
10
–2
=100 x 4 = 400 =150 x 4 = 600 500 x 10
2
10
–3
= 175 x 4 = 700 =200 x 4 = 800 750 x 10
3
Diperoleh perhitungan metode ALT:
N =
2
500
10
1
750
10
1
23
##
+
--
d] d]gn g n
N =
2
500 100 750 1000## +]] gg
N =
2
50.000750.000+]] gg
N = 400.000
Jumlah koloni adalah 400.000 cfu/ml.

Bab 12 Dasar Mikrobiologi 267
Aktivitas 12.5
Praktik Pengujian Total Kapang
Bentuklah kelompok terdiri atas 3-4 peserta didik. Lakukan praktik pengujian
total kapang. Terapkan semua prosedur mulai dari penyiapan media, sterilisasi,
isolasi, dan inokulasi hingga menghitung jumlah bakteri/kapang. Selama
kegiatan praktik kalian hendaknya menerapkan keselamatan kesehatan dan
keamanan lingkungan hidup dalam menangani mikroorganisme. Presentasikan
hasil pengamatan kalian dengan bentuk laporan tertulis, video, atau
salindia.
Rangkuman
1. Berbagai mikroba yang termasuk golongan mikrobiologi antara lain virus,
bakteri, parasit, kapang, ragi, dan jamur.
2. Berbagai mikroba diterapkan dalam industri alkohol, kecap, tempe, MSG,
nata de coco, yoghurt, keju, dan wine.
3. Media dapat berupa padatan dan cairan dengan bahan dasar dari kaldu
atau agar yang tersusun oleh bahan-bahan yang mengandung tempat untuk
tumbuhnya mikroba.
4.
Sterilisasi adalah proses untuk membunuh bakteri atau kontaminan dalam
alat atau media pertumbuhan bakteri menggunakan teknik pemanasan,
pembakar bunsen, autoclave, dan sejenisnya.
5.
Menghitung jumlah koloni dapat dilakukan dengan metode hitungan angka
lempeng total (ALT) atau Total Plate Count (TPC) dengan tahapan
menumbuhkan sel mikroba, terbentuk koloni-koloni yang dapat diamati
secara langsung dan dapat dihitung secara langsung tanpa menggunakan
mikroskop.
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut!
1. Sebutkan beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan bakteri!
2. Sterilisasi pada dasarnya merupakan proses menghilangkan kontaminan
pengotor dan mikroba yang terdapat pada media, bahan, dan peralatan
analisis mikrobiologi. Sebutkan alat-alat pada metode sterilisasi dengan
pemanasan kering!
3. Kapang memiliki manfaat dan kerugian bagi manusia. Sebutkan minimal
tiga nama kapang dan manfaatnya!

268 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
4. Pembiakan bakteri diperlukan media pertumbuhan yang tepat. Media
merupakan tempat tumbuhnya mikroba. Media tersusun oleh bahan-bahan
yang mengandung cukup nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tumbuhnya
mikroba. Sebutkan dan jelaskan beberapa jenis media pertumbuhan!
5. Perhatikan data percobaan perhitungan koloni berikut.
Pengenceran Cawan X Cawan Z
10
–2
150 170
10
–3
55 85
Dari tabel di atas, hitung banyaknya koloni!
Pengayaan
Untuk menambah wawasanmu tentang praktek mikrobiologi,
tonton dan pelajari video tentang inokulasi bakteri dengan cara
klik link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=f1xzEEU-fFI.
Re&#6684780;eksi
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya telah memahami pengertian
mikrobiologi dan mikroorganisme.
2.Saya telah memahami klasi&#6684777;kasi dan jenis-
jenis bakteri.
3. Saya telah memahami proses sterilisasi alat
dan media pertumbuhan bakteri.
4. Saya telah memahami proses inokulasi
pada media pertumbuhan bakteri.
5. Saya telah memahami proses penentuan
jumlah bakteri atau kapang.

Sumber: Chang, (2005)
Pernahkah kamu mengonsumsi cuka dapur? Berapa persen kadarnya?
Bab
13 Analisis Dasar
Laboratorium
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Fitriyani Yetti Handayani, Teguh Pangajuanto, Rizka Zulhijah.
ISBN: 978-623-194-557-0 (no.jil.lengkap)
978-623-194-558-7 (jil.1 PDF)

270 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kamu mampu:
● menjelaskan perbedaan analisis volumetri dengan analisis gravimetri;
● menjelaskan perbedaan asidimetri dengan alkalimetri;
● menentukan kadar suatu zat dalam sampel berdasar data analisis volumetri;
● melakukan analisis volumetri dalam menentukan kadar zat dalam sampel;
● menjelaskan langkah-langkah analisis gravimetri dengan metode
pengendapan;
● menghitung faktor gravimetri suatu unsur dalam endapan;
● menentukan kadar suatu zat dalam sampel berdasar data analisis gravimetri;
● menjelaskan macam-macam metode gravimetri;
● melakukan analisis gravimetri dalam menentukan kadar zat dalam sampel;
serta
● menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan analisis.
Peta Konsep
Analisis Dasar
Laboratorium
dapat berupa
menggunakan metode
dapat dilakukan dengan titrasi
menggunakan
metode
Analisis volumetri Analisis gravimetri
Kompleksometri
Fajans
Pengendapan
Asam basa
Mohr
Redoks
Liebig
Penguapan
Pengendapan
Volhard
Kata Kunci
Analisis Volumetri, Analisis Gravimetri, Larutan Standar, Titrasi, Faktor
Gravimetri, Asidimetri, Alkalimetri, Titik Ekivalen

Bab 13 Analisis Dasar Laboratorium 271
Masih ingatkah kamu materi larutan standar?
Ketika kita menstandardisasi larutan, besaran
apa yang diukur sebagai dasar perhitungan? Pada
saat melakukan titrasi untuk penentuan
konsentrasi suatu larutan data yang kita butuhkan
adalah volume titran. Volume titran inilah yang
digunakan sebagai dasar perhitungan konsentrasi
larutan uji, sehingga tergolong analisis volumetri.
Adapun analisis yang didasarkan pada pengukuran
massa disebut analisis gravimetri.
Analisis dasar laboratorium dapat dilakukan
dengan analisis volumetri dan analisis gravimetri.
Pada analisis volumetri penentuan kadar atau
konsentrasi didasarkan pada pengukuran volume,
sedangkan analisis gravimetri penentuan kadar
didasarkan pada pengukuran massa.
A. Analisis Volumetri
Analisis volumetri atau titrimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif
konvensional yang tetap diperlukan dalam pekerjaan laboratorium kimia.
Analisis volumetri adalah suatu cara analisis jumlah berdasarkan pengukuran
volume larutan yang diketahui kepekatan (konsentrasi) secara teliti direaksikan
dengan larutan contoh (sampel) yang akan ditetapkan kadarnya. Pengukuran
volume pada saat titrasi dilakukan dengan menggunakan buret tetes demi tetes
sampai titik akhir titrasi. Secara umum titrasi didasarkan pada suatu reaksi
yang digambarkan sebagai berikut.
a A + b B hasil reaksi
A adalah larutan penitrasi (titran), B larutan yang dititrasi, a koe&#6684777;sien dari
A dan b koe&#6684777;sien dari B. Dalam melakukan titrasi diperlukan beberapa
persyaratan yang harus diperhatikan, sebagai berikut.
1. Reaksi harus berlangsung cepat dan secara stoikiometri.
2. Reaksi harus berlangsung tunggal (tidak ada reaksi samping).
3. Pada titik ekuivalen, reaksi harus dapat diketahui titik akhirnya dengan
jelas.
4. Harus ada indikator yang sesuai baik langsung maupun tidak langsung.
Jika volume larutan standar sudah diketahui dari percobaan, konsentrasi
senyawa di dalam larutan yang belum diketahui dapat dihitung dengan persamaan
berikut.
Gambar 13.1 Cuka Dapur
Sumber: Anggana Catur/duabelibis.co.id
(2018)

272 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Nb
Vb
Va.Na
=
Keterangan:
Nb = konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya.
Vb = volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya.
Na = konsentrasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar).
Va = volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar).
Berdasarkan jenis reaksinya, maka titrasi dikelompokkan menjadi empat
macam titrasi, yaitu titrasi asam basa (Asidimetri Alkalimetri), pengendapan,
kompleksometri, dan oksidasi reduksi (redoks).
5. Titrasi Asidimetri Alkalimetri (Netralisasi)
Titrasi asidimetri alkalimetri adalah titrasi yang melibatkan reaksi asam basa.
Perubahan terpenting yang mendasari penentuan titik akhir dan cara perhitungan
titrasi asidimetri alkalimetri adalah pH titrat. Asidimetri dan alkalimetri pada
prinsipnya sama, yang membedakan adalah sifat larutan sampel dan larutan
standar yang digunakan.
a. Asidimetri
Asidimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat
yang bersifat basa dengan menggunakan larutan standar yang bersifat asam.
Contoh: Standardisasi larutan NaOH dengan larutan standar primer H
2
C
2
O
4
,
Penentuan kadar Na
2
CO3 dengan larutan standar HCl.
b. Alkalimetri
Alkalimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat
yang bersifat asam dengan menggunakan larutan standar yang bersifat basa.
Penetapan titik akhir pada proses asidimetri dan alkalimetri digunakan indikator
asam basa dengan trayek pH yang dekat dengan titik ekuivalen.
6. Titrasi Pengendapan (Presipitimetri)
Titrasi presipitimetri adalah titrasi dengan membentuk endapan yang sukar
larut. Titrasi presipitimetri yang menggunakan larutan ion perak sebagai
pengendap disebut metode argentometri. Contoh: Penentuan kadar klorida
dengan diendapkan sebagai perak klorida menurut reaksi: Ag
+
+ Cl
-

AgCl
(s)
.
Metode argentometri dapat dilakukan dengan metode Mohr, Volhard, Fajans,
dan Liebig.

Bab 13 Analisis Dasar Laboratorium 273
a. Metode Mohr
Pada metode Mohr larutan sampel yang mengandung ion Cl
-
direaksikan dengan
Ag
+
dari larutan

AgNO
3
berlebih. Titik ekuivalen diamati dengan penambahan
indikator larutan K
2
CrO
4
2% yang akan membentuk endapan merah, Ag
2
CrO
4

karena kelebihan larutan AgNO
3
menurut reaksi:
K
2
CrO
4
+ 2AgNO
3
Ag
2
CrO
4
+ 2KNO
3

(Merah bata)
b. Metode Volhard
Pada metode Volhard, sejumlah volume larutan standar AgNO
3
di tambahkan
secara berlebih ke dalam larutan yang mengandung ion halida (X-). Sisa larutan
standar AgNO
3
yang tidak bereaksi dengan Cl
-
dititrasi dengan larutan standar
tiosianat (KSCN atau NH
4
SCN ) menggunakan indikator besi (III) (Fe
3+
). Reaksinya
sebagai berikut.
Ag
+
+ X
-

AgX + sisa Ag
+
(berlebih)
Ag
+
+ SCN
-
AgSCN
(sisa)
SCN
-
+ Fe
3+
Fe (SCN)
2+
(endapan besi (III) tiosianat)
(merah)
c. Metode Fajans
Pada metode ini digunakan indikator absorpsi, sebagai kenyataan bahwa pada
titik ekuivalen indikator terabsorpsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan
perubahan warna pada larutan, tetapi pada permukaan endapan. Endapan
harus dijaga sedapat mungkin dalam bentuk kaloid. Pada titrasi Argentometri
dengan metode Fajans ada dua tahap untuk menerangkan titik akhir titrasi
dengan indikator absorpsi (&#6684780;uorescein). Selama titrasi berlangsung (sebelum
TE) ion halida (X
-
) dalam keadaan berlebih dan diabsorpsi pada permukaan
endapan AgX sebagai permukaan primer.
Ag
+
+ X
-

AgX
Ion indikator (Ind-) yang bermuatan negatif akan diabsorpsi oleh Ag+ (atau
oleh permukaan absorpsi) menghasilkan warna merah muda. Jadi titik akhir
titrasi tercapai bila warna merah telah terbentuk.
d. Metode Liebig
Pada metode Liebig titik akhir titrasinya tidak ditunjukkan dengan indikator,
tetapi dengan terjadinya kekeruhan. Larutan perak nitrat yang ditambahkan
ke dalam larutan alkali sianida akan membentuk endapan putih, tetapi pada

274 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
penggojokan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil. Pada
penambahan larutan perak nitrat lebih lanjut akan menghasilkan endapan
perak sianida. Titik akhir ditunjukkan oleh terjadinya kekeruhan yang tetap.
Kesulitan memperoleh titik akhir yang jelas disebabkan oleh lambatnya endapan
melarut pada saat mendekati titik akhir.
Aktivitas 13.1
Menentukan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Perdagangan
Tujuan:
Menentukan kadar asam asetat dalam cuka perdagangan dengan cara
menstandardisasi larutan cuka dengan larutan standar NaOH.
Alat dan Bahan:
• Pipet volume 5 ml, 10 ml
• Erlenmeyer
• Labu ukur 100 ml
• Buret
• Satif dan klem
Keselamatan Kerja: Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, masker, kacamata
pelindung (goggle), dan sarung tangan. Bekerjalah hati-hati dan ikuti petunjuk
guru karena alat-alat yang digunakan mudah pecah.
Langkah Kerja:
1. Ambil 5 ml cuka makan dengan pipet volume, tuangkan ke dalam labu
ukur 100 ml dan encerkan dengan aquades sampai tanda batas.
2.
Ambil 10 ml dengan pipet volume, tuangkan ke dalam erlenmeyer
tambahkan 2–3 tetes indikator fenolftalin (pp).
3. Titrasi dengan larutan NaOH yang telah distandardisasi dengan asam
oksalat sampai titik akhir titrasi (terjadi perubahan warna).
4. Percobaan diulang 3 kali.
5.
Hitung kadar (%) asam asetat dalam cuka perdagangan dengan persamaan:
Kadarcuka
massa sampel
massaCHCOOH
100%
3
#=
Massa sampel = volume × massa jenis

Bab 13 Analisis Dasar Laboratorium 275
B. Analisis Gravimetri
Gravimetri adalah metode analisis kuntitatif unsur atau senyawa berdasarkan
pengukuran massa baik sampel dan hasil reaksi maupun endapan yang terbentuk.
Analisis gravimetri memerlukan waktu relatif lama dan hanya dapat digunakan
untuk kadar komponen cukup besar. Waktu yang relatif lama adalah waktu
total yang jauh lebih besar dari waktu kerja. Waktu yang lama adalah untuk
menunggu proses, misalnya penyaringan, pemanasan/penguapan, pendinginan,
dan penimbangan yang pada suatu metode harus dilakukan beberapa kali.
Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan beberapa metode yang disesuaikan
dengan sampel dan analit yang akan dianalisis, yaitu metode penguapan,
pengendapan, dan elektrolisis.
1. Metode Penguapan
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan
komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap, misalnya
penentuan kadar air dalam suatu bahan. Metode ini dapat dilakukan dengan
cara memanaskan dalam gas tertentu atau dengan menambahkan pereaksi
tertentu agar komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau komponen
yang diinginkan tidak mudah menguap. Beberapa hal yang harus diperhatikan
pada penentuan kadar air sebagai berikut.
a. Sampel padat harus dihaluskan terlebih dahulu sebelum dikeringkan.
b.
Sampel padat yang sudah dihaluskan dimasukkan ke botol timbang dengan
merata dan dibiarkan terbuka selama pemanasan dan ditutup setelah
pemanasan sampai selesai ditimbang.
c.
Menimbang sampel harus pada kondisi suhu kamar dengan mendinginkan
sampel panas dalam desikator.
Bahan dengan kadar air tinggi dan mengandung senyawa yang mudah
menguap (seperti susu dan sayuran) penentuan kadar airnya dengan cara destilasi,
yaitu dengan pelarut tertentu, misalnya toluen, xilol, dan heptana yang berat
jenisnya rendah. Air dan pelarut akan menguap selanjutnya menjadi distilat.
Aktivitas 13.2
Menentukan rumus kristal/kadar air
Tujuan: Menentukan jumlah air kristal, kadar air, dan rumus kristal
Alat dan Bahan:
• Neraca
• Tang krus
• Desikator
• Crusibel
• Oven
• Zn(NO
3
)
2
. xH
2
O

276 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Keselamatan Kerja:
Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum, sarung tangan.
Bekerjalah hati-hati. Ikuti petunjuk guru karena alat-alat yang digunakan
mudah pecah.
Langkah Kerja:
1. Timbanglah 5 gram Zn(NO
3
)
2
. xH
2
O dalam crusibel.
2. Panaskan crusibel beserta isinya selama 20 menit.
3. Dinginkan crusibel beserta isinya dalam desikator.
4. Timbang cusibel beserta isinya pada suhu kamar, catat massanya.
5. Ulangi langkah 2) sampai 4) hingga diperoleh berat konstan.
6.
Catat data pengamatan, hitung kadar air, jumlah air kristal, dan tentukan
rumus kristal.
2. Metode Pengendapan
Secara umum metode pengendapan dilakukan dengan menimbang sampel
secara kuantitatif kemudian melarutkan dalam pelarut tertentu serta diendapkan
dengan reagen tertentu. Endapan yang dihasilkan harus memiliki kelarutan
sangat kecil sehingga dapat mengendap sempurna dan dapat dianalisis dengan
cara menimbang.
a. Langkah-Langkah Analisis Gravimetri dengan Metode Pengendapan
Untuk melakukan analisis gravimetri dengan cara pengendapan perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut.
1)
Menimbang sampel atau cuplikan dengan teliti dan dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai.
2)
Menambahkan pereaksi pengendap agar
terjadi endapan.
Penambahan pereaksi pengendap dilakukan
secara berlebih agar semua unsur/senyawa
diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan
dilakukan pada suhu tertentu dan pH
tertentu yang merupakan kondisi optimum
reaksi pengendapan. Tahap ini merupakan
tahap paling penting.
Gambar 13.2 Reaksi Pengendapan
Sumber:Alex Trisno/oscartigasembilan03.
blogspot.com (2012)

Bab 13 Analisis Dasar Laboratorium 277
3) Memisahkan endapan yang terbentuk
Pemisahan endapan yang terbentuk dilakukan dengan penyaringan.
Penyaringan dilakukan untuk mendapatkan endapan bebas (terpisah) dari
larutan (cairan induk). Untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan
cairan pencuci, endapan dapat di-sentrifuge atau disaring. Endapan yang
disaring perlu dicuci untuk menghilangkan larutan induk yang menguap
dan zat-zat pengotor yang mudah larut.
Gambar 13.3 Cara Melipat Kertas Saring
Sumber: Teguh Pangajuanto (2023)
4)
Memurnikan atau membersihkan endapan dengan cara menyiram endapan
menggunakan larutan pencuci di dalam penyaring dengan larutan tertentu.
Gambar 13.4 Menyaring Endapan
Sumber: Teguh Pangajuanto (2023)

278 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
5) Mengeringkan endapan
Endapan yang telah disaring dan dicuci kemudian dikeringkan, dan
dipijarkan sampai massanya konstan. Pengeringan endapan dilakukan
untuk menghilangkan air dan zat yang mudah menguap, sedangkan
pemijaran dilakukan untuk mengubah endapan itu ke dalam suatu senyawa
kimia yang rumusnya diketahui dengan pasti.
Gambar 13.5 Mencuci Endapan
Sumber: Teguh Pangajuanto (2023)
6) Menimbang endapan sesudah dikeringkan.
7) Menghitung kadar unsur atau senyawa dengan rumus:
Kadar Unsur atau Senyawa (%)
Massasampel
Massa endapanfaktorgravimetri
100%
#
#=
Faktor gravimetri dirumuskan sebagai berikut.
FaktorGravimetri
Mrendapanyangditimbang
ArunsuratauMrsenyawa yangditentukan
=
b. Penerapan Metode Pengendapan
Metode pengendapan dalam analisis gravimetri sering digunakan untuk
menentukan kadar klorida, sulfat, magnesium, kalsium aluminium, dan lain-lain.

Bab 13 Analisis Dasar Laboratorium 279
1) Penentuan Klorida
Untuk menentukan kadar klorida maka ion klorida dalam larutan diendapkan
dari larutan sebagai perak klorida (AgCl) menggunakan larutan pengendap
larutan AgNO
3
menurut reaksi:
Cl
-
+ Ag
+
AgCl
(s)
(endapan putih)
Endapan AgCl yang terbentuk mula-mula berbentuk koloid kemudian akan
menggumpal membentuk agregat. Endapan yang terbentuk tersebut dicuci dan
disaring. Sebagai pencuci digunakan larutan asam nitrat (HNO
3
) encer.
Selanjutnya endapan AgCl disaring melalui sintered-glass crucible, bukan
dengan kertas saring karena AgCl mudah tereduksi menjadi Ag bebas oleh
karbon dalam kertas saring selama pembakaran kertas saring. Kemudian
endapan dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang.
Kadar klorida dihitung dengan persamaan berikut.
r
KadarCl%
Massa sampel
MassaendapanAgClArCl/MAgCl
100%
#
#=^h
2) Penentuan Sulfat
Kadar sulfat dalam sampel dapat ditentukan dengan cara mengendap kan nya
dengan larutan pengendap barium khlorida (BaCl
2
) untuk membentuk endapan
barium sulfat (BaSO
4
). Partikel endapan BaSO
4
terlalu kecil untuk disaring
sehingga perlu di-digest untuk membentuk kristal yang lebih besar. Proses ini
menghasilkan kristal yang sulit larut dengan reaksi berikut.
Ba
2+
+ SO
4
2-

BaSO
4

KadarSO%
Massa sampel
MassaendapanBaSOM rSO/Mr BaSO
100%4
44 4#
#=^h
Aktivitas 13.3
Menentukan Kadar Klorida dalam Sampel Garam Dapur
Tujuan: Menetapkan kadar klorida dalam sampel garam dapur dengan
metode pengendapan.
Alat dan Bahan:
Oven, Crusibel, Gelas beker, Batang pengaduk, Pipet tetes, Kaca arloji, Kertas
saring bebas abu, Burner, Tanur, NaCl larutan AgNO
3
, HNO
3
pekat, Aquades.

280 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
Keselamatan Kerja:
Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas praktikum dan sarung tangan.
Bekerjalah hati-hati dan ikuti petunjuk guru karena alat-alat yang digunakan
mudah pecah,
Langkah kerja:
Berdasar materi langkah-langkah analisis gravimetri dengan metode pengendapan
di atas, buatlah langkah kerja kemudian lakukan pada percobaan ini!
3. Metode Elektrolisis
Masih ingatkah kamu pada materi elektrolisis di bab yang lalu? Metode elektrolisis
dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan
logam. Endapan yang terbentuk di katoda selanjutnya dapat ditimbang massanya.
Dengan membandingkan massa endapan logam dengan massa sampel dapat
dihitung kadar logam dalam sampel.
Rangkuman
1. Analisis volumetri adalah analisis yang didasarkan pada pengukuran volume
larutan.
2.
Analisis gravimetri adalah analisis yang didasarkan pada pengukuran
massa.
3.
Analisis volumetri juga disebut titrimetri, yaitu analisis dengan cara titrasi.
4. Analisis volumetri dapat dilakukan dengan titrasi asam basa, titrasi
pengendapan, titrasi kompleksometri, dan titrasi reaksi redoks.
5.
Analisis volumetri dengan titrasi pengendapan dapat dilakukan dengan
metode Mohr, Volhard, Fajans, dan Liebig.
6.
Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan metode penguapan, pengendapan,
dan elektrolisis.
7. Faktor gravimetri adalah perbandingan Ar unsur atau Mr senyawa yang
ditentukan dengan Mr endapan yang ditimbang.
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut!
1.
Bagaimanakah langkah kerja menentukan kadar cuka perdagangan dengan
metode alkalimetri? Tuliskan persamaan reaksinya!
2.
Sebanyak 10 ml asam cuka dengan merek tertentu diencerkan dengan
aquades sampai volumenya 200 ml. Dari larutan encer ini diambil 20 ml

Bab 13 Analisis Dasar Laboratorium 281
kemudian dititrasi dengan larutan baku sekunder NaOH 0,1 N menggunakan
indikator PP. Bila data hasil titrasi sebagai berikut.
No. VCH
3
COOH VNaOH 0,1M
1. 20 ml 41 ml
2. 20 ml 43 ml
3. 20 ml 42 ml
Tentukan berapa persen kadar cuka perdagangan tersebut bila massa jenis
cuka 1,05 g/ml!
3.
Sebanyak 100 gram sampel air yang mengandung klorida dianalisis dengan
metode pengendapan menggunakan pengendap larutan AgNO
3
dan indikator
larutan K
2
CrO
4
5%, 10 ml sampel dititrasi dengan larutan AgNO
3
0,1050 M.
Bila endapan merah mulai terbentuk setelah penambahan 10,5 ml larutan
AgNO
3
0,1050 M. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi dan berapa persen
kadar klorida dalam air tersebut?
4.
Bagaimanakah tahap-tahap dalam analisis gravimetri dengan metode
pengendapan secara umum?
5.
Sebanyak 1,5 gram sampel garam dapur dilarutkan dalam aquades kemudian
ditambahkan larutan AgNO
3
berlebih untuk menggendapkan seluruh ion
kloridanya menjadi endapan AgCl. Bila endapan yang dihasilkan disaring,
dicuci dan dikeringkan deperoleh massa endapan 2,87 gram tentukan:
a. Kadar Cl
-

b. Kadar NaCl dalam sampel
Pengayaan
Sampel infus ditentukan kadar kloridanya secara argentometri menggunakan
metoda Mohr. Pada pembakuan, ditimbang NaCl 600,0 mg, dilarutkan dalam
air suling sampai 100,0 mL, dipipet sebanyak 10,0 ml dan dititrasi dengan larutan
AgNO
3
, indikator K
2
CrO
4
. Titran yang diperlukan adalah 11,50 ml. Pada penentuan
kadar sampel, dipipet 10,0 mL larutan infus, dimasukkan ke erlenmeyer 250 ml
ditambah indikator K
2
CrO
4
, dititrasi dengan larutan AgNO
3
sampai terbentuk
endapan berwarna merah bata.
Apabila titran yang diperlukan adalah 10,80 ml, berapa persen (b/v) kadar
klorida dalam sampel infus? (BM NaCl 58,55, BA Cl 35,5). Apabila menurut
persyaratan Farmakope kadar NaCl dalam larutan infus adalah 0,9%, tidak

282 Dasar-Dasar Teknik Kimia Industri untuk SMK/MAK Kelas X
kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105%, apakah kadar NaCl dalam larutan
infus tersebut memenuhi persyaratan Farmakope?
Re&#6684780;eksi
1. Ceritakan keterkaitan materi yang telah kamu pelajari dengan penerapan
di bidang kimia industri.
2.
Adakah ide, materi atau pendapat dari gurumu yang berbeda dengan sumber
lain yang telah kamu pelajari?
3.
Ceritakan konsep-konsep utama yang kamu pelajari dan menurutmu penting
untuk terus dipelajari sebagai dasar mempelajarai Konsentrasi Keahlian
Teknik Kimia Industri.
4.
Ceritakan sebuah perubahan dalam dirimu yang ingin kamu lakukan setelah
memperoleh materi pada bab ini.

283
Glosarium
additive
manufacturing
(printer 3D)
: proses manufacturing dengan prinsip
penambahan material atau mengubah gambar
digital untuk dicetak menjadi wujud benda
nyatanya dalam bentuk tiga dimensi (3D)
adsorpsi : proses terikatnya zat (padat, cair, atau gas)
pada permukaan suatu padatan atau cairan
(adsorben) sehingga membentuk lapisan tipis
alat pemadam api
ringan (APAR)
: alat pemadam api portable yang mudah
dibawa, cepat, dan tepat di dalam penggunaan
untuk awal kebakaran
alkana : hidrokarbon jenuh dengan rumus umum
CnH2n+2
autokatalis : zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis
asam : zat yang dalam air dapat melepaskan ion H+
(teori Arrhenius)
asam kuat : senyawa asam yang dalam larutannya terion
seluruhnya menjadi ion-ionnya
asam lemah : senyawa asam yang dalam larutannya hanya
sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya
bakteri :organisme berukuran kecil yang tidak memiliki
membran inti sel
big data : teknologi penyimpanan data dalam jumlah
volume yang besar
biochemical oxygen
demand (BOD)
: banyaknya oksigen (mg) yang diperlukan
bakteri untuk menguraikan atau mengoksidasi
bahan organik dalam satu liter air limbah
selama pengeraman 5 × 24 jam
brainware : orang atau manusia yang mengoperasikan,
menjalankan, dan menggunakan sistem
perangkat komputer

284
break even point : titik kesetimbangan yang menunjukkan
pendapatan industri/perusahaan bernilai sama
dengan modal yang telah dikeluarkan sehingga
tidak mengalami kerugian atau keuntungan
chemical oxygen
demand (COD)
: banyaknya oksigen (mg) yang dibutuhkan oleh
chemical untuk mengoksidasi bahan organik
dan anorganik dalam satu liter air limbah
cloud computing : teknologi internet yang digunakan sebagai
pusat pengelolaan data dan aplikasi
derajat disosiasi perbandingan antara jumlah mol yang terurai
dengan jumlah mol mula-mula
digitalisasi industri: pemanfaatan teknologi digital dalam proses
industri
dolomit : konstituen dasar dari batuan sedimen
karbonat yang terbentuk sebagai hasil leaching
atau resapan magnesium dari air laut ke dalam
batu gamping
ekstraksi : proses pemisahan suatu zat dalam komponen-
komponen berdasarkan perbedaan
kelarutannya menggunakan zat pelarut atau
solven sebagai pemisah
emisi : pemancaran cahaya, panas, atau elektron dari
suatu permukaan benda padat atau cair
essens : aroma buah-buhan dari senyawa ester yang
aromanya bermacam-macam tergantung ester
penyusunnya
etilen glikol : senyawa alkohol yang mempunyai dua gugus
–OH
fermentor : alat yang dapat diatur agar memiliki kondisi
yang baik untuk proses biokimia atau
fermentasi pada bahan baku
&#6684777;ltrasi : mengalirkan cairan atau gas melalui saringan
yang memiliki pori-pori berukuran sangat kecil
sehingga mikroba akan tersaring
&#6684780;ammable : sifat mudah terbakar dari suatu bahan kimia
gaya sentrifugal : gaya yang terjadi saat benda melakukan gerak
berputar menjauhi pusatnya

285
grinding : proses pengecilan ukuran melalui gesekan
antarmaterial
gugus fungsi : atom atau gugus atom yang menjadi ciri khas
suatu deret homolog
gliserol : senyawa alkohol yang mempunyai tiga gugus
–OH
higroskopis : kemampuan yang dimiliki oleh suatu zat untuk
menyerap air dari lingkungannya
haloalkana : senyawa turunan alkana yang mana satu atau
lebih atom H diganti dengan atom halogen
hidrokarbon : senyawa karbon yang tersusun atas hidrogen
dan karbon
isolasi : proses melakukan pengembangbiakan
mikroba jenis tertentu sesuai percobaan
mikrobiologi yang dilakukan
konsentrasi : sebuah ukuran untuk menunjukkan kadar atau
banyaknya zat yang terlarut dalam larutan
laju reaksi : laju berkurangnya jumlah molaritas reaktan
atau laju bertambahnya jumlah molaritas
produk per satuan waktu
media pertumbuhan : tempat pertumbuhan mikroba yang memiliki
substrat bernutrisi untuk menumbuhkan
bakteri menjadi padat dan tetap transparan
pada suhu inkubasinya
meniskus : peristiwa melengkungnya permukaan zat cair
yang disebabkan oleh proses adhesi dan kohesi
mikroba : jasad renik yang hidup, namun memiliki
ukuran sangat kecil
mikrobiologi : cabang ilmu biologi yang mempelajari
makhluk hidup sangat kecil dan hanya dapat
dilihat menggunakan alat pembesar
molaritas jumlah mol zat yang terlarut dalam satu liter
larutan
ole&#6684777;n : senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki
satu atau lebih ikatan rangkap atom karbon
organik : zat yang berasal dari makhluk hidup

286
osmosis peristiwa perpindahan pelarut dari larutan
yang konsentrasinya lebih kecil (encer) ke
larutan yang konsentrasinya lebih besar
(pekat) melalui membran semipermeabel
preparat : gelas objek yang berisi sampel untul diteliti
atau diamati menggunakan mikroskop
R/S phrases : menunjukkan ciri-ciri risiko khusus pada
bahan-bahan dan preparat berbahaya serta
tindakan keselamatan yang harus dilakukan
dalam penanganan bahan
reaksi substitusi : reaksi penggantian satu atom atau gugus atom
dalam suatu molekul oleh sebuah atom lain
reaksi adisi : reaksi pengubahan ikatan rangkap suatu
molekul (alkena atau alkuna) menjadi ikatan
tunggal
reaksi reduksi : reaksi penangkapan elektron atau reaksi
terjadinya penurunan bilangan oksidasi
reaksi oksidasi : reaksi pelepasan elektron atau reaksi
terjadinya kenaikan bilangan oksidasi
sizing : pemisahan campuran heterogen menjadi
fraksi-fraksi yang ukurannya lebih seragam
stir bar : pengaduk larutan campuran yang digerakkan
oleh magnet berputar
tekanan osmotik : besarnya tekanan yang harus diberikan pada
suatu larutan untuk mencegah mengalirnya
molekul-molekul pelarut ke dalam larutan
melalui membran semipermeabel
titik didih : suhu pada saat tekanan uap jenuh zat cair
tersebut sama dengan tekanan luar
titrasi : penentuan kadar suatu zat atau lebih dalam
campuran atau larutan dengan menambahkan
bahan penguji yang dapat bereaksi dengan zat
tersebut
valensi asam : jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh satu
molekul asam dalam reaksi ionisasi
virus : parasit berukuran mikro yang menginfeksi sel-
sel dalam organisme biologis

287
Daftar Pustaka
Adem Kayar, Fatih Öztürk. 2020. “Smart Reactor Production Monitoring
System-an Industry 4.0 Application in the Chemical Industry.” Journal
of Industrial Policy and Technology Management 157-173.
B. Dorneanu, H. Arellano-Garcia, M. Heshmat, Y. Gao. 2021. “A Framework for
Intelligent Monitoring and Control of Chemical Processes with Multi-
Agent Systems.” In Industri 4.0-Shaping The Future of The Digital
Wotd, by da Silva Bartolo et al, 18-23. London: Taylor & Francis
Group.
B. Dorneau, H. Arellano-Garcia, H. Ruan, A. Muhamed, P. Xiao, M. Heshmat,
Y. Gao. 2021. “Toward Fault Detection and Self-Healing of Chemical
Processes Over Wireless Sensor Network.” In Industry 4.0-Shaping
The Future of The Digital World, by Fernando Mereira da Silva,
Shaden Jaradat, Helena bartolo Paulo Bartolo, 9-14. London: Taylor &
Francis Group.
Black, J.G. 2012. Microbiology: Principles and Explorations. New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Brady, James E. and Fred Senese. 2006. Chemistry: Matter and Its Changes.
New York: John Wiley & Sons Inc.
Brown, L.S. and Holme, T.A. 2006. Chemistry for Engineering Students. Canada:
Thomson Books.
Chang, Raymond. 2002. Chemistry. New York: McGraw-Hill.
Copra, S. and Meindl, P. 2007. Supply Chain Management. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
Cusller, E.L. and Moggridge, G.D. 2011. Chemical Product Design. New York:
Cambridge University Press.
Daryanto. 2012 . Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media.
Ervina. 2018. Pengolahan Limbah Cair Pada Industri Dan Permasalahannya.
Maret 6. http://bbkk.kemenperin.go.id/.
Fatoni, Indah. 2015. Panduan Teknis Penggunaan Alat dan Bahan Praktikum
Kimia. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Fessenden, J.S. & Fessenden, R.J. 1994. Kimia Organik . Jakarta: Erlangga.
Fonna, Nurdianita. 2019. Pengembangan Revolusi 4.0 dalam Berbagai Bidang.
Bogor: Guepedia.

288
Fullick, A. and Fullick, P. 2000. Heinemann Advanced Science: Chemistry. Spain:
Heinemann Educational Publisher.
Gozan, M. 2006. Absorpsi, Leaching, dan Ekstraksi pada Industri Kimia.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Hanna Shevtsova, Nataliia Shvets, Maryna Kasatkina. 2020. “How Leading
Global Chemical Companies Contribute to Industry 4.0.” 2020 61st
International Scienti&#6684777;c Conference on Information Technology and
Management Science of Riga Technical University (ITMS). Riga, Latvia:
IEEE. 1-6.
Hari, Bayu Sapta. 2019. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. Depok:
Penerbit Duta.
—. 2019. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. Depok: Penerbit Duta.
Hasrudin dan Pratiwi, N. 2015. Mikrobiologi Industri. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Hasrudin, Rifnatul Husna. 2014. Mini Riset Mikrobiologi Terapan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Herliani, An An. 2011. Memahami dan Menerapkan Teknik Dasar
Pekerjaan Laboratorium Kimia. Cianjur: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian
Cianjur.
Hidayah, Malikhatul. 2015. Sukses Wirausaha dengan Produk Kimia
Berteknologi. Tangerang: Ihsan Media Sejahtera.
Hill, J.W. and Petrucci, R.H. 2002. General Chemistry. New Jersey: Prentice-Hall
Inc.
Idriwal Mayusda, Iwan Inrawan Wiratmaja. 2021. “The Development of
Industry 4.0 Readiness Model. Case Study in Indonesia’s Priority
Industrial Sector of Chemical.” Springer 140-146.
Javier Garcia-Martinez, Kunhao Li. 2022. Chemistry Entrepreneurship. Jerman:
Wiley-VCH.
Koesmadi Wirjosoemarto, dkk. 2000. Teknik Laboratorium. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
M.H. Abidi, H. Alkhalefah, Al.Al-Ahmari, E.S. Abouelnasr, A.M El-Tamimi.
2021. “Multimodal Virtual Reality Based Maintenance Training
System for Industry 4.0.” In Industry 4.0-Shaping The Future of The
Digital World, by Fernando Moreira da Silva, Shaden Jaradat, Helena
Bartolo Paulo Bartolo, 210-215. London: Taylor & Francis Group.

289
Madigan, M.T. et al. 2015. Brock Biology of Microorganisms. New York:
Pearson Education, Inc.
McMurry, John and Fay, Robert C. 2004. Chemistry. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia. 1986. Surat Keputusan Menteri
Perindustrian Nomor 19/SK/1986. Jakarta: Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia.
Ngakan Timur Antara, Bambang Riznanto, Rizalul Kalam, DImas Muhamad,
Hari Wisnu Murti. 2019. Making Indonesi 4.0-Transformasi Industri
Manufaktur Nasional ke Industri 4.0. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Nnaji, Uche. 2019. Introduction to Chemical Engineering for Chemical Engineer
and Student. USA: John Wiley&Son.
Nurdiani, Dian. 2011. Membaca Skala Ukur Instrumen Lokal. Cianjur:
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pertanian CIanjur.
Petrucci, R.H., Harwood, W.S. and Herring, G.F. 2002. General Chemistry,
Principles and Modern Applications. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Pollack, R. et al. 2016. Praktik Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Pusat Data dan Analisa Tempo. 2019. Industri: Melihat Kesiapan Indonesai
Memasuki Industri 4.0. Jakarta: TEMPO Publishing.
Pusat Komunikasi Publik. 2015. Rencana Induk Pembangunan Industri
Nasional 2015-2035. Jakarta: Kementerian Perindustrian.
Redaksi, Tim. 2021. Sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Siap Terapkan
Industri 4.0. April 6. Accessed Oktober 20, 2022. https://kemenperin.
go.id/artikel/22442/Sektor-Industri-Kimia,-Farmasi,-dan-Tekstil-Siap-
Terapkan-Industri-4.0.
Rusman, Ratu Fazlia Inda Rahmayani, Mukhlis. 2018. Buku Ajar Kimia
Larutan. Aceh: Syiah Kuala University Pers.
S. Raharno, G. Cooper. 2021. “Jumping to Industry 4.0 Through Process Design
and Managing Information for Smart Manufacturing: Con&#6684777;gurable
Virtual Workstation.” In Industry 4.0-Shaping The Future of The
Digital World, by Fernando Moreira da Silva, Shaden Jaradat, Helena
Bartolo Paulo Bartolo, 47-51. London: Taylor & Francis Group.
Sahirman. 2007. Pengoperasian Alat Gelas. Cianjur: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian
Cianjur.

290
Salami, I.R.S. dkk. 2021. Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan Kerja.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sani, Ridwan Abdullah. 2018. Pengelolaan Laboratorium IPA Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Solichin, Moch. 2012. Pengelolaan Air Limbah: TEKNOLOGI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH. Malang.
Sudip Misra, Chandana Roy and Anandarup Mukherjee. 2021. Introduction to
Industrial Internet of Things and Industry 4.0. Oxon: CRC Press.
Suharman Hadi, Hari Wisnu Murti. 2019. “kajian Industri 4.0 untuk
Penerapannya di Indonesia.” Jurnal Manajemen Industri dan Logistik
1-93.
Sunarya, Y. 2010. Kimia Dasar I: Berdasarkan Prinsip-prinsip Terkini.
Bandung: Yrama Widya.
Treybal, R.E. 1981. Mass Transfer Operations. Tokyo: McGraw-Hill
International Book Co.
Xiaochi Zhou, Markus Kraft. 2021. “Blockchain Technology in The Chemical
Industry.” Cambridge Center for Computational Chemical Engineering.
Yusminar. 2017. Mikrobiologi dan Parasitologi. Jakarta: Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan SDM, Pusat Pendidikan SDM, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Daftar Kredit Gambar
Gambar 1.1 diunduh dari https://pixnio.com/id/media/kosmetik-lotion-parfum-
sabun-kesehatan pada 20 November 2022.
Gambar 1.5 diunduh dari https://ocd.lcwu.edu.pk/c&#6684777;les/Zoology/Z-Mol.%20Bio-
705/bioreactors.pdf pada 1 Oktober 2022.
Gambar 1.6 diunduh dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Colonne_
distillazione.jpg pada 1 Oktober 2022.
Gambar 1.8 diunduh dari https://www.dreamstime.com/soxhlet-extractor-
percolator-boiler-re&#6684780;ux-distillation-&#6684780;ask-heating-element-organic-
chemistry-class-pharmacy-extraction-image134886063, pada 22 Maret
2023
Gambar 1. 10 diunduh dari https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Filter_
press_GHT2500_at_angle_%286322213577%29.jpg, pada 22 Maret
2023

291
Gambar 1.12 diunduh dari https://en.wikipedia.org/wiki/Rotary_dryer, pada
22 Maret 2023
Gambar 1.13 diunduh dari https://pxhere.com/id/photo/437223 pada 1
Oktober 2022.
Gambar 2.1 (kiri) diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADmftxtsoQ-
ancient-old-red-scale-at-traditional-market/ pada 19 September 2022
Gambar 2.1 (kanan) diunduh dari https://i0.hippopx.com/photos/838/635/718/
balance-weight-load-weighing-machine-05ff53c0e8a91712e54fbf1eece0f
8ce.jpg pada 25 September 2022.
Gambar 2.3 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAET0vV8TC8-
industrial-technology-concept-communication-network-industry-4-0-
factory-automation-/ pada 18 September 2022.
Gambar 2.4 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAEEsnhcCV0-
kitchen-waste-recycling/ pada 18 September 2022.
Gambar 2.5 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADCFz9fMus-
global-warming/ pada 18 September 2022.
Gambar 2.6 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAEJe1on3a0-
global-warming/ pada 18 September 2022.
Gambar 3.2 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MACdbuzWdkU-
worker-operating-cnc-machine-center/ pada 4 September 2022.
Gambar 3.4 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADIbKxrU54-
industrial-quality-control/ pada 4 September 2022.
Gambar 3.5 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADTTqfdPoY-
engineer-or-architectural-project-two-engineering-or-architect/ pada 4
September 2022.
Gambar 3.6 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAEYx4cLeoA-soap-
making-process-/ pada 4 September 2022.
Gambar 3.7 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAD3C_H8jWU-
hands-applying-hand-sanitizer-from-bottle-closeup/ pada 4 September
2022.
Gambar 3.8 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADA0Myi-ng-
coconut-milk-for-sale/ pada 4 September 2022.
Gambar 3.9 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAEFheu3Y5A-
plastic-waste-in-the-sea/ pada 4 September 2022.

292
Gambar 4.7 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADFjKfxAvI-
alcohol-burner/ pada 11 Oktober 2022.
Gambar 4.8 diunduh dari https://commons.wikimedia.org/wiki/
File:Bariumchloratepowder.jpg pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.10 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAEE-rvoaMk-
erlenmeyer-&#6684780;asks/ pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.11 diunduh dari https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Stirring_
rod.jpg pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.12 diunduh dari https://en.wikipedia.org/wiki/Separatory_funnel
pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.14 diunduh dari https://commons.wikimedia.org/wiki/
File:Pyknometer-Justiert-Soll-25cm3.jpg pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.15 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADCDEIo694-set-
of-weighing-bottles-of-different-capacity/ pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.16 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADFntwCss4-
laboratory-equipment-test-tube-holder/ pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.17 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADFmMNlxeA-
clamp-tube-holders-laboratory/ pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.19 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADFE0qoLL0-
ceramic-laboratory-ware/ pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.20 diunduh dari https://commons.wikimedia.org/wiki/
File:Propipette-et-pipette.jpg pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.22 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAELN0dXO3I-
heated-magnetic-stirrer/ pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.23 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADPrjQmLN4-
scientist-using-an-analytical-balance/ pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.24 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAELN0dXO3I-
heated-magnetic-stirrer/ pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.25 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MADpqET2mXY-
a-magnetic-stirrer-or-magnetic-mixer-is-a-laboratory-device-that-
employs-a-rotating-magnetic-&#6684777;eld-to-cause-a-stir-bar-immersed-in-a-
liquid-to-spin-very-quickly-thus-stirring-it-/ pada 19 Oktober 2022.
Gambar 4.26 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAETrW_OGPs-
heating-mantle-and-&#6684780;ask/ pada 19 Oktober 2022.

293
Gambar 4.27 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAEzPUAOXVY-
microscope/ pada 31 Oktober 2022.
Gambar 4.28 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAA8BSTKTnc-
centrifuge-in-laboratory/ pada 18 Oktober 2022.
Gambar 4.29 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAEzPUAOXVY-
microscope/ pada 18 Oktober 2022.
Gambar 4.30 diunduh dari https://www.canva.com/photos/MAEWdufzmZ4-
smart-warehouse-management-system-using-augmented-reality-
technology/ pada 18 Oktober 2022.
Gambar 5.1 diunduh dari https://pixabay.com/vectors/character-security-a-
notice-symbol-696949/ pada 3 September 2022.
Gambar 5.3 diunduh dari https://pixabay.com/vectors/in&#6684780;ammable-&#6684780;ammable-
&#6684777;re-burn-98847/ pada 3 September 2022.
Gambar 5.4 diunduh dari https://pixabay.com/vectors/hazard-explosion-
caution-explosive-39040/ pada 3 September 2022.
Gambar 5.5 diunduh dari https://pixabay.com/vectors/hazard-symbols-danger-
dangerous-7149470/ pada 3 September 2022.
Gambar 5.6 diunduh dari https://pixabay.com/vectors/corrosive-acid-danger-
warning-98841/ pada 3 September 2022.
Gambar 5.7 diunduh dari https://pixabay.com/vectors/oxidizer-oxidant-&#6684780;ame-
&#6684777;re-98842/ pada 6 September 2022.
Gambar 5.8 diunduh dari https://pixabay.com/vectors/irritant-danger-
warning-orange-98843/ pada 6 September 2022.
Gambar 5.9 diunduh dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5693376/
pencemaran-air-pengertian-penyebab-dan-dampaknya-bagi-
lingkungan/ pada 7 September 2022.
Gambar 5.11 Wintoko, J. 2011. Air dan Pengolahannya. Yogyakarta: Jurusan
Teknik Kimia FT-UGM.
Gambar 5.12 diunduh dari https://www.liputan6.com/citizen6/read/4702575/
generasi-muda-perlu-berperan-dalam-tingkatkan-kesadaran-udara-
bersih pada 7 September 2022.
Gambar 5.13 diunduh dari https://www.kompas.com/skola/
read/2021/01/28/200454769/penyebab-polusi-udara-di-kota-besar pada
7 September 2022.

294
Gambar 5.16 Cahyono, R.B. 2022. Fabric Filter. Yogyakarta: Department of
Chemical Engineering Gadjah Mada University.
Gambar 5.17 Prasetyo, A. 2014. Teknik Pengolahan Limbah. Yogyakarta:
Departemen Teknik Kimia FT UGM.
Gambar 6.2 diunduh dari https://upload.wikimedia.org/wikipedia/
commons/3/32/Friedrich_W%C3%B6hler_Litho.jpg pada 7 September
2022.
Gambar 6.3 Jendela Iptek: Kimia, 1997
Gambar 6.6 Heinemann Advanced Science: Chemistry, 2000
Gambar 6.8 Chemistry (Chang), 2002
Gambar 6.9 Chemistry and Chemical Reactivity, Kotz and Purcell 1978, CBS
College Publishing New York
Gambar 6.10 diunduh dari https://www.dosenpendidikan.co.id/ pada 22
Februari 2023
Gambar 6.11 Chemistry: The Central Science, 2000
Gambar 6.12 Chemistry (Ann and Patrick Fullick), 2000
Gambar 6.13 Chemistry (Ann and Patrick Fullick), 2000
Gambar 6.14 diunduh dari https://commons.wikimedia.org/wiki/
File:Bananavarieties.jpg, 2004. pada 14 April 2023.
Gambar 7.1 diunduh dari https://quickstart-indonesia.com/aktivitas-pelatihan-
perkenalan-atasan-pemimpin-baru/perkenalan-atasan-pemimpin-baru/
pada 22 Februari 2023.
Gambar 7.3 diunduh dari https://www.britannica.com/biography/Antoine-
Lavoisier/The-French-Revolution-and-Lavoisiers-execution pada 23
Februari 2023
Gambar 7.4 diunduh dari https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Portrait_of_
Louis_Proust._Wellcome_L0006972.jpg pada 22 Februari 2023
Gambar 7.5 diunduh dari https://www.sciencehistory.org/historical-pro&#6684777;le/
joseph-louis-gay-lussac pada 22 Februari 2023
Gambar 7.6 diunduh dari https://www.britannica.com/biography/Amedeo-
Avogadro pada 22 Februari 2023
Gambar 7.7 Crys Fajar Partana dan Antuni Wiyarsi
Gambar 7.8 Crys Fajar Partana dan Antuni Wiyarsi

295
Gambar 7.9 Crys Fajar Partana dan Antuni Wiyarsi
Gambar 8.1 (a) diunduh dari https://www.gradjevinarstvo.rs/katalog/
dokumenta/6414/metal-cinkara-prezentacija-&#6684777;rme.pdf?pdf=katalog
pada 23 Februari 2023
Gambar 8.1 (b) diunduh dari https://immigrationimpact.com/2018/01/23/
government-skews-terrorism-data/ pada 22 Februari 2023
Gambar 8.2 Industry Chemistry: Concepts & Connnection 3
rd
ed
Gambar 8.3 Chemistry, New Coordinated Science, Gallagher RoseMarie dan
Ingram Paul.
Gambar 9.1 diunduh dari www.chemistryexplained.com pada 22 Februari 2023
Gambar 9.2 diunduh dari https://www.researchgate.net/&#6684777;gure/Henry-
Louis-Le-Chatelier-8-Oct-1850-17-Sept-1936-French-Italian-chemist_
&#6684777;g2_284673073
Gambar 9.3. Chemistry (McMurry), 2001
Gambar 9.4 diunduh dari https://en.wikipedia.org/wiki/Fritz_Haber pada 22
Maret 2023
Gambar 10.1 diunduh dari https://www.merdeka.com/sehat/4-manfaat-
kesehatan-yang-dapat-dipetik-dari-air-mendidih.html pada 22 Maret
2023
Gambar 10.2 Chemistry, The molecular Nature of Matter and Change,
Silberberg M. S.
Gambar 10.3 diunduh dari https://kumparan.com/lampu-edison/apakah-
memanaskan-kembali-air-yang-sudah-mendidih-berbahaya/full pada
22 Maret 2023
Gambar 10.4 Silberg Chemistry The molecular nature of Matter and Change.
McGraw Hill, 2006
Gambar 10.5 diunduh dari https://www.kompas.com/ pada 22 Februari 2023
Gambar 10.6 diunduh dari https://www.pakarkimia.com/ pada 22 Februari
2023
Gambar 11.1 diunduh dari https://otomotif.antaranews.com/berita/2850213/
sunra-kenalkan-miku-super-yang-akan-diboyong-ke-pasar-eropa pada
22 Februari 2023
Gambar 11.2 Chemistry, McMurry

296
Gambar 11.3 Pustekkom Kemendikbud
Gambar 11.4 dan gambar 11.5 Chemistry, The molecularNature of Matter
and Change, Silberberg M. S
Gambar 11.6 diunduh dari https://www.teknik-otomotif.com/2017/09/cara-
pemeriksaan-baterai-accu.html pada 22 Februari 2023
Gambar 11.6 diunduh dari https://sridianti.com/index.html pada 22 Februari
2023
Gambar 11.7 Chemistry, Gillespie, Humphreys, Baird, Robinson. International
Student Edition, USA.
Gambar 11.8 diunduh dari https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Faraday.
jpg. pada 4 April 2023
Gambar 11.9 dan Gambar 11.10 General Chemistry, Hill J. W, Petrucci R. H,
Mc Creary T. W, dan Perry S. S
Gambar 11.1 diunduh dari https://www.studiobelajar.com/ pada 22 Februari
2023
Gambar 11.12 diunduh dari https://warstek.com/ pada 22 Februari 2023
Gambar 11.13 diunduh dari www.corrosionpedia.com pada 22 Februari 2023
Gambar 12.20 diunduh dari https://commons.wikimedia.org/wiki/
File:Autoclave_Prestige_Medical_Omega_from_side.jpg pada 14
November 2022.
Gambar 12.22 diunduh dari https://commons.wikimedia.org/wiki/File:UV_
Sterilisation.jpg pada 17 November 2022.
Gambar 13.1 diunduh dari https://duabelibis.co.id/produk-kami-cuka-dapur/
pada 15 November 2022
Gambar 13.2 diunduh dari http://oscartigasembilan03.blogspot.com/2012/02/
kimia-analisis-jenis-pembentukan.html pada 15 Mei 2023
Gambar 13.3 diunduh dari https://m.id.aliexpress.com/item/4000432532828.
html pada 14 November 2022

297
Indeks
A
additive manufacturing 20, 36, 37,
283
alkali 88, 129, 137, 227, 229, 273
alkalimetri 270, 272, 279, 280
alkali tanah 88, 129, 137, 227, 229
alkena 112, 117, 118, 123, 136, 137,
144, 212, 286
alkohol primer 108, 121, 123, 127,
128, 131, 132, 137
alkohol sekunder 121, 129, 137
alkohol tersier 121, 123
alu 67
anaerob 32, 243
analisis gravimetri 270, 271, 275, 276,
278, 279, 280, 281
analisis kualitatif 154
analisis kuantitatif 154, 271
analisis volumetri 270, 271
angka lempeng total 267
anorganik 5, 14, 29, 30, 67, 78, 89, 94,
96, 97, 108, 109, 110, 141, 145,
166, 250, 284
APAR 90, 91, 283
arti&#6684777;cial intelligence 20, 36, 37
asam karboksilat 121, 123, 127, 131,
132, 133
Ascomycetes 245
asidimetri 270, 272
augmented reality 20, 36, 37
autoclave 250, 251, 253, 254, 267
autoredoks 217, 218
B
bahan kimia khusus 7
bahan kimia komoditas 6, 7
bakteri 30, 32, 87, 94, 236, 238, 239,
240, 241, 242, 243, 245, 246, 247,
248, 249, 251, 255, 256, 260, 262,
263, 267, 268, 283, 285
baku mutu udara 98
basa 78, 131, 136, 144, 161, 163, 164,
166, 219, 225, 270, 272, 279, 280
batang pengaduk 62
batch 18, 19
big data 20, 36, 37, 283
BOD 30, 283
botol semprot 66
botol timbang 64, 275
break even point 50, 284
budaya kerja industri iv, 82, 91, 106
buret 61, 64, 66, 166, 271
C
cawan porselen 79
centrifuge 71, 72, 293
cloud computing 20, 23, 36, 37, 284
COD 30, 93, 284
continuous &#6684780;ow 18, 19
copywriting 51, 52
corong kaca 74
corong pisah 62
cyber physical 19
cyber security 20, 25, 36, 37

298
D
data mining 26
densitas 62, 63, 74, 80
desain pabrik kimia 297
Deuteromycetes 245
digital 17, 19, 20, 23, 25, 36, 51, 69, 70,
73, 74, 79, 283, 284
digitalisasi 16, 38, 51, 284
distilasi 129
distributor 8
E
efek rumah kaca 33
ekstraksi 62, 106, 284
EMBA 248, 249
emisi karbon 34, 35
erlenmeyer 56, 61, 65, 68, 79, 166,
178, 185, 250, 252, 274, 280, 281,
292
ester 121, 123, 124, 125, 130, 131, 132,
133, 134, 284
etanol 6, 12, 69, 87, 88, 107, 121, 122,
124, 125, 133, 135, 136, 183, 237
eter 87, 109, 121, 122, 123, 125, 126,
204
etilen glikol 125, 284
explosive 86, 88, 293
F
Faraday 214, 228, 234
Fehling 130
&#6684777;lter 93, 97, 99, 100
&#6684780;ammable 86, 284, 293
fraksi mol 158, 159, 202
Furnace 71
G
Galvani 221
Gelas beker 59, 279
Gelas ukur 58, 134
gliserol 88, 125, 133, 285
gugus fungsi 108, 120, 121, 122, 130,
285
H
halogen 116, 135, 136, 285
hazard 86, 87, 106, 293
Heating mantle 71
hipertonik 209
hipotonik 209
Homogen 182, 184
hukum kekekalan massa 140, 146
I
Industri i, ii, iv, xiv, xv, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30,
33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
42, 43, 45, 46, 47, 49, 82, 83, 91,
168, 180, 282, 193, 198, 212, 234,
236, 237, 241, 281, 269, 235, 213,
199, 181, 169, 139, 107, 81, 55, 39,
15, 287, 288, 289
Industri 4.0 16, 17, 19, 20, 21, 25, 37,
38, 287, 289, 290
industri prioritas 3, 4
inkubasi 257, 258, 259, 260
inokulasi 236, 255, 256, 260, 267, 268
isolasi 236, 249, 255, 257, 267, 285
isomer fungsi 121, 122, 125, 128
isomer posisi 118, 119, 125, 136
isotonik 209

299
J
jembatan garam 222
K
K3 14, 48, 52, 83, 298
kaca arloji 279
Kaca arloji 61, 70
kaki tiga x, 60, 65, 68, 130, 299
kapang 236, 244, 245, 246, 248, 259,
261, 262, 263, 267, 268, 299
karbon anorganik 110, 299
karbon organik 109, 110, 299
kasa kawat 299
Kasa kawat 65
keadaan darurat 82, 89, 90
kecelakaan kerja 48, 81, 83, 105
keton 87, 98, 121, 126, 128, 129, 130,
137
kewirausahaan 287, 311
Kimia anorganik 30, 108
Kimia organik 30, 108
klem 274, 299
Klem 64, 110
koagulasi x, 31, 96, 299
koligatif 200, 201, 203, 210, 211, 212,
299
koloni 255, 256, 259, 260, 261, 262,
263, 264, 265, 266, 267, 268, 299
kompresor 12, 25, 299
kondensor 12, 64, 195, 299
konsentrasi 22, 26, 48, 56, 57, 74, 75,
77, 78, 79, 80, 94, 104, 140, 158,
162, 163, 165, 167, 170, 171, 172,
173, 174, 175, 179, 186, 189, 192,
194, 197, 201, 204, 208, 211, 259,
261, 271, 272, 285, 299
korosi 214, 231, 232, 234, 299
L
Labu ukur 57, 165, 274
larutan organik 78
larutan standar 73, 74, 75, 77, 140,
162, 163, 165, 166, 168, 271, 272,
273, 274, 299
logistik 2, 8, 9
M
Magnetic stir bar 71
Magnetic stirer 70
media 12, 23, 51, 79, 90, 236, 240, 243,
244, 246, 247, 248, 249, 250, 251,
252, 253, 254, 255, 256, 259, 260,
267, 268, 285, 290
membran semipermeabel 286
metanol 106, 123, 124, 128
mikroba 235, 237, 241, 242, 244, 246,
247, 248, 249, 250, 251, 255, 256,
259, 261, 264, 267, 268, 284, 285
mikrobiologi iv, 42, 86, 236, 243, 251,
267, 268, 285
mikroorganisme 32, 36, 72, 93, 96,
238, 242, 243, 249, 267, 268
mikroskop 72, 73, 237, 246, 259, 267,
286
molalitas 75, 158, 160, 204, 206
molaritas 75, 158, 160, 161, 175, 285
morfologi 245
Mortar 67
MSDS 48, 82, 87, 102, 103, 104, 105,
106
N
nama trivial 144

300
Neraca digital 69
Netralisasi 31, 272
Normalitas 161
O
oksidasi 116, 123, 128, 132, 214, 215,
216, 217, 218, 219, 220, 221, 223,
224, 231, 233, 272, 286
oksidator 88, 89, 105, 217, 220
Organik 93, 98, 107, 108, 109, 110,
140, 144, 287
Oven listrik 71
P
papan kontrol 41
pasteurisasi 242, 253
pelarut 106, 204, 206
pemanasan global 16, 33
pemurnian logam 229
Pengaduk kaca 165, 207
pengapungan 31
pengenceran 77, 79, 259, 260, 261,
262, 264, 265, 266
pengolahan air 31, 95
penjepit kayu 66
penjepit tabung reaksi 64, 66, 207,
211
penyepuhan 229, 230
peralatan gelas 79
perpindahan panas 11, 12
persen berat 75
persen volume 75
pH 31, 67, 68, 163, 164, 250, 272, 276
piknometer 63, 74
pipet &#6684777;ller 63, 69
pipet tetes 59, 60, 279, 134
pipet ukur 63
pipet volume 58, 59, 274
plant 43, 45
potensial sel 223, 224
pour plate 259
Presipitasi 31
proses kamar timbal 196
proses kontak 196, 198
Q
Quality control 40, 45
R
radioaktif 90
rak tabung reaksi 66, 188, 207
rantai pasok 2, 7, 8, 9, 14
reaktor 9, 10, 12, 18, 19, 32, 195, 196
recovery 32
recycle 32
reduction 32
research and development 14, 41, 42,
52
rethink 32
reuse 32
RIPIN 2
S
sedimentasi 31, 96, 99
sel elektrokimia 214, 215, 221
sel volta 221, 222, 223, 226, 233
semi-batch 18, 19
smart factory 25, 26
soklet 64
Spatula 65, 165
spread plate 259
Statif 64, 110

301
sterilisasi 236, 250, 251, 252, 253, 254,
267, 268
system integration 20, 36, 37
T
Tanur 71, 279
TDS 93
tekanan osmotik 200, 208, 209, 286
tekanan uap 184, 200, 201, 202, 203,
205, 211, 286
titik beku 200, 201, 203, 204, 205, 206,
207, 211, 212
titik didih 119, 122, 137, 195, 200,
201, 203, 204, 205, 206, 207, 210,
211, 286
titrasi 61, 163, 164, 166, 270, 271, 272,
273, 274, 279, 280, 281, 286
titrimetri 271, 279, 280
Tollens 127
TSS 93, 97
U
unit pemisahan 10
utilitas 10
V
valve 12, 253, 254
virus 30, 46, 87, 94, 238, 267, 286
W
waterpass 69
Y
yoghurt 235, 242, 267

302
Pro&#6684777;l Pelaku Perbukuan
Pro&#6684777;l Penulis
Nama Lengkap : Fitriyani Yetti Handayani, S.T.
Email : &#6684777;[email protected]
Instansi : SMKN 2 Depok Sleman
Alamat Instansi : Mrican, Caturtunggal, Depok,
Sleman, DIY
Bidang Keahlian : Teknik Kimia
Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):
1. Ketua Program Keahlian Kimia Industri SMKN 2 Depok (2021–sekarang)
2. Guru Kimia Industri di SMK Negeri 2 Depok (2020–sekarang)
3. Guru Kimia Industri di SMK Negeri 1 Panjatan (2010–2019)
Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:
1. S2: Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (2021–sekarang)
2. S1: Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (1995–2001)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Operasi Teknik Kimia Kelas XI, PT Kuantum Buku Sejahtera, 2020
2. Operasi Teknik Kimia Kelas XII, PT Kuantum Buku Sejahtera, 2020
3. Proses Industri Kimia Kelas XII, PT Kuantum Buku Sejahtera, 2020
4. Proses Industri Kimia Kelas XI, Penerbit Andi Yogyakarta, 2022

303
Nama Lengkap : Teguh Pangajuanto
Email : [email protected]
Instansi : SMK Negeri 2 Sukoharjo, Jawa
Tengah
Alamat Instansi : Jalan Solo–Wonogiri, Begajah,
Sukoharjo 57515
Bidang Keahlian : Teknik Kimia Industri
Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir)
Guru Kimia Industri SMK Negeri 2 Sukoharjo
Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar
S1: Universitas Sebelas Maret Surakarta (1989–1995)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir)
1. Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia, Semester 2, 2021
2. Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia, Semester 1 2021
3. Aneka Sabun Buatan Sendiri, 2020
4. Azas Teknik Kimia, 2020
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir)
1. Peningkatan Kompetensi Membuat Larutan Standar pada Capaian Satuan
Molar Melalui Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
Modi&#6684777;kasi Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas XI TKI A SMK Negeri
2 Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/ 2023.
2.
Peningkatan Kompetensi Menimbang dengan Neraca Analitis Melalui Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas X KI A
SMK Negeri 2 Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/ 2020.

304
Nama Lengkap : Dr. Eng. Rizka Zulhijah, ST., MT.
Email : [email protected]
Instansi :
Alamat Instansi :
Bidang Keahlian : Teknik Kimia
Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):
1. Penulis buku non&#6684777;ksi terserti&#6684777;kasi (2021-sekarang)
2. Dosen Jurusan Teknik Kimia Universitas Brawijaya, Malang (2016-2018)
3.
Dosen Jurusan Teknik Kimia, Universitas WR. Supratman, Surabaya (2011-
2012)
Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:
1. S3: Chemical Engineering, Hiroshima Univesity, Japan (2013_2016)
2. Student Exchange S2 Kumamoto University, Japan (2011_2012)
3.
S2: Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (2010_2012)
4. S1: Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (2006_2010)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Juara US Fisika SMA, Tiga Serangkai, 2023 (proses terbit)
2. Ensiklopedia Hidup Sehat, Tiga Serangkai, 2022 (proses penilaian)
3. LKS Fisika Kelas XIB, Bina Pustaka, 2022 (proses terbit)
4. Buku Teks Pendamping Informatika Kelas X, Intan Pariwara, 2022 (proses
penilaian pusbuk)
5. Popo, Sampah, dan Suratnya, Balai Pustaka, 2022
6. Doa Burung-Burung, Republika, 2022
7.
Roda Dari Masa ke Masa, Grasindo, 2022 (proses terbit dan penilaian pusbuk)
8. Seri Nusantara Keren Petani dan Tanaman Beraneka, Grasindo, 2022 (proses
terbit dan penilaian pusbuk)
9. Engkau Bukan Jodohku, WIN Media Literatama, 2022
10. 86 Dongeng Ternama Indonesia, Elex Media Komputindo, 2022
11. Fabel Pembentuk Anak Sholeh, WIN Media Literatama, 2021
12. Di Angkasa Banyak Cerita, Wonderland Publisher, 2021
13. Muslim Heroes, Wonderland Publisher, 2021
14. Dongeng Anak, Frogi Ingin Bisa Terbang, SIP Publishing, 2021
15. Dialog Iman, Maskana Media, 2020
16.
Cerita Anak Bergambar Jelajah Dunia Islam, Rumah Literasi IP Bekasi, 2018
17. Beginilah Cara Tuhan Mengubah Nasibku, Quantum (Elex Media), 2015

305
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. R, Zulhijah. Yoshimi, K. Nandiyanto, A. B. D. Ogi, T. Iwaki, T. Nakamura, K.
Okuyama, K. α″-Fe16N2 phase formation of plasma-synthesized core–shell
type α-Fe nanoparticles under various conditions. Adv. Powder Technol.
2014, 25, 582-590.
2. R, Zulhijah. Nandiyanto, A. B. D. Ogi, T. Iwaki, T. Nakamura, K. Okuyama,
K. Gas phase preparation of spherical core–shell α″-Fe16N2 /SiO2 magnetic
nanoparticles. Nanoscale, 2014, 6, 6487-6491.
3.
R, Zulhijah. Nandiyanto, A. B. D. Ogi, T. Iwaki, T. Nakamura, K. Okuyama, K.
Effect of oxidation on α″-Fe16N2 phase formation from plasma-synthesized
spherical core–shell αFe/Al2O3 nanoparticles. J. Magn. Magn. Mater. 2015,
381, 89-98.
4.
R, Zulhijah. Suhendi, A. Yoshimi, K. Kartikowati, C.W. Ogi, T. Iwaki, T. Okuyama,
K. LowEnergy Bead-Mill Dispersion of Agglomerated Core–Shell α-Fe/Al2O3
and α″-Fe16N2/Al2O3 Ferromagnetic Nanoparticles in Toluene. Langmuir
2015, 31, 6011-6019.
5. A, Suhendi. Zulhijah, R. Kartikowati, C. W. Ogi, T. Iwaki, T. Okuyama, K.
Preparation and characterization of Magnetic Films of Well-dispersed Single
Domain of Core-Shell α″- Fe16N2/Al2O3 nanoparticles. Adv. Powder Technol.
2015, 26, 1618-1623.
6.
C. W, Kartikowati. Suhendi, A. Zulhijah, R. Ogi, T. Iwaki, T. Okuyama, K. Effect
of magnetic &#6684777;eld strength on the alignment of α″-Fe16N2 nanoparticle &#6684777;lms.
Nanoscale 2016, in press.
7. T, Ogi. Zulhijah, R. Iwaki, T. Okuyama, K. Recent Progress in Nanoparticle
Dispersion using Bead-mill. Kona Powder Part. J. 2016, 33.
8.
C. W, Kartikowati. Suhendi, A. Zulhijah, R. Ogi, T. Iwaki, T. Okuyama, K.
Preparation and Evaluation of Magnetic Nanocomposite Fibers Containing
α-Fe and α″-Fe16N2 nanoparticles in Polyvinylpyrrolidone via Electrospinning.
Nanotechnology 2016, 27, 025601-025610.
9.
Asep Bayu Dani Nandiyanto, Zulfan Adi Putra, Riezqa Andika, Muhammad
Roil Bilad, Tedi Kurniawan, Rizka Zulhijah, Ida Hamidah. Porous activated
carbon particles from rice straw waste and their adsorption properties.
Journal of Engineering Science and Technology. 2017.
10. Machmudah, S., Zulhijah, R., Wahyudiono, Kanda, H., Goto, M. Magnetite
thin &#6684777;lm on mild steel formed by hydrothermal electrolysis for corrosion
prevention. Chemical Engineering Journal, 2015, 268, pp. 76–85.
11. Poerwadi, Bambang; Miranda, Farid Fadillah; Arini, Mutiara Dita; Oktavian,
Rama; Zulhijah, Rizka. Sintesa Adsorben Zeolite Alam Aktif Dengan Bantuan
Microwave Untuk Adsorpsi Co
2
. Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi
Berkelanjutan. 2017. Vol 1, No 1.

306
Informasi Lain dari Penulis:
1. Penulis memiliki Serti&#6684777;kat Kompetensi Penulis Non&#6684777;ksi, yang diterbitkan
oleh Badan Nasional Serti&#6684777;kasi Profesi (berlaku sampai tahun 2024)
dengan No. Reg. KOM.1446.01133 2021
2. Alamat google scholar:
https://scholar.google.co.jp/
citations?user=EWe0RdQAAAAJ&hl=id

307
Pro&#6684777;l Penelaah
Nama Lengkap : Dr. Hendrawati, M.Si.
Email : [email protected]
Instansi : -
Alamat Instansi : Prodi Kimia FST UIN Jakarta
Jl. Ir. H. Djuanda No 95 Ciputat
Tangsel Banten
Bidang Keahlian : Ilmu Kimia Lingkungan
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:
Dosen tetap Prodi Kimia Fakutas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta
pada mata kuliah: Kimia Dasar, Kimia Analitik, Kimia Lingkungan, Pengelolaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan dan AMDAL.
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. UNNES 1997: S1 Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UNNES
2. Universitas Indonesia 1999: Matrikulasi Jurusan Kima FMIPA UI
3. Universitas Indonesia 2003: S2 Jurusan Kimia FMIPA UI
4.
Boras University Swedia 2015: Program Student Exchange/Program Sandwich Luar
Negeri (Prosale) Kemenag RI.
5. IPB University 2016: Pengelolaan Sumber daya Alam dan Lingkungan
Judul Penelitian dan Tahun Terbit:
1.
Pyrolysis of PP and HDPE from plastic packaging waste into liquid hydrocarbons using
natural zeolite Lampung as a catalyst. Case Studies in Chemical and Environmental
Engineering journal homepage: www.sciencedirect.com/journal/case-studies-in-chemical-
and-environmental-engineering. https://doi.org/10.1016/j.cscee.2022.100290. Scopus Q1
tahun 2023.
2.
Formulation and Antioxidant Activity of Lip Balm Preparate Enriched by Bidara Leaf
Extract (Ziziphus spina-christi L.). EnvironmentAsia 15(3) 2022 95-105. DOI 10.14456/
ea.2022.51 ISSN 1906-1714; ONLINE ISSN: 2586-8861. Scopus Q3 2022.
3. Synthesis of Adsorbent from Bagasse for Methylene Blue Adsorption. Jurnal Kimia
Valensi, Vol 7(2), November 2021, 188-195 Available online at Website: http://journal.
uinjkt.ac.id/index.php/valensi. Sinta 2 tahun 2021.
4.
Analysis of Cs-137 Radionuclide On The East Jakarta Flood Canal Water Samples Using
Gamma Spectrometer; Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Vol 22, No. 2 (2021)
47 – 51 (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology). 2021
5. FORMULATION, ANTIOXIDANT AND ANTIBACTERIA ACTIVITIES OF PEEL-OFF GEL
MASK, ENRICHED WITH BIDARA LEAF (ZIZIPHUS SPINA-CHRISTI L.) EXTRACT.
International Journal of GEOMATE, April, 2020, Vol.18, Issue 68, pp. 66 - 72 ISSN: 2186-
2982 (P), 2186-2990 (O), Japan, DOI: https://doi.org/10.21660/2020.68.5656 Q3 2020

308
6. Facial Mask Formulation Enriched with Moringa Leaves (Moringa oleifera) Extract
and Their Activity as Antioxidants and Antibacterials. Jurnal Kimia Valensi, Vol 6(2),
November 2020, 198-207 Available online at Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.
php/valensi. Sinta 2 tahun 2020.
7.
CHARACTERIZATION AND ANTICANCER ACTIVITY FROM GAHARU (Aquilaria
malaccensis) STEM BARK EXTRACT; EduChemia Vol.x, No.x, 2020 (Jurnal Kimia dan
Pendidikan) e-ISSN 2502-4787; 2020.
8. Characterization of solid perfume based on Cocoa Butter with Jasmine Oil as fragrance;
The 6th International Symposium on Applied Chemistry (ISAC) 2020 IOP Conf. Series:
Materials Science and Engineering 1011 (2021) 012037 IOP Publishing doi:10.1088/1757-
899X/1011/1/012037; 2020.
9. FORMULATION OF THE BODY SCRUB CREAM CONTAINING MORI NGA SEED POWDER
(MORINGA OLEIFERA) AND ITS EXAMINATION DERMAL ACUTE IRRITATION. https://
geomatejournal.com/geomate/article/view/692/572. Q3 2019.
10.
Pemanfaatan Kulit Kacang Tanah (Arachis hipogaea L.) sebagai Adsorben Zat Warna
Metilen Biru; Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Kimia, 4(2), November 2018, 156-167; Sinta 2 2018.
11. KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK DAN SERAPAN GELOMBANG MIKRO Ni(0,5-X)
LaX Fe2,5O4 HASIL SINTESIS DENGAN METODE KO-PRESIPITAS; Jurnal Kimia
VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, 4(2), November 2018,
156-167. Sinta 2 2018.
12.
PEMBUATAN PUPUK KALIUM SULFAT DARI PRODUK SAMPING B IODISEL DENGAN
BAHAN BAKU MINYAK GORENG BEKAS. Jurnal Kimia Val ensi. DOI: 10.15408/jkv.
v3i1.5143. Sinta 2 tahun 2017.
13. The use of Moringa Oleifera Seed Powder as Coagulant to Improve the Quality of
Wastewater and Ground Water; IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science. 2016
14.
Penggunaan Kitosan Sebagai Koagulan Alami Dalam Perbaikan Kualitas Air Danau.
DOI: 10.15408/jkv.v0i0.3148. Sinta 2 Tahun 2015.
15. Characterization of physico-chemical properties of nano-sized Moringa oleifera seed
powder and its application as natural coagulant in water puri&#6684777;cation. Journal of
Environment and Earth Science. Volume 5. ISSN 2224-3216 (Paper) ISSN 2225-0948
Pages 19-26. Publisher www.iiste.org Tahun 2015.
16. Sekam Padi untuk Menyerap Ion Logam Tembaga dan Timbal dalam Air Limbah;
Valensi Vol. 4 No. 1, Mei 2014 (36-44) ISSN : 1978 – 8193; Sinta 2 tahun 2014.
17.
PEMBUATAN PUPUK KALIUM SULFAT DARI PRODUK SAMPING BIODISEL DENGAN
BAHAN BAKU MINYAK GORENG BEKAS; Jurnal Kimia Valensi, Sinta 2 tahun 2 014.

309
Nama Lengkap : Muhammad Widodo, A.T., M.Tech.,
Ph.D.
Email : [email protected];
[email protected]
Instansi : Politeknik STTT Bandung (School of
Textile Technology)
Alamat Instansi : Jalan Jakarta No. 31, Bandung
Bidang Keahlian : Senior Lecturer
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:
1. Head of Postgraduate Program, Politeknik STTT Bandung 2020–present.
2.
Head of Center for Research and Community Services, Politeknik STTT
Bandung 2016–2020.
3. Invited Guest Lecturer in Postgraduate Study Program, Master in Chemical
Engineering, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya: “Supercritical
Carbon Dioxide: A Clean and Sustainable Alternative for Waterless Textile
Dyeing”. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya 2017.
4.
Invited Guest Lecturer in Postgraduate Study Program, Master in Physics,
Universitas Diponegoro, Semarang: “Application of Plasma Technology for A
Sustainable Alternative Textile Processing”. Universitas Diponegoro, Semarang
2016.
5. Reviewer for TEAM projects and South Initiatives 2016, VLIR UOS Belgium,
VLIR UOS 2015.
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
Postdoctoral training, Fiber & Polymer Science, College of Textiles, North
Carolina State University, USA 2010–2011.
2. PhD in Fiber and Polymer Science, Fiber & Polymer Science, College of Textiles,
North Carolina State University, USA 2007–2010.
3. M.Tech. in Chemical Technology, Chemical Technology, Institute of Technology
and Engineering, Massey University, New Zealand 1999–2002.
4. B.App.Sci. in Textile Chemistry, Textile Chemistry, School of Textile Technology
1986–1992.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit:
1.
Primadi, Doni, Mohamad Widodo, Noerati. (2021). “Pencangkokan Poli
(N-Isopropilakrilamida) pada Jaring Raschel Polietilena Menggunakan
Plasma Lucutan Korona Bertekanan Atmos&#6684777;r.” Texere 19 (1), 46-61 (2021).
2. Kusumah, Tisna, Tatang wahyudi, Mohamad Widodo. “Phase Change
Material dari Campuran Para&#6684777;n untuk Tekstil Swa-Termoregulasi.” Texere
Vol 18, No 2 (2020).

310
Pro&#6684777;l Ilustrator
Nama lengkap : Frisna Yulinda Nathasia Harahap, S.Des.
Email : [email protected]
Instansi : -
Alamat Instansi : Jl. Jamblang II No.7 Harapan Jaya Bekasi
Bidang Keahlian : Desain Komunikasi Visual.
Riwayat Pekerjaan (10 Tahun Terakhir):
1. 2017-Sekarang: Owner Greegrass Shoes dan Sepatu CapungRiwayat
2. 2016: Desainer Georgian Furniture.
3. 2013-sampai sekarang: Artistik Majalah GADIS.
4. 2013: Freelance PT. Unilever Indonesia
5. 2012-2016: Desain dan Ilustrator Majalah Cahaya Trisakti.
6. 2012: Internship Program Majalah GADIS
7. 2012: Internship Program WBC Mediakom Trisakti.
8. 2010-2012: Freelance Radio Republik Indonesia.
Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S1: Desain Komunikasi Visual (2009-2013)
Karya/Pameran/Eksibisi dan Tahun Pelaksanaan (10 tahun terakhir):
1. Pameran Tugas Akhir, Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti
(2013).
Buku yang Pernah dibuat ilustrasi/desain (10 tahun terakhir):
1. Ilustrasi “10 Cerita Rakyat Indonesia” Departemen Kebudayaan (2012)
2. Perancangan Buku Ilustrasi Sebagai Media Pengenalan Penyandang
Tunagrahita (2013).
3. Ilustrasi Buku Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Katolik Kelas 2, 3, 7
dan 11.
4. Ilustrasi Buku Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Kristen Kelas 2, 3, 6,
8, 9, 10 dan 11.
5. Ilustrasi Buku Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Budha Kelas 1, 3, 5
dan 12.
6. Ilustrasi Buku Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Hindu Kelas 2.
7. Ilustrasi Buku Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Konghucu Kelas 3.
8. Ilustrasi Buku Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Seni Tari Kelas 10.
9. Ilustrasi Buku Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Sosiologi Kelas 10.

311
Pro&#6684777;l Editor
Nama Lengkap : Imtam Rus Ernawati
Email : [email protected]
Instansi : Penerbit Intan Pariwara
Alamat Instansi : Jalan Ki Hajar Dewantara, Klaten 57438
Bidang Keahlian : Penerbitan dan Editorial
Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):
1. 2015–sekarang: GM Production PT Penerbit Intan Pariwara
2. 2018–sekarang: Asesor Kompetensi pada LSP Penulis dan Editor
Profesional
Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:
S1 : Fakultas Ilmu Budaya/Jurusan Sejarah/ Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
(1991)
Judul Buku yang Pernah Diedit dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
Dasar-Dasar Kuliner Semester 1 untuk SMK/MAK Kelas X, Kemendikbudristek
(2022)
2.
Dasar-Dasar Kuliner Semester 2 untuk SMK/MAK Kelas X, Kemendikbudristek
(2022)
3. Buku Panduan Guru Dasar-Dasar Kuliner untuk SMK/MAK Kelas X,
Kemendikbudristek (2022)
4. Sosiologi SMA Kelas XII, Kemendikbudristek (2022)
5. Buku Panduan Guru Sosiologi SMA Kelas XII, Kemendikbudristek (2022)
6.
Buku Panduan Guru Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik Disabilitas Netra
Disertai Hambatan Intelektual, Kemendikbudristek (2022)
7. Buku Panduan Guru Prakarya dan Kewirausahaan: Rekayasa SMA/MA Kelas
X, Kemendikbudristek (2022)
8. Buku Panduan Guru Prakarya: Rekayasa SMP/MTs Kelas VII,
Kemendikbudristek (2022)
9. Sosiologi SMA Kelas XI. Kemendikbudristek (2022)
10. Buku Panduan Guru Sosiologi SMAKelas XI, Kemendikbudristek (2022)
Nama Lengkap : Erlina Indarti
Email :
Instansi : Pusbuk
Alamat Instansi : Pusat Perbukuan Kompleks Kemdikbudristek Jalan RS.
Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan
Bidang Keahlian : Penerbitan

312
Pro&#6684777;l Desainer
Nama Lengkap : Dono Merdiko
E-mail : [email protected]
Instansi : -
Alamat Instansi : Jl. Akmaliah No. 24, 13730
Bidang Keahlian : Desainer Buku
Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir)
1. Penata Letak Mizan Group (2013–2021)
2. Penata Letak Penerbit Kasyaf (2005–2021)
3. Penata Letak BTP Tematik Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2014–2019)
4. Penata Letak Majalah TrackrMagz (2012–2013)
5. Penata Letak Majalah Mlive (2011–2012)
6. Penata Letak Majalah Musiclive (2009–2011)
Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar
Bina Sarana Informatika, Manajemen Informatika, (2002)
Buku yang Pernah Dibuat Ilustrasi/Desain (10 Tahun Terakhir)
1. Buku Seri Tematik, Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2014–2019)
2. Buku Agama Mizan Group (2013–2021)
3. Buku Agama Penerbit Kasyaf (2005–2021)
4.
Buku Panduan Guru Pengembangan Pembelajaran untuk Satuan PAUD,
Pusat Perbukuan (2021)
5. Buku Panduan Guru Sejarah untuk SMA/SMK Kelas XI, Pusat Perbukuan
(2021)
6.
Matematika Tingkat Lanjut untuk SMA/SMK Kelas XI, Pusat Perbukuan (2021)
7. Matematika untuk SD/MI Kelas I, Pusat Perbukuan (2022)
8.
Buku Panduan Guru Matematika untuk SD/MI Kelas I, Pusat Perbukuan (2022)